1. Kata Pengantar........................................................................2
2. Wawancara Psikiatri................................................................3
3. Kegawatan psikiatri...............................................................15
4. Diagnosis Skozofrenia.......................................................... 21
5. Penatalaksnaan Skizofrenia...................................................25
6. Psikoterapi Skizofrenia..........................................................31
7. ECT........................................................................................35
8. Rehabilitasi ...........................................................................44
9. PANSS..................................................................................49
10. BPRS...................................................................................58
11. PSP......................................................................................61
12. HARDS HAM-A.............................................................. .72
13. MMSE.................................................................................
TATA TERTIB KOASS PSIKIATRI FK UNDIP ..................79
Kata Pengantar
1
WAWANCARA PSIKIATRI
2
untuk
mengembangkan
menanyakan
Penatalaksanaan Waktu
Konsultasi awal berlangsung selama 30 menit sampai satu jam,
tergantung pada keadaan. Wawancara dengan pasien psikotik
atau dengan penyakit medis adalah singkat karena pasien
mungkin merasakan bahwa wawancara adalah menegangkan.
Susunan Tempat Duduk
Cara kursi disusun di tempat periksa dokter psikiatrik adalah
mempengaruhi wawancara. Kedua kursi harus kira-kira sama
tingginya, sehingga tidak ada orang yang melihat ke bawah
untuk melihat yang lainnya.
Tempat Periksa Dokter Psikiatrik
Dokter psikiatrik tidak dapat sama sekali tidak dikenal oleh
pasiennya. Tempat periksa dokter psikiatrik dapat mengatakan
kepada pasiennya suatu yang baik tentang kepribadian dokter
psikiatrik.
Membuat Catatan
Untuk alasan lebal dan medis suatu catatan tertulis yang adekuat
tentang tiap-tiap pasien harus dibuat. Catatan pasien juga
membantu ingatan dokter psikiatrik. Tiap-tiap klinisi harus
membuat suatu sistem penyimpanan catatan dan memutuskan
informasi mana yang akan dicatat.
Wawancara Selanjutnya
4
2. Alamat
3. Umur
4. Jenis kelamin
:
6
5. Status perkawinan
6. Pendidikan
7. Pekerjaan
Pekerjaan/pendidikan
:
:
2. Orientasi . . . . . . . . . . .
3. Daya ingat ( daya ingat segera, daya ingat baru, daya
belum lama, daya jauh ).
4. Konsentrasi dan perhatian . . . . . . . . . . . . . .
5. Kemampuan visuo- spasial . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6. Pikiran abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
7. Sumber informasi dan kecerdasan . . . . . . . . . . . .
8. Test MMSE . . . . . . . . . . . . . .
G. Pengendalian impuls : . . . . . . . .
H. Tilikan ( sebutkan 6 tingkatan tilikan ). dan perasaan
dlm psn dan orang penting ( terkait ) dalam
kehidupannya yg dapat menyebabkan perubahan dasar
perilakunya.........
I. Empati : . . . . .
J. Intelegensia ( Prakiraan taraf IQ : RM berat / sedang /
ringan / tidak ada, demensia/pseudo demensia, berfikir
konkrit, berfikir abstrak ).......................
K. Pertimbangan ( pertimbangan kritis, pertimbangan
outomatik, pertimbangan terganggu )................
L. Realibilitas. . . . . . . . . . . . . . .
III. LAPORAN PSIKIATRI.
A.
Pemeriksaan
(usulan ).............................
diagnosis
lanjutan
C. Pemeriksaan neurologis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Pemeriksaan/test psikometrik. . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Wawancara dengan keluarga, teman/tetangga atau
petugas sosial . . . . . . . . . . . . . . .
F. Pemeriksaan penunjang :
1. Test psikiatri/psikologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Pemeriksaan elektromedik . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Pemeriksaan laboratorium . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Pemerksaan lain . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
G. Temuan posistif/negatif ( tanda/gejala mengacu
kriteria diagnosis / formula diagnostik ).
IV. Diagnosis ( multi axial ) :
Axis
I. . . . . . . . . . . . . .
II. . . . . . . . . . . . . .
III. . . . . . . . . . . . . .
IV. . . . . . . . . . . . . .
V. . . . . . . . . . . . . .
V. Formulasi psikodinamika.
VI. Terapi ;
VII. Problematik & anjuran/pemecahannya
VII. Prognosis.
12
1. Genetik
ada/tidak
2. Onset
cepat/lambat
3. Faktor pencetus
ada/tidak
kawin/tidak kawin
6. Status ekonomi
mampu/tidak mampu
7. Kekambuhan
ada/tdk
8. Support lingkungan
ada/tdk
9. Gejala positif
ada/tdk
ada/tdk
baik/buruk
12. .........................................................
Sumber pustaka
1. Kaplan Harold I, Sadock Benjamin J, Grebb Jack A.
Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis. Edisi 7. Jilid Satu. Jakarta: 1997
13
KEGAWATAN PSIKIATRI
Kegawatan Psikiatri adalah gangguan apapun dalam pikiran,
perasaan atau tindakan seseorang yang membutuhkan
penanganan segera. Berikut ini adalah strategi dalam penilaian
awal yang optimal pada pasien dengan kelainan biopsikososial:
1. Proteksi diri
a. Kenali sebanyak mungkin hal tentang pasien
sebelum bertemu
14
PENATALAKSANAAAN
1. Prinsip Umum
Sewaktu pertama menemui orang yang terganggu
emosinya, ambil waktu untuk mengamatinya. Bicara
kepada saksi, teman, dan keluarga pasien serta minta
bantuan mereka dalam berbicara dengan pasien.
Usahakan berbicara dengan pasien untuk bekerja sama.
Pertahankan kontak verbal dan visual. Tunjukkan bahwa
kamu mengetahui pasien ketakutan dan menderita serta
kamu hendak melihat bahwa pasien mendapat apa yang
dibutuhkan. Tegas dan jujur. Perlihatkan dengan katakata dan tingkah laku bahwa kamu dapat mengatasi
keadaan.
2. Pengendalian Fisik bagi Pasien Yang Melawan
Bersiaplah untuk tindakan cepat bila pasien tidak
bereaksi terhadap permintaan verbal. Bila diperlukan
pengendalian fisik, pastikan telah mempunyai cukup
orang untuk memegang pasien. Usungan dan pengendali
lain yang diperlukan, harus telah disiapkan sebelumnya.
16
dalam
3. Obat-obatan
a) Antipsikotik
Haloperidol suatu trankuilizer yang tidak
menyebabkan sedative, tak ada atau sedikit
menyebabkan gangguan kardiovaskular, dan tersedia
dalam bentuk parenteral dan tablet. Dosis biasa 5-10
mg intramuskular tiap 30 menit.
b) Antiansietas
Diazepam mempunyai efek antiansietas, antikejang
serta pelemas otot, yang membuatnya berguna
dalam kedaruratan psikiatrik. Ia tersedia dalam
bentuk parenteral dan tablet. Dosis biasa 5-10 mg
intravena dalam 2 menit setiap 30-60 menit atau 10
mg peroral setiap jam sampai pasien terkontrol.
Kasus kedaruratan psikiatrik yang sering ditemukan adalah:
1. BUNUH DIRI
Di Amerika tiap tahun kasus bunuh diri yang berhasil mencapai
30.000 orang per tahun. Dari data yang ada, 95% kasus bunuh
diri berkaitan dengan masalah kesehatan jiwa; 80% mengalami
Depresi, 10% Skizofrenia dan 5% Dementia/Delirium.
Sedangkan sekitar 25% lainnya mempunyai diagnosa ganda
yang berkaitan dengan Ketergantungan Alkohol.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menduga adanya resiko
bunuh diri:
17
2. GADUH GELISAH
Pada keadaan seperti ini yang paling utama kita harus bisa
menentukan apakah karena gangguan fisik ataukah karena
masalah mental. Tanda-tanda adanya penilaku kekerasan yang
mengancam:
Kata-kata keras /kasar atau ancaman akan kekerasan
Adanya perilaku agitatif
Membawa benda-benda tajam atau senjat
Adanya pikiran dan perilaku paranoid
Adanya penyalah gunaan zat/intoksikasi alkohol
Adanya halusinasi dengar yang memerintahkan untuk
melakukan tindak kekerasan.
Kegelisahan katatonik
Episode Manik
Episode DepresiAgitatif
Gangguan Kepnibadian tertentu
DIAGNOSIS SKIZOFRENIA
F20 SKIZOFRENIA
F20.0 Skizofrenia paranoid
F20.1 Skizofrenia hebefrenik
20
21
untuk
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
( dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang
tajam atau kurang jelas)
a) -
b) -
c) Halusinasi auditorik
22
Suara halusinasi yang berkomentar secara terusmenerus terhadap perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka
sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas :
e) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja,
apabila disertai baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berben tuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai ole ide-ide berlebihan
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulanbulan terus-menerus;
f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami
sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan, ata neologisme;
g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitemen), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
h) Gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara
yang jarang, dan respons emosional yang menumpul
atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya
kinerja social; tetapi harus jelas bahwa semua hal
23
Sumber pustaka
PENATALAKSANAAN SKIZOFRENIA
A. TERAPI PSIKOFARMAKA
Obat anti psikotik sangat efektif dalam mengatasi
simtom-simtom
skizofrenia
tersebut,
terutama
antipsikotik generasi kedua.
Obat antipsikotik dapat dikelompokkan dalam dua,
yaitu :
1. Antipsikotik generasi pertama (APG I)
24
Nama dagang
Sediaan
Dosis
anjur
an
Chlorpromazi
n
Largactil,promactil,meprosetil
,etibernal
25,
mg
150600
mg/hr
Haloperidol
Serenace,
lodomer
, 2, 5mg
5-15
mg/hr
Perphenazine
Trilafon
2, 4, 8 mg
12-24
mg/hr
Flupenazine
Anatensol
2,5 mg , 5
mg
10-15
mg/hr
Levomaprom
azine
Nozinan
25 mg
25-50
mg/hr
Trifluoperazin
e
Stelazine
1, 5 mg
10-15
mg/hr
Thioridazine
Melleril
50,
mg
150600
hadol,
27
govotil,
100
100
mg/hr
3.
200
300600
mg/hr
Sulpride
Dogmatil forte
50,
mg
Pimozide
Orap forte
4 mg
2-4
mg/hr
Risperidone
1, 2, 3 mg
2-6
mg/hr
Clozapine
Clozarin
25,100 mg
25100
mg/hr
Quetiapine
Seroquel
25,100,20
0mg
50400
mg/hr
Olanzapine
Zyprexa
5, 10 mg
10-20
mg/hr
PSIKOTERAPI
Psikoterapi berasal dari kata Psyche yang artinya jiwa dan kata
therapy yang artinya pengobatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
psikoterapi adalah pengobatan gangguan mental emosional
dengan menggunakan cara fisiologis. Menurut Wolberg,
psikoterapi merupakan terapi dengan cara psikologis dilakukan
oleh orang terlatih dalam hubungan profesional dengan tujuan
menghambat, menghilangkan gejala dan penderitaan.
Tujuan psikoterapi, antara lain :
a. Mempengaruhi perasaan dan tingkah laku pasien dalam
menyembuhkan ketegangan.
30
c.
d.
e.
f.
g.
Sumber pustaka
1. Hawari,D.Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa
Skizofrenia.Balai Penerbit FK UI .Jakarta: 2001
33
ECT
ECT
Electro Convulsive Therapy
Terapi Kejang Listrik
Macam:
ECT Konvensional
ECT Monitor / Premedikasi
Mekanisme Kerja
Teori Neurofisiologi
Selama Kejang
Terjadi peningkatan aliran darah cerebral,
peningkatan pemakaian glukosa, pemakaian O2
dan peningkatan permiabilitas Blood Brain Barrier
Setelah Kejang
Terjadi penurunan aliran darah cerebral dan
penurunan metabolisme gukosa
34
Teori Neurokimiawi
Mempengaruhi perubahan system neuronal:
Muskarinik
Kolinergik
Dopaminergik
Meningkatkan reseptor serotonergik pasca sinaps
Indikasi
Depresi berat, Mania, Gangguan bipolar
Psikosis akut, Skizofrenia katatonik
Paranoid, cemas hebat, Obsesif kompulsif
Histeri konversi, Delirium tremens, Epilepsi
psikomotor, dll
Kontra Indikasi
1. Absolut: Tumor serebri, TIK , infark miokrad,TBC
caverne
2. Relatif: Infeksi/radang, TBC tanpa caverne, wanita
hamil, tiroksokosis + eksoftalfmus, gangguan
kardiovaskuler, hipertensi, epilepsi, osteomyelitis,
osteoporosis, glomerulonefritis
ECT Konvensional
Alat konvulsator
Tipe 622 untuk poliklinik
Tipe 2077 untuk bangsal
Dilengkapi:
Pengatur tekanan listrik (voltase) 100 150 v
Pengatur waktu otomatis 2 3 detik
Electrode: dipasang bifrontotemporalis (2 inch
diatas pertengahan antara mata dan telinga)
Persiapan
Persetujuan penderita / keluarga
Pemeriksaan fisik diagnose, darah atau urin rutin
35
Puasa 3 6 jam
Tidak memakai obat anti konvulsan, hipnotik, sedative,
litium dan reserpin clorazil
Baju dilonggarkan dan gigi palsu dilepas
Fase-Fase ECT
1. Laten : 2 5 detik terjadi tremor cepat
2. Kejang tonik selama 10 detik dengan aura
3. Kejang klonik selama 30 detik
4. Penurunan kejang belum sadar, belum nafas
5. Nafaas spontan irama nafas belum normal
6. Sadar dengan disorientasi selama 5 menit
7. Tidur 30 60 menit
Efek Samping
Selalu terjadi:
Perdarahan lembut otak
Amnesia
Sianosis, apneu
Sincope
Tidak selalu:
Bibir, lidah tergigit, gigi goyang
Luxasi mandibula
Dislokasi caput humeri
Fraktur vertebra, lengan, tungkai
Penyebaran radang
Pneumonia aspirasi
Apneu memanjang, amnesia lama
Frekuensi
Diberikan 3 10 x
Bisa diulang 2 3 x
ECT Monitor
Alat:
36
ECT Konvensional
Alat konvensional (SIMEN) + tidak
memakai monitor
Operator 4 orang
Premedikasi (-)
Efek samping > ringan dan > banyak
Kontra Indikasi banyak
Kejang berat
Murah
42
REHABILITASI
Maksud dan Tujuan Dasar Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan suatu usaha terpadu untuk
mengembalikan
kemampuan individu ketaraf yang akseptabel.
WHO (1980) merumuskan tujuan rehabilitasi sebagai
penggunaan secara terpadu dan terkoordinasi daripada tindakan
medik, sosial, pendidikan dan vokasional untuk melatih kembali
individu kearah kemungkinan tertinggi dari tingkatan
kemampuan fungsional.
Tahap-tahap Rehabilitasi
Upaya rehabilitasi tersebut menurut Direktorat Kesehatan Jiwa
(1985)
merupakan proses yang bertahap untuk mengembalikan individu
baik hak dan
43
b. Tahap Penempatan/Penyaluran
Setelah rehabilitan dipersiapkan melalui kegiatan seleksi
terapi dan latihan kerja, maka selanjutnya adalah
penempatan kedalam masyarakat. Usaha penempatan ini
tidak lain merupakan tujuan akhir upaya rehabilitasi
yaitu menyalurkan rehabilitant ke masyarakat sebagai
warga masyarakat yang mandiri dan berguna.
Penempatan dapat dilakukan kedalam keluarga atau
masyarakat, ke instansi lain seperti perusahaan atau panti
rehabilitasi serta ditempatkan kedalam sheltered
workshop. Penyaluran keluarga berfungsi untuk
mempertahankan kesehatan rehabilitant dan untuk
menjaga hubungan antara rehabilitan dengan keluarga
atau masyarakat
sekitarnya. Sheltered workshop dijalankan bagi
rehabilitan yang benar-benar tidak dapat dipulangkan
keluarga/masyarakat.
Bengkel
kerja
terlindung
(sheltered workshop) dilakukan untuk mempekerjakan
rehabilitan yang terampil/memiliki kemampuan kerja
akan tetapi karena sesuatu hal mereka tidak dapat hidup
bersaing dalam masyarakat yang bersifat umum.
c. Tahap Pengawasan
Tahap pengawasan terhadap rehabilitan sudah dilakukan
sejak mengikuti persiapan rehabilitasi. Pengawasan ini
dimaksudkan agar kondisi kesehatan rehabilitan selalu
terjaga, baik fisik maupun mentalnya. Untuk melakukan
pengawasan terhadap rehabilitan yang belum disalurkan
perlu disediakan pelayanan psikiatrik dalam unit
rehabilitasi agar rehabilitan yang dinilai mengalami
kemunduran atau tidak pernah ada kemajuan dapat
segera memperoleh terapi serta secara periodic diperiksa
keadaan kesehatannya. Pelaksanaan pengawasan dapat
dilakukan dalam dua bentuk, yaitu pengawasan ke dalam
dan pengawasan keluar. Pengawasan kedalam bertujuan
46
47
PENILAIAN
tidak ada gejala
gejala minimal
gejala ringan
48
Skala 4
Skala 5
Skala 6
Skala 7
gejala sedang
gejala agak berat
skala berat
gejala sangat berat
Waham
Keyakinan yang tidak mempunyai dasar, tidak realistik dan
aneh (ideosinkratik).
Dasar penilaian : isi pikir yang diekspresikan dalam wawancara
dan pengaruhnya terhadap realisasi sosial dan perilaku.
49
P2
P3
Perilaku halusinasi
Laporan secara verbal atau perilaku yang menunjukkan
persepsi yang tidak dirangsang oleh stimuli luar. Dapat terjadi
halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman atau somatik.
Dasar penilaian : laporan verbal dan menifestasi fisik selama
wawancara dan juga perilaku yang dilaporkan oleh perawat
atau keluarga.
Gaduh gelisah (exicitement)
Hiperaktifitas yang ditampilkan dalam bentuk percepatan
perilaku motorik, peningkatan respon terhadap stimuli,
waspada berlebihan (hipervigilence) atau labilitas alam
perasaan (mood) yang berlebihan.
Dasar penilaian : menifestasi perilaku selama wawancara dan
juga laporan perawat atau keluarga tentang perilaku.
P4
P5
Waham kebesaran
Pendapat tentang diri sendiri yang berlebihan dan keyakinan
tentang superioritas yang tidak realistik termasuk waham
tentang kemampuan diri yang luar biasa, kekayaan,
pengetahuan, kemasyuran, kekuasaan, dan kebajikan moral.
Dasar penilaian : isi pikiran yang diekspresikan selama
wawancara dan pengaruhnya terhadap perilaku.
P6
Permusuhan
Ekspresi verbal dan nonverbal tentang kemarahan dan
kebencian, termasuk sarkasme, perilaku pasif agresif, caci maki
dan penyerangan.
Dasar penilaian : perilaku interpersonal yang diamati selama
wawancara dan laporan oleh perawat atau keluarga.
Afek tumpul
Berkurangnya respon emosional yang ditandai berkurangnya
ekspresi wajah, gelombang (modulation) perasaan dan gerakgerik komunikatif.
Dasar penilaian : observasi manifestasi klinik, suasana afek
dan respon emosional selama wawancara.
N2
N3
Kemiskinan Rapport
Berkurangnya empati interpersonal , kurangnya keterbukaan
dalam percakapan dan rasa keakraban, minat atau keterlibatan
dengan pewawancara. Ini ditandai oleh adanya jarak
interpersonal dan berkurangnya komunikasi verbal dan
nonverbal.
Dasar penilaian : perilaku interpersonal selama wawancara.
N4
N6
N7 Pemikiran stereotipik
Bekurangnya kelancaran, spontanitas dan fleksibilitas proses
pikir yang terbukti dari kekakuan, pengulangan atau isi pikir
yang miskin.
Dasar penilaian : proses kognitif verbal yang diobservasi
selama wawancara.
G1
Kekhawatiran somatic
keluhan-keluhan fisik atau keyakinan tentang penyakit atau
52
Anxietas
Pengalam subjektif tentang kegelisahan, kekhawatiran,
ketakutan atau ketidaktenangan yang berkisar dari
kekhawatiran berlebihan tentang masa kini atau masa depan
sampai perasaan panik.
Dasar penilaian : lapoan lisan selam wawancara dan
manifestasi fisik yang terkait.
G3
Rasa bersalah
Rasa penyesalan yang mendalam atau menyalahkan diri
sendiri terhadap perbuatan salah atau bayangan kelakuan
buruk pada masa lampau.
Dasar penilaian : laporan lisan mengenai rasa bersalah selama
wawancara dan pengaruhnya terhadap sikap dan pikiran.
G4
Ketegangan
Manifestasi fisik yang jelas tentang ketakutan, ansietas dan
agitasi seperti kekakuan, tremor, keringat berlebihan dan
ketidaktenagaan.
Dasar penilaian : laporan lisan membuktikan adanya anxietas
dan karenanya derajat keparahan menifestasi fisik ketegangan
dapat dilihat selama wawancara.
G5
Depresi
Perasaan sedih, putus asa, rasa tidak berdaya dan pesimisme.
Dasar penilaian : laporan lisan tentang alam perasaan depresi
selama wawancara dan yang teramati pengaruhnya terhadap
sikap dan perilaku.
G7
Retardasi motorik
Penurunan aktivitas seperti tampak dalam perlambatan atau
kurangnya gerakan dan pembicaraan, penurunan respons
terhadap stimuli dan pengurangan tonus tubuh.
Dasar penilaian : manifestasi selama wawancara dan juga
laporan oleh perawat atau keluarga.
G8
Ketidakkooperatifan
Aktivitas menolak untuk patuh terhadap keinginan tokoh
bermakna termasuk pewawancara, staf rumah sakit, atau
keluarga yang mungkin disertai dengan rasa tidak percaya,
defensif, keras kepala, negativistik, penolakan terhadap
otorita, hostilitas atau suka membangkang.
Dasar penilaian : perilaku interpersonal yang diobservasi
selama wawancara dan juga dilaporkan oleh perawat atau
keluarga.
G9
dan
perilaku
yang
Sumber pustaka
1. Rudyanto,B.Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Balai
penerbit FK UI.Jakarta: 2007
56
2. www.tepou.co.zn/file/information-programme/panss.pdf
3. Kaya,s,A.Fiszbein, L.A.Opler.PANSS.Psychiatric
university hospital Zurich.Division of
Clinicalpsychiatry:2007
BPRS
BPRS adalah 24 poin skala pengukuran gejala positif,
psikopatologi umum dan gejala afektif.. Beberapa (diantaranya
seperti tingkah laku dan sikap) dapat dinilai hanya dengan
pengamatan pada pasien, hal lainnya (misalnya kecemasan)
melibatkan elemen diri yang dilaporkan oleh pasien.
BPRS mencakup 24 poin yang mengatasi masalah
somatic, anxietas, emotional withdrawal, konseptual
disorganisasi, perasaan bersalah, tension, tingkah laku dan
sikap, waham kebesaran, mood depresi, permusuhan, waham
curiga, halusinasi, retardasi motorik, tidak kooperatif, isi pikiran
yang tidak biasa, afek tumpul, perasaan kegembiraan,
disorientasi, dll.
Tujuan
Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS) adalah skoring
yang dirancang untuk menilai perubahan keparahan
psikopatologi. BPRS awalnya dirancang untuk mengukur
perubahan gejala pada pasien dengan penyakit psikotik. Dengan
demikian, hal-hal yang terdapat pada BPRS fokus pada gejala
yang umum pada pasien dengan gangguan psikotik, termasuk
skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya, serta yang
ditemukan pada pasien dengan gangguan mood yang parah,
terutama mereka dengan gejala psikotik. Poin-poin yang
terdapat didalam BPRS mencakup berbagai gejala yang
biasanya terlihat di kambuh psikotik, termasuk halusinasi,
57
Kecemasan
NA
Depresi
NA
NA
Percobaan bunuh
melukai diri
Rasa bersalah
NA
Permusuhan
NA
NA
Mood yang
euforia
Kebesaran
NA
Kecurigaan
NA
10
Halusinasi
NA
11
NA
12
NA
13
Pengabaian diri
NA
14
Disorientasi
NA
15
Disorganisasi konsep
NA
16
Afek tumpul
NA
diri/
meningkat/
58
17
Emotional withdrawal
NA
18
Retardasi motorik
NA
19
Ketegangan
NA
20
Tidak kooperatif
NA
21
NA
22
Emosional
yang
memuncak (excitement)
Distraktibilitas
NA
23
Hiperaktif motorik
NA
24
NA
Ketereagan:
NA: not assessed ( tidak dinilai)
1
Tidak sangat
ada ringan
3
ringan
sedang
berat
sedang
6
berat
berat
7
sangat
Sumber pustaka
1. Rudyanto,B.Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Balai
penerbit FK UI.Jakarta: 2007
59
61
Domain/Ranah
penilaian
a.Perawatan diri
b.Aktivitas
yangberguna
secara sosial
c.Hubungan
personal
dan
social
d.Perilaku
mengganggu
dan agresif
Komponen
Minum obat
Keramas
Makan
Menyikat gigi
Mandi
Mengganti pakaian
Bekerja atau bersekolah
Bekerja sebagai relawan atau mengikuti
aktivitas kelompok
Melakukan pekerjaan rumah tangga
Hubungan dengan pasangan, keluarga
dan/atau teman-teman
Sistem pendukung di luar terapi
Bicara terlalu keras atau menyumpah
Mengancam melukai diri sendiri atau orang
lain
Memecahkan atau melempar benda-benda
Penyerangan fisik atau perkelahian
Perilaku sosial yang tidak pantas (misal:
membuka baju di depan umum, bersikap
terlalu akrab, berbicara dengan suara terlalu
keras/ berisik)
SKALA PSP
62
4.
5.
6.
Seberapa sering Anda mandi dalam sehari? Apakah orang lain harus
mengingatkan Anda atau menolong Anda mandi? (Jika ya: seberapa
sering?)
Berapa sering Anda menggosok gigi? Apakah orang lain yang harus
mengingatkan atau menolong Anda? (Jika ya: seberapa sering?)
Menurut pendapat Anda, bagaimana penampilan Anda selama sebulan
terakhir ini?
Seberapa sering Anda keramas rambut? Apakah orang lain harus
mengingatkan atau menolong Anda? (Jika ya: seberapa sering?
Seberapa sering Anda mengganti baju? Apakah orang lain harus
mengingatkan atau menolong Anda? (Jika ya: seberapa sering?)
Seberapa sering Anda mencuci baju Anda? Apakah orang lain harus
mengingatkan atau menolong Anda? (Jika ya: seberapa sering?)
(Catatan: Paling tidak pasien berinisiatif meminta bantuan orang lain
utk mencuci bajunya)
AKTIFITAS YANG BERGUNA SECARA SOSIAL
( termasuk bekerja dan sekolah / belajar )
1.
2.
63
5.
1.
2.
2.
Apakah Anda pernah bersikap yang oleh orang lain dianggap tidak
pantas?
(seperti: berbicara pada orang asing dengan cara yang terlalu akrab,
mengganggu orang lain dengan berbicara terlalu keras, membuka baju di
depan umum)
64
3.
4.
5.
Komponen
Ranah penilaian
a. Perawatan diri
Minum obat
Makan
Mandi
Keramas
Menyikat gigi
Mengganti pakaian
65
b.Aktivitas
berguna
sosial
c.
yang
secara
Hub. personal
dan social
d.
Perilaku
mengganggu
dan agresif
66
Nilai
ke-4
Tida
Ringa
Terlihat
67
Nyata
Bera
Sangat
Ranah
Perawatan
diri
Aktivitas
yang
berguna
secara social
Hubungan
personal dan
social
Perilaku
menggangg
u
dan
agresif
/ jelas
Berat
80-71
70-61
68
60-51
: Kesulitan yang nyata/jelas hanya pada salah satu ranah a-c; atau
adanya kesulitan yang terlihat pada ranah d.
50-41
: Kesulitan yang nyata/jelas pada dua atau tiga ranah a-c; atau
kesulitan berat hanya pada satu domain a-c tanpa kesulitan yang
nyata/jelas pada dua ranah lainnya. Tidak ada kesulitan yang
nyata/jelas pada d.
40-31
: Kesulitan berat hanya pada satu dari ranah a-c dan kesulitan yang
nyata/jelas pada paling tidak satu dari dua yang lainnya; atau
kesulitan yang nyata/jelas pada ranah d.
30-21
: Kesulitan berat pada dua ranah a-c; atau kesulitan berat pada d,
walaupun jika kesulitan berat dan nyata/jelas tidak ada pada ranah
a-c.
20-11
: Kesulitan berat pada semua ranah a-c; atau kesulitan sangat berat
pada d, walaupun kesulitan berat tidak ada pada ranah a-c. Jika
pasien bereaksi terhadap stimulus eksternal, skor yang disarankan
(20-16); jika tidak (16-11).
10-1
Sumber pustaka
1.
69
Klasifikasi gejala:
0 - tidak ada; 1 - ringan; 2 - sedang; 3 - berat; 4 sangat berat.
HAM-Tingkat skor kecemasan:
<17 ringan; 18 - 24 ringan sampai sedang; 25 - 30 sedang
sampai berat.
1. Mood Cemas 0 1 2 3 4
kekhawatiran
mengantisipasi terburuk
2. Ketegangan 0 1 2 3 4
mengejutkan
mudah menangis
gelisah
gemetar
3. Ketakutan 0 1 2 3 4
takut gelap
takut orang asing
takut sendirian
takut hewan
4. Insomnia 0 1 2 3 4
kesulitan jatuh tertidur atau
tetap tertidur
kesulitan dengan mimpi
buruk
5. Intelektual 0 1 2 3 4
miskin konsentrasi
penurunan memori
6. Mood Depresi 0 1 2 3 4
menurunkan keinginan
dalam aktivitas
anhedonia
insomnia
7. Keluhan somatik - Muscular
9. Gejala Kardiovaskular 0 1 2
34
takikardia
berdebar-debar
nyeri dada
perasaan pingsan
10. Gejala Pernapasan 0 1 2 3
4
Dada tertekan
sensasi tersedak
sesak napas
11. Gejala gastrointestinal 0 1
234
disfagia
mual atau muntah
sembelit
berat badan
12. Gejala Genitourinari 0 1 2
34
frekuensi kemih meningkat
atau urgensi
dismenore
impotensi
13. Gejala Otonom 0 1 2 3 4
kering mulut
flushing
muka pucat
75
01234
nyeri otot atau nyeri
bruxism
8. Keluhan somatik - Sensory
01234
tinnitus
penglihatan kabur
berkeringat
14. Perilaku saat Wawancara 0
1234
gelisah
tremor
mondar-mandir
SKOR TOTAL: ___________
Sumber Pustaka
1. Hamilton M. A rating scale for depression. J Neurol
Neurosurg Psychiatry 1960;
23:5662
76
77