Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOKIMIA

BIOKIMIA AIR

Nama

: Yuliana Purnamasari

NIM

: 2013/346971/BI/9028

FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
1

DAFTAR ISI

MAKALAH BIOKIMIA...........................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................5
Definisi air..............................................................................................................................5
Sifat kimia air.........................................................................................................................5
Sifat fisik air...........................................................................................................................6
Fungsi air................................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................................10
Kesimpulan...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat1,4 triliunkilometer kubik (330 juta mil) tersedia di Bumi. Air sebagian besar
terdapat dilaut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air ,
dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan,dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut.
Air merupakan komponen utama dalam tubuh sehingga setiap mahluk hidup pasti
memerlukan air karena tanpa air di dunia ini tidak ada pula kehidupan karena air merupakan
komponen utama dalam kehidupan. Air adalah zat yang paling berlimpah dalam sistem
kehidupan, membuat naik 70% atau lebih dari berat yang paling organisme. Organisme hidup
pertama pasti muncul di lingkungan berair, dan evolusi telah dibentuk oleh sifat-sifat berair
media di mana kehidupan dimulai.
B. Rumusan Masalah
1 Apa definisi dari air?
2 Bagaimana karakteristik dari air?
3 Bagaimana fungsi air?
C. Tujuan
1 Mengetahui definisi tentang air
2 Mengetahui karakteristik air.
3 Mengetahui fungsi dari air

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi. Air dalam bentuk cair adalah tidak bewarna, tidak berbau,

tidak mempunyai rasa dan merupakan senyawa yang sukar dimampatkan yang memiliki
beberapa sifat yang khas. Sifat sifat air terdiri dari sifat kimia dan fisik.

Sifat kimia air


Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan kovalen dengan
dua atom hidrogen. Hidrogen dan oksigen mempunyai daya padu yang sangat besar antara
keduanya. Semua atom dalam molekul air terjalin menjadi satu oleh ikatan yang kuat, yang
hanya dapat dipecahkan oleh perantara yang paling agresif, misalnya dengan menggunakan
energi listrik atau beberapa zat kimia.
Sebuah atom oksigen (O)mempunyai sebuah inti dengan delapan proton yang terletak
pada orbital kulit K (2) dan kulit L (6), jadi belum penuh dan membutuhkan 2 elektron untuk
kestabilannya. Sedangkan sebuah atom hidrogen (H) mempunyai kulit elektron tunggal
disekeliling intinya dengan satu elektron, jadi masih kekurangan satu elektron. Kulit yang
belum terisi penuh tersebut tidak mantap sehingga elektron-elektronnya cepat bergabung
dengan elektron yang lain untuk mencapai kestabilan dalam kulit, karena kulit yang terisi
penuh merupakan bentuk yang mantap (stabil dalam orbital).
Unsur
1
H
8
O

K
1
2

L
6
( De Man, 1997)

Dalam sebuah molekul air dua buah atom hidrogen berikatan dengan sebuah atom
oksigen melalui dua ikatan kovalen, yang masing-masing mempunyai energi sebesar 110,2
kkal/mol sedangkan pada ikatan hidrogen adalah 4,5 kkal. Bila dua atom hidrogen bereaksi
dengan sebuah atom oksigen, maka molekul tersebut menghasilkan molekul yang berat
sebelah karena kedua atom hidrogen yang melekat membentuk sudut 104,5 0 antara
keduanya.
Akibat perbedaan elektronegativitas antara hidrogen dengan oksigen, maka sisi
molekul hidrogen bermuatan positif dan sisi oksigen bermuatan negatif. Bentuk tiga dimensi
yang terbentuk dari ikatan di atas akan menyerupai sebuah tetrahedron. Sebuah molekul air
dengan kutub-kutub positif dan negatif secara tetap menjadi dwikutub (dipolar) dengan
demikian sebuah molekul air dapat ditarik oleh senyawa lain yang bermuatan positif atau
yang bermuatan negatif.

Daya tarik menarik di antara kutub positif suatu molekul air dengan kutub negatif
molekul air lainnya menyebabkan terjadinya penggabungan molekul-molekul air melalui
ikatan hidrogen dimana ikatan ini lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen sebelumnya.
Ikatan hidrogen tidak hanya mengikat molekul-molekul air satu sama lain, tetapi dapat juga
menyebabkan pembentukan hidrat antara air dengan senyawa-senyawa lain yang yang
mempunyai kutub O atau N, seperti senyawa metanol atau karbohidrat yang mempunyai
gugus OH (hidroksil).
Jika suhu diturunkan, terjadi pelepasan panas akibatnya pergerakan molekul-molekul
air menjadi lambat pada waktu suhu menjadi 0 0C, terjadi pengkristalan. Bila suhu air
meningkat, jumlah rata-rata molekul air dalam kerumunan molekul air menurun dan ikatan
hidrogen putus dan akan terbentuk lagi secara cepat (Lehninger, 1997).

Sifat fisik air


a. Eletrolisis Air
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya
arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu
pada anode, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta
mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk
kembali beberapa molekul air.
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung
pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk
menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan hidrogen.
Air mempunyai formula kimia H2O, bermakna bahawa satu molekul air terbina
daripada dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Ia boleh digambarkan secara ionik
sebagai HOH, dengan satu ion Hidrogen (H+) yang terikat kepada ion Hidroksida (OH-). Ia
berada didalamkeseimbangan dinamik di antara cecair dan wap yang berada pada suhu dan
tekanan piawai. Pada suhu bilik, ia adalah cecair yang sangatjernih, tawar, dan tak berbau.
Air juga dirujuk di dalam sains sebagai pelarut universal dan hanyalah satu bahan yang
dijumpai tulen secara semulajadi dalam ketiga-tiga keadaan jirim ( De Man, 1997).
b. Kelarutan (solvasi)

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang
bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat
"hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air
(misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan
suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya
tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu
zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat
tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air (Nur, 1990).
c. Kohesi dan adhesi
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki
sejumlah muatan parsial negatif (-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang
(hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (+) dekat atom
oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektro
negatif dibandingkan atom hidrogen yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan
tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektronelektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron
tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang
daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi
disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya (Kay, 1966).
d. Tegangan permukaan
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat
kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan
dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut
akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih
atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya
tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi
antar molekul air.
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan
permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki
ketertarikan kuat terhadap air. Irvin Langmuir mengamati suatu gaya tolak yang kuat antar
permukaan-permukaan hidrofilik. Untuk melakukan dehidrasi suatu permukaan hidrofilik
dalam arti melepaskan lapisan yang terikat dengan kuat dari hidrasi air perlu dilakukan kerja
sungguh-sungguh melawan gaya-gaya ini, yang disebut gaya-gaya hidrasi. Gaya-gaya
tersebut amat besar nilainya akan tetapi meluruh dengan cepat dalam rentang nanometer atau
6

lebih kecil. Pentingnya gaya-gaya ini dalam biologi telah dipelajari secara ekstensif oleh V.
Adrian Parsegian dari National Institute of Health. Gaya-gaya ini penting terutama saat selsel terdehidrasi saat bersentuhan langsung dengan ruang luar yang kering atau pendinginan di
luar sel (extracellular freezing) (Kay, 1966).
e. Pembekuan dan Struktur Es
Molekul air dapat mengikat empat molekul air dan menghasilkan kisi kristal
heksagonal dalam es. Sifat ikatan hidrogen lain yang juga penting ialah bahwa ikatan ini
terarah dengan baik dilihat dari susunan gabungan orbital antara atom hidrogen dan atom
oksigen. Panjangnya ikatan hidrogen yang berbeda-beda sangat bergantung pada struktur
geometri dan distribusi elektronnya. Bentuk es misalnya, tiap molekul air memiliki ikatan
hidrogen dengan panjang 1,77 , tiap molekul air berikatan hidrogen dengan 4 tetangganya
dengan jarak antara oksigen dengan oksigen

2,76 , sedangkan tiap molekul air akan

berikatan hidrogen dengan 3 atau 4 molekul air lainnya dengan jarak oksigen ke oksigen
2,90 pada suhu 15 0C, dan 3,05 pada suhu 83 0C. Diperkirakan hanya 15 % ikatan
hidrogen rusak jika es mencair pada suhu 0 0C. Ikatan yang kuat dalam molekul air ini
masih ada walaupun air telah dipanaskan sampai 100 0C, ini dapat dilihat dengan tingginya
panas penguapan air dan ikatan hidrogen ini hanya akan lepas secara tuntas jika air
dipanaskan sampai 600 0C (Girindra, 1986).
f. Interaksi Hidrofobik
Air dapat mendispersi senyawa amfipatik (senyawa dengan gugus hidrofobik dan
gugus hidrofilik) yang mempunyai gugus polar dalam molekulnya misalnya pada asam
lemak. Sebagai contoh ialah garam Na-oleat.
Natrium oleat mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang, sehingga dapat dikatakan
kecenderungan untuk terdispersi dalam air sangat sukar, tetapi kenyataannya bahwa rantai
hidrokarbon yang panjang ini akan terdispersi di dalam air membentuk misel (disini air yang
bersifat polar tidak melarutkan rantai hidrokarbon nonpolar pada asam oleat, sehingga
terbentuklah misel) . Dalam hal ini, gugus karboksilnya yang bermuatan negatif timbul di
permukaan sedangkan rantai hidrokarbon yang nonpolar dan tidak larut berada dibagian
dalam. Dalam bentuk misel, ada gaya tarik sesamanya melalui suatu interaksi Van der Walls
yakni antara rantai hidrokarbon yang berdekatan, gaya tarik ini dikenal sebagai interaksi
hidrofobik. Contoh lain komponen sel yang membentuk struktur nonpolar dengan bagian
hidrofobiknya tersembunyi dari air adalah protein dan asam nukleat (Murray, 2006).

Fungsi air
a. Air Sebagai Pelarut
Dalam bentuk dispersi koloid, dimana partikel tidak mengendap maupun membentuk
larutan. Protein senyawa yang dapat membentuk dispersi koloid, gelatin akan membentuk
dispersi koloid bila ditambahkan air panas. Dalam suspensi, partikel bahan mempunyai
ukuran yang besar, sehingga tidak larut dan tidak membentuk koloid, misalnya pati dalam air
dingin.
Air mendispersi/melarutkan berbagai zat berdasarkan sifat dwi kutubnya, seperti NaCl
(membentuk ion) selanjutnya beberapa zat yang tidak membentuk ion tapi termasuk dalam
senyawa polar seperti aldehida, alkohol, dan gula dapat larut dalam air. Kelarutan dari zat
seperti di atas disebabkan oleh adanya gugus hidroksil (alkohol dan gula) dan gugus oksigen
karbonil (aldehida dan keton) (Kay, 1966).
b. Air sebagai nutrisi tubuh paling vital
Manusia dapat bertahan hidup selama beberapa minggu tanpa makanan, tetapi hanya
dapat bertahan beberapa hari tanpa air. Tubuh manusia terdiri atas 55-75 persen air. Air
menjadi salah satu unsur pembentuk dasar darah, enzim-enzim pencernaan, urin, keringat,
dan bahkan terkandung dalam jaringan otot, lemak, dan tulang. Karena tubuh tidak dapat
menyimpan air, maka kita memerlukan asupan air segar untuk mengganti air yang sudah
dikeluarkan berbagai organ vital tubuh menjadi keringat, urin, kotoran, dan lain-lain. Jumlah
asupan air yang kita butuhkan bergantung pada metabolisme tubuh kita, suhu udara, cuaca,
makanan yang kita konsumsi dan tentunya tingkat aktifitas yang dilakukan (Winarno, 1989).
Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada
dalam bahan, air dapat melarutkan berbagai bahan seperti garam, vitamin yang larut dalam
air, mineral, dan senyawa cita rasa seperti yang terkandung dalam teh dan kopi. Ion H + dan
ion OH- sangat menentukan sifat biologis dan strukur molekul yang ada di dalamnya seperti
protein, lipid, dan komponen sel lainnya (Girindra, 1986).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Air mempunyai sifat fisika, kimia yang sangat mendukung aktivitas kehidupan dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses metabolism. Sifat kimia air yaitu
molekul air terdiri dari sebuah atom oksigen yang berikatan kovalen dengan dua atom
hydrogen, bentuk tiga dimensi yang terbentuk dari ikatan di atas akan menyerupai sebuah
tetrahedron. Sifat fisik air antara lain, air bersifat elektrolisis, air bersifat polar, memiliki
tegangan permukaan, air dapat menghasilkan kisi kristal heksagonal dalam es, dan
berinteraksi hidrofob. Fungsi air adalah sebagai pelarut universal dan menentukan sifat
biologis dan strukur molekul.

DAFTAR PUSTAKA
9

De Man, J.M. 1997. Kimia Makanan. Terjemahan. ITB. Bandung.


Girindra, A. 1986. Biokimia 1. Gramedia. Jakarta.
Lehninger, A..L., et al. 1997. Principles of Biochemistry. 2nd .Worth Publisher. New York.
Kay, E.R.M. 1966. Biochemistry : An Introduction to Dynamic Biology. CollierMacmillan.Canada.
Murray, K.Robert. 2006. Biokimia Herper Edisi 27. Jakarta: EGC.
Nur, M. A. 1990. Konsep Modern Biokimia I. PAU-Ilmu Hayat IPB. Bogor.
Winarno, F,G. 1989. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai