Anda di halaman 1dari 10

YOHANES 10:1-21

Ayat 1
Yesus menyatakan diriNya sebagai pintu (the door). dimana Ia menyatakan bahwa hanya
diriNya satu-satunya jalan kepada Bapa. Bedanya, di sini sebagai pintu Ia merupakan jalan
masuk ke dalam kandang, yang menunjuk pada gereja.
2) pencuri dan perampok (ay 1).
a) Ini adalah orang yang masuk ke kandang dengan maksud yang tidak baik (bdk. ay 10a).
Penerapan:
Ada banyak maksud / motivasi tidak baik yang menyebabkan seseorang pergi ke gereja,
seperti:
mencari jodoh.
dari pada menganggur di rumah.
sebagai penyamaran, supaya dianggap orang saleh, rohani dsb.
demi bisnis, uang.
supaya Tuhan menolong dia dari problem tertentu, dsb.
b)

Ini menunjuk kepada orang-orang Farisi dalam Yoh 9 yang masuk ke dalam gereja
tanpa percaya kepada Yesus, dan ini tentu juga bisa diterapkan pada jaman ini kepada
semua orang, khususnya orang yang melayani seperti pengajar, pendeta dsb, yang
masuk ke dalam gereja tanpa melalui iman kepada Yesus.

3) Pencuri / perampok dalam ay 1 dikontraskan dengan gembala dalam ay 2.


Ada 2 kemungkinan tentang arti gembala dalam ay 2 ini:
a)

Kebanyakan penafsir mengatakan bahwa ini menunjuk kepada Yesus, sama seperti
ay 11,14. Kalau ditinjau dari ay 10 kelihatannya penafsiran inilah yang benar.
Penafsir yang percaya pandangan ini mengatakan bahwa tidak usah heran kalau Yesus
digambarkan sebagai pintu dan gembala sekaligus, karena dalam Perjanjian Lama, baik
imam maupun korban untuk dosa sama-sama merupakan TYPE dari Yesus.
Tetapi sebetulnya 2 hal ini agak berbeda, karena:

kalau dikatakan bahwa Yesus adalah imam dan korbannya sekaligus, maka hal itu
masih sesuai karena Yesus memang menjadi Pengantara yang mempersembahkan
diriNya sendiri sebagai korban.
tetapi kalau dikatakan bahwa ia adalah gembala dan sekaligus pintu, bagaimana kita
menafsirkan ay 2,3a yang menunjukkan bahwa gembala itu sendiri masuk ke dalam
kandang melalui pintu?
b) Penafsir dari Barnes Notes mengatakan bahwa gembala dalam ay 2 ini tidak menunjuk
kepada Yesus, tetapi kepada hamba Tuhan yang sejati.
Alasannya: di sini Yesus belum menyatakan diri sebagai gembala, tetapi Ia menyatakan
diriNya sebagai pintu.
Saya condong pada penafsiran pertama.
4) Ay 3-5:
a) Ay 3a: gembala menuntun domba melalui pintu.
Sekalipun gembala menunjuk kepada Yesus, tetapi Calvin menerapkan bagian ini
sebagai berikut: Gembala / hamba Tuhan / pelayan Tuhan yang nggenah pasti
mempimpin orang untuk masuk ke gereja melalui Kristus. Kalau saudara adalah orang
yang berusaha supaya banyak orang masuk ke gereja, tetapi saudara tidak peduli
apakah mereka itu betul-betul percaya kepada Kristus atau tidak, maka saudara bukan
gembala.
b) menuntunnya keluar (ay 3 akhir).
Kalau kandang diartikan gereja, lalu mengapa gembala ini menuntun dombanya keluar
kandang, dan mengapa domba itu mendapatkan makanannya (padang rumput - ay 9
akhir) di luar?
Untuk menjawab pertanyaan ini saya mengutip kata-kata William Hendriksen tentang
penafsiran allegory:
One should not ask at every point, What does this represent and what does that represent?
Over-analysis leads to misinterpretation. The main idea should be grasped (= Orang tidak
seharusnya bertanya pada setiap titik: Hal ini mewakili apa, dan hal itu mewakili apa?
Analisa yang kelebihan membawa kita pada penafsiran yang salah. Gagasan utama /
pokoknyalah yang harus kita pegang).
Jadi maksud bagian ini hanyalah bahwa domba itu mendengar dan menuruti gembala,
mau dipimpin oleh gembala dsb.
Catatan: mungkin pertanyaan bagaimana Yesus sebagai gembala juga melalui pintu
yang adalah dirinya sendiri? (lihat no 3a di atas) juga harus dijawab menggunakan katakata Hendriksen ini.

c) Tradisi gembala - domba.


memanggil domba-dombanya (ay 3).
Domba di sana punya nama, dan gembala memanggil dombanya menggunakan
namanya.
ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia.
Gembala di sana tidak menggiring domba dari belakang, tetapi ia berjalan di depan
dan domba-dombanya mengikutinya dari belakang.
Ini mungkin bisa memberi terang kepada kita mengapa dalam Mat 16:23, pada
waktu Yesus dihalangi oleh Petrus untuk pergi ke Yerusalem, Ia lalu berkata kepada
Petrus (NIV/NASB): Get behind Me, Satan! (= Pegilah ke belakangKu, setan).
Dengan kata lain Yesus berkata: Kamu itu domba, Aku yang gembala. Jadi kamu
harus di belakangKu dan mengikuti Aku, bukan di depanKu dan menghalangi Aku!
d) orang asing (ay 5).
Kalau tadi orang Farisi disebut pencuri dan perampok karena mereka masuk kandang
tidak melalui pintu (ay 1), maka sekarang mereka disebut dengan istilah orang asing
karena domba tidak mengenal dan tidak mau mengikuti mereka.
e) Dalam ay 3-5 terlihat ciri dari seekor domba:
ia bisa membedakan suara gembala dan suara orang asing.
Memang orang kristen yang masih bayi, tentu tidak akan bisa melakukan pembedaan seperti ini, tetapi
kalau ia orang kristen sejati, maka ia pasti akan belajar Firman Tuhan dan mendapat pimpinan Roh
Kudus, sehingga bisa membedakan (bdk. Ef 4:11-15).
ia mendengar dan mentaati suara gembala (ay 3-4).
Apakah gembala di sini menunjuk kepada Yesus atau hamba Tuhan yang sejati, tidak terlalu berbeda,
karena hamba Tuhan yang sejati pasti memberitakan Firman Tuhan, yang juga datang dari Yesus.
Penerapan:
Kalau saudara diajar Firman Tuhan yang benar oleh hamba Tuhan yang benar,
tetapi saudara tidak mau menggubris Firman Tuhan itu, saudara adalah kambing,
bukan domba!
ia tidak mau mengikuti orang asing, malah ia lari dari padanya (ay 5).
Sekalipun orang asing itu memakai pakaian gembala dan menirukan suara gembala
memanggil namanya, domba tetap tidak mau ikut, bahkan lari dari padanya (ini
kontras dengan ay 4 akhir dan ay 14 - domba mengenal suara gembala).

Penerapan:
Kalau saudara sudah diberitahu tentang kesesatan suatu gereja, dan saudara
tetap mau berbakti di gereja itu, ini menunjukkan bahwa saudara bukanlah
domba melainkan kambing!
Kalau saudara dengan mudah mengikuti nabi-nabi palsu yang berjubahkan
pendeta, maka saudara bukanlah domba tetapi kambing!
5) Akulah pintu ke domba-domba itu (ay 7).
Kalau dalam ay 2,3,9 Yesus adalah pintu untuk domba (Inggris: for the sheep), maka
dalam ay 7 Ia menyatakan bahwa Ia adalah pintu menuju / kepada domba (Inggris: to the
sheep).
Dari sini bisa kita dapatkan bahwa semua orang yang datang kepada domba dan melayani
domba, dirinya sendiri harus masuk melalui pintu / percaya kepada Yesus.
Karena itu setiap kali kita memilih orang untuk melayani Tuhan, kita harus hati-hati untuk
tidak memilih orang yang belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus!
Bandingkan ini dengan praktek salah dari banyak gereja yang:
mengangkat orang menjadi majelis, diaken dsb, karena orang itu kaya, terkenal, dsb.
memberikan jabatan / pelayanan kepada orang yang tidak aktif ke gereja, dengan tujuan
supaya orang itu lalu menjadi aktif.
6) Ay 8: Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok.
a) Semua orang yang datang sebelum Aku.
Ini tentu tidak menunjuk kepada nabi-nabi Perjanjian Lama maupun Yohanes
Pembaptis, tetapi lagi-lagi menunjuk kepada tokoh-tokoh Yahudi saat itu.
b) pencuri dan perampok.
Bdk. Kol 2:8 dimana kata menawan secara hurufiahnya adalah merampok. Ini
menunjukkan bahwa nabi-nabi palsu itu bisa merampok kita menggunakan ajaran
sesatnya.
Hubungan Yoh 9 dan Yoh 10.
Yoh 10 ini kelihatan sepintas tidak berhubungan dengan Yoh 9. Tetapi sebetulnya ada
hubungan yang erat antara kedua pasal ini.
Dalam Yoh 9 kita melihat orang-orang Farisi menggunakan intimidasi / ancaman (9:22), dan
mereka juga mengusir / mengucilkan orang buta itu tanpa alasan yang bisa dipertanggung-

jawabkan (9:34). Jelas bahwa mereka bukanlah gembala yang baik karena mereka bersikap
begitu tidak baik kepada domba mereka.
Dalam Yoh 10, Yesus lalu menyerang orang-orang Farisi itu sebagai pencuri dan perampok
yang masuk tanpa melalui pintu (ay 1), sebagai orang asing yang tidak akan diikuti oleh
domba-domba (ay 5), dan Ia mengkontraskan diriNya sendiri dengan orang-orang Farisi itu,
dimana Ia menyatakan diriNya sebagai gembala yang baik (ay 11).
Juga kalau kita melihat ay 21 (memelekkan mata orang buta), maka kelihatan ada hubungan
antara Yoh 9 dan Yoh 10.

Ay 6:
Kitab Suci Indonesia menyebutkan perumpamaan (ay 6).
KJV: parable (= perumpamaan).
NIV/NASB: figure of speech (= kiasan / metafora).
RSV: figure (= kiasan / metafora).
Kata Yunani yang digunakan di sini adalah PAROIMIA, dan ini berbeda dengan kata
perumpamaan yang menggunakan kata Yunani PARABOLE, seperti dalam Mat 13:3.
Hendriksen dan kebanyakan penafsir beranggapan bahwa ini harus diterjemahkan allegory.
Tidak terlalu jadi soal apakah orang menganggap bagian ini sebagai perumpamaan atau
allegory, yang penting adalah artinya.
7) Ay 10:
a) Dalam ay 10 kelihatannya ada suatu peralihan dari pintu menjadi gembala, karena di
sini Yesus mengatakan bahwa Ia datang supaya mereka mempunyai hidup, dan ini tidak
cocok untuk pintu tetapi cocok untuk gembala (bdk. ay 11,15).
b) Kata kelimpahan (ay 10b) mempunyai arti rohani, bukan jasmani. Dasarnya:
Kata mereka jelas menunjuk pada orang yang hidup secara jasmani, tetapi mati
secara rohani. Yesus datang supaya orang yang mati rohani itu mempunyai hidup
secara rohani. Jadi hidup berkelimpahannya jelas juga dalam arti rohani.
Kata selamat, binasa, hidup semuanya jelas mempunyai arti rohani, dan karena
itu jelas bahwa kata kelimpahan juga mempunyai arti rohani.
Karena itu bagian ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengajarkan Theologia
Kemakmuran!

Ay 11-15:

1) Ay 11a: Akulah gembala yang baik (bdk. ay 14a).


a) Ayat-ayat Perjanjian Baru yang lain yang menunjukkan Yesus sebagai gembala adalah
Mat 18:12 / Luk 15:4 Mat 9:36 / Mark 6:34 Luk 12:32 Mat 26:31 / Mark 14:27 1Pet
2:25 Ibr 13:20. Jadi jelas bahwa baik Yesus sendiri maupun Perjanjian Baru memang
menekankan Yesus sebagai Gembala.
b) Dalam Perjanjian Lama, Allah / Yahwehlah yang adalah gembala (bdk. Maz 23:1 Maz
79:13 Maz 80:2 Maz 95:7 Yeh 34:15). Sekarang Yesus mengclaim diriNya sebagai
gembala, dan itu sama dengan mengclaim diri sebagai Allah.
Lebih-lebih kalimat ini merupakan salah satu dari 7 I am dalam Injil Yohanes. Ini
mengingatkan kita pada kata-kata I am who I am (= Aku adalah Aku) yang dipakai oleh
YAHWEH / Allah untuk memperkenalkan diriNya kepada Musa dalam Kel 3:14.
c) Sekalipun Yesus adalah gembala, Ia juga mengangkat manusia sebagai gembala (bdk.
Ef 4:11 Kis 20:28 Yoh 21:15-19 1Pet 5:2-3).
Ini bertentangan dengan ajaran Gereja Sidang Jemaat Kristus, yang menentang
adanya gembala.
Ini menunjukkan bahwa
menggembalakan jemaat:

Pendeta dan

majelis (bukan

pendeta

saja)

harus

memberi makan firman Tuhan.


menjaga dan membentengi terhadap ajaran sesat.
mengawasi kerohanian / pertumbuhan rohani jemaat.
mencari yang hilang.
menguatkan / menghiburkan yang lemah.
dsb.
Pendeta / majelis harus ingat bahwa gembala yang sesungguhnya bukanlah mereka
tetapi Yesus. Bdk. Mat 23:8-10 - jangan mau disebut rabi, bapa, pemimpin. Ini tentu
tak boleh diartikan bahwa kita betul-betul tidak boleh menyebut guru sebagai guru,
bapa sebagai bapa, dsb. Maksudnya kita harus tetap menyadari bahwa Guru, Bapa
dan Pemimpin yang sebenarnya adalah Tuhan sendiri.
Calvin: ... when the term shepherd is applied to men, it is used, as we say, in a
subordinate sense; and Christ shares the honour with his ministers in such a manner, that
he still continues to be the only shepherd both of themselves and of the whole flock (= ...
pada waktu istilah gembala digunakan terhadap manusia, istilah itu digunakan, seperti
kami katakan, dalam pengertian yang lebih rendah; dan Kristus membagikan

kehormatan dengan pelayan-pelayanNya dengan cara sedemikian rupa, sehingga Ia


tetap menjadi gembala satu-satunya baik bagi mereka maupun bagi seluruh kawanan).
Penerapan:
Jangan pernah berkata: Dombaku dicuri, karena semua orang kristen adalah
domba Tuhan, bukan dombanya pendeta.
d)

Penggambaran Yesus sebagai pintu (ay 7,9), maupun penggambaran Yesus sebagai
gembala (ay 11,14), sama-sama berhubungan dengan keselamatan. Sebagai pintu,
Yesus merupakan satu-satunya jalan masuk pada keselamatan; sebagai gembala,
Yesus menyerahkan nyawaNya untuk domba-dombaNya.

2) Ay 11b: Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (bdk. ay 15b).
a) Seorang gembala memang mencintai dombanya dan rela berkorban untuk dombanya
(bdk. 1Sam 17:34-36 Yes 31:4). Tetapi dalam hal ini ada perbedaan antara Yesus
(realita) dan gembala (gambaran):
kalau gembala mati untuk dombanya, itu bukan kesengajaan. Tetapi Yesus mati
untuk kita secara sengaja / sukarela.
kalau gembala mati, itu merupakan bencana bagi domba-dombaNya. Tetapi pada
waktu Yesus mati untuk kita, itu merupakan kehidupan bagi kita.
b)

Ayat ini merupakan salah satu dasar dari doktrin Limited Atonement (= Penebusan
terbatas) dalam Calvinisme / Reformed, karena di sini dikatakan bahwa gembala / Yesus
memberikan nyawaNya bagi domba-dombanya (tak dikatakan bagi semua orang).
Memang dalam Kitab Suci ada ayat-ayat yang seolah-olah menunjukkan bahwa Yesus
mati bagi semua orang. Tetapi harus diingat bahwa istilah semua orang dalam Kitab
Suci tidak selalu betul-betul berarti semua orang. Misalnya: Ro 5:18b Maz 22:28.

3) Ay 12-13:
a)

Pada saat menyatakan diriNya sebagai pintu, Yesus menggambarkan mereka yang
tidak melalui pintu sebagai pencuri dan perampok (ay 1,7-8). Sekarang pada waktu
menyatakan diriNya sebagai gembala, Yesus mengkontraskan diriNya dengan orang
upahan. Ada persamaan antara pencuri / perampok dengan orang upahan, yaitu:
sama-sama tidak peduli / mengasihi domba.
sama-sama mencari kepentingan diri sendiri.
Penerapan:
Kalau saudara adalah seorang pendeta, majelis, ataupun guru sekolah minggu, maka
saudara perlu merenungkan apakah 2 hal jelek ini ada pada diri saudara atau tidak.
Kalau ada, saudara adalah seorang upahan, bukan gembala!

b) Orang upahan di sini seperti gembala-gembala jahat dalam Yer 23:1-dst Yeh 34:1-2
Zakh 11:17.
c) William Barclay berkata bahwa gereja diserang dari luar oleh serigala, dan dari dalam
oleh orang upahan.
Dan Calvin berkata:
No plague is more destructive to the Church, than when wolves ravage under the garb of
shepherds (= Tidak ada wabah yang lebih merusak dari pada serigala yang merusak
dibawah pakaian gembala).
Penerapan:
Karena itu gereja harus extra hati-hati dalam memilih hamba Tuhan.
4) Ay 14-15:
Gembala (Yesus) dan domba (orang percaya) saling kenal. Orang yang tidak kenal Yesus
juga tidak dikenal oleh Yesus. Yang penting bukanlah apakah saudara dikenal orang /
majelis / Pendeta, tetapi apakah saudara dikenal oleh Kristus (bdk. Mat 7:21-23).

Ay 16-18:
1) Ay 16:
a) domba-domba yang lain, yang bukan dari kandang ini.
Kata-kata bukan dari kandang ini menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang non
Yahudi yang pada saat itu belum percaya. Tetapi mereka sudah disebut sebagai
domba! Bdk. Kis 18:10 dimana orang yang belum percaya sudah disebut umatKu.
Ini jelas menunjukkan bahwa mereka adalah orang pilihan!
Calvin: Thus, according to the secret election of God, we are already sheep in his heart,
before we are born; but we begin to be sheep in ourselves by the calling, by which he gathers
us into his fold (= Jadi, menurut pemilihan yang rahasia dari Allah, kita sudah adalah
domba dalam hatiNya, sebelum kita dilahirkan, tetapi kita mulai menjadi domba dalam
diri kita oleh panggilan, dengan mana Ia mengumpulkan kita dalam kandangNya).
b) Perhatikan kata-kata Yesus selanjutnya tentang domba-domba yang lain dalam ay 16
ini:
harus Kutuntun juga.
mereka akan mendengarkan suaraKu.
mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Semua ini menunjukkan bahwa orang pilihan pasti akan bertobat / percaya kepada
Yesus. Ini menjadi dasar bagi kita untuk mengatakan 2 hal:
Predestinasi / Rencana Allah tidak mungkin gagal.
Kasih karunia Allah tidak bisa ditolak (Irresistible grace)!
c) Yesus menugaskan / memakai kita untuk menuntun domba-domba lain itu kepadaNya.
Kita melaksanakan tugas ini dengan memberitakan Injil. Karena kita tidak bisa tahu yang
mana yang orang pilihan (elect) dan yang mana yang bukan (reprobate), maka kita
harus memberitakan Injil kepada semua orang! Ajaran Calvinisme / Reformed yang
sejati, sekalipun percaya pada Predestinasi, sama sekali tidak boleh menyebabkan kita
malas dalam memberitakan Injil! Orang yang mengaku diri sebagai Reformed / Calvinist,
tetapi tidak memberitakan Injil / tidak menekankan pentingnya Pemberitaan Injil,
bukanlah orang Reformed / Calvinist yang sejati!
d) satu kawanan dengan satu gembala.
Ini menunjuk pada Gereja yang Kudus dan Am dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli.
e)

Calvin menyoroti kata-kata: mereka akan mendengarkan suaraKu dan mereka akan
menjadi satu kawanan dengan satu gembala, dan memberi komentar: hanya kalau
gereja betul-betul memberitakan Firman Tuhan, dan tunduk pada Firman Tuhan, barulah
bisa ada keteraturan.
Penerapan:
Kalau mau punya gereja yang nggenah, belajarlah Firman Tuhan, dan taatlah pada
Firman Tuhan.

2) Ay 17-18:
a)

Ay 17: Ini tentu bukan merupakan satu-satunya alasan mengapa Bapa mengasihi
Yesus.
Calvin mengatakan bahwa ada alasan yang lebih tinggi mengapa Bapa mengasihi
Yesus, yaitu karena Yesus adalah Anak (Mat 3:17 Mat 17:5).

b) Dua hal yang ditekankan di sini, yaitu:


Pengorbanan nyawa itu dilakukan oleh Yesus dengan rela, bukan dengan terpaksa!
Penerapan: kalau saudara memberi persembahan, atau melayani Tuhan, atau
melakukan sesuatu untuk Tuhan yang menuntut pengorbanan, apakah saudara
melakukannya dengan rela atau dengan terpaksa?
William Barclay menceritakan suatu cerita sebagai illustrasi tentang kerelaan
berkorban:

Dalam Perang Dunia pertama ada tentara Perancis yang terluka pada tangannya
sehingga harus diamputasi. Pada saat ia sadar, ahli bedah mengatakan: Dengan
menyesal aku memberitahumu bahwa engkau telah kehilangan sebuah lengan.
Tetapi
tentara
itu
menjawab:
Tuan,
aku
tidak kehilangan lenganku,
aku memberikannya, untuk Perancis!
Yesus (realita) berbeda atau lebih tinggi dari gembala (gambarannya) dalam hal:
Yesus menyerahkan nyawaNya untuk menerimanya kembali (bdk. Yoh 10:17-18). Ini
tidak bisa dilakukan oleh gembala biasa.

Ay 19-21:
1)

Timbullah pula pertentangan (schism = perpecahan) di antara orang-orang Yahudi


karena perkataan (LOGOS = firman) itu (ay 19).
Ada yang tunduk / percaya pada firman yang Yesus beritakan, ada yang tidak, sehingga
timbul perpecahan. Jelas bahwa yang salah di sini bukanlah pemberita firman, tetapi orangorang yang menolak firman.
Calvin berkata bahwa pada jaman Reformasi, tokoh-tokoh Reformasi disebut sebagai Schismatics
karena ajaran mereka mengoncangkan ketenangan gereja. Calvin menjawab tuduhan ini dengan
berkata:
Yet the truth is, that, if they would yield submissively to Christ, and give their support to the truth,
all the commotions would immediately be allayed. But when they utter murmurs and complaints
against Christ, and will not allow us to be at rest on any other condition than that the truth of God
shall be extinguished, and that Christ shall be banished from his kingdom, they have no right to
accuse us of the crime of schism; for it is on themselves, as every person sees, that this crime ought
to be charged (= Tetapi sebenarnya adalah bahwa kalau mereka mau tunduk kepada Kristus,
dan menyokong kebenaran, segala keributan akan segera hilang. Tetapi karena mereka
mengeluarkan sungut-sungut dan keluhan-keluhan yang menentang Kristus, dan tidak mau
mengijinkan kami beristirahat selain kalau kebenaran Allah dipadamkan, dan Kristus dibuang
dari kerajaanNya, maka mereka tidak mempunyai hak untuk menuduhkan kejahatan tentang
perpecahan ini kepada kami, karena pada diri mereka sendirilah, seperti bisa dilihat oleh
setiap orang, kejahatan ini seharusnya dituduhkan).
Penerapan:
Kalau ada gereja yang pecah, jangan lalu merendahkan seluruh gereja / kedua belah
pihak! Misalnya gereja yang pecah karena sebagian jemaatnya menentang liberalisme,
Toronto Blessing, dsb, maka pihak yang menentang sampai timbul perpecahan itu, tidak
bisa disalahkan! Kalau ada hal-hal brengsek yang terjadi dalam gereja (seperti korupsi,
ajaran sesat, dsb) dan gereja itu tenang-tenang saja, itu justru menunjukkan bahwa
gereja itu tidak peduli pada kebenaran!
hati-hati pada waktu mengatakan orang kristen kok gegeran, karena kadang-kadang
gegeran itu dibutuhkan!

Anda mungkin juga menyukai