MODUL PRAKTIKUM
Oleh :
PETUNJUK PRAKTIKUM
I.
Mengetahui
terlibat
besaran-besaran
dan
berpengaruh
atau
parameter
proses
yang
kualitas
produk
yang
terhadap
dihasilkan.
Merencanakan
dan
membuat
barang
jadi
melalui
teknik
pembentukan logam.
Mengetahui
cara-cara
pengujian
sifat
mampu
bentuk
PERATURAN PRAKTIKUM
2.1
Tata Tertib
Tidak
dibenarkan
memakai
sandal,
sepatu
sandal
dan
sejenisnya.
2.2
Kehadiran
Praktikan yang tidak mengikuti satu kali praktikum dianggap
gagal dan harus mengulang seluruh mata kuliah praktikum pada
kesempatan berikutnya.
Waktu
pelaksanaan
ditentukan
praktikum
kemudian.
Praktikan
diatur
oleh
diharuskan
jadwal
yang
menyerahkan
Pemakaian Alat
instruktur
untuk
memeriksa
alat-alat
yang
telah
digunakan.
2.4
secara
perorangan
setelah
seluruh
praktikum
diselesaikan.
2.5
= 15 %
2. Nilai Kehadiran
= 25 %
4. Nilai Laporan
= 20 %
5. Nilai Presentasi
= 40 %
III.
KESELAMATAN KERJA
3.1
Ringkasan Umum
Keselamatan kerja merupakan target pertama dalam setiap
Terkena
jilatan
api
atau
panas
dari
pembakaran
tungku
pemanas.
Bahaya potensial ini diharapkan tidak akan menjadi bahaya riil apabila
semua peraturan keselamatan telah diikuti dengan seksama dan
selalu bekerja menurut prosedur serta tata cara yang aman dan
benar. Dengan demikian kita akan terhindar dari bahaya dan tempat
kita bekerja menjadi tempat yang aman.
3.2
MODUL 1
PENEMPAAN LOGAM
Menempa adalah suatu pekerjaan membentuk, memendekkan
atau memanjangkan dan melengkungkan benda kerja logam dalam
keadaan panas dengan jalan pemukulan atau dengan cara penekanan
lain. Tujuan dari pemanasan ialah agar benda itu menjadi lunak,
sehingga mudah dibentuk atau dikerjakan. Pada umumnya bahanbahan yang dapat ditempa adalah paduan ferro (besi baja) serta
logam-logam non ferro.
Bahan bakar diperlukan untuk memanaskan benda kerja dalam
Dapur Tempa. Pemakaiannya tergantung dari jenis Dapur Tempa yang
digunakan. Faktor-faktor dalam memilih bahan bakar adalah:
-
Bahan bakar padat yang biasa digunakan adalah arang kayu, batu
bara dan kokas. Sedangkan bahan bakar gas yang sering digunakan
adalah gas elpiji atau gas minyak bumi yang dicairkan.
Nilai Kalori/gram
Rata-rata: 7.200
5.650-8.200
10.400-10.800
Bahan Bakar
Arang Kayu
Batu Bara
Elpiji
Hidrogen
(H), %
12
6
14
Oksigen
(O2), %
2
10
2
tidak
pembakarannya
sempurna,
juga
dapat
sehingga
nilai
kalori
berkurang.
Oleh
karena
dari
itu
terkandung
relatif
sedikit,
maka
otomatis
kecepatan
Prosedur Percobaan
kembali
(temper)
diikuti
pendinginan
di
udara
terbuka.
1.2
1.3
dibawah ini.
suhunya
terlalu
dikerjakan/ditempa,
rendah,
karena
benda
benda
kerja
kerja
akan
sulit
tersebut
masih
dalam
keadaan keras.
1.4
Rencana Kerja
a. Pengerjaan
c.
Langkah-langkah
membentuk
segi
empat
dari
benda
kerja
berbentuk silinder.
10
Cold set.
1. Hardie
- Lekukkan sekeliling tepinya diatas sisi hardie.
- Selanjutnya dipatahkan diatas sisi anvil.
2. Cold set
- Sudut ketajamannya 60o
11
3. Hot set
- Sudut ketajamannya 30o
e. Meregangkan
12
f. Perataan
Posisi
palu
perata
waktu
digunakan
untuk
menghaluskan
13
14
15
Lengkungkan
sisi
ujungnya
hingga
membentuk
sebuah
membentuk
sebuah
lingkaran.
Penyambungan
sisi
ujungnya
hingga
lingkaran.
16
17
Untuk
lebih
lengkap
lagi,
penggulungan
dapat
dikerjakan
18
j. Twisting
19
MODUL 2
PENARIKKAN KAWAT
Penarikkan kawat (wire drawing) adalah salah satu proses
pembentukkan logam untuk memperkecil diameter dengan cara
penarikkan kawat melalui lubang cetakan (dies).
i = F/Ai = .
1
.
k m
B = cot
= koefisien gesek
= semi cone angle
20
2.1
Prosedur Percobaan:
A.
Persiapan Mesin
1. Bersihkan semua peralatan yang ada dan di daerah sekitar
mesin penarikkan kawat mesin.
2. Periksa
oli
di
semua
gear
box
dan
bagian-bagian
yang
dies.
4. Posisi pemasangan dies adalah bagian sudut yang lebih besar
berada di sebelah datangnya kawat (pay off), seperti gambar
berikut ini:
Persiapan Bahan
1. Siapkan kawat
(baja/tembaga/alumunium) dengan
panjang
21
2.2
coil kawat
harus
diletakkan
ditempat
yang
telah
ditentukan.
4. Bersihkan dies setiap akan mulai penarikan dari geram dan
pengotor lainnya. Perhatikan pemasangan dies jangan sampai
terbalik (sudut yang besar menghadap pay off).
22
menjalankan
ada
perubahan
bunyi
di
mesin,
mesin
secepatnya
23
MODUL 3
PEMBENGKOKKAN PELAT
Pada proses pembengkokkan pelat atau lembaran Logam, yang
menjadi ukuran keberhasilannya adalah radius bengkokan minimum
yang belum menimbulkan retakan pada daerah deformasi. Ukuran ini
sangat tergantung pada tebal dan keuletan lembaran tersebut.
spring back. Deformasi yang terjadi pada benda kerja selama ditekan
pada dies terdiri atas deformasi elastis dan plastis. Bila benda kerja
tersebut dikeluarkan dari dies, maka deformasi yang terjadi hanyalah
deformasi plastisnya. Dengan demikian bentuk benda kerja tidaklah
persis sama dengan bentuk dies. Sehingga bentuk dies dan metoda
deformasinya perlu dikoreksi.
Fenomena
Modulus elastisitas
24
spring back yaitu material yang lebih kuat akan memberikan spring
back yang lebih besar. Sedangkan pengaruh modulus elastisitas,
25
spring back yang terjadi akan lebih besar, serta pengaruh besarnya
deformasi total dan tebal pelat terhadap spring back yang terjadi,
pelat yang lebih tebal atau proses deformasi yang besar, akan
mengalami deformasi total yang lebih besar dan akan memberikan
26
27
MODUL 4
PENGUJIAN DEEP DRAWABILITY
Proses deep drawing adalah proses pembentukan lembaran
logam dari bentuk 2 dimensi menjadi bentuk 3 dimensi melalui
penekanan lembaran pada suatu cetakan.
Geometri proses deep drawing, secara skematis dilukiskan pada
Gambar dibawah ini, proses deep drawing yang murni terjadi bila
ujung punch berbentuk datar sehingga bagian lembaran dibawah
ujung punch tidak mengalami deformasi, sedangkan bagian dinding
mengalami penarikkan. Dilain pihak bila ujung punch membentuk
bagian dari bola, maka proses keseluruhannya adalah gabungan
antara deep drawing dan stretching (Gambar dibawah).
28
karena
itu
maka
keriput
harus
dihindari
dengan
jalan
29
parameter
rasio
regangan
plastis
material,
yang
tergantung
geometri
proses
atau
perkakas
dan
kondisi
gesekannya.
30
hardening coefficient (n) dan plastic strain ratio (R) yaitu sifat-sifat
yang muncul bila logam dikenai deformasi plastis. Cara yang praktis
untuk mengamati sifat logam yang dideformasi plastis adalah dengan
pengujian tarik. Pengujian non simulasi ini hanya bersifat teoritis
karena hanya membandingkan keadaan tegangan dan regangan
material tanpa pendekatan pada kondisi proses yang sesungguhnya.
Harga
strain
hardening
coefficient
dapat
diukur
melalui
Y=aXn
ini
disebut
tegangan
alir
(flow
stress)
yang
Vs
log
maka
31
arah memanjang, melainkan juga pada arah lebar dan tebal. Hal ini
berarti dari pengujian tarik, dengan sedikit modifikasi dapat dilakukan
pengukuran harga R. Plastic strain ratio, R diukur dan dihitung pada
daerah antara ys dan uts, harga R dapat dinyatakan sebagai berikut:
R = w/t = ln (wi/wo) / ln (ti/to)
Pengukuran
regangan
dalam
arah
tebal
secara
langsung
akan
memberikan kesalahan yang besar, dan akan lebih teliti jika regangan
dalam arah tebal dihitung dari perubahan bentuk pada arah panjang
dan lebar dengan prinsip volume konstan, dengan demikian dapat
dituliskan:
t = ln (lo wo/li wi)
sehingga:
R = w/t = ln (wi/wo) / ln (lo wo/li wi)
Untuk menghitung harga rata-rata dari R, maka pengukurannya
dilakukan pada spesimen dengan arah 0o, 45o, dan 90o terhadap arah
pengerolan:
Rm = (R0+2R45+R90) / 4
Harga planar anisotropi dinyatakan dengan persamaan:
R = (R0-2R45+R90) / 2
Prosedur untuk mengukur dan menghitung harga R lembaran baja
dapat dilakukan dengan menggunakan standar ASTM E.517-74.
32
macam
untuk
pengujian
simulasi
mendapatkan
sheet
koreksi
metal
(gambaran)
forming
antara
banyak
dikembangkan
metoda
uji
yang
diharapkan
dapat
mengungkapkan secara cepat sifat mampu bentuk dalam prosesproses sheet metal forming tersebut.
33
34
Prosedur Percobaan:
1. Siapkan peralatan/cetakan pengujian deep drawability dan
mesin pengujian tarik.
2. Berilah pelumasan pada peralatan/cetakan uji.
3. Buatlah
keping
lembaran
logam
(blank)
dengan
variasi
35