Anda di halaman 1dari 32

RADIOLOGI MUSKULO SKELETAL

Pemeriksaan radiologis kedua terbanyak setelah thorax.

DASAR DASAR :
1. HISTOLOGI
2. ANATOMI ( OSTEOLOGI )
3. BIOKIMIA
4. FISIOLOGI ( METABOLISME KALSIUM )
5. RADIO ANATOMI
HISTOLOGI :
Seluruh jaringan penyambung termasuk tulang, berasal dari sel sel mesenkhim. Sel
sel ini berdifferensiasi menjadi :

Kondroblast

Kondrosit

Osteoblast

Membentuk matriks osteoid

Membentuk Osteosit, berperan dalam pembentukan tulang.

Osteoklast : Menghasilkan enzim yang melisis tulang dengan meresorgsi kalsium


berikut matrix tulang,berperan dalam penghancuran tulang.

Proses pembentukan dan penghancuran tulang selalu dalam keseimbangan dan berlanjut
selama hidup.

PEMBENTUKAN TULANG
Mekanisme pembentukannya :
1. Osifikasi enkondral : Melalui osifikasi tulang rawan.
2. Osifikasi intramembranosa : Berasal dari jaringan penyambung primitif
( mesenkhimal)
Konversi langsung dari mesenkhim ( tidak melalui tulang rawan).
Tulang-tulang Osifikasi Inframembranosa :
-

Tulang- tulang Calvaria :

Frontal

Parietal

Oksipital

Temporal

Tulang tulang fasial ( tulang muka )

Mandibula

Maksila

Tulang-tulang Osifikasi enkondral :

Basis Cranii

Vertebrae

Pelvis

Ekstremitas

ANATOMI :
1. Bentuk tulang :
-

Tulang tubuler

Tulang panjang

Tulang pendek

Tulang pipih

Tulang Kuboid

Tulang ireguler

2. Struktur Tulang :
-

Stratum Kompaktum

Stratum spongiosum

Medula

3. Lokasi :
-

Epifise

Garis / lempeng epifise

Metafise

Diafise

4. Ada Dua :
-

Periosteum

Endosteum

SENDI :
Bagian bagian sendi :
- Permukaan Sendi :

Tulang rawan sendi

Dibawah tulang rawan tulang subkondral / subartikuler, dilapisi oleh kortex


artikulasi.

Rongga Sendi :

Kapsula serndi

Membran sinovial

Cairan sinovial

BIOKIMIA TULANG :
Komposisi tulang terdiri dari :
-

25 % air

30 % substansi organik : terutama protein

45 % substansi anorganik :
* 85 % Ca Fosfat
* 10,5 % Ca carbonat

Substansi mineral ini bersifat radioopaque/ densitas kapur / Calcific Density.


FISIOLOGI :
Faktor- faktor yang mempengaruhi metabolisme kalsium :
1. Sel-sel tulang itu sendiri :
-

Sel Osteoblast : Mempunyai kemampuan mengekstraksi albumin, membentuk


osteoid sebagai produk metabolit.

Osteoid : merupakan substansi kolagen dan protein, mengandung tempat khusus


yang spesifik untuk mengikat garam-garam mineral. ( Proses kalsifikasi /
mineralisasi adalah proses deposisi kalsium pada matriks osteoid).

2. Faktor - faktor intake makanan :


-

Kalsium

Fosfor

Vitamin C

Vitamin D

3. Faktor absorpsi usus.


4. Keseimbangan kalsium dan fosfor dalam darah.
5. Faktor Eksresi / fungsi ginjal
6. Hepar : Enzim Fosfatase
7. Kelenjar paratiroid parathormon

8. Tulang
TANDA- TANDA RADIOLOGIK DASAR BASIC RONTGEN SIGN :
1. Besar- bentuk dari tulang.
2. kontur
3. Densitas
4. Arsirtektur
5. Integritas dan alignment
6. Maturasi
Kelainan Tulang
1. Yang berhubungan dengan kontur dan bentuk :
-

Displasia

Disostosis

Distrofia

2. Densitas
-

Densitas tulang yang bertambah :

ReaksiOsteoblastik

Sklerosis pada spongiosa tulang

Reaksi periostal pada kortek tulang

Sunray / sunburst : sering terjadi pada tumor kronis primer.


Daerah periostal seperti gambaran sinar matahari.

Spikula

Segitiga Codman

Densitas tulang yang berkurang

Osteopenia

Osteomalasia

Osteoporosis

Osteolisis

RADIO ANATOMI :
Ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan mempelajari suatu radiograf
( foto sinar X)
Perbedaan dengan anatomi umum :
1. Radiograf : 2 dimensi ( panjang dan lebar) hanya 1 bidang pemotretan.
2. Tidak seluruh bagian tubuh tampak pada foto sinar X.
3. Ada Magnifikasi,yang tergantung dari :

Jarak fokus obyek

Jarak fokus film.

Posisi Pemotretan :
1. Posisi rutin

Posisi AP

Posisi lateral.

2. Posisi tambahan

Posis

RAO/LAO.Misalnya

foto

servical

untuk

menilai

foramina

intervertebralis yang tak tampak pada foto lateral.

Posis Tangensial.Misalnya : pada tumor tumor jaringan lunak,untuk menilai


tulang dibawahnya,apakah ada destruksi atau defek. Sinar diarahkan ke dasar
tumor.

3. Posisi Khusus

Posisi pemotretan khusus,biasanya dilakukan untuk menilai bagian bagian


tertentu dari tulang.

Sering pada pemotretan bagian- bagian tulang kepala dan tulang muka ,
misalnya :

Posisi
Waters & Caldwell

Untuk Menilai
Sinus Paranasalis

Schuller & Stenvers

Mastoid

Eisler kanan / kiri

Mandibulae

Rheese

Foramen

Sunrise ( Mountain View)

Patella

BONE SURVEY :
Dilakukan pada keadaan keadaan :
-

Lesi tulang yang bersifat multiple,seperti pada myeloma Multiple.

Penyakit tulang yang bersifat sistemik seperti hiperparatiroidi.

Foto yang dibuat biasanya :


1. Foto Kepala posisi AP-lateral.
2. Foto vertebrae posisi AP lateral
3. Foto pelvis posisi AP
4. Foto tulang panjang ( salah satu ekstremitas),AP lateral.
MACAM MACAM PEMERIKSAAN TULANG :
1. Foto Polos
2. Tomografi
3. Artrografi
4. Arteriografi
5. Sidik Tulang
6. CT Scan ( Computed Tomography)
7. MRI
Beberapa pengertian :
Densitas : derajat hitam putihnya foto
Kontras : perbedaan densitas
Densitas umum dibagi menjadi 3 :
1. Densitas radiolucent ( air density)
2. Densitas radiointermediate ( water density)
3. Densitas radioopaque ( Ca Density)

ANALISA ANATOMIS SUATU RADIOGRAF TULANG


Dari luar ke dalam :
1. Kutan
2. Subkutan
3. Jaringan lemak subkutan
4. Lapisan otot
5. Periosteum
6. Korteks
7. Spongiosa / medula
8. Epifise
9. Garis epifise
10. Metafise
11. Diafise
RONTGEN TULANG :
1. Jaringan lunak
2. Tulang :
a. Besar dan bentuk tulang
b. Struktur tulang :
* Paling luar adalah periosteum yang terdiri 2 lapisan :
- Luar : Fibrous
- Dalam : cambium ( osteoblast + osteoclast)
- Normal : Tidak tampak.
* Agak dalamnya tebal,putih, licin : korteks tulang ditengah tebal,makin
keujung menipis melapisi altikularis.
* Paling dalam, berupa membran yang tipis : endosteum.
Meliputi bagian dalam korteks,terdiri dari osteoblast + osteoclast.

* Spongiosum
Lebih lucent terdapat garis garis halus yang makin keujung makin
halus seperti jala berupa trabekula. Jala pada tempat paling sentral =
cavum modulare,tidak bisa dilihat karakteristiknya karena densitas
yang sangat lunak dan superposisi ) tertutup korteks dan struktur
spongiosun ) tulang. Pada keganasan primer tulang cavum
modulare tulang melebar.
3. Densitas tulang :
a. Berkurang
b. Bertambah
c. Campuran ( mixed)
Pada sendi :
1. Tulang tulang sekitar sendi
2. Dataran sendi
3. Sela sendi
4. Jaringan lunak sekitar sendi.
Lokus Tulang :
1. Epiofise
* epifisial band
* epiofisial line
2. Metafise
3. Diafise
4. Sendi , dari luar :
* Densitas : N : Fat dan water
* Kapsul sendi : N : tak terlihat.
* Dataran sendi
- Tulang subchondral / subartikular.
- N = licin , halus , teratur, berbatas tegas.
- Abnormal : Arthritis.

* Sela Sendi
- Ruangan antara dua permukaan tulang. Posisinya dilihat PA dan Lateral.
Penyempitan : anchilosis pada arthritis kronis.
- Efusi intraartikular : sela sendi melebar.
- Untuk perbandingan tungkai yang normal diperiksa, karena
perbedaannya sedikit sekali.
SENDI :
-

Bagian lucent antara tulang femur dan tibia cavum artikulare. Disebut sela
sendi.

Sela sendi lebih lebar dari pada yang sesungguhnya radiologic joint space.

Pada bayi, sela sendi lebih lebar lagi karena epifise tak tampak, yang tampak ;
diafise.

Hal hal yang diperhatikan pada sendi :


-

Besar , bentuk, dan struktur tulang sekitar sendi.

Sela sendi ( ruang sendi).

Dataran Sendi.

Jaringan lunak sekitar sendi.

Integritas dan alignment.

Sela sendi dibatasi oleh :

Tulang subchondral.

Tulang Rawan

Integritas dan alignment

Sudut antara femur dan fasies artijularis 90 derajat.

Sudut antara tibia dan fasies artikularis = 90 derajat.

COLUMNA VERTEBRAE :
a. Vertebrae cervical lordosis :
* Susunan tulang garis kontinue.

- Pergeseran ke depan : spondilolistesis.


- Pergeseran ke belakang : revers spondilolistesis.
* Daerah lucent antara corpus dengan corpus : discus intervertebralis.
* Foramina intervertebralis foto oblik.
* Sendi facet joint / apophysial joint antara processus artikularis superior dan
inferior.
b. Vertebrae thoracal kiposis.
Foramina intervertebralis foto lateral.
c. Vertebrae lumbal lordosis.
-

Foto AP : ada pedicle.

Jarak antara pedicle ; canalis spinalis.

Foramina intervertebralis foto lateral.

Hal hal yang diperhatikan pada columna vertebrae :


-

Curvatura

Alignment

Besar, bentuk dan struktur tulang.

Pedicle : discus dan foramen intervertebralis.

KEPALA :
-

Pada straight AP / PA : os petrosa menutupi rongga orbita.

Caldwell secara position : orbita , striktur orbita, sinus paranasal, sinus maxilaris.

Lihat besar dan bentuk calvaria.

Lihat tanda- tanda fraktur : banyak garis garis.


* Pembuluh darah.
* Sutura.

Kepala terdiri dari beberapa densitas


* Tabula eksterna
* Tabula interna tebal masing masing 2 mm
* Diploe

Bayangan lusen yang tersebar : Impressiones digitalae Convulational marking.

Parasagital : granulationes pacchioni bayangan lusen = bayangan osteolitik.

Lateral : sela tursica :


* proc. Clinoideus anterior.
* Proc. Clinoideus posterior.
* Dasar sela
* Dorsum sela.

Hal ha,yang perlu diperhatikan :


1. Bentuk dan ukuran .
2. Out line.
* Tabula eksterna 1- 2 mm
* Diploe 1 2,5 mm
* Tabula interna 1 2 mm
3. Densitas tak rata :
* : osteosklerosis
* : osteoporosis, osteomalasia, osteolisis.
4. Garis lekuk , saluran sutura :
* Impressiones digitatae.
* Vaskular marking
* Sinus
* Sutura DD / garis fraktur
5. Kalsifikasi normal :
* Sepanjang sutura coronaria
* Glandula pinealis
* Falx cerebri
* Plexus choroideus
* Lig. petrolinoid
6. Sela tursika
Bentuk proc. Clinoideus anterior dan posterior.
Dasar dan dorsum sela
7. Posisi khusus :

a. Orbita
b. Sinus paranasal
c. Mastoid
d. Mandibula
e. Basis
Posisi pemotretan kepala :
1. Rutin : PA, AP, lateral
2. Khusus
Basis cranii Ca nasopharyng, sinus sphenoid.
Towne os occipitale, os petrose, foramen magnum acustic neuroma.
Caldwell & Waters THT, mata, sinus paranasal, mastoid, orbita.
Schuler dan Stenvers mastoid
Eisler mandibula
Rheese orbita
RADIOPATOLOGI TULANG
Dasar-dasar :
1. Radio anatomi
2. Histologi
3. Biokimia dan fisiologi
4. Patologi umum
Klasifikasi :
Kelainan kongenital
Inflamasi
Neoplasma
Kelainan sistemik :

Intake (nutrisi) / defisiensi

Hormonal

Metabolisme

Trauma / faktur
5. Klasifikasi berdasarkan kelainan radiologik

LANGKAH LANGKAH DIAGNOSA RADIOLOGIK :


Meschan :
Ro Sign
Diagnosa
Data klinis
Data lab.
ANALISA ANATOMIK :
- Tulang
- Sendi
DARI LUAR KE DALAM :
1. Kutan
2. Subkutan
3. Jaringan lemak subkutan
4. Lapisan otot
5. Poriosteum
6. Korteks
7. Spongiosa / medulla
8. Epoifise
9. Fise
10. Metafise
11. Diafise
ANALISA KELAINAN RO ( RO. SIGNS )
1. Besar dan ukuran
2. Bentuk
3. Densitas
4. Lesi single / multiple
5. Lokalisasi kelainan
6. Struktur / arsitektur
7. Jaringan lunak sekitar
SENDI ;

Pengetahuan
patogenesa penyakit

Integritas dan alignment tulang sekitar sendi


Sela sendi
Dataran sendi ( tulang subartikular, subchondral )

KELAINAN BESAR, BENTUK, & KONTUR ( MODEL TULANG ) :


Displasia ( intrinsik )
Disostosis ( ectodermal )
Distrofia ( nutrisi, metabolisme )
Contoh :
Fibrous displasia
Cleido cranial disostosis
Renal osteo distrofia
KELAINAN DENSITAS TULANG :
a. densitas berkurang ( osteopenia ) :
Osteomalasia :
Mineralisasi osteoid
Matriks normal
General
Osteoporosisi :
Resorbspsi kalsium & matriks
General atau lokal
Aktifitas osteoklas
Osteolisis :
Resorpsi kalsium & matriks
Progesif dan terlokalisir
Gambaran :
- Geographic type
- Moth eaten app.
- Permeative type
b. Densitas bertambah ( reaksi osteoblastik ) :
Aktifitas osteoblas pembentukan tulang baru
Pada spongiosa sklerosis
Pada korteks reaksi periosteal
Reaksi osteoblastik : reaktif dan reparative
Reaktif : marginal sklerosis sekitar tumor
Reparative : penyembuhan suatu lesi
Reaksi periosteal :
Etiologi ;
- Perdarahan ( fraktur, defisiensi, vitamin Contoh :)
- Inflamasi eksudat ( osteomielitis )
- Infiltrasi sel-sel T ( keganasan )
Macam-macam reaksi periosteal :

Solid : osteomielitis, periostitis


Lameler ( onion skin ) : Ewings sarcoma
Sunray / sunburst app : osteogenic sarcoma
Segitiga codman

JUMLAH DAN LOKALISASI LESI :


Lesi single ( monostotik )
Lokalisasi :
- Epi Epifiseal chondroblastoma
- Meta Osteogenic sarcoma
- Dia Ewings sarcoma
- Cortico periost.
Lesi multiple ( poliostotik ) :
- Multiple myeloma
- Fibrous displasia
- Hiperparatiroidi
- Defisiensi vit C dan vit D
STRUKTUR / ARSITEKTUR LESI :
Struktur internal : matriks dari lesi :
- Homogen
- Berbintik
- Retikuler
- Soap bubble
- Garis garis
- Kalsifikasi
Struktur eksternal ; Reaksi jaringan sekitar lesi
Batas lesi : tegas / kabur
Kapsul radiologik :
- Tipis ( < 1mm ) atau tebal ( > 1mm )
- Kontinu atau terputus
- Outline teratur atau tidak
- Svcalloped ( bergelombang ) ?
- Lamellar ( berlapis ) ?
Jaringan lunak sekitar :
- Pembengkakan
- Perkapuran
- Bayangan lusen ( gas / lemak )
- Infiltrasi
- Pembentukan matriks
LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSA :
1. Identifikasi masalah
2. Analisa anatomi
3. Analisa kelainan Ro
4. Sintesis : integrasi data

5. Differential diagnosa
6. Sintesis akhir ( factor umur, sex, dan lain-lain )
PATOLOGI TULANG
1. Kelainan kongenital ( herediter )
2. Infeksi / inflamasi tulang dan sendi
3. neoplasma
4. nutrisi defisiensi
5. metabolit / hormonal
6. rudapaksa
KELAINAN CONGENITAL / HEREDITER :
- Kelainan bawaan ( tampak sejak lahir )
- Bersifat herediter ( diturunkan secara genetic )

Klinis :
- Deformitas tanpa nyeri
- New growth
- Anamnesa : umur, keluarga
Pemeriksaan Ro : bone survey

Klasifikasi :
A. Underdevelopment
1. Btachidactily
2. Oligodactily
3. Aplasia tulang
4. Cleido cranial dysostosis
1. Brachidactily
- Kelainan herediter
- Jari tangan / kaki pendek
- Tubuh keil
- Biasanya disertai syndactily
2. Oligodactily :
- Jumlah jari tangan / kaki kurang
- Sering pada ibu jari / jari 5 / keduanya
- Variasi : hypoplasia, aplasia
3. Aplasia tulang :
Misalnya : radius, ulna, atau ekstremitas keseluruhan.
4. Cleidi cranial dysostosis :
- Kelainan herediter
- Defek ( karakteristik ) :

Aplasia / hippoplasia clavicula


Os. Pubis tidak osifikasi
Osifikasi tulang kepala lambat

B. Overdevelopment
1. Hyperphalangism
2. Arachnodactylia
3. Melorheostosis
4. Partial gogantism
1. Hyperphalngism
- Adanya phalanx tambahan
- Biasanya pada ibu jari tangan / kaki
- Biasanya disertai kelainan bentuk tangan / kaki
2. Arachnodactylia
- Jari-jari panjang dan ramping ( spider limbed )
- Tubuh tinggi dan kecil
- Dapat disertai kelainan lain :
Scoliosis
Deformitas
Sfina bifida
CHD
( Marfansecara hereditarey syndrome )
3. Melorrheostosis ( Leris disease / flowing hypertosis ) Ro :
Seperti lelehan lilin pada batangnya.
Hiperostosis cortek ( endosteal dan parosteal ),
Ireguler pada 1 ekstremitas atau 1 bagian saja dari ekstremitas.
- Nyeri
- Dapat disertai penebalan pada kulit mirip scleroderma
4. Partial gigantism :
- Overgrowth pada atau tulang, jari atau ekstermitas
- Bukan kelainan endokrin
- Bisa disertai deformitas lain
C. Maldevelopment
1. Regional
Syndactylia
Perodactylia
Peromelia

Madelungs deformity
2. General :
Primer epifise
Primer metafise
Difus aklasia ( HMCE = hereditary multiple cartilaginous exostosis )
Syndactylia
- Fusi jari tangan / kaki
- Fusi : pada jaringan lunak & synostosis
- Tersering : jari tengah
- Bisa disertai kelainan lain
Prodactylia
- Jari tampak seperti diamputasi
- Kuku biasanya absen
- Kadang-kadang pada ujung defek tulang hanya ada stump jaringan lunak ( Bud
like soft tissue stump )
Peromielia :
- Malformasi extremitas ( terutama lengan ) :
Pemendekan / sebagian hilang
Flipper like extremity
Madelungs defotmity :
- Os ulna berkembang ke arah distal dan dorsal dari radius
- Proc. Styloid ulna menonjol ke dorsal, radius bengkok dalam arah dorso lateral.
Primer efipise ( chondroangiophatic, calsificans congenital, congenital stippled
epiphyses ) :
- Khas : bintik-bintik klasifikasi pada stemum
- Osifikasi efipise
- Predileksi : efipise pergelangan tangan dan kaki.
INFEKSI TULANG DAN SENDI
Osteomielitis : infeksi tulang dan sumsum tulang
Predileksi :
Femur distal,
Tibia proximal
Humerus,
Radius
Ulna ( proximal danm distal )
Etiologi :
Tersering : Staphylococcus
Lain-lain : Streptococcus, pneumococcuc, salmonella, jamur, virus.

Terjadinya infeksi :
Hematogen
Kontaminasi dari luar
Perluasan infeksi
Osteomielitis :
Akut ; biasanya pada anak-anak
Kronis : terapi tidak adequate / terlambat / ada squester.
Osteomielistis pada tulang panjang
Kuman spongiosa metafisis pus / abses diafisis dan korteks
mengangkat / menembus korteks meluas di bawah periosteum membentuk
fokus-fokus sekunder.
Nekrosis tulang bisa luas dan terbentuk squester
Squester luas bila ada trombosis A. nutrisia.
Tanda penting osteomielitis :
- Metafisis meluas ke diafisis dan korteks
- Tanda-tanda destruksi ( osteolisis / porosisi ) + tanda-tanda pembentukan
tulang baru ( reaksi periosteal, sclerosis, involukrum )
Gambaran Ro :
- Kelainan Ro : 10-14 hari post infeksi
- Bila tanda Ro : (-), klinis ; (+) ulang foto kurang lebih 1 minggu.
- Sering :
Reaksi periosteal
Daerah densitas rendah
Gambaran Ro selanjutnya tergantung Th/
- Th/ adequate penyembuhan Ro : R/ periosteal, sclerosis.
- Th/ terlambat / tak adequate Ro :
Pembengkakan jaringan lunak
Tanda-tanda pembentukan tulang baru
Tanda-tanda destruksi
Skuesterisasi
- DD/ ; tumor ganas primer, terutama : osteosarcoma dan ewings sarcoma
stand. Dini
Tipe khusus osteomielitis :
1. Abses brodie :
Kronis
Spongiosa dekat ujung tulang
Bulat/ lonjong
Pinggir skleriotik
Skuesterasi kadang-kadang.
2. Osteomielitis sklerosing garre :

Skllerosis menonjol
Kronis, biasanya monostotik
Bentuk tulang fusiform
DD/ osteoid osteoma
3. Osteomielitis pada neonatus dan bayi :
Klinis : ringan
Mono / poliostotik
Mudah meluas ke sendi
Osteomielitis pada vertebrata :
- Lebih sulit di diagnosa
- Proses sering pada corpus vertebrata
- Awal : tanda-tanda destruksi > pembentukan tulang baru.
- Lesi dapat berawal pada : sentral atau tepi corpus.
Pada lesi tepi :
Destruksi diskus cepat
Dapat terjadi abses pada vertebrata
Artritis purulenta
- Dapat mengenai semua sendi / umur
- Cara infeksi :
Perluasan dari osteomielitis ( anak )
Hematogen
Kontamionasi langsung
Ro :
Dini : rongga sendi ; lebar + osteoporosis tulang-tulang sekitar sendi
Destruksi rawan sendi rongga sendi sempit
Erosi + destruksi tulang-tulang sekitar sendi
Dapat terjadi subluksasi dan dislokasi
Th/ terlambat ankilosis
TBC TULANG DAN SENDI :
- Proses radang kronik dan destruktif
- Hematogen dari fokus jauh ( paru-paru )
- Sering pada anak-anak
- Patogenesa : basil spongiosa tulang osteitis, kaseasi, likuifaksi,
pembentukan pus, kalsifikasi
- Beda dengan osteomielitis piogenik : pembentukan tulang baru, periostitis dan
squester : sangat sedikit
- Ada kecenderungan perusakan tulang rawan / diskus ver.
TBC pada tulang panjang :
- Lesi sering pada metafise ( bisa pada epifise )
- Batas mula-mula tidak tegas, kronis batas jari tegas
- Tepi kadang-kadang sclerosis

Lesi garis epifise epifise sendi

Osteochondrosis ( osteochondrosis, focal aseptic necrosis, focal avascular necrosis ) :


- Epifise ( primer )
- Sentrum osifikasi
- E/ tidak diketahui :
Non inflamasi
Ada hubungan dengan bloody supply
- Stadia
Nekrosis
Regenerasi
Penyembuhan
Ro :
- Onset nekrosis lusen sub artikular
- Pemipihan + defrmitas epifise
- Fragnmentasi / fisur tulang subchondral
- Column femoris melebar + memendek
- Bisa terjadi arthritis sekunder
- Penyembuhan kondensasi densitas
TBC pada vertebrata :
- Frekuensi tinggi : thoracal / lumbal
- Lesi biasanya pada corpus vertebrata
- Tipe-tipe : marginal , sentral, dan anterior :
Marginal : pada bagian depan corus vertebrata :
Cepat merusak diskus
Bisa pada 2/ > vertebrata
Destruksi kolaps baji gibbus
Dapat terjadi abses para vertebral, kalsifikasi
Pada proses aktif tidak ada pertumbuhan tulang baru
Sentral :
Abses pada tengah corpus
Diskus lambat terkena
Bisa meluas ke tepi tulang = marginal
Anterior :
Proses di bawah peiosteum
Meluas di bawah ligamentum longitudinal anterior
Kerusakan diskus lambat
Artritis TBC :
Prosesnya bermula dari : sinovium dan tulang :
1.Sinovium :
Dini : khas :
- Penebalan kapsul sendi
- Sendi tampak suram, sela agak lebar

- Osteoporosis tulang sekitar sendi


Lanjut :
- Erosi rawan sendi ( local atau luas )
- Sela sendi sempit
2.Tulang Ro : kombinasi proses TBC pada epifisis dan tanda-tanda infeksi sinovium.
Koksitis TBC :
- Sering pada anak-anak
- Proses bisa mulai dari :
- Destruksi biasanya pada acetabulum / capsul femur
- DD/ morbus pertness
TUMOR TULANG DENGAN LESI YANG MENYERUPAI TUMOR TULANG
- Pemeriksaan Ro sangat penting untuk pemeriksaan tumor tulang
- Diagnosa pasti : PA
- Beberapa tumor tulang dapat didiagnosa pasti dengan Ro
- Kadang-kadang PA tidak sesuai Ro
perlu kerjasama : klinikus _ ahli PA + radiolog
Hal-hal penting dalam analisa Ro tumor tulang :
1. Tulang terdiri dari 3 komponen :
Korteks
Spongiosa
Periosteum
- Normal : Ro tak tampak
- Radang / tumor : iritasi reaksi periosteal
2. Reaksi periosteal :
Solid
Lameler
Sunrays / sunburst
Codman triangle
Tumor tulang
Tumor ganas primer jarang ( 1 % dari seluruh Ca )
Tumor sekunder / metastase > sering
Frekuensi ter tinggi : umur 15-20 tahun
Pada > 40 tahun :
- Degenerasi maligna
- Tumor tulang rawan
- Osteochondroma
- Pasca radiasi
Penilaian tumor tulang :
1. Umur :
< 1 tahun
: hanya neuroblastoma

10-15 tahun : osteogenic, ewings


2. lesi :
soliter tumor tulang primer
multiple metastase
3. Bagian tulang yang terkena :
Metafisis osteosarchoma
Diafisis ewings sarcoma
Epifisis chondroblastoma
4. Gambaran Ro :
Destruksi pembentukan tulang baru
Jaringan lunak sekitar reaksi periosteal
5. DD/ jinak / ganas :
Tumor jinak
Batas lesi
Tegas
Korteks
Menipis
Reaksi periosteal
(-)
Metastasis pada tulang :
- Distribusi sesuai daerah sumsum tulang merah :
Pelvis
Culomna vertebralis
Iga
Femur proximal
Humerus proximal
Tengkorak

Tumor ganas
Tak tegas
Destruksi
(+)

Gambaran Ro :
Osteolitik ( lokal, setempat, agresif )
Osteoblastik ( peningkatan densitas tulang, opak )
Campuran
Tumor-tumor ganas yang sering metastase ke tulang :
Frekuensi + / Sifat umum
Ca mammae
2/3
Osteolitik
Ca prostat
50 %
Osteoblastik
Ca paru
1/3
Osteolitik
Ca ginjal
Osteolitik

Sifat khusus

Sering soliter

Kondroma ( enchondroma )
- Tumor jinak yang berasal dari tulang rawan
- 50 % terdapat pada tulang-tulang tangan dan kaki ( jarang pada tulang pipih dan
tulang besar )
- biasanya soliter
Ro :

Rawan radiolusen, batas tegas


Daerah medulla
Kadang-kadang tampak :
- Pelebaran tulang ( ekspansi )
- Penipisan korteks
- Perkapuran (khas)
Osteokondroma
- Tulang panjang, terutama sekitar lutut
- Mulai dari metafisis menuju ke diafisis
- Biasanya soliter, kadang-kadang multiple (dyaphyseal aclasia )
- Dapat degenerasi maligna
Ro :
Penonjolan tulang dengan korteks dan spongiosa normal
Komponen tulang rawan : lusen tak tampak
Usia meningkat kalsifikasi tulang rawan
Kondroblastoma :
- Tumor jinak daerah epifise
- Nyeri daerah sendi
Ro :
Bayangan radiolusen
Bundar, batas tegas
Kadang-kadang marginal sclerotic
50 % kasus : kalsifikasi
DD/ :
giant cell tumor
TBC tulang
Kondromiksoid Fibroma
- Anak-anak dan dewasa muda
- Tulang panjang, terutama metafise
- Lokasi eksentrik
Ro :
Daerah usen di metafise
Eksentrik
Korteks menipis
Batas tegas
Reaksi periosteal (-)
Kadang-kadangbusa sabun

DD/ :
Giant cell tumor
Aneurismal bone cyst.
Simple bone cyst ( Kista tulang simpleks )
- Bukan neoplasma
- Gambaran mirip tumor jinak tulang
- Selalu soliter
- Biasanya pada metafise proksimal humerus, femur, tibia
Ro :
Bayangan radiolusen pada tulang
Batas tegas, tepi sclerotic
Korteks menipis
Aneurismal bone cyst ( kista tulang aneurisma ) :
- Bukan neoplasma
- E/ : tak diketahui ( diduga kelainan vaskuler )
- Kurang lebih 70 % ; Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 20 tahun
- Lokalisasi : metafisis epifisis tulang panjang
Ro :
Daerah lusen, kesan seperti destruksi
Sifat ekspansif, korteks sangat tipis menggembung ke luar
DD/ : Giant cell tumor
GCT : batas kabur
ABC : batas masih tegas
Giant cell tumor :
- Usia dewasa / 30-40 tahun ( setelah fusi )
- Pada tulang panjang : subartikular
- Paling sering sekitar lutut
Ro :
Daerah lusen pada ujung tulang panjang
Batas tidak tegas
Ada zona transisi ( kurang lebih 1 cm )
Eksentrik
Ekspansif korteks sangat tipis
Reaksi periosteal (-)
Tumor sangat besar seluruh lebar tulang yang dapat menyebabkan # patologis.
Oesteosarcoma :

Tumor ganas primer tulang


Prognosa : buruk
Mengenai usia 10-25 tahun ( > 30 tahun : degenerasi maligna )
Paling sering sekitar lutut ( 75 % )
Lokus : metafisis ( garis epifiseal )
Terdiri dari 3 tipe :
Tipe osteolisis
Tipe osteosklerosis
Tipe campuran

Ro :
Tanda destruksi tulang ( awal, medial ) daerah radiolusen, batas kabur
Reaksi periosteal ( Sunrays appearance )
Destruksi korteks
Infiltrasi ke jaringan lunak
Pembentukan matriks tumor pada jaringan lunak ( penulangan patologis )
Segitiga Codman (+)
Ewings sarcoma :
- Paling sering pada tulang panjang / diafise
- Bisa juga : pelvis dan tulang iga
- 75 % : < 20 tahun ( 5-15 tahun )
- Cepat metastase ( paru dan tulang lain )
Ro :
Lesi destruktif infiltratif
Berawal di medulla ( daerah-daerah lusen )
Cepat merusak korteks
Reaksi periosteal ( onion skin / lamellar )
Ewings endosarcoma :
- Tumor primer tulang ketiga terbanyak
- Paling sering pada tulang panjang
- Lokasi primer pada diafise
- Mengenai tulang pipih pada usia > tua
- 75 % pada usia < 20 tahun ( 5-15 tahun )
- Osteolisis Mouth eaten appearance
- Elevasi periosteum bilateral, simetris, berlapis-lapis ( onion skin )
- Codmans triangle (+) ( reaktif NBF )
Ro :
Lesi destruktif
Iniltratif
Awal : medulla
Cepat merusak korteks

KELAINAN PADA TULANG AKIBAT TRAUMA


Dapat berupa :
1. Fraktur : kontinuitas tulang terputus = patah tulang
2. subsluksasi : pergeseran parsial posisi tulang pembentuk artikulatio
3. dislokasi : pergeseran total
4. epifisiologis : fraktur pada tulang rawan daerah epifise dimana garis # melintang
melalui zona cartilago yang sedang mengalami kalsifikasi.
Klinis fraktur :
Foto tulang :
Posisi AP / lateral ( minimum 2 posisi )
Daerah / area lapangan film harus cukup : minimal 1 seni ( bila memungkinkan
2 sendi ) bila tulang yang bersangkutan berada di antara 2 sendi.
Penilaian :
1. Derajat aposisi : kedudukan fragmen satu terhadap fragmen lain. Aposisi baik :
2/3 bagian permukaan
2. Aligment fragmen : derajat kelurusan fragmen-fragmen satu terhadap fragmen
lain.
3. Derajat torsi dari fragmen satu sama lain
4. Derajat pendekatan tulang ( secara keseluruhan akibat posisis fragmen )
Jenis-jenis posisi fragmen fraktur
- Ad Latum Cum Distractionum
- Ad Latum Cum Contrationum
- Ad Axim Cum Contractionum
- Ad Axim Cum Contractionum
Macam-macam tipe fraktur
a. Chip fraktur
b. Greenstick fraktur
c. Fraktur melintang
d. Fraktur Oblik / spiral
e. TVY fraktur
f. Impacted fraktur
g. Longitudinal fraktur
h. Comminuted fraktur
i. Epifisiolisis
j. Stress / march fraktur
k. Patologik fraktur
a. Chip / Avulsion fraktur
Disertai robekan ligamen / tendon dan perlekatan otot
Sering ada pergelengan kaki dan tangan

b. Greenstick fraktur
Seperti bambu yang dipatahkan ( garis # tidak lengkap )
Pada anak-anak tulang masih lunak
Sering pada radius distal
c. Transverse fraktur
Sering akibat tekanan dari samping
Terutama pada lengan dan kaki
d. Fraktur Oblik / spiral
Trauma putar pada kaki / tangan
Perlu traksi longitudinal
Dapat interposisi jaringan lunak
e. Impacted fraktur
Salah satu fragmen # masuk fragmen lain
f. Longitudinal fraktur
Karena tekanan langsung
Sering pada distal fremu, proximal tibia
g. Comminuted fraktur ( Fraktur Cominutiva )
Terjadi fragmentasi 2
Biasanya pada trauma hebat
h. Epifisiolisis
# melelui garis epiofise
Perlu foto kanan / kiri ( untuk perbandingan )
i. Stress / March / Fatique / Insufficiency fraktur
Tentara, perawat
Strain maksimal pada tulang
Hair line fraktur sakit sekali
( metatarsal 2, 3, 4 1/3 prox. Tibia. 1/3 distal femur )
j. Fraktur Patologik
Tumor
Osteomielitis
Kapan fraktur harus diperhatikan ( Indikasi foto )
1. Segera setelah terjadi fraktur
2. Post reduksi dan post immobilisasi
3. 1-2 minggu kemudian apakah posisi tidak berubah
4. Sesudah 6-8 minggu melihat pembentukan callus
5. Setiap selesai dipasang gips dan perubahan traksi

6. sesudah gips dilepas


Tahap penyembuhan fraktur
1. Hematoma pembengkakan jaringan lunak
2. Hiperemi organisasi fibrous callus
3. Kalus tulang primer ( 4 minggu )
4. Resorbsi kalus primer dan pembentukan kalus sekunder ( 7 minggu )
5. Secara graduil terjadi reformasi kontur tulang. Normal dalam 13 minggu 18
bulan.
Fase penyembuhan :
1. Mula-mula terjadi hematoma + pembengkakan jaringan lunak organisasi
hematoma mengerut
2. Pembentukan fibrous callus
3. Penggantian fibrous callus primary bone callus yang mengandung Ca
bayangan radio opak ( 4 minggu )
4. Resorbsi primary bone callus, degandi dengan secondary bone callus yang sudah
mirip jaringan tulang normal ( > 7 minggu )
5. Pada secondary bone callus ditimbun Ca yang banyak tulang sudah terbentuk
dengan baik.
Komplikasi fraktur tulang :
1. Fraktur ke-2 tulang kaki
2. Atropi tulang
3. Osteomielitis sekunder
4. Non union neoartrosis
5. Aseptic necrosis
6. Myositis osificans
7. Sudecks atrophy ( tulang-tulang kecil )
8. Tulang bengkok
9. Pseudoartrosis ( delayed union )
10. Emboli lemak
11. Ankylosis
12. Kerusakan vaskuler dan saraf
OSTEOPOROSIS UMUM
Penurunan densitas tulang secara umum / general
1. Osteomalacia
2. Renal rickets ( renal osteodistrophy )
3. Endocrine osteopathy :
Hyperparathyroidism
Hypothyroidism
Steroid terapi lama
OSTEOMALACIA :

Defisiensi vit D ( dewasa )


Disertai / tidak defisiensi Ca dalam diet
Osteoid dibentuk normal / berlebih
Gangguan deposisi Ca

Ro :
Peniruan densitas seluruh tulang
Deformitas
- Kifoskoliosis
- Fish vertebrata
- Wedged vertebrata
RENAL RICKETS ( RENAL OSTEODISTROPHY ) :
- Kerusakan ginjal
- Eksresi fosfat menurun asidosis ( hyperfosfatemia ) stimulasi paratiroid
( hiperparathiroidism sekunder ) reabsorpsi kalsium.
Ro : Osteoporosis umum :
Metafisis melebar
Erosi subcortikal ( phalange )
Nephrocalcinosis
Fraktur patologik
HIPERPARATIROIDISM ( PRIMER )
- Adenoma / hiperplasia paratiroid
- eksresi ( urin ) Ca dan fosfat
darah : Ca , p
- 40 % terjadi perubahan pada tulang ( osteoporosis )
Ro :

Osteoporosis
Fish vert
Wedged vertebrata
Pengapuran Halus

HYPOVITAMINOSIS C ( SCURVY )
Etiologi defisiensi vit C ( infant )
1. Aktifitas alkali fosfatase
. pembentukan osteoid oleh osteoblast
. Substansi
cement / integritas kapiler . hemorrhagic diathesis.
2. Pada daerah epifise dan metafise :
Aktivitas osteoblast terganggu
Osteoclast tetap aktif ( resorpsi tulang berlanjut zona kalsifikasi melebar
dan ireguler )
Gambaran Ro :
Fraenkels line
Pelkens spur

Truemmerfeld zone
Wimbergers ring
Orteoporois
Penipisan korteks
Pendarahan superiost
Fragmentasi bagian metafise
Scorbutic rosary

HYPOVITAMINOSIS D :
- Anak : Rickets
- Dewasa : Osteomalacia
Fugsi Vit D :
- Meningkatkan absorpsi Ca pada usus halus
- Meningkatkan fiksasi Ca pada skeletal
- Eksresi fosfat ( renal )
Defisiensi vit D Ca dan ap inadekuat ( absorpsi )
Maintain level Ca dan P dari skeletal
Gangguan pertumbuhan :
< 2 tahun : IR
12-18 tahun : AR
Patofisiologi kelainan tulang :
Resorbsi tulang
Kalsifikasi pada zona kartilago osteoid metafise
Sentrum epifise terdiri dari asteoid ( lusen )
Gambaran Radiologis :
Elevasi periost.
Str. Trabekula kasar ( osteo-porotik )
Tulang membengkak
Metafise lebar, fraying / cupping
Calcificasi epifise tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai