Anda di halaman 1dari 40

Disusun Oleh :

Annisa Rizqi Nurmaniar


Debi Kurniadi
Laras Nazzala Nitiafifa
Dini Anggraeni Novitasari
Nailul Husna

Assosiation

of Hospital Care
Rumah Sakit adalah pusat dimana pelayanan
kesehatan masyarakat , pendidikan, serta
penelitian kedokteran

American

Hospital Assosiation
Rumah Sakit adalah suatu alat organisasi
yang terdiri dari tenaga medis yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang
permanen.

Sehingga

dapat disimpulkan, Rumah Sakit


adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan yang memberikan pelayanan
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
yang terdiri dari observasi, diagnostik,
terapeutik, dan rehabilitatif.

Menurut WHO, fungsi Rumah Sakit adalah :


Penyedia

layanan kesehatan yang


terjangkau bagi pasien
Lembaga pelatihan bagi para pekerja di
bidang medis
Lembaga penelitian sosial dan biologis

Di Indonesia dikenal tiga jenis rumah sakit :


A.

Berdasarkan kepemilikannya
- RS Pemerintah [RS Pusat, RS Provinsi, RS
Kabupaten]
- RS BUMN / ABRI
- RS Swasta

B. Berdasarkan jenis pelayanan


- RS Umum
- RS Jiwa
- RS Khusus [mata, paru, kusta, jantung, dll]
C. Berdasarkan kelasnya
- RS Kelas A
- RS Kelas B
- RS Kelas C
- RS Kelas D

Untuk Rumah Sakit Umum kelas A, susunan


organisasinya diatur sesuai dengan SK Menkes No.
543/VI/1994 adalah sebagai berikut :
I.
Direktur
II. Wakil Direktur, terdiri dari :
a. Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan
b. Wadir Penunjang Medik dan Instalasi
c. Wadir Umum dan Keuangan
d. Wadir Komite Medik

Tiap-tiap Wadir diberikan tanggung jawab


dan wewenang mengatur bagian pelayanan
dan keperawatan, serta instalasi. Instalasi RS
diberikan tugas untuk menyiapkan fasilitas
agar pelayanan medik terlaksana dengan
baik. Instalasi RS dipimpin oleh seorang
kepala dengan jabatan non struktural.

Komite Medik [KM] juga diberikan jabatan


non struktural yang fungsinya menghimpun
anggota dari kepala Staf Medik Fungsional
[SMF]. KM diberikan dua tugas utama, yaitu :
a. Menyusun standar pelayanan medis
b. Memberikan pertimbangan kepada
direktur dalam hal penelitian mutu
pelayanan medis dan pembinaan tenaga
medis.

Pembentukan KM di RS sangat diperlukan


untuk membantu tugas-tugas Direktur RS
dalam menjaga mutu dan etika pelayanan
RS. KM dibentuk berdasarkan keputusan
antara Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI dan
usulan dari Direktur RS.

SMF merupakan pengganti dari Unit


Pelaksanaan Fungsional [UPF] yang terdiri
dari dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis, dan dokter subspesialis. Tugas
pokok SMF adalah menegakkan diagnosis,
memberikan pengobatan, pencegahan
penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan, dan penelitian medis.

Masing-masing Wadir juga dilengkapi


sekretariat khusus dan bidang yang dibagi
lagi menjadi subbag dan seksi. Susunan RSU
kelas B hampir sama dengan kelas A. Bedanya
hanya terletak pada jumlah dan jenis
masing-masing SMF. Untuk kelas B tidak ada
subspesialisnya.

Susunan organisasi kelas C dan D lebih


sederhana jika dibandingkan dengan kelas A
dan B. Disini tidak ada wakil direktur, tetapi
dilengkapi dengan staf khusus yang mengurus
administrasi. Secara umum, jenis
kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan akan menentukan peningkatan
kelas sebuah RS di suatu wilayah.

RS perlu menerapkan sistem manajemen


yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Kinerja yang unggul merupakan faktor utama
yang harus diupayakan oleh setiap organisasi
untuk memenangkan persaingan global,
begitu juga oleh perusahaan penyedia
pelayanan kesehatan.

Proses

untuk merumuskan masalah-masalah


kesehatan di masyarakat
Menentukan kebutuhan dan sumber daya
yang tersedia
Menetapkan tujuan program yang paling
pokok
Menyusun langkah-langkah untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan

Perencanaan merupakan fungsi yang penting,


karena akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya dan merupakan landasan
dasar dari fungsi manajemen secara
keseluruhan.

Melalui perencanaan program di rumah sakit


akan dapat diketahui :
Tujuan program rumah sakit dan bagaimana
cara mencapainya
Jenis dan kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tersebut
Struktur organisasi rumah sakit yang
dibutuhkan

Jumlah dan jenis kualifikasi staf yang


diinginkan, dan uraian tugasnya
Sejauh mana efektifitas kepemimpinan di
rumah sakit
Komunikasi serta bentuk dan standar
pengawasan yang perlu dikembangkan oleh
manajer

Aktifitas di rumah sakit lebih terarah untuk


mencapai tujuan
Mengurangi atau menghilangkan jenis
pekerjaan yang tidak produktif
Alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai
Memberikan landasan pokok fungsi
manajemen lainnya, yaitu pengawasan

Keterbatasan dalam ketepatan informasi dan


fakta-fakta tentang masa yang akan datang
Memerlukan biaya yang cukup besar
Hambatan psikologis
Menghambat timbulnya inisiatif
Terhambatnya tindakan yang perlu diambil

A. Analisis Situasi
Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data atau
fakta. Analisis situasi ini melibatkan beberapa
aspek ilmu, yaitu :
- Epidemiologi
- Antropologi
- Demografi
- Statistik
- Ekonomi
- Geografis
- Organisasi Pelayanan

B. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya


Masalah dapat dibagi dalam tiga kategori
yaitu masalah tentang penyakit, masalah
manajemen pelayanan kesehatan, dan
masalah perilaku, sikap dan pengetahuan
masyarakat. Prioritas masalah secara praktis
dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman
staf, dana, dan mudah tidaknya maslah
dipecahkan. Prioritas masalah dijadikan
dasar untuk menentukan tujuan.

C. Penentuan tujuan program


Kriteria penentuan tujuan program :
- Tujuan adalah hasil yang diinginkan
- Tujuan harus sesuai dengan masalah
- Tujuan penting untuk membuat perencanaan
dan mengevaluasi hasilnya
- Tetapkan kegiatan program untuk mencapai
tujuan

D. Mengkaji hambatan dan kelemahan


program
Hambatan program dalam manajemen Rumah
Sakit antara lain :
- Hambatan pada sumber daya
- Hambatan pada lingkungan

E. Membuat rencana kerja operasional


Dengan membuat RKO akan memudahkan
pimpinan mengetahui sumber daya yang
dibutuhkan dan sebagai alat pemantau.

Fungsi pelaksanaan sebuah RS dipengaruhi


oleh dua aspek, yaitu :
Sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi
kepada konsumen penerima jasa pelayanan.
Apapun hasilnya, kualitas pelayanan harus
diarahkan untuk kepuasan pasien dan
keluarganya

Pelaksanaan

fungsi pelaksanaan yang


kompleks, karena tenaga yang bekerja di RS
terdiri dari berbagai jenis profesi

Penerapan fungsi pelaksanaan RS akan sangat


tergantung pada empat faktor, yaitu :
a. Kepemimpinan Direktur RS
b. Koordinasi yang dikembangkan oleh masingmasing Wakil Direktur dengan kepala
instansi
c. Komitmen dan profesionalisme tenaga
medis dan non media
d. Pemahaman pengguna jasa pelayanan RS
akan jenis pelayanan kesehatan yang
tersedia di RS

Kesimpulannya, kepemimpinan, komunikasi,


dan koordinasi merupakan faktor penting
dalam pengembangan fungsi pelaksanaan RS.
Ketiganya akan memudahkan penjabaran visi
dan misi serta strategi pimpinan dalam
mengembangkan mutu pelayanan kesehatan.

Dalam PERMENKES No. 749a/MenKes/XII/89


tentang RM disebut pengertian RM adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain
kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan.

Di RS terdapat dua jenis RM, yaitu :


a. RM untuk pasien rawat jalan
b. RM untuk pasien rawat inap

Sebagai alat komunikasi antara dokter dan


tenaga kesehatan yang ikut andil dalam
pelayanan kesehatan
Merupakan dasar untuk perencanaan
pengobatan dan perawatan yang harus
diberikan kepada pasien
Sebagai bukti tertulis segala pelayanan,
perkembangan penyakit, dan pengobatan
selama pasien berkunjung di rumah sakit

Sebagai dasar analisis, studi, dan evaluasi


terhadap mutu pelayanan yang di
berlakukan kepada pasien
Melindungi kepentingan hukum bagi pasien,
rumah sakit, maupun dokter dan tenaga
kesehatan lainnya
Menyediakan data-data khusus yang
berguna untuk penelitian dan pendidikan
Sebagai bahan pertanggungjawaban

Aspek

struktur
Struktur adalah semua masukan untuk sistem
pelayanan RS yang meliputi tenaga,
peralatan, dll. Baik tidaknya struktur RS
diukur dari tingkat kewajaran, kuantitas,
biaya, efisisensi, dan mutu dari masingmasing komponen struktur

Proses

Proses adalah semua kegiatan dokter dan


tenaga profesional yang mengadakan
interaksi secara profesional dengan
pasiennya. Baik tidaknya pelaksanaan proses
pelayanan di RS dapat diukur dari tiga aspek,
yaitu relevan tidaknya proses itu bagi pasien,
efektivitas prosesnya, dan kualitas interaksi
asuhan terhadap pasien.

Outcome

Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter


dan tenaga profesi lainnya di RS terhadap
pasien.

Mutu pelayanan medis dan kesehatan di RS


sangat erat kaitannya dengan manajemen RS
dan keprofesionalan kinerja SMF dan staf
lainnya di RS. Keduanya merupakan outcome
dari manajemen untuk menjaga mutu di RS
yang dikerjakan oleh gugus kendali mutu,
yaitu Komite Medik [KM]

Azwar,

Azrul. 1996. Pengantar Administrasi


Kesehatan, edisi III. PT Bina Rupa Aksara :
Jakarta
B.Budioro. 1997. Pengantar Administrasi
Kesehatan Masyarakat. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Satrianegara, M.Fais. 2009. Buku Ajar
Organisasi dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai