Anda di halaman 1dari 20

Pemeriksaan Sistem Saraf

Otonom dan Sistem Koordinasi


Oleh : Retno Tri Palupi
Dokter Pembimbing Klinik : dr.
Murgyanto Sp.S

PEMERIKSAA
N FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

ANAMNESIS

DIAGNOSI
S

Anamnesis
Keluhan utama keluhan yang mendorong pasien untuk

berobat ke dokter
Riwayat penyakit sekarang
- onset
- durasi (berapa lama sekali muncul keluhan)
- sifat serta beratnya
- lokasi dan penjalaran keluhan
- frekuensi
- hubungan dengan waktu atau kegiatan
- keluhan lain yang berhubungan
- faktor yang memperingan atau memperberat keluhan
-perjalanan keluhan (menetap,tambah berat, ringan,
sedang, dll)

Continue
- terapi dan segala pemeriksaan yang dilakukan
sebelumnya
- diagnosa penyakit sewakt dirawat sebelumnya
- bagaimana dengan nafsu makan, pola tidur,
pekerjaan dan kehidupan sosial keluarga selama ini
- bagaimana efek psikologis terhadap penyakit yang
dideritanya
Riwayat penyakit dahulu : HT, DM, Penyakit jantung,
dll
Riwayat pengobatan
Riwayat penyakit keluarga
Keadaan psikososial

Pemeriksaan Koordinasi dan


Keseimbangan
Koordinasi adalah penggunaan normal dari
faktor-faktor motorik, sensorik dan sinergik
dalam melakukan gerakan.
Pusat koordinasi CEREBELLUM

Gangguan koordinasi

Gangguan
equlibratory
coordination
Gangguan non
equlibratory
coordination

Gangguan Equilibratory, diperiksa dengan :

a. Tes Romberg
penderita diminta berdiri dengan kedua
tumit saling merapat. Pertama kali dengan
mata terbuka kemudian penderita diminta
menutup matanya. Pemeriksa menjaga
jangan sampai penderita jatuh tanpa
menyentuh penderita. Hasil positif
penderita jatuh pada satu sisi dan tidak
mampu berdiri selama 30 detik atau lebih
b. Tes Tandem Walking
penderita diminta berjalan pada satu
garis lurus di atas lantai, dengan cara
menempatkan satu tumit langsung di
depan ujung jari kaki yang berlawanan

a. Tes
Romberg

b. Tes Tandem
Walking

c. Fukuda Stepping Test


penderita disuruh jalan ditempat dengan
mata tertutup dan lengan diarahkan ke
depan, lakukan sebanyak 50 langkah
dengan kecepatan jalan biasa. Sebelumnya
katakan padanya bahwa ia tidak boleh
beranjak dari tempat berdiri selama tes ini.
Abnormal penderita beranjak lebih dari 1
meter atau badan berputar lebih dari 30
derajat.

Gangguan Non Equilibratory, diperiksa dengan :

a. Finger-to-nose test
bisa dilakukan dengan posisi pasien berbaring, duduk
atau berdiri. Pasien disuruh menutup mata dan
meluruskan lengannya k esamping, kemudian ia
disuruh menyentuh hidungnya dengan telunjuk. Lesi
serebellar telunjuk tidak sampai di hidung tetapi
melewatinya dan sampai di pipi. Setelah menyentuh
hidungnya, pasien diminta menyentuh ujung jari
pemeriksa dan kembali menyentuh ujung hidungnya.
Perhatikan gerakan mulus/tidak. Lakukan berulang.
b. Finger-to-finger test
penderita disuruh merentangkan kedua lengannya
kesamping sambil menutup mata, ia kemudian disuruh
mempertemukan jari jarinya ditengah depan. Lengan di
sisi lesi akan ketinggalan dalam gerakan ini, dan
mengakibatkan jari sisi yang sehat melampaui garis
tengah.

Finger-to-nose
test

Finger-to-finger
test

c. Diadokokinesis
suruh pasien melakukan gerakan yang
berlawanan secara berturut turut dengan
mata terbuka atau tertutup, menggerakan
kedua tangannya bergantian pronasi dan
supinasi dengan posisi siku diam.
suruh pasien menepuk pinggiran paha
dengan telapak tangan secara berselingan
bagian volar dan dorsal tangan dengan
cepat. Perhatikan!!! Pada gangguan
serebellar gangguan mungkin tidak mulus.

d. Heel-to-knee-to-toe test
suruh pasien mengangkat satu tungkai tinggi
kemudian menempatkan tumitnya pada lutut yang
satu lagi (kontralateral), kemudian meluncurkan
kakinya ke bawah sampai ibu jari kaki yang lainnya.
Perhatikan ataksia? (gangguan koordinasi) tumit
sampai paha.
e. Rebound test
penderita disuruh meluruskan tangannya. Kemudian
ia disuruh menarik tangannya ke arah bahunya atau
hidung sambil kita halangi (beri tahanan). Bila
tahanan kita lepas mendadak, gerakan fleksi ini tidak
segera berhenti dan tangan akan memukul bahu atau
mukan dengan keras. Fenomena rebound
gangguan serebellar tidak mampu menghentikan
gerakan tepat pada waktunya.

Heel-to-knee
test

Rebound Test

f. Intensio Tremor
tremor yang timbul bila melakukan
gerakan volunter dan menjadi lebih nyata
bila menghampiri tujuannya. Suruh pasien
mengambil benda yang kecil, makin dekat
ia pada benda tersebut makin jelas
tremornya.

Untuk vertigo dan nistagmus manuver Hallpike dan


Tes Kalori
pasien disuruh duduk ditempat tidur pemeriksa.
Kemudian ia direbahkan sampai kepala bergantung di
pinggir tempat tidur dengan sudut 30 derajat di bawah
horison, kepala ditolehkan ke kiri. Tes kemudian diulang
dengan dengan kepala melihat lurus dan diulang lagi
dengan kepala menoleh ke kanan. Penderita disuruh
membuka matanya dan lihat kapan nistagmus mulai
muncul, berapa lama berlangsung, jenis nistagmus lesi
central/perifer.
Tes kalori : rangsangan dingin ( suhu 30C) fase
cepatnya timbul nistagmus pada sisi kontralateral dari
rangsangan. Rangsangan panas (suhu 42C) muncul
nistagmus pada sisi searah dengan arah rangsangan.
COWS = Cold Opposite Warm Same side

Pemeriksaan Saraf Otonom


SKIN

Kekeringan kulit dengan anhidrosis. Suntikan


intradermal pilocarpine dapat menilai
kelenjar keringat yang menghasilkan triple
response (eritem, bengkak/membesar,
wheal).
CARDIOVASKULAR
Ukur tekanan darah dan denyut jantung saat
pasien tidur terlentang dan saat setelah
berdiri selama minimal 3 menit. Abnormal
terjadi hipotensi ortostatik dengan/tanpa
kompensasi takikardi.

DISFUNGSI SFINGTER

Gangguan pada medulla spinalis bagian


bawah (kornu medularis atau kauda
equina) retensi urin. Vesica urinaria
dapat teraba dan sering infeksi.
Gangguan lesi inkomplit pada bagian lebih
tinggi medulla spinalis dinding VU
mudah terangsang sehingga terjadi
inkontinensia urgensi urin.
Pada gastrointestinal, terjadi konstipasi
absolute, dan inkontinensia overflow feses.
DISFUNGSI SEKSUAL, terjadi pada laki laki

berupa impotensi ereksi.

PUPIL

Pemeriksaan refleks cahaya (redup dan


terang) terhadap pupil (miosis dan
midriasis) seperti pemeriksaan nervus
cranial III.
KELENJAR LAKRIMAL
Lesi infranuklear pada ganglion geniculate
menyebabkan penurunan produksi air
mata. Tes Schirmer evaluasi sekresi
airmata. Kertas lakmus steril lebar 0,5 cm
dipilin dan ditempatkan pada forniks
konjungtiva dengan posisi mata tertutup
lembut. Setelah 5 menit, ukur panjang
kelembapan kertas lakmus. Normal lebih
dari 10 mm.

Anda mungkin juga menyukai