Anda di halaman 1dari 115

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAGING SAPI

TERHADAP LAMA PENYIMPANAN

FAHRUROZI

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011/1432 H

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri yang belum pernah diajukan sebagai skripsi atau karya ilmiah pada
perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Fahrurozi
107097000462

ABSTRAK
Penelitian ini memperoleh nilai induktansi untuk suhu -50C dan 10 0 C
keadaan tertutup dan terbuka bernilai 0,27 mH 0,3 mH dengan peningkatan
9,8%, untuk suhu 28 0C keadaan tertutup berkisar antara 0,27 mH - 0,32 mH
dengan peningkatan 9,9 %. Dalam keadaan terbuka bernilai 0,27 mH-20 mH
dengan peningkatan 9,3%.

Nilai resistansi pada suhu -5 0C dalam keadaan

tertutup dan terbuka bernilai 1,92 M -0,5 M dengan penurunan 9,9%, pada
suhu 100C keadaan terbuka bernilai 1,92 M -0,5 M dengan penurunan 9,9%,
pada keadaan tertutup bernilai 1,92 M 0,88 M dengan penurunan 9,8%. Pada
suhu 280C keadaan tertutup bernilai 1,92 M -0,5 M dengan penurunan 9,9%,
sedangkan terbuka bernilai 1,92 M- 20 M dengan peningkatan sebesar 9%.
Nilai kapasitansi yang didapat pada suhu -50C keadaan tertutup bernilai 142 nF-92
nF dengan penurunan 16 %, pada keadaan terbuka bernilai 142 nF-99 nF dengan
penurunan 11%, pada suhu 100C kondisi tertutup bernilai 142 nF-95 nF dengan
penurunan 33%, pada suhu 280C dengan kondisi tertutup bernilai 142 nF-130 nF
dengan peningkatan 47%, dengan kondisi terbuka bernilai 142 nF-200 nF dengan
peningkatan 9,8%. Kadar air pada suhu -5 0C, 10 0C dan 28 0C antara 75% - 16 %
. Nilai pH pada suhu -5 0C, 10 0C dan 28 0C antara 6,7 9,87. Warna daging
menjadi gelap sesuai dengan lama penyimpanan serta pengaruh bakteri.
Kata kunci: Daging sapi, Induktansi, Resistansi, Kapasitansi, Kadar air, pH.

ABSTRACT
This study obtained inductance value for the temperature-50C and 10 0C
closed and open-value 0.27 mH - 0.3 mH with a 9.8% increase, to a temperature
28 0C closed state ranged from 0.27 mH - 0.32 mH with an increase of 9.9%. In
the open state is worth 0.27 mH-20 mH with an increase of 9.3%. Resistance
value at a temperature of -5 0C in a closed state and open-value -0.5 M 1.92 M
with a decrease of 9.9%, at a temperature of 100C open state value -0.5 M 1.92
M with a decrease of 9.9% , in a closed state M worth 1.92 - 0.88 M with a
9.8% decrease. At a temperature of 280C is closed valued -0.5 M 1.92 M with
a decrease of 9.9%, while the open-value 1.92 M-20 M with an increase of
9%. Capacitance values obtained at a temperature of-50C closed state value 142
nF-92 nF with a decrease of 16%, in an open state value 142 nF-99 nF with a
decrease of 11%, at a temperature of 100C closed condition worth 142 nF-95 nF
with a decrease of 33% , at a temperature of 280C with a closed condition worth
142 nF-130 nF with an increased 47%, with an open condition is worth 142 nF200 nF with a 9.8% increase. Water content at a temperature of -5 0C, 10 0C and
28 0C between 75% - 16%. Ph value at a temperature of -5 0C, 10 0C and 28 0C
between 6.7 to 9.87. The color of the meat becomes dark according to storage
duration as well as the influence of bacteria.

Key words: Beef, Inductance, Resistance, Capacitance, Water content, pH.

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirrohim

Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT atas limpahan rahmat,
hidayah dan kasih sayang-Nya yang tak terhingga kepada penulis dalam
penyusunan Penelitian yang berjudul Kajian Sifat Fisikokimia Daging Sapi
Terhadap Lama Penyimpanan. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan ummatnya hingga
akhir zaman.
Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayah dan
Ibunda tercinta yang tak pernah lelah memberikan dukungan dan kasih sayang,
serta segala doa dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan Proposal
Penelitian ini. Penulis juga telah banyak mendapat bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan terimakasih
yang kepada:
1. Ibunda tercinta Hj. Mumung Muronih S.Pd yang tanpa kenal lelah selalu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Ayahanda tersayang H. Abdul Karim (Alm), semangatmu takan pernah padam
dihatiku.
3. Dr. Sopiansyah Jaya Putra, M.Sis., selaku Dekan fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bpk Sutrisno, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fisika Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Elvan Yuniarti, M.Si, selaku pembimbing I yang dengan ikhlas dan sabar
membimbing serta memotivasi penulis.
6. Bpk. Wahyudi, MT. selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu memberikan pengarahan, pengetahuan, bimbingan serta motivasi bagi
penulis.
7. Seseorang yang sudah memberikan perhatian dan motivasi dikala senang
maupun sedih dalam menyelesaikan penelitian ini (Siti Khuzaifah).
8. Teman-teman kelasku Fisika angkatan 2007 yang telah hampir 4 tahun kita
berjuang

bersama,

mencerahkan

hari-hari selama

dikampus,

semoga

persaudaraan kita untuk selamanya kawan.


Semoga amal baik dan bantuannya mendapat ganjaran dari Allah SWT
dan proposal ini dapat disetujui sehingga dapat terlaksana. Tidak ada manusia
yang luput dari kesalahan dan kekhilafan, demikian pula dengan penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun dari semua pihak sehingga dapat diperoleh hasil yang bermanfaat.
Jakarta, November 2011

Fahrurozi

DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ..............................................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................

ii

ABSTRAK ........................................................................................................

iii

ABSTRACT......................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ..

DAFTAR ISI .........

vi

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi


DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

xii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .

1.2 Perumusan Masalah .....

1.3 Batasan Masalah.......

1.4 Tujuan ......

1.5 Manfaat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Daging Sapi................... 6
2.2 Induktansi.....

2.3 Resistansi............

2.4 Kapasitansi....................................................................................

10

2.5 Rangkaian RLC............................................... ...

12

2.6 Kadar Air............................... 18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat....

22

3.2 Alat dan Bahan......

22

3.3 Metode Analisa ....

23

3.3.1 Pengukuran Induktansi,Resistansi dan Kapasitansi.

23

3.3.2 Pengukuran Kadar Air ....... ....

25

3.3.3 Pengukuran pH ........... ................ 26


3.3.4 Pengujian Fisik Daging .......................................................

28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pengukuran Induktansi Terhadap Lama Penyimpanan .........

29

4.2 Pengukuran Resistansi Terhadap Lama Penyimpanan ...........

33

4.3 Pengukuran Kapasitansi Terhadap Lama Penyimpanan ........

37

4.4 Pengukuran Kadar Air Terhadap Lama Penyimpanan ............

42

4.5 Pengukuran pH Terhadap Lama Penyimpanan ........................

46

4.6 Perubahan Warna Daging Terhadap Lama Penyimpanan.......

50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ...................................................................................

55

5.2 Saran .............................................................................................

56

DAFTAR PUSTAKA ...........

58

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

60

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.

Bagian-bagian daging sapi........................ ....

Gambar 2.

Rangkaian RLC ..............................................................................

12

Gambar 3.

Rangkaian penghambat yang mengandung resistor........................

14

Gambar 4.

Rangkaian kapasitif.........................................................................

15

Gambar 5.

Rangkaian induktif .........................................................................

16

Gambar 6.

Grafik ISL pada bahan ...................................................................

20

Gambar 7.

Alat dan bahan yang digunakan......................

23

Gambar 8.

Skema pengukuran dengan RLC Meter.....

26

Gambar 9.

Skema pengukuran kadar air .................................................

24

Gambar 10.

Skema pengukuran pH ...........................................................

29

Gambar 11.

Hasil pengukuran induktansi pada suhu -5 0C......................

30

Gambar 12.

Hasil pengukuran induktansi pada suhu 10 0C ....................

31

Gambar 13.

Hasil pengukuran induktansi pada suhu 28 0C ....................

32

Gambar 14.

Hasil pengukuran resistansi pada suhu -5 0C ......................

34

Gambar 15.

Hasil pengukuran resistansi pada suhu 10 0C.....................

35

Gambar 16.

Hasil pengukuran resistansi pada suhu 28 0C ......................

36

Gambar 17.

Hasil pengukuran kapasitansi pada suhu -5 0C...................

39

Gambar 18.

Hasil pengukuran kapasitansi pada suhu 10 0C....................

40

Gambar 19.

Hasil pengukuran kapasitansi pada suhu 28 0C....................

41

Gambar 20.

Hasil pengukuran kadar air pada suhu -5 0C.......................

43

Gambar 21.

Hasil pengukuran kadar air pada suhu 10 0C.......................

44

Gambar 22.

Hasil pengukuran kadar air pada suhu 28 0C.......................

45

Gambar 23.

Hasil pengukuran pH pada suhu -5 0C..................................

47

Gambar 24.

Hasil pengukuran pH pada suhu 10 0C.................................

48

Gambar 25.

Hasil pengukuran pH pada suhu 28 0C.................................

48

Gambar 26.

Perubahan warna pada suhu -5 0C dengan perlakuan


tertutup.....................................................................................
Perubahan warna pada suhu -5 0C dengan perlakuan terbuka

50

Gambar 27.

51

Gambar 29.

Perubahan warna pada suhu 10 0C dengan perlakuan


52
tertutup......................................................................................
Perubahan warna pada suhu 10 0C dengan perlakuan terbuka 52

Gambar 30.

Perubahan warna pada suhu 28 0C dengan perlakuan tertutup

Gambar 28.

53

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.

Daftar komposisi kimia daging sapi ....................................

Tabel 2.

Kadar air beberapa jenis bahan pangan ..............................

20

Tabel 3.

Hasil pengukuran

induktansi terhadap lama penyimpanan

...............................................................................................
Tabel 4.

Hasil

pengukuran

resistansi

terhadap

29
lama

penyimpanan.........................................................................
Tabel 5.

Hasil

pengukuran

kapasitansi

terhadap

33
lama

penyimpanan.........................................................................
Tabel 6.

Hasil

pengukuran

kadar

air

terhadap

38
lama

penyimpanan.........................................................................
Tabel 7.

Hasil

pengukuran

pH

terhadap

penyimpanan.........................................................................

42
lama
46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Hasil pengukuran RLC pada suhu -5 0C, 10 0C dan 28 0C diambil


pada tanggal 26 September 1 Oktober 2011..........

Lampiran 2.

Hasil pengukuran kadar air pada suhu -5 0C, 10 0C dan 28 0C


diambil pada tanggal 26 September 1 Oktober 2011..........

Lampiran 3.

Hasil pengukuran pH pada suhu -5 0C, 10 0C dan 28 0C diambil


pada tanggal 26 September 1 Oktober 2011..........

Lampiran 4.

Hasil pengukuran RLC pada suhu -5 0C, 10 0C dan 28 0C diambil


pada tanggal 22 Juni 20 Juli 2011...........................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Makanan merupakan salah satu faktor penunjang kebutuhan makhluk
hidup, dimana makhluk hidup akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan
asupan gizi yang dikonsumsinya. Upaya menciptakan generasi yang sehat jasmani
dan rohani maka diperlukan makanan yang sehat dan halal untuk pertumbuhannya
seperti tertera di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 168 yang artinya: Hai
sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Q.S Al-Baqarah: 168). Salah satu
asupan makanan yang baik untuk pertumbuhan adalah daging sapi.
Daging sapi merupakan komoditas daging yang disukai konsumen
Indonesia selain daging ayam, daging kambing/domba, dan lain-lainnya. Alasan
alasan konsumen menyukai daging sapi ini antara lain karena, pertimbangan gizi,
status sosial, pertimbangan kuliner, dan pengaruh budaya barat. Sehingga
kebutuhan daging sapi terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data statistik
terakhir dari Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan menunjukkan
konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia hanya sebesar 1,72 Kg per tahun dan
terjadi peningkatan kebutuhan daging sapi dari tahun 1999 hingga 2003, dengan
laju peningkatan rata-rata sebesar 15,0% per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
Peningkatan permintaan daging sapi terus meningkat, sedangkan jumlah populasi

tidak seimbang dengan jumlah permintaan tersebut. Sehingga banyak cara yang
dilakukan untuk dapat memenuhi kebuntuhan daging dalam negeri salah satunya
dengan cara impor daging dari beragai negara. Meskipun masih banyak yang pro
dan kontra dari berbagai pihak menyangkut aspek keamanan dan kesterilan daging
sapi yang impor, menyusul maraknya sejumlah penyakit yang mewabah di
bebeapa negara eksportir daging sapi yang memasukan produk hasil
peternakannya ke Indonesia.
Akibat dari pada melonjaknya permintaan daging sapi dan terbatasnya
ketersediaan daging dalam negeri. Banyak fenomena yang terjadi dikalangan
masyarakat yang cukup mendatangkan banyak tanda tanya yaitu daging sapi
gelondongan. Sapi gelonggongan merupakan sapi yang sebelumnya mengalami
proses pemotongan atau disemblih, terlebih dahulu perutnya di isi air dengan cara
memasukkan selang ke mulut sapi sampai kedalaman kira-kira 1,5 meter kedalam
perut sapi, kemudian selang tersebut dialiri air, banyaknya air yang dimasukkan
ke perut tergantung besar kecilnya ukuran sapi tersebut, apabila perut sapi sudah
penuh berisi air , maka sapi di istirahatkan sejenak agar air yang di tampung di
perut sapi meresap keseluruh tubuh sapi, untuk menghindari agar sapi tidak stress
karena kelebihan dosis air di tubuhnya maka air yang diperut sapi di keluarkan
sedikit demi sedikit dengan cara memasukkan selang air yang berdiameter 5 cm
dengan panjang 1.5 meter, kemudian dimasukkan kemulut sapi secara perlahan,
setelah sampai di bagian perut, selang air tersebut dikocok maka keluarlah
sebagian air dari mulut sapi tersebut. Semua cara ini di lakukan agar sapi beratnya
bertambah antara10 sampai 15 kg.

Selain peristiwa diatas ada juga beberapa fenomena lain yaitu daging sapi
yang dicampur (dioplos) dengan daging babi hutan, dimana daging babi hutan
tersebut digabungkan dengan daging sapi sehingga aroma serta warna akan
menyerupai daging sapi, seperti pengamatan yang dilakukan oleh Himpunan
Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI) LC Himitepa dari fakultas Ilmu
dan Teknologi Pangan IPB, yang mengadakan pengamatan berdasarkan beberapa
aspek yang perlu diperhatikan pada kasus daging oplosan ini diantaranya berupa
warna, serat daging, tekstur, lemak dan aroma. Pada warna daging sapi misalnya
dimana daging babi yang memiliki warna lebih pucat dari daging sapi direkayasa
dengan perendaman dengan darah sapi sehingga menyerupai warna daging sapi.1
Sesuai ayat al-quran yang terdapat diatas yang mengharuskan kita
memakan makanan yang baik dan halal maka diperlukan beberapa metode untuk
dapat memedakan daging sapi sehat dan daging yang tidak baik, ditinjau dari segi
fisik maupun kandungan yang ada di dalamnya, dari segi fisik dapat dilihat daging
sapi gelonggongan memiliki warna yang lebih pucat, kadar air yang sangat tinggi
dan harga dipasaran yang relatif murah.
Penelitian ini memiliki beberapa tahapan dalam mengetahui kualitas
daging melalui listrik, pH, kadar air serta warna yang ada pada daging sapi
terhadap lama penyimpanan sehingga nantinya berdasarkan kajian tersebut dapat
memberikan informasi karakteristik daging sapi.

M.T.Assyaukani dkk, dalam www.lintasberita.com

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap listrik daging
sapi.
2. Bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air.
3. Bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap pH.
4. Bagaimana pengaruh lama penyimpanan terhadap sifat fisik
(warna).
1.3 BATASAN MASALAH

Penelitian ini menggunakan sapi bagian penutup (Top Side) yang terletak
pada paha atas bagian belakang.

Jenis sapi yang digunakan yakni sapi jawa atau dikenal dengan sapi putih.

Daging sapi yang digunakan merupakan daging baru potong/ sembelih.

Ukuran sampel yaitu 3 x 3 Cm dengan tebal 1 Cm.

Tempat penyimpanan yakni -5 0C, 10 0C dan 28 0C.

Lama penyimpanan yaitu 1-6 hari.

Pengulangan data sebanyak delapan kali.

Sifat listrik yang diteliti meliputi induktansi, kapasitansi dan resistansi.

Sifat fisik yang diteliti yakni kadar air dan warna daging sapi.

Sifat kimia yang diteliti yaitu pH daging sapi.

1.4 TUJUAN

Mengetahui pengaruh lama penyimpanan dengan sifat listrik (induktansi,


kapasitansi dan resistansi).

Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar air.

Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap pH.

Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap warna daging sapi.

1.5 MANFAAT
Penelitian ini merupakan penelitian awal sebagai referensi pembuatan
detektor penentu kualitas daging sapi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daging Sapi
Sapi merupakan hewan yang sering dijumpai diberbagai negara
diantaranya Indonesia, sapi ternak yang banyak dipelihara

terutama untuk

dimanfaatkan susu dan dagingnya sebagai bahan pangan. Sapi ternak merupakan
anggota familia Bovidae dan subfamilia Bovinae, pada penelitian ini sapi yang
digunakan adalah sapi Jawa atau biasa disebut dengan sapi putih.
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi
kebutuhan gizi. Selain mutu proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula
kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Jenis daging dapat
dibedakan berdasarkan umur sapi yang disembelih. Adapun bagian-bagian
potongan sapi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1 Bagian-bagian daging sapi


Daging sapi merupakan salah satu penunjang dari pada pangan yang
memiliki kandungan gizi yang cukup besar diantaranya adalah air, protein,

karbohidrat serta vitamin, karena memiliki jumlah protein yang lebih banyak
maka konsunsi akan daging terus meningkat sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Daging sapi yang banyak dijual di pasaran terdiri dari berbagai jenis sapi ada jenis
sapi lokal dan sapi impor, pada penelitian ini kita menggunakan daging sapi lokal
(Lokal Beef) sebagai bahan untuk pengujian. Daging sapi lokal yang didapat dan
akan diteliti diperoleh dari pasarswalayan Carefur dengan kondisi daging yang
masih segar, dan memilih bagian penutup (Top Side) sebagai bahan uji
. Tabel 1. Daftar komposisi kimia daging sapi
Kandungan Zat

Nilai (%)

Air

75

Protein

19

Karbohidrat

1,2

Zat terlarut bukan protein

2,3

Vitamin

2,5
Sumber : Lawrie, 1995.2

Untuk dapat mengetahui kesegaran suatu daging dapat dilihat dari


beberapa aspek diantaranya, warna, bau serta pH dari daging tersebut. Warna
daging merupakan kesan total yang terlihat mata dan dipengaruhi oleh kondisi
ketika mata memandang. Struktur dan tekstur otot mempengaruhi pemantulan dan
penyerapan cahaya . Faktor yang mempengaruhi warna daging antara lain pakan,
spesies, bangsa, umur, jenis kelamin, pH dan oksigen. Faktor lain yang
2

Ita Yuanita, Kajian Sifat Fisik dan Listrik Terhadap Kualitas Daging Sapi Pada Suhu Ruang yang
Diiradiasi Sinar Gamma 60Co. P.2

mempengaruhi warna daging juga disebabkan faktor kimia yaitu konsentrasi


pigmen dan mioglobin. Kedua faktor ini yang mempunyai peran besar dalam
menentukan warna pada daging. 3
Untuk menjaga kandungan yang terdapat pada daging sapi maka sering
dilakukan beberapa langkah pengawetan yang diantaranya dengan pengeringan
(dehydration,drying), pengasapan (smoking), penggaraman (salting), pengalengan
(canning), pendinginan ( refrigeration) dan pembekuan (freezing).4 Penurunan
kualitas daging diindikasikan melalui perubahan warna, rasa, aroma bahkan
pembusukan. Sebagian besar kerusakan daging disebabkan oleh penanganan yang
kurang baik sehingga memberikan peluang hidup bagi pertumbuhan dan
perkembangan mikroba perusak yang berdampak pada menurunnya daya simpan
dan nilai gizi daging. Penelitian ini menggunakan metode pendinginan
(refrigeration) agar daging dapat bertahan selama enam hari yang akan dihitung
nilai induktansi, kapasitansi, resistansi, pH, kadar air, serta warna dan baunya.
2.2 Induktansi
Didalam sebuah induktor (inductor) jika terdapat sebuah medan magnet
adalah merupakan ciri penting, yang bersesuaian dengan kehadiran sebuah medan
listrik dari sebuah kapasitor.5 Percobaan tentang hubungan dimana medan magnet
juga dapat menghasilkan listrik dilakukan oleh seorang berkebangsaan amerika
Josep Henry (1797-1878) dan seorang berkebangsaan Inggris Michael Faraday

Lawrie, Ilmu Daging, Diterjemahkan Oleh Aminuddin Prakkasi, UI Press 2003. P.245
Priyo Bintoro, Teknologi Pengolahan Daging dan Analisis Produk,Undip Semarang 2008. P.x
5
Halliday & Resnick, Fisika Jilid 2 Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta,1984 P.383

(1791-1867). Dimana didapat kesimpulan bahwa ggl induksi dihasilkan oleh


medan magnet yang berubah.6
Dari hukum Faraday dapat dituliskan persamaan :
( )

................................................................................(1)

Dapat juga dituliskan dalam bentuk


=

.............................................................................................(2)

Untuk sebuah koil yang terbungkus rapat dengan tidak ada besi
didekatnya, maka diperoleh :
=

..................................................................................................(3)

2.3 Resistansi
Pada sebuah rangkaian jika diberikan suatu beda potensial pada suatu
penghantar yang berbeda maka akan didapat arus yang mengalir didalamnya yang
berbeda, namun besarnya aliran arus yang mengalir pada kawat tidak hanya
bergantung pada tegangan tetapi juga pada hambatan yang diberikan penghantar
terhadap aliran elektron.7 Sesuai dengan hukum ohm berikut :
= ........................................................................................................(4)
Dmana

: I = Arus yang mengalir (A)


V = Tegangan (V)
R = Hambatan ()

6
7

Giancoli, Fisika Jilid 2 edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 2001. P. 172


Giancoli, Fisika Jilid 2 edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 2001. P. 68

Hambatan didefinisikan dari sebuah penghantar diantara dua titik dengan


menggunakan sebuah perbedaan potensial V diatara titik-titik tersebut. Sesuatu
yang dihubungkan dengan hambatan adalah resistivitas (resistivity) , yang
merupakan karakteristik (sifat) dari suatu bahan.8 Konstanta pembanding () biasa
disebut sebagai hambatan jenis (resistivitas) dan bergantung pada bahan yang
digunakan.
=

.....(5)

2.4 Kapasitansi
Kapasitor merupakan sebuah perangkat yang dapat menyimpan energi
dalam bentuk medan listrik. Kapasitor biasanya dicirikan dengan q, yakni muatan
pada setiap penghantar, dan oleh V, yakni perbedaan beda potensial diantara
penghantar-penghantar .9 Kapasitansi dari sebuah kapasitor yang dimuati
dinyatakan dengan persamaan :
= .....(6)
Dimana

C = Kapasitansi kapasitor (F)


q = Muatan yang diberikan pada plat +q dan q (C)
V = Tegangan yang diberikan (V)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa satuan dari kapasitansi adalah
Coulum/ Volt (C/V) atau biasa disebut dengan Farad (F). satu farad merupakan

8
9

Halliday & Resnick, Fisika Jilid 2 Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta,1984 P.187
Halliday & Resnick, Fisika Jilid 2 Edisi ke-3, Erlangga, Jakarta, 1984, P.142

jumlah muatan listrik sebesar satu coulomb yang disimpan didalam elektrik
dengan beda potensial sebesar 1 volt.10
Besarnya arus (I) yang mengalir disebuah kapasitor sebanding dengan laju
perubahan tegangan terhadap waktu (t) di dalam kapasitor .
=

............................................................................................(7)

Nilai kapasitansi dari sebuah kapasitor ditentukan oleh faktor geometri dan
sifat bahan dielektriknya. Pada kapasitor plat sejajar, faktor geometri yang
menentukan adalah luas penampang keping sejajar dan jarak antara kepingnya,
sedangkan sifat bahan dielektriknya ditentukan oleh nilai konstanta dielektrik
bahannya. Dielektrik merupakan zat dimana semua partikel berkumpul
didalamnya terikat kuat pada molekul penyusunnya. Kedudukan partikel
bermuatan itu dapat bergeser sedikit akibat adanya suatu medan listrik, namun
tetap disekitar molekulnya .11
Besarnya nilai kapasitansi kapasitor keping sejajar dinyatakan sebagai :
=

..................................................................................................(8)
: k = konstanta dielektrik (9 x 109 )

Dimana

= permitivitas ruang hampa (8,85 x 10 -12 F/m)


A = luas penampang keping sejajar (m2)
d = jarak antara dua plat kapasitor (m2)
Pada ruang hampa kapasitansi kapasitor dinyatakan sebagai :
=

10
11

..................................................................................................(9)

Bisman, Rancangan Kapasitansi Meter Digital, FMIPA FISIKA, USU, 2003 P.2
Reitz Dalam Yuanita. IPB 2007. P.6

Jika diantara keping sejajar terdapat bahan dielektrik maka kapasitansinya


sebesar :
=

..............................................................................................(10)

Keterangan : = permitivitas bahan dielektrik (F/m).


Besarnya kanstanta dielektrik sebagai berikut :
=

............................................................................................(11)

2.5 Rangkaian RLC


Dalam arus bolak balik atau biasa dikenal dengan arus AC terdapat istilah
impedansi dimana impedansi merupakan total dari resistansi dan reaktansi
komponen pada suatu rangkaian AC. Impedansi disimbolkan dengan huruf kapital
Z dan dihitung dalam satuan Ohm (). Perhitungan impedansi seringkali
dihubungkan dengan rangkaian RLC seperti gambar dibawah ini

Gambar 2 Rangkaian RLC


Sebuah rangkaian RLC bersimpal tunggal yang mengandung sebuah
generator ac, VR,VC dan VL adalah perbedaan potensial yang berubah-ubah

terhadap waktu, berturut-turut melalui hambatan, kapasitor dan induktor menurut


persamaan
=
(= 2

sin

........................................................................................(12)

, dengan v dikur di dalam hertz) adalah frekuensi sudut yang tetap.

Sebuah tegangan gerak elektrik jenis ini dapat dihasilkan oleh sebuah generator
arus bolak-balik didalam stasiun pembangkit daya komersial.
Rangkaian RLC dapat dipisahkan menjadi dua dengan meninjau R yakni :
1.

Sebuah rangkaian penghambat

(resistive

circuit).

Gambar

memperlihatkan sebuah rangkaian yang hanya mengandung sebuah elemen


penghambat, yang mana bereaksi tegangan elektrik bolak-balik dari persamaan
12. dari teorema simpal dan dari definisi resistansi maka dapat dituliskan
=

sin

).................................................(13)

(definisi R)........................................................................(14)

sin

Atau

................................................................................(15)

Gambar 3. Rangkaian penghambat yang mengandung sebuah resistor


2.

Sebuah

rangkaian

kapasitif.

(capasitive

circuit).

Gambar

memperlihatkan sebuah rangkaian yang hanya mengandung sebuah elemen


kapasitif, yang bereaksi pada sebuah tegangan gerak elektrik dari persamaan 16.
Dari teorama simpal dan dari definisi kapasitansi maka dapat dituliskan
=

sin

(teorema simpal)...........................................................(16)

dan
=

(definisi C)...................................................................................(17)

Dari hubungan-hubungan ini maka diperoleh


=

sin

Atau
=

Atau biasa ditulis dengan

cos

......................................................................(18)

cos

.........................................................................................(19)

Yang didalamnya harus mempunyai


=

................................................................................................(20)

Gambar 4 sebuah rangkaian kapasitif yang mengandung sebeuah


generator ac
3. Sebuah rangkaian induktif (An inductive circuit). Gambar 5
memperlihatkan sebuah rangkaian yang hanya mengandung sebuah elemen
induktif, yang mana bereaksi pada sebuah tegangan gerak elektrik bolak-balik dari
persamaan 22. Dari teorema simpal dan definisi induktansi maka dapat dituliskan
=
=

sin

(teorema simpal)......................................................... ...(21)

(definisi induktansi) ................................................................(22)

Dari hubungan tersebut dapat dilihat bahwa

sin

atau
=

cos

.....................................................................(23)

Maka dapat ditulis kembali sebagai


=

cos

.................................................................................(24)

Yang didalamnya harus mempunyai


=

..................................................................................................(26)

dimana XL merupakan reactansi induktif (inductive reactance). Satuan SI untuk


XL adalah ohm.

Gambar 5. sebuah rangkaian induktif yang mengandung sebuah generator ac


Maka dari penjabaran satu persatu dari rangkaian LRC dapat dituliskan
kembali bahwa
=

+(

) ................................................................(27)

) +(
+(

) ..............................................................(28)

) ..........................................................................(29)

Dari persamaan diatas dinamakan kuantitas yang mengalikan

impedansi

(impedance) Z rangkaian dari gambar 2, maka dapat dituliskan


=

....................................................................................................(30)

Maka dapat dituliskan persamaan 31 dengan perincian sepenuhnya


(dengan melihat persamaan 27, 28, 29) sebagai
=

....................................................................................(31)

Penentuan impedansi dirasa penting demi mengetahui berapa besar nilai


resistansi yang terdapat pada bahan yang di ukur, dalam hal ini daging. Seiring
dengan kemajuan tekhnologi pengukuran akan impedansi menjadi semakin mudah
dengan adanya alat pegukur impedansi digital yang disebut LCR Meter.

2.7 KADAR AIR


Air dalam bahan pangan dikelompokan kedalam tiga bentuk yaitu : (1) air
bebas, (2) air terikat lemah atau teradsorbsi, (3)air terikat kuat.namun pada
umumnya air pada bentuk pertama dan kedua yang lebih dominan, sedangkan air
terikat jumlahnya sangat kecil.12 Berikut penjelasan tentang ketiga jenis air
tersebut:
1. Air Bebas
Air bebas ada didalam ruang sel, intergranular, pori-pori bahan, atau
bahkan pada permukaan bahan. Air bebas sering disebut juga sebagai aktivitas air
atau water activity yang sering diberi notasi Aw. Disebut aktivitas air, karena
air bebas mampu membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksireaksi kimia pada bahan pangan. Didalam air bebas terlarut beberapa nutrien yang
dapat dimanfaatkan oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Adanya nutrien
terlarut tersebut juga memungkinkan beberapa reaksi kimia dapat berlangsung.
Oleh sebab itu, bahan yang mempunyai kandungan nilai Aw tinggi pada
umumnya cepat mengalami kerusakan, baik akibat pertumbuhan mikroba
pembusuk maupun akibat terjadinya reaksi kimia tertentu, seperti oksidasi dan
reaksi enzimatik. Air bebas sangat mudah untuk dibekukan maupun diuapkan.

12

Anang Mohamad Legowo & Nurwantoro, Analisis Pangan, UNDIP Semarang,2004. P.13

2. Air Terikat Lemah (teradsorbsi)


Air yang terikat lemah atau air teradsorbsi terserap pada permukaan koloid
makromolekul (protein, pati, dll) bahan. Air teradsorbsi juga terdispersi diantara
koloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada dalam sel, ikatan antar air
dengan koloid merupakan ikatan hidrogen. Air teradsorbsi relatif bebas bergerak
dan relatif mudah dibekukan maupun diluapkan.
3. Air Terikat
Air terikat kuat sering juga disebut air hidrat, karena air tersebut
membentuk hidrat dengan beberapa molekul lain dengan ikatan bersifat ionik. Air
terikat jumlahnya sangat kecil dan sangat sulit diuapkan dan dibekukan.
Pada pengukuran kadar air bahan pangan, air yang terukur adalah air bebas
dan air teradsorbsi. Jadi kadar air suatu bahan pangan merupakan gabungan dari
air bebas dan air teradsorbsi didalam bahan pangan tersebut. Hubungan kadar air
dan air bebas atau aktivitas air (Aw) ditunjukkan dengan kecendrungan bahwa
semakin tinggi kadar air semakin tinggi pula nilai Aw. Akan tetapi hubungan
tersebut tidak linier melainkan bentuknya kurva sigmoid. Kadar air dinyatakan
dalam persen (%) dalam skala 0-100, sedangkan nilai Aw dinyatakan dalam angka
desimal pada kisaran skala 0 1,0. Kurva hubungan antara kadar air dan Aw
bahan disebut juga sebagai kurva Isoterm Sorbsi Lembab (ISL). Kurva ISL dapat
dilihat pada gambar dibawah ini; dan contoh kadar air pada beberapa jenis bahan
pangan dapat dilihat pada tabel 2.

Gambar 6 Grafik ISL pada bahan pangan


Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus berikut
=

100 %

Keterangan : KA = Kadar air


A = massa daging sapi sebelum dikeringkan (gram)
B = Massa daging sapi setelah dikeringkan (gram)

Tabel 2. Kadar Air Beberapa Jenis Bahan Pangan

2.6 pH (KEASAMAN)
pH merupakan singkatan dari pondus hidrogenii. Tahun 1909 pH
didefinisikan sebagai negatif logaritma sepuluh konsentrasi ion hidrogen. Dapat
dituliskan sebagai berikut:
pH = - log [H]
pH sering menentukan mikroba yang tumbuh dalam makanan dan produk yang
dihasilkan. Setiap mikroba masing-masing mempunyai pH optimum, minimum
dan maksimum untuk pertumbuhan. Pada hewan hidup, keadaan urat daging
adalah sedikit basa, dengan pH antara 7,4-7,6 sedangkan setelah pemotongan
dimana hewan mengalami cukup istirahat maka pH mendekati reaksi netral (pH
7). Sesuai dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan cara untuk
mengetahui kadar pH suatu bahan dapat diketahui dengan alat bernama pH meter.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Oktober
2011 di Laboratorium analisis pangan dan fisika elektronik Pusat Laboratorium
Terpadu (PLT) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas beberapa alat utama
yaitu : LCR Logic DMM 95, pH meter, hotplate, oven, pH indicator, lemari
pendingin (kulkas), cawan petri dan timbangan digital. Bahan utama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah daging sapi jenis sapi jawa dengan bagian
penutup (Top side) dengan ukuran 3 x 3 cm dengan tebal 1 cm. Bahan pengemas
yang digunakan adalah plastik cling wrap sebagai penutup atas dan sterofom
sebagai wadah penyimpan daging.

(a)

(e)

(b)

(f)

(c)

(d)

(g)

Gambar 8 Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu : (a) LCR
meter, (b) pH meter, (c) timbangan digital, (d) oven, (e) cawan petri, (f) pH
indikator, (g) daging sapi

3.3 Metode pengujian


3.3.1 Pengukuran induktansi, resistansi dan kapasitansi
Pengukuran induktansi, resistansi dan kapasitansi dilakukan dengan alat
LCR meter tipe DMM 95 yang diproduksi oleh Constant Instruments. Dimana
dengan mengikuti prosedur penggunaan pengukuran ketiga nilai tersebut dapat
terlihat langsung pada layar display. Adapun skema pengukuran dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 9 Skema Pengukuran RLC dengan LCR Meter


Penggunaan LCR tersebut untuk pengukuran induktansi ialah dengan
meletakkan daging sapi berukuran 3 x 3 cm pada sebuah plat pcb yang berukuran
5 x 5 cm. disiapkan kabel test yang berwarna merah dan hitam sebagai ground.
Masukkan kabel test hitam kedalam jack COM dan kabel test merah kedalam jack
Lx. Hidupkan LCR DMM 95 dengan menekan tombol power (on/off), setelah
angka menunjukkan 0000 (kondisi awal), maka hubungkan kabel tester pada
daging yang telah disiapkan. Sedangkan untuk pengukuran resistansi kabel test
merah dimasukan dalam jack , dan untuk kapasitansi kabel test merah
dimasukkan kedalam jack Cx.

3.3.2 Pengukuran kadar air


Kadar air daging sapi diukur dengan metode pengeringan dengan
menggunakan sebuah oven, daging diletakkan dalam cawan petri dan ditimbang
hingga diketahui massa awalnya 5 gr, kemudian dimasukkan kedalam oven
dengan suhu 100 0C selama 12 jam, selanjutnya setelah 12 jam cawan petri yang
berisi daging dikeluarkan dari oven kemudian didinginkan selama 15 menit,
kemudian ditimbang sebagai massa akhir. Adapun skema pengukuran seperti
gambar dibawah berikut.

(a)

(b)

(c)

(f)

(e)

(d)

Gambar 10 Skema pengukuran kadar air. (a) daging sapi yang masih segar, (b)
daging sapi dipotong kecil-kecildan diletakkan diatas cawan petri, (c) daging
ditimbang dengan timbangan digital sebagai massa awal, (d) daging dikeringkan
didalam oven selama 12 jam, (e) daging hasil pengeringan, (f) timbang kembali
daging sebagai massa akhir.

3.3.3 Pengukuran pH
pH merupakan derajat keasaman yang sering digunakan untuk menyatakan
tingkat

keasaman dari suatu larutan maupun bahan makanan. Dalam

pengukurannya pH dapat di nyatakan dengan angka 0-14. Gambaran perhitungan


pH dapat dilihat pada gambar berikut. Karena daging bukan suatu larutan yang
lebih mudah diketahui pHnya, maka proses pengukuran pH yang dilakukan
menggunakan pH meter. Sebelum pH meter digunakan, pH meter harus
dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan asam pH 4 kemudian dinetralkan
dengan larutan netral ber pH 7. Sebelumnya daging dimasukan kedalam beker
glass berukuran 50 ml secukupnya, selanjutnya diberi air sebanyak 30 ml dan
selanjutnya diaduk dengan menggunakan magnetik stirer di atas hot plat selama
10 menit, kemudian diukur pHnya dengan menggunakan pH meter yang telah
dikalibrasi. Setelah di ukur dengan menggunakan pH meter pengukuran pH juga
dapat dilakukan dengan menggunakan pH indicator, selanjutnya data dicatat.
Adapun gambaran pengukuran pH adalah sebagai berikut.

(a)

(f)

(b)

(c)

(e)

(d)

Gambar 11 Skema pengukuran pH. (a) daging yang masih segar, (b) daging sapi
dipotong kecil-kecil, (c) pengadukan dilakukan dengan magnetic stiller diatas
hotplet, (d) daging setelah diaduk, (e) lpengukuran pH dengan pH meter, (f)
pengukuran pH dengan pH indicator.

3.3.4 Pengujian fisik daging


Pengujian sifat fisik yang juga dilakukan adalah pengujian terhadap warna
daging sapi terhadap lama penyimpanan pada tiap-tiap kondisi dan perlakuan
yang diberikan, yakni dengan mengambil gambar dari tiap sampel yang ada.

3.4 Tahapan Penelitian


Persiapan sampel penelitian

Perlakuan

Tertutup

Terbuka

Suhu Penyimpanan

-5 0C

10 0C

Suhu Penyimpanan

-5 0C

28 0C

10 0C

Uji listrik , fisik dan kimia

Uji listrik , fisik dan kimia

Analisis

Analisis

Kesimpulan

28 0C

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Induktansi terhadap lama penyimpanan
Pada pengukuran induktansi yang dilakukan terhadap daging yang
disimpan pada suhu -5 dan 10 dan 280C didapat nilai dari masing seperti
ditunjukkan pada tabel 3. Dimana satuan yang ditunjukkan pada alat LCR meter
menunjukkan satuan mili Hanry (mH).
Tabel 3. Hasil Pengukuran induktansi terhadap lama penyimpanan
-50 C

100 C

280 C

No Hari
A1

A2

B1

B2

C1

C2

0,27 mH

0,27 mH

0,27 mH

0,27 mH

0,27 mH

0,27 mH

0,28 mH

0,3 mH

0,29 mH

0,43 mH

0,26 mH

0,29 mH

0,29 mH

0,3 mH

0,32 mH

21,7 mH

0,25 mH

0,5 mH

7,19 mH

0,48 mH

0,28 mH

0,28 mH

0,26 mH

0,16 mH

0,3 mH

0,31 mH

0,29 mH

0,46 mH

0,32 mH

16,8 mH

0,29 mH

0,31 mH

0,26 mH

0,29 mH

0,28 mH

20 mH

Ket : A1
A2
B1
B2

= Tertutup
= Terbuka
= Tertutup
= Terbuka

C1 = Tertutup
C2 = Terbuka

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada hari pertama nilai induktansi
untuk pengukuran suhu -50 dengan kondisi tertutup (A1) didapat 0,27 mH dan
terus meningkat hingga hari ketiga dengan nilai 0,28 dan 0,29 mH namun pada
hari keempat nilai induktansi naik menjadi 7,19 mH dan turun kembali pada hari
ke lima dan keenam dengan nilai 0,3 dan 0,29 mH. Sedangkan pada kondisi A2

dengan kondisi terbuka memiliki kenaikan dari hari kedua hingga hari ke-empat
dengan nilai 0,3 mH dan 0,48 mH dan turun pada hari kelima dan keenam senilai
0,31 mH. Dari data yang telah diuraikan, induktansi terhadap lama penyimpanan
pada suhu -5 0C baik tertutup maupun terbuka cenderung berada pada nilai 0,3,
hal ini dikarenakan pada suhu -5 tidak terjadi penguapan dan kondisi daging
membeku sehingga tidak banyak terjadi perubahan pada bahan. Untuk hari ke-4
terjadi pelonjakan, hal ini dapat terjadi karena faktor tempat penyimpanan.

Nilai Induktansi

Induktansi -5 0C
8
7
6
5
4
3
2
1
0

A1 = Tertutup
A2 = Terbuka

Hari

Gambar 12. Hasil pengukuran induktansi pada suhu -5 0C


Pada penyimpanan dengan suhu 100C dengan kondisi tertutup (B1) nilai
induktansi bertanbah hingga hari ketiga yaitu 29 mH dan 32 mH, dan turun pada
hari keempat senilai 28 mH dan naik kembali menjadi 29 mH, namun menurun
dihari terakhir pada angka 0,26 mH. Sedangkan pada kondisi terbuka (B2) dihari
kedua naik menjadi 0,43 mH dan terus naik hingga mencapai nilai 21,7 pada hari
ketiga, namun turun kembali pada hari keempat senilai 28 mH dan 0,46 mH dihari
kelima dan 0,29 pada hari terakhir. Dari data yang telah dipaparkan diatas terdapat

kesamaan antara keadaan tertutup pada suhu -5 0C dan 10 0C dimana rata-rata


induktansi yaitu 0,3 mH, namun pada keadaan terbuka juga terjadi pelonjakan di
hari ke-3, hal ini dimungkinkan karena pengaruh tempat penyimpanan yang tidak
stabil. Dari data tersebit untuk suhu -5 dan 10 dengan perlakuan terbuka dan
tertutup didapat peningkatan rata-rata sebesar 9,8%.

Induktansi 10 0C
Nilai Induktansi

25
20
15
10

B1= Tertutup
B2= Terbuka

5
0
0

Hari

Gambar 13. Hasil pengukuran induktansi pada suhu 10 C

Pada suhu 280 C dengan kondisi ruangan yang lebih panas dari kedua
kondisi diatas didapat nilai induktansi dari daging sapi dengan kondisi tertutup
(C1) yaitu 0,27 mH pada hari pertama dan turun hingga hri ketiga dengan nilai
0,26 mH dan 0,25 mH dan naik hingga hari kelima yaitu 0,26 mH dan 0,32 mH
sedangkan pada hari terakhir didapat nilai 0,28 mH dengan peningkatan sebesar
9,9%. Untuk kondisi terbuka (C2) didapat 0,27 mH dan naik pada hari kedua
senilai 0,29 mH dan 0,5 mH pada dari ketiga, dan mengalami penurunan di hari
keempat 0,16 mH dan naik 16,8 dihari kelima dengan rata-rata peningkatan

sebesar 9,3% dan pada hari terakhir nilai induktansi tidak dapat terbaca oleh alat
yang digunakan karena tekstur daging yang sudah mengeras.

Induktansi 28 0C
25

Induktansi

20
15
C1 = Tertutup

10

C2 = Terbuka

Linear (C1 = Tertutup)

0
0

Hari

Gambar 14. Hasil pengukuran induktansi pada suhu 28 0C


Dari data yang telah dijabarkan diatas pada suhu 28 0C dengan kondisi
tertutup nilai induktansi juga berada pada rata-rata 0,3 mH, berbeda dengan
keadaan terbuka dimana nilai induktansi tampak tidak beraturan hal ini
dikarenakan kondisi penyimpanan terbuka dengan suhu yang tinggi menyebabkan
penguapan yang lebih cepat serta adanya kontaminasi bakteri sehingga pembacaan
induktansi menjadi tak beraturan terbukti dengan pelonjakan nilai di hari ke 5 dan
ke 6 dimana kondisi fisik daging yang sudah bau dan basah karena bakteri.
Dari ketiga tempat penyimpanan dapat disimpulkan bahwa lamanya
penyimpanan dan tempat penyimpanan mempengaruhi nilai induktansi dari
daging sapi dimana pada tempat -5 0C rata-rata keseluruhan selama 6 hari
penyimpanan lebih besar dibandingkan dengan kedua tempat yang lain yaitu 10

C dan 28 0C hal ini disebabkan karena pada suhu tersebut kondisi daging tidak

banyak berubah.
4.2 Pengukuran resistansi terhadap lama penyimpanan
Pada pengukuran resistansi yang dilakukan terhadap daging yang disimpan
pada suhu -5 dan 10 dan 280C didapat nilai dari masing seperti ditunjukkan pada
table 3, dimana satuan yang ditunjukkan pada alat LCR meter menunjukkan
satuan mega Ohm (M).
Tabel 4. Hasil pengukuran resistansi terhdap penyimpanan
-50 C

100 C

280 C

No Hari
A1

A2

B1

B2

C1

C2

1,92 M

1,92 M

1,92 M

1,92 M

1,92 M

1,92 M

0,93 M

0,43 M

0,39 M

0,88 M

0,71 M

1,13 M

0,42 M

0,42 M

0,37 M

1,98 M

1,35 M

3,71 M

0,35 M

0,5 M

0,49 M

0,67 M

1,45 M

13,79 M

0,5 M

0,21 M

0,27 M

0,56 M

0,58 M

17,4 M

0,47 M

0,32 M

0,29 M

0,83 M

0,53 M

>20 M

Ket : A1
A2
B1

Dari tabel tersebut

= Tertutup
= Terbuka
= Tertutup

dapat

dilihat

C1 = Tertutup
C2 = Terbuka
B2 = Terbuka

bahwa

masing-masing

tempat

penyimpanan dan perlakuan yang diberikan memberikan perbedaan pada tempat


penyimpanan dengan seuhu -50 C dengan kondisi tertutup (A1) didapat nilai untuk
resistansi yakni 1,92 M dan 0,93 M pada hari kedua dan terus menurun hingga
hari keempat dengan nilai 0,42 M dan 0,35 M namun di hari kelima naik dan

turun di hari ke enam dengan nilai 0,5 M dan 0,47 M dengan rata-rata
penurunan sebesar 9,9%. Sedangkan untuk kondisi terbuka (A2) dimana daging
tidak terbungkus oleh plastik didapat nilai resistansi sebesar 0,43 M dan 0,42
M dan pada hari keempat naik menjadi 0,5 M namun menurun di hari kelima
dengan nilai 0,21 M dan naik kembali di hari terakhir senilai 0,32 M dengan
rata-rata penurunan sebesar 9,9%, ketidak stabilan ini dikarenakan tempat
penyimpanan yang lebih dingin sehingga nilai yang didapat akan tidak beraturan.

Resistansi -5 0C

Nilai Resistansi

2.5
2
1.5
1

A1 = Tertutup
A2 = Terbuka

0.5
0
0

Hari

Gambar 15. Hasil pengukuran resistansi pada suhu -5 0C


Dari data yang telah dipaparkan diatas bahwa pada penyimpanan -5 0C
memiliki nilai resistansi yang relatif rendah hal ini dikarenakan daging masih
memiliki cukup air dan tempat penyimpanan yang memang mempertahankan
kadar air dari daging tersebut sehingga daging memiliki hambatan/resistansi yang
sedikit. Penurunan pad hari kedua dikarenakan proses pengkondisian dari suhu
potong menuju suhu penyimpanan dan pada hari ketiga dan seterusnya suhu mulai
stabil dan resistansi kecil.

Pada penyimpanan dengan suhu 100C dengan kondisi tertutup (B1) didapat
nilai resistansi dari daging adalah 1,92 M di hari pertama dan 0,39 M dan 0,37
M dihari kedua dan ketiga yang berarti mengalami penurunan dari hari pertama,
sedangkan pada hari keempat naik menjadi 0,49 M dan turun hingga hari
terakhir penyimpanan yakni 0,27 M dan 0,29 M dengan rata-rata penurunan
9,9%. Pada penyimpanan dengan kondisi terbuka (B2) didapat nilai resistansi 0,88
M di hari kedua dan 1,98 M di hari ketiga yang berarti mengalami kenaikan
dibandingkan hari pertama dan kedua namun menurun pada hari keempat senilai
0,67 M dan 0,56 M dihari kelima dan pada hari terakhir naik kembali menjadi
0,83 M dengan rata-rata penurunan 9,8%.

Resistansi 10 0C

Nilai Resistansi

2.5
2
1.5
1

B1 = Tertutup
B2 = Terbuka

0.5
0
0

Hari

Gambar 16. Hasil pengukuran resistansi pada suhu 10 0C


Pada suhu 10 0C tidak jauh berbeda pada suhu -5 0C, dimana hari kedua
mengalami

penurunan

yang

dikarenakan

proses

penyesuaian

tempat

penyimpanann namun kondisi terbuka mengalami kenaikan dikarenakan kondisi

terbuka menyebabkan daging memiliki nilai resistansi yang tinggi dibandingkan


dengan kondisi tertutup.
Pada penyimpanan disuhu 280C dengan kondisi tertutup (C1) didapat nilai
resistansi yaitu 0,71 M pada hari kedua dan meningkat hingga hari keempat
dengan nilai 1,35 M dan 1,45 M sedangkan di hari kelima dan keenam
mengalami penurunan yakni 0,58 M dan 0,53 M dengan penurunan sebesar
9,9% hal ini dikarenakan kondisi ruangan yang panas dan perlakuan yang tertutup
membuat karkas daging menjadi lembek dan tidak mengering sehingga dihasilkan
nilai resistansi yang semakin kecil. Berbeda dengan perlakuan terbuka kondisi
yang panas membuat karkas dsaging mengeras dari hari ke hari yang disertai
dengan perubahan warna yang semakin kelam, pada hari kedua diapat nilai 1,13
M dan 3,71 M pada hari ketiga, hari keempat menunjukkan kenaikan yang
cukup tinggi yang disertai dengan mengerasnya karkas dan kelamnya warna
daging dengan nilai 13,79 M dan 17,4 M di hari kelima hingga pada hari
keenam nilai resistansi tidak dapat terbaca karena over load dengan rata-rata
peningkatan sebesar 9%.

Resistansi 28 0C
25

Resistansi

20
15
10

C1 = Tertutup
C2 = Terbuka

5
0
0

Hari

Gambar 17. Hasil pengukuran resistansi pada suhu 28 0C


Berbeda dengan penyimpanan pada suhu ruang yang lebih hangat, dimana
nilai resistansi yang didapat lebih cenderung naik dari hari kehari seperti
ditunjukkan pada grafik Grafik 17 yang menunjukkan bahwa perubahan resistansi
seiring dengan perubahan suhu yang diberikan, hal ini dipengaruhi pula dengan
adanya jaringan ikat pada daging yang merapat serta adanya lemak yang
merupakan isolator yang baik untuk aliran listrik.13 Dari ketiga kondisi tersebut
baik -5 0C, 10 0C dan 28 0C dapat disimpulkan bahwa lama penyimpanan dan
suhu yang diberikan mempengaruhi nilai resistansi daging, dimana daging pada
suhu -5 0C memiliki hambatan yang sedikit dibandingkan dengan 10 0C , serta
resistansi yang tinggi pada suhu 28 0C.

13

A. K. Mahapatra, B. L. Jones, C. N. Nguyen, and G. Kannan. An Experimental


Determination of the Electrical Resistivity of Beef. Agricultural Engineering
International: the CIGR Ejournal. Manuscript 1664. Vol. XX. July, 2010. P.4

4.3 Pengukuran kapasitansi terhadap lama penyimpanan


Pada pengukuran kapasitansi yang dilakukan terhadap daging yang
disimpan pada suhu -5 dan 10 dan 280C didapat nilai dari masing seperti
ditunjukkan pada table 5. dimana satuan yang ditunjukkan pada alat LCR meter
menunjukkan satuan nano farad (nF).
Tabel 5. Hasil pengukuran kapasitansi terhadap lama penyimpanan
-50 C

100 C

280 C

No Hari
A1

A2

B1

B2

C1

C2

142 nF

142 nF

142 nF

142 nF

142 nF

142 nF

133 nF

125 nF

137 nF

153 nF

137 nF

165 nF

110 nF

103 nF

134 nF

126 nF

103 nF

153 nF

106 nF

98 nF

121 nF

141 nF

102 nF

111 nF

97 nF

99 nF

168 nF

114 nF

270 nF

OL

113 nF

99 nF

95,5 nF

42,1 nF

130 nF

OL

Ket : A1
A2
B1
B2

= Tertutup
= Terbuka
= Tertutup
= Terbuka

C1 = Tertutup
C2 = Terbuka

Pada tempat penyimpanan -50C dengan kondisi tertutup (A1) didapat nilai
kapasitansi dihari pertama pembelian bernilai 142 nF dan terus menuruh dari hari
kedua hingga hari keempat dengan nilai 133 nF, 110 nF , 106 nF dan 97 nF
namun pada hari terakhir kembali naik menjadi 113 nF dengan rata-rata
penurunan sebesar 16%. sedangkan dengan perlakuan terbuka didapat nilai pada
hari kedua yaitu 125 nF menurun dari hari pertama dan terus menurun hingga hari

terakhir yakni 103 nF, 98 nF, 99 nF dan 95 nF dengan rata-rata penurunan 11%.
Dari nilai yang didapat diatas, ketidak teraturan kapasitansi terjadi karena faktor
penyimpanan dimana daging akan mempertahankan kandungan air pada suhu -5
0

C, adapun penurunan nilai kapasitansi dikarenakan penyesuaian daging terhadap

tempat penyimpanan.

Kapasitansi -5 0C
Nilai Kapasitansi

150
140
130
120
A1 = Tertutup

110

A2 = Terbuka

100
90
0

Hari

Gambar 18. Hasil perhitungan kapasitansi pada suhu -5 0C

Pada penyimpanan 100C dengan kondisi tertutup (B1) juga mengalami hal
yang sama yakni penurunan nilai kapasitansi dari hari ke hari seperti yang
terdapat pada tabel diatas, pada hari kedua nilai kapasitansi yang didapat bernilai
137 nF dan 134 nF di hari ketiga, 121 nf dan 168 nf dihari keempat dan kelima
serta penurunan yang jah terdapat di hari terkhir yakni 95,5 nF dengan penurunan
sebesar 33%. Pada kondisi terbuka (B2) nilai kapasitansi yang didapat justru
terlihat turun naik, pada hari kedua di dapat 153 nF yang lebih tinggi dari hari
pertama dilanjutkan pada hari ketiga 126 yang lebih kecil dari hari ke dua dan

naik kembali dihari keempat 141 nF dan turun hingga hari terakhir dengan nilai
114 nF dan 42,1 nF dengan peningkatan sebesar 47%, ketidak stabilan ini terjadi
karena adanya kontaminasi dari ruangan penyimpanan.

Nilai Kapasitansi

Kapasitansi 10 0C
195
175
155
135
115
95
75
55
35

B1= Tertutup
B2= Terbuka

Hari

Gambar 19. Hasil perhitungan kapasitansi pada suhu 10 0C


Pada 10 0C tidak jauh berbeda pada penyimpanan -5 0C, dimana daging
mengaalami kenaikan dan penurunan dari hari pertama penyimpanan hal ini
dikarenakan tempat penyimpanan yang lebih tinggi dari pada -5 0C. Terbukti dari
nilai yang semakin besar pada kondisi terbuka dimana daging mulai sedikit
mengguap dan kehilangan air sehingga nilai kapasitansi meningkat.
Pada penyimpanan dalam suhu 280C dengan kondisi tertutup (C1) didapat
nilai kapasitansi yaitu 0,71 nF turun dari hari pertama senilai 1,92 nF dan pada
hari ketiga naik hingga hari terakhir yakni 1,35 nF, 1,45 nF, 0,58 F, 0,53 F
dengan rata-rata peningkatan sebesar 47%, sedangkan pada kondisi terbuka (C2)
nilai kapasitansi naik dari hari kedua hingga hari terakhir pengukuran yakni ,1,13

nF, 3,71 nF, 3,71 nF, 17,4 nF dan 20 nF pada hari terakhir dengan rata-rata
peningkatan sebesar 9,8%.

Kapasitansi 28 0C

nF

Nilai Kapasitansi

300
250
200
150
C1 = Tertutup

100

C2 = Terbuka

50
0
0

Hari

Gambar 20. Hasil pengukuran kapasitasnsi pada suhu 28 0C


Dari data yang dipaparkan diatas, pada suhu 28 0C, nilai yang didapat
pada keadaan tertutup dan terbuka lebih tinggi dibandingkan dua perlakuan
sebelumnya,hal ini dikarenakan suhu yang tinggi menyebabkan daging
mengalami penguapan dan mengurangi kadar air daging sehingga nilai kapasitansi
yang didapat semakin besar. Dari ketiga tempat penyimpanan tersebut dapat
disimpulkan bahwa semakin sedikit kandungan kadar air yang dimiliki oleh
daging semakin besar nilai kapasitansi daging dan bersifat kapasitif.

4.4 Pengukuran kadar air terhadap lama penyimpanan


Dari penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa kadar air yang
terkandung pada daging sapi yang disimpan pada suhu -5 0C dan 10 0C tersebut
mengalami penurunan namun ada juga yang mengalami kenaikan, hal ini
dikarenakan adanya pengaruh dari tempat penyimpanan data hasil perhitungan
kadar air dapat dilihat pada table 6.
Tabel 6. Hasil pengukuran kadar air terhadap lama penyimpanan
-50C
No

100C

280C

Hari
A1 (%)

A2 (%)

B1 (%)

B2 (%)

C1 (%)

C2 (%)

75

75

75

75

74

74

75

73

74,5

73,5

69

73

75

76

73

75

75

63

74

75

75

71,5

71

18

75

76,5

75

73

74

16,5

75,5

75

73

73,5

68

16

Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada hari pertama dimana
daging sapi baru dibeli mengandung kadar air sebesar 75 %, ketika disimpan
dengan perlakuan yang berbeda maka didapat hasil yang terlihat pada table 6.
Pada penyimpanan didalam freezer (-5 0C) dengan perlakuan tertutup (A1), kadar
air masih tetap bertahan senilai 75% hingga hari ketiga, namun mengalami
penurunan pada hari keempat senilai 74%, selanjutnya pada hari kelima kadar air
naik menjadi 75% hingga hari terakhir.

Nilai Kadar Air

Kadar Air -5 0C
77
76.5
76
75.5
75
74.5
74
73.5
73
72.5

A1 = Tertutup
A2 = Terbuka

Hari

Gambar 21. Hasil pengukuran kadar air pada suhu -5 0C


Pada suhu -5 0C dengan perlakuan terbuka tanpa penutup (A2) seperti
terlihat pada table dihari pertama kadar air senilai 75%, dan pada hari kedua
mengalami penurunan senilai 73%, sedangkan pada hari ketiga mengalami
peningkatan nilai kadar air senilai 76%. Pada hari keempat kadar air kembali
menurun menjadi 75% dan naik kembali menjadi 76% dan pada hari terakhir
mengalami penurunan kembali hingga 75%, hal ini dipengaruhi karena factor
penyimpanan. Tingkat penurunan dan kenaikan kadar air pada daging terhadap
lama penyimpanan dapat dilihat pada gambar 21. Kenaikan dan penurunan yang
terjadi tidak lain dikarenakan faktor penyimpanan yang membuat daging
mempertahankan kadar airnya.

Nilai Kadar Air

Kadar Air 10 0C
75.5
75
74.5
74
73.5
73
72.5
72
71.5
71

B1 = Tertutup
B2 = Terbuka

Hari

Gambar 22. Hasil pengukuran kadar air pada suhu 10 0C


Pada penyimpanan diruang pendingin biasa (10 0C) dengan perlakuan
yang berbeda maka perbedaan antara keduanya dapat dilihat pada tabel 6. Pada
perlakuan tertutup (B1), kadar air pada hari pertama bernilai 75% dan mengalami
penurunan pada hari kedua dan ketiga senilai 74% dan 73%, namun pada hari
keempat kadar air kembali naik menjadi 75% hinga hari kelima dan turun pada
hari terakhir senilai 73%. Namun dengan keadaan terbuka (B2), nilai kadar air
pada hari pertama senilai 75%,

namun mengalami penurunan dihari kedua

menjadi 73% dan naik kembali menjadi 75% pada hari ketiga, pada hari keempat
kadar air turun menjadi 71%, namun naik kembali hingga 73% sampai hari
terakhir. Pada suhu ini juga terjadi kesamaan antara -5 0C, dimana daging
mempertahankan kadar airnya.
Pada penyimpanan disuhu ruang yaitu 28 0C, didapat nilai rata-rata dari
kadar air seperti terlihat pada tabel 6, dimana pada penyimpanan A1 dengan
keadaan tertutup nilai kadar air pada hari pertama mencapai nilai 74 %, dan

menurun pada hari berikutnya senilai 69 % pada hari kedua, pada hari ketiga
kadar air sedikit naik hingga 75 %, dan turun kembali pada hari keempat senilai
71%, namun pada hari kelima kadar air naik dan turun pada hari terakhir senilai
74 dan 68 %.

Nilai kadar air

Kadar Air 28 0C
80
70
60
50
40
30
20
10
0

A1 = Tertutup
A2 = Terbuka
Linear (A1 = Tertutup)

Hari ke-

Gambar 23. Hasil perhitungan kadar air pada suhu 28 0C


Pada perlakuan berbeda dengan keadaan terbuka, dimana nilai kadar air
pada hari pertama senilai 74%, dan terus mengalami penurunan hingga hari
terakhisr. Nilai kadar air pada hari kedua yaitu 73% dan turun 63% pada hari
ketiga,pada kondisi ini nilai kadar air menjadi cepat menguap karena perlakuan
tanpa penutup, terbukti pada hari keempat hingga keenam yang mengalami
penurunan dari 18% hingga 16% pada hari terakhir. Grafik penurunan nilai kadar
air dapat dilihat pada gambar 4.4.2

4.5 Pengukuran pH terhadap lama penyimpanan


Dari penelitian yang telah dilakukan didapat nilai drajat keasaman (pH)
dari daging sapi yang disimpan pada suhu -5,10 dan 28 0C terhadap lama
penyimpanan dapat dilihat pada table 2. Nilai pH yang didapat dari alat pH meter
menunjukkan pH dari tiap-tiap daging dan tiap-tiap perlakuan.
Tabel 7. Hasil perhitungan pH terhadap lama penyimpanan
-50C
No

100C

280C

Hari
A1

A2

B1

B2

C1

C2

6,7

6,7

6,7

6,7

6,14

6,14

8,55

8,54

7,01

7,01

9,44

6,58

7,7

7,93

8,29

10

8,36

7,81

7,3

8,58

6,79

8,29

10

8,2

7,61

8,94

9,16

8,01

9,87

Pada hari pertama dimana A1 memiliki nilai 6,7 mendekati nilai basa dan
mengalami kenaikan menjadi 7 hingga hari ketiga, pada hari keempat nilai pH
mengalami penurunan hingga 6,58 namun naik kembali hingga 7,81 pada hari
keempat dan kembali naik dihari terakhir dengan nilai 8,2. Pada perlakuan A2
dihari pertama dimana pH bernilai 6,7 dan dihari kedua mengalami keseragaman
yaitu bernilai 7 dan dihari ketiga mengalami sedikit kenaikan senilai 7,01 dan
terus meningkat hingga hari terakhir dengan nilai 7,7 dihari keempat 7,3 dan
terakhir bernilai 7,61.

pH 5 0C
8.5

Nilai pH

8
7.5
7

A1 = Tertutup
A2 = Terbuka

6.5
6
0

Hari

Gambar 24. Hasil perhitungan pH pada suhu -5 0C


Pada perlakuan B1 dihari pertama pH bernilai sama yaitu 6,7 dan pada hari
kedua dan ketiga meniliki pH 7, dan pada hari keempat mengalami kenaikan
cukup tinggi yaitu 7,93, pada hari keempat naik kembali menjadi 8,85 dan pada
hari terakhir bernilai 8,94. Kenaikan dan penurunan nilai pH dapat dilihat juga
pada grafik 7. Pada pengukuran B2 dimana pH awal 6,7 dan naik dihari kedua
dengan nilai 7 serta mengalami kenaikan dihari ketiga yaitu 7,01 dan terus naik
pada hari keempat dengan nilai 8,29 namun turun pada hari kelima 6,79 dan naik
kembali dihari terakhir dengan nilai 9,16.

pH 10 0C
9.5
9
Nilai pH

8.5
8
7.5

B1 = Tertutup

B2 = Terbuka

6.5
6
0

Hari

Gambar 25. Hasil pengukuran pH pada suhu 10 0C


Dari penjabaran diatas baik pada suhu -5 dan 10 0C, perubahan pH
menjadi basa serta perlakuan dalam lemari pendingin menyebabkan mudahnya
bakteri untuk berkembang sehingga nilai pH menjadi semakin tinggi dari hari ke
hari.

pH 28 0C
12
11
Nilai pH

10
9
8

C1 = Tertutup

C2 = Terbuka

6
5
0

Hari ke -

Gambar 26. Hasil pengukuran ph pada suhu 28 0C

Pada penyimpanan dalam suhu ruang yaitu 28 0C memiliki nilai pH yang


beraneka ragam seperti terdapat pada tabel 7. Pada perlakuan tertutup (C1), nilai
pH pada hari pertama yaitu 6,14 dan naik pada hari kedua sebesar 8,55, pada hari
ketiga nilai pH kembali naik pada angka 9 dan 10 pada hari keempat, dan
mengalami penurunan pada hari kelima dan keenam senilai 8,29 dan 8,01. Pada
keadaan terbuka (C2), nilai pH yang didapat pada hari pertama yaitu 6,14 dan
naik pada hari kedua senilai 8,54 dan 9,44 pada hari ketiga, nilai ph pada hari
keempat mengalami penurunan yaitu 8,36 dan naik pada hari kelima senilai 10
dan turun kembali dihari terakhir senilai 9,87.
Pada suhu 28 0C juga terjadi hal yang sama bahkan nilai pH yang didapat
lebih tinggi daripada penyimpanan di dalam lemari pendingin, dimana pada suhu
kamar banyaknya pengaruh udara luar serta udara yang membawa bakteri
menyebabkan nilai pH berubah secara cepat, sifat fisikpun sudah mulai terlihat
baik pada keadaan tertutup maupun terbuka, pada keadaan tertutup daging
memjadi basah dan lembek disertai tumbuhnya jamur-jamur kecil pada
permukaan daging serta bau yang tak sedap.

4.6 Perubahan warna daging terhadap lama penyimpanan


Perubahan daging terhadap lamanya penyimpanan memberikan efek pada
warna daging, hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai pH yang ada pada
daging sapi tersebut. Perubahan pH menyebabkan sebagian protein terdenaturasi
dan perubahan muatan protein, perubahan muatan protein akan mengubah jarak
antar serat-serat daging sehingga mempengaruhi kemampuanya dalam menyerap
dan memantulkan cahaya yang akan mempengaruhi warna daging. Perubahan
warna daging dapat dilihat pada gambar dibawah berikut.

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Gambar 27. Perubahan warna pada pada suhu-5 0C dengan perlakuan tertutup

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Gambar 28. Perubahan warna pada daging terhadap lama penyimpanan dalam
suhu -5 0C dengan perlakuan terbuka.

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Gambar 29. Perubahan warna pada daging terhadap lama penyimpanan dalam
suhu 10 0C dengan perlakuan tertutup.

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Gambar 30. Perubahan warna pada daging terhadap lama penyimpanan dalam
suhu 10 0C dengan perlakuan terbuka.

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Gambar 31. Perubahan warna pada daging terhadap lama penyimpanan dalam
suhu 28 0C dengan perlakuan tertutup.

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-3

Hari ke-4

Hari ke-5

Hari ke-6

Gambar 32. Perubahan warna pada daging terhadap lama penyimpanan dalam
suhu 28 0C dengan perlakuan terbuka.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Penelitian ini memperoleh nilai induktansi untuk suhu -50C dan 10 0 C


keadaan tertutup dan terbuka bernilai 0,27 mH 0,3 mH dengan peningkatan
9,8%, untuk suhu 28 0C keadaan tertutup berkisar antara 0,27 mH - 0,32 mH
dengan peningkatan 9,9 %. Dalam keadaan terbuka bernilai 0,27 mH-20 mH
dengan peningkatan 9,3%.

Nilai resistansi pada suhu -5 0C dalam keadaan

tertutup dan terbuka bernilai 1,92 M -0,5 M dengan penurunan 9,9%, pada
suhu 100C keadaan terbuka bernilai 1,92 M -0,5 M dengan penurunan 9,9%,
pada keadaan tertutup bernilai 1,92 M 0,88 M dengan penurunan 9,8%. Pada
suhu 280C keadaan tertutup bernilai 1,92 M -0,5 M dengan penurunan 9,9%,
sedangkan terbuka bernilai 1,92 M- 20 M dengan peningkatan sebesar 9%.
Nilai kapasitansi yang didapat pada suhu -50C keadaan tertutup bernilai 142 nF-92
nF dengan penurunan 16 %, pada keadaan terbuka bernilai 142 nF-99 nF dengan
penurunan 11%, pada suhu 100C kondisi tertutup bernilai 142 nF-95 nF dengan
penurunan 33%, pada suhu 280C dengan kondisi tertutup bernilai 142 nF-130 nF
dengan peningkatan 47%, dengan kondisi terbuka bernilai 142 nF-200 nF dengan
peningkatan 9,8%
Kadar air daging sapi selama penyimpanan dengan variasi suhu yang berbeda
memiliki perbedaan disetiap suhunya, dari lamanya penyimpanan kadar air didapat 75 %
- 16 %. Kadar air berbanding terbalik dengan tempat penyimpanan, semakin rendah

suhunya maka semakin besar kadar airnya dan semakin besar suhunya semakin sedikit
kadar airnya.
Tingkat keasaman (pH) yang didapat dari hasil penelitian menunjukkan kenaikan
yang menyebabkan daging bersifat basayang bernilai 6-10, sehingga memudahkan
timbulnya bakteri pada permukaan daging yang disertai dengan timbulnya aroma yang
tak sedap serta warna yang mulai menggelap.
5.2 Saran
Dari data penelitian, dapat dibuat sensor berdasarkan sifat listrik untuk suhu
daging 28 0C dalam keadaan terbuka. Agar hasil lebih tepat, sebaiknya pengambilan data
dengan pengulangan yang lebih banyak agar hasil lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Bisman. 2003: Rancangan Kapasitansi Meter Digital. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sematra Utara.
Brahmantiyo. B. 1995: Sifat Fisik dan Kimia Daging Sapi Brahman Cross, Angus
dan Murray Grey. Balai Penelitian Ternak
Giancoli. 2001: Fisika. Jilid 2 edisi ke 5. Penerbit Erlangga. Jakarta
Hafriyanti dkk. 2008: Kualitas Daging Sapi Dengan Kemasan Plastik PE
(Polyethylen) dan Plastik PP (Polypropylen) di Pasar Arengka Kota
Pekanbaru. Jurnal UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Halliday & Resnick.1984: Fisika . Jilid 2 edisi ke 3. Penerbit Erlangga. Jakarta
Lawrie. R.A. 2003. Ilmu Daging. Edisi ke 5. Diterjemahkan oleh Aminuddin
Prakkasi. Penerbit Universitas Indonesia
Legowo. AM. Nurwantoro. 2004: Analisis Pangan. Diktat Kuliah Program Studi
Teknologi Hasil Ternak.Universitas Diponegoro. Semarang
Mahapatra. A.K, Jones. B.L, Nguyen. C.N and Kannan. G. 2007: Experimental
Determination of the Electrical Resistivity of Beef. Agricultural Research
Station, Fort Valley State University. USA
Priyo Bintoro. V. 2008: Teknologi Pengolahan Daging dan Analisis Produk.
Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang
Purwanti. M. 1983: Proses Memperoleh Daging Sapi yang Baik dan Sehat Untuk
Konsumen. Skripsi Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor
Supardi. I dan Sukamto. 1999: Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan
Pangan. Penerbit Lumni. Bandung
Suryati. T, Astawan. M, Wresdiyati. T. 2006: Karakteristik Organoleptik Daging
Domba yang Diberi Stimulasi Listrik Voltase Rendah dan Injeksi Kalsium
Klorida. Jurnal IPB
Teti. S dan Ahmadi. 2009: Teknologi Pengolahan Pangan. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta
www. Lintasberita.com
Yatmaneli dan Hilda. 2009. Peningkatan Kwalitas Daging Melalui Penerapan
Teknologi Stimulasi Listrik. Fakultas Peternakan Universitas Andalas

Yulianita. Ita. 2007: Kajian Sifat Fisik dan Listrik Terhadap Kualitas Daging Sapi
pada Suhu Ruang yang Diiradiasi Sinar Gamma 60Co. Skripsi Departemen
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Bogor

Lampiran 1.
HASIL PENGUKURAN RLC PADA SUHU -5 0C, 10 0C DAN 28 0C
DATA DIAMBIL DARI TANGGAL 26 SEPTEMBER 1 OKTOBER 2011
Pengukuran LCR pada suhu -5 0C
1. Induktansi
HARI/ TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA

TERTUTUP

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

0,26

0,28

0,31

0,283

0,26

0,3

0,31

0,290

0,27

0,27

0,28

0,273

0,25

0,29

0,27

0,270

0,26

0,28

0,28

0,273

0,26

0,28

0,29

0,277

0,25

0,26

0,26

0,257

0,26

0,29
Rata-Rata

0,26

0,270
0,274

RataRata

SELASA,27091
1

HARI/ TANGGAL :

PERLAKUAN
NO

TERBUKA (A2)

TERTUTUP (A1)

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

0,38

0,28

0,29

0,43

0,26

0,39

RataRata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

0,317

0,33

0,34

0,33

0,333

0,29

0,327

0,28

0,26

0,32

0,287

0,28

0,3

0,323

0,3

0,27

0,32

0,297

0,4

0,26

0,29

0,317

0,28

0,3

0,29

0,290

0,33

0,26

0,28

0,290

0,31

0,28

0,28

0,290

0,28

0,27

0,3

0,283

0,28

0,26

0,29

0,277

0,28

0,27

0,28

0,277

0,27

0,26

0,28

0,270

0,33
0,32
Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :

0,307

0,27

0,27

0,305

0,26
Rata-Rata

0,28

0,270
0,289

RABU,280911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
2
1(mH)
(mH)
3(mH)

Rata-Rata

TERTUTUP (A1)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

RataRata

0,35

0,3

0,32

0,323

0,38

0,26

0,35

0,330

0,38

0,32

0,31

0,337

0,32

0,3

0,31

0,310

0,42

0,3

0,29

0,337

0,33

0,27

0,28

0,293

0,3

0,3

0,29

0,297

0,31

0,27

0,28

0,287

0,33

0,29

0,28

0,300

0,31

0,28

0,29

0,293

0,28

0,29

0,27

0,280

0,3

0,28

0,29

0,290

0,3

0,28

0,28

0,287

0,26

0,29

0,29

0,280

0,26
0,3
Rata-Rata

0,27

0,277
0,305

0,29

0,27
0,27
Rata-Rata

0,277
0,295

HARI/ TANGGAL :

KAMIS,290911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
2
1(mH)
(mH)
3(mH)

Rata-Rata

TERTUTUP (A1)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

RataRata

0,31

0,29

0,26

0,287

1,78

7,08

11,3

6,720

0,27

0,27

0,28

0,273

2,08

7,31

11,4

6,930

0,3

0,32

0,26

0,293

2,25

7,43

11,46

7,047

0,28

0,28

0,26

0,273

2,51

7,48

11,48

7,157

0,26

0,27

0,28

0,270

2,75

7,63

11,48

7,287

0,3

0,26

0,26

0,273

2,96

7,65

11,41

7,340

0,3

0,28

0,26

1,960

3,05

7,85

11,5

7,467

0,28
0,27
Rata-Rata

0,28

0,277
0,488

3,31

7,92
11,51
Rata-Rata

7,580
7,191

HARI/ TANGGAL :

JUM'AT,300911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
2
1(mH) (mH)
3(mH)

RataRata

TERTUTUP (A1)

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

0,3

0,29

0,3

0,300

0,28

0,31

0,3

0,297

0,34

0,32

0,32

0,320

0,29

0,36

0,29

0,313

0,35

0,31

0,33

0,77

0,3

0,34

0,29

0,310

0,33

0,31

0,29

0,736

0,31

0,32

0,28

0,303

0,30

0,31

0,30

0,71

0,29

0,35

0,31

0,317

0,29

0,29

0,31

0,89

0,32

0,33

0,28

0,310

0,23

0,30

0,32

0,636

0,31

0,3

0,28

0,297

0,19
0,33

0,29
0,28
0,31 0,30333

0,573
0,31

0,29

0,32
0,33
Rata-Rata

0,313

HARI/ TANGGAL :

0,308

SABTU,011011
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

TERTUTUP (A1)

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

Rata-Rata

0,33

0,33

0,31

0,323

0,31

0,31

0,26

0,285

0,32

0,31

0,32

0,317

0,3

0,3

0,28

0,290

0,36

0,29

0,3

0,317

0,28

0,29

0,33

0,310

0,36

0,3

0,29

0,317

0,32

0,32

0,31

0,315

0,33

0,33

0,28

0,313

0,33

0,31

0,32

0,315

0,32

0,35

0,29

0,320

0,33

0,3

0,29

0,295

0,31

0,31

0,28

0,300

0,31

0,29

0,28

0,285

0,32
0,29
Rata-Rata

0,3

0,303
0,314

0,3

0,32
0,28
Rata-Rata

0,300
0,299

2. Resistansi
HARI/ TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO
1
(M)

TERBUKA
2
3
(M) (M)

2,1

1,93

6,54

3,523

1,9

2,82

0,66

1,793

2,45

2,3

0,61

1,787

2,7

0,65

1,783

1,5

2,2

0,7

1,467

1,7

2,3

0,66

1,553

1,35

1,83

0,81

1,330

2,82

2,8

0,8

2,140

Rata-Rata
HARI/ TANGGAL :

TERTUTUP

Rata-Rata

1,922
SELASA,270911

Rata-Rata
3

Rata-Rata

PERLAKUAN
NO

TERBUKA (A2)
1
2
3
(M)
(M) (M)

Rata-Rata

TERTUTUP (A1)
1
(M) 2 (M) 3 (M)

Rata-Rata

0,18

0,41

0,42

0,337

1,62

0,44

0,45

0,837

0,23

0,37

0,45

0,350

1,4

0,41

0,36

0,723

0,33

0,4

0,46

0,397

2,5

0,5

0,37

1,123

0,31

0,47

0,41

0,397

1,6

0,51

0,42

0,843

0,41

0,44

0,43

0,427

1,86

0,48

0,34

0,893

0,5

0,4

0,42

0,440

2,21

0,46

0,21

0,960

0,86

0,47

0,37

0,567

2,23

0,48

0,33

1,013

1,05

0,38

0,37

0,600

2,56

0,4

0,34

1,100

Rata-Rata

0,439

Rata-Rata

0,937

HARI/ TANGGAL :

RABU,280911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
1
2
3
(M)
(M) (M)

Rata-Rata

TERTUTUP (A1)
1
(M) 2 (M) 3 (M)

Rata-Rata

0,75

0,46

0,15

0,453

0,92

0,18

0,12

0,407

0,54

0,67

0,18

0,463

0,48

0,48

0,21

0,390

0,39

0,6

0,16

0,383

0,42

0,45

0,3

0,390

0,25

0,68

0,4

0,443

0,37

0,61

0,5

0,493

0,22

0,51

0,51

0,413

0,44

0,71

0,09

0,413

0,28

0,5

0,5

0,427

0,41

0,65

0,15

0,403

0,23

0,57

0,51

0,437

0,7

0,56

0,18

0,480

0,3

0,51

0,44

0,417

0,57

0,53

0,21

0,437

Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :

0,430

Rata-Rata

0,427

KAMIS,290911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
1
2
3
(M)
(M) (M)

Rata-Rata

TERTUTUP (A1)
1
(M) 2 (M) 3 (M)

Rata-Rata

1,04

0,16

0,28

0,493

0,73

0,12

0,25

0,367

0,93

0,21

0,43

0,523

0,52

0,14

0,27

0,310

0,82

0,31

0,49

0,540

0,68

0,13

0,31

0,373

0,71

0,35

0,45

0,503

0,51

0,15

0,33

0,330

0,73

0,39

0,44

0,520

0,49

0,16

0,41

0,353

0,75

0,35

0,44

0,513

0,48

0,2

0,31

0,330

0,68

0,45

0,45

0,527

0,52

0,19

0,4

0,370

0,68

0,25

0,43

0,453

0,41

0,24

0,47

0,373

Rata-Rata

0,509

Rata-Rata

0,351

HARI/ TANGGAL :

JUM'AT,300911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
1
2
3
(M)
(M) (M)

Rata-Rata

TERTUTUP (A1)
1
(M)

Rata-Rata

2 (M) 3 (M)

0,38

0,2

0,12

0,233

0,88

0,25

0,23

0,453

0,23

0,11

0,28

0,207

0,86

0,31

0,21

0,460

0,32

0,13

0,05

0,167

0,87

0,28

0,22

0,457

0,53

0,24

0,15

0,307

0,85

0,34

0,2

0,463

0,25

0,25

0,13

0,210

0,78

0,35

1,8

0,977

0,29

0,24

0,14

0,223

0,77

0,33

0,22

0,440

0,23

0,21

0,18

0,207

0,8

0,29

0,21

0,433

0,19

0,23

0,19

0,203

0,72

0,21

0,25

0,393

Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :

0,220

Rata-Rata

0,510

SABTU,011011
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
1
2
3
(M)
(M) (M)

TERTUTUP (A1)
1
(M) 2 (M) 3 (M)

Rata-Rata

0,61

0,23

0,25

0,36333333

0,25

0,54

0,13

0,307

0,58

0,19

0,32

0,36333333

0,31

0,48

0,96

0,583

0,21

0,33

0,31

0,28333333

0,17

0,53

0,81

0,503

0,18

0,38

0,45

0,33666667

1,15

0,52

0,78

0,817

0,17

0,36

0,44

0,32333333

0,22

0,52

0,76

0,500

0,16

0,35

0,44

0,31666667

0,23

0,51

0,5

0,413

0,15

0,33

0,38

0,28666667

0,27

0,52

0,28

0,357

0,22

0,3

0,41

0,31

0,28

0,46

0,17

0,303

Rata-Rata

0,32291667

Rata-Rata

0,473

3. Kapasitansi
HARI/
TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA

TERTUTUP

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

68,6

135

130

111,2

139

88

115

114

135

130

165

143,333

170

176

160

168,666

110

160

110

126,666

142

165

170

159

163

170

145

159,333

170

150

145

155

142,15
HARI/ TANGGAL :

SELASA,270911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

105

122

135

108

128

110

TERTUTUP (A1)
1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

120,666

120

110

130

120

128

121,333

137

113

137

129

133

125

122,666

128

125

145

132,666

115

136

131

127,333

138

130

148

138,666

118

113

137

122,666

141

112

155

136

15

116

149

147

120

163

143,333

120

142

159

93,333
140,33333
3

130

125

162

139

128

172

162

137

110

148

154
125,291

131,666
133,791

HARI/ TANGGAL :

RABU,280911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)

TERTUTUP (A1)

1
(nF)

2 (nF)

3
(nF)

52

95

95

66

99

90

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

80,6666

155

85

131

123,666

110

91,6666

165

92

140

132,333

98

115

101

168

60

139

122,333

93

102

135

110

140

88

145

124,333

94

104

143

113,666

137

85

151

124,333

94

107

147

116

144

67

93

101,333

80

122

138

113,333

180

87

73

113,333

61

125

125

103,666
103,75

130

115

97

HARI/ TANGGAL :

114
119,458

KAMIS,290911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)

TERTUTUP (A1)

1
(nF)

2 (nF)

3 (nF)

82

109

75

84

124

81

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

88,6666

74

63

156

97,666

77

95

125

67

126

106

127

74

94

93

72

183

116

84

126

85

98,333

121

75

182

126

96

128

95

106,333

122

76

193

130,333

81

111

101

97,666

75

80

102

85,666

87

129

98

104,666

80

85

109

91,333

90

123

105

106
98,8333333

114

83

109

102
106,875

HARI/ TANGGAL :

JUM'AT,300911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)

TERTUTUP (A1)

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

102

107

74

94,333

117

121

63

100,333

103

118

53

91,333

97

119

65

93,666

106

124

67

99

108

122

67

99

110

125

66

100,333

114

110

64

96

113

122

68

101

115

114

75

101,333

96

128

71

98,333

116

106

80

100,666

102

130

82

104,666

98

113

68

93

113

112

85

103,333
99,041

107

104

75

HARI/ TANGGAL :

95,333
97,416

SABTU,011011
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (A2)
2
3
1 (nF) (nF) (nF)

TERTUTUP (A1)
1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

98

68

125

97

134

70

110

104,666

103

65

124

97,333

137

89

118

114,666

102

78

131

103,666

140

68

119

109

95

88

130

104,333

145

69

135

116,333

96

58

132

95,333

136

67

131

111,333

99

69

141

103

141

76

127

114,666

100

58

135

97,666

143

80

129

117,333

100

63

138

100,333
99,8333

146

83

133

120,666
113,583

Pengukuran LCR pada suhu -10 0C


1. Induktansi
HARI/ TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA
2
1(mH) (mH) 3(mH)

0,26

0,28

0,31

0,283

0,26

0,3

0,31

0,290

0,27

0,27

0,28

0,273

0,25

0,29

0,27

0,270

0,26

0,28

0,28

0,273

0,26

0,28

0,29

0,277

0,25

0,26

0,26

0,257

0,26

0,29

0,26

0,270

Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :

TERTUTUP

Rata-Rata

0,274

Rata-Rata
3

Rata-Rata

SELASA,270911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

Rata-Rata

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

3,4

0,31

0,36

1,357

0,35

0,25

0,33

0,310

0,52

0,3

0,35

0,390

0,38

0,26

0,31

0,317

0.33

0.27

0,26

0,087

0,37

0,3

0,29

0,320

0,32

0,32

0,27

0,303

0,31

0,26

0,28

0,283

0,52

0,33

0,26

0,370

0,27

0,25

0,3

0,273

0,28

0,31

0,3

0,297

0,26

0,25

0,29

0,267

0,3

0,36

0,34

0,333

0,28

0,29

0,27

0,280

0,46

0,35

0,26

0,357

0,27

0,27

0,28

0,273

Rata-Rata

0,437

Rata-Rata

0,290

HARI/ TANGGAL :

RABU,280911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

0,85

0,78

0,47

0,157

0,27

0,35

0,15

0,257

0,38

0,77

0,72

0,623

0,28

0,35

0,13

0,253

0,45

70,3

0,35

23,700

0,28

0,33

0,23

0,280

0,65

55,5

0,26

18,803

0,27

0,42

0,31

0,333

0,28

140

0,27

46,667

0,29

0,38

0,3

0,323

0,35

94

0,34

31,333

0,26

0,42

0,4

0,360

0,28

86

0,64

28,667

0,26

0,45

0,41

0,373

0,27

72

0,48

24,000

0,28

0,4

0,48

0,387

Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :

21,744

Rata-Rata

0,321

KAMIS,290911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

Rata-Rata

TERTUTUP (B1)
1(mH)

2 (mH)

3(mH)

Rata-Rata

0,27

0,26

0,26

0,263

0,33

0,32

0,29

0,313

0,27

0,29

0,25

0,270

0,32

0,26

0,28

0,287

0,3

0,27

0,25

0,273

0,33

0,26

0,27

0,287

0,31

0,28

0,26

0,283

0,31

0,27

0,28

0,287

0,34

0,39

0,27

0,333

0,27

0,26

0,27

0,267

0,29

0,27

0,25

0,270

0,29

0,26

0,27

0,273

0,38

0,38

0,26

0,340

0,25

0,27

0,28

0,267

0,31

0,24

0,28

0,277

0,27

0,25

0,26

0,260

Rata-Rata

0,289

Rata-Rata

0,280

HARI/ TANGGAL :

JUM'AT,300911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

Rata-Rata

0,32

0,41

0,27

0,333

0,26

0,33

0,27

0,287

0,31

0,39

0,35

0,350

0,27

0,29

0,31

0,290

0,3

0,38

0,32

0,333

0,26

0,32

0,29

0,290

0,31

0,53

0,42

0,420

0,26

0,31

0,31

0,293

0,37

0,56

0,54

0,490

0,28

0,29

0,33

0,300

0,33

0,52

0,55

0,467

0,26

0,29

0,28

0,277

0,36

0,51

1,02

0,630

0,29

0,34

0,27

0,300

0,33

0,48

1,2

0,670

0,26

0,28

0,32

0,287

Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :

0,462

Rata-Rata

0,290

SABTU,011011
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
2
1(mH) (mH) 3(mH)

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1(mH)

2 (mH)

3(mH)

Rata-Rata

0,31

0,28

0,33

0,307

0,26

0,28

0,25

0,263

0,3

0,27

0,32

0,297

0,25

0,3

0,25

0,267

0,28

0,27

0,31

0,287

0,31

0,26

0,28

0,283

0,3

0,26

0,3

0,287

0,3

0,27

0,27

0,280

0,29

0,28

0,32

0,297

0,28

0,25

0,25

0,260

0,31

0,27

0,31

0,297

0,29

0,26

0,26

0,270

0,28

0,27

0,31

0,287

0,27

0,26

0,25

0,260

0,32

0,27

0,3

0,297

0,27

0,25

0,24

0,253

Rata-Rata

0,294

Rata-Rata

0,267

2. Resistansi
HARI/ TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA
2
1 (M) (M)
3 (M)

2,1

1,93

6,54

3,523

1,9

2,82

0,66

1,793

2,45

2,3

0,61

1,787

2,7

0,65

1,783

1,5

2,2

0,7

1,467

1,7

2,3

0,66

1,553

1,35

1,83

0,81

1,330

2,82
1,9775

2,8
2,36

0,8
1,42875

2,140
1,922

HARI/ TANGGAL :

TERTUTUP

Ratarata

Rata-Rata
3

SELASA,270911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1
2
(M)
(M) 3 (M)

TERTUTUP
1
(M)

Rata-Rata

2 (M) 3 (M)

0,25

0,71

0,32

0,427

0,75

0,02

0,35

0,373

0,1

1,8

0,27

0,723

0,72

0,12

0,44

0,427

0,18

1,05

0,61

0,613

0,78

0,11

0,31

0,400

0,22

0,42

0,65

0,430

0,73

0,13

0,23

0,363

0,25

1,6

0,57

0,807

0,69

0,19

0,18

0,353

0,18

3,55

0,65

1,460

0,7

0,21

0,25

0,387

0,12

4,3

0,67

1,697

0,68

0,25

0,38

0,437

0,25

1,76

0,77

0,927
0,885

0,67

0,22

0,48

0,457
0,400

HARI/ TANGGAL :

RABU,280911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1
2
(M)
(M) 3 (M)

TERTUTUP
1
(M)

Rata-Rata
2 (M) 3 (M)

1,32

0,4

0,4

0,707

0,45

0,35

0,15

0,317

3,09

1,6

0,27

1,653

0,5

0-,35

0,13

0,315

1,43

0,9

0,5

0,943

0,46

0,33

0,23

0,340

3,5

1,25

1,8

2,183

0,42

0,42

0,31

0,383

2,6

0,97

2,1

1,890

0,43

0,38

0,3

0,370

3,8

3,2

1,8

2,933

0,43

0,42

0,4

0,417

2,5

3,4

2,633

0,45

0,45

0,41

0,437

3,2
2,5
Rata-Rata

2,900
1,980

0,47

HARI/ TANGGAL :

0,4
0,48
Rata-Rata

0,450
0,379

KAMIS,290911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1
2
(M)
(M) 3 (M)

TERTUTUP
1
(M)

Rata-Rata
2 (M) 3 (M)

0,37

0,38

0,52

0,423

0,85

0,17

0,22

0,413

0,77

0,42

0,45

0,547

0,91

0,12

0,32

0,450

0,85

0,33

0,35

0,510

0,78

0,22

0,34

0,447

1,05

0,45

0,81

0,770

0,83

0,21

0,48

0,507

1,04

0,81

0,73

0,860

0,68

0,33

0,53

0,513

0,98

0,75

0,65

0,793

0,73

0,38

0,52

0,543

0,79

0,76

0,72

0,757

0,62

0,54

0,53

0,563

0,75
0,87
Rata-Rata

0,68

0,767
0,678

0,52

0,48
0,57
Rata-Rata

0,523
0,495

HARI/ TANGGAL :

JUM'AT,300911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1
2
(M)
(M) 3 (M)

TERTUTUP
1
(M)

Rata-Rata

2 (M) 3 (M)

0,5

0,15

0,22

0,290

0,12

0,37

0,23

0,240

0,64

0,21

0,34

0,397

0,18

0,34

0,12

0,213

0,75

0,27

0,33

0,450

0,31

0,28

0,23

0,273

0,78

0,23

0,42

0,477

0,37

0,35

0,22

0,313

0,77

0,33

0,54

0,547

0,32

0,41

0,25

0,327

1,42

0,47

0,55

0,813

0,25

0,31

0,12

0,227

1,21

0,25

1,02

0,827

0,21

0,57

0,18

0,320

0,62
0,24
Rata-Rata

1,2

0,687
0,561

0,23

HARI/ TANGGAL :

0,33
0,21
Rata-Rata

0,257
0,271

SABTU,011011
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1
2
(M)
(M) 3 (M)

TERTUTUP
1
(M)

Rata-Rata

2 (M) 3 (M)

0,38

3,4

1,5

1,760

0,4

0,26

0,42

0,360

0,37

1,8

1,2

1,123

0,3

0,24

0,81

0,450

0,45

0,3

1,3

0,683

0,28

0,27

0,62

0,390

0,46

0,4

0,7

0,520

0,12

0,29

0,41

0,273

0,41

0,56

0,7

0,557

0,22

0,32

0,21

0,250

0,45

0,62

0,68

0,583

0,18

0,31

0,25

0,247

0,53

0,64

0,92

0,697

0,17

0,28

0,11

0,187

0,55
0,73
Rata-Rata

0,91

0,730
0,832

0,18

0,28
0,12
Rata-Rata

0,193
0,294

3. Kapasitansi
HARI/ TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

68,6

135

130

111,200

139

88

115

114,000

135

130

165

143,333

170

176

160

168,667

110

160

110

126,667

142

165

170

159,000

163

170

145

159,333

170
150
Rata-Rata

145

155,000
142,150

HARI/ TANGGAL :

TERTUTUP
1

Rata-Rata

SELASA,270911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

116

150

176

120

157

131

Rata-Rata

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

147,333

73

153

153

126,333

180

152,333

77

169

158

134,667

166

184

160,333

85

173

160

139,333

116

172

187

158,333

90

177

164

143,667

150

180

175

168,333

94

184

170

149,333

85

157

178

140,000

83

190

120

131,000

110

155

180

148,333

85

145

165

131,667

163
130
Rata-Rata

161

151,333
153,292

90

183
Rata-Rata

170

147,667
137,958

HARI/ TANGGAL :

RABU,280911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

38

70

158

107

75

99

Rata-Rata

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

88,667

130

110

115

118,333

193

125,000

136

105

130

123,667

65

195

119,667

140

112

145

132,333

116

95

198

136,333

143

113

148

134,667

111

130

123

121,333

145

107

150

134,000

125

114

148

129,000

145

97

152

131,333

130

154

151

145,000

147

136

162

148,333

133
132
Rata-Rata

170

145,000
126,250

148

140
Rata-Rata

167

151,667
134,292

HARI/ TANGGAL :

KAMIS,290911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

90

120

170

95

137

97

Rata-Rata

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

126,667

82

146

72

100,000

184

138,667

83

128

141

117,333

150

193

146,667

88

127

153

122,667

113

151

195

153,000

90

130

167

129,000

114

155

147

138,667

87

126

170

127,667

112

160

168

146,667

90

124

168

127,333

117

148

196

153,667

89

117

162

122,667

120
130
Rata-Rata

132

127,333
141,417

90

130
Rata-Rata

165

128,333
121,875

HARI/ TANGGAL :

JUM'AT,300911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

173

193

0,27

175

195

177

Rata-Rata

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

122,090

158

136

178

157,333

0,28

123,427

160

144

188

164,000

198

0,24

125,080

163

147

189

166,333

178

153

0,23

110,410

162

148

190

166,667

153

160

0,24

104,413

165

157

187

169,667

160

146

0,21

102,070

164

169

193

175,333

178

156

0,22

111,407

166

151

194

170,333

183
166
Rata-Rata

0,23

116,410
114,413

168

172
Rata-Rata

195

178,333
168,500

HARI/ TANGGAL :

SABTU,011011
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (B2)
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

173

0,21

0,31

175

0,22

141

Rata-Rata

TERTUTUP (B1)

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

57,840

167

109

0,21

92,070

0,31

58,510

162

110

0,22

90,740

0,14

0,32

47,153

178

98

0,17

92,057

97

0,17

0,26

32,477

177

111

0,18

96,060

103

0,16

0,27

34,477

181

120

0,18

100,393

105

0,21

0,27

35,160

184

136

0,19

106,730

106

0,12

0,31

35,477

137

137

0,13

91,377

107
0,13
Rata-Rata

0,32

35,817
42,114

145

140
0,14
Rata-Rata

95,047
95,559

Pengukuran LCR Pada suhu 28 0C


1. Induktansi
HARI/ TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA

Rata-Rata

1 (mH)

2 (mH)

3
(mH)

0,26

0,28

0,31

0,28333

0,26

0,3

0,31

0,29000

0,27

0,27

0,28

0,27333

0,25

0,29

0,27

0,27000

0,26

0,28

0,28

0,27333

0,26

0,28

0,29

0,27667

0,25

0,26

0,26

0,25667

0,26

0,29

0,26

0,27000
0,27416667

HARI/ TANGGAL :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8

2 (mH)
0,4
0,27
0,36
0,3
0,27
0,26
0,29
0,27

SELASA,270911
PERLAKUAN

TERBUKA (C2)
1 (mH)
0,48
0,26
0,27
0,27
0,26
0,25
0,26
0,26

TERTUTUP

3
(mH)
0,32
0,33
0,28
0,4
0,37
0,25
0,25
0,26

Rata-Rata
0,4
0,28666667
0,30333333
0,32333333
0,3
0,25333333
0,26666667
0,26333333
0,29958333

TERTUTUP (C1)
1
2
3
(mH)
(mH)
(mH)
0,27
0,27
0,28
0,25
0,27
0,26
0,26
0,25
0,26
0,27
0,25
0,26
0,27
0,26
0,29
0,25
0,29
0,24
0,25
0,27
0,25
0,26
0,25
0,3

Rata-Rata
0,27333333
0,26
0,25666667
0,26
0,27333333
0,26
0,25666667
0,27
0,26375

HARI/ TANGGAL :

RABU,280911
PERLAKUAN

NO
1
2
3
4
5
6
7
8

TERBUKA (C2)
1 (mH)
0,32
1,05
0,29
0,85
0,4
0,31
0,48
0,33

2 (mH)
0,27
0,3
0,39
0,3
0,38
0,37
0,38
0,36

HARI/ TANGGAL :

3
(mH)
0,57
17
14,3
8,3
7,1
5,26
0,25
0,65

Rata-Rata
0,38666667
6,11666667
4,99333333
3,15
2,62666667
1,98
0,37
0,44666667
2,50875

TERTUTUP (C1)
1
2
3
(mH)
(mH)
(mH)
0,28
0,24
0,26
0,25
0,25
0,25
0,27
0,24
0,24
0,25
0,25
0,25
0,24
0,27
0,26
0,26
0,24
0,24
0,26
0,24
0,24
0,25
0,26
0,28

Rata-Rata
0,26
0,25
0,25
0,25
0,25666667
0,24666667
0,24666667
0,26333333
0,25291667

KAMIS,290911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (C2)

Rata-Rata

TERTUTUP (C1)
1
2
3
(mH)
(mH)
(mH)

Rata-Rata

1 (mH)

2 (mH)

3
(mH)

0,02

0,035

0,5

0,185

0,24

0,25

0,29

0,26

0,018

0,45

0,47

0,31266667

0,25

0,28

0,32

0,28333333

0,015

0,011

0,49

0,172

0,24

0,25

0,3

0,26333333

0,012

0,015

0,35

0,12566667

0,25

0,26

0,28

0,26333333

0,016

0,014

0,32

0,11666667

0,26

0,27

0,29

0,27333333

0,014

0,012

0,36

0,12866667

0,25

0,25

0,28

0,26

0,025

0,011

0,37

0,13533333

0,26

0,24

0,27

0,25666667

0,016

0,017

0,3

0,111
0,160875

0,25

0,26

0,29

0,26666667
0,26583333

HARI/ TANGGAL :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8

JUM'AT,300911
PERLAKUAN
Rata-Rata
TERBUKA (C2)
3
1 (mH) 2 (mH) (mH)
11,4
15,4
20
15,6
11,58
17,2
20
16,26
11,62
20
20
17,2066667
11,45
20
20
17,15
10,8
20
20
16,9333333
11,62
20
20
17,2066667
11,61
20
20
17,2033333
11,57
20
20
17,19
16,84375

HARI/ TANGGAL :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8

2 (mH)
20
20
20
20
20
20
20
20

Rata-Rata
0,26333333
0,30333333
0,37666667
0,38333333
0,31666667
0,30666667
0,32
0,30666667
0,32208333

SABTU,011011
PERLAKUAN

TERBUKA (C2)
1 (mH)
20
20
20
20
20
20
20
20

TERTUTUP (C1)
1
2
3
(mH)
(mH)
(mH)
0,25
0,27
0,27
0,27
0,3
0,34
0,5
0,31
0,32
0,52
0,34
0,29
0,32
0,32
0,31
0,36
0,29
0,27
0,35
0,31
0,3
0,34
0,27
0,31

3
(mH)
20
20
20
20
20
20
20
20

Rata-Rata
20
20
20
20
20
20
20
20
20

TERTUTUP (C1)
1
2
3
(mH)
(mH)
(mH)
0,29
0,28
0,29
0,33
0,27
0,32
0,31
0,33
0,28
0,34
0,27
0,27
0,28
0,32
0,26
0,31
0,28
0,27
0,29
0,27
0,26
0,29
0,29
0,25

Rata-Rata
0,28666667
0,30666667
0,30666667
0,29333333
0,28666667
0,28666667
0,27333333
0,27666667
0,28958333

2. Resistansi
HARI/ TANGGAL :
NO TERBUKA
1 (M) 2 (M)
1
2,1
1,93
2
1,9
2,82
3
2,45
2,3
4
2
2,7
5
1,5
2,2
6
1,7
2,3
7
1,35
1,83
8
2,82
2,8
Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8

SENIN, 260911
PERLAKUAN
3 (M)
6,54
0,66
0,61
0,65
0,7
0,66
0,81
0,8

Rata-Rata

3,523
1,793
1,786
1,783
1,466
1,553
1,33
2,14
1,922

SELASA,270911
PERLAKUAN

TERBUKA (C2)
1 (M) 2 (M)
1,5
1,01
1,35
0,9
1,8
1,51
1,82
0,97
0,51
0,84
0,4
1,07
1,27
1,27
1,15
1,37
Rata-Rata

TERTUTUP
2

3
(M)
0,54
0,8
1,17
1,8
1,14
0,83
1,11
0,99

Rata-Rata
1,016
1,016
1,493
1,53
0,83
0,766
1,216
1,17
1,13

TERTUTUP (C1)
1
2
3
(M)
(M)
(M)
0,95
0,4
0,55
0,8
0,42
0,68
0,95
0,44
0,65
1,05
0,53
0,75
0,93
0,57
0,77
0,72
0,87
0,5
0,92
0,62
0,54
0,64
1,2
0,64
Rata-Rata

Rata-Rata
0,633
0,633
0,68
0,776
0,756
0,696
0,693
0,826
0,712

HARI/ TANGGAL :
N
O
1
2
3
4
5
6

RABU,280911
PERLAKUAN

TERBUKA (C2)
1 (M) 2 (M) 3 (M)
0,35
4,1
0,5
0,6
3,7
3,2
1,53
3,4
5,72
1,68
2,8
3,16
1,87
3,8
6,5
4,65
5,08
2,5

Rata-Rata
1,65
2,5
3,55
2,546
4,056
4,076

TERTUTUP (C1)
1 (M) 2 (M) 3 (M)
2,05
0,4
0,7
3,14
0,38
0,65
2,8
0,32
0,67
3,2
0,45
0,8
2,5
0,15
0,75
3,8
0,62
0,8

Rata-Rata
1,05
1,39
1,263
1,483
1,133
1,74

5,1

5,6

6,15

5,616

2,5

0,6

0,76

1,286

5,24

5,8

6,1

5,713

3,3

0,55

0,73

1,526

Rata-Rata
HARI/ TANGGAL :

3,713

Rata-Rata

1,359

KAMIS,290911
PERLAKUAN

N
O

TERBUKA (C2)

Rata-Rata

TERTUTUP (C1)
2
1 (M) (M) 3 (M)

Rata-Rata

1
(M)

2 (M)

3 (M)

1
2
3
4
5

10,05
12,5
14,2
15,5
14,5

10,15
15,13
14,3
9,5
14,8

3,07
11,8
13,4
14,5
12,7

7,756
13,143
13,966
13,166
14

0,56
0,63
0,72
0,62
0,74

0,17
0,23
0,28
0,3
0,48

3,12
2,4
2,8
2,2
4,5

1,283
1,086
1,266
1,04
1,906

16

12,6

16,4

15

0,82

0,52

3,8

1,713

17

15,05

18,5

16,85

0,65

0,38

3,7

1,576

19,3

12,4

17,7

16,466

0,7

0,55

4,14

1,796

Rata-Rata

13,79375

Rata-Rata

1,45875

HARI/ TANGGAL :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8

JUM'AT,300911
PERLAKUAN
TERBUKA (C2)
TERTUTUP (C1)
Rata-Rata
3
1
2
3
1 (M) 2 (M) (M)
(M)
(M) (M)
16,4
20
12,8
16,4
0,69
0,1
0,34
11,8
20
14,3
15,366
0,7
0,5
0,21
10,2
20
15,2
15,133
0,8
0,45
0,33
13,7
20
16,7
16,8
1,3
0,57
0,23
17,6
20
18,6
18,733
1,6
0,7
0,23
12,8
20
20
17,6
1,7
0,35
0,38
18,5
20
20
19,5
0,8
0,32
0,42
20
20
20
20
0,7
0,36
0,24
Rata-Rata
17,441
Rata-Rata

HARI/ TANGGAL :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8

0,376
0,47
0,526
0,7
0,843
0,81
0,513
0,433
0,584

SABTU,011011
PERLAKUAN

TERBUKA (C2)
1 (M) 2 (M)
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Rata-Rata

Rata-Rata

3
(M)
20
20
20
20
20
20
20
20

Rata-Rata
20
20
20
20
20
20
20
20
20

TERTUTUP (C1)
1
2
3
(M)
(M)
(M)
0,7
0,16
0,58
0,72
0,17
0,48
0,8
0,15
0,23
1,1
0,23
0,37
1,5
0,36
0,19
0,92
0,52
0,32
0,9
0,17
0,46
1,1
0,16
0,44
Rata-Rata

Rata-Rata
0,48
0,456
0,393
0,566
0,683
0,586
0,51
0,566
0,530

3. Kapasitansi
HARI/ TANGGAL :

SENIN, 260911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

Rata-Rata

68,6

135

130

111,2

139

88

115

114

135

130

165

143,333

170

176

160

168,666

110

160

110

126,666

142

165

170

159

163

170

145

159,333

170

150

145

HARI/ TANGGAL :

TERTUTUP
1

155
142,15

SELASA,270911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (C2)
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

145

140

180

155

166

190

Rata-Rata

TERTUTUP (C1)

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

155

105

120

137

120,666

174

165

98,7

126

145

123,233

164

182

178,666

156

118

153

142,333

135

137

137

136,333

162

116

157

145

150

180

179

169,666

114

121

177

137,333

180

198

166

181,333

96

130

183

136,333

185

165

197

182,333

107

135

186

142,666

194

174

90

152,666
165,125

115

142

196

151
137,320

HARI/ TANGGAL :

RABU,280911
PERLAKUAN

NO

TERBUKA (C2)
1 (nF)

2 (nF)

3
(nF)

170

145

86,5

175

187

140

Rata-Rata

TERTUTUP (C1)

Rata-Rata

1 (nF)

2 (nF)

3 (nF)

133,833

114

107

108

109,666

130

164

93

115

114

107,333

190

120

150

147

120

108

125

118

193

163

158

138

68

113

106,333

133

197

50

126,666

112

75

87

91,333

153

154

170

159

108

77

106

97

7
8

174
180

149
132

182
197

97,5
94,8

80
93

104
107

168,333
169,666
153,687

HARI/ TANGGAL :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8

KAMIS,290911
PERLAKUAN
TERBUKA (C2)
TERTUTUP (C1)
Rata-Rata
1 (nF)
2 (nF)
3 (nF)
1 (nF) 2 (nF) 3 (nF)
115
116
107
112,666
87,2
97
85
120
97
109
108,666
92
103
91
116
125
112
117,666
85
102
102
80
120
93
97,666
86
105
106
93
90
114
99
97
120
104
105
110
117
110,666
98,6
122
108
90,3
117
144
117,1
103
124
112
107
144
139
130
105
116
117
111,679

93,833
98,266
103,595

Rata-Rata
89,7333
95,333
96,333
99
107
109,533
113
112,666
102,825

HARI/ TANGGAL :

JUM'AT,300911
PERLAKUAN

NO
1
2
3
4
5
6
7
8

TERBUKA
(C2)
1
2 3
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0

HARI/ TANGGAL :

Rata-Rata
0
0
0
0
0
0
0
0

TERTUTUP (C1)
1 (nF) 2 (nF) 3 (nF)
0,3
0,26
0,3
0,25
0,3
0,3
0,13
0,25
0,32
0,38
0,26
0,34
0,4
0,3
0,11
0,3
0,27
0,1
0,23
0,26
0,4
0,32
0,3
0,15

Rata-Rata
0,286
0,283
0,233
0,326
0,27
0,223
0,296
0,256
0,272

SABTU,011011
PERLAKUAN

NO
1
2
3
4
5
6
7
8

TERBUKA
(C2)
1
2 3
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0
0
0 0

Rata-Rata
0
0
0
0
0
0
0
0

TERTUTUP (C1)
1 (nF) 2 (nF) 3 (nF)
99,1
153
98
87
150
105
100
158
103
102,4
157
104
102,6
164
106
176
167
106
182
71
124
184
172
149

Rata-Rata
116,7
114
120,333
121,133
124,2
149,666
125,666
168,333
130,004

Lampiran 3.

HASIL PENGUKURAN pH PADA SUHU -5 0C, 10 0C DAN 28 0C


A. Pada suhu -5 0C dan 10 0C
1. Pengukuran pH dengan pH meter
Hari
1
2
3
4
5
8
9

A1
6,7
7
7
6,58
7,81
8,2
6,87

A2
6,7
7
7,01
7,7
7,3
7,61
7,41

B1
6,7
7
7
7,93
8,58
8,94
8,91

B2
6,7
7
7,01
8,29
6,79
9,16
8,59

2. Pengukuran pH dengan pH indikator


Hari
1
2
3
4
5
8
9

A1
0
0
6
5
6
7
5

A2
0
0
5
5
6
6
5

B1
0
0
5
6
8
8
7

Ket : A1 = Suhu -5 0C Tertutup


A2 = Suhu -5 0C Terbuka
B1 = Suhu 10 0C Tertutup
B2 = Suhu 10 0C Terbuka

B2
0
0
6
8
5
8
6

B. Pengukuran pH pada Suhu 28 0C


1. Pengukuran pH dengan pH meter
Hari
1
2
3
4
5
6

C1
6,14
8,55
9
10
8,29
8,01

C2
6,14
8,54
9,44
8,36
10
9,87

2. Pengukuran pH dengan pH indikator


Hari
1
2
3
4
5
6

C1
5
8
8
10
7
6

Ket : C1 = Tertutup
C2 = Terbuka

C2
5
8
8
6
10
9

Lampiran 4.

HASIL PENGUKURAN RLC PADA SUHU -5 0C, 10 0C DAN 28 0C


DATA DIAMBIL DARI TANGGAL 22 JUNI 20 JULI 2011
Pengukuran LCR pada suhu -5 0C dan 10 0C

1. Induktansi
HARI KE 1
NO
A1 (mH)
1
0,26
2
0,25
3
0,27
4
5

0,26

A2 (mH)
0,26
0,25
0,27

B1 (mH)
0,26
0,25
0,27

B2 (mH)
0,26
0,25
0,27

0,26

0,26

0,26

HARI KE 2
NO
A1 (mH)
1
0,34
2
0,3
3
0,28
4
0,28
5
0,27

0,294

A2 (mH)
0,28
0,27
0,27
0,28
0,26
0,272

B1 (mH)
0,27
0,26
0,26
0,26
0,26
0,262

B2 (mH)
0,25
0,28
0,27
0,3
0,28
0,276

HARI KE 3
NO
A1 (mH)
1
0,23
2
0,24
3
0,26
4
0,24
5
0,25

0,244

A2 (mH)
0,27
0,26
0,26
0,26
0,26
0,262

B1 (mH)
0,25
0,24
0,25
0,25
0,25
0,248

B2 (mH)
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25

HARI KE 4
NO
A1 (mH)
1
0,25
2
0,26
3
0,26
4
0,26
5
0,26

0,258

A2 (mH)
0,27
0,27
0,25
0,27
0,26
0,264

B1 (mH)
0,26
0,27
0,27
0,26
0,26
0,264

B2 (mH)
0,28
0,3
0,27
0,29
0,27
0,282

HARI KE 5
NO
A1 (mH)
1
0,25
2
0,25
3
0,26
4
0,26
5
0,26

0,256

A2 (mH)
0,24
0,25
0,25
0,25
0,25
0,248

B1 (mH)
0,23
0,24
0,24
0,25
0,27
0,246

B2 (mH)
0,26
0,27
0,25
0,27
0,25
0,26

HARI KE 6
NO
A1 (mH)
1
0,32
2
0,28
3
0,27
4
0,26
5
0,26

0,278

A2 (mH)
0,24
0,28
0,25
0,26
0,26
0,258

B1 (mH)
0,23
0,25
0,27
0,23
0,25
0,246

B2 (mH)
0,99
0,24
0,27
0,27
0,24
0,402

2. Resistansi
HARI KE 1
NO
A1 (M)
A2 (M)
B1 (M)
B2 (M)
1
1,399
1,399
1,399
1,399
2
0,146
0,146
0,146
0,146
3
1,154
1,154
1,154
1,154
4
5
rata2 0,899666667 0,899666667 0,899666667 0,899666667

HARI KE 2
NO
A1 (M)
1
156,3
2
0,5
3
0,584
4
0,299
5
0,342
rata2
31,605

A2 (M)
0,953
0,68
0,586
0,636
0,786
0,7282

B1 (M)
1
0,75
0,622
0,652
0,716
0,748

B2 (M)
0,737
0,582
0,548
0,552
0,655
0,6148

HARI KE 3
NO
A1 (M)
1
1,006
2
1,639
3
1,614
4
1,066
5
0,86
rata2
1,237

A2 (M)
0,45
0,431
0,344
0,381
0,409
0,403

B1 (M)
0,777
0,992
0,937
1,14
1,166
1,0024

B2 (M)
0,8
0,943
2,45
0,859
2,7
1,5504

HARI KE 4
NO
A1 (M)
1
0,106
2
0,8
3
0,59
4
0,66
5
0,77
rata2
0,5852

A2 (M)
1,279
0,872
0,836
4,68
3,55
2,2434

B1 (M)
0,155
0,328
0,903
1,046
1,82
0,8504

B2 (M)
0,28
0,3
0,37
0,29
0,27
0,302

HARI KE 5
NO
A1 (M)
1
1,45
2
0,845
3
0,885
4
0,99
5
1,026
rata2
1,0392

A2 (M)
0,35
0,83
0,66
0,775
0,68
0,659

B1 (M)
0,58
0,138
0,388
0,6
0,757
0,4926

B2 (M)
0,68
0,038
0,145
0,111
0,107
0,2162

HARI KE 6
NO
A1 (M)
1
0,205
2
0,34
3
0,472
4
0,644
5
0,494
rata2
0,431

A2 (M)
0,016
1,07
0,83
0,87
0,41
0,6392

B1 (M)
2,06
2,1
2,59
1,22
1,75
1,944

3. Kapasitansi
HARI KE 1
NO
A1 (nf)
1 107,700
2 100,500
3
1,154
4
5

69,785

A2
107,700
100,500
1,154

B1
107,700
100,500
1,154

B2
107,700
100,500
1,154

69,785

69,785

69,785

HARI KE 2
NO
A1 (f)
1
0,180
2
0,180
3
0,180
4
0,180
5
0,150

0,174

A2 (f)
0,260
0,190
0,270
0,250
0,220
0,238

B1 (f)
0,120
0,230
0,150
0,170
0,140
0,162

B2 (f)
0,160
0,090
0,100
0,090
0,160
0,120

HARI KE 3
NO
A1 (nf)
1
85,800
2
108,300
3
109,700
4
108,600
5
118,500

106,180

A2 (nf)
672,000
69,000
96,500
80,100
65,800
196,680

B1 (nf)
78,200
92,600
106,700
92,400
90,000
91,980

B2 (nf)
62,800
66,500
48,800
61,800
79,600
63,900

B2 (M)
0,77
1,06
0,563
1,095
0,728
0,8432

HARI KE 4
NO
1
2
3
4
5

A1 (f)
0,113
0,070
0,056
0,088
0,096
0,085

A2 (f)
0,100
0,055
0,087
0,085
0,096
0,085

B1 (f)
0,082
0,104
0,102
0,125
0,071
0,097

B2 (f)
0,101
0,136
0,120
0,118
0,128
0,121

HARI KE 5
NO
A1 (f)
1
0,093
2
0,070
3
0,092
4
0,084
5
0,068

0,081

A2 (f)
0,078
0,088
0,116
0,076
0,074
0,086

B1 (f)
0,058
0,063
0,065
0,066
0,082
0,067

B2 (f)
0,098
0,124
0,114
0,072
0,061
0,094

HARI KE 6
NO
A1 (nf)
1
121,3
2
86,3
3
44,4
4
73,8
5
87,7

82,7

A2 (nf)
54,4
70,5
65,3
55,6
62,8
61,72

B1 (nf)
76,5
61,2
65,8
37,8
71,2
62,5

Ket : A1 = Suhu -5 0C Tertutup


A2 = Suhu -5 0C Terbuka
B1 = Suhu 10 0C Tertutup
B2 = Suhu 10 0C Terbuka

B2 (nf)
96,9
52,8
84,3
62
80,9
75,38

Pengukuran LCR pada suhu 28 0C


1. Induktansi
HARI KE 1
NO
1
2
3
4
5
HARI KE 3
NO
1
2
3
4
5
HARI KE 5
NO
1
2
3
4
5

C1 (mH)
0,24
0,24
0,25
0,24
0,24

C1 (mH)
0,24
0,23
0,23
0,23
0,24

C1 (mH)
0,25
0,25
0,37
0,32
0,25

HARI KE 2
NO
1
2
3
4
5

C1 (mH)
0,24
0,24
0,24
0,24
0,24

C2
0,26
0,24
0,24
0,24
0,24

C2
0,38
0,58
0,38
0,37
0,34

HARI KE 4
NO
1
2
3
4
5

C1 (mH)
0,24
0,24
0,26
0,25
0,24

C2
0,36
0,4
0,18
0,18
0,21

C2 (H)
6,05
8,1
13,7
11,02
13,66

HARI KE 6
NO
1
2
3
4
5

C1 (mH)

C2

A1 (M)
0,33
0,31
0,35
0,34
0,36

A2
2,28
1,04
3,56
4,08
1,86

C2

2. Resistansi
HARI KE 1
NO
1
2
3
4
5

A1 (M)
8,76
7,33
5,86
5,51
4,41

A2

HARI KE 2
NO
1
2
3
4
5

HARI KE 3
NO
1
2
3
4
5

A1 (M)
0,51
0,42
0,41
0,37
0,34

HARI KE 5
NO
1
2
3
4
5

A1 (M)
3,78
0,89
1,14
0,7
0,53

A2
8
7,6
6,36
5,68
5,2

HARI KE 4
NO
1
2
3
4
5

A1 (M)
0,52
0,73
0,65
0,67
0,58

A2
13,6
8,78
10,98
9,15
11,1

A2
11,75
16,15
15,37
11,15
13,26

HARI KE 6
NO
1
2
3
4
5

A1 (M)
11,45
14,07
14,53
7,09
20

A2
18,6
18,08
15,72
16,11
16,68

3. Kapasitansi
HARI KE 1
NO
1
2
3
4
5

A1 (nf)
72,3
80,2
70,1
73,3
62

A2
72,3
80,2
70,1
73,3
62

HARI KE 2
NO
1
2
3
4
5

A1 (nf)
83,3
65,5
53,3
70,5
76,8

A2
45,2
47
76,1
59
75,5

HARI KE 3
NO
1
2
3
4
5

A1 (nf)
76,5
96
82,6
92,2
81,5

A2
73,6
89,6
72,7
89,4
77,4

HARI KE 4
NO
1
2
3
4
5

A1 (nf)
169,6
156,1
141,7
163,5
177,7

A2
0,012
0,013
0,012
0,013
0,013

HARI KE 5
NO
1
2
3
4
5

A1 (nf)
112,8
123,3
165
144,8
110,6

A2

Ket : C1 = Suhu 28 0C Tertutup


C2 = Suhu 28 0C Terbuka

HARI KE 6
NO
1
2
3
4
5

A1 (nf)

A2

Anda mungkin juga menyukai