Anda di halaman 1dari 7

PROFIL WILAYAH KABUPATEN MAHAKAM ULU

1. Sejarah Mahakam Ulu


Kabupaten Mahakam Ulu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan
Timur, Indonesia. Kabupaten Mahakam Ulu merupakan hasil pemekaran dari
Kabupaten Kutai Barat yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada
tanggal 14 Desember 2012 di gedung DPRD RI tentang Rancangan UU Daerah
Otonomi Baru (DOB).
Sebutan Mahakam Ulu sebagai sebuah konstruksi social yang sedang
diperjuangkan, memiliki akar sejarah panjang. Muncul pertama kali dalam
kaitan penataan wilayah administrative oleh Hindia Belanda terhadap
Kesultanan Kutai, yaitu menyusul berlakunya Decentralisatie Wet 1903, maka
pada tahun 1905 dalam Kesultanan Kutai dibentuk dua wilayah administrative
yaitu Hulu Mahakam dengan pusat pemerintahan di Long Iram, dan daerah
Vierkante Pall dengan pusat pemerintahan di Samarinda.
Tahun 1930, wilayah Kesultanan Kutai dipecah lagi menjadi 4 (empat)
Onderafdeeling

Zuid

Kutai

berkedudukan

di

Balikpapan,

Oost

Kutai

berkeduukan di Samarinda, West Kutai berkedudukan di Tenggarong dan


Boven Mahakam berkedudukan di Long Iram. Era kemerdekaan RI, pada tahun
1946, wilayah Kesultanan Kutai dibagi dalam 2 (dua) Kepatihan yaitu Kutai
Barat dan Kutai Tengah. Saat berlaku UU 27/1959, Kutai ditata ke dalam 3
(tiga) Dati II : Kotpraja Balikpapan, Dati II Kutai, dan Kotapraja Samarinda.
Era reformasi, saat berlaku UU 29/1999, Kabupaten Dati II Kutai Kartanegara
dimekarkan menjadi 4 (empat) wilayah administratif yaitu Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Kota Bontang.
2. Profil Administrasi
Secara administrasi, Kabupaten Mahakam Ulu terbentuk pada tanggal 14
Desember 2012 dengar dasar hukum UU Nomor 2 tahun 2013 dengan fisik
kewilayahnya langsung berbatasan dengan Malaysia. Bentuk pemerintahan
kabupaten, ibukota Ujoh Bilang dengan luas 13.315 Km2. Populasi penduduk
Kabupaten Mahakam Ulu periode 2012 tercatat sejumlah 27.923 jiwa, dimana
pembagian administratif Kabupaten Mahakam Ulu terdiri dari 5 (lima)
kecamatan dan 50 kampung/keluraha/desa, antara lain :
a. Long Apari
Long Apari, Long Keriok, Long Pananeh I, Long Pananeh II, Long Pananeh
III, Naha Buan, Naha Silat, Naha Tifab, Tiong Buu, Tiong Ohang.
b. Long Pahangai
Datah Naha, Delang Kerohong, Lirung Ubing, Liu Mulang, Long Pahangai I,
Long Pahangai II, Long Isun, Long Lunuk, Long Lunuk Baru, Long Pakaq,
Long Pakaq Baru, Long Tuyoq, Naha Aruq.
c. Long Bagun

Batoq Kelo, Batu Majang, Long Bagun Ilir, Long Bagun Ulu, Long Hurai,
Long Melaham, Long Merah, Memahak Ilir, Memahak Ulu, Rukun Damai,
Ujoh Bilang.
d. Long Hubung
Datah Bilang Baru, Datah Bilang Ilir, Datah Bilang Ulu, Long Hubung,
Lutan, Mata Libaq, Memahak Teboq, Sirau, Tri Pariq Makmur, Wana Pariq.
e. Laham
Danum Paroy, Laham, Long Gelawang, Nyaribungan, Muara Ratah.
3. Kondisi Geografis
Kabupaten Mahakam Ulu dengan Ibukota Ujoh Bilang merupakan pemekaran
dari wilayah Kabupaten Kutai Barat yang telah ditetapkan berdasarkan UU
Nomor 2 tahun 2013. Dengan luas sekitar 15.315 Km2 atau kurang lebih 7,26
% dari luas Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis, Kabupaten Mahakam
Ulu terletak antara 1130 48 49 dampai dengan 1150 45 49 Bujur Timur serta
diantara 1031 05 00 Lintang Utara dan 0009 00 00 Lintang Selatan.
A. Batas Wilayah :
Sebelah Utara : Kabupaten Malinau dan Negara Sarawak (Malaysia Timur)
Sebelah Timur : Kabupaten Kutai Kartanegara
Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah
Sebelah Barat : Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat
Kabupaten Mahakam Ulu terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan dan 49
(empat puluh Sembilan) kampung. Kelima kecamatan tersebut adalah :
1. Kecamatan Long Hubung terdiri dari 10 kampung/kelurahan
2. Kecamatan Laham terdiri dari 5 kampung/kelurahan
3. Kecamatan Long Bagun terdiri dari 11 kampung/kelurahan
4. Kecamatan Long Pahangai terdiri dari 13 kampung/kelurahan
5. Kecamatan Long Apari terdiri dari 10 kampung/kelurahan
B. Profil Permukaan
Kabupaten Mahakam Ulu memiliki hamparan hutan yang masih cukup
luas. Sekitar 72 % dari keseluruhan luas Kabupaten Mahakam Ulu adalah
hamparan hutan hujan tropis yang cukup terjaga kelestariannya. Sesuai
namanya, Kabupaten Mahakam Ulu ini dialiri Sungai Mahakam dan
bersumber di Kecamatan Long Apari.
Daerah Kabupaten Mahakam Ulu didominasi kontur permukaan yang
bergelombang, dari kemiringan landai sampai curam dengan ketinggian
berkisar antara 0-1.500 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan
antara 0-60 persen. Daerah dataran rendah pada umumnya dijumpai di
kawasan sepanjang derah aliran sungai (DAS). Sedangkan daerah
perbukitan dan pegunungan memiliki ketinggian rata-rata lebih dari 1.000
meter di atas permukaan laut dengan kemiringan 30 % terdapat di bagian
barat laut yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia.
4. Kondisi Iklim
Karakteristik iklim Kabupaten Mahakam Ulu termasuk dalam kategori iklim
tropika humida, dengan rata-rata curah hujan tertinggi terdapat pada bulan

April dan terendah di bulan Agustus, serta tidak menunjukkan adanya bulan
kering atau sepanjang bulan dalam satu tahun selalu terdapat sekurangkurangnya tujuh hari hujan. Namun demikian dalam tahun-tahun terakhir ini,
keadaan iklim di Kabupaten Mahakam Ulu terkadang tidak menentu. Pada
bulan-bulan yang seharusnya turun hujan dalam kenyataannya tidak hujan,
atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya kemarau bahkan terjadi
hujan dengan musim yang lebih panjang.
Temperatur minimum umum nya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan
Januari sedangkan temperature maksimum terjadi antara bulan Agustus
sampai dengan bulan September. Daerah beriklim seperti ini tidak mempunyai
perbedaan yang jelas antara musim hujan dan musim kemarau. Pada musim
angin barat hujan turun sekitar bulan Agustus sampai bulan Maret, sedangkan
pada musim timur hujan relative kurang, hal ini terjadi pada sekitar bulan April
sampai bulan September.
5. Kependudukan
Penduduk mempunyai kedudukan sentral dalam pembangunan daerah, yaitu
sebagai

subyek

pembangunan

dan

juga

sekaligus

sebagai

obyek

pembangunan. Sebagai subyek pembangunan dengan jumlah penduduk yang


besar memberikan keuntungan ekonomis diantaranya biaya tenaga kerja yang
relative

murah

dan

terjaminnya

persediaan

tenaga

kerja.

Sedangkan

kedudukan kedua sebagai obyek pembangunan mengandung arti bahwa


segala upaya yang dilakukan oleh pembangunan sasarannya adalah guna
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas penduduk.
A. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data proyeksi penduduk Kabupaten Mahakam Ulu dari BPS
Kabupaten Kutai Barat, jumlah penduduk Kabupaten Mahakam Ulu pada
akhir tahun 2014 mencapai 25.894 jiwa. Dengan rincian 13.767 penduduk
laki-laki dan 12.127 penduduk perempuan. Kecamatan yang memiliki
jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Long Bagun yaitu sekitar 32
% dari total populasi penduduk. Sedangkan kecamatan dengan jumlah
paling sedikit adalah Kecamatan Laham yaitu 9 %.
Dibandingkan dengan data penduduk Kabupaten Mahakam Ulu pada
tahun 2013 yang tercatat sebesar 25.678 jiwa, maka laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Mahakam Ulu pertahun adalah sebesar 0,84 %.
B. Kepadatan Penduduk
Bila dilihat perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayahnya
maka dapat diperoleh kepadatan penduduk untuk Kabupaten Mahakam
Ulu sebesar adalah 1,69 jiwa/km2. Dari kepadatan tersebut di atas,

Kecamatan Long Hubung merupakan daerah yang terpadat penduduknya


yaitu 15,17 jiwa/km2 sedangkan untuk kecamatan dengan kepadatan
penduduk terkecil adalah Kecamatan Long Apari yaitu sebesar 0,78
jiwa/Km2.
C. Rata-Rata Penduduk per Rumah Tangga
Jumlah rumah tangga di Kabupaten Mahakam Ulu pada tahun 2014 adalah
sebesar 5.275 rumah tangga, dengan rata-rata penduduk per rumah
tangga 4,91 jiwa per rumah tangga. Kecamatan dengan rata-rata
penduduk per rumah tangga terbesar adalah Kecamatan Long Pahangai
yaitu sebesar 5,45 jiwa per rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Long
Bagun merupakan kecamatan dengan rata-rata penduduk per rumah
tangga terkecil yaitu sebesar 4,71 jiwa per rumah tangga.
D. Komposisi Penduduk
Penduduk Kabupaten Mahakam Ulu hingga akhir tahun 2014 tercatat
sebesar 25.894 jiwa, dimana sebesar 13.767 jiwa (53%) merupakan
penduduk laki-laki dan 12.127 jiwa merupakan penduduk perempuan (46
%).
Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terlihat bahwa penduduk laki-laki
lebih dominan jika dibandingkan dengan penduduk perempuan dengan
rasio 113,52. Dengan pengertian bahwa untuk setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 114 laki-laki. Kemudian rasio jenis kelamin tertinggi
terdapat di Kecamatan Laham yaitu sebesar 120,96 sedangkan yang
terendah adalah Kecamatan Long Hubung yaitu sebesar 108,69.
E. Transportasi dan Prasarana
Menurut data yang diperolah dari Dinas PU Kabupaten Mahakam Ulu, pada
tahun 2012 panjang jalan pada Kabupaten Mahakam Ulu tercatat sebesar
85,28 Km.
Prasarana transportasi umum yang menghubungkan wilayah-wilayah di
Kabupaten Mahakam Ulu masih mengandalkan sarana melalui air dan
udara, belum memiliki jalur darat yang memadai. Transportasi air
kebanyakan menggunakan boat menyusur sungai Mahakam dan anak
cabangnya.
PROFIL WILAYAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
1. Sejarah Kabupaten Kutai Kartanegara
Kabupaten Kutai merupakan kelanjutan dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing
Martadipura.

Setelah

RI

berdiri,

pada

tahun

1947

Kesultanan

Kutai

Kartanegara dengan status Daerah Swapraja Kutai masuk kedalam Federasi


Kalimantan Timur bersama-sama daerah Kesultanan lainnya seperti Bulungan,

Sambaliung, Gunung Tabur, dan Pasir. Kemudian pada 27 Desember 1949


masuk kedalam RIS.
Daerah Swapraja Kutai

diubah

menjadi

Daerah

Istimewa

Kutai

yang

merupakan daerah otonom/daerah istimewa tingkat kabupaten berdasarkan


UU Darurat No.3 tahun 1953.
Berdasarkan UU No.27 tahun 1959, status Daerah Istimewa Kutai dihapus dan
daerah ini dibagi menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni :
1. Kotamadya Balikpapan dengan Ibukota Balikpapan
2. Kotamadya Samarinda dengan Ibukota Samarinda
3. Kabupaten Kutai dengan Ibukota Tenggarong
Pada tahun 1995 Kabupaten Kutai menjadi salah satu Daerah Percontohan
Pelaksanaan Otonomi Daerah, berdasarkan PP No.8 tahun 1995 tentang
Penyerahan

Sebagian

Urusan

Pemerintah

Kepada

Daerah

Tingkat

II

Percontohan.
Pada tahun 1999, wilayah Kabupaten Kutai dimekarkan menjadi 4 daerah
otonom berdasarkan UU No.47 tahun 1999, yakni :
1.
2.
3.
4.

Kabupaten Kutai dengan Ibukota Tenggarong


Kabupaten Kutai Barat dengan Ibukota Sendawar
Kabupaten Kutai Timur dengan Ibukota Sangatta
Kota Bontang dengan ibukota Bontang

Peta Kabupaten Kutai Kartanegara diantara daerah-daerah hasil pemekaran


Kutai : Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Timur, Kota Bontang, Kota Samarinda, dan
Kota Balikpapan.
Istilah Kabupaten Kutai Induk sering digunakan untuk membedakan antara
Kabupaten Kutai hasil pemekaran dengan Kabupaten Kutai Lama. Pada
musyawarah Nasional yang pertama APKASI yang diadakan di Tenggarong
pada tahun 2000, Presiden RI Abdurrahman Wahid yang membuka Munas
tersebut mengusulkan agar Kabupaten Kutai hasil pemekaran menggunakan
nama Kabupaten Kutai Kartanegera, mengingat Kota Tenggaraong juga
merupakan ibukota dari Kesultanan Kutai Kartanegara.
Tanggal 23 Maret 2002, Presiden RI Megawati Soekarnoputri menetapkan
penggunaan

nama

Kabupaten

Kutai

Kartanegara

melalui

Peraturan

Pemerintah RI No.8 tahun 2002 tentang Perubahan Nama Kabupaten Kutai


Menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara.
2. Letak Geografis dan Administrasi
Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di Provinsi Kalimantan Timur dengan
luas wilayah daratan 27.263,10 Km2, sedangkan luas wilayah perairan
4.097 Km2. Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada

posisi antara 115 26 28 117 36 43 Bujur Timur dan 1 28 21 Lintang Utara


sampai 1 08 06 Lintang Selatan.
Batas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki batasan administrative
wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Malinau
Sebelah Timur : kabupaten Kutai Timur dan Selat Makassar
Sebelah Selatan : Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kota Balikpapan
Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Barat
Kabupaten ini terbagi ke dalam 18 kecamatan diantaranya Kecamatan
Samboja, Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Sanga Sanga, Kecamatan Loa
Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis,
Kecamatan

Kota

Bangun,

Kecamatan

Tenggarong,

Kecamatan

Sebulu,

Kecamatan Tenggaraing Seberang, Kecamatan Anggana, Kecamatan Muara


Badak, Kecamatan Marang Kayu, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan
Kenohan, Kecamatan Kembang Janggut, dan Kecamatan Tabang.Ibukota dari
kabupaten ini adalah Tenggarong. Dari 18 kecamatan tersebut terbagi kembali
menjadi desa/kelurahan sebanyak 237 desa/kelurahan.
3. Kondisi Fisik dan Lingkungan
A. Topografi
Berdasarkan data dari Kabupaten Kutai Kartanegara dalam angka 2014,
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagian besar bergelombang dan
bernukit dengan kemiringan landai sampai curam. Daerah kemiringan
datar sampai landai dengan ketinggian antara 0-7 m dpl terdapat di
beberapa bagian yaitu pada kawasan pantai dan sebagian besar DAS
Mahakam.
Wilayah yang tergolong ke dalam kelas ketinggian 7-25 m memiliki sifat
berupa permukaan tanah datar sampai landai, kadang tergenang,
kandungan air tanah cukup baik, dapat diairi dan tidak ada erosi, sehingga
sangat cocok untuk pertanian lahan basah.
B. Geologi
Peta geologi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara telah dibuat oleh
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi dalam beberapa lembar peta
berskala 1 : 250.000. Diketahui bahwa kondisi geologi Kabupaten Kutai
Kartanegara berumur antara Pratertier hingga kwarter.
Kondisi geologi pada zaman pratertier meliputi areal seluas 667,05 Km2
atau 7,55 % dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari :
batuan serpih kristalin, phylit, batu sebak, serpih liat, batu liat, napal, batu
gamping dan batuan eruftif asam sampai basa. Penyebarannya terdapat di
Kecamatan Tabang. Pada zaman tertier secara tidak selaras di atas batuan
pratertier tersebut di atas antara lain terdapat formasi pamaluan, formasi

pulaubalang, formasi Balikpapan, formasi kampung baru, dan terdapat


alluvial.
4. Kondisi Kependudukan
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, penduduk Kutai Kartanegara tahun
2013 adalah 683.131 jiwa yang terdiri atas 358.982 laki-laki dan 324.149
perempuan. Jumlah penduduk Kutai Kartanegara pada 2010 berdasarkan hasil
sensus

penduduk

sebanyak

626.680

jiwa

sehingga

penduduk

Kutai

Kartanegara diperkitakan tumbuh sebesar 8.26 % pada tahun 2013.


Pada tahun 2013 sebgaian besar penduduk Kutai Kartanegara berada di
ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu Kecamatan Tenggarong (15,71 %).
Selebihnya tersebar di empat belas kecamatan lainnya. Pola persebaran ini
dari beberapa tahun tidak banyak berubah. Sedangkan kecamatan dengan
persentase jumlah penduduk terkecil adalah Muara Wis sebesar 1,29 %.
Persebaran penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara menurut luas wilayah
juga tidak merata. Dengan luas wilayah seluas 398,10 Km2, Kecamatan
Tenggarong

berpenduduk

sebanyak

107.363 jiwa.

Sehingga kepadatan

penduduk di Tenggarong adalah 270 jiwa/Km2. Hal ini jauh berbeda jika
dibandingkan dengan Kecamatan Tabang yang merupakan wilayah terluas di
Kutai Kartanegara (7.764,50 Km2) dihuni oleh 10.181 jiwa. Sehingga
kepadatan penduduk di Kecamatan Tabang sebesar 1 jiwa/Km2.

Anda mungkin juga menyukai