FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LAPORAN KASUS
OKTOBER 2015
IMPETIGO VESIKO-BULOSA
OLEH :
RISWANDAH AULIA MARUF
10542 0313 11
PEMBIMBING :
Dr. dr. Hj. Sitti Musafirah, Sp.KK
HALAMAN PENGESAHAN
1
Stambuk
Judul Laporan Kasus
10542 0313 11
Impetigo Vesikobulosa
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Penyakit
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
PEMBIMBING
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
LAPORAN KASUS
BAB III.
PEMBAHASAN
BAB IV.
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
13
BAB I
3
PENDAHULUAN
Bakteri
bersama-sama
dengan
jamur
dan
virus,
dapat
ialah
kuman
positif-Gram,
yakni
streptokokus
dan
disebabkan
oleh
stafilokokus.2
Pioderma
adalah
Staphylococcus
penyakit
kulit
yang
normal
(ui)Stapylococcus
di
kulit
aureus,
dan
suatu
jarang
menyebabkan
bakteri
koagulase
infeksi.
positif,
merupakan kokus patogen paling utama pada kulit. Kokus ini adalah
gram-positif, berbentuk bola, dan bergerombol dalam bundel-bundel
kecil. Kokus ini mudah tumbuh dalam media biakan. Dalam media
padat, dalam 24 jam akan tumbuh koloni koloni berkilat, berwarna
kekuningan, dan besar. Streptokokus adalah bakteri gram positif
juga.1
Bentuk infeksi kulit terbagi atas dua yaitu infeksi bakteri
primer dan infeksi bakteri sekunder. Infeksi bakteri primer adalah
infeksi yang terjadi pada kulit yang sehat, dengan manifestasi klinis
yang khas dan biasanya disebabkan oleh satu jenis bakteri. Infeksi
bakteri sekunder adalah infeksi yang terjadi pada bermacammacam kelainan kulit yang telah ada sebelumnya (seperti erosi, luka
bakar, luka sayat, dermatosis lain, infeksi virus, dan infeksi jamur).
Infeksi
sekunder
dapat
disebabkan
oleh
beberapa
bakteri.
4
contohnya:
dermatitis
impetigenisata,
skabies
bula
purulen,
krusta
berwarna
kuning
kehijauan,
adalah
penyakit
infeksi
pada
kulit
superfisial.
Terdapat vesikel dan pustul yang terbentuk di atas dari dasar yang
eritematosa dan dapat berkembang menjadi karakteristik yang
warnanya seperti madu. Bagian yang paling sering terlibat yaitu
pada wajah bagian tengah dan pada ekstremitas. Trauma pada kulit
dan berkurangnya pelindung dari kulit akibat adanya dermatosis
yang sudah ada sebelumnya, seperti eksema, dapat menjadi
predisposisi terjadinya impetigo. Faktor predisposisi yang lain yaitu
suhu
yang
hangat,
lingkungan
yang
lembab,
dan
koloni
aureus,
sedangkan
impetigo
neonatorum
BAB II
LAPORAN KASUS
A. RESUME
Seorang wanita berumur 56 tahun datang ke Balai kulit dengan
keluhan gelembung berisi nanah yang terasa bengkak dan
tegang. Keluhan ini dirasakan sejak 3 minggu terakhir. Lesi awal
muncul pada bagian betis kiri, awalnya gelembung muncul
terasa nyeri ukurannya 0,5 cm sebanyak 2 buah kemudian pecah
dan muncul gelembung lain yang menyerupai gelembung
sebelumnya. gelembung kemudian muncul pada tangan sejak 1
minggu terakhir dan kemudian muncul gelembung pada wajah
dan kepala sejak 3 hari terakhir yang disertai bengkak pada
kelopak mata kiri. Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya, riwayat penyakit yang sama di keluarga disangkal,
riwayat penyakit sistemik seperti DM dan hipertensi disangkal
namun pasien mempunyai riwayat pemeriksaan GDS 3 bulan
yang lalu dengan hasil pemeriksaanya yaitu 205 mg/dL. Pasien
mengkonsumsi obat paracetamol untuk mengurangi keluhan
6
dan inferior.
Ukuran
Jumlah
superior
sinistra
10
buah),
C. DIAGNOSA BANDING
- Pemfigus vulgaris
- Karbunkel
- Selulitis
D. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Impetigo vesiko-bulosa
disertai infeksi sekunder.
E. PENATALAKSANAAN
- Ciprofloxacin 500 mg (2 x 1), tab No. X
- Metronidazole 500 mg (2 x 1), tab No. X
- Asam mefenamat 500 mg ( 3 x 1), tab No.X
- Kompres NaCl (3 x 1), No. I
- Fuson 2%
F. PROGNOSIS
- Dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Impetigo merupakan suatu infeksi superfisial yang menular
yang mempunyai dua bentuk klinis, yaitu non-bulosa dan bulosa.
Impetigo non bulosa disebabkan oleh S.aureus, streptokokus atau
kedua
organisme
tersebut
bersama-sama.
Impetigo
karena
hangat
dan
lembab.
Impetigo
bulosa
disebabkan
oleh
kembali.
Dari
hasil
anamnesis
diketahui
bahwa
tipis. Selain itu jika atap dari bula dibuka akan tampak bentuk erosi
yang lembab dan dangkal. Distribusi impetigo bulosa lebih umum
pada daerah intertriginosa. Namun lesi juga dapat timbul pada
bagian dada, punggung, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.7,8
Gambaran khas dari impetigo bullosa adalah awalnya berupa
vesikel yang timbul sampai bulla kurang dari 1 cm pada kulit yang
utuh, dengan kulit sekitar normal atau kemerahan. Pada awalnya
vesikel berisi cairan yang jernih yang berubah menjadi berwarna
keruh.
11, 12
Bulla
yang
utuh
jarang
ditemukan
karena
dalam
satu atau dua hari akan segera pecah. Atap dari bulla pecah dan
meninggalkan
gambaran
collarette
pada
pinggirnya.
Krusta
12
banding
dari
impetigo
bulosa
yaitu
pemfigus
13
anamnesis
Sedangkan
untuk
dan
pemeriksaan
pemeriksaan
fisik
penunjang
yang
pada
lengkap.
penegakan
mengandung
mupirosin
atau
asam
fusidat
ataupun
diberikan
setelah
makan
ddan
juga
cepat
diabsorbsi
dapat
ketidaknyamanan,
bermanfaat
mengubah
mencegah penyebaran
uuntuk
tampakan
menghilangkan
dari
kosmetik,
dan
cara
pemakaian
menghilangkan
penatalaksanaan
faktor
yang
obat,
serta
predisposisi.
diberikan
syarat
Secara
untuk
pengobatan,
umum
dan
mengingat
mengeradikasi
bakteri
BAB IV
KESIMPULAN
15
1. Impetigo
adalah
pioderma
superfisialis
(terbatas
pada
epidermis).
2. Impetigo dapat terjadi pada semua umur. Tetapi penyakit ini
lebih sering pad anak berumur 2 - 5 tahun.
3. Staphylococcus aureus adalah organisme predominan yang
menyebabkan impetigo bullosa.
4. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya impetigo
yaitu higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, telah
ada penyakit lain di kulit.
5. Gejala klinis impetigo bulosa
berupa
lepuh
yang
timbul
diagnosis
dari
impetigo
bulosa
yaitu
pada
impetigo
bulosa
dapat
berupa
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: HL
17
Jenis kelamin
: wanita
Umur
: 56 tahun
Tanggal Pemeriksaan
: 26 September 2015
Alamat
: Jl. Rappocini Raya Lr.2 No.54
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara langsung kepada pasien pada tanggal 26
September 20155 di Balai Pengobatan Kulit.
Seorang wanita berumur 56 tahun datang ke Balai kulit dengan
keluhan gelembung berisi nanah yang terasa bengkak dan
tegang. Keluhan ini dirasakan sejak 3 minggu terakhir. Lesi awal
muncul pada bagian betis kiri, awalnya gelembung muncul
terasa nyeri ukurannya 0,5 cm sebanyak 2 buah kemudian pecah
dan muncul gelembung lain yang menyerupai gelembung
sebelumnya. gelembung kemudian muncul pada tangan sejak 1
minggu terakhir dan kemudian muncul gelembung pada wajah
dan kepala sejak 3 hari terakhir yang disertai bengkak pada
kelopak mata kiri. Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini
sebelumnya, riwayat penyakit yang sama di keluarga disangkal,
riwayat penyakit sistemik seperti DM dan hipertensi disangkal
namun pasien mempunyai riwayat pemeriksaan GDS 3 bulan
yang lalu dengan hasil pemeriksaanya yaitu 205 mg/dL. Pasien
mengkonsumsi obat paracetamol untuk mengurangi keluhan
nyeri. Riwayat alergi tidak diketahui. Keadaan umum sakit ringan,
kesadaran komposmentis, gizi cukup, tanda-tanda vital dalam
batas normal.
C. PEMERIKSAAN FISIS
1. Status present
18
2.
Keadaan Umum:
Sakit
: ringan
Kesadaran : composmentis
Gizi
: baik
Hygiene
: sedang
Tanda vital
Tensi
: DBN
Pernafasan : DBN
Nadi
: DBN
Suhu
: DBN
Kepala
Sclera
: ikhterus (-)
Konjungtiva
:
anemia (-)
Bibir
: sianosis (-)
Jantung
: DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas
:
DBN
Kelenjar limfe :
DBN
Status dermatologi
Lokasi
inferior.
Ukuran
Jumlah
19