Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah

: SMA Negeri 58 Jakarta

Mata Pelajaran

: Kimia

Kelas/Semester

: X/Ganjil

Materi Pokok

: Struktur Atom Bohr dan Mekanika Kuantum

Alokasi Waktu

: 2 x 3JP

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalamberinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif
manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan
serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3
3.3

Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud


kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum

4.3

Indikator :
Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr
Menjelaskan gagasan utama teori atom mekanika kuantum
Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada)
Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.
Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori
mekanika kuantum
Indikator :
Menentukan bilangan kuantum elektron tertentu
Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.
Menentukan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum.

C. Tujuan Pembelajaran
Afektif
1. Siswa dapat menyadari keteraturan dan kompleksitas konfigurasi elektron dalam atom
sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam memahami struktur atom.
Kognitif
1. Siswa dapat mendeskripsikan gambar model atom dari teori atom Dalton sampai teori
atom Bohr.
2. Siswa dapat membandingkan struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori
mekanika kuantum.
3. Siswa dapat menjelaskan partikel dasar penyusun atom, isotop, isobar, isoton, dan
konfigurasi elektron.
Psikomotorik
1. Siswa dapat menentukan jumlah proton, elektron, dan neutron suatu atom unsur
berdasarkan nomor atom dan nomor massanya.
2. Siswa dapat menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada).
3. Siswa dapat menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund, dan azas larangan Pauli untuk
menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital.
D. Materi Pembelajaran
Fakta
o Bentuk orbital
Konsep
o Bilangan Kuantum

o Orbital
Prinsip
o Model atom Niels Bohr
o Hipotesis de Broglie
o Prinsip ketidakpastian Heisenberg
o Teori kuantum Max Planck
o Teori mekanika Kuantum
Teori Atom Bohr
Neils Bohr menyempurnakan teori atom Rutherford dengan menerapkan teori
kuantum Planck dan Einstein. Teori atom bohr ini berlandaskan dua postulat yang terkenal
sebagai Postulat Bohr.
Postulat pertama menyatakan bahwa elektron berputar mengelilingi inti hanya pada
lintasan stasioner tertentu tanpa memancarkan radiasi (energi).
Menurut bohr, elektron menempati lintasan stasioner tertentu yang disebut kulit atom.
Elektron tidak memancarkan energi sehingga besar energi elektron di lintasan stasioner itu
selalu tetap meskipun mengalami percepatan sentripetal. Keadaan elektron yang tidak
memancarkan energi meskipun mengalami percepatan sentripetal saat bergerak melingkar itu
disebut keadaan stasioner.
Postulat kedua menyatakan bahwa elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke
lintasan lain. Jika berpindah suatu lintasan ke lintasan yang lebih dalam, maka
elektron akan memancarkan energi. Sebaliknya, jika berpindah suatu lintasan ke
lintasan lebih luar, maka elektron akan menyerap energi.
Konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang
harus selalu diingat, yaitu:
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M),
kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah
elektron
maksimum
(paling
banyak)
yang
dapat
menempati
masing-masing kulit adalah:
2n2, dimana n adalah jumlah kulit
Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron
Jumlah elektron yang menempati kulit terluar disebut sebagai elektron valensi. Dengan
menuliskan konfigurasi elektron suatu atom kita dapat menentukan :
1. Elektron valensi dari suatu atom

2. Golongan dan periode suatu unsur dalam Sistem Periodik Unsur


3. Sifat logam dan non logam dari suatu unsur
Konfigurasi elektron berdasarkan Niels Bohr hanya dapat digunakan untuk menentukan letak
unsur golongan A dalam SPU, sedangkan untuk golongan B ada aturan tersendiri (mekanika
kuantum).
Konfigurasi elektron berdasarkan model atom mekanika kuantum
Pada penulisan konfigurasi elektron perlu dipertimbangkan tiga aturan (asas), yaitu
prinsip Aufbau, asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
1. Prinsip Aufbau
Berdasarkan prinsip Aufbau, elektron-elektron
dalam suatu atom berusaha untuk menempati
subkulit subkulit yang berenergi rendah, kemudian
baru ke tingkat energi yang lebih tinggi. Dengan
demikian, atom berada pada tingkat energi
minimum. Urutan-urutan tingkat energi ditunjukkan
pada gambar. Jadi, pengisian orbital dimulai dari
orbital 1s, 2s, 2p, dan seterusnya. Pada gambar
dapat dilihat bahwa subkulit 3d mempunyai energi
lebih tinggi daripada subkulit 4s. Oleh karena itu, setelah 3p terisi penuh maka elektron
berikutnya akan mengisi subkulit 4s, baru kemudian akan mengisi subkulit 3d.
2. Kaidah Hund
Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam suatu subkulit,
konfigurasi elektron dapat dituliskan dalam bentuk diagram orbital. Suatu orbital
dilambangkan dengan strip, sedangkan dua elektron yang menghuni satu orbital
dilambangkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orbital hanya
mengandung satu elektron, anak panah dituliskan mengarah ke atas. Dalam kaidah Hund,
dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894 1968) pada tahun 1930, disebutkan bahwa
elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan.
Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada lagi orbital
kosong.

Pengisian orbital dalam suatu atom

Subkulit yang dilambangkan dengan strip sebanyak orbital yang dimiliki


3. Larangan Pauli
Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900 1958) mengemukakan bahwa tidak ada dua
elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama.
Dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth, dan magnetik yang
sama dalam satu orbital, harus mempunyai spin yang berbeda. Kedua elektron tersebut
berpasangan.

Setiap orbital mampu menampung maksimum dua elektron. Untuk mengimbangi gaya
tolak-menolak di antara elektron-elektron tersebut, dua elektron dalam satu orbital selalu
berotasi dalam arah yang berlawanan.
Subkulit s (1 orbital) maksimum 2 elektron
Subkulit p (3 orbital) maksimum 6 elektron
Subkulit d (5 orbital) maksimum 10 elektron
Subkulit f (7 orbital) maksimum 14 elektron
E. Model/Metode pendekatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran
Diskusi Kelompok
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Scientific

F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
Media : Power point teori atom Bohr dan mekanika kuantum
Alat
: Balon, Bambu
Sumber : Buku Kimia SMA dan MA 1 untuk kelas X, J.M.C. Johari, Penerbit Esis.
Buku Kimia untuk SMA kelas X, Michael Purba, Penerbit Erlangga.
Buku buku penunjang lain yang relevan
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Alokasi waktu 3 x 45 Menit
Kegiatan
Pendahuluan

Deskripsi Kegiatan
Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi

Alokasi
Waktu
10 menit

1. Guru memberikan salam , mempresensi dan


menanyakan kabar para siswa
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berfikir kritis, guru menuliskan di papan tulis
atom dengan nomor atom > 20
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dengan menginformasikan kepada siswa
bahwa dengan menggunakan teori mekanika kuantum,
permasalahan tadi dapat diselesaikan.
Inti

Fase mengamati
1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan tingkat kemampuan yang heterogen.
2. Guru memberikan tugas masing - masing kelompok
untuk mendiskusikan salah satu dari materi diskusi
berikut:
o Model atom Niels Bohr
o Hipotesis de Broglie
o Prinsip ketidakpastian Heisenberg
o Teori kuantum Max Planck
o Teori mekanika Kuantum
3. Siswa mendiskusikan materi diskusi yang telah
diberikan.
Fase menanya
1. Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal tidak
dipahami tentang penemuannya dalam fase
pengamatan.
2. Antar siswa dalam kelompokn saling bertanya tentang

110 menit

penemuannya.
3. Guru bertanya kepada siswa tentang teori mekanika
kuantum.
4. Bila siswa belum mampu menjawab, guru membantu
melalui tanya jawab dan memberikan petunjuk bahwa
hal yang sama juga terjadi pada penemuan teori
mekanika
kuantum,
juga
melalui
proses
menyempurnakan teori-teori atom-atom sebelumnya.
Fase mengeksplorasi
1. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dengan
nomor atom.
2. Setelah siswa memahami dan mengerti tentang
semua teori mekanika kuantum, guru mendorong
siswa untuk mengingat kembali lapisan kulit pada
bawang yang didemokan oleh guru pada pertemuan
terdahulu, jika lapisan kulit pada bawang kita
analogikan sebagai kulit atom, jika satu kulit ini
diiris lagi, maka kita akan mendapatkan lapisan kulit
yang kita sebut sebagai sub kulit.
3. Dengan menggunakan konsep sub kulit ini, guru
memperkenalkan siswa dengan bentuk orbital dari
masing-masing sub kulit s, p, d, dan f.
4. Mendiskusikan konfigurasi elektron dan diagram
orbital dari unsur tertentu.
5. Selanjutnya, guru membuka wawasan siswa dengan
memberitahu siswa bahwa setiap kulit memiliki
jumlah orbital yang berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan maksimal kulit untuk diisi elektron, dan
satu orbital dapat diisi oleh sepasang elektron,
idealnya.
6. Guru memberikan tugas secara kelompok agar
siswa membuat model atau bentuk dari masingmasing orbital dengan menggunakan balon yang
sudah disiapkan oleh kelompok masing-masing dan
memindahkannya kedalam buku catatan siswa
masing-masing.
Fase mengasosiasi
1. Masing masing kelompok menyimpulkan hasil
Eksplorasinya
Fase mengkomunikasikan

1. Guru
meminta
setiap
kelompok
untuk
mempresentasikan
teori atom bohr dan teori
mekanika kuantum yang diperoleh masing-masing
kelompok pada fase sebelumnya (selama diskusi
berlangsung guru berkeliling memantau kerja dari
tiap-tiap kelompok).
Penutup

1. Guru dan siswa bersama sama membuat kesimpulan 15 menit


hasil pembelajaran.
2. Guru menginformasikan tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang
3. Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan
untuk selalu belajar dan tetap semangat.

Pertemuan ke 2
Alokasi waktu 3 x45 Menit
Kegiatan
Pendahuluan

Deskripsi Kegiatan
Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi

Alokasi
Waktu
10 menit

1. Guru memberikan salam , mempresensi dan


menanyakan kabar para siswa
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berfikir kritis, guru memulai dengan menanyakan
lambang untuk setiap sila pada pancasila, berikan
siswa waktu untuk menanggapi, kemudian guru
menggambarkan bentuk orbital yang seperti bola,
yakni orbital s yang diisi sepasang elektron,
kemudian guru bertanya, apakah maknanya? Sama
seperti lambang-lambang pada sila pancasila,
kedudukan elektron dalam orbital ini juga
mempunyai arti.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dengan menginformasikan kepada siswa
bahwa dengan menggunakan teori mekanika
kuantum, posisi electron tidak dipastikan melainkan
peluang menemukan electron pada setiap titik dalam
ruang di sekitar inti. Daerah dengan peluang terbesar
menemukan electron ini disebut orbital
yang
memiliki empat bilangan kuantum.
Inti

Fase mengamati
1. Guru membagi kelas menjadi kelompok berpasangan.
2. Guru memberikan tugas masing - masing kelompok

110 menit

untuk menentukan bilangan kuantum dari beberapa


orbital yang diberikan oleh guru.
3. Selama siswa bekerja dengan partnernya, guru
memperhatikan agar antar siswa terlibat dan saling
memberikan pendapat dan mengarahkan jika ada
kelompok atau siswa yang melenceng dari
pekerjaannya
Fase menanya
1. Guru bertanya kepada siswa tentang bilangan
kuantum.
2. Bila siswa belum mampu menjawab, guru membantu
dengan menuliskan lambang (n), (), (m), (s) dan
besar nilainya.
3. Antar siswa dalam kelompokn saling memberikan
pendapatnya.
Fase mengeksplorasi
7. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dengan
nomor atom.
8. Setelah siswa memahami dan mengerti tentang
semua teori mekanika kuantum, guru mendorong
siswa untuk mengingat kembali lapisan kulit pada
bawang yang didemokan oleh guru pada pertemuan
terdahulu, jika lapisan kulit pada bawang kita
analogikan sebagai kulit atom, jika satu kulit ini
diiris lagi, maka kita akan mendapatkan lapisan kulit
yang kita sebut sebagai sub kulit.
9. Dengan menggunakan konsep sub kulit ini, guru
memperkenalkan siswa dengan bentuk orbital dari
masing-masing sub kulit s, p, d, dan f.
10. Mendiskusikan konfigurasi elektron dan diagram
orbital dari unsur tertentu.
11. Selanjutnya, guru membuka wawasan siswa dengan
memberitahu siswa bahwa setiap kulit memiliki
jumlah orbital yang berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan maksimal kulit untuk diisi elektron, dan
satu orbital dapat diisi oleh sepasang elektron,
idealnya.
12. Guru memberikan tugas secara kelompok agar
siswa membuat model atau bentuk dari masingmasing orbital dengan menggunakan balon yang
sudah disiapkan oleh kelompok masing-masing dan
memindahkannya kedalam buku catatan siswa

masing-masing.
Fase mengasosiasi
2. Masing masing kelompok menyimpulkan hasil
Eksplorasinya
Fase mengkomunikasikan
2. Guru
meminta
setiap
kelompok
untuk
mempresentasikan
teori atom bohr dan teori
mekanika kuantum yang diperoleh masing-masing
kelompok pada fase sebelumnya (selama diskusi
berlangsung guru berkeliling memantau kerja dari
tiap-tiap kelompok).
Penutup

4. Guru dan siswa bersama sama membuat kesimpulan 15 menit


hasil pembelajaran.
5. Guru menginformasikan tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang
6. Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan
untuk selalu belajar dan tetap semangat.

H. Penilaian Hasil Belajar


a. Prosedur dan Teknik Penilaian
N
o
1.

2.

Aspek yang dinilai

Teknik penilaian

Sikap
Pengamatan
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran
hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan
keselamatan kerja
b. Bekerjasama, tanggung jawab, peduli,
religius dan santun dalam kegiatan
kelompok.
c. Toleransi, responsif terhadap proses
pemecahan yang berbeda dan kreatif.
Pengetahuan.
Pengamatan dan
a. Menjelaskan kembali tentang hakikat Tes.
ilmu kimia.
b. Menentukan peran ilmu kimia di setiap
aspek bidang keahlian dan pekerjaan.
c. Menjelaskan kembali tentang metode
ilmiah
d. Menentukan konsep metode ilmiah

Waktu penilaian
Selama
pembelajaran dan
saat diskusi

Setelah
proses
pembelajaran

3.

dalam penulisan laporan kegiatan


eksperimen.
e. Mendiskusikan dan mempersentasikan
hasil diskusi.
Keterampilan.
Pengamatan
a. Terampilan menerapkan istilah kimia
yang sudah dibahas dalam pemecahan
masalah yang relevan dan berkaitan
dengan hakikat ilmu kimia.
b. Terampil membuat dan menuliskan
laporan kegiatan eksperimen dengan
menggunakan konsep metode ilmiah.
c. Terampil mengenali lambang atau
simbol
keselamatan
kerja
di
laboratorium ataupun pengerjaan yang
menggunakan bahan-bahan kimia.

b. Instrumen Penilaian

Penyelesaian
tugas (baik tugas
individu maupun
tugas kelompok)
dan pada saat
diskusi.

i.

Instrumen Pengamatan
Penilaian
No

Sikap
KB

1.

Religius

2.

Tanggung jawab

3.

Peduli

5.

Responsif

6.

Santun

7.

Aktif

8.

Bekerja Sama

Toleransi

Keterangan:
KB
B
SB
ii.

: Kurang baik
: Baik
: Sangat baik

=
=
=

SB

< 70
70 - 84
85 100

Instrumen Tes
1. Kognitif
a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR)
b. Ulangan harian
Contoh soal:
Elektron ditemukan oleh...
A. J. J. Thomson
B. Henry Becquerel
C. J. Chadwick
D. R. A. Millikan
E. E. Rutherford
Jika nomor atom belerang adalah 16, maka konfigurasi elektron dari ion S 2
adalah...
A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 4s2
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p2 4s2
Berikut ini adalah deretan bilangan kuantum yang dimiliki oleh suatu
elektron. Deretan bilangan kuantum yang tidak mungkin adalah...
A. n = 3; l = 0; m = 0; dan s = -
B. n = 3; l = 1; m = +1; dan s = +

C. n = 3; l = 0; m = +2; dan s = -
D. n = 3; l = 2; m = -1; dan s = +
E. n = 3; l = 2; m = +2; dan s = +
Jakarta, September 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

Anda mungkin juga menyukai