Anda di halaman 1dari 71

Dr.drh. Dhirgo Adji, M.P.

ž Radiologi: ilmu yang mempelajari tentang


dasar ilmu, tatacara, aturan pelaksanaan
serta aplikasi sinar X dalam rangka
mendiagnosis suatu gangguan/ penyimpangan
suatu organ tubuh
ž William Conrad Rontgen
ž Interpretasi radiografi didasarkan atas analisis
densitas yang digambarkan pada foto rontgen.

ž Rontgen juga diketahui sebagai photon, yaitu


bentuk energi radiasi yang memiliki gelombang
pendek dan mampu menembus jaringan

ž Photon yang menembus jaringan akan


berinteraksi dengan film dan diekspose dalam
bentuk foto rontgen.
HITAM RADIOLUCENT

PUTIH RADIOPAQUE
RADIOLUSCENT RADIOPHAQUE
ž Dipengaruhi oleh :

1. Jumlah atom
2. Ketebalan jaringan
3. Superimposition
a. Jumlah atom, lebih radiopaque bisa jaringan atau
obyek.
b. Material dengan jumlah atom absolut :
- logam = 82
- Barium = 56
- Iodine = 51
c. Komposisi molekul efektif jaringan :
Tulang = 11-12
musculus = 7-8
Lemak = 6-7
Gas = 1-2
ž Jaringan
atau obyek lebih tebal akan
digambarkan lebih radiopaque
= asumsi kepadatan tambahan

ž Pembuluh darah paru-paru = superimposed


dari pada paru-paru yang radiolucent

ž Daerahcaudal ginjal kanan = superimposed


dibanding bagian cranial ginjal kiri= lebih
radiopaque dari pada ginjal itu sendiri
ž Tulang tersusun oleh Ca dan P
ž Variasi normal pada radiodensitas tulang sbb:
1. Perbedaan rasio compact bone dan
spongy bone
2. Perbedaan rasio trabecular bone dan
intertrabecular space
3. Perbedaan rasio cortex dan canalis
medullaris
ž Sclerotic bone lebih radiopaque (putih)
ž Porotic bone lebih radiolucent (hitam)
ž Mirip dengan densitas air
ž Densitas normal organ : jantung, liver, lien,
vesica urinaria
ž Variasi volume, ketebalan, tingkat kepadatan
organ, menghasilkan tingkat densitas
radiografi
ž Lebih radiolucent dibandingkan tulang namun
kurang radiolucent dibanding gas

ž Lemak menghasilkan kontras untuk differensiasi


dan visualisasi organ
ž Palingradiolucent
ž Tingkat radiolusensi menyebabkan munculnya
gambaran kontras struktur radiophaque
Tulang Soft tissue Lemak Gas
Diagnosis radiografis tulang dan
persendian anggota gerak
2 hal yang dilakukan dalam Diagnosis
radiografis tulang dan persendian yaitu :

v Mendeskripsikan

v Melakukan Interpretasi
ž Deskripsi terhadap lesi membutuhkan setidaknya 2 ekspose
ž Harus termasuk persendian bagian proximal dan distal lesi
ž Untuk persendian maka radiografi harus terpusat pada
bagian pusat persendian
ž Pengetahuan normal anatomi, kususnya untuk hewan yang
masih muda penting untuk menganalisis lesi
ž Perbandingan dengan kaki satunya akan membantu
memperjelas analisis
ž Pengetahuan tentang os sessamoid yang tidak ada pada
semua hewan penting juga untuk membantu analisis
ž Teknik Radiografi
Posisi standar : craniocaudal/ caudocranial
Lateral

ž Radiografi tulang panjang harus meliputi bagian proximal


dan distal dari persendian

ž Pada penyakit systemik dan multifocal (metastasis


neoplasia) expose lateral dari 4 kaki sangat dianjurkan

ž Perbandingan gambaran film pada extremitas


contralateral (kiri-kanan)
ž Tulang dapat menggambarkan adanya penyakit dengan
beberapa jalan :

1. Peningkatan opacity (sifat tidak tembus cahaya)


(produktif/ sclerosis)
2. Penurunan opacity (osteolisis/ osteoporosis)
3. Reaksi periosteal

ž Ketiga perubahan tersebut merupakan refleksi :


1. Kesembuhan fraktur : penulangan non agresif

2. Tumor tulang : penulangan agresif disertai dengan


osteolisis, reaksi osteoblastik dan periosteum
Asal lesi :

ü Periosteum
ü Cortex
ü Canalis medullaris
ü Physis, metaphysis,
epiphysis & diaphysis
ü Persendian
ž Respon yang agresif

Ø Garis demarkasi lesi yang


buruk
Ø Transisi ketebalan antara
normal dan tidak normal
Ø Reaksi periosteum tipe
sunburst (spt ledakan)

Dd: malignant bone tumor,


osteomyelitis akut
ž Respon non agresif :

lesi membentuk garis demarkasi


zona transisi yang pendek antara normal dan tidak
normal
Penebalan cortex

dd :
tumor benigna, kista tulang, kista yang sembuh,
osteomyelitis kronis, traumatic periostitis
ž Reaksi periosteum
Onion skin paralel : tulang baru periosteum membujur sepanjang
diafisis
dd : trauma, infeksi, tumor

Lacework/ irregular
Tulang baru periosteum dibentuk pada pembesaran sepanjang
diafisis
dd : osteomyelitis, hypertropic osteophaty, tumor

Halus, homogen
Tulang baru periosteum tebal dan padat
dd : osteomyelitis chronis, kesembuhan fraktur

radiating sunburst
Tulang baru periosteum dari kortex
dd : tumor malignant, kesembuhan fraktur, osteomyelitis akut dan
aktif
Proliferasi periosteum, garis memanjang diafisis, tidak dipersendian,
Garis radiolucent, lisis cortex, bengkak soft tissue sekitar radang

osteomyelitis
•Tepi sklerosis
sekitar area
•Potongan
avascular tulang
•Proliferasi
periosteum
•Bengkak soft
tissue
ž Bagian cortex

Penebalan cortex : osteomyelitis, kesembuhan fraktur

Penipisan cortex : disuse atrophy, metabolic osteopenia,


penyebaran lesi

Cortex patah : fraktur patologis, fraktur, osteomyelitis


Osteochondritis dissecans humerus

•Sclerosis radiolucency
•Calsifikasi kartilago
•Kaput humeri mendatar
•Multiple calcifikasi density
Kesembuhan fraktur
ž Kerusakan tulang subchondral

infectious arthritis

Erosive arthritis

osteochondrosis dissecans
•Demineralisasi,
•irregularity
asetabulum kiri
ž German shepperd
ž Pincang selama 2 bulan pada kaki depan
kanan
ž Diekspose pada daerah siku kanan dan kiri.
Great dane, 6 tahun,
pincang,
Ekspose 2 sisi anterior,
lateral
ž Paling sering terjadi pada anjing ras besar
ž Biasa pada umur dewasa-tua
ž Menyebabkan pincang akut atau progressive
ž Paling sering : osteosarcoma :
- fibrosarcoma
- chondrosarcoma
- hemangiosarcoma
ž Sering terjadi pada bagian fraktur yang sudah sembuh
ž bekerjasama dengan fiksasi internal yang gagal
ž Mungkin bersama sama dengan osteomyelitis
ž Kejadian pada metafisis tulang panjang
1/3 proximal humerus
1/3 distal radius-ulna
1/3 proximal/ distal femur
1/3 proximal/ distal tibia
1/3 proximal ulna

ž Jaringanlunak sekitar tumor membengkak


(massa tumor).
ž Gambaran demarkasi yang mengarah antara
tulang normal dan tidak normal
ž Kerusakan cortex
ž Reaksi pada periosteum :
1. sunburst yang tidak teratur
2. Tulang baru periosteum mungkin saja
tumor yang dimaksud atau reaksi
jaringan akibat tumor
ž Tidak melibatkan persendian
ž Terdapat fraktur patologis
osteosarcoma
ž Biasanya menghasilkan kebengkakan jaringan lunak sekitar
mengandung foki mineral
ž Perubahan tulang bisa dari lytic ke osteoblastic
ž Biasa terjadi di daerah metafisis humerus, femur, tibia,
radius ulna
osteosarcoma
•Kerusakan cortex
•Reaksi periosteum
•Demarkasi melibatkan tulang
normal
Chondrosarcoma :
Calcifikasi amorph tidak teratur pada masa tulang
Lesi litic proximal tibia
Tepi ada demarkasi
Tidak ada reaksi periosteum

fibrosarcoma
ž Jarang terjadi dibanding yang malignant
ž Tidak mengenal umur atau ras

ž Tidak menyebabkan pincang jika tidak ada


fraktur patologis
ž Pertumbuhan tumor lambat
ž Mungkin terdapat deformitas fenotipe
(exositosis, enchondromatosis)
ž Osteoma
korteks tulang padat disertai reaksi periosteum halus
ž Enchondroma :
1. Pembesaran halus dari corteks
2. trabecula terlihat dalam tumor
3. kadang disertai gambaran sentral
radiolucen dalam tumor
ž Kista tulang :
- lesi radiolusen pada diafisis/ metafisis
- garis demarkasi halus teratur antara tulang normal
dan abnormal
- Penipisan corteks
- Fraktur patologis
ž Exostosis :
- Pembesaran menulang yang halus pada
prominensia tulang

ž Osteochondroma (multi exostosis cartilago)


- lesi radiolusen keluar mdnjauh dari tulang
- biasa di costae, vertebrae dan digiti.

-
Lymphoma : tidak ada reaksi pada periosteum
pada proximal radius
lesi litic
ž Tumor muncul pada organ berparenkim
ž Biasa pada anjing tua

ž Pada semua ras


ž Bisa terlihat di organ penting lain seperti
paru-paru
ž Carsinoma dan sarcoma mungkin
bemetastasis di tulang
ž Bisa terjadi pada berbagai macam tulang
ž Pada tulang panjang terjadi pada diafisis

ž Kemunculan cepat
ž Bisa litic atau blasticmyeloma atau campuran
Metastatic carsinoma Beberapa tempat di medula
Meningkat densitasnya
Lesi fokal lisis sebelah
Lateral epicondylus femur
Peruakan medial diafisis
Proliferasi periosteum
Demarkasi mengelilingi
Daerah normal
Peningkatan densitas
Caudal proximal ulna

Metastasis tumor
ž Peningkatan densitas jaringan interstitial
ž Massa nodul bersatu dengan densitas jaringan
interstitial
ž Diindikasikan setiap ada dugaan gangguan
daerah abdomen
ž Vomitus, diare, tenesmus anorexia,
penurunan beran badan yang tidak diketahui
penyebabnya
ž Gejala urogenital : poliuria, oligouria,
anuria, stranguria, pyuria, hematuria,
ž Gejala nonspesifik : organomegali, hernia,
anemia, demam yang tdk dikrtahui asalnya
ž Sesuaikan kilovolt (puncak) dan miliampere
second (mAs)
ž Jika tebal badan lebih 10 cm, grid harus
digunakan untuk mencegah penyebaran
radiasi
ž Posisi : lateral view
ž Pada posisi ini pilorus biasa terlihat berisi
udara
ž Perhatikan dan bandingkan antar, udara-
jaringan lunak dan udara-lemak
ž Retroperitoneal, lemak omentum,
mesenterium, cairan viscera
ž Cachexia
ž Juvenile : detail buruk karena lemak tidak
baik, cairan peritoneal sedikit
ž Cairan abdomen berlebihan, distensi
abdomen, visualisasi kabur

Anda mungkin juga menyukai