Anda di halaman 1dari 17

Relay

BAB III
RELAY
Relay
Relay adalah alat yang dioperasikan dengan listrik yang secara mekanis mengontrol
penghubungan rangkaian listrik. Beberapa aplikasi pada industri dan kontrol proses
memerlukan relay sebagai elemen kontrol penting. Pada pokoknya relay digunakan
sebagai alat penghubung pada rangkaian.
Relay Pengendali Elektromekanis
Relay pengendali elektromekanis (electromechanic relay = EMR) merupakan saklar
magnetis. Relay ini menghubungkan rangkaian beban ON atau OFF dengan pemberian
energi elektromagnetis, yang membuka atau menutup kontak pada rangkaian. EMR
mempunyai variasi aplikasi yang luas baik pada rangkaian listrik maupun elektronik.
Misalnya EMR dapat digunakan pada kontrol dari kran-daya cairan dan di banyak
kontrol urutan mesin, misalnya operasi pemboran (tanah), pemboran (pelat),
penggilingan dan penggerindaan.
Relay biasanya hanya mempunyai satu kumparan, tetapi relay dapat mempunyai
beberapa kontak. Jenis EMR diperlihatkan pada gambar 3.1. Relay elaktromekanis
berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang bergerak dipasangkan pada
plunger. Kontak ditunjuk sebagai normally open (NO) dan normally close (NC).
Apabila kumparan diberi tenaga, terjadi medan elektromagnetis. Aksi dari medan pada
gilirannya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dam
membuka kontak NC. Jarak gerak plunger biasanya pendek sekitar inch atau
kurang.

Gambar 3.1 Relay elektromekanis (EMR)

Kontak normally open akan membuka ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan,
tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau diberi tenaga.
Kontak normally close akan tertutup apabila kumparan tidak diberi daya dan membuka
ketika kumparan diberi daya. Masing-masing kontak biasanya digambarkan sebagai

Elektronika Industri I

19

Relay

kontak yang kumparannya tidak diberi daya. Sebagian besar relay kontrol mesin
mempunyai beberapa ketentuan untuk pengubahan kontak normally open menjadi close,
atau sebaliknya. Itu berkisar dari kontak sederhana flip-over untuk melepaskan kontak
dan menempatkan kembali dengan perubahan lokasi pegas.
Banyak EMR yang mempunyai beberapa perangkat kontak yang dioperasikan dengan
kumparan tunggal. Misalnya relay yang digunakan untuk mengontrol beberapa operasi
penghubungan dengan arus tunggal terpisah. Tipe relay kontrol yang digunakan untuk
mengontrol dua lampu tanda diperlihatkan pada gambar 3.2. Dengan saklar membuka,
kumparan ICR dihilangkan tenaganya. Rangkaian pada lampu pilot hijau terhubung
melalui kontak NC ICR 2, sehingga lampu tersebut akan menyala. Pada saat yang sama
rangkaian pada lampu pilot merah terbuka melalui kontak NO ICR 1, sehingga lampu
tersebut akan padam. Kalau saklar tertutup, kumparan diberi tenaga, kontak NO ICR 1
menutup pada saklar lampu merah menyala. Pada waktu yang sama, kontak NC ICR 2
membuka untuk menghidupkan lampu pilot hijau.

Gambar 3.2 Relay yang digunakan untuk mengontrol beberapa operasi penghubungan
dengan arus tunggal terpisah

Pada umumnya relay kontrol digunakan sebagai alat pembantu untuk kontrol
penghubungan rangkaian dan beban. Misalnya motor kecil, selenoida, dan lampu pilot.
EMR dapat digunakan untuk mengontrol rangkaian beban tegangan tnggi dengan
rangkaian kontrol tegangan rendah. Hal ini sangat memungkinkan, sebab kumparan
kontak dari relay secara fisik terisolasi satu sama lain. Dari segi keamanan, rangkaian
tersebut mempunyai perlindungan ekstra bagi operator. Misalnya, anggap bahwa anda
ingin menggunakan relay untuk mengontrol rangkaian lampu 220 V dengan rangkaian
kontrol 12V. Lampu akan dirangkai seri dengan kontak relay pada sumber 220 V
(gambar 3.3) saklar akan dirangkai seri terhadap kumparan relay pada sumber 12 V.
Pengoperasian saklar adalah dengan memberi energi atau menghilangkan energi
kumparan. Hal ini pada gilirannya akan menutup atau membuka kontak pada saklar ON
atau OFF lampu.

20

Elektronika Industri I

Relay

Gambar 3.3 Penggunaan relay untuk mengontrol rangkaian beban tegangan tinggi
dengan rangkaian kontrol tegangan rendah

Aplikasi pokok relay yang lain adalah untuk mengontrol rangkaian beban arus tinggi
dengan rangkaian kontrol arus rendah. Hal ini memungkinkan karena arus yang akan
ditangani oleh kontak dapat jauh lebih besar dibandingkan dengan yang diperlukan
untuk mengoperasikan kumparan. Kumparan relay mampu dikontrol dengan sinyal arus
rendah dari rangkaian terpadu dan transistor seperti diperlihatkan pada gambar 3.4. Pada
rangkaian tersebut, sinyal kontrol elektronis menghidupkan atau mematikan transistor
yang pada gilirannya menyebabkan kumparan relay diberi energi atau dihilangkan
energinya. Arus pada raangkaian kontrol yang terdiri dari transistor dan kumparan relay
sangat kecil. Arus pada rangkaian daya, yang terdiri dari kontak-kontak dan motor kecil,
jauh lebih besar dalam perbandingan.
Level tegangan pada kumparan relay yang diberi energi, menyebabkan penghubungan
kontak yang disebut tegangan pick-up (tegangan tarik). Setelah relay diberi energi, level
tegangan pada kumparan relay dimana kontak kembali pada posisi tidak dioperasikan
disebut tegangan drop out (tegangan lepas). Kumparan relay dirancang untuk tidak
lepas sampai penurunan tegangan pada minimum sekitar 85% dari tegangan kerja.
Kumparan relay juga tidak akan menarik (memberi energi) sampai tegangan meningkat
pada 85% tegangan kerja. Pada umumnya kumparan akan beroperasi terus menerus
pada 110% dari tegangan kerja, tanpa merusak kumparan. Kumparan relay sekarang
dibuat dari konstruksi cetakan. Hal ini membantu mengurangi penyerapan kelembaban
dan meningkatkan kualitas mekanis.
Ada juga perbedaan arus pada kumparan relay pada waktu kumparan pertama kali diberi
energi dengan ketika kontak dioperasikan secara penuh. Ketika kumparan diberi energi,
plunger keluar dari posisinya. Karena celah yang terbuka pada rangkaian (lintasan
magnet), arus pertama kali pada kumparan adalah besar. Level arus pada waktu itu
disebut arus in rush atau arus kejut. Pada saat plunger bergerak ke kumparan,
menutup celah, level arus turun pada harga yang lebih rendah. Harga yang lebih rendah
itu disebut arus segel (sealed). Arus kejut hampir 6 sampai 8 kali arus segel.

Elektronika Industri I

21

Relay

Relay elektromekanis dibuat dalam berbagai jenis untuk berbagai aplikasi. Kumparan
relay dan kontak mempunyai ukuran kerja yang terpisah. Kumparan relay biasanya
dirancang bekerja pada pengoperasian dengan arus DC dan AC, teganngan atau arus,
tahanan dan day pengoperasian normal. Kumparan relay yang sangat peka yang
dirancang untuk bekerja pada rentang mili ampere rendah, sering dioperasikan dari
transistor atau rangkaian terpadu. Gambar 3.5a memperlihatkan suatu relay jenis
terbuka yang tidak dikemas, kontak, kumparan dan semua bagian yang bergerak
ditunjukkan sehingga dapat dilihat. Dengan relay jenis yang dikemas, tutup plastik
menahan kontak sehingga tidak diekspos pada lingkungan yang korosif. Jenis steker
yang diperlihatkan pada gambar 3.5b dapat diubah tanpa mengganggu pengawatan
rangkaian. Apabila relay digunakan pada suatu aplikasi, maka langkah pertama adalah
menentukan tegangan kontrol (kumparan) pada relay yang akan bekerja. Terdapat
kumparan yang mencakup sebagian besar tegangan standar.

Gambar 3.4 Penggunaan relay untuk mengontrol rangkaian beban arus


tinggi dengan rangkaian kontrol arus rendah

Gambar 3.5 Relay pengendali

Relay berbeda dalam jumlah dan susunan kontak. Meskipun ada beberapa kontak
single break yang digunakan pada relay industri, sebagian relay yang digunakan pada
22

Elektronika Industri I

Relay

kontrol peralatan mesin mempunyai kontak double break (gambar 3.6). Semua
kontak memantul pada saat penutupan, dan pada relay pengoperasian cepat, hal ini
dapat menjadi sumber masalah. Penggunaan kontak double break mengurangi
masalah ini.

Gambar 3.6 Susunan kontak relay

Spesifikasi kontak relay yang paling penting adalah ukuran kerja arusnya. Ini
menunjukkan besarnya arus maksimum yang dapat ditangani kontak. Tiga ukuran kerja
arus umumnya adalah:
In-rush atau kapasitas yang menghubungkan kontak
kapasitas normal atau kapasitas yang mengalirkan terus menerus
kapsitas membuka atau memutuskan
Kontak juga dirancang untuk kemampuan kerja level maksimum tegangan AC atau DC
yang dapat beroperasi. Oleh karena itu, sebagian besar relay yang digunakan pada
rangkaian kontrol yang ukuran kerja kontaknya lebih rendah (0 sampai dengan 15 A
maksimum pada 600 V), menunjukkan level arus yang dikecilkan pada tempat mereka
bekerja. Meskipun relay kontrol dari berbagai pabrik berbeda dalam penampilan dan
konstruksi, relay tersebut dapat ditukarkan pada sistem pengawatan kontrol jika
spesifikasinya cocok dengan permintaan sistem.
Sebagian besar kontak pada saat ini dibuat dari campuran perak dibandingkan dari
tembaga. Bahan ini digunakan karena konduktifitas perak yang bagus. Oksida perak
yang membentuk kontak adalah jumlah penghantar yang bagus. Meskipun kontak
kelihatan jelek atau bernoda, namun kontak-kontak tersebut masih dapat beroperasi
dengan normal.
Relay Solid State
Setelah melakukan tugas penghubungan selama beberapa dekade, EMR sekarang
diganti dengan beberapa aplikasi dengan jenis baru dari relay, relay solid state (SSR)
gambar 3.7. Meskipun relay EMR dan SSR dirancang untuk melakukan tugas yang
sama, masing-masing mencapai hasil akhir dengan cara yang berbeda. Tidak seperi
EMR, SSR tidak mempunyai kumparan dan kontak sesungguhnya. Sebagai pengganti
digunakan alat penghubung semikonduktor seperti transistor bipolar, MOSFET, SCR,
atau Triac. SSR tidak mempunyai bagian yang berputar, tahan terhadap goncangan dan
getaran serta ditutup rapat terhadap kotoran dan kelembaman.

Elektronika Industri I

23

Relay

SSR merupakan aplikasi pada pengisolasian rangkaian kontrol tegangan rendah dari
rangkaian beban daya tinggi. Blok diagram dari SSR yang dirangkai secara optis
diperlihatkan seperti gambar 3.8. Dioda yang memancarkan cahaya (LED) yang
digabungkan pada rangkaian input menyala mengeluarkan cahaya apabila kondisi pada
rangkaian benar-benar untuk mengaktifkan relay. Cahaya LED pada fototransistor,
yang kemudian menghantar, menyebabkan arus trigger diberikan pada Triac. Jadi,
output terisolasi dari input dengan LED sederhana dan susunan fototransistor, persis
seperti elektromagnet terisolasi dengan input dari kontak penghubungan pada EMR
konvensional. Karena sorotan sinar digunakan sebagai medium kontrol, maka tidak ada
tegangan naik atau desah listrik yang dihasilkan pada sisi beban dari relay yang dapat
dikirimkan pada sisi kontrol relay. Pendekatan kotak hitam sering digunakan untuk
memberi simbol SSR. Kuadrat atau bujursangkar akan digunakan pada skema untuk
menyajikan relay. Rangkaian internal tidak akan diperlihatkan dan hanya hubungan
input dan output pada kotak yang akan diberikan.

Gambar 3.7 Relay solid state (SSR)

Gambar 3.8 SSR yang dirangkai secara optis

SSR dapat digunakan untuk mengontrol beban AC atau DC (gambar 3.9). Jika relay
dirancang untuk mengontrol beban ac, digunakan Triac untuk menghubungkan beban
dengan line. SSR dimaksudkan untuk digunakan sebagai alat pengontrol DC,
24

Elektronika Industri I

Relay

mempunyai transistor daya dibandingkan dengan Triac yang dihubungkan pada


rangkaian beban. Apabila tegangan input hidup, LED detektor foto yang dihubungkan
pada basis transistor menghidupkan transisitor dan menghubungkan beban dengan line.
Tegangan kontrol untuk SSR mendapat arus searah atau bolak-balik, dan biasanya
berkisar antara 3 sampai 32 V untuk versi DC dan 80 sampai 280 V untuk versi AC.
Ampera rangkaian beban maksimum mencapai 50 A sangat mungkin pada ukuran kerja
tegangan line 120, 240 atau 480 V AC. Pada sebagian besar aplikasi, SSR digunakan
sebagai perantara antara rangkaian kontrol tegangan rendah dengan tegangan line AC
yang lebih tinggi. Banyak SSR yang digunakan untuk mengontrol beban AC
mempunyai kistimewaan yang disebut penghubungan nol (gambar 3.10). Penghubungan
nol menjamin bahwa relay hidup atau hubungan tegangan nol sering dibutuhkan untuk
memperkecil arus kejut dan interferensi frekuensi radio.
Pada SSR hibrid menggabungkan relay buluh kecil untuk bertindak sebagai alat yang
mengaktifkan (gambar 3.11). Perangkat kecil dari kontak buluh dihubungkan pada
gerbang Triac. Rangkaian kontrol dihubungkan pada kumparan relay buluh. Ketika
kumparan diberi tenaga oleh arus kontrol, dihasilkan medan magnet disekitar kumparan
dari relay. Medan magnet ini menutup kontak buluh yang menyebabkan Triac hidup.
Pada jenis SSR ini, medan magnet lebih banyak menggunakan sorotan sinar untuk
mengisolasi rangkaian kontrol dari rangkaian beban.

Gambar 3.9 Pengontrolan beban ac dan dc

Elektronika Industri I

25

Relay

Gambar 3.10 Penghubungan nol

Gambar 3.11 Relay solid state hibrid penggabungan dengan relay buluh kecil

SSR mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan EMR. SSR lebih


terpercaya dan mempunyai umur pemakaian yang lebih panjang karena SSR tidak
mempunyai bagian yang berputar; dapat digabungkan dengan rangkaian transistor dan
rangkaian IC, serta tidak menimbulkan banyak interferensi elektromagnetis. SSR lebih
tahan terhadap goncangan dan terhadap getaran, mempunyai waktu respon yang lebih
cepat dan tidak memperlihatkan kontak yang memantul.
Seperti pada setiap alat, SSR mempunyai beberapa keuntungan. SSR terdiri dari
semikonduktor yang mudah rusak oleh tegangan dan arus yang tajam. Tidak seperti
pada kontak EMR, penghubungan semikonduktor SSR mempunyai tahanan ON state
dan arus bocor OFF state yang signifikan.
Relay Waktu
Hanya sedikit sitem kontrol industri yang tidak membutuhkan paling tidak satu atau dua
fungsi yang diwaktukan. Aplikasi ini termasuk mesin yang waktu start-nya harus
ditunda sampai even yang lain telah terjadi. Sebagai contoh, mesin pencampur,
kemungkinan ditunda sampai cairan telah dipanaskan atau kipas tetap dimatikan sampai
kumparan pemanas telah memanaskan udara sekitar.
Relay waktu adalah relay konvensional yang dilengkapi dengan mekanisme atau
rangkaian perangkat keras tambahan untuk menunda pembukaan atau penutupan kontak
beban. Relay waktu sama dengan relay kontrol yang lain, menggunakan kumparan
26

Elektronika Industri I

Relay

untuk mengontrol operasi dari beberapa kontak. Perbedaan antara relay kontrol dan
relay waktu adalah bahwa kontak waktu relay menunda perubahan posisinya apabila
kumparan diberi tenaga atau dihilangkan tenaganya.

Gambar 3.12 Relay waktu pneumatik (udara)

Relay waktu udara (pneumatik) menggunakan sambungan mekanis dan sistem balon/
penghembus udara untuk mencapai siklus pemilihan waktunya (gambar 3.12). Desain
balon penghembus memungkinkan udara masuk pada jarum kran pada laju yang sudah
ditentukan sebelumnya, agar mempunyai tambahan waktu tunda yang berbeda dan
untuk menghubungkan kontak output. Relay ini populer di seluruh industri karena kuat
dan dapat diandalkan. Dapat diatur pada rentang periode waktu yang luas, relatif tidak
terpengaruh dengan suhu atau variasi tegangan, dan mempunyai kecermatan ulang yang
bagus.
Beberapa rangkaian membutuhkan kontak pemilih waktu dan kontak seketika yang
dioperasikan dengan kumparan relay yang diberi energi. Kontak seketika itu bekerja
apabila kumparan diberi energi atau dihilangkan energinya, bebas dari mekanisme
pemilihan waktu, kontak pemilih waktu dapat disusun untuk menunda sesudah
pemberian atau penghilangan energi kumparan. Gambar 3.13 menunjukkan konstruksi
timer tunda ON pneumatik dengan kontak waktu dan dua kontak seketika itu juga.
Apabila kumparan diberi energi, kontak waktu dicegah membuka atau menutup.
Apabila kumparan dihilangkan energinya, kontak timer kembali seketika pada keadaan
normalnya. Kontak instaneus mengubah posisinya seketika apabila kumparan diberi
energi dan kembali ke posisi normal segera apabila kumparan dihilangkan energinya.

Elektronika Industri I

27

Relay

Gambar 3.13 Timer pneumatik tunda ON dengan kontak


waktu dan kontak seketika

Gambar 3.14 Relay timer solid state

Relay pemilih waktu solid-state (gambar 3.14) menggunakan rangkaian elektronik


untuk mencapai siklus pemilihan waktunya. Beberapa timer menggunakan konstanta
waktu resistor/ kapasitor (RC) untuk mendapatkan basis waktu, dan yang lain
menggunakan clock quartz. Jaringan osilator RC membangkitkan pulsa yang sangat
stabil dan akurat yang digunakan untuk menyediakan tambahan tunda waktu dan
menghubungkan output kontak. Panjang waktu tunda dapat diatur dengan pengaturan
kenop kontrol atau potensiometer yang diletakkan didepan timer. Indikasi pemilihan
waktu disediakan oleh LED yang menyorotkan sinar selama pemilihan waktu, menyala
dengan terang setelah pemilihan waktu, dan mati ketika timer dihilangkan energinya.

28

Elektronika Industri I

Relay

Relay tunda waktu dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar tunda ON dan
tunda OFF. Relay tunda ON (gambar 3.15) yang sering ditunjuk sebagai DOE yang
merupakan singkatan dari

Gambar 3.15 Relay tunda ON

Gambar 3.16 Relay tunda OFF

Delay On Energize, sama dengan pemberian energi tunda ON. Apabila daya
dihubungkan pada kumparan dari timer tunda ON, kontak tunda berubah posisi untuk
beberapa periode waktu. Sebagai contoh, dianggap penundaan waktu 10 detik. Ketika
tegangan dihilangkan dan kumparan dihilangkan energinya, kontak dengan seketika
akan berubah kembali ke posisi normalnya. Simbol kontak yang diperingatkan adalah
simbol standar NEMA. Relay tunda waktu dapat mempunyai NO atau NC atau
kombinasi NC dan NO.
Relay tunda OFF (gambar 3.16) sering ditunjuk sebagai DODE, yang merupakan
singkatan dari Delay On De Energize, sama dengan tunda ON dihilangkan energinya.
Operasi dari pemilihan waktu (timer) tunda OFF adalah kebalikan dari operasi timer
tunda ON. Apabila tegangan diberikan pada kumparan timer, tunda OFF kontak akan

Elektronika Industri I

29

Relay

berubah posisi. Meskipun demikian, apabila kumparan dihilangkan energinya, ada


penundaan waktu sebelum kontak berubah pada posisi normalnya.
Singkatan TO dan TC digunakan sebagai simbol kontak standar pada beberapa skema
kontrol untuk menunjukkan waktu kontak dioperasikan (gambar 3.17). Singkatan TO
kepanjangan dari waktu pembukaan dan TC kepanjangan dari waktu penutupan.
Relay tunda waktu solid state dapat juga dirancang untuk interval ON dan operasi
recycle. Fungsi berbagai pemilihan waktu digambarkan pada gambar 3.18.

Gambar 3.17 Simbol kontak dioperasikannya waktu perubahan

Gambar 3.18 Fungsi pemilihan waktu

Relay Kancing
Relay kancing elektromekanis dirancang untuk menahan relay agar tetap tertutup
setelah daya dihilangkan dari kumparan. Relay kancing digunakan dimana ketika
diperlukan kontak dapat bertahan terbuka dan atau tertutup meskipun kumparan diberi
energi hanya sebentar.
Gambar 3.19a menunjukkan kancing yang ditahan secara mekanis menggunakan dua
kumparan. Kumparan kancing diberi tenaga sebentar untuk membuat fungsi dan
memegang relay pada posisi dikancing. Kumparan lepas atau tak dikancing diberi

30

Elektronika Industri I

Relay

energi sebentar untuk melepas sambungan kunci mekanis dan mengembalikan relay
pada posisi tidak dikancing.
Gambar 3.19b menunjukkan diagram skematis rangkaian relay jenis kancing
elektromagnetis. Kontak tersebut diperlihatkan dengan relay pada posisi tidak dikunci.
Pada status itu, rangkaian sampai lampu pilot membuka, sehingga lampu padam. Ketika
tombol ON diaktifkan sebentar, kumparan kancing diberi rangkaian sampai ke lampu
pilot, sehingga lampu hidup. Catat bahwa kumparan relay tidak diberi energi terusmenerus untuk menahan kontak tertutup dan mempertahankan lampu hidup. Cara satusatunya untuk mematikan lampu adalah dengan mengaktifkan tombol OFF yang akan
memberikan energi kumparan non kancing dan mengembalikan kontak pada keadaan
terbuka, tidak dikancing. Pada kasus kerugian daya, relay akan bertahan pada status
aslinya, tidak dikunci atau ketika daya disimpan. Susunan ini sering disebut Relay
Memory.
Relay kunci mempunyai beberapa keuntungan pada desain rangkaian listrik. Misalnya,
pada rnagkaian kontrol harus mengingat kapan even tertentu terjadi dan tidak
memungkinkan fungsi tertentu sekali even tersebut terjadi. Hilangnya bagian dari
perangkat line membuat sinyal menutup proses dengan memberikan energi sesaat pada
kumparan non kunci. Kumparan kancing kemudian harus diberi energi sebentar
sebelum operasi yang berikutnya terjadi.

Gambar 3.19 Relay kunci

Penggunaan yang lain untuk relay jenis ini meliputi kegagalan daya. Rangkaian terusmenerus selama kegagalan daya sering diperlukan pada alat prosesing otomatis, dimana
urutan operasi harus terus menerus dari titik interupsi sesudah daya dihilangkan
daripada kembali ke awal urutan. Relay kunci juga sering digunakan pada rangkaian
kontrol alat mesin, misalnya saklar pembatas dan tombol tekan.

Elektronika Industri I

31

Relay

Relay Logika
Relay dapat dianggap digital sebab pada dasarnya adalah ON/ OFF, alat dua status.
Kumparan adalah input dan kontak adalah output. Meskipun relay-relay magnetis
adalah input tunggal dan merupakan alat ouput majemuk, rangkaian gerbang logika
solid state adalah input majemuk, alat output tunggal.
Rangkaian kontrol yang memerlukan dua fungsi atau lebih yang dilengkapi sebagai
kondisi awal untuk terjadinya even yang lain, menjelaskan rangkaian AND. Gambar
3.20 melukiskan rangkaian ekuivalen relay dari gerbang logika AND. Ini adalah contoh
keamanan interlok yang dijumpai pada beberapa pengepres punch.

Gambar 3.20 Relay Logika gerbang AND

Tombol tekan PB1 dan PB2 harus ditekan pada saat yang sama jika solenoida diberi
tenaga dan mengoperasikan pukulan. Kontrol diletakkan pada sisi yang berlawanan dari
pengepresan pukul, sedemikan rupa sehingga operator harus menggunakan kedua
tangan untuk mengoperasikan mesin. Penempatan saklar ini membatasi setiap
kemungkinan terlukanya tangan operator.
Rangkaian kontrol dimana satu kondisi atau kondisi terpisah yang lain dapat
menyebabkan suatu even terjadi, mendeskripsikan rangkaian OR. Pada gambar 3.21
menunjukkan rangkaian yang dapat menghidupkan lampu apabila sensor foto
merasakan kegelapan atau sesorang memutar saklar pada posisi ON. Baik sensor
maupun saklar dapat memungkinkan lampu diiluminasikan dan bahwa mereka dapat
berdiri sendiri satu sama lain. Ini adalah kriteria utama untuk rangkaian OR.
Persyaratan dari NOT atau gerbang inverter adalah bahwa gerbang ini menghasilkan
output jika input tidak ada. Ada saat dimana suatu even terjadi dan diperlukan beberapa
indikasi untuk menetapkan indikasi negatif atau sebaliknya. Pada gambar 3.22
menunjukkan rangkaian yang menunjukkan status membuka (lampu OFF) dan tertutup
(lampu ON) dari saklar tekan.

32

Elektronika Industri I

Relay

Gambar 3.21 Relay Logika gerbang OR

Gambar 3.22 Rangkaian Relay Logika gerbang NOT

Memori digunakan pada rangkaian logika untuk mengingat atau menyimpan even yang
sudah lewat. Gambar 3.23 menunjukkan contoh memori kembali OFF yang mengingat
status outputnya sampai daya diputar OFF dan kemudian selalu pada kondisi OFF.
Operasi dari rangkaian sama dengan operasi starter magnetis dengan rangkaian kontrol
tiga kawat. Pengaktifan PB2 sebentar akan menggerakkan motor ON. Ini akan tetap ON
sampai PB1 diaktifkan sebentar. Elemen memori ini mengingat kondisi outputnya
asalkan daya tetap ON.
Memori yang hilang dengan kegagalan daya disebut memori yang mudah menguap.
Memori yang ditahan dengan hilangnya daya disebut memori yang tidak mudah
menguap. Memori relay yang tidak mudah menguap diterapkan dalam penggunaan
relay kancing yang secara mekanis mengingat posisi terakhir.
Kontrol logika dapat diterapkan dalam tiga jenis teknologi. Kontrol relay adalah yang
pertama dan masih digunakan. Teknologi kedua adalah modul logika solid state
(gambar 3.24a), merupakan pemain minor karena membuat pengembangan komputer
elektronis tidak mahal. Teknologi terakhir adalah komputer mikro, yang mempunyai
banyak keuntungan penting dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Teknologi
mikrokomputer bertanggung jawab terhadap pengontrol logika yang dapat diprogram

Elektronika Industri I

33

Relay

(programmable logic controller=PLC) yang merupakan alat pilihan untuk beberapa


sistem kontrol (gambar 3.24b).

Gambar 3.23 Memori dengan relay

Gambar 3.24 Kontrol logika solid state

34

Elektronika Industri I

Relay

Kesimpulan

Relay elektromekanis (EMR) bekerja dengan pemberian energi elektromagnetis


yang pada gilirannya membuka atau menutup kontak.
Kontak relay normally open (NO) membuka ketika kumparan dihilangkan
energinya, tetapi terturup secepatnya setelah kumparan diberi energi.
Kontak relay normally closed (NC) tertutup ketika kumparan dihilangkan energinya,
tetapi membuka secepatnya setelah kumparan diberi energi.
Karena kumparan dan kontak relay secara listrik terpisah satu sama lain, maka relay
dapat mengontrol rangkaian beban tegangan tinggi dengan rangkaian kontrol
tegangan rendah.
Relay solid state (SSR) menggunakan transistor bipolar, MOSFET, SCR, atau Triac
untuk penghubungan rangkaian beban.
Relay SSR menggunakan Triac untuk mengontrol beban AC dan menggunakan
transistor untuk mengontrol beban DC.
Menurut sifat dasarnya relay adalah digital sebab pada dasarnya relay adalah ON/
OFF (dua keadaan).

Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jelaskan prinsip dasar pengoperasian EMR!


Sebutkan tiga batas kerja arus yang biasanya disebutkan pada kontak relay kontrol!
Sebutkan keuntungan SSR dibandingkan dengan EMR!
Sebutkan tiga keterbatasan SSR!
Sebutkan dua klasifikasi utama timer dan terangkan cara kerjanya masing-masing!
Jelaskan prinsip kerja relay kancing!
Sebutkan jenis rangkaian relay yang akan digunakan untuk:
a) Menghasilkan output apabila input tidak ada.
b) Menghasilkan output apabila masing-masing dari beberapa posisi input
terpenuhi.
c) Menghasilkan output apabila salah satu dari beberapa kondisi input dipenuhi.
8. Sebutkan tiga jenis teknologi yang dapat digunakan pada pelaksanaan kontrol
logika!

Elektronika Industri I

35

Anda mungkin juga menyukai