seluk beluk fungsi pendengaran yang erat hubungannya dengan habilitasi dan rehabilitasinya Audiologi dibagi menjadi 2 yaitu audiologi dasar dan audiologi khusus Audiologi dasar ialah pengetahuan mengenai nada murni, bising, gangguan pendengaran, serta cara memeriksanya. Sedangkan audiologi khusus diperlukan untuk membedakan tuli sensorineural koklea dengan retrokoklea, audiometri objektif,, tes untuk tuli anorganik, audiologi anak, audiologi industri
Audiometri adalah pemeriksaan yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat/ambang batas pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada audiogram adalah hasil dari pemeriksaan audiometri.
Sumbu Y menggambarkan intensitas suara yang diukur dalam satuan desibel (dB)
sumbu X menggambarkan frekuensi yang diukur dalam satuan Hertz (Hz).
Fungsi dari audiometri untuk mengetahui fungsi
pendengaran seseorang dan jenis gangguannya bila ada. Jenis gangguannya dapat berupa ketulian. Derajat ketulian menurut ISO (International Standart Organization): 0 - 25 dB: Normal >25 40 dB: Tuli ringan >40 55 dB: Tuli sedang >55 70 dB: Tuli sedang berat >70 90 dB: Tuli berat >90: Tuli sangat berat
Pendengaran telinga kanan normal
AC dan BC = atau < 25 dB AC dan BC berhimpit dan tidak ada gap
Tuli sensoneural telinga kiri
AC dan BC turun > 25dB AC dan BC berimpit dan tidak ada gap
Tuli konduktif telinga kanan
BC normal atau < 25 Db AC turun > 25 Db antara AC dan BC terdapat gap
Tuli campur telinga kiri
BC turun > 25 db AC turun > dari BC terdapat gap
1. Onerci M. Otorhinolaryngology: An Illustrated
Guide. Berlin: Springer; 2009. p. 151- 54. 2. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. In: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. 6th ed. FKUI. Jakarta: 2007.