Pembentukan biofilm dimulai dari beberapa bakteri yang hidup bebas (sel planktonik)
melekat pada suatu permukaan, kemudian memperbanyak diri dan membentuk satu lapisan
tipis (monolayer) biofilm. Pada saat ini, pembelahan akan berhenti selama beberapa jam dan
pada masa ini terjadi banyak sekali perubahan pada sel planktonik, yang akan menghasilkan
transisi sel planktonik menjadi sel dengan fenotip biofilm. Sel biofilmberbeda secara
metabolic dan fisiologik dari sel planktoniknya.
Sejalan dengan pertumbuhannya, sel biofilm ini akan menghasilkan EPS
(Extracellular Polymeric Substances) yang akan melekatkan mereka pada suatu permukaan
dan melekatkan satu sama lain untuk membentuk suatu mikrokoloni. Monolayer ini dikenal
juga sebagai linking film yaitu suatu substrat yang menjadi tempat sel bakteri melekat dan
membentuk mikrokoloni. Jika sel-sel terus melanjutkan pertumbuhannya dan membentuk
lapisa yang makin menebal, maka mikroba yang melekat pada lapisan terdalam permukaan
akan nkekurangan zat-zat nutrisi dan terjadi akumulasi produk buangan yang bersifat toksik.
Untuk mengatasi masalah ini, mikrokoloni akan berkembang menjadi bentuk jamur yang
mempunyai saluran atau pori-pori yang dapat dilewati oleh nutrisi dan produk metabolit dari
semua sel.
Dalam perkembangannya, sel-sel bakteri dalam matriks akan mengeluarkan sinyal
kimia. Molekul sinyal ini berperan dalam pembentukan karakteristik biofilm menjadi lebih
matang dan dalam koordinasi aktivitas biofilm. Aksi dari sinyal ini merupakan suatu proses
dari quorum sensing yaitu komunikasi antarsel dan kemampuan molekul untuk mencetuskan
suatu aksi bergantung pada konsentrasi sinyal dalam lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunardi, Wani Devita. Peranan Biofilm dalam Kaitannya dengan Penyakit Infeksi. Staf
Pengajar Bagian Mikrobiologi FK UKRIDA
Komposisi Plak
Secara umum komposisi plak terdiri dari air dan berbagai jenis bakteri di dalam
matriks intraseluler yang dibentuk oleh bakteri tersebut. Banyaknya bakteri tersebut
tergantung pada lokasi, diet individu dan lamanya plak tersebut mengalami proses
pematangan ( Kadir, 1991 ).
a. komposisi secara keseluruhan
Komposisi plak terdiri dari bahan organik dan anorganik ter utama terdiri dari bakteri dan
jumlah bakteri kira-kira 250 juta per mg plak basah. Kandungan plak mempunyai banyak air,
bakteri-bakteri yang terdapat di dalam plak berkolonisasi di atas suatu matriks, yang terdiri
dari saliva dan bahan-bahan metabolisme bakteri, misalnya polisakharida ekstraseluler yaitu
dekstran, levan dan lain-lain. Disamping komponen air, bakteri dan matriks, interseluler
endapan plak ini juga mengandung sel-sel epitel yang lepas, sel-sel darah putih, partikel sisa
makanan, garam-garam anorganik yaitu garam-garam kalsium dan fospat ( Djuita, 1989 ).
Manfaat makanan penutup berupa buah-buahan dan sayuran seperti apel, bengkuang,
seledri dan wortel masih diperdebatkan, namun jenis-jenis makanan ini tentunya lebih baik
daripada makanan penutup berupa gula-gula. Gerak mastikasi yang kuat akan menghasilkan
keausan alami dari gigi pada permukaan oklusal dan interproksimal yang mengurangi
deposisi plak
( Manson dan Eley, 1993 ).