Pedoman RAPWP3K
Pedoman RAPWP3K
SAMBUTAN
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia dikenal pula sebagai negara maritim
dengan luas lautan mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri dari perairan territorial 3,1 juta km2 dan ZEE
Indonesia 2,7 km2. Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia terdiri dari 17.504 buah pulau
dan panjang pantai mencapai 95.181 km (KKP, 2011). Kondisi ini merupakan anugrah yang sangat
besar bagi pembangunan perikanan dan kelautan. Disamping itu, sumberdaya ikan yang hidup di
wilayah perairan Indonesia memiliki tingkat keragaman hayati (bio-diversity) sangat tinggi, dan
bahkan laut Indonesia merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia. Disamping
sumberdaya dapat pulih sebagaimana dikemukakan di atas, perairan laut Indonesia juga memiliki
sumberdaya tidak pulih seperti mineral (minyak, gas dan lain sebagainya) serta jasa-jasa
lingkungan. Kondisi ini selanjutnya menjadikan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sangat
potensial untuk dikembangkan berbagai kegiatan. Agar potensi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil dapat dikelola secara optimal dan tepat sasaran, maka perlu dikelola melalui Penyusunan
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K), sebagaimana amanat UndangUndang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pulau-Pulau Kecil dan Pulau-Pulau
Kecil.
Rencana Aksi adalah suatu mekanisme pendanaan dalam pelaksanaan ketetapan dokumen
rencana pengelolaan. Rencana aksi antara lain berisi kegiatan/program antar sektor yang disusun
sesuai prioritas kegiatan pemanfaatan, lokasi dan ketersediaan anggaran, serta kegiatan-kegiatan
baik fisik dan non fisik yang berdampak langsung dalam peningkatan kualitas lingkungan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Rencana aksi juga berisi indikator kinerja
pencapaian sasaran.
Dengan disusunnya Pedoman Teknis ini, diharapkan akan memberikan kesamaan persepsi
dalam memberikan arahan teknis kepada Kelompok Kerja Penyusunan RAPWP-3-K Kabupaten/Kota
dan memberikan kemudahan dalam proses penyusunan RAPWP-3-K Kabupaten/Kota kepada pihakpihak yang diberikan tugas penyusunan RAPWP-3-K Kabupaten/Kota.
.
Jakarta,
Desember 2013
Sudirman Saad
KATA PENGANTAR
Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, terdiri atas: (1) Rencana
Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RSWP-3-K; (2) Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RZWP-3-K; (3) Rencana
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RPWP-3-K; dan (4)
Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RAWP-3K. Sebagaimana amanat UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulaupulau Kecil pada pasal 7 ayat 3 pemerintah daerah wajib untuk menyusun keempat perencanaan
tersebut.
Rencana Aksi adalah suatu mekanisme pendanaan dalam pelaksanaan ketetapan dokumen
rencana pengelolaan. Rencana aksi antara lain berisi kegiatan/program antar sektor yang disusun
sesuai prioritas kegiatan pemanfaatan, lokasi dan ketersediaan anggaran, serta kegiatan-kegiatan
baik fisik dan non fisik yang berdampak langsung dalam peningkatan kualitas lingkungan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Rencana aksi juga berisi indikator kinerja
pencapaian sasaran.
Kami menyadari bahwa buku Pedoman Teknis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaannya. Ucapan terimakasih dan
penghargaan kami sampaikan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan pedoman ini. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dalam upaya Perencanaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia.
Jakarta,
Desember 2013
Subandono Diposaptono
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 3.1.
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
2.
3.
unsur
kepentingan
didalamnya,
guna
pemanfaatan
dan
pengalokasian sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah
atau daerah dalam jangka waktu tertentu.
4.
Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut
yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
5.
Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000
km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya.
6.
7.
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumber daya hayati,
sumber daya non hayati; sumber daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan;
sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang,
padang lamun,
mangrove dan biota laut lain; sumber daya non hayati meliputi pasir, air laut,
7
9.
10. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah rencana
yang
menentukan
arah
penggunaan
sumber
daya
tiap-tiap
satuan
Perwakilan
pulau
kecil
yang
mempunyai
kepentingan
langsung
dalam
pemerintah
dalam
rangka
persetujuan
penggunaan
Pengelolaan WP3K yang memuat tujuan, sasaran, anggaran, dan jadwal untuk
satu atau beberapa tahun kedepan secara terkoordinasi untuk melaksanakan
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh instansi pemerintah, pemerintah
daerah, dan pemangku kepentingan lainnya.
12
Bappeda
Prov/Kab/Kota
Rencana Strategis
Dinas KP / Bappeda
Prov/Kab/Kota
Rencana Zonasi
Renc. Pengelolaan
Dinas KP
Prov/Kab/Kota
Rencana Aksi
Dinas KP
Prov/Kab/Kota
REKOMENDASI IJIN
Pemanfaatan Perairan
Pesisir
antar
empat
rencana
pengelolaan
pesisir
biasanya
dan
merupakan
13
1.3.
Penyusunan
Rencana
Aksi
Pengelolaan
WP3K
diarahkan
berdasarkan pada isu yang termuat dalam Rencana Strategis (Gambar 1.4).
Lokasi kegiatan dalam Rencana Aksi PWP3K berada pada kawasan yang termuat
dalam Rencana Zonasi, sedangkan tata kelola setiap kegiatan yang termuat
dalam Rencana Aksi PWP3K yang menyangkut kebijakan, prosedur dan
tanggung jawab dalam rangka pengambilan keputusan mengacu pada Rencana
Pengelolaan yang juga telah ditetapkan.
Gambar
1.3
Penyusunan
Rencana
Aksi
Pengelolaan
WP3K
diarahkan
14
Dalam
penyusunan
Rencana
Aksi
Pengelolaan
WP3K
mempertimbangkan :
a. Kemampuan dalam pembiayaan, sumber daya manusia, dan fasilitas dalam
pelaksanaan rencana aksi oleh pemerintah daerah atau pemangku
kepentingan lainnya;
b. Kesesuaian dan kemampuan implementasi kegiatan program oleh sektor
terkait lainnya yang tertuang dalam Rencana Anggaran Kerja Pembangunan
Daerah (RAKPD) daerah yang bersangkutan; dan
c. Kemampuan dan ketersediaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
15
Aksi
Pengelolaan
Wilayah
Pesisir
dan
Pulau-Pulau
Kecil
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Arahan Perencanaan dan Pemanfaatan
4. Ruang Lingkup
II.
III.
IV.
V.
PROGRAM KERJA
1. Ulasan Kegiatan Sebelumnya
2. Pendekatan Program
3. Kegiatan Program
VI.
16
b.
Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Sumberdaya pesisir dan pulaupulau kecil menjelaskan tentang keadaan sumberdaya alam dan jasa
lingkungan. Informasi ini menunjukkan kuantitas dan kualitas sumberdaya
yang ada.
c.
Kondisi sosial budaya dan ekonomi. Kondisi sosial ekonomi dan budaya
menggambarkan keadaan demografi dan kecenderungan penduduk yang
ada pada kawasan perencanaan dalam memanfaatkan sumberdaya wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil. Berdasarkan data tersebut dapat diantisifasi
permasalahn dan issue strategis dalam menyusun arahan rencana aksi
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
tahapan yaitu :
1. Pembentukan tim teknis,
2. Pengumpulan dan analisis data,
3. Penyusunan dokumen awal.
4. Pengkajian,
17
hirarki
perencanaan
pengelolan
WP3K
dan
Dokumen
Rencana
Pembangunan di daerah.
2.2.5 Program Kerja
Dalam program kerja ini berisi :
a)
yaitu :
kualitas
lingkungan
dan
peningkatan
kesejahteraan
2.2.6
19
Pada tahap ini Tim teknis melakukan pengumpulan data dan informasi yang
yang akan dimanfaatkan pada proses analisis dalam rangka penentuan Rencana
Aksi PWP3K. Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa teknis
sebagai berikut : a). Desk study, b). Wawancara, c). Observasi lapangan, d)
Kuesioner. Tahap pengumpulan data ini menghasilkan publikasi laporan kompilasi
data Penyusunan Rencana Aksi PWP3K. Tahap pengumpulan dan analisis data
setidaknya dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tergantung dari kondisi,
ketersediaan data, maupun jenis metode yang digunakan.
Adapun kebutuhan data dan informasi yang harus dikumpulkan setidaknya
meliputi :
1. Profil / gambaram umum wilayah perencanaan. Secara ideal, suatu Rencana
Aksi PWP3K sebaiknya mencakup keseluruhan kawasan pesisir pada suatu
jurisdiksi tetapi bisa juga terbatas pada Kawasan tertentu yang diarahkan
dalam Rencana Pengelolaan WP3K untuk perencanaan tingkat propinsi dan
22
Prioritas
(terutama
Desa
Pesisir
suatu
kecamatan)
untuk
jumlah
waktu
komitmen
finansial
yang
dibutuhkan
untuk
sumber pendanaan (misalnya dari dana program nasional atau dari anggaran
lokal);
24
25
Tahap 7: Penetapan.
Dokumen final Rencana Aksi PWP3K dilaporkan kepada gubernur atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya , guna pemrosesan lebih lanjut.
Bupati/walikota menyampaikan dokumen final Rencana Aksi PWP3K kepada
gubernur dan menteri untuk mendapatkan tanggapan dan /atau saran. Gubernur
menyampaikan dokumen final Rencana Aksi PWP3K provinsi kepada Menteri dan
bupati/walikota di wilayah provinsi yang bersangkutan, untuk mendapatkan
tanggapan dan/atau saran.
26
yang
tersedia,
kapasitas
aparat
pelaksana,
keikutsertaan
masyarakat, keterlibatan dunia usaha dan kearifan lokal yang masih dianut oleh
masyarakat setempat. Pendekatan program yang digunakan dalam penyusunan
dokumen Rencana Aksi PWP3K adalah:
c. Kegiatan Program
Rencana kegiatan disusun berdasarkan isu-isu yang berkembang di
wilayah pesisir dan laut daerah. Isu-isu tersebut beserta tujuan dan sasaran
kegiatan tertuang dalam Rencana Strategis PWP3K provinsi, kabupaten/kota.
Untuk
mencapai
sebagian
dari
tujuan
dan
sasaran
tersebut,
dengan
3.4
menilai pencapaian, kelemahan dan kekurangan dari Rencana Aksi PWP3K agar
dapat dilakukan perbaikan dan penyesuaian saat kegiatan tersebut masih dalam
pelaksanaan, serta untuk menilai efektifitas dari kegiatan yang dipilih dan
dilaksanakan.
Pemantauan
perencanaan
Rencana
Aksi
PWP3K
yang
meliputi
pemantauan, supervisi, dan tindak lanjut agar pencapaian tujuan sesuai dengan
kebijakan pembangunan daerah. dan pemantauan program dan/atau kegiatan
yang meliputi realisasi pencapaian target, penyerapan dana dan kendala yang
dihadapi.
Evaluasi terhadap perencanaan Rencana Aksi PWP3K yang meliputi
penilaian terhadap pelaksanaan proses perumusan dokumen dalam pelaksanaan
program dan kegiatan perencanaan Rencana Aksi PWP3K serta evaluasi untuk
29
30
oleh
semua
pemerintah
daerah,
baik
provinsi
maupun
kabupaten/kota.
2. RAPWP3K yang memiliki standar sesuai Pedoman Teknis ini akan
memudahkan daerah provinsi/kabupaten/kota yang memiliki wilayah
pesisir dan laut, dalam menyusun RAPWP3K yang kemudian dapat
diacu dan diperhatikan dalam dokumen perencanaan daerah lainnya
serta
melakukan
evaluasi
kinerja
terkait
dengan
tujuan
dan
indikatornya.
31
Lampiran 1.
SusunanTim Penyusun Rencana Aksi PWP3K
Nama
Instansi
Jabatan
..........................................
Gubernur/Bupati/Walikota
Penanggung Jawab
..........................................
Dinas KP
..........................................
Bappeda
Ketua
Sekretaris
..........................................
SKPD1
..........................................
..........................................
SKPD2
..........................................
..........................................
SKPD3
..........................................
..........................................
SKPD4
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
14
Lampiran 2.
Nomor
Is
St K
Judul
Instansi Pelaksana
Anggaran
Ta.X
Ta.y Ta.Z
A
1
2
3
4
B
1
2
3
4
Keterangan :
Is
= Isu
Tj
= Tujuan
Ss
= Sasaran
St
= Strategi
Kg
= Kegiatan
15
Lampiran 3. Contoh Daftar Kegiatan Rencana Aksi PWP3K Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 berdasarkan Kerangka Strategis
Nomor
Tj
BENCANA ALAM GEMPA DAN TSUNAMI BERDAMPAK MERUSAK SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN SERTA
KEHIDUPAN MASYARAKAT
1
Ss
St
Judul
Is
Instansi
Penanggung Jawab
2008
2009
Menciptakan suasana yang membuat masyarakat pesisir tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan dalam menghadapi
bencana alam
1
DKP
100
Pelatihan penanggulangan gempa bumi dan tsunami dalam rangka perlindungan masyarakat
119
149
200
Pembanguanan sarana fisik yang dapat mengurangi dampak negatif bencana alam
1
Kg
Menyiapkan jalur evakuasi dan lokasi pengungsian untuk menyelamatkan masyarakat pesisir
1
Penyusunan feasibility Studi (FS) & DED bangunan evakuasi bencana gempa & tsunami di Kota Padang
DISTARKIM
500
DISTARKIM
100
650
96
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PUIAU KECIL YANG BELUM OPTIMAL MEMPERLAMBAT LAJU
PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1
Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
1
Pengembangan usaha perikanan yang produktif sesuai dengan potensi sumberdaya ikan yang tersedia
1
Meningkatkan produksi perikanan melalui pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budidaya
1
DKP
616
1,107
2,000
DKP
1,965
2,324
2,500
DKP
128
200
Nomor
Kegiatan
Jenis Kegiatan
A1.1.1.2
119
A1.1.1.3
149
A1.2.1.3
650
A1.2.1.4
BAPEDALDA
B1.2.1.1
D1.1.1.3
DKP
200
96
0
1014
200
82
90
100
100
100
190
200
82
100
B1.1.1.1
616
1,107
2,000
B1.1.1.2
1,965
2,324
2,500
B1.1.1.3
B1.1.1.4
B1.1.2.1
128
200
378
400
47
60
B1.1.2.2
25
B1.1.2.3
639
500
C1.1.1.1
D1.1.1.1
75
50
50
D1.1.1.2
580
375
375
F1.1.1.1
70
70
5015
6155
C11.1.2
E1.1.1.1
152
3616
590
0
590
100
Jumlah
Distarkim
2009
Jumlah
DISPERTAMBEN
2008
A1.1.1.1
Jumlah
DISDIK
2007
100
A1.2.1.1
500
A1.2.1.2
100
Jumlah
600