OLEH
M. ILHAM HAMBALI
1515021019
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Tujuan Kerja Praktek ............................................................................. 2
BAB II. PROFIL INDUSTRI ............................................................................ 3
2.1. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................... 3
2.2. Lokasi Perusahaan ................................................................................. 3
2.3. Struktur Organisasi ................................................................................ 4
2.4. Kepegawaian ......................................................................................... 5
2.5. Fasilitas Bangunan ................................................................................. 7
2.6. Fasilitas Produksi ................................................................................... 7
2.7. Fasilitas Penunjang ................................................................................ 9
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 11
3.1. Conveyor ............................................................................................. 11
3.2. Klasifikasi Conveyor ........................................................................... 12
3.3. Pengertian Belt Conveyor .................................................................... 16
3.4. Keausan ............................................................................................... 16
3.5. Faktor – faktor yang Dapat Menyebabkan Keausan.............................. 19
3.6. Laju Keausan dan Perkiraan Usia Pakai Belt ........................................ 20
BAB IV. PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ............................................ 21
4.1. Pengantar ............................................................................................. 21
4.2. Metode Pelaksanaan Tugas Khusus ...................................................... 21
4.3. Hasil dan Pembahasan ......................................................................... 22
4.3.1 Hasil ............................................................................................. 22
4.3.2 Pembahasan .................................................................................. 26
BAB V. PENUTUP........................................................................................... 21
5.1. Simpulan ............................................................................................. 21
5.2. Saran ................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 30
LAMPIRAN ..................................................................................................... 31
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
8. Corrosive wear karena pengelupasan yang terjadi pada lapisan yang rapuh .... 19
Dalam dunia industri yang semakin modern perusahaan akan terus bersaing
dalam kualitas produksi mereka, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk
memiliki alat-alat ataupun mesin yang mampu menunjang produktifitas
perusahaan mereka, salah satu mesin yang umum digunakan oleh perusahan
pada bidang produksi adalah mesin Conveyor.
Salah bagian dari conveyor yang berfungsi untuk menghantarkan produk yang
di produksi oleh pabrik adalah belt. Dalam penggunaan conveyor, belt yang
membawa bahan olahan seafood selalu bergesekan dengan pulley.
Kerusakan yang biasanya terjadi pada belt merupakan keausan belt karena
selalu bergesekan dengan roll dan pulley.
2
SOP yang digunakan oleh perusahaan terkait batas waktu kerja belt pada
mesin conveyor merupakan SOP yang dibuat dengan berdasarkan perkiraan
kasar tanpa analisis dan perhitungan. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk
menganalisa kebijakan SOP perusahaan terkait batas waktu kerja belt pada
mesin conveyor secara matematis.
Adapun tujuan dari kerja praktek pada PT. Indo American Seafood ini adalah:
PT. Indo American Seafoods merupakan anak perusahaan dari PT. Indokom
Samudra Persada yang bergerak dibidang pembekuan udang yang lebih
berfokus pada produk olahan udang yang dapat memberikan niai tambah
(value added product). PT. Indo American Seafoods merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang proses pengolahan udang beku yang didirikan oeh
bapak H. Usman Saleh pada tahun 2007 usaha ini didirikan atas dasar
pertimbangan bahwa daerah Lampung merupakan daerah yang strategis,
dimana daerah ini tersedia bahan baku yang cukup melimpah serta tenaga kerja
dari penduduk sekitar. Pengadaan bahan baku di PT. Indo American Seafoods
didapatkan dari PT. Indokom Samudra Persada dimana proses yang telah
dilalui adalah receiving, pemotongan kepala (deheading).
Pada tahun 2008, PT. Indo American Seafoods telah mendapat sertifikat
Hazard Anaysis Critical Control Point (HACCP) untuk produk value added
dengan No.18/PP/HACCP/PB/11/08. Kemudian pada tahun 2011, PT Indo
American Seafoods mendapat sertifikat HACCP yang kedua dengan No.
334/SM/HACCP/PB/6/11. Ada beberapa produk yang diproduksi oleh PT.
Indo American Seafoods adalah udang beku (raw shrimp), udang roti (breaded
shrimp), ebikatsu, tempura, bakso udang, dan bakso udang dengan
coatingbreaded(shrimpball).
2.2. Lokasi Perusahaan
PT. Indo American Seafoods ini terletak di jalan Ir. Sutami km. 13, Tanjung
Bintang, Lampung Selatan. Jarak perusahaan dari pusat kota Bandar Lampung
±15 km serta letak perusahaan yang cukup strategis karena terletak di daerah
4
Struktur organisasi PT. Indo American Seafoods terdiri dari unsur pimpinan
dan unsur pembantu pimpinan. Unsur pimpinan terdiri dari direktur utama,
Plant Manager dan sekretaris perusahaan. Sedangkan unsur pembantu
pimpinan terdiri dari Manager Finance and Accounting Manager, Quality
Assurance and Quality Control, Production Manager, Maintenance and
Engineering Manager, Marketing Manager, Purchasing Raw Material and
Non Raw Material dan HRD Manager. Adapun tugas dari masing – masing
unsur pada organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Plant Manager
Bertugas memimpin perusahaan, menjalankan wewenang dan
melaksanakan fungsi manajemen dalam lingkungan perusahaan,
bertanggung jawab terhadap General Manager.
2 Finance and Accounting manager
Bertugas mengadakan laporan tentang mengatur dan menjalankan fungsi
manajemen dalam bidang keuangan, bekerja sama dengan manajer
pemasaran dalam menetapkan harga produksi sesuai dengan harga produk.
3 Production Manager
Bertugas membuat perencanaan produksi, menetapkan target, jadwal
produksi, pengaturan tugas dan tanggung jawab karyawan, bertanggung
jawab memberikan laporan hasil produksi kepada Plant Manager.
5
5 Marketing Manager
Terdiri dari bagian ekspor dan marketing. Marketing manager bertugas
memasarkan hasil produksi dan menagani masalah ekspor.
8 HRD Manager
Manager HRD bertugas menyediakan tenaga kerja, penempatan kerja,
mengadakan pelatihan tenaga kerja serta mengadakan penilaian tenaga
kerja yang akan dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2.4. Kepegawaian
Karyawan PT. Indo American Seafoods terdiri dari karyawan tetap dan tidak
tetap. Karyawan tetap adalah karyawan yang diangkat dan diberhentikan oleh
direksi dan diberi pangkat, golongan, dan gaji yang sesuai dengan pendidikan
formalnya. Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang digaji berdasarkan
jumlah hari kerja yang sudah dikontrak.
6
1. Ketenagakerjaan
Karyawan PT. Indo American Seafoods terdiri dari karyawan tetap dan
tidak tetap. Karyawan tetap dalan karyawan yang diangkat dan
diberhentikan oleh direksi dan diberi pangkat, golongan, dan gaji yang
sesuai dengan golongan dan pendidikan formalnya. Karyawan tidak tetap
adalah karyawan yang digaji berdasarkan jumlah hari kerja yang sudah
dikontrak. Jumah jam kerja karyawan di PT. Indo American Seafoods
adalah 46 jam seminggu dengan perincian delapan jam kerja/hari dari
pukul 08.00 – 16.00 WIB kecuali hari sabtu dari jam 08.00 – 14.00 WIB.
Jam kerja karyawan dibedakan menjadi dua shift yang diatur secara
bergantian dengan ketentuan sebagai berikut :
2. Kegiatan Perusahaan
PT. Indo American Seafoods memproduksi produk frozen raw shrimp
yang meliputi Peeled Deveined Tail On (PDTO), Nobashi dan produk
7
olahan meliputi udang berlapis roti (breaded), dan patty. Produk – produk
tersebut di pasarkan di Jepang, namun ada beberapa produk yang dijual
pada pasar lokal yaitu produk bakso udang dan poduk tempura udang.
3. Fasilitas Produksi
Sarana yang digunakan untuk kelangsungan dan kelancaran produksi di
PT.Indo American Seafood dikelompokkan menjadi fasilitas bangunan,
fasilitas produksi, dan fasiitas penunjang.
Fasilitas bangunan yang dimiliki PT. Indo American Seafoods antara lain yaitu
ruangan produksi, kantor, ruang ganti, ruang makan, tempat istirahat, toilet,
musholla, pos satpam, kantin, mess karyawan, dan tempat daur ulang limbah.
Ruang produksi digunakan sebagai tempat berlangsungnya proses produksi.
Bangunan ini terdiri atas ruang penerimaan bahan baku, ruang proses produksi,
cold room sebanyak 2 ruangan, dan anteroom sebanyak 1 ruangan.
1. Meja kerja
Meja kerja di ruang produksi berbeda-beda baik jenisnya maupun
ukurannya. Meja kerja ini disesuaikan fungsi atau kegunaanya dalam
proses produksi. Meja kerja ini terbuat dari baja tahan karat. Adapun meja
yang digunakan yaitu meja dengan ukuruan 236 x 170 x 82 cm yang
8
2. Bak
Bak yang digunakan di dalam ruang produksi terdiri dari berbagai macam
ukuran dan jenis yang disesuaikan dengan kegunaannya. Bak yang
digunakan merupakan bak fiber yang terbuat dari polyethylene food grade.
Bak terdiri dari berbagai macam ukuran yaitu 90 x 35 x 42 cm untuk
perendaman udang dalam proses soaking, bak ukuran 110 x 55 x 70 cm
untuk menampung dan mencuci udang pada saat pembongkaran, bak
ukuran 90 x 50 x 70 cm untuk menampung es.
3. Keranjang plastik
Keranjang yang digunakan pada ruang produksi terdiri dari berbagai
macam jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan kegunaannya.
Keranjang yang digunakan yaitu keranjang berukuran 86 x 50 x 38 cm
yang digunakan untuk mengangkut udang dari ruang penerimaan ke meja
potong kepala dan ke bagian sortasi., keranjang ukuran 32 x 34 x 10 cm
digunakan untuk meletakkan udang pada bagian street.
4. Timbangan
Timbangan yang digunakan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda yaitu
timbangan analog berkapasitas 150 kg di penerimaan bahan baku,
timbangan kecil berkapasitas 6 dan 3 kg yang digunakan untuk
menimbang udang perkeranjang kecil maupun tray.
5. Mesin pembeku
Mesin pembeku yang digunakan adalah tunnel freezer dengan suhu
pembekuan -30oC sampai -40oC.
9
6. Bahan pengemas
Bahan pengemas terdiri dari plastik polyethylen, kemasan karton yang
permukaannya di lapisi lilin (inner carton), dan Master Carton (MC).
7. Peralatan lain
Peralatan lain yang digunakan diantaranya kereta dorong atau lori, baik
kereta dorong biasa dan kereta dorong hidrolik. Mesin strapping yang
digunakan untuk mengikat master carton dengan menggunakan strapping
band. Metal detector yang digunakan untuk mendeteksi produk
mengandung logam atau tidak,
3.1. Conveyor
Conveyor adalah suatu pesawat angkat sederhana yang digunakan sebagai alat
untuk memindahkan barang. Conveyor secara umum dapat ditemukan pada
suatu pabrik atau industri yang biasa menggunakan conveyor untuk alat
transportasi pada line produksi mereka. Penggunaan jenis conveyor dapat
dipilih melalui beberapa pertimbangan, antara lain:
1. Kapasitas material.
2. Jarak pemindahan material.
3. Arah pengangkutan horizontal dan vertical.
4. Ukuran, bentuk, dan sifat dari material.
2. Conveyor pneumatic.
3. Conveyor hydraulic.
4. Conveyor gravitasi.
12
g). Idlers
Adapun fungsi dari idlers adalah sebagai berikut:
14
Jarak antar Idlers tergantung dari fungsi dan kegunaannya, berikut ini
adalah pembagian Idlers menurut fungsinya:
1) Impact Idlers
Impact Idlers berfungsi untuk menahan beban Impact dari
material yang jatuh diatas Conveyor.
2) Carry Idlers
Carrying Idlers adalah Idlers yang berfungsi untuk menyangga
Belt yang membawa muatan material.
3) Return Idlers
Merupakan Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt dengan
muatan kosong.
4) Transition Idlers
Merupakan Idlers dengan sudut yang disesuaikan guna
menghindari ketidakstabilan Belt ketika terjadi perubahan sudut
5) Weighing Idlers
Idlers ini merupakan carry idler yang ditempatkan pada weight
bridge (timbangan). Dengan tingkat kepresisisan yang lebih
tinggi daripada carry idler lainnya.
15
6) Training Idlers
Idlers ini digunakan untuk membantu menjaga kelurusan belt
yang sedang membawa material maupun yang sedang tidak
membawa material.
h). Take-up unit
Take-up unit merupakan sistem yang berfungsi untuk
mempertahankan ketegangan belt dan mengimbangi peregangan belt
pada saat pengangkutan sedang dilakukan.
i). Skirtboards
Merupakan alat yang dipasang setelah Loading Chute yang bertujuan
untuk menahan material yang diangkut agar tidak tumpah.
j). Cleaner
Cleaner merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan
sisi belt dari material sisa yang tidak tercurahkan saat proses
loading.
16
Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unit load)
maupun muatan curah (bulk load) sepanjang garis lurus atau bidang miring
hingga sudut kemiringan tertentu. Belt conveyor secara intensif digunakan
hampir di setiap cabang industri sebagai sarana transportasi produksi atau
material pada suatu line produksi dengan tujuan untuk meningkatkan
produktivitas, menghemat biaya produksi dan juga meningkatkan efisiensi
kerja.
Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m3/jam
atau lebih), dan kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500
sampai 1000 meter atau lebih). Pemeliharaan dan pengoperasian yang mudah
menjadikan belt conveyor secara luas digunakan sebagai mesin pemindah
bahan atau hasil dari suatu line produksi pada suatu industri.
3.4. Keausan
Definisi paling umum dari keausan yaitu hilangnya bahan dari permukaan
suatu benda. Definisi lain tentang keausan yaitu sebagai hilangnya bagian dari
permukaan karena adanya interaksi antara dua benda yang terjadi dan
menimbulkan gesekan antara permukaan kedua benda tersebut.
Keausan yang terjadi pada suatu material dapat ditinjau dari beberapa
parameter seperti bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri dari
permukaan benda yang mengalami keausan. Mekanisme keausan
dikelompokkan menjadi tiga kelompok.
17
b) Adhesive wear
Keausan ini terjadi jika partikel permukaan material yang lebih
lunak menempel atau melekat pada lawan kontak dengan material
yang lebih keras.
c) Flow wear
18
1. Faktor Dalam
Faktor dalam merupakan faktor yang berasal dari material atau bahan dari
belt itu sendiri, seperti komposisi kimia, sifat mekanis, atau struktur
mikro.
2. Faktor Luar
Faktor yang berasal selain dari interaksi daripada belt dan conveyor.
Misalnya adalah beban yang diterima belt, kekerasan material yang
diangkut, temperatur lingkungan, dan lain-lain.
4.1. Pengantar
Langkah awal yang dilakukan pada kegiatan kegiatan kerja praktik adalah
pengenalan terhadap seluruh lingkungan perusahaan, mulai dari bagian kantor
hingga kelapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan peninjauan secara
langsung dan pengenalan terhadap karyawan dan alat-alat yang beroperasi.
Dengan bantuan pembimbing kerja praktik dilapangan, maka diperkenalkan
kepada para mekanik. Oleh para operator dan mekanik diberi gambaran serta
dijelaskan alur proses udang dari Shrimp Grading Machine hingga ke
Packaging.
22
4.3.1 Hasil
Gambar 9. Belt
23
a) Spesifikasi Belt
Tipe : Ameraal Nonex EM 8/2 00+05 FG
Tipe Bahan : PVC, Nonex.
Lebar : 0,4 m.
Tebal : 2,0 mm.
Panjang : 12 m.
Kapasitas : 100 kg/h.
2,0 𝑚𝑚 − 1,4 𝑚𝑚
=
5706 jam
= 0,00010515 mm/jam
∆T = T ∆T / t
Tebal Tebal
Bagian awal - T t (jam) (mm/jam)
awal akhir
akhir
Keseluruhan 0,00010515
2,0 mm 1,4 mm 0,6 mm 5706 jam
Belt
2,0 mm − 1,3 mm
usia pakai 𝑏𝑒𝑙𝑡 =
0,00010515 mm/jam
= 6657,156 Jam
maka untuk mengetahui sisa jam kerja dari belt, maka diterapkan
perhitungan sebagai berikut:
Setelah diketahui sisa jam kerja Belt, maka kita dapat menentukan
sisa keausan dan ketebalan aktual Belt dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
4.3.2 Pembahasan
antara belt dengan pulley dan pembebanan dari produk dari pabrik
(udang) selama beroperasinya conveyor yang menyebabkan keausan
dari permukaan belt.
Pada gambar dapat dilihat bahwa belt mengalami keausan, proses
keausan belt terjadi karena adanya gesekan terus menerus di bagian
dalam daripada belt dan pulley pada mesin conveyor.
Adapun faktor lain yang dapat mempercepat keausan belt yaitu faktor
kebersihan dari belt, terkadang ada sisa-sisa produksi ataupun
cangkang udang yang menyangkut atau menempel pada pulley
maupun belt dapat mengikis permukaan dari belt. Oleh karena itu
teknisi dari PT. Indo American Seafood melakukan perawatan
ataupun pengecekan pada komponen dari conveyor setelah dan
sebelum pengoperasian dimulai.
21
BAB V.
PENUTUP
5.1. Simpulan
Beberapa simpulan yang dapat diperoleh dari kerja praktik ini yaitu:
1. Nilai laju keausan dari belt total thickness adalah sebesar 0,00010515
mm/jam.
2. Perkiraan usia pakai dari Belt Ameraal Food Grade PVC menurut
perhitungan adalah 6657,156 jam.
3. SOP perusahaan untuk penggunaan belt conveyor tidak sesuai dan perlu
di perbarui.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan berikan adalah sebagai berikut:
1. Kebersihan pada belt dan conveyor harus diperhatikan karena dapat
menyebabkan keausan belt yang lebih cepat dan hal ini dapat menghindari
kerusakan pada bagian yang lainnya.
2. Melakukan perawatan terhadap permukaan pulley lebih sering guna
menghindari korosi.
3. Perusahaan harus lebih memperhatikan lagi para karyawan pada divisi
engineering untuk menerapkan prosedur K3 agar meminimalisir
kecelakaan kerja.
4. Untuk menambah program kerja di lapangan supaya mahasiswa lebih
aktif dan lebih mengerti tentang bidang yang dilakukan pada saat kerja
praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Cema. 2007. Belt Conveyor for Bulk Materials Six Edition Printing. USA:
Convenyor Equipment Manufacturers Association.
Hori, Y., & Kato, K. 2008. Studies on tribology. Proceedings of the Japan Academy
Series B: Physical and Biological Sciences, 84(8), 287–320.
Phiri, R. R., & Oladijo, P. O. 2018. Thin Films in Tribology. Proceedings of the
International Conference on Industrial Engineering and Operations
Management, 140–146.
Pooley, M., & Tabor, D. 1972. Friction and Molecular Structure: The Behavior of
Some Thermoplastics. Royal Society, 329(1578), 251–274.
Raharjo, R. 2012. Rancang Bangun Belt Conveyor Trainner Sebagai Alat Bantu
Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin, 4(2), 15–26.