Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

BANDUNG-YOGYAKARTA,
17-22 OKTOBER 2022

Oleh :
YUSVIRA MARDHATILA
NIM : 20036132

DOSEN PEMBIMBING:
Ananda Putra, S.Si., M.Si., Ph.D.

DOSEN PENGAMPU :
Budi Oktavia, S.Si., M.Si., Ph.D.

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
17-22 OKTOBER 2022

Laporan Kunjungan Industri yang dilaksanakan pada 17-22 Oktober 2022


ini diajukan oleh :

Nama : Yusvira Mardhatila


NIM/BP : 20036132/20
Progam Studi : Kimia NK
Departemen : Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Laporan Kunjungan Industri telah disetujui dan disahkan oleh Dosen
Pembimbing Kunjungan Industri Kelompok 2.

Padang, November 2022


Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing,

Ananda Putra, S.Si., M.Si., Ph.D


NIP. 19720127 199702 1 002

i
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 2
C. Hasil yang Diharapkan ................................................................................ 3
BAB II TEMPAT KUNJUNGAN .......................................................................... 4
A. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) ........................................................ 4
B. Universitas Pendidikan Indonesia ............................................................... 4
C. PT. Kimia Farma Tbk Plant ........................................................................ 5
D. Balai Riset Puslitbang tekMIRA (BLU tekMIRA) ..................................... 6
E. PT. Primissima ............................................................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 8
A. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) ........................................................ 8
B. Universitas Pendidikan Indonesia ............................................................. 10
C. PT. Kimia Farma Tbk Plant ...................................................................... 11
D. Balai Riset Puslitbang BLU tekMIRA ...................................................... 12
E. PT. Primissima .......................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 16
A. Kesimpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................... 16
C. Ucapan Terima Kasih ............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
LAMPIRAN ..................................................................................................... 18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
1. Profil BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) ...................................................... 4
2. UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) ............................................................. 4
3. PT. Kimia Farma Tbk Plant ................................................................................ 5
4. Balai Riset Puslitbang tekMIRA ......................................................................... 6
5. PT PRIMISSIMA................................................................................................ 7
6. Vibrating sample magnetometer ......................................................................... 9
7. Glove Box ......................................................................................................... 10
8. Universitas Pendidikan Indonesia ..................................................................... 10
9. PT Kimia Farma Tbk Plant ............................................................................... 11
10. Bolier Room .................................................................................................... 11
11. AAS (Atomic Absobtion Spectrophotometer) ................................................ 12
12. ICP (Inductively Coupled Plasma) ................................................................. 13
13. Jet Loom.......................................................................................................... 15

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal
1. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) .............................................................. 18
2. Universitas Pendidikan Indonesia ..................................................................... 19
3. PT. Kimia Farma Tbk Plant .............................................................................. 20
4. Balai Riset Puslitbang tekMIRA ....................................................................... 21
5. PT. Primissima .................................................................................................. 22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Departemen Kimia memiliki dua program studi unggulan yang sama-
sama kita ketahui memiliki akreditasi yang baik. Sesuai dengan visi
departemen ini yaitu menjadi departemen terbaik dalam bidang kimia di
Indonesia. Yang menjadi fokus saat ini salah satunya adalah S1 Kimia.
Sebagaimana diketahui, lulusan kimia murni sangat dibutuhkan pada bidang
IPTEK yang mencakup akademik dan industri. Sesuai dengan tujuan program
studi kimia yaitu:
1. Menguasai materi kimia secara komprehensif sehingga mampu
menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian
masalah dalam bidang kimia.
2. Mampu menerapkan ilmu kimia dalam lapangan pekerjaannya, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
3. Mampu berwirausaha dalam bidang kimia untuk menciptakan lapangan
kerja.
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
serta dapat mengimplementasikannya kepada masyarakat.
Salah satu tujuan program studi Kimia adalah mengarah pada bidang
industri. Apa itu industri? Berdasarkan etimologi, kata “industri” berasal dari
bahasa Inggris “industry” yang berasal dari bahasa Prancis Kuno “industrie”
yang berarti “aktivitas” yang kemudian berasal dari bahasa Latin “industria”
yang berarti “kerajinan, aktivitas”. Industri merupakan kata nomina. Menurut
Sadono Sukirno, industri pada hakikatnya berarti perusahaan yang
menjalankan operasi dalam bidang kegiatan ekonomi yang tergolong ke dalam
sektor sekunder. Kegiatan seperti itu antara lain ialah pabrik tekstil, pakbrik
perakit atau pembuat mobil, dan pabrik pembuat minuman ringan (Sukirno,
2002).
Untuk membangun atau berada di sebuah lingkungan industri, hal
terpenting yang harus diketahui adalah mengenai penguasaan IPTEK.

1
Menurut KEPMENRISTEK N.02/M/KP/II/2002 tanggal 15 Februari 2000
terkait kebijakan strategi pengembangan iptek 2000-2004
(JAKSTRAIPEKNAS). Upaya utama dalam pembangunan iptek adalah
menyelenggarakan kegiatan penyadaran masyarakat terhadap fungsi dan
manfaat iptek dalam rangka mendorong daya saing bangsa dan harmonisasi
seluruh faktor pembangunan yang diperlukan untuk mendukung peningkatan
dan pembangunan ekonomi. resiliensi didasarkan pada ruang sosial yang kuat.
Percepatan Percepatan ketahanan ekonomi Indonesia yang sangat kita
harapkan tidak lepas dari sumber daya manusia (SDM) dan modal, dan
kondisi negara sangat erat kaitannya dengan kebijakan negara-negara pelaku
usaha untuk pasar manufaktur di Indonesia. Persyaratan untuk metode
pengajaran, pendidikan, dan materi juga meningkat. Mendapat kenaikan gaji.
Untuk itu, Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan yang memungkinkan
mahasiswa untuk melihat langsung industri. Program Studi Kimia merupakan
program penelitian di bawah naungan Departemen Kimia Universitas Negeri
Padang yang berupaya merespon pentingnya pengembangan potensi sumber
daya di sektor non akademik melalui kunjungan mahasiswa ke perusahaan.
Kegiatan seperti ini dinilai penting karena akan terjadi arus informasi antara
dunia usaha dan dunia pendidikan. Bagi mahasiswa, arus informasi ini sangat
penting untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa tentang
dunia industri yang akan mereka hadapi nanti setelah melalui proses
pendidikan di Universitas Negeri Padang.

B. Tujuan
Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Kimia diharapkan mampu menguasai lintas bidang keilmuan dengan dasar
keahlian yang kuat, mempunyai wawasan yang luas dan terintegrasi serta
mempunyai kepercayaan diri dalam proses penyesuaian di lingkungan
kerjanya.
2. Menambah pengetahuan siswa tentang aplikasi ilmiah kimia dengan
diterapkan oleh perusahaan yang dikunjungi.

2
3. Terbuka kesempatan bagi mahasiswa S1 Kimia untuk dapat mengasah
potensi dirinya sesuai dengan kebutuhan industri kimia di Indonesia.
4. Presentasi ketrampilan Mengajar S1 Kimia Universitas Negeri Padang
industri dan Universitas yang dikunjungi, khususnya area laboratorium.
5. Menjalin kerjasama dan memperluas jaringan dan relasi antar mahasiswa
dan industri serta Universitas lainnya.
6. Dapat belajar dan mengetahui budaya lain serta dapat mengambil nilai
positif kebudayaan suatu daerah yang dikunjungi.

C. Hasil yang Diharapkan


Melalui kunjungan industri ini diharapkan mahasiswa Departemen
Kimia Prodi Kimia (nk) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang dapat meningkatkan pemahaman, menambah
wawasan, meningkatkan motivasi, serta menjalin kerjasama dalam
menghadapi perkembangan dunia industri dan menjalin silaturahmi yang baik
antar-Universitas.

3
BAB II
TEMPAT KUNJUNGAN

A. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN)

Gambar 1. Profil BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional)


sumber : https://www.brin.go.id/
Lembaga ini didirikan oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan
Presiden Nomor 74 Tahun 2019 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Berdasarkan Perpres Nomor 74 Tahun 2019, tugas BRIN adalah menjalankan
penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan, serta invensi dan
inovasi yang terintegrasi.

B. Universitas Pendidikan Indonesia

Gambar 2. UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)


sumber : https://www.gramedia.com/

Universitas Pendidikan Indonesia adalah sebuah perguruan tinggi negeri


yang kampus utamanya berkedudukan di Kota Bandung, Jawa Barat,

4
Indonesia. Sejak tahun 2012, UPI berstatus sebagai perguruan tinggi yang
diselenggarakan pemerintah, berubah dari status sebelumnya sebagai
perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara.

C. PT. Kimia Farma Tbk Plant

Gambar 3. PT. Kimia Farma Tbk Plant


sumber : https://www.kimiafarma.co.id/id/sejarah-kimia-farma
Kimia Farma merupakan perusahaan industri farmasi pertama di
Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1817.
Nama perusahaan ini awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp &
Co. Berdasarkan kebijakan lama nasionalisasi Belanda pada awal
kemerdekaan, pada tahun 1958, pemerintah Republik Indonesia
menggabungkan sejumlah perusahaan farmasi ke dalam PNF (Perusahaan
Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian, pada tanggal 16 Agustus
1971, bentuk hukum PNF diubah menjadi perseroan terbatas, sehingga nama
perusahaan diubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali berubah
status menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, yang dalam
pasal-pasal selanjutnya disebut Perseroan. Seiring dengan perubahan tersebut,
perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang
kedua bursa tersebut telah bergabung dan kini dikenal sebagai Bursa Efek
Indonesia). Dengan pengalaman puluhan tahun, perusahaan telah berkembang
menjadi penyedia layanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perusahaan
semakin dikenal atas kontribusinya terhadap pembangunan dan pembangunan
bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-0017895.AH.01.02

5
Tahun 2020 tanggal 28 Februari 2020 dan surat No. AHU-AH.01.03-0115053
tanggal 28 Februari dan diumumkan dalam Berita Acara RUPSLB No. 18
tanggal 18 September 2019, nama perseroan diubah dari PT Kimia Farma
(Persero) Tbk menjadi PT Kimia Farma Tbk, efektif tanggal 28 Februari 2020.

D. Balai Riset Puslitbang tekMIRA (BLU tekMIRA)

Gambar 4. Balai Riset Puslitbang tekMIRA


sumber : https://www.tekmira.esdm.go.id/index.php/tentang-kami/sejarah
Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA adalah unit
pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang
di bidang mineral dan batubara yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara sesuai Peraturan Menteri
ESDM Nomor 7 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Pengujian Mineral dan Batubara. Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara
tekMIRA telah mengalami perubahan nama setidaknya 6 (enam) kali dalam
perjalanan sejarah yang cukup panjang. Awal mulanya Puslitbang tekMIRA
berada di bawah sebuah Biro pada Pusat Djawatan Geologi dengan nama
Balai Penyelidikan Mineral pada tahun 1956 yang kemudian berkembang dan
mengalami berbagai perubahan organisasi.

6
E. PT. Primissima

Gambar 5. PT PRIMISSIMA

PT PRIMISSIMA didirikan sebagai perusahaan patungan antara


Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan Gabungan Koperasi Batik
Indonesia (GKBI) dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 tahun
1969 dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 1969.
Penyertaan Pemerintah RI berupa mesin-mesin pemintalan dan
pertenunan serta perlengkapannya yang merupakan grant dari Pemerintah
Belanda. Grant tersebut berasal dari para pengusaha tekstil Belanda yang
ditujukan kepada GKBI untuk melestarikan produksi mori berkualitas tinggi
(Primissima cap “Cent”), sedangkan penyertaan dari GKBI berupa tanah,
bangunan pabrik, biaya pemasangan dan modal kerja.
Pendirian PT Primissima dituangkan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 54 tahun 1970 dan direalisasikan dengan Akte Nomor 31 tanggal 22
Juni 1971 dihadapan Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN)


Berdasarkan, Pasal 65 Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021
tentang BRIN menjelaskan bahwa pengintegrasian unit kerja yang
melaksanakan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek di lingkungan
Kementerian/Lembaga diikuti dengan pengalihan pegawai negeri sipil
Kementerian/Lembaga ke lingkungan BRIN. BRIN bertugas melakukan
monitoring, pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi
Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan Perpres No 78/2021 tentang BRIN yang
ditandatangani Presiden Jokowi pada 24 Agustus 2021, pada pasal 3 BRIN
mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan tugas
pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan
serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan
penyelenggaraan keantariksaan secara nasional yang terintegrasi.
Pada 5 Mei 2021, Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden
Nomor 33 Tahun 2021, yang secara efektif menetapkan BRIN sebagai satu-
satunya badan penelitian nasional, meneruskan Komite Inovasi Nasional.
Peraturan tersebut memutuskan bahwa semua lembaga penelitian milik
pemerintah yang meliputi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) serta unit kerja ang melaksanakan tugas dan fungsi riset di
lingkungan kementerian/lembaga pemerintah bergabung menjadi BRIN.
Dalam perkembangannya kemudian, Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun
2021 dicabut dan digantikan dengan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun
2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional Universitas Pendidikan
Indonesia.

8
Mengenai ini, tentu saja tidak luput dari instrumentasi apa saja yang
digunakan sebagai penunjang riset nasional. Tentu saja instrumentasi yang
digunakan sudah tersertifikasi dan diakui. Adapun beberapa instrumentasi
yang ada di BRIN sebagai berikut :
1. Vibrating sample magnetometer

Peralatan ini dapat digunakan untuk


mengukur sifat-sifat magnetik pada bahan
magnetik. Beberapa output yang dapat
dihasilkan melalui pengukuran dengan
VSM250 adalah kurva hysteresis (M-H loop),
kurva magnetisasi (M-H curve), dan kurva

Gambar 6. Vibrating sample pemanasan (M-T curve). Berdasarkan beberapa


magnetometer
metode pengukuran tersebut, dapat dihasilkan
karakteristik magnetic bahan seperti momen magnetic saturasi (Ms), momen
magnetic remanen (Mr), koersivitas magnetic intrinsic (Hci), energi produk
maksimum (BHmax) dan Temperature Curie(Tc). Material yang dapat
dianalisis menggunakan VSM250 antara lain dapat berbentuk serbuk,
bongkah/serpihan maupun film tipis. Variasi suhu (T) yang dapat divariasikan
menggunakan VSM250 di Pusat Penelitian Fisika LIPI adalah pada rentang T
= 25 – 500 °C (298 – 773 K). Medan magnetik eksternal dari VSM250
memiliki rentang penggunaan dari H = 100 Oe – 21 kOe.
Vibrating sample magnetometer (VSM) (juga dikenal sebagai
magnetometer Foner) adalah instrumen ilmiah yang mengukur sifat magnetik
berdasarkan hukum induksi Faraday. VSM ditemukan oleh Simon Foner dari
MIT Lincoln Laboratory pada tahun 1955 dan dijelaskan pada tahun 1959.
Juga disebutkan pada tahun 1956 oleh GW Van Oosterhout dan PJ Flanders.
Sampel pertama kali ditempatkan di medan konstan dan jika sampel bersifat
magnetis, ia menyelaraskan magnetisasinya. dengan lapangan luar. Momen
dipol magnetik sampel menciptakan medan yang berubah sebagai fungsi
waktu saat sampel digerakkan ke atas dan ke bawah. Ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan bahan piezoelektrik. Medan magnet yang berubah

9
menginduksi medan listrik di pickup VSM. Arus sebanding dengan
magnetisasi sampel - semakin tinggi arus induksi, semakin tinggi magnetisasi.
Oleh karena itu, kurva histeresis biasanya direkam, dari mana sifat magnetik
sampel dapat diturunkan.
2. Glove Box
Glove box (kotak sarung tangan) adalah
wadah tertutup yang memungkinkan seseorang
menangani barang-barang di mana suasana
tertentu diinginkan. Terdapat sarung tangan di
sisi kotak sarung tangan, diatur sedemikian rupa
sehingga pengguna dapat menyelipkan
tangannya ke dalam sarung tangan dan
melakukan tugas di dalam kotak tanpa
melepaskan pegangan. Beberapa atau semua
Gambar 7. Glove Box kotak biasanya transparan untuk memungkinkan
pengguna melihat apa yang sedang dimanipulasi. Ada dua jenis sarung tangan.
Yang pertama memungkinkan Anda bekerja dengan zat berbahaya, seperti zat
radioaktif atau penyakit menular, dan yang kedua memungkinkan Anda
menangani zat yang harus disimpan di atmosfer lembam yang sangat bersih,
seperti argon atau nitrogen. Dimungkinkan juga untuk menggunakan kotak
sarung tangan untuk menangani barang-barang di ruang vakum.

B. Universitas Pendidikan Indonesia


Tempat kedua yang kami kunjungi adalah Universitas Pendidikan
Indonesia. Yang mana perguruan tinggi
yang terletak di kota Bandung.
Laboratorium yang dikunjungi berpusat di
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FPMIPA). Pada
Gambar 8. Universitas Pendidikan kunjungan, kami diajak berkeliling untuk
Indonesia
melihat apa saja instrumentasi yang tersedia di laboratorium Kimia FPMIPA
UPI. Instrumen yang digunakan kurang lebih sama seperti yang ada di
laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Padang.

10
Ada beberapa instrumen seperti HPLC, AAS, UV-VIS.

C. PT. Kimia Farma Tbk Plant


PT Kimia Farma Tbk memiliki beberapa produk seperti obat-obatan
generik, OTC dan herbal, Etikal, serta kosmetik. Untuk generik, Ada dua jenis
obat generik, yaitu obat generik bermerek
dagang dan obat generik berlogo yang
dipasarkan dengan merek kandungan zat
aktifnya. Kami memproduksi 200 produk
generik berlogo dengan merek Kimia Farma
seperti Paracetamol, Amoxicillin dan

Gambar 9. PT Kimia Farma Tbk


Omeprazole yang tersedia di seluruh apotek
Plant
di Indonesia. Kimia Farma menjamin
ketersediaan obat untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk OTC
dan herbal, Kimia Farma memiliki produk unggulan yaitu Enkasari dan
Batugin. Demikian dengan kosmetik, produk legendaris yang kualitasnya
tidak diragukan lagi adalah Marcks dan Venus.
Untuk menunjang produksi, pastinya
diperlukan instrumentasi. Salah satu
instrumentasi yang diketahui adalah Boiler
room. Pada dasarnya boiler adalah suatu alat
yang memanaskan air dengan menggunakan
panas hasil pembakaran bahan bakar, panas hasil
pembakaran, setelah itu panas hasil pembakaran
dialirkan ke dalam air sehingga menghasilkan
steam (uap air bersuhu tinggi). Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Gambar 10. Bolier Room boiler bekerja dengan cara menghasilkan uap
(steam) yang dapat digunakan untuk proses/kebutuhan selanjutnya. Seperti
yang kita ketahui, uap air dapat digunakan untuk menjaga temperatur pada
kolom distilasi minyak dan proses evaporasi pada evaporator. Pada umumnya

11
bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler adalah batu bara, gas
dan bahan bakar minyak.

D. Balai Riset Puslitbang BLU tekMIRA


BLU tekMIRA terletak di Jalan Jend. Sudirman No.623, Wr. Muncang,
Kec. Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat 40211. Perusahaan ini
adalah unit pelaksana teknis Departemen Energi dan Sumber Daya Alam yang
melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau mendukung tugas teknis di
bidang mineral dan batubara serta melapor dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Mineral dan Sektor Batubara. Batubara sesuai dengan
Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2022 yang mempengaruhi
penyelenggaraan dan pengoperasian Balai Pengujian Mineral dan Batubara.
Nama Balai Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA telah berubah
setidaknya 6 (enam) kali selama sejarahnya yang panjang. Semula pada tahun
1956, Pusat Penelitian dan Pengembangan tekMIRA dengan nama Balai
Penyelidikan Mineral berada di bawah Kantor Pusat Pelayanan Geologi, yang
kemudian berkembang dan mengalami berbagai perubahan organisasi.
Untuk menunjang produksi mineral dan batubara di perusahaan ini,
digunakan beberapa instrumentasi penting, yaitu AAS dan ICP.
1. AAS (Atomic Absobtion Spectrophotometer)
AAS adalah alat yang digunakan untuk
mengetahui kandungan logam logam berat dan
logam ringan. AAS ini adalah salah satu
instrumen yang paling kompleks dan dapat
digunakan untuk analisis tungku api atau grafit.
Gas yang digunakan adalah UHP grade
acetyline dan nitrous oxide untuk memastikan
Gambar 11. AAS (Atomic kualitas hasil pengujian. Kandungan logam
Absobtion Spectrophotometer)
yang dianalisis dapat berasal dari sampel air,
tanah, makanan, kosmetik, obat-obatan, tanaman, dll. Logam-logam yang
menjadi andalan dalam pengujian adalah aluminium (Al), molibdenum (Mo)
dan silika (Si).

12
AAS menggunakan penyerapan cahaya untuk menentukan konsentrasi
atom logam tertentu dalam padat atau cair dengan menguapkan sampel dalam
nyala api (flame AAS atau FAAS) atau tungku grafit (graphite furnace AAS
atau GFAAS). Atom logam bebas keadaan dasar tereksitasi oleh panjang
gelombang cahaya tertentu, dengan jumlah energi yang diserap sebanding
dengan jumlah atom unsur tersebut dalam sampel. Perbedaan antara sampel
dan penyerapan latar belakang kemudian diukur dan dibandingkan dengan
penyerapan serangkaian larutan standar.
2. ICP (Inductively Coupled Plasma)
Inductively Coupled Plasma (ICP)
adalah teknik analisis yang digunakan untuk
mendeteksi jejak logam di sebagian besar
sampel lingkungan. Prinsip utama ICP dalam
mengidentifikasi unsur adalah atomisasi unsur
sehingga memancarkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu yang kemudian

Gambar 12. ICP (Inductively dapat diukur. Teknologi dengan metode ICP
Coupled Plasma)
pertama kali digunakan pada awal tahun 1960-
an dengan tujuan untuk memajukan perkembangan teknik analisis.
Sejak saat itu, ICP telah disempurnakan dan digunakan dengan prosedur
persiapan sampel untuk berbagai substrat untuk analisis kuantitatif. Salah satu
aplikasi ICP adalah analisis sampel lingkungan
Keunggulan ICP adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi dan
mengukur semua elemen yang diukur secara bersamaan, ICP cocok untuk
mengukur semua konsentrasi elemen dari ultratrace hingga level komponen
utama, batas deteksi biasanya rendah untuk sebagian besar elemen tipikal
antara 1 dan 100 mg/l Pembacaan ICP lengkap dari berbagai elemen yang
dianalisis dapat dilakukan dalam waktu sesingkat 30 detik dan hanya
menggunakan ±5 ml sampel. Meskipun secara teori semua elemen kecuali
argon dapat ditentukan dengan ICP.
AAS dan ICP adalah instrumen kimia yang biasa digunakan untuk
mendeteksi keberadaan logam dalam larutan. Prinsip pengoperasian kedua alat

13
ini hampir sama yaitu menggunakan sistem pembakaran untuk membawa
unsur logam ke keadaan tereksitasi. Dalam kondisi tereksitasi ini, logam akan
menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan kemudian dideteksi oleh
detektor yang disesuaikan dengan panjang gelombang masing-masing logam
yang tereksitasi. Sekarang perbedaannya ada pada sistem deteksi. Jika
menggunakan AAS, atom-atom akan terbakar di dalam burner, kemudian saat
logam dinyalakan, lampu katoda berongga (HCL) akan memancarkan energi,
kemudian energi tersebut akan diserap oleh atom. Selisih energi yang diserap
akan diubah menjadi absorbansi pada alat. Namun, hal yang berbeda terjadi
pada peralatan ICP, yaitu pada saat membakar logam di atas kompor (burner),
apinya mengeluarkan gas buang. Emisi tersebut kemudian diterima oleh
detektor dalam bentuk plasma.
Dapat disimpulkan bahwa instrumen ICP memiliki bidang pendeteksian
yang lebih luas yaitu hampir semua unsur dalam tabel periodik karena proses
pendeteksiannya menggunakan plasma. Sedangkan AAS memiliki
keterbatasan yaitu HCL yang digunakan dan burner. Untuk setiap logam,
lampu pendeteksi harus disesuaikan dan pembakar yang digunakan harus
akurat, jika tidak proses pendeteksian logam akan terhambat dan
menimbulkan kesalahan besar.

E. PT. Primissima
PT PRIMISSIMA didirikan sebagai perusahaan patungan antara
Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia
(GKBI) berdasarkan UU No. 9 Tahun 1969 dan PP No. 12 Tahun 1969.
Penyertaan Pemerintah Republik Indonesia berupa mesin pemintalan
dan tenun beserta perlengkapannya merupakan hibah dari Pemerintah
Belanda. Subsidi datang dari perusahaan tekstil Belanda yang mendekati
GKBI untuk mempertahankan produksi mori berkualitas tinggi (Primissima
berstempel "Cent"), sedangkan partisipasi GKBI berupa tanah, bangunan,
biaya pemasangan dan modal kerja.
Pendirian PT Primissima diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 54
Tahun 1970 dan dibuat dengan Akta No. 31 tanggal 22 Juni 1971 dihadapan
Notaris Raden Soerojo Wongsowidjojo, SH.

14
Pada industri ini lebih ditekankan
produksi kain putih sebagai bahan dasar
pembuatan berbagai jenis batik yang akan
dipasarkan ke hampir seluruh Indonesia. Dengan
demikian, untuk menunjang produksi kain
tersebut, digunakan beberapa instrumentasi,
yaitu Jet Loom. Jet Loom adalah mesin yang
penyisipan pakannya menggunakan pancaran
atau semburan. Berdasarkan media pancarannya
Gambar 13. Jet Loom ada 2 jenis mesin yaitu yaitu Water Jet Loom
dan Air Jet loom.
1. Water Jet Loom
Yaitu mesin tenun tanpa teropong yang menggunakan air sebagai media
penyisipan atau peluncuran benang pakan, ciri-ciri Water Jet Loom adalah
menggunakan tekanan air untuk peluncuran benang pakannya, friksi terjadi
antara air dengan benang, pakan dibawa oleh pancaran air dengan tekanan
tinggi, proses diskusi lebih lambat karena pancaran terbatas, kain yang dibuat
jenis kain lebar, jenis benangnya terbatas untuk benang filamen sintesis
2. Air Jet Loom
Yaitu mesin tenun tanpa teropong menggunakan udara sebagai
penyisipan atau peluncuran benang pakan, ciri-ciri Air Jet Loom adalah
menggunakan tekanan udara untuk peluncuran benang pakannya, friksi terjadi
antara udara dengan benang, pakan dibawa oleh pancaran udara dengan
tekanan tinggi, menggunakan air guide/nozzle/subdash umtuk membantu agar
pancaran udaranya jauh atau menjangkau.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kunjungan industri yang dilaksanakan dari tanggal 17 Oktober-22
Oktober 2022, penulis mendapat banyak ilmu di samping juga mendatangi
beberapa tempat rekreasi yang ada di daerah kunjungan. Penulis menyadari
bahwa ilmu kimia sangat luas terutama pada perindustrian. Ada banyak
peluang kerja yang bisa didapatkan ketika bersungguh-sungguh. Perbedaan
budaya juga membuat penulis belajar banyak hal. Terutama ketika berkunjung
di kampus UPI Bandung, penulis dapat melihat bagaimana praktikan ketika
mempelajari instrumentasi yang ada. Tak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Allah SWT, para dosen pembimbing,
KAS Tour & Travel, serta teman-teman yang ikut andil dalam perjalanan
dengan membimbing penulis selama berada di daerah kunjungan. Semoga apa
yang dikerjakan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Aamiin.

B. Saran
Saran dari penulis untuk kunjungan industri ke depannya adalah,
tingkatkan keseriusan dan kritis terhadap sesuatu sehingga ilmu dari negeri
jauh dapat kita terapkan dan kita tanamkan pada diri kita. Ambil positifnya
dan buang jauh hal buruk. Penulis juga berharap, setelah kunjungan industri
agar mahasiswa/I untuk lebih menguasai lagi pemahaman tentang dunia
perindustrian.

C. Ucapan Terima Kasih


Terima kasih penulis ucapkan sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing dan dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing
penulis dalam selama kunjungan. Tak lupa pula KAS Tour & Travel sebagai
penyedia layanan jasa perjalanan serta kunjungan ini. Juga kepada guide tour
beserta masyarakat yang sangat ramah menerima kehadiran kunjungan dengan
hangat. Semoga kita semua selalu diberkati Allah SWT.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, S. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.
https://elsa.brin.go.id/ diakses pada Minggu, 27-11-2022
https://www.gramedia.com/pendidikan/universitas/universitas-pendidikan-
indonesia-upi/ diakses pada Minggu, 27-11-2022
https://www.kimiafarma.co.id/id/sejarah-kimia-farma diakses pada Minggu, 27-
11-2022
https://www.ruangtekstil.com/2019/05/mesin-jet-loom.html diakses pada Minggu,
27-11-2022
https://www.tekmira.esdm.go.id/index.php/tentang-kami/sejarah diakses pada
Minggu, 27-11-2022

17
LAMPIRAN

Lampiran 1. Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN)

18
Lampiran 2. Universitas Pendidikan Indonesia

19
Lampiran 3. PT. Kimia Farma Tbk Plant

20
Lampiran 4. Balai Riset Puslitbang tekMIRA

21
Lampiran 5. PT. Primissima

22

Anda mungkin juga menyukai