Oleh :
Theresia May Anggraini ( 2008620014 )
Rheina Arnesya Oktavia ( 2008620052 )
Yandi Junaidi ( 2008620064 )
Pembimbing :
Dr. Henky Muljana, ST., M.Eng
2012
Kelompok B-03 i
LEMBAR PENGESAHAN
CATATAN
Pembimbing,
Kelompok B-03 ii
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Katolik Parahyangan Bandung
SURAT PERNYATAAN
Adalah hasil pekerjaan kami, dan seluruh ide, pendapat, dan materi dari sumber lain,
telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai.
Pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan jika pernyataan ini tidak
sesuai dengan kenyataan, maka kami bersedia menanggung sanksi sesuai peraturan
yang berlaku.
CATATAN
Penguji
Kelompok B-03 iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan karena kasihNYA yang
besar telah membantu penulis menyelesaikan perancangan pabrik ini dengan tepat
waktu.
Penelitian berjudul “Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan
Baku Jeruk Siam“ ini ditulis sebagai salah satu bentuk prasyarat kelulusan Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan.
Selama proses pembuatan laporan perancangan pabrik penulis menyadari banyak
bantuan yang telah diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis
menyadari tanpa orang-orang yang berada di samping penulis, laporan penelitian ini
tidak akan dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Henky Muljana, ST., M.Eng, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu dan tenaganya untuk memberikan bimbingan , pengarahan
dan pengetahuan yang sangat berharga.
2. Orang tua, yang telah memberikan dukungan secara finansial, moral, doa dan
dukungan yang tak henti-hentinya untuk menyemangati penulis.
3. Tony Handoko,ST. , selaku koordinator tugas akhir yang telah memberikan
banyak pengarahan tentang tata cara penulisan dan etika dalam mengerjakan
tugas akhir.
4. Anastasia Prima Kristijarti, S.Si., M.T. , Fransiscus Parikesit Partoputro, Ir. , dan
Yos Tri Atmodjo, Ir., M.M. yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, pengarahan dan pengetahuan yang sangat berharga.
5. Teman-teman Teknik Kimia khususnya angkatan 2008 yang telah menjadi
tempat cerita, berkeluh kesah dan berbagi suka dan duka dalam bertahan hidup di
Teknik Kimia
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Penulis
berharap setiap kelemahan yang ada dapat menjadi pelajaran yang berharga di
masa depan , sehingga dapat dihasilkan karya yang lebih baik lagi. Oleh Karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Kelompok B-03 v
Akhir kata, melalui penelitian ini penulis berharap agar pembaca dapat
memperluas pengetahuan serta wawasannya , terutama yang berkaitan dengan
pembuatan pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam.
Tuhan memberkati.
Penulis
Kelompok B-03 vi
DAFTAR ISI
Kelompok B-03 ix
8.3 Struktur Tenaga Kerja ....................................................................................... 64
8.3.1 Ketentuan Jam Kerja ........................................................................... 64
LAMPIRAN A ................................................................................................................. 76
Kelompok B-03 x
DAFTAR GAMBAR
Kelompok B-03 xi
DAFTAR TABEL
Kelompok B-03 xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jeruk (Citrus sp.) merupakan salah satu buah unggulan nasional[1]. Komoditas ini
memegang peran strategis dalam peta perdagangan produk pertanian khususnya buah-buahan
di Indonesia. Di pasar dikenal beberapa jenis jeruk komersial. Jenis jeruk tersebut di
antaranya[1]:
1. Jeruk Siam / Tangerin (seperti jeruk pontianak, siam madu medan, banjar, jember, dan
garut)
2. Jeruk Keprok / Mandarin (seperti jeruk garut, tawangmangu, dll)
3. Jeruk Manis (seperti jeruk ‘baby’ pacitan, valencia, dll)
4. Jeruk Besar / Pamelo (seperti jeruk bali, nambangan, srinyonya)
5. Jeruk nipis
6. Jeruk lemon
Jeruk siam merupakan salah satu varietas jeruk yang paling banyak ditanam dibanding
dengan jenis jeruk lainnya. Jeruk pontianak (Citrus nobilis var. microcarpa) merupakan jenis
jeruk siam dengan ciri fisik kulitnya tipis dan licin mengkilat[2]. Jeruk pontianak mempunyai
rasa yang manis dan merupakan salah satu komoditas unggulan Kota Pontianak. Proporsi
luas tanam jeruk di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.1.
3%
8% 4% jeruk siam
jeruk keprok
85% jeruk pamelo
lainnya
Statistik nasional jeruk saat ini hanya mencatat produksi untuk jeruk siam / keprok dan
jeruk besar saja, sedangkan produksi jenis jeruk yang lain masih belum terdata. Produksi
jeruk di Indonesia cukup melimpah dengan produksi tiap tahunnya yang cenderung konstan
dan stabil. Data produksi jeruk per tahun dapat dilihat dari data Biro Pusat Statistik 2010
yang disajikan pada gambar 1.2.
Kelompok B-03 1
Gambar 1.2 Produksi Jeruk di Indonesia (BPS, 2010)
Selain itu berdasarkan data produksi buah jeruk tahun 2005, Indonesia telah masuk di
jajaran 10 besar produsen jeruk dunia (Tabel 1.1), bahkan berdasarkan kelompok mandarin
(keprok/mandarin, siam/tangerin,clementine dan satsuma), Indonesia menduduki peringkat
dua setelah Cina (Tabel 1.2). Artinya, selain sebagai pasar potensial, Indonesia juga harus
dipertimbangkan sebagai produsen jeruk dunia di pasar global.
Jeruk pontianak dari Kalimantan Barat merupakan jeruk yang popular di Indonesia.
Selama ini jeruk pontianak kebanyakan diperdagangkan sebagai buah segar[4].Dengan jumlah
produksi yang besar dan pemanfaatan yang belum banyak, maka perlu dicari alternatif lain
untuk meningkatkan nilai tambah buah jeruk pontianak tersebut. Pengolahan buah jeruk
pontianak tersebut masih belum banyak dilakukan.
Dalam perdagangan jeruk pontianak segar terdapat beberapa masalah antara lain
penanganannya harus dilakukan secara khusus dan distribusi harus cepat agar tidak busuk
dan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik. Masalah lain yang dirasakan adalah
adanya persaingan dengan jeruk-jeruk impor. Akhir-akhir ini terjadi kecenderungan
konsumen membeli jeruk-jeruk impor karena naiknya taraf kehidupan dan gengsi
masyarakat[5].
Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah buah jeruk pontianak tersebut dan
untuk mengatasi masalah perdagangan jeruk pontianak maka dibangunlah pabrik
PolyLimonene Carbonate untuk mengolah jeruk pontianak tersebut. Selain dapat
Kelompok B-03 2
memanfaatkan jeruk Pontianak, produk yang dihasilkan yaitu berupa PolyLimonene
Carbonate dapat menggantikan polistirena yang memiliki bahan baku minyak bumi, serta
mengurangi impor polistirena ke Indonesia yang cukup besar[6]. Proses pembuatan
Polylimonene carbonate ini juga memanfaatkan CO2,sebagai salah satu bahan pendukung
sehingga dapat mengurangi polutan CO2 yang saat ini dikenal sebagai salah satu penyebab
utama timbulnya pemanasan global[7].
Tujuan dari perancangan pabrik penghasil PolyLimonene Carbonate berbahan baku
jeruk siam adalah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan buah jeruk di Indonesia, khususnya di daerah Kalimantan Barat yang
melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal.
2. Memanfaatkan limbah gas CO2 yang dapat menyebabkan dampak pemanasan global.
3. Mensubtitusi penggunaan polistirena yang berasal dari minyak bumi dengan
PolyLimonene Carbonate
4. Mengurangi kapasitas impor polistirena di Indonesia
Titik lunak adalah temperatur dimana polimer mencapai perubahan bentuk pada kondisi
tekanan tertentu[9].
Kelompok B-03 3
1.3 Analisis Pasar
Kebutuhan polistirena di Indonesia cukup besar dan semakin meningkat dari tahun ke
tahun, bahkan Indonesia melakukan impor polistirena untuk pemenuhan kebutuhan pembuat
plastik . Data ini dapat dilihat pada tabel 1.4 dan tabel 1.5.
Produksi PLC diharapkan dapat memenuhi kebutuhan polistirena Indonesia terutama
mengurangi nilai impornya. Selain itu, bahan baku berupa jeruk siam adalah salah satu
sumber daya yang melimpah di Indonesia dan pemanfaatannya masih tergolong kurang. PLC
diperkirakan dapat bersaing dengan bahan pembuat plastik lainnya dalam hal ini polistirena
karena diperkirakan dapat mensubstitusi fungsi polistirena antara lain sebagai bahan
packaging .
Pasar dunia sekarang mulai meninggalkan bahan-bahan yang bersifat sulit terurai
sehingga pemasaran PLC diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. PLC merupakan salah
satu produk yang berbasis bio material dan bisa terurai di dalam tanah dan diharapkan
dengan adanya produk ini penggunaan plastik non-degradable bisa dikurangi.
Tabel 1.4 Kebutuhan Plastik dan polimer di Indonesia (1000 Ton/ Tahun)[6]
Kelompok B-03 4
Tabel 1.6 Dasar Pertimbangan Pemilihan Lokasi
Penyediaan Bahan Baku Pontianak merupakan kota penghasil jeruk
siam terbesar di Indonesia sekitar 60 %
produksi jeruk siam dihasilkan melalui kota
ini . Untuk mendukung efesiensi proses
haruslah dipilih tempat yang dapat
menunjang ketersediaan bahan baku
tersebut
Penyediaan Kebutuhan Utilitas Kabupaten Sambas berbatasan langsung
dan dilewati oleh 2 sungai dan beberapa
selat salah satunya adalah sungai Sambas
Kecil, sehingga dapat menunjang
penyediaan listrik, air dan steam untuk
keperluan pabrik
Fasilitas Penunjang Pontianak memiliki letak strategis dengan
negara tetangga seperti Singapura,
Malaysia, Brunei Darussalam. Selain itu
memiliki akses bandar udara internasional
Supadio dan akses laut pelabuhan
Pontianak. Akses darat dapat ditempuh
dengan menggunakan kereta api dan
memiliki terminal bus khusus yang
menghubungkan Pontianak dan kota
Kuching ( Malaysia )
Pemasaran Produk Pontianak merupakan salah satu kota yang
memiliki indeks Industri makanan ringan
yang memerlukan plastik sebagai bahan
packaging.
Kondisi Terkait Pontianak Utara menyerap persentase
tenaga kerja yang cukup besar sehingga
prospeknya baik untuk membuka lapangan
pekerjaan. Retail nasional juga dibuka
cukup banyak akhir-akhir ini sehingga
pangsa pasar untuk mendistribusikan
produk akan lebih prospektif.
Kelompok B-03 5
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Pada bab deskripsi proses akan dijelaskan tahapan-tahapan proses yang digunakan pada
perancangan pabrik PLC mulai dari perancangan proses sampai bahan baku yang akan
dipakai.
Tahap produksi limonene terdiri atas pemerasan jeruk, pemisahan ampas jeruk (berupa
kulit, air perasan, dan sisa buah hasil perasan) dan pengeringan kulit jeruk. Jeruk yang telah
disimpan dalam tangki diperas untuk didapatkan air jeruk. Air jeruk yang didapatkan
didekantasi untuk memisahkan jus dan limonene. Ampas jeruk dan kulitnya diberi perlakuan
pressing untuk memastikan semua air telah keluar. Air yang dihasilkan didistilasi untuk
menghasilkan minyak, sedangkan sisa ampas jeruk dikeringkan dan didistribusikan pada
produsen makanan ternak . Produk hasil dekantasi dan distilasi diberi perlakuan winterisasi.
Kelompok B-03 6
Winterisasi adalah proses pemisahan komponen berdasarkan titik bekunya[13, 14]. Senyawa
lain akan membeku sehingga didapatkan limonene murni. Senyawa yang membeku antara
lain terpinene (2,7 %), myrcene (1,8 %) dan senyawa pengotor lainnya. Ampas hasil proses
digunakan sebagai makanan ternak.
Tahap oksidasi dimulai dengan mengumpulkan limonene yang telah didapatkan dari
proses sebelumnya untuk diubah menjadi limonene oksida dengan bantuan katalis Titanium.
Limonene direaksikan dengan Tert-Butil Hidro Peroksida (TBHP) sehingga terjadi proses
epoksidasi dengan bantuan katalis. Reaksi ini akan menghasilkan produk samping berupa
limonene-8,9 oksida sebanyak 12%. Produk samping ini memiliki karakteristik yang hampir
sama dengan produk utama, sehingga untuk memaksimalkan produk harus diperhatikan
selektivitas reaksi. Selama reaksi TBHP akan terkonversi menjadi Tert-Butil Alkohol (TBA)
yang dapat dijual dengan nilai yang cukup tinggi atau TBHP dapat digunakan kembali
melalui proses recycle untuk meningkatkan efisiensi proses. Selanjutnya, untuk memisahkan
produk dan umpan diperlukan proses distilasi . Pada proses distilasi ini digunakan pelarut
organik yaitu aseton. Reaksi pembentukan limonene oksida dapat dilihat pada gambar 2.2.
Tahap terakhir adalah polimerisasi limonene oksida menjadi PLC dengan bantuan
karbon dioksida. Reaksi berjalan dalam sebuah reaktor CSTR dimana Karbon dioksida
dialirkan melalui bagian bawah reaktor dan dibantu dengan katalis Zinc. Proses ini akan
membuat kontak antara limonene oksida dan Karbon dioksida lebih baik. Proses
pembentukan PLC dapat dilihat pada gambar 2.3.
O
O
O
+ CO2
O
Kelompok B-03 7
Kelebihan karbon dioksida yang tersisa dapat dikembalikan lagi bersama dengan umpan
segarnya. Isi reaktor kemudian dialirkan ke dalam wash tank untuk direaksikan dengan
metanol. Metanol memiliki kemampuan untuk mengendapkan polimer pada larutan karena
perbedaan kepolaran. Hasil reaksi dalam wash tank dialirkan pada rotary vacuum filter
dimana terjadi proses pemisahan polimer. Produk PolyLimonene Carbonate yang dihasilkan
kemudian diumpankan pada vacuum dryer dimana sisa metanol akan diuapkan sehingga
didapatkan produk PLC murni. Aliran metanol, limonene oksida dan katalis yang berasal
dari wash tank dialirkan menuju kolom distilasi, pada proses ini metanol akan terpisah dan
dikembalikan pada tangki metanol.
Katalis dan limonene oksida diumpankan kembali pada reaktor berikutnya dimana proses
yang dialami tetap sama yaitu pencucian, penyaringan , dan distilasi kemudian direaksikan,
dicuci, disaring dan didistilasi untuk terakhir kalinya. Katalis yang dipakai diumpankan pada
flash tank untuk memisahkan katalis dan limonene oksida sehingga katalis bisa dipakai
kembali. Limonene oksida yang tersisa dapat ditampung pada tangki untuk dijual menjadi
pengharum (fragrance). Diagram blok pembuatan PLC dapat dilihat pada gambar 2.4 .
Kelompok B-03 8
Kulit Jeruk hasil
Kulit Jeruk Pressing Pengeringan
pressing
Dekantasi
Treatment
winterisasi
Limonene Murni
TBHP Epoksidasi
Poly Limonene
Karbon Dioksida Polimerisasi
Carbonate
Kelompok B-03 9
2.2.1 Tahap Persiapan Bahan Baku ( Preliminary Treatment )
Tahap persiapan bahan baku diawali dengan penyeragaman ukuran buah jeruk. Jeruk
yang digunakan dalam proses haruslah jeruk yang memiliki umur antara 28-36 minggu
berdasarkan tingkat kematangannya[15]. Setelah didapatkan buah jeruk yang seragam, buah
jeruk segar mengalami proses juicing. Proses juicing dan pressing dilakukan dengan
menggunakan alat Juice Extracting Machine . Hasil perasan jeruk dialirkan pada tangki
dekanter untuk didekantasi. Dekantasi akan menghasilkan jus dan limonene dari minyak.
Kulit jeruk sisa proses juicing akan mengalami proses pressing. Proses pressing akan
menghasilkan minyak jeruk dan pengotor. Minyak jeruk dan pengotor akan dipisahkan
dengan menggunakan kolom distilasi. Kulit jeruk hasil proses pressingdikeringkan sehingga
didapatkan kulit jeruk kering. Pengotor dari proses distilasi dan kulit jeruk kering diberi
perlakuan untuk diubah menjadi bahan makan ternak (Live Stock Feed Component). Hasil
proses dekantasi dan distilasi kemudian dialirkan ke dalam tangki winterisasi. Winterisasi
berfungsi untuk memisahkan limonene murni dari lilin (wax) dan pengotornya. Limonene
disimpan di dalam tangki sebelum digunakan dalam proses.
Kelompok B-03 10
dipisahkan menggunakan kolom distilasi. Limonene oksida dan katalis diumpankan pada
reaktor berikutnya, pada pemisahan limonene oksida dan katalis digunakan flash tank yang
dapat memisahkan 92 persen limonene oksida. Limonene oksida yang tersisa dapat
diumpankan pada tangki penyimpanan untuk dijual sebagai fragrance atau diumpankan
kembali. Polimer PLC yang terbentuk pada proses ini diumpankan pada silo untuk proses
penyimpanan polimer sementara sebelum digunakan.
2.3.2.2 Metanol
Metanol yang digunakan adalah metanol dengan tingkat kemurnian sebesar 99,5%
yang biasa digunakan pada dunia industri. Metanol digunakan untuk mengendapkan polimer
yang telah didapatkan pada proses polimerisasi. Data fisik metanol dapat dilihat pada tabel
2.3 .
2.3.2.3 TBHP
TBHP adalah senyawa yang biasa digunakan pada proses oksidasi dalam dunia
industri . TBHP terbentuk dari reaksi isobutan pada temperatur 95-150 0C dan tekanan 2075-
5535 kPa. TBHP banyak digunakan sebagai pelarut karena bersifat mudah larut pada
senyawa organik maupun anorganik. TBHP yang digunakan memiliki kemurnian 70%
berdasarkan TBHP yang komersil dijual di pasaran. TBHP dipilih sebagai salah satu bahan
baku karena bersifat lebih ramah dibanding bahan pengoksidasi lainnya seperti H2O2. Selain
Kelompok B-03 11
itu TBHP selama proses dapat terkonversi menjadi TBA. Data fisik TBHP dapat dilihat pada
tabel 2.4.
2.3.2.5 Aseton
Aseton adalah golongan alkanon yang disebut juga 2-propanon. Aseton dipilih
sebagai pelarut organik karena bersifat inert. Aseton yang digunakan berbentuk cairan
dengan spesifikasi kemurnian 99 % berdasarkan Industrial grade. Sifat Fisik Aseton dapat
dilihat pada tabel 2.6.
Kelompok B-03 12
PROCESS FLOW DIAGRAM KELOMPOK B-03
33
28 30 34
83
K-104
1
D-104
K-103
C-101 S 31
1
SP-101 82,4
26
3 1
32 27
D-103
K-102 29
4 5 15 16
25
11 R-101 97,9
1
1 K-101 D-102
90
T-101 T-102 13
T-103 1
D-101 25
24
12
6 14
ST-101
7 9
-13 23
K-105
CR-101 22
1 25 97
T-104 17 21
F-101
10 1
18 6,4 W-101
R-102
D-105
8
25 20
19 35
6
T-105
= Temperatur ( O C )
SC-101
36
38
= Tekanan ( atm )
37
V-101 H-101
80
1
39
SE-101
40
S-101
Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan
PT Poly Orange Indonesia
C-101 Multiple Juice Extractor D-104 Kolom Distilasi 4 K-103 Kondensor 3 R-102 Reaktor CSTR ST-101 Centrifuge T-105 Tangki Karbon Dioksida
CR-101 Tangki Kristalisasi D-105 kolom Distilasi 5 K-104 Kondensor 4 S-101 Silo T-101 Tangki Air Jeruk 1 V-101 Vacuum Dryer
Kelompok
D-101 B-03
Kolom Distilasi 1 F-101 Rotary Drum Filter K-105 Kondensor 5 SC-101 Screw Conveyor T-102 Tangki Air Jeruk 2 W-101 Washing Tank TITLE : PROCESS FLOW DIAGRAM 13
D-102 Kolom Distilasi 2 K-101 Kondensor 1 H-101 Hammer Mill SE-101 Siever T-103 Tangki Limonene Sheet 1 of 1
D-103 kolom Distilasi 3 k-102 kondensor 2 R-101 Reaktor Slurry SP-101 Splitter T-104 Tangki TBHP kapasitas 1000 ton/ tahun Kelompok B-03
BAB III
NERACA MASSA DAN ENERGI
Pada bab Neraca massa dan energi akan dijelaskan tentang peneracaan massa dan energi
pada setiap alat. Persen massa yang digunakan dalam bab ini adalah %w/w. Pada bab ini
juga akan diceritakan skema utilitas yang digunakan dalam mendukung peralatan pabrik
untuk mencapai neraca massa dan energi yang sesuai.
Bahan baku jeruk siam yang digunakan diekstrak menggunakan multiple juice
extractor untuk memisahkan cairan juice dengan ampasnya. Laju jeruk siam pada alur 1
sebesar 1388,89 kg/jam. dengan asumsi air jeruk yang dihasilkan sebanyak90%-berat[18]dari
umpan dengan laju 1250 kg/jam dan sisanya berupa residu.
3.1.2 Splitter(SP-101)
Juice yang dihasilkan kemudian dialirkan ke dalam splitter yang berfungsi untuk
membagi aliran sama besar. Splitter yang digunakan membagi aliran air jeruk menjadi dua
dengan laju alir sebesar 625 kg/jam yang dialirkan ke dalam tangki air jeruk .
Tangki air jeruk digunakan untuk menyimpan juice jeruk hasil ekstraksi sebelum
juice jeruk tersebut mengalami proses winterisasi di crystallizer. Terdapat dua tangki air
jeruk yang masing-masing dilalui sebanyak 625 kg/jam air jeruk.
Kelompok B-03 14
3.1.4 Crystallizer (CR-101)
3.1.5 Centrifuge(ST-101)
Centrifuge berfungsi untuk memisahkan residu yang tersisa pada hasil proses
winterisasi. Limonene murni akan dialirkan dengan bantuan pompa untuk mencapai tangki
limonene. Asumsi residu yang tertinggal pada centrifuge sebanyak 10%-berat. Aliran
limonene yang keluar dari centrifuge sebesar 253,13 kg/jam.
Tangki TBHP berfungsi untuk menyimpan TBHP sebagai agen epoksidasi yang
akan digunakan dalam proses oksidasi limonene menjadi limonene oksida. TBHP yang
dialirkan berbentuk cairan sejumlah 450 kg/jam.
Kelompok B-03 15
3.1.8 Reaktor Slurry (R-101)
Reaktor slurry adalah reaktor tempat terjadinya proses epoksidasi yaitu pengubahan
limonene menjadi limonene oksida. Konversi yang terjadi adalah sebesar 75%-mol yaitu
sebanyak 212,14 kg/jam. Selain itu, pada reaktor ini terjadi konversi TBHP menjadi TBA
sebanyak 80% yaitu 296,09 kg/jam[18]. Pada reaktor slurry tersebut digunakan katalis
Ti(OPr)4 yang berikatan dengan silika padat.
Kolom distilasi 1 berfungsi untuk memisahkan hasil epoksidasi dan senyawa lain
yang berupa limonene, limonene oksida, TBHP, TBA, dan aseton. Laju alir masukan kolom
distilasi adalah 962,35 kg/jam. Produk atas mengandung limonene 2,61%, limonene oksida
2,87%, aseton 35,43%, TBHP 8,86%, dan TBA 50,24% dengan laju alir keluaran 508,09
kg/jam. Produk bawah mengandung limonene 15,66%, limonene oksida 61,85%, aseton
6,26%, TBHP 3,44%, dan TBA 12,78% dengan laju alir keluaran produk bawah sebesar
319,42 kg/jam.
Kondensor 1 berfungsi untuk merubah fasa produk atas yang berupalimonene murni,
aseton, TBHP dan TBA dari fasa uap menjadi fasa cair sehingga dapat dialirkan menuju
kolom distilasi 2.
Kelompok B-03 16
akan memiliki laju alir sebesar 397,07 kg/jam dengan komposisi 1,2% limonene, 0,58%
limonene oksida, 30,22% aseton, 10,07% TBHP, dan 57,92% TBA. Sedangkan produk
bawah memiliki laju alir sebesar 81,02 kg/jam dengan komposisi 10,49% limonene, 15,13%
limonene oksida, 37,03% aseton, 6,17% TBHP, dan 31,18% TBA. Produk bawah akan
dikembalikan ke dalam reaktor slurry.
Kondensor 2 berfungsi untuk mengubah fasa produk atas dari kolom distilasi 2
menjadi cair untuk dialirkan pada kolom distilasi 3.
Kondensor 3 berfungsi untuk mengubah fasa produk atas hasil distilasi 3 menjadi
fasa cair untuk dialirkan pada kolom distilasi 4.
Kolom distilasi 4 akan menghasilkan produk atas dan produk bawah berupa
campuran limonene,limoene oksida,aseton, TBHP, dan TBA. Produk bawah akan
diumpankan kembali ke dalam reaktor slurry. Produk bawah memiliki laju alir sebesar 89,97
kg/jam dengan komposisi 2,37% limonene, 0,55% limonene oksida, 35% aseton, 36,05%
TBHP, dan 16% TBA. Produk atas akan memiliki laju alir sebesar 209,9 kg/jam dengan
Kelompok B-03 17
komposisi 0,44% limonene, 0,16% limonene oksida, 8,1% aseton, 1,26% TBHP, dan 90,04%
TBA.
Kondensor 4 akan mengubah fasa produk atas yang semula uap menjadi cair karena
nilai jual TBA cair lebih tinggi dibanding uap. TBA yang dihasilkan memiliki kemurnian
sebesar 90%.
Tangki Karbon dioksida berfungsi untuk menyimpan karbon dioksida dalam bentuk
cair. Tekanan yang digunakan sebesar 600 kPa . Laju alir karbon dioksida sebesar 33,18
kg/jam.
Washing tank berfungsi sebagai tempat pencucian polimer. Polimer akan dicuci
dengan bantuan metanol. Hasil pencucian berupa endapan PLC akan diumpankan menuju
Rotary Drum Filter . Endapan PLC mengalir dengan laju 167,57 kg/jam.
Kelompok B-03 18
3.1.20 Rotary Drum Filter (F-101)
Rotary Drum Filter berfungsi untuk memisahkan antara polimer yang terbentuk
dengan senyawa-senyawa lain seperti limonene, limonene oksida, aseton, TBHP, TBA, dan
metanol, yang terbawa bersama polimer. Campuran tersebut akan dialirkan pada kolom
distilasi 5 sebanyak 133,42 kg/jam. Sedangkan polimer akan dialirkan menuju screw
conveyor sebanyak 171,57 kg/jam.
Pada kolom distilasi 5 campuran hasil dari pemisahan rotary drum filter. Laju alir
produk atas sebesar 58,87 kg/jam dengan komposisi 10,19% limonene, 17,73% limonene
oksida, 7,81% aseton, 8,31% TBHP, 4,06% TBA dan 52% metanol. Sedangkan laju alir
produk bawah sebesar 74,55 kg/jam dengan komposisi 16,1% limonene, 42,9% limonene
oksida, 20,66% aseton, 8,2% TBHP, 4,84% TBA dan 7,31% metanol. Produk bawah akan
dialirkan kembali menuju reaktor CSTR.
23
Kondensor 5 berfungsi untuk mengubah fasa produk atas menjadi fasa cair untuk
diumpankan kembali ke dalam washing tank. Laju alir produk atas adalah 58,87 kg/jam.
Screw conveyor berfungsi untuk mengangkut padatan polimer hasil dari pemisahan
rotary drum filter menuju vacuum dryer. Laju alir keluaran screw conveyor sebesar 171,57
kg/jam.
Kelompok B-03 19
3.1.24 Vacuum Dryer (V-101)
Vacuum Dryer berfungsi untuk menguapkan sisa metanol yang tersisa pada endapan
polimer. Padatan PLC akan mengalir dengan laju alir sebesar 167,57 kg/jam. Metanol yang
diuapkan yaitu sebesar 4 kg /jam.
Hammer mill berfungsi untuk mengecilkan ukuran PLC. PLC yang keluar ukurannya
berbentuk serbuk dengan diameter yang beragam. Serbuk PLC kemudian diumpankan pada
siever. Keluaran dari hammer mill mempunyai laju alir sebesar 150,81 kg/jam.
Siever digunakan untuk menyeragamkan ukuran PLC yaitu pada ukuran -50 mesh
+60 mesh. Asumsi yang digunakan pada siever yaitu tidak ada bahan baku yang terbuang
dalam proses sieving ini. PLC yang tidak lolos siever akan dikembalikan kepada hammer
mill.
Kelompok B-03 20
3.2 Diagram Utilitas
Air untuk kebutuhan pabrik Polylimonene carbonate diambil dari Sungai Sambas Kecil
dan air PDAM. Air pada pabrik digunakan untuk air proses, air sanitasi, dan air pemadam
kebakaran. Kebutuhan air sanitasi dan air pemadam kebakaran dipenuhi oleh PDAM seperti
dapat dilihat pada gambar 3.2, sedangkan kebutuhan air proses dipenuhi oleh air sungai yang
sudah diolah terlebih dahulu.
Air dari sungai tidak dapat langsung digunakana karena masih mengandung pengotor
yang dapat merusak alat-alat pabrik serta menimbulkan kontaminasi pada produk. Oleh
karena itu dilakukan berbagai pengolahan untuk meningkatkan kualitas air baku tersebut
sebelum digunakan untuk keperluan dalam pabrik.
Kelompok B-03 21
3.2.2 Cooling Tower
Cooling tower diperlukan untuk menghasilkan cooled water. Cooled water tersebut
digunakan untuk mengembalikan temperatur keluaran kondensor. Air hasil pengolahan air
yang digunakan sebagai pendingin pada proses, disirkulasikan secara terus menerus.
Proses pendinginan pada cooling tower ini dilakukan dengan siklus terbuka
menggunakan fan (induced draft). Cooling tower dilengkapi dengan draft eliminator untuk
mengurangi jumlah air yang menguap saat dikontakkan dengan udara. Cooling water ini juga
dilengakapi dengan blow down untuk menjaga konsentrasi zat padat terlarut dalam air
pendingin. Untuk mengganti air yang hilang karena evaporasi, percikan terhembus udara
(drift kurang lebih 0,1%), kebocoran, dan blow down, maka disuplai air make-up yang
diambil dari tangki penyimpanan air[20].
Beberapa aditif yang ditambahkan pada cooling tower :
1. Corrosion inhibitor untuk mencegah terjadinya korosi seperti amine, hydrazine, dan
antioksidan seperti sulfite dan asam askorbat.
2. Klorin cair untuk membunuh mikroorganisme dan mencegah tumbuhnya lumut
Gambar dari cooling tower dapat dilihat pada gambar 3.3 dan spesifikasinya dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Kelompok B-03 22
PAC PAC
E-6 E-18
P-19
Kelompok B-03 23
Gambar 3.3 Cooling Tower[20]
Kelompok B-03 24
4. Softener
Di dalam softener terdapat resin penukar kation yang berfungsi untuk mengikat
kation berupa kalsium dan magnesium. Secara berkala resin akan diregenerasi
dengan menggunakan garam NaCl. Regenerasi resin bertujuan untuk menghilangkan
kejenuhan dari resin sehingga kinerja resin dapat lebih optimal.
5. Air dari softener disimpan di dalam softened tank yang kemudian akan digunakan
sebagai air make up.
6. Deaerator
Di dalam deaerator, air make up dari softened tank dicampurkan dengan kondensat
dari proses produksi dengan perbandingan 1:3.
Air dari deaerator sebelum masuk ke dalam boiler, diolah terlebih dahulu di dalam
economizer . Pertukaran panas terjadi di dalam economizer antara air dengan gas buang hasil
pembakaran batu bara. Driving force dalam economizer ini adalah perbedaan temperatur, di
mana gas buang memiliki temperatur yang lebih tinggi, sedangkan air dari deaerator
memiliki temperatur yang lebih rendah. Setelah itu, air dari economizer masuk ke dalam
boiler untuk diolah lebih lanjut menjadi kukus. Air tersebut dikontakkan dengan gas panas
hasil pembakaran batu bara. Gambar unit penyedia steam dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Spesifikasi boiler yang akan digunakan disajikan pada Tabel 3.2.
Kondensat
P-1
E-3
P-4
Deareator
P-5
E-4
P-3
P-2
Kelompok B-03 25
3.2.4 Unit Penyedia Bahan Bakar
Penggunaan bahan bakar di pabrik dibagi menjadi 2, yaitu bahan bakar untuk proses
produksi dan bahan bakar untuk proses non produksi. Kebutuhan bahan bakar proses
produksi adalah untuk proses pembakaran di boiler yang dipenuhi dengan penggunaan batu
bara. Sedangkan bahan bakar proses non prduksi digunakan untuk generator cadangan
penyedia listrik dan transportasi pengangkutan produk. Bahan bakar yang digunakan pada
proses non-produksi adalah solar industrial grade yang diperoleh dari PT. PERTAMINA,
Tbk.
Kelompok B-03 26
DIAGRAM NERACA MASSA DAN ENERGI KELOMPOK B-03
33
28 30 34
83
K-104
1
D-104
K-103
C-101 S 31
1
SP-101 82,4
26
3 1
32 27
D-103
K-102 29
4 5 15 16
25
11 R-101 97,9
1
1 K-101 D-102
90
T-101 T-102 13
T-103 1
D-101 25
24
12
6 14
ST-101
7 9
-13 23
K-105
CR-101 22
1 25 97
T-104 17 21
F-101
10 1
18 6,4 W-101
R-102
D-105
8
25 20 Neraca Energi
19 35
6 Alat R-101 R-102 V-101
T-105
Tekanan 1 atm 1 atm 1 atm
Media cooling water cooling water gas pengering
= Temperatur ( O C ) F ( kg/jam ) 703 899,38 154,83
SC-101 kalor ( kJ/h ) -30032,6 -20447,6 104,239
36
38
= Tekanan ( atm )
37
V-101 H-101
80
1
39
SE-101
40
S-101
Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan
PT Poly Orange Indonesia
C-101 Multiple Juice Extractor D-104 Kolom Distilasi 4 K-103 Kondensor 3 R-102 Reaktor CSTR ST-101 Centrifuge T-105 Tangki Karbon Dioksida
CR-101 Tangki Kristalisasi D-105 kolom Distilasi 5 K-104 Kondensor 4 S-101 Silo T-101 Tangki Air Jeruk 1 V-101 Vacuum Dryer
Kelompok
D-101 B-03
Kolom Distilasi 1 F-101 Rotary Drum Filter K-105 Kondensor 5 SC-101 Screw Conveyor T-102 Tangki Air Jeruk 2 W-101 Washing Tank TITLE : DIAGRAM NERACA MASSA DAN ENERGI27
D-102 Kolom Distilasi 2 K-101 Kondensor 1 H-101 Hammer Mill SE-101 Siever T-103 Tangki Limonene Sheet 1 of 1
D-103 kolom Distilasi 3 k-102 kondensor 2 R-101 Reaktor Slurry SP-101 Splitter T-104 Tangki TBHP kapasitas 1000 ton/ tahun Kelompok B-03
Alur 1 Alur 2 Alur 3 Alur 4 Alur 5 Alur 6 Alur 7
Komponen %-w F ( kg/jam ) F ( kg/day ) F ( ton/year ) %-w F ( kg/jam ) F ( kg/day ) F ( ton/year ) %-w F ( kg/jam ) F ( kg/day ) F ( ton/year ) %-w F ( kg/jam ) F ( kg/day ) F ( ton/year ) %-w F ( kg/jam ) F ( kg/day ) F ( ton/year ) %-w F ( kg/jam ) F ( kg/day ) F ( ton/year ) %-w F ( kg/jam ) F ( kg/day ) F ( ton/year )
Jeruk 100 1388.89 33333 10000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Air Jeruk 0 0 0 0 0 0 0 0 100 1250.001 30000.02 9000.01 100 625.00 15000.01 4500.00 100 625.00 15000.01 4500.00 100 1250 30000.00 9000.00 0 0 0 0
Limonene 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 281.25 6750 2025
Limonene oksida 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Karbon dioksida 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Aseton 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TBHP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TBA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PLC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Metanol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Residu 0 0 0 0 100 138.89 3333.34 1000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 100 1388.89 33333 10000 100 138.89 3333.34 1000 100 1250.001 30000.02 9000.01 100 625.00 15000.01 4500.00 100 625.00 15000.01 4500.00 100 1250 30000.00 9000.00 100 281.25 6750 2025
P operasi ( kPa ) 101.325 101.325 101.325 101.325 101.325 101.325 101.325
O
T operasi ( C ) 25 25 25 25 25 -13 -13
Kelompok B-03 29
tidak berkontak langsung dengan manusia dan dijauhkan dari sumber api. Metanol harus
ditangani secara berhati-hati dengan menggunakan alat pelindung.
2. Limonene
Limonene merupakan substansi penyusun utama air jeruk. Limonene bewarna kuning
bening dan memiliki aroma mild orange. Limonene bersifat tidak larut dalam air. Uap
limonene dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan dan jika terpapar pada kulit
dan mata dapat menyebabkan iritasi. Limonene harus disimpan pada tempat yang jauh dari
sumber panas dan api. Tangki limonene diselimuti oleh nitrogen supaya limonene tidak
bereaksi dengan oksigen.
3. TBHP 70%
TBHP merupakan agen oksidator kuat yang tidak berwarna, berfasa cair, dan berbau
tajam. Apabila TBHP berkontakan dengan material lain dapat menyebabkan kebakaran atau
ledakan. Jika terkena kulit dapat menyebabkan kulit terbakar dan jika terjadi kontak dengan
mata dapat menyebabkan kebutaan. Berbahaya jika terhirup atau tertelan. Dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. TBHP merupakan senyawa yang berbahaya
sehingga perlu disimpan di dalam tangki yang tertutup rapat dan jauh dari sumber kebakaran
seperti api, percikan listrik, dan listrik statis. TBHP harus ditangani secara hati-hati dengan
menggunakan alat pelindung diri dan memperhatikan MSDS.
4. Aseton
Aseton digunakan sebagai pelarut dalam proses polimerisasi. Aseton berfasa cair dan
mempunyai bau seperti buah-buahan dan wangi. Aseton mudah larut baik dalam air dingin
maupun air panas. Jika terjadi kontak dengan kulit dan mata akan menyebabkan iritasi.
Berbahaya apabila terhirup dan tertelan. Aseton harus disimpan dalam tempat yang terttutup
dan jauh dari sumber panas. Tangki aseton harus tetap dingin dan berada pada area yang
mempunyai ventilasi baik.
Kelompok B-03 30
kelayakan alat proses yang dilakukan secara berkala yang bertujuan untuk meminimalkan
kecelakaan kerja akibat kerusakan alat.
Di dalam perusahaan sebaiknya dibentuk suatu tim khusus yang memahami prosedur
K3. Tim tersebut berfungsi untuk mengawasi dan mengevaluasi sistem manajemen K3 di
seluruh area pabrik. Tim khusus tersebut diharapkan dapat melihat kekurangan yang
terdapata dalam sistem manajemen K3 sehingga dapat melakukan perbaikan secara berkala.
Limbah padat yang berasal dari proses produksi berupa residu hasil pengepresan jeruk.
Residu hasil pengepresan jeruk ini dapat dijual sebagai bahan pakan ternak. Limbah padat
seperti pasir, kerikil, dan air yang berasal dari unit utilitas pengolahan air akan ditampung
menjadi satu dalam slurry pond sebelum dibuang ke pengolahan limbah kota untuk
kemudian diolah di TPA (Tempat pembuangan akhir).
Kelompok B-03 31
b. Limbah Utilitas
Limbah utilitas yang dihasilkan berupa air dari air blowdown cooling tower, reboiler
dan tidak berbahaya. Serta air bocoran pompa yang mengandung minyak dan
ceceran minyak dari tiap alat.
c. Limbah Laboraturium
Limbah dari laboratorium yang dihasilkan berupa campuran air dan bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam analisis untuk proses quality control.
d. Limbah Sanitasi
Limbah sanitasi berasal dari aktivitas dalam seluruh area industri, yaitu dapur, kamar
mandi, atau kantin.
Limbah dari laboratorium akan diolah di tempat pembuangan sedangkan limbah cair
lainnya diolah lebih lanjut dengan menggunakan primary treatment yang bertujuan untuk
memisahkan kandungan minyak dan padatan dari limbah cair. Proses filtrasi dilakukan
dengan menggunakan oil water separator untuk memisahkan minyak dan dengan fine screen
untuk memisahkan padatan yang terbawa dalam limbah. Selanjutnya limbah akan masuk ke
dalam bak ekualisasi yang berfungsi untukmencegah terjadinya overflow dan mengatur
konsentrasi limbah dan dinetralkan pH nya dalam bak netralisasi dengan penambahan basa
NaOH.
Limbah cair yang telah diolah kemudian diuji kualitasnya dialirkan ke dalam sebuah
kolam ikan. Limbah cair tersebut harus memenuhi standar baku mutu limbah cair pemerintah
yang dapat dilihat pada tabel 4.3.
Jika ikan dalam kolam yang dialiri limbah tidak mati maka limbah dapat dipastikan telah
aman untuk dibuang langsung ke lingkungan.
Kelompok B-03 32
Tabel 4.1 Identifikasi Bahaya dalam Proses Produksi PolyLimonene Carbonate
Cara Pengontrolan Resiko Yang Risk Rating Risk Rating
Aktivitas Hazard / Bahaya Resiko Cara Pengontrolan Tambahan
Sudah Ada
C L R C L R
Dipasang jaket pelindung pada tangki Digunakan alat pelindung diri berupa
Temperatur rendah Terjadi kontak fisik 3 C H 2 C M
kristalisasi sarung tangan tahan dingin
Tahap persiapan bahan baku
Kerusakan pada tangki Material rapuh sehingga terjadi Digunakan stainless steel 316 yang
2 C M
kristalisasi kebocoran tahan terhadap kondisi ekstrim
Digunakan stainless steel 316 yang Digunakan alat pelindung diri berupa
Proses oksidasi limonene Kebocoran tangki TBHP Terpapar TBHP 3 C H 2 C M
tahan terhadap bahan korosif sarung tangan dan goggle
Digunakan stainless steel 316 yang
Kebocoran tangki CO₂ CO₂ terhirup 2 D L
tahan terhadap tekanan
Proses polimerisasi
Kebocoran tangki pencuci Digunakan stainless steel 316 yang Digunakan alat pelindung diri berupa
Terpapar metanol 3 C H 2 C M
polimer tahan terhadap bahan korosif sarung tangan dan goggle
Terpapar senyawa-senyawa dalam Digunakan stainless steel 316 yang
Proses pemisahan dan pemurnian Kebocoran tangki distilasi 3 D M
tangki distilasi tahan terhadap panas dan korosif
Kelompok B-03 33
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
Kelompok B-03 34
1. Vacuum dryer ideal ketika pelarut yang terdapat dalam bahan harus digunakan
kembali atau bahan harus dikeringkan sampai kandungan air di dalamnya sangat
rendah
2. Pengeringan akan berlangsung lebih cepat dan lebih efisien
3. Pengeringan dengan vacuum dryer akan membuat pengeringan pada temperatur
rendah sehingga dapat mengurangi konsumsi energi
Hasil pemisahan dengan kolom distilasi akan menghasilkan metanol dan limonene oksida
dengan kemurnian tertentu. Produk atas kolom distilasi akan dikembalikan menuju washing
tank, sedangkan produk bawah kolom distilasi akan dialirkan menuju reaktor CSTR.
Polimer yang telah dikeringkan dalam vacuum dryer, akan berbentuk bongkahan sehingga
perlu dilakukan pengecilan dan penyeragaman ukuran. Pengecilan ukuran tersebut dilakukan
dengan menggunakan hammer mill dan akan diseragamkan ukurannya dengan menggunakan
siever.
Kelompok B-03 35
5.3.2 Tangki Juice Jeruk (T-101 dan T-102)
Tangki juice jeruk berfungsi untuk menyimpan juice jeruk hasil dari ekstraksi. Perancangan
dari tangki juice jeruk tersebut mengacu pada buku Wallas[21]. Spesifikasi dari tangki juice
jeruk disajikan pada tabel 5.2.
Kelompok B-03 36
Tabel 5.4 Spesifikasi Centrifuge
Keterangan Nilai Satuan
Laju Alir 281,25 kg/jam
Tipe Peeler
Automatically discharged
Sifat
at full and reduced speed
Fc 500
Konsentrasi Padatan
5 %
Minimum
-7
k 2 x 10
Ukuran Partikel
0,01 mm
Minimum
Waktu Retensi tidak ditentukan
Kelompok B-03 37
5.3.7 Reaktor Slurry (R-101)
Reaktor slurry merupakan tempat terjadinya reaksi epoksidasi sehingga limonene berubah
menjadi limonene oksida. Asumsi yang digunakan dalam perancangan reaktor ini adalah
reaktor mempunyai free space sebesar 20% dan D/T = 1. Sedangkan untuk pengaduk
digunakan asumsi U = 0,8 ft/s dan NQ = 1,3. Asumsi dari pengaduk tersebut mengacu pada
buku Mc Cabe[23]. Spesifikasi dari reaktor slurry disajikan pada tabel 5.7.
Kelompok B-03 38
Tabel 5.8 Spesifikasi Kolom Distilasi 1
Keterangan Nilai Satuan
Tinggi Kolom 3,28 m
Diameter Kolom 0,72 m
Jumlah Tahap 6 tahap
Dimensi
Hole size 6 mm
Active area 0,28 m2
Plate spacing 0,45 m
Plate thickness 5 mm
Plate Pressure drop 0,67 kPa
Downcomer area 151 cm2
Jumlah lubang 1206
Material Stainless Steel 316
Kelompok B-03 39
Tabel 5.10 Spesifikasi Kolom Distilasi 3
Keterangan Nilai Satuan
Tinggi Kolom 2,83 m
Diameter Kolom 0,59 m
Jumlah Tahap 5 tahap
Dimensi
Hole size 6 mm
Active area 0,045 m2
Plate spacing 0,45 m
Plate thickness 5 mm
Plate Pressure drop 0,69 kPa
Downcomer area 457 cm2
Jumlah lubang 361
Material Stainless Steel 316
Kelompok B-03 40
Tabel 5.12 Spesifikasi Tangki Karbon Dioksida
Keterangan Nilai Satuan
Kapasitas 3,79 m3
Diameter 1,22 m
Panjang 1,83 m
Tebal 0,48 cm
Berat 526,17 kg
Tinggi 1,57 m
Jenis Ellipsoidal
Material Stainless Steel 316
Kelompok B-03 41
Tabel 5.14 Spesifikasi Washing Tank
Keterangan Nilai Satuan
Surface Tension 793.000 kPa
P Operasi 1 atm
o
T Operasi 25 C
Daya Motor 0,05 HP
Baffle 4 buah
Propeller 3 Bladed Mixing
Diameter 0,73 m
Tinggi 0,73 m
Tebal 0,9 cm
Material Stainless Steel 316
Kelompok B-03 42
5.3.17 Kondensor (K-101, K-102, K-103, K-104, dan K-105)
Kondensorberfungsi untuk mengubah fasa produk atas hasil pemisahan kolom
distilasi. Fasa produk atas tersebut akan berubah dari fasa uap menjadi fasa cair. Spesifikasi
kondensor didapatkan dari vendor. Spesifikasi dari kondensordisajikan pada tabel 5.17.
Kelompok B-03 43
5.3.20 Hammer Mill (H-101)
Hammer Mill berfungsi untuk mengecilkan ukuran PLC menjadi bentuk serbuk.
Perancangan hammer mill mengacu pada buku Wallas. Spesifikasi dari hammer milldapat
dilihat pada tabel 5.20.
Kelompok B-03 44
Tabel 5.23 Spesifikasi Splitter
Keterangan Nilai Satuan
Kapasitas 7,57 m3
Diameter 1,63 m
Panjang 3,66 m
Tebal 0,48 cm
Berat 884,51 kg
Material Stainless Steel 304
5.3.24 Pompa
Pompa berfungsi untuk menambah tekanan pada fluida sehingga fluida dapat
mencapai jarak dan ketinggian yang diinginkan. Pompa yang digunakan dalam pabrik ini
adalah pompa dengan jenis sentrifugal karena pompa sentrifugal dapat memompa cairan
yang mengandung suspensi/serat. Alat penggerak yang digunakan adalah motor listrik.
Bahan konstruksi yang dipilih adalah bahan konstruksi yang memiliki sifat tahan korosi
dengan efisiensi tinggi. Spesifikasi pompa dapat dilihat pada tabel 5.24.
Kelompok B-03 45
DIAGRAM ELEVASI KELOMPOK B-03
Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan
PT Poly Orange Indonesia
C-101 Multiple Juice Extractor D-104 Kolom Distilasi 4 K-103 Kondensor 3 R-102 Reaktor CSTR ST-101 Centrifuge T-105 Tangki Karbon Dioksida
CR-101 Tangki Kristalisasi D-105 kolom Distilasi 5 K-104 Kondensor 4 S-101 Silo T-101 Tangki Air Jeruk 1 V-101 Vacuum Dryer
D-101 Kolom Distilasi 1 F-101 Rotary Drum Filter K-105 Kondensor 5 SC-101 Screw Conveyor T-102 Tangki Air Jeruk 2 W-101 Washing Tank TITLE : DIAGRAM ELEVASI
D-102 Kolom Distilasi 2 K-101 Kondensor 1 H-101 Hammer Mill SE-101 Siever T-103 Tangki Limonene Sheet 1 of 1
D-103 kolom Distilasi 3 k-102 kondensor 2 R-101 Reaktor Slurry SP-101 Splitter T-104 Tangki TBHP kapasitas 1000 ton/ tahun Kelompok B-03
Kelompok B-03 46
BAB VI
TATA LETAK PABRIK
Pabrik PolyLimonene Carbonate berbahan baku jeruk siam akan didirikan di Kabupaten
Sambas, Kalimantan Barat. Alasan utama pemilihan lokasi tersebut karena bahan baku
utama banyak tersedia di daerah tersebut serta dekat dengan sumber air dan bahan bakar
yang akan digunakan dalam proses produksi. Tata letak Pabrik PolyLimonene Carbonate
akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab ini.
Kelompok B-03 47
6.1.3 Area Pelengkap Pabrik
Area ini terdiri dari area ekspansi pabrik, fire department, dan safety area. Area
ekspansi pabrik digunakan untuk perluasan lahan di masa yang akan datang. Lahan yang
disediakan untuk area perluasan pabrik yaitu sekitar 2000 m2 dan terletak di sebelah selatan
fire department.
Fire department berfungsi untuk memadamkan kebakaran yang mungkin terjadi dan
diletakkan dekat dengan area produksi karena area produksi merupakan area yang paling
rawan kebakaran. Fire department terletak 10 m di sebelah tenggara dari unit produksi.
Safety area merupakan suatu area yang digunakan sebagai tempat darurat untuk
berkumpulnya semua karyawan pabrik saat terjadi kecelakaan atau bencana. Area ini harus
terletak di area yang strategis agar dapat dicapai dengan cepat saat terjadi keadaan darurat.
Safety area terletak 10 m di sebelah selatan dari unit produksi dengan luas area sebesar 625
m2.
Kelompok B-03 48
C
JALAN A
RAYA Pos
Satpam
C
UTAMA Toilet
Control
Room
Shift
Room
Quality Control
Room WASTE
A
TREATMENT
Loading C
WAREHOUSE Area
WAREHOUSE
A
C
Loading
Area
PRODUCTION AREA Toilet WATER A
WATER
TREATMENT
TREATMENT
Control
Room
AREA
AREA C
Safety
Shift A
Room
C
Pos
Satpam Utility Area
A
C
Pos
Satpam Pos
Satpam A
Pintu G
E
GARDU
Masuk LISTRIK
N C
S
Utama E
A
T
a
Laboratory C
a
A
a
FUEL C
OFFICE Safety Area
a
Fire
A
Department
a Mesjid
Klinik Kesehatan C
a
A
Pintu C
Keluar A
Expansion Area
N
Satpam W E
Cafetaria Cafetaria Lap
A
Voli
S
C
Skala 1 : 700 C
Kelompok B-03 49
50
SE-
49
Toilet
Shift 101
48
Control Room
Room
47
46
Quality Control Room
W-101 F-101 S-101
45
H-101
44
43
42
41
40
39
38
37
36
D-105
35
R-102
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
Control
20
Room
19
18
17
16
15
14
13
Shift
12
Room
11
ST-101
10
Toilet
6
5
4
3
Skala 1: 200
Kelompok B-03 50
2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Toilet
49
Control
Room
Room
48
Shift
47
46
45
44
43
42
41
40
39
38
37
36
35
Control
20
R-102 Room
19
SP-101
18
17
16
15
14
13
Shift
12
Room
11
10
CR-101
9
8
7
Toilet
6
5
4
3
Skala 1: 200
Kelompok B-03 51
2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Kelompok B-03 52
dibanding set point-nya, maka controller akan memerintahkan valve masukan pemanas
untuk memperkecil bukaan. Sebaliknya, jika diperoleh ketinggian hasil pengukuran lebih
rendah dibanding set point-nya, maka controller akan memerintahkan valve masukan
pemanas untuk memperbesar bukaan.
Selain instrumen pengontrol, dalam instrumentasi proses juga dibutuhkan beberapa
macam pengendali akhir / aktuator (final control element). Proses dalam pabrik ini
seluruhnya menggunakan aktuator berupa kerangan (valve) dengan berbagai jenis, yaitu:
1. Gate Valve: digunakan untuk membuka atau menghentikan aliran fluida.
2. Globe Valve: digunakan untuk mengatur besar kecilnya suatu aliran fluida.
3. Ball Check Valve: digunakan untuk mengatur arah aliran dan mencegah aliran balik.
7.2 Prosedur dan Kelengkapan Start Up, Kondisi Normal serta Shut Down
7.2.1 Prosedur Start Up
Proses start up dimulai dengan mengalirkan udara ke setiap instrumen dan sistem
perpipaan untuk mengecek adanya kebocoran. Setelah setiap instrumen dan perpipaan telah
dipastikan aman, peralatan mulai dioperasikan. Pengoperasian alat dimulai dari multiple
juice extractor, tangki kristalisasi, reaktor, kondensor, kolom distilasi hingga hammer mill.
Start up pada multiple juice extractor dan tangki kristalisasi dilakukan dengan cara
membersihkan dahulu setiap bagian peralatan dengan menggunakan air. Pada tangki
kristalisasi dipastikan refrigerant yang digunakan siap dalam posisi mendinginkan tangki.
Bahan baku berupa jeruk siam dimasukkan perlahan.
Start up pada reaktor dimulai dengan menyalakan jaket pendingin perlahan akibat
reaksi eksotermis yang dihasilkan. Pada reaktor oksidasi, produk dari tangki penampungan
limonene mulai dialirkan ke dalam reaktor kemudian TBHP mulai diumpankan. Pada reaktor
polimerisasi, produk bawah hasil distilasi mulai dialirkan ke dalam reaktor bersamaan
dengan karbon dioksida.
Start up pada kolom distilasi dan kondensor dimulai dengan pengecekan keadaan
kolom dan kondensor untuk menghilangkan pengotor yang tidak diinginkan. Umpan
kemudian dialirkan ke dalam kolom serta alat dioperasikan pada tekanan dan temperatur
normal. Kondisi kolom distilasi diatur secara perlahan dengan bantuan boiler. Kondisi
kondensor diatur secara perlahan pula sesuai kondisi yang diinginkan.
Kelompok B-03 53
7.2.3 Prosedur Shut Down
Shut down dilakukandalam periode rentang satu tahun sekali atau terjadi kondisi
darurat yang menyebabkan shut down harus dilakukan. Prosedur shut down dimulai dengan
cara mematikan semua peralatan yang digunakan pada proses. Setiap alat yang digunakan
dipastikan kosong dan tidak berisi bahan dan produk hasil proses.
Pada kolom distilasi dan reaktor shut down dilakukan dengan cara mengurangi
temperatur alat sampai mencapai temperatur dan kondisi ruang. Jaket pendingin dan motor
pengaduk dimatikan, kemudian reaktor dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Pada kolom
distilasi, laju alir dalam kolom mulai dikurangi serta sumber pemanas dan pendingin
dimatikan. Laju alir umpan berangsur-angsur akan berkurang sampai aliran umpan berhenti.
Kolom kemudian dikeringkan hingga kondisi ruang untuk menghilangkan pengotor yang
tidak diinginkan. Kolom distilasi dibiarkan dalam keadaan terbuka.
Shut down pada boiler dan kondensor dilakukan dengan terlebih dahulu menurunkan
suhu secara perlahan-lahan. Setelah suhu mencapai suhu ruang, pipa tube dikosongkan.
Sesaat setelah pipa tube telah kosong, shell mulai dikosongkan dan penukar panas
dibersihkan. Penukar panas yang telah bersih dikeringkan menggunakan kompresor.
Proses shut down pada tangki kristalisasi dimulai dengan menghentikan aliran
refrigerant pendingin, kemudian fungsi jaket pelindung dimatikan. Hasil proses kristalisasi
yang tertinggal pada tangki diambil dan dijual. Tangki kristalisasi kemudian dicuci
menggunakan air dan dikeringkan menggunakan kompressor. Tangki kristalisasi dibiarkan
terbuka.
Kelompok B-03 54
PROCESS AND INSTRUMENTATION DIAGRAM KELOMPOK B-03
K-104
33
K-103
28 30 34
D-104
TC
C-101 SP-101
S 31
K-102
3 26
32
27
FC
K-101 D-103
2 TC
15 29
5 16
4 TC
R-101 TC
D-102
11
T-101 T-102 13
D-101 TC 25
24
T-103 12
14
6 ST-101
7 9
FC
FC 23
FC
22 K-105
CR-101
T-104 17 21
F-101
TC 10 TC
18 W-101
R-102
D-105
8
35
20
19
T-105
FC
SC-101
36
38
37 H-101
V-101
39
SE-101
40
S-101
Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan Kode Alat Keterangan
PT Poly Orange Indonesia
C-101 Multiple Juice Extractor D-104 Kolom Distilasi 4 K-103 Kondensor 3 R-102 Reaktor CSTR ST-101 Centrifuge T-105 Tangki Karbon Dioksida
Kelompok B-03 55
CR-101 Tangki Kristalisasi D-105 kolom Distilasi 5 K-104 Kondensor 4 S-101 Silo T-101 Tangki Air Jeruk 1 V-101 Vacuum Dryer
D-101 Kolom Distilasi 1 F-101 Rotary Drum Filter K-105 Kondensor 5 SC-101 Screw Conveyor T-102 Tangki Air Jeruk 2 W-101 Washing Tank TITLE : PROCESS INSTRUMENTATION DIAGRAM
D-102 Kolom Distilasi 2 K-101 Kondensor 1 H-101 Hammer Mill SE-101 Siever T-103 Tangki Limonene Sheet 1 of 1
D-103 kolom Distilasi 3 k-102 kondensor 2 R-101 Reaktor Slurry SP-101 Splitter T-104 Tangki TBHP kapasitas 1000 ton/ tahun Kelompok B-03
BAB VIII
SISTEM MANAJEMEN DAN OPERASI
Sistem manajemen adalah suatu sistem yang berfungsi mengatur setiap kegiatan yang
berlangsung dalam pabrik dalam rangka mendukung dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan produksi. Adanya sistem manajemen dan organisasi yang baik akan menunjang
terselenggaranya suasana kerja yang kondusif sehingga memberikan dampak positif terhadap
kelancaran dan keefisienan proses produksi.
8.1.2 Perancangan
Yang termasuk dalam tahap perancangan adalah basic design, detailed engineering,
dan invitation to bid[27]. Basic design meliputi deskripsi proses, diagram alir proses, sistem
utilitas, dan instrumentasi. Detailed engineering meliputi perancangan piping and
instrumentation diagram, tata letak pabrik, sistem perpompaan, dan sistem perpipaan. Tahap
perancangan ini direncanakan berlangsung selama 5 bulan, yaitu dari bulan Juni 2012 sampai
bulan November 2012.
8.1.3 Konstruksi
Yang termasuk dalam tahap konstruksi adalah pemilihan kontraktor, kontrak,
procurement, konstruksi sipil, konstruksi alat dan perpipaan, dan konstruksi utilitas [27].
Peralatan yang digunakan dalam pabrik ini sebagian dapat dibeli dalam bentuk jadi dari
vendor dan sebagian harus dirancang dan dipesan dari vendor. Tahap konstruksi ini
Kelompok B-03 56
direncanakan berlangsung selama 14 bulan, yaitu dari bulan Desember 2012 sampai bulan
Februari 2014.
Kelompok B-03 57
Tabel 8.1 Jadwal Perencanaan Pembangunan Pabrik PolyLimonene Carbonate
Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
A Market Survey
B Feasibility Study
C Finance Study
D Basic Design
E Detailed Engineering
F Invitation to Bid
G Pemilihan kontraktor
H Kontrak
I Procurement
J Konstruksi sipil
K Konstruksi alat & perpipaan
L Konstruksi utilitas
M Training dan Uji coba
N Produksi komersial
A I
B D E F G H J
L
C K M N
Kelompok B-03 58
Tabel 8.2 Critical Path Method
Waktu
No Kegiatan Predecessor ES EF LS LF S
(Bulan)
A Market Survey 1 - 0 1 1 2 1
B Feasibility Study 2 - 0 2 0 2 0
C Finance Study 2 - 0 2 0 2 0
D Basic Design 2 A,B,C 2 4 2 4 0
E Detailed Engineering 2 D 4 6 4 6 0
F Invitation to Bid 1 E 6 7 6 7 0
G Pemilihan kontraktor 1 F 7 8 7 8 0
H Kontrak 1 G 8 9 8 9 0
I Procurement 6 H 9 15 10 16 1
J Konstruksi sipil 6 H 9 15 10 16 1
Konstruksi alat dan
K 6 H 9 15 9 15 0
perpipaan
L Konstruksi Utilitas 4 I, J 15 19 16 20 1
M Training dan uji coba 5 K 15 20 15 20 0
N Produksi komersial 0 L, M 20 20 20 20 0
Keterangan:
ES = earliest activities start time
EF = earliest activities finish time
LS = latest activities start time
LF = latest activities finish time
S = slack time
Kelompok B-03 59
8.2.1.1 Direktur Mills
Direktur Mills bertanggung jawab kepada direktur utama terhadap semua aktivitas
yang berlangsung di perusahaan, menentukan target perusahaan untuk tahun yang berjalan,
dan memimpin serta mengendalikan aktivitas perusahaan. Selain itu Direktur Mills harus
berkoordinasi dengan Direktur Keuangan untuk membuat budget tahunan.
Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Mills akan dibantu oleh beberapa direktur
yaitu Direktur Produksi dan Direktur Research and Development (Gambar 8.2).
1. Departemen Produksi
Departemen ini dipimpin oleh satu direktur yang bertanggung jawab dalam hal
perencanaan dan pengaturan di bidang produksi termasuk kelancaran jalannya proses
produksi. Direktur juga bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan penyimpanan bahan
baku utama maupun bahan baku pendukung, serta terhadap peralatan proses dan produk yang
dihasilkan. Dalam menjalankan tugasnya, direktur akan dibantu oleh beberapa divisi, yaitu:
a. Unit Logistik
Unit logistik akan dipimpin oleh satu kepala bagian yang dibantu oleh staf material
dan staf warehouse dalam menjalankan tugasnya.Staf material akan bertugas mengatur
masuk dan keluarnya barang-barang dari gudang dan pendistribusiannya, melakukan dan
mengawasi pembelian semua keperluan perusahaan baik keperluan kantor dan kebutuhan
produksi seperti bahan baku produksi dan materialnya. Untuk bahan baku keperluan
produksi dilakukan uji quality control untuk melihat apakah telah seuai dengan spesifikasi
yang diminta.Staf warehouse akan mengatur penyimpanan produk PLC di gudang serta
memastikan pengiriman barang yang sesuai baik untuk pengiriman lokal ataupun eksport.
b. Unit Produksi
Unit produksi dipimpin oleh satu kepala bagian yang dibantu supervisor, operator,
staf produksi, dan staf utilitas. Staf produksi beserta dengan operator bekerja sama
menjalankan alat proses sambil mengatur dan menjaga kondisi operasi yang berlangsung.
Selain itu staf produksi ada yang bertugas untuk melakukan quality control pada produk
yang dihasilkan.Staf utilitas bertanggung jawab terhadap penyediaan dan pendistribusian
listrik, steam, dan cooling water pada alat-alat proses.
c. Unit Engineering
Unit engineering akan dipimpin oleh satu kepala bagian yang dibantu oleh staf
mekanik dan elektrik dalam menjalankan tugasnya.Staf mekanik bertanggung jawan
terhadap pemakaian-pemakaian spare part. Selain itu staf mekanik bertanggung jawab
menguji kelayakan setiap alat proses sehingga dapat mengurangi kemungkinan kerusakan
serta bertanggung jawab mendeteksi kerusakan yang terjadi sehingga dapat diperbaiki dan
mempersiapkan spare part yang dibutuhkan sebelum kerusakan lebih jauh.
Staf elektrik bertanggung jawab dalam hal kelancaran mesin-mesin produksi. Selain
itu staf elektrik bertanggung jawab untuk mempelajari penyebab terjadinya kesalahan dalam
proses sehingga dapat dilakukan pencegahan agar tidak terjadi lagi pada proses selanjutnya.
Kelompok B-03 60
Staf lingkungan hidup bertanggung jawab terhadap limbah dan produk samping
yang dihasilkan. Staf lingkungan hidup menjamin limbah yang dibuang terolah sempurna
sehingga aman dibuang langsung ke lingkungan.
2. Divisi Pemasaran
Divisi pemasaran dipimpin oleh satu kepala bagian yang bertugas mengawasi,
mengkoordinir dan membantu sales dalam membuat serta merencanakan strategi penjualan.
Selain itu bertanggung jawab dalam membuat budget dan laporan mingguan serta bulanan
dalam perencanaan pemasaran.
Kepala bagian akan dibantu oleh empat staf yang bertugas menguasai pasar dan
melakukan kunjungan ke konsumen untuk menawarkan produk, mempersiapkan data yang
diperlukan untuk pembahasan penjualan, pengembangan, dan juga permasalahan yang
berkembang di konsumen dengan bekerja sama dengan unit jasa layanan pabrik.
Kelompok B-03 61
8.2.1.3 Direktur Umum dan Sumber Daya Manusia
Direktur Umum dan SDM bertanggung jawab dalam hal penanganan SDM,
bertanggung jawab dalam hal perizinan peralatan pabrik dan dokumen perusahaan,
bertanggung jawab dalan hal perizinan baik untuk akte perusahaan, pajak perusahaan serta
perizinan bagi tenaga kerja asing, serta bertnaggung jawab dalam hal training karyawan,
recruitment, kompetensi, dan kesejahteraan karyawan.
Direktur umum dan SDM diabntu oleh beberapa divisi, yaitu :
a. Divisi Ketenagakerjaan
Divisi ini dipimpin oleh satu kepala bagian yang membawahi dua staf. Divisi ini
bertanggung jawab dalam hal menangani urusan yang menyangkut masalah kesejahteraan
karyawan dan kebutuhan laryawan, serta menangani urusan promosi jabatan karyawan,
mengatur dan megurus keperluan kantor di luar keperluan produksi, mengawasi peraturan
perusahaan yang telah disepakati antara perusahaan dengan serikat pekerja dan peraturan
perburuhan lainnya, membuat daftar gaji dan perhitungan pajak pendapatan pekerja sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka divisi ketenagakerjaan
bertanggung jawab membuat pelatihan-pelatihan bagi para pekerja baik yang berhubungan
dengan produksi maupun non-produksi.
b. Divisi Kesehatan
Divisi ini dipimpin oleh satu kepala bagian yang membawahi dua staf. Staf bertugas
untuk melakukan check-up pada para pekerja pada jangka waktu tertentu. Selain itu staf juga
bertugas untuk melakukan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
c. Divisi Umum
Divisi ini dipimpin oleh satu kepala bagian yang membawahi tiga staf. Staf bertugas
untuk mengurus masalah perundang-undangan pembangunan pabrik, tenaga kerja, serta
paten-paten yang digunakan dalam produksi. Selain itu staf juga bertanggung jawab dalam
hubungan masyarakat.
Kepala bagian juga akan membawahi satuan pengamanan, gardener and janitor,
offie boy, serta cleaning service/
Kelompok B-03 62
Gambar 8.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Kelompok B-03 63
8.3 Struktur Tenaga Kerja
8.3.1 Ketentuan Jam Kerja
Jumlah karyawan yang bekerja pada pabrik ini adalah 156 orang dengan sistem kerja
yang dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Karyawan nonshift
Karyawan nonshift tidak terlibat langsung dalam proses produksi di lapangan baik
untuk mengoperasikan peralatan maupun mengendalikan proses. Pembagian
karyawan nonshift dapat dilihat pada tabel 8.3. Pengaturan jam kerja nonshift adalah
:
- Hari Senin : 08.00 – 17.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
- Hari Selasa – Kamis : 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
- Hari Jumat : 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : 11.30 – 13.00 WIB
- Hari Sabtu : 08.00 – 12.00 WIB
Kelompok B-03 64
2. Karyawan shift
Karyawan shift terlibat langsung dalam proses produksi, utilitas, pengolahan limbah,
pengujian kualitas, dan pengawasan pabrik selama 24 jam non stop. Pembagian
karyawan shift dapat dilihat pada tabel 8.4. Pengaturan jam kerja shift adalah :
- Shift pagi : 07.00 – 15.00 WIB
- Shift sore : 15.00 – 23.00 WIB
- Shift malam : 23.00 – 07.00 WIB
Karyawan shift dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tiga kelompok bekerja pada
shift yang berbeda dan satu kelompok libur. Setiap kelompok memiliki enam hari
kerja dan akan memiliki libur setelah bertugas pada malam hari. Jadwal pergantian
shift dapat dilihat pada tabel 8.5.
Keterangan
1 : shift pagi
2 : shift sore
3 : shift malam
4 : off (libur)
Kelompok B-03 65
BAB IX
INVESTASI DAN PERHITUNGAN EKONOMI
Pembangunan sebuah pabrik kimia harus diawali dengan analisis kelayakan ekonomi
untuk memperkirakan investasi yang dapat dilakukan untuk mendirikan pabrik tersebut.
Analisis ekonomi pabrik kimia meliputi kegiatan estimasi biaya investasi pembangunan
pabrik, biaya pembelian peralatan produksi, biaya produksi, serta evaluasi kelayakan proyek
(capital budgeting dan project viability). Evaluasi kelayakan proyek dapat didekati dengan
beberapa kriteria seperti Project Income Statement, Pay Back Period, Return On Investment,
analisis sensitivitas dan lain-lain. Kriteria kelayakan ekonomi suatu pabrik ditentukan dari
seberapa besar keuntungan bersih yang dapat diperoleh pabrik tersebut dan seberapa
menjanjikan investasi yang ditanamkan.
Dalam melakukan analisis ekonomi, perlu ditetapkan data dan dasar perhitungan yang
digunakan pada pembangunan pabrik. Adapun beberapa dasar perhitungan yang digunakan
dalam pendirian pabrik PolyLimonene Carbonate ini, antara lain:
1. Pembangunan pabrik berlangsung selama 2 tahun, dimulai dari bulan Juli 2012 hingga
bulan Juli 2014. Tahun pertama dimulai saat pabrik mulai beroperasi yaitu pada tahun
2014.
2. Pabrik beroperasi efektif selama 300 hari setiap tahunnya dengan waktu operasi 24 jam
per hari. Waktu shut down dan maintenance selama 30 hari dalam setahun.
3. Pabrik direncanakan memiliki umur teknis selama 15 tahun.
4. Modal yang digunakan untuk pembangunan pabrik terdiri dari modal sendiri ( equity )
dan pinjaman bank ( debt ) dengan perbandingan = 60% : 40%. Penarikan pinjaman
dilakukan selama 2 tahun dengan perbandingan besar penarikan tahun 1: tahun 2 sebesar
1:3
5. Masa pembayaran bunga tanpa cicilan ( grace period ) adalah 2 tahun selama pabrik
dibangun.
6. Suku bunga pinjaman bank sebesar 7% per tahun.
7. Pembayaran pinjaman beserta bunga dilakukan selama 5 tahun simulai setelah pabrik
beroperasi.
8. Bunga deposito Bank Indonesia sebesar 6,5% untuk simpanan di atas IDR 5 M.
9. CE index yang digunakan dalam perhitungan equipment cost adalah CEindex equipment
tahun 2011 yaitu sebesar yang diperoleh dari jurnalChemical Engineering.
10. Perkiraan harga alat-alat utama digunakan estimating chart, appendix 1, Donald E.
Garrett dan informasi dari vendor yang bersangkutan.
11. Metode depresiasi yang digunakan adalah metode straight line selama 15 tahun sebesar
6,66 %.
12. Tarif pajak penghasilan badan usaha untuk tahun 2010 dan seterusnya adalah 25% per
tahun, sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang Perpajakan yang
berlaku di Indonesia (UU No.17 pasal 17b Tahun2000).
13. Asumsi bahwa keadaan politik, ekonomi, sosial, dan keamanan pada saat pembangunan
pabrik cukup kondusif.
14. Inflasi sebesar 5,3% per tahun.
15. Volume penjualan produk adalah 80% dari kapasitas pabrik.
16. Seluruh perhitungan dilakukan dalam mata uang rupiah dengan kurs 1US$ = Rp.
9.091,00 ( Data diakses tanggal 11 Februari 2012 ).
Kelompok B-03 66
9.1 Plant Cost Estimation
Untuk mendirikan sebuah pabrik kimia, ada banyak komponen pembiayaan yang harus
diperhitungkan. Selain peralatan proses, harus ada tanah untuk mendirikan bangunan pabrik.
Setiap peralatan harus didukung dengan fondasi dan struktur yang kokoh, dan saling
dihubungkan dengan menggunakan sistem perpipaan, sistem transportasi, listrik, instrumen,
dan seterusnya. Selain bangunan pabrik, juga harus ada bangunan-bangunan untuk
laboratorium, kantor, gudang, bengkel untuk perbaikan alat, dsb. Biaya untuk fasilitas-
fasilitas di luar area produksi (off-site facilities), seperti: utilitas, power plant, dan fasilitas
penanganan limbah berbahaya, juga harus diperhitungkan. Jadi, plant cost atau biaya pabrik
adalah modal yang diperlukan untuk membeli peralatan utama, peralatan penunjang proses,
biaya pendirian bangunan, dan tanah yang akan digunakan hingga pabrik dapat didirikan.
Perkiraan modal investasi tetap dilakukan dengan cara menjumlahkan total biaya pembelian
peralatan dengan komponen pembiayaan lainnya. Untuk mempermudah, maka komponen-
komponen selain peralatan utama dihitung dengan cara mengalikan total biaya pembelian
peralatan utama dengan plant cost factor[28].
Biaya pabrik keseluruhan dihitung dengan menjumlahkan plant cost dengan biaya off-
site facilities, plant start-up, dan working capital. Plant cost dibagi menjadi dua, yaitu direct
cost dan indirect cost.
Kelompok B-03 67
Tabel 9.1 Plant Cost
Komponen Plant Cost Factor Harga (Rp)
Biaya Pembelian Alat 1 15.451.221.358,34
Perpipaan 0,5 7.725.610.679,17
Electrical 0,12 1.854.146.563,00
Instrumentasi 0,2 3.090.244.271,67
Utilitas 0,7 10.815.854.950,84
Pembangunan Fondasi 0,12 1.854.146.563,00
Insulasi 0,08 1.236.097.708,67
Painting, Fireproofing, Safety 0,06 927.073.281,50
Perluasan lahan 0,05 772.561.067,92
Lingkungan 0,3 4.635.366.407,50
Bangunan 0,5 7.725.610.679,17
Tanah 0,1 1.545.122.135,83
Construction and Engineering 0,45 6.953.049.611,25
Contractor's Fee 0,25 3.862.805.339,59
Contingency 0,15 2.317.683.203,75
Kelompok B-03 68
120
100
60
Total Cost
Fixed Cost
40
Variable Cost
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tahun
Kelompok B-03 69
45
40
60
40
Cash Flow (Milliar Rupiah)
20
0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
-20
-40
-60
-80
Tahun
Kelompok B-03 70
Carbonate ini sebesar 25,11%. Hal tersebut berarti investasi yang telah dilakukan akan
dikembalikan setiap tahunnya sebesar 25,11%.
Sedangkan return on equity merupakan perbandingan keuntungan bersih tiap
tahunnya terhadap equity. Nilai ROE pada pabrik PolyLimonene Carbonate ini sebesar
41,84%. Hal tersebut berarti modal yang telah diberikan akan dikembalikan setiap tahunnya
sebesar 41,84%.
350.00
300.00
250.00
200.00
Milliar Rupiah
150.00
100.00
50.00
0.00
-50.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
-100.00
-150.00
-200.00
Tahun
Kelompok B-03 71
25.00
20.00
PV (Milliar Rupiah)
15.00
10.00
5.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tahun
Kelompok B-03 72
120
100
Milliar Rupiah
80
60
Income
40 Total Cost
20
0
0 20 40 60 80 100 120
% Produksi Minimum
24.00%
23.00%
22.00%
IRR
21.00%
IRR vs Harga Produk
19.00%
-25.00 -15.00 -5.00 5.00 15.00 25.00
Variasi
Gambar 9.7Analisis Sensitivitas IRR
Kelompok B-03 73
160.20
160.18
NPV vs Harga Produk
160.16
Pada gambar 9.7 dan gambar 9.8 dapat dilihat bahwa nilai IRR dan NPV sensitif
terhadap perubahan variabel yang berkaitan seperti harga produk, kapasitas pabrik, dan
volume penjualan. Dengan demikian, penurunan dan kenaikan dari variabel-variabel tersebut
akan menyebabkan perubahan baik pada nilai IRR maupun NPV.
Kelompok B-03 74
BAB X
PENUTUP
Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari perancangan pabrik
PolyLimonene Carbonate berbahan baku jeruk siam dengan kapasitas produksi sebesar 1000
ton/tahun :
1. Produk utama berupa PolyLimonene Carbonateyang berbentuk serbuk.
2. Produk samping yang dihasilkan berupa residu dengan kapasitas 7975 ton/tahun dan
berupa TBA dengan kapasitas 1360,8 ton/tahun dengan kemurnian 90%.
3. Total biaya yang diperlukan untuk mendirikan pabrik PolyLimonene Carbonate
sebesar Rp. 95.000.000.000 yang berasal dari modal sendiri sebesar 60% dan
pinjaman dari bank sebesar 40%.
4. Pabrik PolyLimonene Carbonate dari jeruk siam layak untuk didirikan berdasarkan
analisis hasil kelayakan sebagai berikut :
IRR sebesar 22,07% yang tetap lebih besar dari bunga deposito bank
meskipun terjadi penurunan penjualan produk hingga 20%.
Income Statement sebesar Rp 359.000.000.000.
NPV bernilai positif sebesar Rp. 160.000.000.000.
PBP selama 7,5 tahun lebih kecil dibandingkan umur pabrik
ROI sebesar 25,11% dan ROE sebesar 41,84%.
Cash Flow yang selalu bernilai positif sehingga menjamin pabrik tersebut
memiliki uang kas untuk dapat beroperasi.
5. Jeruk siam dapat menjadi salah satu alternatif untuk bahan baku polimer
biodegradable.
Kelompok B-03 75
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN PROSES DAN SPESIFIKASI
PERALATAN UTAMA
Kelompok B-03 76
LEMBAR PERHITUNGAN
Neraca Massa danNeracaEnergi
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 1
Neraca Massa:
Tangki Kristalisasi ( CR-101 )
NMT : F6 = F7 + F8
F6 = 312,5 kg / h
Pada saat suhu -13 0 C , air jeruk akan terpisah menjadi 90% limonene dalam fasa cair dan
10% residu.
F7 = 0,9 F 6 F 8 = 0,1 F 6
Kelompok B-03 77
LEMBAR PERHITUNGAN
NERACA MASSA DAN ENERGI
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 3
Reaktor Slurry ( R-101 )
NMK
Mr TBHP = 90,12
Mr TBA = 74,2
Limonene:
Kelompok B-03 78
LEMBAR PERHITUNGAN
NERACA MASSA DAN ENERGI
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 2 of 3
13
X = 75,62 / 962,35 = 0,0786
Limonene Oksida
TBHP
X 13 = 99 / 962,35 = 0,1025
TBA
Aseton
Kelompok B-03 79
LEMBAR PERHITUNGAN
NERACA MASSA DAN ENERGI
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 3 of 3
Neraca Energi:
𝑑𝑄
𝑑𝑡
=∑ m Cp dT
𝑑𝑄
= 19013,8918 – ( 38027,7835+ 11018,75 )
𝑑𝑡
𝑑𝑄
𝑑𝑡
= - 30032,6418 Kj/h
Kelompok B-03 80
LEMBAR PERHITUNGAN
NERACA MASSA DAN ENERGI
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 3
Vacuum Dryer
Diambil dari Handbook of Industrial Drying, Mujumdar
Vacuum Dryer
T1 T2
T1 = 25 0C
T2 = 35 0C
Tg,in = 80 0C
Tg,out = 40 0C
F = 154,83 kg/h
T1=Tw = 25 0C
λw = 2442,5 Kj/kg
Kelompok B-03 81
LEMBAR PERHITUNGAN
NERACA MASSA DAN ENERGI
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 2 of 3
NM padatan
x2 = 0,00258 X2 = 0,00259
xc = 0,01 Xc = 0,0101
NM komponen Air
G’ = 13.277,91 kg/h
Neraca Energi
1. Gas
Dengan cara yang sama dapat dihitung nilai H2’ dan Hc’
Kelompok B-03 82
LEMBAR PERHITUNGAN
NERACA MASSA DAN ENERGI
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 3 of 3
2. Padatan
Kelompok B-03 83
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 3
Tangki Kristalisasi ( CR-101 )
*Rule of thumb
Vessel dengan cairan < 1000 gallon
Volume Tangki = 2,885 m3
Rasio tinggi ( Ht ) : Diameter tangki ( Dt ) = 1:1
Ht= 1,63 m Dt = 1,63 m
P operasi = 1 atm
P desain = 1 x 14,7 psi x 1,2
P desain = 17,64 psi
b. Reaktor Head
Bagian atas: ellipsoidal head
Bagian bawah : toriconical head
Kelompok B-03 84
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 2 of 3
0
α = 30
Cos α = 0,87
t= P.Dt / 2(SE-0,6 P) cos α
t= 0,02191 inch = 0,000557 m
c. Agitator
Jenis impeller = three bladed-mixing propeller
d/Dt = 0,3 - 0,6
Diameter impeller
Di/Dt = 0,6
Di = 0,516 m
Kelompok B-03 85
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 3 of 3
𝑘𝑔 𝑁𝑎𝐶𝑙
m= 0,503 𝑘𝑔 𝐻2𝑂
0,503
% NaCl = 1+0,503 𝑥 100%
% NaCl = 33,46 %
Kelompok B-03 86
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 1
Tangki Penyimpan Limonene ( T-103 )
F = 253,125 kg/h
Density Limonene = 841,1 kg/m3
Diameter = 64 inch
Length = 18 ft = 5,4864 m
Thickness = 0,1875 inch = 1 m
Weight in pounds = 2730
Bahan Stainless Steel 304
Tinggi tangki = 1,3164 m
Tipe Ellipsoidal
Kelompok B-03 87
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 9
Kompone
n F(kg/h) Mr mol F Xf D mol D Xd B mol B Xb
Limonene 75,62 136,24 0,56 0,0786 25,6 0,188 0,0398 50,02 0,3671 0,1566
Limonene
Oksida 226,38 152,24 1,49 0,2352 28,81 0,189 0,0448 197,57 1,2978 0,6185
Aseton 208,4 58,08 3,59 0,2165 188,4 3,244 0,2930 20 0,3444 0,0626
TBA 353 74,12 4,76 0,3668 312,17 4,212 0,4855 40,83 0,5509 0,1278
Komponen A B C
Limonene 6,997 1573,98 221,84
Limonene Oksida 6,9481 1641,75 196,218
Aseton 7,2316 1277,03 237,23
TBHP 9,3754 3080,18 246,268
TBA 7,3199 1154,48 177,66
Persamaan Antoine :
𝐵
Ln P = A - 𝑇 𝐾 +𝐶
Kelompok B-03 88
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 2 of 9
Penentuan Feed Boiling Point
Tdb= 38 0C
Underwood
𝛼𝑖 𝐹𝑖
I = Vf = ∑( 𝛼𝑖 𝛷 )
Zi F = Yi. V + Xi L
Zi = Yi. Ψ + Xi ( 1- Ψ )
Ψ ditebak antara 0-1 sehingga ∑zi = 1 dan komposisi z mendekati komposisi umpan.
Tebakan tersebut akan menghasilkan nilai Yf.
Kelompok B-03 89
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 3 of 9
𝑉𝑓
Yf = 𝐿𝑓
Vf = 889,2448 .
Nilai 𝛷 = 0,1415
Underwood 2
∝𝑖 𝐷𝑖
V∞ = ∑(∝𝑖− 𝛷 )
= 727,14997
Rmin = V∞/Di – 1
Rmin = 0,1309
Gilliland
R = 1,25
Rmin = 0,13909
( R- Rmin / R +1 ) = 0,0281
( N-Nmin / N+1 ) = 0,62 ( dari grafik Coulson )
N = 5,523 ( 6 tahap )
Kelompok B-03 90
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 4 of 9
KirkBride
𝑁𝑎 𝐷 𝐹𝑘 𝐵 𝑙𝑘 2
Log𝑁𝑏 = 0,206 log (𝐵 )
𝐹𝑙𝑘 𝐷 𝑘
𝑁𝑎
Log𝑁𝑏 = 0,2594
Na/Nb = 1,8172
Na = 3 Nb = 3
Fenske
Pi ( kPa ) Ki Alfa i
Komponen D ( 337,9 ) B ( 368,74 ) D ( 337,9 ) B ( 368,74 ) D ( 337,9 ) B ( 368,74 )
Limonene ( LK ) 19,2384 52,8263 0,34113 0,93671 2,7202 2,0907
Limonene oksida
(HK ) 7,07106 25,2668 0,1253 0,44802 1 1
Kelompok B-03 91
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 5 of 9
Liquid –Vapor Flow factor
𝐿𝑤
Flv = 𝑉𝑤 𝜌𝑣/𝜌𝑙
Lm = 105,212 kmol/h Vm = 748,192 kmol/h
Lw = 25231,6588 kg/h Vw = 179428,697 kg/h
Flv = 0,00739924
K1
Tray spacing dipilih 0,45 m
% hole ( Ah/Aa ) = 0,06
Berdasarkan figure 11.27 Coulson,1989 nilai k1 = 0,075
𝜍𝐿
Faktor koreksi = k1 (0,02 )0,2
Faktor koreksi = 0,092
Flooding Velocity
𝜌𝐿 − 𝜌𝑣
Uf = K1
𝜌𝑣
Uf= 0,3074
Uf’ = 70 % Uf
Uf’ = 0,2152 m/s
642,98
Qv = 2,2859 𝑥 3600
Qv = 0,07813 m/s
Kelompok B-03 92
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 6 of 9
Ac = 0,4125 m2
Column Diameter
𝐴𝑐 .4
dc =
𝜋
dc = 0,7249 m
Liquid Flow Pattern
Maximum volumetric liquid Rate
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑖𝑞𝑢𝑖𝑑
Ql, max = 𝜌𝑙 3600
Ql,max = 0,000107466 m3/s
Berdasarkan figure 11.28 Coulson ,1989
Dipilih tipe reverse flow
Kelompok B-03 93
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 7 of 9
Uji weeping
Lw max = 0,088727 kg/s
Lw min = 0,7 x Lw max / turndown
Lw min = 0,062108
𝐿𝑤 𝑚𝑎𝑥 2/3
Maximum how = ( 750 x ( 𝜌𝑙 𝐿𝑤
) )
Maximum how = 2,6248 mm liquid
𝐿𝑤 𝑚𝑖𝑛
Minimum how = ( 750 x ( 𝜌𝑙 𝐿𝑤 )2/3)
Minimum how = 1,1659 mm liquid
( hw + how ) min = 51,1659 mm liquid
Kelompok B-03 94
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 8 of 9
Backup in downcomer
hb=( hw + how ) + ht + hdc
hb=120,3357 mm
hb< 0,5 x ( plate spacing + weir height ) sehingga tray spacing memenuhi syarat.
Residence Time
𝐴𝑑 𝑏 𝜌𝐿
tr = 𝐿𝑤𝑑
tr = 40,208 s
tr memenuhi syarat karena tr > 3s
Cek Entrainment
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑎𝑙𝑖𝑟 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑣𝑎𝑝𝑜𝑢𝑟 𝑚𝑎𝑥
Uv = 𝐴𝑛
Uv = 0,24437
% flooding = 70%
Dari figure 11.29 Coulson, 1989 maka Ψ = 0,03
Memenuhi syarat karena lebih kecil dari 0,1
Trial Layout
Unperforated strip round plate edge = 50 mm
Wide calming zone = 75 mm
Perforated Area
Lw/dc = 0,78 θc = 82
( 180−𝜃𝑐 )
Mean length = ( dc- unperforated strip ) π x 180
= 1,1539 m
Kelompok B-03 95
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 9 of 9
Area of unperforated edge strips = unperforated strips x mean length
= 0,05769 m2
Area of calming zone = 2 wide calming zone ( Lw – 2 unperforated strip )
= 0,06751 m2
Number of holes
Area of one hole = 0,25 π dh2
= 28,26 mm2
Number of holes = Ah/ area if one hole
= 1206
Kelompok B-03 96
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 2
Washing Tank ( W-101 )
Q= 0,4051 m3/h
Basis pencucian selama 0,5 jam.
Volume tangki = 0,2228 m3
D/H = 1 ( Rule of Thumb Wallas )
Asumsi Dt = H fluida
Dt = Hf = 0,73 m
P operasi = 101,325 kPa Pdesign = 121,59 kPa
Corrosion allowance = 0,35 in
𝑃𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑥 0,73
Tebal dinding = + 𝑐𝑜𝑟𝑟𝑜𝑠𝑖𝑜𝑛 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
2∗0,25∗𝑠𝑢𝑟𝑓𝑎𝑐𝑒 𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛
Perancangan Pengaduk
Asumsi Putaran sebanyak 100 rpm
Da/Dt = 0,5
Da = 0,365 m
𝐷𝑎 2 𝑥 𝜌 𝑥 𝑟𝑝𝑠
Nre = 𝜑
Nre = 87767,014
Np = 1
Tipe impeller = propeller, 4 baffles, 3 bladed mixing propeller
P = 30,78918 watt
P = 0,037563 hP
Baffle
Width = 1/12 x 0,73 m = 0,06083 m
Kelompok B-03 97
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 2 of 2
Offset bawah = Da/2 =0,1825 m
Offset atas = width/6 = 0,010138
Pengaduk
W = 3/8 x Da
W = 0,136875 m
L = Da/2 = 0,1825 m
Kelompok B-03 98
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 1
Vacuum Dryer ( V-101 )
G’ = 13.277,91 kg/h
Nc = 3,92 N2
2,14 N2 = 0,55 Nc
𝑊𝑘 𝑊𝑘
Θtot = 𝑁𝑐 ( 𝑋1 − 𝑋𝑐 ) + 𝑁𝑙𝑛( 𝑋𝑐 − 𝑋2 )
𝐴 𝐴
Kelompok B-03 99
LEMBAR PERHITUNGAN
SPESIFIKASI PERALATAN
B-03 Perancangan Pabrik PolyLimonene Carbonate Berbahan Baku Jeruk Siam
Page 1 of 2
Screw Conveyor ( SC-101 )
Laju massa = 158,83 kg/h
Q = 0,15126 m3/h = 5,341 ft3/h
Dari Tabel 5.4a Wallas didapatkan
Diameter conveyor = 6 in
Kecepatan maksimum = 60 rpm
Kapasitas maksimum = 90 ft3/hour
W= Q/kapasitas maks x kecepatan maks
W = 3,561 rpm
W = 4 rpm
Tipe : Self Lubricating Bronze
Bearing Factor = 54
Class Factor = 0,8
Diameter kopling = 1,5 in
Jarak horisontal = 8 m
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑜𝑟𝑖𝑠𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙
P = ( Bearing factor x w + class factor x Q x ρ ) 10 6
P = 0,013089 HP
Efisiensi = 0,75
P motor = 0,017452 HP
𝑃
Torque = 63000 𝑤
Torque = 206,153 in lb
Page 2 of 2
Design
Max HP = 1,5 HP
Max torque = 950 lb in
Design memenuhi karena P motor dan Torque lebih kecil dari design.
Page 1 of 3
Reaktor slurry ( R-101 )
Waktu tinggal = 2 jam
Viskositas campuran = 0,003417 N/s m2
3
Densitas campuran = 825,639 kg/m
Q total = 0,8516 m3/h
P = 1 atm
T = 25 0C
Dimensi Pengaduk
Jenis impeller = Flat 6 Blade open turbin
Da/Dt = 1/3 Da = 1,06777 m
J/Dt = 1/12 J = 0,26667 m
L/Da = ¼ L = 0,26668 m
W/Da = 1/5 W = 0,21354 m
E/Dt = 1/3 E = 1,06777 m
Page 2 of 3
𝑞
n= ( )
𝑁𝑄 𝑥 𝐷𝑎 2
n = 35,87116
RPM = n x 60 / keliling
RPM = 4638,512
RPM standar = 5000 rpm
RPS = 83,33 rpm
𝜌
Nre = 5000 x Da4 xϻ
Nre = 576003,3
Np = 5,8
P = Np RPS3 Da5 ρ
P = 195261,3 watt
P = 261,8455 hP
Motor Pengaduk
Efisiensi = 0,75
Daya = P/ efisiensi
Daya = 349,127 HP
Tipe squirrel cage
Tebal = 0,00889 m
Page 3 of 3
Uo = 250
Delta Tlm = 54,38 0C
Berdasarkan wallas halaman 597
A = Q/Uo ΔTlm
A = 2,208 m2
H jaket = A/( 3,14 x D )
H jaket = 1,586 meter
Do jaket = 2,64 mm
Tebal jaket = 0,25101 m
Page 1 of 1
Perpipaan
Alur 4 dan 5
Asumsi : turbulen
F= 156,25 kg/h
Density campuran = 1250 kg/jam
Q = F/ ρ
Q = 0,125 m3/ h
Factors to
Komponen PEC Optional Factor Harga (US$)
Purchased equipment 1 1 $1.699.617,35
Piping 0.15 - 0.70 0,5 $849.808,68
Electrical 0.10 - 0.15 0,12 $203.954,08
Instrumentation 0.10 - 0.35 0,2 $339.923,47
Utilities 0.30 - 0.75 0,7 $1.189.732,15
Foundations 0.07 - 0.12 0,12 $203.954,08
Insulation 0.02 - 0.08 0,08 $135.969,39
Painting, fireproofing, safety 0.02 - 0.10 0,06 $101.977,04
Yard improvement 0.05 - 0.15 0,05 $84.980,87
Environmental 0.10 - 0.30 0,3 $509.885,21
Building 0.05 - 1.00 0,5 $849.808,68
Land 0 - 0.10 0,1 $169.961,74
Subtotal 1.96 - 4.8 3,73 $6.339.572,73
Construction, Engineering 0.30 - 0.75 0,45 $764.827,81
Contractors fee 0.10 - 0.45 0,25 $424.904,34
Contingency 0.15 - 0.80 0,15 $254.942,60
PLANT COST 2.51-6.8 4,58 $7.784.247,48
Off-site facilities 0%-30% 10% $778.424,75
Plant start-up 5%-10% 5% $389.212,37
Working capital 10%-20% 15% $1.167.637,12
TOTAL PLANT COST $10.119.521,72
Trial 1 2 3
Plant Cost 81.381.582.894 81.381.582.894 81.381.582.894
Working Capital 10.614.989.073 10.614.989.073 10.614.989.073
Tebakan TIC 91.996.571.968 95.261.530.307 95.377.403.678
Debt 36.798.628.787 38.104.612.123 38.150.961.471
Distribusi 1 9.199.657.197 9.526.153.031 9.537.740.368
Distribusi 2 27.598.971.590 28.578.459.092 28.613.221.103
Interest 1 643.976.004 666.830.712 667.641.826
Interest 2 2.620.982.335 2.714.000.998 2.717.302.231
IDC 3.264.958.339 3.380.831.711 3.384.944.057
TIC 95.261.530.307 95.377.403.678 95.381.516.024
4. Komposisi Permodalan
(Rp)
TIC 95.381.667.341
Debt (pinjaman) 38.152.666.934
Equity 57.229.000.407
IDC 3.385.095.374
6. Gaji Pegawai
Total capital related cost 8,577,694,033 8,577,694,033 6,103,618,717 8,577,694,033 6,427,110,509 8,577,694,033 6,767,747,366 8,577,694,033
Total sales related cost 1,471,362,200 2,229,233,000 2,898,002,900 2,340,694,650 3,051,597,054 2,457,729,383 3,213,331,698 2,580,615,852
Total capital related cost 8,577,694,033 8,577,694,033 7,504,139,189 8,577,694,033 7,901,858,566 8,577,694,033 8,320,657,070 8,577,694,033
Total biaya 22,184,836,305 21,173,387,429 56,123,638,395 21,428,411,970 58,998,181,630 14,066,012,977 62,022,075,369 14,347,931,725
Total capital related cost 8,577,694,033 8,577,694,033 9,226,019,445 8,577,694,033 9,714,998,476 8,577,694,033 10,229,893,395 8,577,694,033
Total sales related cost 1,471,362,200 3,293,592,431 4,380,521,187 3,458,272,053 4,612,688,810 3,631,185,656 4,857,161,317 3,812,744,938
Total biaya 22,184,836,305 14,644,344,058 68,549,628,684 14,955,995,732 72,070,197,319 15,283,670,906 75,773,979,240 15,628,194,124
Total capital related cost 8,577,694,033 8,577,694,033 11,342,997,866 8,577,694,033 11,944,176,753 8,577,694,033
Total sales related cost 1,471,362,200 4,003,382,185 5,385,664,183 4,203,551,294 5,671,104,384 4,413,728,859
9. Depresiasi
-1 0 1 2 3 4
Saldo awal 0 0 0 Rp19,144,435,698 Rp28,753,393,477 Rp40,350,216,655
Cash Inflow
Debt Rp9,538,166,733 Rp28,614,500,200
Equity Rp14,307,250,102 Rp42,921,750,306
Pendapatan Rp0 Rp0 Rp66,876,990,000 Rp69,564,642,264 Rp86,955,802,830 Rp91,564,460,380
Total Rp23,845,416,835 Rp71,536,250,506 Rp66,876,990,000 Rp88,709,077,962 Rp115,709,196,307 Rp131,914,677,035
Cash Outflow
5 6 7 8 9 10
Saldo awal Rp53,282,179,871 Rp67,622,443,088 Rp83,448,121,201 Rp106,563,396,289 Rp131,331,041,050 Rp157,841,354,412
Cash Inflow
Debt
Equity
Pendapatan Rp96,417,376,780 Rp101,527,497,749 Rp106,908,455,130 Rp112,574,603,252 Rp118,541,057,224 Rp124,823,733,257
Total Rp149,699,556,652 Rp169,149,940,838 Rp190,356,576,331 Rp219,137,999,541 Rp249,872,098,274 Rp282,665,087,669
Cash Outflow
Investasi tetap
Biaya Produksi Rp77,297,025,824 Rp80,426,593,600 Rp76,088,088,346 Rp79,551,076,904 Rp83,193,972,742 Rp87,026,193,051
Tax Rp4,780,087,739 Rp5,275,226,037 Rp7,705,091,696 Rp8,255,881,587 Rp8,836,771,121 Rp9,449,385,052
Total Rp82,077,113,563 Rp85,701,819,637 Rp83,793,180,042 Rp87,806,958,491 Rp92,030,743,863 Rp96,475,578,103
Cash Inflow
Debt
Equity
Pendapatan Rp131,439,391,120 Rp138,405,678,849 Rp145,741,179,828 Rp153,465,462,359 Rp161,599,131,864
Total Rp317,628,900,687 Rp354,881,494,146 Rp394,547,171,083 Rp436,756,920,307 Rp481,648,774,064
Cash Outflow
Investasi tetap
Biaya Produksi Rp91,057,650,147 Rp95,298,777,571 Rp99,760,557,571 Rp104,454,550,023 Rp109,392,922,893
Tax Rp10,095,435,243 Rp10,776,725,319 Rp11,495,155,564 Rp12,252,728,084 Rp13,051,552,243
Total Rp101,153,085,390 Rp106,075,502,891 Rp111,255,713,135 Rp116,707,278,107 Rp122,444,475,136
Tahun 1 2 3 4 5 6 7
Hasil penjualan Rp66,876,990,000 Rp69,564,642,264 Rp86,955,802,830 Rp91,564,460,380 Rp96,417,376,780 Rp101,527,497,749 Rp106,908,455,130
Biaya produksi Rp41,351,075,736 Rp56,752,698,559 Rp71,493,371,926 Rp74,321,842,757 Rp77,297,025,824 Rp80,426,593,600 Rp76,088,088,346
EBT Rp25,525,914,264 Rp12,811,943,705 Rp15,462,430,904 Rp17,242,617,623 Rp19,120,350,956 Rp21,100,904,150 Rp30,820,366,784
Tax (25%) Rp6,381,478,566 Rp3,202,985,926 Rp3,865,607,726 Rp4,310,654,406 Rp4,780,087,739 Rp5,275,226,037 Rp7,705,091,696
Net Profit Rp19,144,435,698 Rp9,608,957,779 Rp11,596,823,178 Rp12,931,963,217 Rp14,340,263,217 Rp15,825,678,112 Rp23,115,275,088
Tahun 15
Hasil penjualan Rp161,599,131,864
Biaya produksi Rp109,392,922,893
EBT Rp52,206,208,971
Tax (25%) Rp13,051,552,243
Net Profit Rp39,154,656,728
Cummulative Cash
Year Investment Net Cash Flow Flow
0 95,381,667,341.27 -66,213,819,788.72 -161,595,487,129.99
1 0.00 24,466,866,415.33 -137,128,620,714.66
2 0.00 14,931,388,495.96 -122,197,232,218.71
3 0.00 16,919,253,894.98 -105,277,978,323.73
4 0.00 18,254,393,934.12 -87,023,584,389.61
5 0.00 19,662,693,934.28 -67,360,890,455.33
6 0.00 21,148,108,829.46 -46,212,781,625.88
7 0.00 28,437,705,805.40 -17,775,075,820.48
8 0.00 30,090,075,478.35 12,314,999,657.87
9 0.00 31,832,744,078.96 44,147,743,736.83
10 0.00 33,670,585,872.09 77,818,329,608.92
11 0.00 35,608,736,447.33 113,427,066,056.25
12 0.00 37,652,606,675.72 151,079,672,731.97
13 0.00 39,807,897,410.18 190,887,570,142.14
14 0.00 42,080,614,969.21 232,968,185,111.35
15 0.00 49,784,581,982.25 282,752,767,093.61
NPV 160,112,037,447.24
IRR = 22,07 %