Anda di halaman 1dari 73

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan kekristenan tidak bisa dilepaskan dari tantangan, baik yang

berasal dari dalam gereja itu sendiri maupun dari luar.Salah satu tantangan yang

menjadi masalah serius bagi orang percaya adalah penyesatan yang di lakukan

oleh orang-orang di lingkungan orang percaya itu. Semenjak jaman Perjanjian

Lama sudah ada berbagai macam penyesatan yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu,

seperti yang diperingatkan oleh Allah kepada Israel melalui Nabi Yeremia.

Yeremia 27:15 berbunyi : Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman

TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi nama-Ku, sehingga kamu

Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang

bernubuat kepadamu itu.Yeremia adalah seorang nabi utusan Allah yang melayani

di Kerajaan Yehuda sebelum dan selama jatuhnya Yerusalem oleh Babel. Waktu

melakukan hal itu ia ingin membawa membawa kembali bangsa itu kembali

kepada Tuhan untuk memperingatkan mereka akan akhibat yang kelak akan

mereka alami, kalau mereka mereruskan kelakuan mereka yang

sekarang1.Andrew Hill menyebutkan bahwa Yeremia adalah nabi yang diutus

pada masa paling suram dalam sejarah Israel dan melakukan pengorbanan besar

selama lebih dari empat puluh tahun.Salah satu permasalahan besar yang dialami

nabi Yeremia pada masa itu adalah munculnya nabi palsu yang bernubuat palsu
1
Andrew E.Hill & John H. Walton Survey Perjanjian Lama, (Malang:Gandum
Mas), 540

1
mengenai kelepasan, kedaimaian, dan kemakmuran.Jumlah nabi palsu saat itu

sangat banyak sehingga nabi Yeremia yang merupakan nabi benar dianggap

sebagai nabi palsu.Bahkan nabi Yeremia pernah dipasung di pintu gerbang

Benyamin oleh Pasyur bin Imer, imam kepala rumah Tuhan karena nubuatan

Yeremia. Semaya dan Nehelam bahkan berkata atas nama firman Tuhan menegur

Nabi Yeremia mengenai nubuatannya pada masa pembuangan di babel. Hal ini

jelas keliru karena setelah itu Allah berfirman kepada Yeremia bahwa Allah tidak

tidak mengutus Semaya dan Nehelam untuk bernubuat dan akan menguhum

mereka bahkan keturunannya karena bernubuat palsu. Sehingga nabi palsu

merupakan masalah yang serius yang tidak boleh dianggap remeh karena

dampaknya yang besar.

Sedangkan dalam jaman Perjanjian Baru, peringatan untuk waspada

terhadap nabi palsu juga beberapa kali didengungkan baik oleh Yesus sendiri

maupun murid-murid-Nya dan Para Rasul. Seperti yang tercantum dalam Matius

7 ayat 15 : Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan

menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Yesus mengingatkan bahwa tidak semua orang yang mengaku percaya pada

Kristus adalah orang yang sungguh-sungguh percaya, demikian pula tidak semua

penulis Kristen, utusan gerejani, gembala sidang, penginjil, pengajar, penatua, dan

pekerja gereja benar-benar menjadi hamba Allah2.

Nabi palsu dalam Bahasa Yunani disebut

ψευδοπροφήτης(pseudoprophétés) berasal dari kata pseudés yang memiliki


2
Tujuan dan Survei Matius , Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) (2005-2022 )

2
arti palsu, bohong and prophétés berarti nabi, sesorang yang memiliki karunia

untuk menyampaikan pesan Allah dan berbicara melalui ilham Allah. Jadi definisi

Nabi palsu adalah

someone pretending to speak the word of the Lord (prophesy) but in fact is
phony (an imposter. specializes in "the art of misimpression," like about
how they were "commissioned" by the Lord to touch the world with their
message. But when in fact, they operate by self and for self so they must
be exposed for what they are – and are not!3.

Nabi palsu menjadi sangat berbahaya karena mengaku berbicara sebagai

utusan Allah namun sebenarnya adalah penipu yang tidak diutus oleh

Allah.Penyesatan dilakukan secara terselubung sehingga orang percaya tidak

menyadarinya dan akhirnya tersesat.Menurut International Standard of Bible

Encyclopedia, nabi palsu adalah :orang-orang yang berbicara dengan tipu daya

menurut keinginan hati mereka sendiri; mereka yang tidak memiliki karunia

kenabian namun secara nyata bertindak seolah menerimapesan dari Allah;

danmereka yang menjalankan peran nabi untuk mendapatkan hadiah materi. Oleh

karena itu Injil Matius memberikan beberapa peringatan mengenai kemunculan

nabi palsu yang bahkan bisa menyesatkan orang pilihan.Sehingga dikatakan

bahwa perbuatan nabi palsu menimbulkan banyak luka di gereja.Permasalah yang

timbul akibat kepalsuan terus menggerogoti gereja hingga saat ini.Seperti yang

terjadi di Indonesia beberapa tahun silam, dilansir dari majalah Tempo 3 Juli 2005

halaman 58, dengan judul Gereja Nyaris Bertauhid, dikisahkan bahwa Pendeta

Robert P. Walean, Sr. mengajarkan “Islam Hanif” kepada jemaat Advent,

sehingga menyebabkan prokontra dikalangan Jemaat bahkan pendeta Gereja

3
https://biblehub.com/greek/5578.htm

3
Advent4. Setelah tiga tahun meneliti Alkitab dan Al-Quran, Robert P. Walean

mengaku menemukan ajaran Islam hanif berdasarkan Yesaya 6-7, “Segala

kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba Nebayot

tersedia untuk ibadahmu, sebagai korban yangberkenan kepada-Ku, dan Aku akan

menyemarakkan rumah keagungan-Ku”. Ia menggabungkan ajaran Kristen dan

Islam dan berpendapat bahwa golongan Islam juga merupakan umat yang diterima

oleh Allah. Ia mengaku telah memiliki pengikut sejumlah 500 orang pada saat itu,

dan ada salah satu pendeta Gereja Masehi Hari Ketujuh di Jakarta setuju dengan

pernyataan Walean dan dituangkan dalam sebuah surat. Salah satu butir penting

dalam surat bermaterai itu langsung menohok ke jantung teologi Kristen:

mengakui bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah 5.Namun masih banyak

juga yang menolak pengajaran Walean mengenai Islam Hanif ini.Menanggapi hal

tersebut, Walean berkata “Semua nabi awalnya dulu juga ditolak oleh umatnya”6.

Berbagai macam pengajaran yang nampaknya didasarkan pada ayat

Alkitab tetapi sebenarnya tidak alkitabiah masih bermunculan hingga saat ini.Hal

tersebut menyebabkan gereja terpecah dengan mengikuti ajaran kepalsuan yang

terus disebarkan.Salah satu pengajaran yang menimbulkan kontroversi hingga saat

ini adalah ajaran yang dibawa oleh Charles Taze Russell yang kemudian

diteruskan oleh Joseph Franklin Rutherford dan saat ini pengikutnya dikenal

dengan nama Saksi-saksi Yehuwa. Golongan ini tidak mengakui Trinitas dan

menganggap Yesus adalah ciptaan dan bukan Tuhan.Mengenai eskatologi mereka


4
Dr. Suhento Liauw, https://adoc.pub/pedang-roh-the-sword-of-the-spirit-buletin-
tribulanan-sarana.html
5
https://majalah.tempo.co/read/agama/115721/gereja-yang-nyaris-bertauhid
6
ibid

4
percaya bahwa sekelompok kecil orang yang berjumlah 144.000 akan

dibangkitkan untuk hidup di surga dan memerintah bersama Yesus

dalam Kerajaan Allah7. Charles mengklaim bahwa ajarannya adalah kebenaran

Kebenaran yang saya sampaikan, sebagai juru bicara Allah, tidak


disingkapkan melalui penglihatan atau mimpi, juga tidak dengan suara
Allah yang dapat terdengar, juga tidak semuanya sekaligus, tetapi secara
bertahap . . . Penyingkapan kebenaran yang jelas ini juga tidak disebabkan
oleh kecerdasan atau ketajaman persepsi manusia mana pun, tetapi karena
fakta sederhana bahwa waktu yang Allah tentukan sudah tiba; dan jika
saya tidak berbicara, dan tidak ada wakil lain yang dapat ditemukan, batu-
batu pun akan berteriak.” (SSY-Pemberita Kerajaan Allah, hlm. 143) 8.

Kelompok ini sangat berdampak bagi keristenan, karena mereka aktif

menyebarkan ajarannya baik secara langsung maupun melalui berbagai literature

yang terbit secara rutin. Jikalau orang percaya tidak memiliki dasar pemahaman

yang kuat maka akan mudah terpengaruh dengan berbagai macam

kepalsuan.Mengingat di masa modern ini segala macam bentuk pengajaran dapat

diakses dengan mudah oleh para jemaat melalui internet.Ketika penulis mencoba

mencari suatu topik mengenai ajaran kekristenan pada mesin pencarian internet

seperti google, maka laman resmi Saksi-saksi Yehuwa dan Mormon akan muncul

pada halaman awal. Oleh karena itupengikut Kristus harus menguji ajaran yang

berkembang seperti yang tercantum dalam 1 Yohanes 4: 1 Saudara-

saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh

itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah

muncul dan pergi ke seluruh dunia.

7
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/kepercayaan-saksi-
yehuwa/
8
https://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2013/12/juru-bicara-palsu-yehuwa-
pengilhaman-roh-kudus-nubuatan.html

5
Oleh karena itu, gereja baik secara organisme maupun organisasi harus

mampu mengenali ciri- ciri dari nabi palsu. Sehingga orang percaya mampu

membentengi dirinya dari berbagi penyesatan yang dibawa oleh nabi palsu yang

pada akhirnya akan dipotong dan dibuang ke dalam api (Mat 7:19).Sehubungan

dengan latarbelakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka Penulis

memutuskan untuk mengajukan penelitian dengan judul :

STUDI EKSEGESA TENTANG NABI PALSU DALAM INJIL

MATIUS 7:15-23 DAN IMPLIKASINYA BAGI GEREJA MASA KINI

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, maka beberapa

masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Diidentifikasikan bahwa kehadiran nabi palsu masih ada sampai saat ini dan

bahkan terus bermunculan.

2. Diidentifikasikan bahwa pengajaran yang dibawa oleh nabi palsu tidak sesuai

dengan kebenaran Allah dan berdampak buruk bagi jemaat

3. Diidentifikasikan bahwa pemahaman mengenai ciri nabi palsu sangat penting

untuk dimengerti oleh pengikut Kristus

C. BATASAN MASALAH

Sehubungan dengan indentifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

6
1. Analisis mengenai ciri-ciri nabi palsu yang terdapat di dalam Injil Matius

7:15-23 .

2. Implikasi atau dampak dari nabi palsu yang bermunculan di lingkungan

kekristenan.

D. RUMUSAN MASALAH

Merujuk pada batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Kotbah Yesus di Bukit dalam Matius 7:15-23, Apa yang menjadi

ciri-ciri dari nabi palsu?

2. Bagaimana implikasi nabi palsu dalam Matius 7: 15-23 bagi kehidupan

gereja masa kini?

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan mengenai ciri-ciri nabi palsu berdasarkan Matius

7:15-23

2. Untuk mendeskripsikan mengenai implikasi dari dalam Matius 7: 15-23 bagi

kehidupan gereja masa kini

7
F. MANFAAT PENELITIAN

Hasil Penelitian memiliki dua kegunaan, yaitu : “kegunaan untuk mengem

bangkan ilmu atau kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu membantu meme

cahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti 9. Oleh karen

a itu, manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dari penelitian ini bagi Sekolah Tinggi Teologi

Magelang adalah sebagai sumber referensi yang bermanfaat dalam bidang yang

dikaji dalam penelitian ini sehingga dapat melengkapi mahasiswa/i dalam studi

maupun pelayanan.

Sedangkan bagi peneliti, tulisan ini berfungsi sebagai referensi penting

dalam mengembangkan kemampuan baik secara akademik maupun dalam

pelayanan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian ini secara praktis adalah diharapkan dapat memberikan

kontribusi penting bagi jemaat dan para hamba Tuhan untuk senantiasa waspada

terhadap nabi palsu.

Bagi peneliti agar dapat memahami mengenai ciri-ciri nabi palsu dan

implikasinya bagi kehidupan gereja masa kini.

9
Sugiono. 1997. Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Penerbit CV Alfabeta
2010) hal. 338

8
G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif kajian terhadap Matius 7:15-23. Untuk menghasilkan penelitian yang

baik, maka peneliti melakukan studi eksegesa terhadap teks dengan

memanfaatkan hukum hermeneutika, yaitu: literal, gramatikal, kontekstual,

historis (latarbelakang), teologis, dan aplikasi. Sumber literatur primer dalam

kajian ini adalah Alkitab dan didukung oleh sumber sekunder berupa lirature-

literature lain.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Pada bab pertama peneliti memaparkan latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penulisan serta sistematika penulisan.

Pada bab kedua peneliti memparkan kajian pustaka mengenai analisis latar

belakang dari Injil Matius.

Pada bab ketiga peneliti akan memaparkan eksegesa mengenai ciri-ciri

nabi palsu yang terdapat dalam Matius 7: 15-23.

Pada bab keempat peneliti akan memaparkan implikasi dari eksegesa

mengenai nabi palsu di Matius 7: 15-23 bagi kehidupan gereja masa kini.

Pada bab kelima berdasarkan bab satu sampai bab empat, peneliti akan

menarik kesimpulan dan saran yang ditujukan kepada para mahasiswa/I teologi,

para hamba Tuhan dan jemaat pada umumnya.

9
BAB II

PANDANGAN UMUM TERHADAP INJIL MATIUS

A. PENGANTAR INJIL MATIUS

Menurut Kanon Perjanjian Baru, Matius dikategorikan sebagai Injil

bersama 3 kitab lainnya yaitu Markus, Lukas, dan Yohanes karena menyajikan

kisah dari kehidupan Yesus di dunia. Namun hanya Matius, Markus, dan Lukas

yang dikenal sebagai Injil Sinoptik.Kata Sinoptik berasal dari dua bahasa Yunani

yang berarti melihat bersama dan yang secara hurufiah berarti dapat dilihat

bersama10.Pengelompokan tersebut didasarkan pada tingginya kesamaan dari

konten dan urutan peristiwa dalam ketiga Injil tersebut. Sehingga memungkinkan

untuk melihat ketiga Injil tersebut secara pararel dan membandingkannya satu

dengan yang lain.

Meskipun demikian ada juga perberdaan dari ketiga Injil Sinoptik tersebut

yang tak jarang menimbulkan perdebatan. Pada bagian awal dan akhir dari Injil

Matius dan Lukas diberikan rincian yang lebih dalam dari pada Markus, tetapi

bagian ini tidak bersesuaian satu sama lain (bnd, silsilah Yesus dalam Mat 1:1

dyb, dan Luk 3:23 dyb)11.Marxsen menyebutkan bahwa beberapa perikop dalam

Matius dan dan Lukas memiliki konten yang sama bahkan kata perkata nya pun

10
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 1
11
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap
Masalah-masalahnya (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003) 132

1
0
hampir sama, namun kesejajaran tersebut tidak sama dalam Markus. Meskipun

letak Injil Matius dalam perjanjian baru terdapat pada urutan pertama, matius

bukanlah injil tertua karena Injil Markus lah yang pertama ditulis.Mayoritas para

ahli berpendapat bahwa Markus merupakan salah satu sumber dari penulisan

Matius seperti yang dikemukakan Barclay.Markus memberikan cerita yang

langsung jelas dan sederhana, tetapi Matius dan Lukas mulai menambahkan hal-

hal lain yang bersifat ajaran dan pertimbangan-pertimbangan teologis 12.Oleh

karena itu Barclay menyimpulkan bahwa kepada Markus kita berhutang budi

karena pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa di dalam Yesus, dan kepada

Matius kita berhutang budi karena pengetahuan tentang isi dann inti ajaran-ajaran

Yesus13.

Daniel J. Harrington menuliskan bahwa Injil Matius sangat berwarna

Yahudi karena perhatian Injil ini terfokus pada penempatan Yesus dari Nazaret

dalam tradisi umat pilihan Allah dan bagaimana Yesus memperbaharui ikatan

tradisi-tradisi ini kepada pemenuhan.Matius menonjolkan bagaimana peristiwa

dalam kehidupan Yesus memenuhi nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian

Lama.Contohnya dalam peristiwa sengsara yang dialami Yesus, Injil Matius

berusaha untuk menunjukan bahwa hal tersebut terjadi sesuai kehendak Allah

seperti yang sudah diungkapkan dalam perjanjian lama.Penggambaran jati diri

Yesus dalam Injil ini banyak diungkapkan dengan latar belakang Perjanjian

12
William Barclay, Pemahaman Alkitan Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 6
13
Ibid., 8

1
1
Lama.Yesus adalah Anak Daud, Mesias, atau Kristus 14. Banyak perhatian

diarahkan untuk menunjukan bahwa Yesus menggenapi nubuat Mesianis, dan

karena itu Ia adalah Mesisas Israel yang akan mendirikan kerjaan yang

dijanjikan15.

Meskipun demikian, Harrington menuliskan bahwa dalam beberapa

peristiwa (lih. 5:21-48), Yesus “seperti” bertentangan dengan Perjanjian lama

dengan melawan atau menghapus beberapa perturan hukum.Namun hal tersebut

bukanlah pertentangan terhadap hokum dalam perjanjian lama melainkan

penggenapan.Penggenapan PL itu terjadi karena Kristus datang untuk menggenapi

hukum Taurat (bukan untuk meniadakannya) dan hasilnya ialah adanya suatu

etika baru yang melampaui tafsiran PL yang tafsiran PL pada masa itu 16.Sehingga

tidak bisa disimpulkan bahwa untuk beriman kepada Yesus berarti menolak

Perjanjian lama. Sudah tentu orang-orang bertobat bangsa lain menghadapi

persoalan-persoalan yang sama ini sesuai dengan tingkat pemahaman mereka

tentang Perjanjian lama. Dan oleh karena itu, Injil Matius menduduki tempat

penting dalam pemikiran Kristen sehingga cukup membenarkan penempatannya

sebagai Injil pertama dalam Perjanjian Baru kita 17.Oleh karena itu Injil Matius

merupakan penghubung yang sempurna antara Perjanjian Lama dan Perjanjian

Baru. Ayat-ayat pertama dalam Kitab Matius mengingatkan kita kepada Abraham,

14
Dianne Bergant, CSA dan Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian
Baru (Sleman: Kanisius, 2002), 31
15
Charles F. Pfeiffer dan Everett E. Harison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3 :
Matius-Wahyu (Malang: Gandum Mas, 2013), 23
16
____Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih), 56
17
Pfeiffer, loc., cit

1
2
nenek moyang umat Tuhan dalam Perjanjian Lama dan kepada Daud raja agung

pertama dari bangsa Israel. Karena penekanannya, ciri khas Yahudi yang sangat

kuat, banyak kutipan dari Kitab Suci Ibrani, dan posisinya di bagian depan dari

kitab-kitab Perjanjian Baru, maka Matius merupakan tempat yang logis untuk

memulai pesan kekristenan kepada dunia18.

Menurut Leon Morris, tema dari Injil Matius adalah “Silsilah Yesus

Kristus, anak Daud, anak Abraham”, ini sesuai dengan kalimat pembuka dalam

Matius 1:1. Bagi pembaca masa kini, sepertinya awalan Injil Matius terlihat

kurang menarik dan membosankan karena dimulai dengan daftar nama yang

panjang mengenai silsilah kelahiran Yesus. Tetapi bagi orang Yahudi jaman

dahulu cara itu adalah cara yang biasa dan yang paling menarik, dan merupakan

cara yang penting untuk memulai ceritera kehidupan seseorang19. Bahkan Matius

menyebut tulisannya sebagai buku silsilah Yesus Kristus.

Penggunaan gelar Yesus sebagai Anak Daud lebih sering dipakai dalam

Injil ini daripada ketiga Injil lainnya.Matius juga menuliskan mengenai orang

Majus yang mencari Raja orang Yahudi, kemudian kembalinya Yesus yang

dirayakan sebagai datangnya seorang Raja, selanjutnya disebutkan pula bahwa di

kayu salib terdapat tulisan gelar raja (meskipun pada waktu itu mengandung arti

ejekan. Yesus dalam kotbahNya dibukit banyak mengutip Taurat dan bahkan

menanggapinya dengan memakai kuasa dan wibawa Raja, hal tersebut terlihat dari

perkataanya, “ tetapi Aku berkata kepadamu ….” (5:21, 27, 34, 38, 43). Bahkan
18
WIllian MacDonald, Believer’s Bible Commentary : Injil menurut Matius (E-
book edisi yang pertama)
19
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 17

1
3
dalam pernyataan di pasal terakhir (28), Yesus berkata “kepada Ku telah diberikan

segala kuasa…”.Jadi Injil Matius menggambarkan Yesus sebagai seorang yang

dilahirkan untuk menjadi Raja.Dari halaman pertama sampai dengan terakhir

dalam Injil ini, Yesus dituturkan sebagai seorang Raja yang menunjukan

kuasaNya20.

1. Penulis Injil Matius

Injil yang Pertama, menurut tradisi dianggap tulisan Matius Lewi, seorang

pemungut cukai, yang dipanggil oleh Yesus menjadi salah seorang dari kedua

belas muridNya21.Ia dipanggil dengan nama Yahudinya, “Lewi anak Alfeus”

dalam Markus 2:14, Lukas menyebutnya sebagai “Lewi” dalam Lukas 5:27-29,

dan “Matius” saat ia menyebutkan Kedua belas rasul dalam Lukas 6:15 dan Kisah

Para Rasul 1:1322. Tidak seperti kebanyakan murid Yesus lainnya yang berprofesi

sebagai nelayan atau penangkap ikan, Matius adalah seorang pemungut cukai

yang tentunya ia cukup mampu dalam hal menulis. Sehingga Barclay

menyebutkan bahwa Matius kemudian menggunakan kecakapan yang ia miliki

untuk menulis Injil ini sehingga ia menjadi orang pertama yang menuliskan

ajaran-ajaran yang diberikan oleh Yesus. Pengetahuannya mengenai angka-angka

juga terlihat dari penyebutannya mengenai uang dalam Injil ini, seperti pada

jumlah yang besar ( 18:24, 25:15 ), dan minatnya mengenai statistic (1:17).

20
Ibid., 16
21
Merrill C Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2006), 183
22
John MacArthur, Twelve Ordinary Men (Jakarta: Immanuel Publishing House,
2013), 174John MacArthur, Twelve Ordinary Men (Jakarta: Immanuel Publishing
House, 2013), 174

1
4
Injil Matius tidak menyebutkan secara terang-terangan mengenai

kepenulisan Matius di dalamnya.Berbagai keraguan muncul mengenai

kepenulisan Matius dalam kitab ini karena berbagai hipotesis yang berkembang.

John Drane dalam tulisannya tidak menyatakan siapa penulis dari Injil Matius,

lalu ia berpendapat sementara bahwa penulis Injil ini anonim namun ia pun masih

ragu mengenai hal tersebut. Bisa saja ada hubungan dengan Matius, tetapi pada

tahap yang mana atau dengan cara bagaimana, tidaklah mungkin menyatakannya

dengan pasti23. Bukan hanya dalam dunia modern, bahkan sejak masa gereja

mula-mula keraguan mengenai penulisan Matius juga berkembang karena

masalah sinopsis.Namun hal tersebut tidak sampai mengubah kesaksian gereja

mula-mula, yang para penulisnya lebih banyak pengutip Injil ini dari pada kitab

lainnya. Karena Matius tidak menonjol secara kedua belas rasul dan tidak ada

kecenderungan bahwa penulis Injil Sinopsis harus seorang rasul Sinopsis (mis:

Markus dan Lukas), tidak ada alasan untuk tidak menganggap bahwa Injil ini

ditulis olehnya kecuali kalau memang dialah penulis aslinya24.

Papias, seorang Uskup di Hierapolis, pada tahun 130 menuliskan bahwa

Matius telah mencatat pengajaran-pengajaran Yesus. Kemudian juga dikuatkan

oleh Eusebius (seorang ahli sejarah pada abad ke-3 dan ke-4) yang menyinggung

mengenai hal tersebut.Menurut Ireneus (± 185 A.D) “pengajaran-pengajaran” itu

adalah Injil Matius, demikian juga didukung oleh Tertulianus, origenes dan

23
John Drane, Memahami Perjanjian Baru: pengantar historis-teologis (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2008), 219
24
Charles F. Pfeiffer dan Everett E. Harison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3 :
Matius-Wahyu (Malang: Gandum Mas, 2013), 21

1
5
Klemes dari Alexanderia25. Bukti mengenai kepenulisan Matius dalam Injil ini

juga dituliskan oleh WIliam MacDonald dari sudut pandang eksternal dilihat dari

dokumen kuno yang dikenal sebagai “Didache” (Pengajaran Sebelas Rasul),

Justin Martyr, Dionysius dari Korintus, Teofilus dari Antiokhia, dan Atenagoras,

orang Atena. Sedangkan bukti internal adalah:

Injil pertama sangat sesuai dengan kesalehan seorang Yahudi yang


mengasihi Perjanjian Lama dan cakap sebagai penulis dan editor yang
sangat seksama. Sebagai seorang pegawai negeri Roma, Matius pasti
memiliki keahlian baik dalam bahasa bangsanya (bahasa Aram) maupun
bahasa Negaranya (Orang Roma di bagian Timur menggunakan bahasa
Yunani, bukan bahasa Latin)26.
Berbagai uraian menganai pendapat beberapa ahli di atas menjadi alasan

yang kuat untuk menyatakan bahwa memang Matius lah yang menulis Injil

Matius.

2. Waktu Penulisan Injil Matius

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa Injil Matius sering

dikutip dan disinggung. Bukan hanya dalam Didache, namun juga dalam Surat

Barnabas, Ignatius, Yusitinus Martir dll.Menurut Kent hal tersebut menunjukan

bahwa Injil ini ditulis pada masa yang sangat awal dan pemakaiaanya tersebar

cukup luas.Namun kepastian mengenai waktu tepat dalam kepenulisan Injil ini

juga masih menjadi pembicaraan. Samuel Benyamin Hakh menu liskan bahwa

terdapat perbedaan pendapat dari para ahli mengenai hal ini, ada yang menyatakan

bahwa Injil Matius ditulis sekitar tahun 85, yang lain pada tahun 90, dan ada pula
25
Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru (Batu: Departemen Literatur YPPII,
1999), 34
26
WIllian MacDonald, Believer’s Bible Commentary : Injil menurut Matius (E-
book edisi yang pertama), 6

1
6
yang menyebutkan sekitar tahun 110. Kemudian Ia membuat kesimpulan bahwa

Injil ini ditulis sekitar tahun 75-80 M27.

Namun menurut Kent, penulisan Injil ini pastilah sebelum Yerusalem

hancur menjadi puing karena semua ramalan mengenai kehancuran Yerusalem

bersifat nubuatan. Ayat-ayat seperti 27:8 (sampai pada hari ini) dan 28:15 (sampai

sekarang ini) menunjukan benar ada jarak waktu tertentu, namun lima belas atau

dua puluh tahun sesudah Kebangkitan akan memadai 28. Pendapat tersebut sejalan

dengan yang dituliskan oleh Merrill C. Tenney bahwa dalam Injil ini ramalan

mengenai kekalahan kota Yerusalem tidak pernah menyinggung mengenai

kehancurannya yang sesungguhnya. Ia melanjutkan bahwa menurut kesaksian

dari seorang Uskup di Lugdunum yakni Ireneus, mengindikasikan bahwa Injil ini

ditulis pada zaman Nero sewatu Petrus dan Paulus berada di Roma. Maka dapat

diperkirakan bahwa Injil Matius ditulis sekitar tahun 50 hingga 70 M29.

3. Tempat Penulisan Injil Matius

Tidak ada kepastian mengenai tempat penulisan Injil Matius, namun tidak

dapat diragukan bahwa Injil ini bersifat yahudi. Hal tersebut secara tidak langsung

menyatakan bahwa tempat penulisan Injil ini ada di suatu pusat di mana

Yudaisme sangat kuat. Tapi ini juga dapat dipastikan bahwa di tempat ini bahasa

sehari-hari adalah bahasa Yunani, sebab jelas bahwa Injil ini buka terjemahan dari

27
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru : Sejarah, Pengantar, dan Pokok-
pokok Teologisnya (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 287
28
Charles F. Pfeiffer dan Everett E. Harison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3 :
Matius-Wahyu (Malang: Gandum Mas, 2013), 22
29
Merrill C Tenney, Survey Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2006), 184

1
7
bahasa Aram, dan dalamnya tidak terdapat istilah-istilah Aram seperti yang

terdapat dalam Injil Markus30. Sehingga para ahli berpendapat bahwa Injil Matius

pasti du tulis di luar Palestina, mayoritas menyatakan bahwa kemungkinan berasal

dari suatu daerah di Syria, yaitu Antiokhia. Seperti yang di tulisan R.E Nixon

dalam tafsirannya, bahwa di Antiokhia terdapat orang Kristen yang berbasa Yunai

dan kebanyakan berasal dari Yahudi, karena kota ini menurut sejarah adalah

tempat pertemuan antara orang Kristen Yahudi dan Non Yahudi. Sehingga kota

ini menjadi pusat pengabaran Injil kepada orang Non Yahudi. Minat Injil Matius

yang besar terhadap Petrus, dan kenyataan bahwa Ignatius juga memakainya

menguatkan pendapat bahwa Injil Matius berasal dari Antiokhia31.

4. Ciri Khas Injil Matius

Injil Matius terlihat seperti karya biografi namun bukan seperti bentuk

biografi yang dikenal pada abad sembilan belas maupun dua puluh. Injil ini

menuliskan kisah Yesus mulai dari silsilah kelahiran, kegiatanNya sebagai

pengkotbah, pengajar, pembuat mujizat sampai pada kematian dan

kebangkitanNya. Menurut Harrington, Matius mungkin saja menulis Injil Matius

ini dengan bentuk surat panjang atau puisi maupun laporan kronologis mengenai

peristiwa-peristiwa hidup Yesus. Namun ia memilih menulis cerita mengenai

Yesus dengan menggunakan kisah-kisah yang hidup ini, kita diajak untuk

mengambil bagian dalam kisah Yesus, Anak Manusia dan Anak Allah32.
30
____Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih), 59
31
Ibid., 58
32
Dianne Bergant, CSA dan Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian
Baru (Sleman: Kanisius, 2002), 31

1
8
Matius menulis dan menyusun setiap peristiwa dan ajaran Yesus dalam

Injil ini secara sistematis.Mengingat bahwa pada jaman itu sangat sedikit orang

yang mampu memiliki buku sehingga jika jemaat ingin menggunakan dan

mengulang kembali cerita-cerita mengenai Yesus mereka harus memiliki ingatan

yang tajam dalam kepala karena mereka harus mengingatnya dengan

baik.Berhubungan dengan itu Matius selalu mengelompokan pokok-pokok

tulisannya sedemikian rupa, sehingga mudah diingat oleh para pembacanya 33.

Oleh karena itu, maka Barclay menyatakan bahwa setiap guru pasti akan merasa

berterimakasih kepada Rasul Matius karena telah menulis Kitab Injil yang juga

berfungsi sebagai guru. Hal tersebut juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Harington.Karena susunannya yang sistematis, Injil Matius selalu menjadi Injil

yang paling berfaedah dalam hal mengajar34.

Selain menjadi Injil yang paling menonjol dalam sifat ke-Yahudiannya,

Ciri utama lain dari Injil Matius adalah kaitannya yang erat dengan Perjanjian

Lama. Peristiwa kehidupan dan pengajaran Yesus diperlihatkan sebagai

penggenapan janji-janji Allah atas umat Israel.Tidak kurang dari 15 kali Matius

membandingkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri Yesus dengan isi

Perjanjian Lama35. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Injil Matius menyebutkan

33
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 14
34
____Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih), 60
35
Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru (Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1995), 12

1
9
peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan Perjanjian Lama jauh

lebih banyak daripada Injil lainnya yang ada dalam Perjanjian Baru.

5. Tujuan Penulisan Injil Matius

Tujuan dari Injil Matius adalah untuk menunjukan bagaimana Yesus dari

Nazaret mengembangkan serta menguraikan wahyu Ilahi yang telah dimulai

dalam nubuat tentang Mesias dalam perjanjian Lama 36. Meskipun Injil ini sangat

berciri Yahudi seperti yang telah dipaparkan di atas, Matius juga ditulis demi

kepentingan orang Non-Yahudi, mengingat perintah terakhir Yesus yang

disampaikan kepada kedua belas rasul yaitu untuk menjadikan semua bangsa

muridNya. Bila pada mulanya Injil ini ditulis untuk kepentingan gereja di

Antiokhia, dimana bukan orang Yahudi pertama-tama yang berkumpul dalam

jumlah yang cukup besar, maka jelaslah alasan dari bentunya yang sekarang

ini37.Sehingga bisa disimpulkan bahwa pembaca dari Injil Matius adalah jemaat

Kristen yang berlatar belakang Yahudi maupun Yunani.

Komunitas ini sedang berada dalam tekanan dan penganiayaan oleh

kelompok Farisi38.Hal tersebut terjadi karena komunitas ini mengakui Yesus

sebagai juru selamat sedangkan orang Yahudi seperti orang Farisi, tidak pernah

mengakui Yesus sebagai Tuhan.Penerima tulisan Matius ini buakn hanya

menghadapi dan tantangan dari para pemimpin Yahudi tetapi juga dari persoalan

yang disebabkan oleh nabi palsu. Karena itu dalam Matius 7:25 dan 24:11, penulis

36
Merrill C Tenney, Survey Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2006), 192
37
Ibid., 192-193
38
Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru : Sejarah, Pengantar, dan Pokok-
pokok Teologisnya (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019), 282

2
0
Injil ini mengingatkan komunitasnya terhadap sejumlah nabi palsu ynag ada di

dalam komunitasnya39.

B. GARIS BESAR INJIL MATIUS

Garis besar dari Injil Matius penting untuk dipaparkan karena dapat

membantu memahami Kitab ini secara komprehensif. Berikut garis besar dari Injil

Matius yang dirumuskan oleh Homer A. Kent, Jr., Rh.D . :

I. Kelahiran dan Masa Kecil Yesus Kristus (1:1-2:23)


a. Silsilah Kristus (1:1-17)
b. Kelahiran Kristus (1:18-25)
c. Kunjungan Orang Majus (2:1-12)
d. Penyingkiran ke Mesir dan Pembunuhan Anak-anak (2:13-18)
e. Tinggal di Nazaret (2:19-23)
II. Awal Pelayanan Yesus Kristus (3:1-4:11)
a. Pendahulu Kristus (3:1-12)
b. Baptisan Kristus (3:12-17)
c. Pencobaan yang dialami Kristus (4:1-11)
III. Pelayanan Yesus Kristus (4:12-25:46)
a. Di Galilea (4:12-18:35)
1) Penetapan untuk tinggal di Kapernaum (4:12-17)
2) Panggilan Atas Empat Murid (4:18-22)
3) Ulasan Umum Mengenai Pelayanan di Galilea (4:23-25)
4) Khotbah di Bukit (5:1-7:29)
5) Sepuluh Mukjizat dan Berbagai Peristiwa Terkait (8:1-9:38)
6) Misi Kedua Belas Murid (10:1-42)
7) Jawaban Yesus kepada Yohanes dan Khotbah yang Bertalian 11:1-30
8) Pertentangan dari Golongan Farisi (12:1-50)
9) Serangkaian Perumpamaan Tentang Kerajaan Allah (13:1-58)
10) Penyingkiran Yesus Setelah Kepala Yohanes Dipenggal (14:1-36)
11) Pertentangan mengenai Adat Istiadat dengan Orang Farisi (15:1-20)
12) Menyingkir ke Fenisia dan Penyembuhan Putri Seorang Perempuan
Kanaan (15:21-28)
13) Kembali ke Danau Galilea dan Mengadakan Mukjizat (15:29-38)
14) Pertentangan Baru dengan Orang Farisi dan Saduki (15:39-16:4)
15) Kepergian Yesus ke Wilayah Kaisarea, Filipi (16:5-17:23)
16) Pengajaran kepada Kedua Belas Murid di Kapernaum (17:24-18:35)
b. Daerah Seberang Sungai Yordan (Perea) 19:1-20:16

39
Ibid., 283

2
1
1) Pengajaran Tentang Perceraian (19:1-12)
2) Yesus memberkati Anak-anak (19:13-15)
3) Wawancara dengan Orang Muda yang Kaya (19:16-30)
4) Perumpamaan Tentang Para pekerja di Kebun Anggur (20:1-16)
c. Di Yudea (20:17-34)
1) Pemberitahuan Lain Mengenai Kematian dan Kebangkitan Kristus
(20:17-19)
2) Permohonan Ambisius Putra-putra Zebedeus (20:20-28)
3) Penyembuhan Dua Orang Buta (20:29-34)
d. Di Yerusalem (21:1-25:46)
1) Masuk Yerusalem dengan Penuh Kemenangan (21:1-11)
2) Penyucian Bait Allah (21:12-17)
3) Pengutukan Pohon Ara (21:18-22)
4) Mempersoalkan Kuasa Yesus dan Jawaban-Nya yang Bersifat
Perumpamaan (21:23-22:14)
5) Beberapa Kelompok Mempersoalkan Yesus (22:15-46)
6) Kecaman Yesus Terhadap Orang Farisi di Depan Umum (23:1-39)
7) Khotbah di Bukit Zaitun (24:1-25:46)
IV. Kesengsaraan Yesus Kristus (26:1-27:66)
a. Komplotan Menentang Yesus (26:1-16)
b. Perjamuan terakhir (26:17-30)
c. Nubuat Tentang penyangkalan Petrus (26:31-35)
d. Rangkaian Peristiwa di Getsemani (26:36-56)
e. Rangkaian Peristiwa di Pengadilan Yahudi (26:57-27:2)
f. Penyesalan yang Mendalam oleh Yudas (27:3-10)
g. Rangkaian Peristiwa di Pengadilan Romawi (27:11-31)
h. Penyaliban (27:32-56)
i. Penguburan (27:57-66)
V. Kebangkitan Yesus Kristus (28:1-20)
a. Penemuan Kubur yang Kosong (28:1-18)
b. Penampakan Yesus (28:9-10)
c. Laporan Para Penjaga (28:11-15)
d. Amanat Agung (28:16-20)

Garis besar di atas sejalan dengan studi eksegesa dalam penelitian ini yaitu

mengenai nabi palsu yang terdapat dalam Matius 7:15-23. Pembahasan mengenai

ajaran tersebut termasuk dalam Kotbah Yesus di Bukit, yakni III.Pelayanan Yesus

Kristus (4:12-25:46) pada poin yang ke 4. Namun untuk memberi gambaran yang

lebih jelas, peneliti akan memaparkan garis besar dari Kotbah di bukit menurut

Dr. J.L. Ch. Abineno :

2
2
I. Kotbah di Bukit 1
a. Ucapan Bahagia (5:3-12)
b. Garam Dunia Dan Terang Dunia (5:13-16)
c. Yesus dan Torah (5:17-20)
d. Jangan Membunuh (5:21-26)
e. Jangan Berzinah (5:27-30)
f. Perceraian (5:31-32)
g. Jangan Bersumpah Palsu (5:33-37)
h. Mata Ganti Mata, Gigi Ganti Gigi (5:38-41)
i. Kasihilah Musuhmu (5:42-48)
II. Kotbah di Bukit II
a. Sedekah (6:1-4)
b. Doa (6:5-15)
c. Puasa (6:16-18)
d. Pengumpulan Harta (6:19-21)
e. Jangan Mengabdi Kepada Dua Tuan (6:22-24)
f. Jangan Kuatir (6:25-34)
III. Kotbah di Bukit III
a. Jangan Menghakimi (7:1-6)
b. Pengabulan Doa (7:7-12)
c. Jalan Kepada Kehidupan (7:13-14)
d. Nabi-Nabi Palsu (=Pengajar-pengajar yang Sesat) (7:15-23)
e. Dua Cara Mendengar (7:24-27)
f. Reaksi Pendengar-pendengar (7:28-29)

Selanjutnya, supaya lebih fokus ke dalam ayat-ayat yang akan di eksegesa

pada pasal 7, maka Peneliti mengelompokan garis besar Kotbah di Bukit III poin

d. Nabi-Nabi Palsu seperti di bawah ini:

I. Peringatan Waspada Terhadap Nabi-Nabi Palsu ( ayat 15 )


II. Metafora Tentang Kepalsuan Nabi-Nabi Palsu (ayat 16-20)
III. Perilaku kepalsuan yang dilakukan oleh Nabi-nabi Palsu (ayat 21-23)

BAB III
EKSEGESA TENTANG NABI PALSU
DALAM MATIUS 7:15-23

2
3
A. TEKS

1. Bahasa Indonensia :

15
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar

seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.


16
Dari buahnyalah kamu akan menogenal mereka. Dapatkah orang memetik buah

anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
17
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang

pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.


18
Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik,

ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik
19
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan

dibuang ke dalam api.


20
Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke

dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang

di sorga.
22
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan ,

bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu,

dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?


23
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku

tidak pernah mengenal kamu ! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat

kejahatan

2
4
2. Bahasa Yunani

15
Προσέχετε ἀπὸ τῶν ψευδοπροφητῶν, οἵτινες ἔρχονται πρὸς ὑμᾶς ἐν

ἐνδύμασιν προβάτων ἔσωθεν δέ εἰσιν λύκοι ἅρπαγες

16
ἀπὸ τῶν καρπῶν αὐτῶν ἐπιγνώσεσθε αὐτούς.μήτι συλλέγουσιν ἀπὸ

ἀκανθῶν σταφυλὰς ἢ ἀπὸ τριβόλων σῦκα;

17
οὕτως πᾶν δένδρον ἀγαθὸν καρποὺς καλοὺς ποιεῖ, τὸ δὲ σαπρὸν

δένδρον καρποὺς πονηροὺς ποιεῖ·

18
οὐ δύναται δένδρον ἀγαθὸν καρποὺς πονηροὺς ποιεῖν*, οὐδὲ δένδρον

σαπρὸν καρποὺς καλοὺς ποιεῖν*.

19
πᾶν δένδρον μὴ ποιοῦν καρπὸν καλὸν ἐκκόπτεται καὶ εἰς πῦρ

βάλλεται.

20
ἄρα¦γε ἀπὸ τῶν καρπῶν αὐτῶν ἐπιγνώσεσθε αὐτούς.

21
Οὐ πᾶς ὁ λέγων μοι ‘Κύριε Κύριε,’ εἰσελεύσεται εἰς τὴν βασιλείαν

τῶν οὐρανῶν, ἀλλ’ ὁ ποιῶν τὸ θέλημα τοῦ Πατρός μου τοῦ ἐν τοῖς

οὐρανοῖς.

22
πολλοὶ ἐροῦσίν μοι ἐν ἐκείνῃ τῇ ἡμέρᾳ ‘Κύριε Κύριε, οὐ τῷ σῷ

ὀνόματι ἐπροφητεύσαμεν, καὶ τῷ σῷ ὀνόματι δαιμόνια ἐξεβάλομεν,

καὶ τῷ σῷ ὀνόματι δυνάμεις πολλὰς ἐποιήσαμεν;’

23
καὶ τότε ὁμολογήσω αὐτοῖς ὅτι ‘Οὐδέποτε ἔγνων ὑμᾶς· ἀποχωρεῖτε

ἀπ’ ἐμοῦ οἱ ἐργαζόμενοι τὴν ἀνομίαν.’

2
5
B. STRUKTUR TEKS

15 : Pendahuluan – Peringatan Yesus mengenai nabi palsu yang menyamar

sebagai domba

16-20 Perumpamaan mengenai Pohon dan Buah dalam kaitannya dengan nabi

palsu

16 : Yesus memberikan pertanyaan retoris mengenai kemunculan buah yang

berbeda dari pohonnya

17 : Pohon yang baik pasti menghasilkan buah yang baik, begitupun

sebaliknya

18 Mengulang kembali ayat 17 tetapi dengan kalimat negative.

19 : Hukuman yang dihadapi karna tidak menghasilkan buah yang baik

20 : Pengulangan pernyataan Yesus (16) bahwa kepalsuan dari para nabi

palsu bisa dilihat dari buah yang dihasilkan.

21-23 Yesus menyatakan bahwa jemaat bisa mengenali nabi palsu melalui buah

yang dihasilkan, kemudian diakhiri dengan contoh mengenai perbuatan nabi

palsu yang penuh dengan kepalsuan

21: Yesus menekankan bahwa tidak cukup hanya berseru untuk membawa

kita dalam Kerjaan Sorga

2
6
22 : Kepalsuan yang ada dibalik nubuatan, pengusiran setan, dan pengadaan

mujizat

23. Hukuman dari menjalani hidup dalam kepalsuan

Jadi dari struktur teks di atas menunjukan bahwa Yesus memulai

kotbahnya dengan penyampaian peringatan akan kehadiran Nabi palsu(1)

kemudian dilanjutkan dengan perumpaan tentang buah dan pohon (16-20) yang

akhirnya dijabarkan mengenai perilaku kepalsuan dari nabi tersebut. Sehingga

untuk mengetahui tentang pergerakan dan perbuatan nabi palsu dalam, ayat 21-23

tidak bisa dilepaskan dari 15-23 yang mana merupakan suatau kesatuan.

C. ANALISIS KONTEKS

Hasan Susanto mengutip pernyataan Kaiser menjelaskan mengenai arti

konteks, yaitu berasal dari dua suku kata Latin, yakni con yang berarti bersama-

sama atau menjadi satu tim, dan textus yang berarti “tersusun”. Jadi konteks

adalah kalimat ataupun pembahasan pada ayat yang berdekatan dengan ayat yang

ingin di tafsir, bisa juga secara keseluruhan kitab tertentu maupuan Alkitab secara

utuh.Itu sebabnya konteks dapat dibagi menjadi konteks dekat dan konteks jauh 40.

Demi mendapatkan hasil yang menyeluruh maka penulis membagi konteks dari

Matius 7:15-23 menjadi dua, yakni :

1. Konteks Jauh

Nabi dalam Perjanjian Lama

40
Hasan Sutanto, Hermeneutik : Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang:
Literatur SAAT, 2007), 299

2
7
Dalam Perjanjian lama, kata nabi yang dipakai adalah ‫ָנִביא‬, (nabiy) yang berarti
juru bicara.Nabiy dan berasal dari kata abn (naba’) yang artinya adalah berada di

bawah pengaruh Ilahi.Denis Green mengatakan ada tiga kata pemakaian yang mer

ujuk kepada nabi, yang pertama adalah “naby” seperti yang sudah dijelaskan sebel

umnya, ini menunjuk pada seseorang yang meiliki hubungan istimewa dengan All

ah. Kemudian istilah yang ke dua adalah “abdi Allah”, menunjukkan bahwa keset

iaan yang utama bagi seorang nabi harus ditujukan kepada Tuhan dan harus meng

abdikan diri untuk melayani secara mutlak dan memiliki persekutuan pribadi yang

erat dengan Allah. Hal tersebut yang membuat nabi menjadi sangat bisa dipercaya

dalam hal penyampaian pesan Allah karena ia sendiri berbicara dengan digerakan

oleh Allah. Istilah yang ketiga adalah “pelihat”, menunjukan bahwa seorang nabi

tidak akan tertipu oleh yang nampak secara lahiriah, tetapi akan melihat segala ses

uatu dengan pandangan mata Tuhan sendiri. Sebagai pelihat, nabi dapat menerima

wahyu dan penglihatan khusus dari Tuhan, maka ia dapat menyampaikan kenyata

an-kenyataan rohani yang tidak dapat dilihat oleh orang lain 41. Kata nabi pertama

kali digunakan dalam Kejadian 20:7 yang merujuk kepada Abraham. Setelah itu

muncul kembali di dalam Kel 7:1 yaitu menyebut bahwa Harun adalah nabi bagi

Musa. Pelayanan nabi berkembang menjadi jabatan resmi pada zaman awal keraja

an dan berlangsungn sampai masa pengembalian dari pembuangan. Peran Nabi pa

da masa kerajaan di Perjanjian lama lebih seperti penasehat raja. Frank M. Boyd

mengatakan bahwa pada masa peralihan dari bentuk teokrasi ke monarki (Negara

yang diperintah oleh seorang raja), dan ketika raja-raja duniawi itu menjadi jahat,

41
Denis Green, Pembimbing pada Pengenalan Pejanjian Lama, Malang: Gandum
Mas, 1995, hlm. 149

2
8
jabatan nabi menjadi semakin penting. Sampai dengan Maleakhi, nabi yang terakh

ir, maka Allah bersabda melalui para nabi dan tidak lagi melalui raja 42.

Pekerjaan dan tugas pokok yang dilakukan oleh para nabi dalam Perjanjian lama

mencakup tiga hal, yaitu:

1. Sebagai utusan Allah yang memberitakan Firman pada zamannya, baik dalam b

idang agama, politik, maupun sosial hubungannya dengan sesama,

2. Sebagai utusan Allah yang menguraikan dan menjelaskan masa silam. Para nabi

berulang kali menceritakan kembali berbagai hal yang pernah dialami Israel pada

masa silam, untuk mengingatkan kembali tentang kebesaran Allah dan pentingnya

ketaatan,

3. Sebagai utusan Allah yang menyampaikan nubuatan mengenai masa yang akan

datang. Sedangkan penekanan utama dari nabi adalah sifat Allah; Dosa dan Pertob

atan; Nubuat dan Penngaharapan akan Mesias43.

Oleh karena ituNabi memegang peranan sangat penting dalam hubungan antar

umat manusia dan Allah dalam Perjanjian Lama. Karena orang yang di panggil

sebagai nabi adalah alat Allah sebagai penyambung lidahNya (kel 4:16).

Perkataan yang dari pada Allah saja yang harus disampaikan oleh para nabi,

mereka tidak diperkenankan untuk mendengar suara lain. Sehingga banyak yang

menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki jabatan sebagai nabi pastilah

orang yang menyangkali dirinya sendiri. Nabi yang benar akan sepenuh nya

dikuasai oleh Firman Allah, jadi ketika sebenarnya ia tidak ingin berkata-kata
42
Frank M. Boyd, Kitab nabi- nabi kecil, Malang: Gandum Mas, 1995, hlm. 6
43
https://alkitab.sabda.org/article.php?id=8427

2
9
tetapi Roh Allah akan terus mendorongnya seperti yang tercantum dalam Yeremia

20:9 : Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau

mengucapkan firman lagi demi nama-Nya ", maka dalam hatiku ada sesuatu yang

seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-

lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup.

Namun tidak semua nabi berlaku seperti yang seharusnya, ada beberapa

yang mengaku di utus oleh Tuhan dan menyampaikan pesan yang bukan berasal

dari Firman Allah melainkan dari pikiran mereka sendiri yang tentunya

meguntungkan untuk mereka secara pribadi. Seperti yang diberitahukan oleh

Tuhan kepada Nabi Yeremia mengenai nabi-nabi palsu: Jawab TUHAN

kepadaku: "Para nabi itu bernubuat palsu demi nama-Ku! Aku tidak mengutus

mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka

menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan

hatinya sendiri (Yeremia 14:14). Yeremia adalah seorang Nabi yang banyak

memerangi nabi palsu yang bernubuat kosong pada Perjanjian Lama.

Beberapa contoh mengenai perbuatan nabi palsu tercantum dalam 1 Raja-

raja 18:16-19 maupun dalam Yeremia 28:1-4. Salah satu contoh nabi palsu adalah

Nabi Hananya.Ia menyampaikan suatu nubuatan mengenai Nebukadnezar namun

hal tersebut tidak berasal dari Allah, maka Allah langsung menghukum nya sesuai

dengan nubuatan yang disampaikan oleh Nabi Yeremia yakni, kematian Nabi

Hanaya.

3
0
Perkataan dan yang disampaikan oleh para nabi palsu hanya memihak

salah satu yaitu, yang menguntungkan bagi nabi palsu itu sendiri. Seperti yang

dilakukan oleh Bileam demi imbalan yang cukup besar, yaitu mengabulkan

permintaan Balak untuk mengutuki bangsa Israel. Namun hal tersebut belum

sempat terucap karena Allah telah terlebih dahulu menegur Bileam, lalu Bileam

kembali berbalik ke jalan yang benar.

Beberapa ayat mengenai Nabi Palsu dalam Perjanjian Lama

Ulangan 18:20 :Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi

nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang

berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.

Yeremia 23:16-17: Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Janganlah

dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya

memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan

penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut

TUHAN; mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman

TUHAN: Kamu akan selamat ! dan kepada setiap orang yang mengikuti

kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!

Yehezkiel 13:9 :“Tangan-Ku akan melawan nabi-nabi yang melihat penglihatan-

penglihatan palsu dan yang memberikan ramalan-ramalan yang menipu. Mereka

tidak akan ada dalam perkumpulan umat-Ku atau ditulis dalam daftar keturunan

Israel, ataupun akan masuk ke negeri Israel, sehingga kamu akan mengetahui

bahwa Akulah Tuhan ALLAH.”

3
1
Nabi dalam Perjanjian Baru
Secara umum diyakini bahwa Yohanes pembabtis adalah nabi terakhir, Ia sebagai

nabi dalam Perjanjian Baru karena dia dipilih oleh Allah untuk mempersiapkan

jalan bagi Yesus Kristus. Dia mengkhotbahkan pesan pertobatan dan membaptis

mereka yang ingin berpaling dari dosa-dosa mereka dan diampuni. Nubuat

Yohanes digenapi ketika dia membaptis Yesus, dan suara dari surga menyatakan

bahwa Yesus adalah Anak Allah.

Kemudian Yesus Kristus yang menggenapi semua jabatan kenabian dalam

diriNya sehingga sudah tidak lagi dibutuhkan jabatan nabi pada masa setelah

kebangkitanNya. Oleh karena itu dalam Perjanjian Baru, istilah nabi berbeda

dengan yang digunakan dalam Perjanjian Lama karena pergeseran makna menjadi

hanya fungsi saja, yaitu karunai yang diberikan Allah, seperti yang tertulis dalam

1 Korintus 12:28, “Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam

Jemaat : pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar.

Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk mengadakan mujizat, untuk

menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam

bahasa roh. Terdapat beberapa nama yang disebutkan dalam Perjanjian Baru

sebagai nabi, yakni: Agabus (Kis 11:28), Hana (Lukas 2:36), dan Yudas dan Silas

(Kis 15:32). Orang-orang ini diilhami oleh Roh Kudus untuk menyampaikan

pesan dari Tuhan kepada orang-orang.Secara keseluruhan, Perjanjian Baru menyir

atkan bahwa para nabi adalah orang yang mengajarkan mengenai kebenaran dan j

alan menuju Kristus, kemudian muncul juga nabi palsu yang menghalangi orang u

3
2
ntuk datang kepada Kristus. Istilah nabi dalam perjanjian baru lebih sering disandi

ngkan dengan guru yang memiliki fungsi mengajar.

2. Konteks Dekat

Matius pasal 7 merupakan bagian terakhir dari kotbah Yesus di bukit.

Sebelum berbicara mengenai nabi palsu, Yesus mengajarkan mengenai hal yang

kudus dan berharga (7:6), Hal pengabulan doa (7:7-11), dan tentang jalan yang

benar (7:12-13), kemudian pasal 7 diakhiri dengan pengajaran mengenai dua

macam dasar (24-28). Ayat 13 menjelaskan bahwa jalan yang menuju kebinasaan

sangatlah luas sedangkan jalan menuju kepada kehidupan sesak dan sempit

sehinggak sedikit orang yang mendapatinya.Barclay, mengutip perkataan Cebes

bahwa ayat tersebut membentangkan kedua pilihan kepada manusia yaitu jalan

yang mudah dan jalan yang sukar.Jelas jalan yang sukar lebih bernilai karena

pengorbanan yang dilakukan untuk bisa melalui jalan menuju kehidupan

tersebut.J.J De Heer menyimpulkan ayat ini sebagai berikut; bahwa mengikut

Yesus dan menaatiNya bukanlah suatu perkara yang gampang. Mengikut Yesus

berarti penyangkalan diri; dan cara hidup Kristen bertentangan dengan mencari

jalan gampang44.

Oleh karena itu, ayat 13 sangat berkaitan dengan perikop mengenai nabi

Palsu.Bisa dikatakan bahwa satu faktor pengaruh bertambahnya orang yang

mengikuti jalan luas yang menyesatkan adalah karena mengikuti para nabi palsu

yang arahnya hanya menyukakan pribadi manusia dan tidak sesuai dengan

44
J.J De Heer, Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22 (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2013), 124

3
3
kehendak Allah. Untuk meluputkan manusia dari jalan kebinasaan ini, maka John

Wesley menuliskan bahwa: Dia sungguh memperingatkan agar “Waspada

terhadap nabi-nabi palsu”.45

Perikop setelahnya adalah mengenai dua macam dasar yaitu ayat 24-28

dan juga merupakan pengajaran terakhir dalam serangkaian kotbah di bukit. Ayat

24-25 : "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia

sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,

tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu”.Yesus tidak ingin

pengajaranNya hanya sekedar didengar tetapi betul-betul dipahami dan dilakukan

dalam kehidupan para murid dan pengikutNya, sehingga mereka bisa bertahan

menghadapi hujan badai karena memiliki fondasi yang tepat dan kuat. Mendengar

dan berbuat seperti ajaran Yesus adalah sama dengan menaati ajaranNya 46.

Ketaatan seperti inilah yang dikehendaki Yesus dalam kehidupan pengikutnya,

yang pasti sangat berbeda jauh dengan gambaran kehidupan yang dijalani oleh

Nabi Palsu yang penuh dengan kemunafikan.

45
John Wesley, Kotbah Terbesar Sepanjang Masa (Yogyakarta: Andi, 2012) 236
46
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 476

3
4
D. EKSEGESA TEKS MATIUS 7:15-23

1. Peringatan Akan Kehadiran Nabi Palsu Yang Menyamar (15)

Dalam Ayat 15 tertulis “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang

kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah

serigala yang buas”, dan dalam bahasa aslinya berbunyi Προσέχετε ἀπὸ τῶν

ψευδοπροφητῶν, οἵτινες ἔρχονται πρὸς ὑμᾶς ἐν ἐνδύμασιν προβάτων ἔσωθεν δέ

εἰσιν λύκοι ἅρπαγες.

a. Waspada

Kata Waspada dalam bahasa aslinya adalah Προσέχετε (Prosechete) dan

ditulis dalam bentuk verb present imperative active memiliki kata dasar

προσέχω (prosechō) . Terjemahan προσέχω dalam KJV adalahbeware, yang

berarti dalam kata tersebut mengandung makna peringatan akan suatu bahaya

sehingga pendengar harus berhati-hati. Dalam Perjanjian Baru kata tersebut

ditulis sebanyak 24 kali dan sebelumnya digunakan dalam Kotbah Yesus di

Bukit (Mat 6:1) untuk memperingatkan pengikutNya supaya jangan

melakukan kewajiban agama hanya dengan tujuan dilihat orang karena orang

yang demikian tidak akan mendapatkan upah dari Bapa. Penggunaan tersebut

menegaskan kembali bahwa προσέχω dipakai untuk memberikan peringatan

yang keras agar tidak melakukan suatu hal yang bisa mendatangkan

hukuman.Apalagi kata tersebut dituliskan dalam mood imperative yang

menunjukan kata kerja tersebut sebagai perintah bukan hanya perkataan

biasa.Kemudian tense yang digunakan adalah present yang menunjukan

3
5
waktu active saat berbicara sehingga perintah tersebut bukan sebagai cerita

dahulu pernah dilakukan tetapi saat itu juga perintah tersebut berlaku dan juga

di masa mendatang. Jadi saat itu Yesus berbicara kepada seluruh

pendengarnya melalui kotbah di bukit dalam bentuk perintah bahwa mereka

harus waspada dengan memberikan perhatian penuh kepada ψευδοπροφητῶν.

b. Nabi Palsu

Kata ψευδοπροφητῶν ditulis dalam bentukNoun Genetive Maskulin Plural

dengan kata dasar ψευδοπροφήτης (Pseudoprophḗtēs), muncul 11 kali dalam

Perjanjian Baru, dan paling banyak ditemukan dalam Injil Matius dan Wahyu.

Kata nabi palsu dalam ayat ini dituliskan dalam betuk jamak (plural), hal ini

menunjukan bahwa ada banyak nabi palsu yang muncul.Kemudian Case yang

dipakai dalam noun adalah Genetive yang berfungsi sebagai deskripsi atau

penggambaran.Pseudoprophḗtēsberasal dari kata pseudḗs yang diterjemahkan

sebagai pendusta, jahat, tidak benardanProphētēs yang diterjemahkan sebagai

nabi, yaitu juru bicara Allah yang dikuasai oleh Roh Allah atau biasa disebut

sebagai penyambung lidah Allah untuk menyampaikan pesan atas ilham

Allah kepada umat manusia khususnya mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan pekerjaan dan Kerajaan Allah serta keslamatan manusia.Seperti yang

sudah dijelaskan dalam konteks dekat bahwa secara umum, nabi dalam perjan

jian Baru sudah tidak ada lagi dalam artian jabatan tetapi dalam hal fungsinya

masih ada, hal tersebut dituliskan dalam 1 Korintus 12 bahwa Allah menetapk

an beberapa orang dalam jemaat sebagai Rasul, Nabi, dan Pengajar. Disebutk

an pula dalam Kisah para Rasul bahwa ada seorang Nabi bernama Agabus dar

3
6
i Yudea, hal ini juga membuktikan bahwa istilah nabi masih dipakai dalam Pe

rjanjian Baru. Nabi juga beberapakali disandingkan dengan pengajar atapun

guru (KPR 13:1), bahkan Yudas dan Silas yang disebutkan sebagai nabi,

bertugas untuk membacakan surat pengajaran lalu menasehati dan

menguatkan hati jemaat (KPR 15:32).

Pada saat Yesus menyampaikan kotbah ini, banyak pengajaran yang muncul

mengatasnamakan kebenaran tetapi sebenarnya tidak sesuai bahkan menolak

Yesus. Dalam Injil Matius, Yesus paling banyak mengecam orang-orang Fari

si, bahkan golongan ini disebutkan sebagai keturunan ular beludak, pemimpin

buta, dan yang paling sering disematkan pada golongan ini adalah orang mun

afik. Bahkan dalam pasal yang ke 16, Yesus memperingatkan murid-muridNy

a untuk berjaga-jaga dan waspada terhadap ragi orang farisi dan saduki. Oran

g Farisi berasal dari kaum Hasidim pada masa Yohanes Hirkanus muncul pad

a abad ke 2 SM47. Mereka memiliki tujuan untuk memperjuangkan kemerdek

aan beragama dan ingin bebas dari pengaruh helenisasi oleh karena itu golong

an ini sangat ketat sekali mengenai Hukum Taurat. Oleh karena itu, mereka sa

ngat dipercayai rakyat pada jaman tersebut. Robert Coote menyebutkan bahw

a keberadaan mereka ditolerir oleh pemerintah Roma karena mereka tidak me

ngangkat senjata dan bisa mempengaruhi bangsa Israel. Yosefus memperkira

kan ada 6000 orang Farisi di jaman Tuhan Yesus48.

Dalam Perjanjian Baru, identitas dari nabi palsu memang tidak dijeaskan

secara spesifik. Referensi mengenai nabi palsu cenderung memberikan

47
Gregorius Suwito, Identitas Nabi Palsu. (Semarang:KAOPress, 2021), 9
48
Ibid., 9

3
7
peringatan kepada pengikut Kristus untuk mewaspadai dan menguji setiap

ajaran atau roh yang datang kepada mereka.Matius 24:24 dan Markus 13:22

memberikan peringatan bahwa akan muncul mesias palsu dan nabi palsu yang

melakukan tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar untuk menyesatkan orang-

orang percaya.Kemudian 2 Petrus 2:1 juga menyebutkan munculnya nabi-

nabi palsu di antara pengikut Kristus yang membawa ajaran-ajaran yang

membinasakan dan menyangkal Yesus sehingga perlu untuk mengenali ajaran

yang sesuai dengan kebenaran Allah.1 Yohanes 4:1 juga memberikan

peringatan untuk menguji setiap roh yang datang, karena banyak nabi palsu

yang muncul di dunia.

Jadi nabi palsu dalam ayat ini adalah seorangyangbertindak seolah-olahmenja

di mendapat pesan Allah dan kemudian menyebarkannya namun ternyata

mengucapkankebohongan yaitu berdasarkan pemikirannya sendiri yang meng

untungkan diri sendiri bahkan bernubuatatas namaAllah. Oleh karena itu

penulis Matius yang memberikan porsi lebih banyak mengenai nabi palsu

yang disampaikan oleh Yesus dibandingan Injil yang lain.

Datang kepadamu

Kata datang yang dipakai dalam ayat ini adalah ἔρχονται (erchontai) ditulis

dalam bentukVerb Present Indicative Middle or Passive Plural dengan kata

dasar ἔρχομαι (erchomai). Present Tense yang digunakan dalam kata ini

3
8
menunjukan bahwa peristiwa tersebut sedang terjadi jadi bukan terbatas

hanya yang akan datangatau masa lampau saja, seperti yang tertulis dalam 1

Yohanes 4:1b “ Sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke

seluruh dunia”. Kata erchomai dalam penggunaannya jika mengacu pada

person memiliki makna to appear, make one's appearance, come before the pu

blic49.Hal ini berarti bahwa nabi palsu dengan sengaja dan secara aktif muncul

dan menampakan diri di tengah-tengah publik. Menurut Thayer Dictionary,

kata erchomai juga memiliki arti secara metafora yaitu to come into being,

arise, come forth, show itself, find place or influence 50. Sehingga bisa

ditambahkan bahwa nabi palsu datang dengan maksud menjalin hubungan

untuk mendapatkan tempat bagi eksistensinya dan mempengaruhi. Kata

kepadamu dalam bahasa aslinya ditulis πρὸς (pros-kepada)ὑμᾶς (hymas-mu).

Personal pronoun “mu”ditulis dalam bentuk accusative2ndperson, plural. Kata

ganti orang kedua merujuk kepada pedengar Yesus pada saat itu, dan juga

dalam bentuk plural karena pada saat itu banyak yang mengikuti Yesus untuk

mendengarkan kotbahnya.yaitu pengikut Yesus yang saat itu tengah mendeng

ar kotbahNya. Hal tersebut menunjukan bahwa nabi palsu muncul di tengah-

tengah lingkungan para pengikut Kristus.Suwito mengutip pernyataan John

Drane dalam bukunya yaitu bahwa semula nabi palsu adalah anggota jemaat

yang kemudian beralih dan berusaha menggerogoti jemaat. Mereka

mengklaim bahwa mereka memiliki hubungan yang erat dan sangat intim

dengan Roh Kudus,sehingga standar moral Kristen tidak berlaku bagi mereka

49
https://www.blueletterbible.org/lexicon/g2064/kjv/tr/0-1/
50
E-sword

3
9
yangistimewa dan memilik tingkat rohani yang lebih tinggi dari orangKristen

lainnya51.

c. Serigala buas yang menyamar seperti domba berpakaian seperti domba.

Kalimat… menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah

serigala yang buasdalam bahasa aslinya dituliskan ἐνδύμασιν προβάτων

ἔσωθεν δέ εἰσιν λύκοι ἅρπαγες. Kata ἐν ἐνδύμασιν προβάτων (en endymasin

probaton) dalam bahasa inggris diartikan sebagai in sheep's clothing atau the

skins of sheep, yang berartiothers take the phrase figuratively: with a lamb-

like exterior52. Oleh karena itu bisa dikatakan nabi palsu sangatlah

menyerupai domba karena tampak luarnya seperti domba, mengambil tempat

seperti domba pada umumnya.Barclay menyebutkan bahwa pada zaman itu

para gembala memiliki pakaian yang identik saat menggembalakan ternak,

yaitu pakaian luar yang terbuat dari kulit domba.Namun ternyata ada pula

orang-orang yang menggunakan pakaian gembala tersebut tetapi

sesungguhnya mereka bukan gembala. Hal ini juga terjadi diantara para nabi

dalam Perjanjian Lama, Nabi Elia memiliki pakaian khusus yang yang

dikenakan oleh nabi yaitu jubah berbulu dari kulit domba (1 Raja 19:13,19 ; 2

Raj 1:18). Hanya dengan melihat pakaiannya saja setiap orang dapat

mengenali nabi.Namun permasalahannya adalah jubah tersebut juga kadang

dipakai oleh orang yang tidak berhak dengan tujuan untuk berbohong. Hal

tersebut disampaikan oleh Nabi Zakaria yang tertulis dalam Zakaria 13:4a,

51
Gregorius Suwito, Identitas Nabi Palsu. (Semarang:KAOPress, 2021), 57
52
https://www.blueletterbible.org/lexicon/g1742/kjv/tr/0-1/

4
0
“Pada waktu itu para nabi masing-masing akan mendapat malu oleh karena

penglihatannya sebagai nabi, dan tidak ada lagi dari mereka yang

mengenakan jubah berbulu untuk berbohong;”.Jadi ada juga orang yang

mengenakan jubah nabi tetapi tidak melakukan tugas dan kehidupan sebagai

seorang nabi yang sebenarnya53.Matthew Henry megungkapkan bahwa frasa

ini juga bisa diartikan sebagai kiasan bahwa nabi palsu secara umum terlihat

lembut, tidak berbahaya dan suci seperti yang biasa dilambangkan dengan

domba.Mereka berpura-pura sebagai orang yang benar kemudian mereka

diizinkan masuk ke dalam jemaat sehingga memperoleh kesempatan berbuat

jahat sebelum jemaat menyadarinya54.

Dalam kotbahnya, John Wesley mengungkapkan 3 alasan mengapa nabi palsu

terlihat seperti domba:

1. Pertama, Mereka datang dengan cara yang lembut dan tidak memiliki

tanda atau ciri kehendak yang jahat sehingga nampaknya kecil

kemungkinan untuk melukai bahkan membinasakan;

2. Kedua, Mereka datang dengan membawa manfaat, terlihat seperti utusan

Allah yang memperhatikan jiwa-jiwa, berbuat baik dengan

menyembuhkan dan mengusir setan;

3. Ketiga, mereka datang dengan penampilan agamawi, dan mengaku

melakukan berbagai hal atas nama kasih melalui hati nurani55.


53
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 460
54
Tafsiran Matthew Henry
55
John Wesley, Kotbah Terbesar Sepanjang Masa (Yogyakarta: Penerbit Andi, 20
12), 251

4
1
Identitas nabi palsu diungkapkan dengan kata λύκοι ἅρπαγες ( lykoi

harpages) dalam aslinya berarti serigala yang buas, ini juga bisa diartikan

sebagai serigala secara harafiah sebagai hewan namun juga bisa

menggambarkan metafora dari sifat serigala yang sangat buas, : rakus;

perampok, pemeras, dan perusak. Menurut Easton Dictionary serigala sering

disebut dalam Alkitab sebagai lambang pengkhianatan dan

kekejaman.Nubuat Yakub, "Benyamin akan menerkam seperti serigala" (Kej.

49:27), melambangkan karakter suka berperang dari suku tersebut (lihat Hak.

19-21).Yesaya menggambarkan kedamaian kerajaan Mesias dengan kata-

kata, "Serigala juga akan tinggal bersama-sama dengan anak domba" (Yes.

11:6). Serigala kadang-kadang masih ditemukan di Palestina, dan menjadi

momok bagi para gembala, seperti di masa lalu 56.Dr. J.L. Ch. Abineno

menyebutkan bahwa dalam Perjanjian Lama, sebutkan “serigala” sering dise

matkan kepada orang-orang kafir (Yer5:6) atau pada pemimpin-pemimpin Isr

ael yang tidak setia, dan menipu rakyat, pemuka agama yang menyesatkan je

maat serta membinasakan orang demi keuntungan pribadi (Yeh 22:27, Zef 3:3

Ams 28:15). Kata ἔσωθεν (esōthen) dalam KJV diterjemahkan

sebagaiinwardly yang berarti dalam batin/hati, unsur dalam :hati, pikiran jiwa

Nabi palsu hanya tampaknya saja seperti domba yang mempengaruhi dengan

lembut dan nampak tidak berbahaya sedangkan sesungguhnya seluruh unsur b

atiniah mereka seperti hati, jiwa dan pikiran adalah serigala yang sangat meru

sak. Jadi sudah dapat dipastikan bahwa nabi palsu dari luar nampak saleh, mu

lia, dan berkarisma, namun sebenarnya ia tidak pernah mempedulikan domba-


56
E-Sword

4
2
domba Tuhan57.Permasalahan tersebut dihadapi oleh Gereja pada jaman purba

sekitar waktu penulisan Injil Matius ini, kemungkinan faktor itulah yang mem

buat penulis injil Matius lebih banyak membahas mengenai nabi palsu dari pa

da injil lainnya. Hal ini terlihat dari buku Didakhe Bab 11 dan 12 yang menc

antumkan mengenai cara bersikap kepada nabi dan cara membedakan nabi ya

ng benar maupun yang palsu.

Semua nabi mengatakan bahwa perkataan-perkatannya berasal dari Roh.


Namun ada satu cara untuk meneliti mereka. Nabi palsu dan nabi sejati
dapat itu dapat diketahui dari sifat dan tingkah laku-nya. Setiap nabu yang
mengajarkan kebenaran namun ia sendiri tidak memberlakukan ajaran
tersebut dalam hidupnya, maka ia adalah nabi palsu. Kalau ada nabi yang
menganggap diri berkata-kata di dalam Roh, namun minta hidangan
makanan, maka ia adalah nabi palsu. “Janganlah engkau mendengarkan
orang yang di dalam Roh berkata : Berilah aku uang atau sesuatu yang
lain; tetapi kalau di dalam Roh ia meminta kamu untuk menolong orang
yang membutuhkan, janganlah kamu mengeraskan hati.”58

Ciri mendetail mengenai nabi palsu dapat dilihat dari ciri guru palsu yang

terdapat dalam 2 Petrus 2.Nabi dan guru palsu dalam memiliki karakteristik

yang sama karena guru palsu digambarkan seperti pengikut bileam yang

merupakan seorang nabi pada jaman Perjanjian Lama. Berikut beberapa ciri-

ciri nabi palsu :

57
Suwito, op, cit., 54
58
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 461-462

4
3
a) Memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan,

bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus

mereka,

b) Memiliki sifat berani dan angkuh, sehingga mereka tidak segan-segan

menghujat kemuliaan Allah,

c) Memiliki gaya hidup yang dikuasai oleh hawa nafsu,

d) Mencari orientasi utama yaitu keuntungan pribadi, sehingga mereka

menyebarkan ceritera-ceritera isapan jempol yang disukai banyak

orang,

e) Berfoya-foya untuk kenikmatan dan mabuk dalam hawa nafsu,

f) Memiliki mata yang penuh nafsu zinah dan tidak pernah jemu berbuat

dosa,

g) Memikat orang-orang yang lemah,

h) Memiliki hati yang serakah dan bebal,

i) Mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa,

j) Mempergunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang

baru saja melepaskan diri dari kesesatan

k) Menjanjikan kemerdekaankepada orang lain, padahal mereka adalah

hamba-hamba kebinasaan

Beberapa istilah dan perumpamaan yang disematkan kepada guru palsu :

a) Hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya

dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan,

b) Mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan

4
4
c) Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi

ke kubangannya.

Melihat deskripsi di atas bagaimana kehidupan yang dikuasai sepenuhnya

oleh hawa nafsu yang dijalankan oleh nabi palsu, serta kerasnya sebutan yang

diberikan penulis Surat Petrus II pada golongan ini, menegaskan kembali

akan bahaya yang disebebkan oleh para nabi palsu.

Kesimpulan: Dalam ayat 15, Yesus memperingatkan kepada para murid dan peng

ikutNya bahwa mereka harus senantiasa waspada dan berjaga-jaga dengan perhati

an penuh terhadap nabi palsu karena mereka dengan gencar dan aktif muncul di te

ngah-tengah orang percaya. Sangat sukar untuk mengenali nabi palsu karena mere

ka penuh dengan kamuflase, jangan dengan mudah terkesima dengan para pemim

pin atau pemuka agama yang mengaku membawa pesan dari Tuhan dengan penuh

charisma. Para murid dan pengikutNya harus melihat lebih dalam lagi untuk mene

liti ajaran yang dibawa apakah itu menuju kepada Yesus atau tidak, dan bagaiman

a teladan moralitas yang ditunjukan. Namun sudah bisa dipastikan bahwa nabi

palsu memiliki orientasi utama yaitu kepentingan dan keuntungan pribadi,

mengajarkan hal-hal yang hanya memuaskan kedagingan secara duniawi,

menyampaikan nubuatan yang bukan berasal dari Tuhan tetapi dari pengertian diri

sendiri, serta kehidupan moralitas hanya sebatas lahiriah semata tetapi sebetulnya

penuh dengan kebobrokan.

4
5
2. Perumpamaan Pohon dan Buah (16-20)

Ayat 16 mengatakan: Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka,;

Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput

duri? Dan dalam bahasa aslinya ditulis ἀπὸ τῶν καρπῶν αὐτῶν ἐπιγνώσεσθε

αὐτούς.μήτι συλλέγουσιν ἀπὸ ἀκανθῶν σταφυλὰς ἢ ἀπὸ τριβόλων σῦκα Kata

kunci pertama untuk mengenali nabi palsu adalah dari buahnya. Kata buah dalam

bahasa aslinya adalah καρπῶν(karpon), yang berarti buah secara harafiah atau

juga bisa diartikan secara metafora: that which originates or comes from

something; an effect, result59. Jadi bisa disimpulkan bahwa cara untuk mengenali

nabi palsu adalah dengan melihat apa yang keluar atau terpancar dari setiap

tindakan mereka dan, efek yang dihasilkan dari perbuatan mereka. Tuhan

membandingkan nabi asli dan nabi palsu dengan empat tanaman, yaitu buah

anggur dan semak duri, kemudian buah ara dan rumput duri. Menurut sejarah

pada jaman Yesus, di Palestina memang terdapat semak duri yang buahnya mirip

dengan anggur kecil dan juga terdapat rumput duri yang bunganya mirip dengan

buah ara60. Hal ini menguatkan kembali bahwa secara lahiriah sepertinya memang

mirip namun ternyata keduanya adalah buah yang berbeda dan berbanding

terbalik karena memang bukan berasal dari pohon yang sama. Suwito mengutip

Easton’s Biblie Dictionary dan menuliskan bahwa :

Anggur berguna untuk dijadikan minuman anggur (di Israel adalah lazim
untuk minum anggur, hanya Tuhan mengingatkan agar tidak sampai

59
https://biblehub.com/greek/2590.htm
60
William Barclay, Pemahaman Alkitan Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 463

4
6
mabuk), tentu buahnya sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia dan
juga indah untuk hiasan rumah. Ara juga sebuah produk pertanian yang
berharga di sana. Ara adalah simbol dari kedamaian dan kemakmuran.Ara
dapat juga digunakan sebagai makanan untuk berdiet.

Buah Anggur dan ara sangat berguna dan penting bagi kehidupan orang Israel saat

itu, sedangkan semak dan duri tidak berguna De Heer mengaitkan buah disini

dengan buah Roh yang ada dalam Galatia 5:22. John Wesley menyebutkan bahwa

nabi sejati, guru yang di utus Allah membawa buah kekudusan yang baik

sedangkan nabi palsu, guru yang tidak diutus oleh Tuhan hanya mendatangkan

dosa dan kefasikan.Sehingga Penulis bisa menyimpulkan bahwa buah yang

dihasilkan nabi palsu pasti bersifat menghancurkan dan membinasakan berbeda

dengan buah dari nabi sejati yang memberikan kehidupan.

Kemudian ayat 17 berbunyi :Demikianlah setiap pohon yang baik

menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah

yang tidak baik. Dalam bahasa aslinya ditulisοὕτως πᾶν δένδρον ἀγαθὸν καρποὺς

καλοὺς ποιεῖ, τὸ δὲ σαπρὸν δένδρον καρποὺς πονηροὺς ποιεῖ·. Kata “baik” yang

digunakan pada pohon di ayat 17 dalam bahasa aslinya adalah ἀγαθὸν (agathos)

yang memiliki makna :of a good constitution or nature: , in sense equivalent to

'fertile soil,' 'a fruitful tree,' corresponds to the figurative expression 'good ground',

and denotes a soul inclined to goodness, and accordingly eager to learn saving

truth and ready to bear the fruits of a Christian life61. Jadi pohon yang baik

berbicara mengenai natur alami yang dimiliki oleh pengikut Kristus yang benar

yaitu jiwa yang mengandung kasih, kebaikan dan kebenaran karena telah

61
https://www.blueletterbible.org/lexicon/g18/kjv/tr/0-1/

4
7
diselamatkan. Jika pohon tersebut baik (Yohanes 15: 1Akulah pokok anggur yang

benar dan Bapa-Kulah pengusahanya) maka buah yang dihasilkan pasti baik -

καλοὺς (definisi sama dengan ayat 16). Perumpamaan tentang pohon dan buah,

beberapa kali muncul dalam Perjanjian Baru, antara lain :

a. Matius 12: 33 = Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula

buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik

pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal

b. Lukas 6:43-44 = Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan

buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang

menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya.

Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri

tidak memetik buah anggur

c. Yakobus 3: 12 = Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat

menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan

buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Pohon baik akan menghasilkan output karakter batiniah yang dipandang

baik, dan bermanfaat. Buah yang baik tidak mungkin dihasilkan dari pohon yang t

idak baik sehingga bisa dikatakan bahwa iman dan kepercayaan seseorang kepada

Yesus tidak bisa ditopang dari pengajaran-pengajaran menyimpang yang disampai

kan oleh nabi palsu. Barclay menyebutkan lima hasil atau buah yang keluar dari n

abi palsu :

4
8
a. Menghasilkan agama yang mengutamakan ketaatan pada hal yang lahirian se

mata. Hal ini bisa dilihat dari gaya hidup para ahli Taurat dan orang Farisi.

Mereka mengutamakan berbagai ritual-ritual lahiriah tanpa memahami esensi

dari Taurat itu sendiri. Demikian hal nya dengan orang Kristen masa kini

yang bisa dengan musahnya melakoni upacara-upacara keagamaan tanpa

benar-benar menghidupi kekristenan itu sendiri..

b. Menghasilkan agama yang hanya terdiri dari larangan semata. Inti

kekristenan bukan berdasarkan dari deretan larangan yang panjangnamun

sebaliknya, inti kekristenan adalah kewajiban untuk melakukan banyak hal.

Kekristenan yang negative dan penuh larangan, tidak akan bisa menjawab

kasih Allah yang positif dan penuh anjuran62.

c. menghasilkan agama yang mudah dan gampang. Dalam Roma 6, rasul Paulus

menerangkan bahwa anugrah Allah sangat besar dan sudah menebus semua

dosa, kemudian muncul pertanyaan jadi bolehkah terus bertekun dalam dosa

supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Rasul Paulus secara tegas

berkata untuk menjauhkan pikiran yang demikian. Karena hal itu sama saja

tidak menghargai karya Allah, dan memandang rendah penebusan Yesus.

Setiap ajaran bisa diindentifikasikan sebagai ajaran palsu apabila ajaran

tersebut mennghilangkan pilar-pilar penting dalam kekristenan, mengurangi

ancaman dari ketidaktaan yang disampaikan Yesus, mengesampingkan

hukuman, dan pastinya ajaran yang membuat terlena karena berbagai

kemudahan secara lahiriah.

62
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 468

4
9
d. Menghasilkan agama yang yang memisahkan agama dari hidup. Setiap ajaran

yang memisahkan kekristenan dari kehidupan dan kegiatan di dunia ini

adalah ajaran yang sesat. Sejalan dengan doa yang dipanjatkan Yesus untuk

murid-muridnya dalam Yohanes 17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau

mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari

pada yang jahat. Orang Kristen adalah orang yang harus secara langsung

terlibat dalam kancah kehidupan nyata sehari-hari di dunia ini63.

e. Menghasilkan agama yang sombong dan bersifat memisahkan diri. Ajaran

yang menarik pengikutnya ke dalam kelompok kecil dan memandangn orang

di luar komunitasnya sebagai pendosa tidaklan tepat. Karena fungsi dari

agama bukan sebagai tembok pemisah tetapi untuk mengnhancurkannya.

Agama dimaksudkan untuk mendekatkan satu sama lain bukan untuk

mencerai-beraikan. Karena Kristus yangn mempersatukan dan

mempersekutukan.

Penulis setuju dengan yang diungkapkan Barclay, karena tabiat nabi palsu adal

ah mementingkan keuntungan pribadi (Yer 8:10 Tit 1:11 2Pet 2:3) dan bukan u

mat secara luas. Oleh karena itu, nabi palsu berusaha menunjukan ajaran yang

menyenangkan, yang mudah diterima orang banyak, ajaran yang menghasilkan

banyak pujian untuk meninggikan manusia dan bukan Yesus dan ajaran yang b

anyak berkompromi dengan dosa ataupun malah ajaran yang merasa diri paling

benar dan memandang orang lain sebagai pribadi yang penuh dosa. Kemunafik

63
Ibid., 470

5
0
an dan kesombongan lah yang membuat Yesus menghancurkan menara babel b

ahkan sebelum sempat berdiri tegak.

Ayat 18 berbunyi : Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan

buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang

baik. Dalam bahasa aslinya dituliskanοὐ δύναται δένδρον ἀγαθὸν καρποὺς

πονηροὺς ποιεῖν*, οὐδὲ δένδρον σαπρὸν καρποὺς καλοὺς ποιεῖν*.Pernyatan ayat

ini sejalan dengan ayat 17 namun menggunakan kalimat negative. Hal ini kembali

menegaskan bahwa buah yang dihasilkan pasti akan sesuai dengan sumbernya

yaitu pohon.

Nasib pohon yang tidak baik diuraikan pada ayatnya yang ke 19 :Dan

setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang

ke dalam api. Dalam Bahasa Yunani di tulis πᾶν δένδρον μὴ ποιοῦν καρπὸν

καλὸν ἐκκόπτεται καὶ εἰς πῦρ βάλλεται. Kata ditebang ditulis dalam bentuk

present indicative middle/passive dan dalam bahasa aslinya memiliki kata dasar

ἐκκόπτω (ekkoptō) berasal dari kata =ek, "out from and to" dan =kóptō,

"memotong"64. Oleh karena kata ekkoptōi memiliki makna: memotong (keluar)

dan meninggalkan hasil yang tak terhindarkan: (secara kiasan) sepenuhnya

menghapus (memotong), menekankan pelepasan total (penghapusan,

pemutusan).Jadi bukan sekedar ditebang tetapi dihancurkan sepenuhnya karena

selanjutnya dibuang ke dalam api. Kent menafsirkan bahwa :

64
https://biblehub.com/greek/1581.htm

5
1
Pohon yang tidak baik – Pohon yang sedang membusuk tidak ada
harganya, tidak berguna.Pohon yang tidak berharga perlu dibuang agar
tidak mencemari lainnya65.

Tafsiran tersebut juga sejalan dengan apa yang dikatakan Abineno bahwa nabi-

nabi palsu tidak akan dibiarkan untuk terus menipu dan menyesatkan jemaat tetapi

kepada mereka Allah akan menimpakan hukuman. Mengenai hal di atas, R.E

Nixon membandingkan kiasan tentang pohon dan buah dan hubungannya dengan

penghakiman dengan Luk 3:10; 12:33-35; 15:1366. Perumpamaan atau kiasan

dalam deretan ayat ini ditutup (20) dengan kalimat :Jadi dari buahnyalah kamu

akan mengenal mereka“, Yesus memberikan penekanan kembali mengenai cara

mengenali nabi palsu.

Kesimpulan: Tidak mudah untuk mengenali nabi palsu, namun hal tersebut juga

bukanlah hal yang mustahil. Yesus memberi petunjuk kunci, yaitu memperhatikan

buah yang dihasilkan. Apakah mereka memancarkan buah yang berasal dari

Kristus, yaitu buah Roh (Gal 5) atau buah terlihat baik namun ternyata hanya

secara lahiriah saja yaitu menonjolkan perbuatan moral dengan penuh

kemunafikan seperti buah semak duri yang yang mempunyai kesamaan tampilan

dengan buah anggur. Oleh karena itu diperlukan sikap yang waspada dan berhati-

hati untuk menguji setiap roh, agar tidak dengan mudah menghakimi atau pun

terpengaruh.

65
Charles F. Pfeiffer dan Everett E. Harison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3 :
Matius-Wahyu (Malang: Gandum Mas, 2013), 54
66
____Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih), 77

5
2
3. Perbuatan Kepalsuan dan Hukuman

Ayat 21 berbunyi : “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan,

Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan

kehendak Bapa-Ku yang di sorga”. Kata berseru dalam bahasa Yunani adalah

λέγων (legon) ditulis dalam Verb Present Participle Active yang bermakna

memanggil atau menyebutkan, sesuatu yang hanya keluar dari mulut sebagai

perkataan.Dalam hal ini adalah berseru dengan memanggil Tuhan.Kata Tuhan

dalam bahasa aslinya memakai kata adalah Κύριε yang berarti Tuan atau pemilik.

Abineno menafsirkan ayat ini sebagai suatu sapaan biasa saja kepada Yesus

karena pada saat itu orang-orang belum mengakui Yesus sebagai Tuhan..

Sedangkan De Heer menerjemahkannya sebagai “kepala kami” dengan

argumentasi yang sama. Sehingga De Heer mengatakan bahwa tidak cukup untuk

kita memanggil Yesus sebagai kepala kita untuk bisa masuk dalam kerajaan sorga

(βασιλείαν τῶν οὐρανῶν) tetapi juga harus melakukan kehendakNya. Bahkan

dengan menyapa Yesus dua kali pun untuk memberi tekanan ( kebiasaan Yahudi)

tetap Allah menilai perbuatan. Para Rasul juga memberikan tekanan yang kuat

terhadap masalah ini, salah satunya dalah Yakobus. Dengan tegas ia katakan:

Iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati (2:17.26), Iman yang demikian tidak

dapat menyelamatkan (2:14)67. Menurut Suwito, ayat 21 ini menyiratkan bahwa p

erbuatan kepalsuan yang dilakukan oleh nabi palsu, yaki mereka bukanlah pelaku

firman, namun hanya menyerukan nama Tuhan atau melayani dengan memakai na

67
Dr. J.L. Ch. Abineno, Kotbah di Bukit (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996), 194

5
3
ma Tuhan. Jadi oleh karena kejahatannya nabi palsu secara harafiah tidak akan ma

suk sorga kalau mereka meninggal68.

Ayat 23 berbunyi, Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-

Ku: Tuhan, Tuhan , bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir

setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? .

Pada jaman itu Yesus, mujizat merupakan hal yang banyak diperlihatkan dan

biasanya berkaitan dengan penyembuhan atau pengusiran setan.Karena umumnya

pada saat ini orang percaya bahwa semua penyakit disebabkan oleh setan sehingga

perlu untuk selalu melakukan pengusiran setan.Sejak dalam perjanjian lama nabi

palsu pun dapat membuat dan perbuatan yang ajaib.Hal tersebut bisa dibuktikan

dari peristiwa saat Musa dan Harun menghadap Firaun untuk membawa bangsa

Israel keluar dari tanah mesir (Keluaran 7).Tongkat para ahli sihir Firaun pun bisa

berubah menjadi ular.Tetapi tetap pada akhirnya ular dari tongkat Harun

mengalahkan ular dari para ahli sihir Firaun (Kel 7:12). Bahkan dalam Ulangan

13:1-5, Allah menasehati umatNya untuk tidak terbujuk dengan tanda ataupun

mujizat jika pada akhirnya membawa mereka untuk mengikuti allah lain.

Sedangkan dalam Perjanjian Baru banyak tukang jampi yang selalu

menyebutkan nama Yesus untuk menyembuhkan orang-orang yang dirasuk

setan69. Salah satu contohnya adalah anak-anak Skewa mencoba meyumpahi roh

jahat dengan menggunakan nama Yesus, maka hal tersebut tidak berakhir dengan

baik karena pada akhirnya mereka diserang oleh orang yang kerasukan roh jahat.

68
Gregorius Suwito, Identitas Nabi Palsu. (Semarang:KAOPress, 2021), 81
69
William Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 472

5
4
Ayat 23 : Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan

berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu ! Enyahlah dari pada-Ku, kamu

sekalian pembuat kejahatan. Kata ὁμολογήσω (homologeso) dituliskan dalam

bentuk Verb Future Indikative Active dengan kata dasar homologeo – sebenarnya

berarti Aku akan mengakui, Aku akan mengatakan dengan terus terang, Aku akan

megnatakan secara terbuka, sehingga tiap-tiap orang dapat mendengarnya 70. Kata

mengenal dalam bahasa aslinya adalah ἔγνων (egnon) ditulis dalam bentuk Verb

Aorist Indicative Aktive yang memiliki kata dasar γινώσκω (ginosko) yang

bermakna to know, especially through personal experience (first-


71
hand acquaintance) . Jadi Yesus berkata kepada nabi palsu bahwa Ia tidak

mengenal mereka, yang dimaksutkan disini bukan Yesus tidak tahu tentang siapa

mereka karena Yesus Maha Tahu, tetapi karena mereka tidak pernah berhubungan

langsung atau secara pribadi dengan Yesus sehingga tidak ada persekutuan yang

erat. Kata ini juga dipakai dalam idiom Yahudi untung mengungkapkan hubungan

suami istri. Kata ἀποχωρεῖτε(apochoreite) ditulis dalam beruk Verb Present Imp

erative Aktive berasal dari kata dasar apochōreō yang berarti to go away,

depart72. Jadi maksud Yesus adalah memberi perintah kepada mereka untuk

menyingkir, pergi dan menjauh dari hadapanNya.Kemudian Yesus juga

menggunakan istilah “pembuatan kejahatan” kepada mereka.Dalam bahasa

aslinya kejahatan menggunakan kata ἀνομίαν (anomian) dalam bentuk Noun

accusative Feminime Singular, dengan kata dasar anomia. Kata tersebut memiliki

70
Dr. J.L. Ch. Abineno, Kotbah di Bukit (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996), 196
71
https://biblehub.com/greek/1097.htm
72
https://www.blueletterbible.org/lexicon/g672/kjv/tr/0-1/

5
5
arti; perbuatan orang yang menganggap dirinya tidak terikat pada norma apapun,

yaitu perbuatan orang yang bertentangan dengan hukum dalam Alkitab dikaitkan

dengan hukum Taurat. Tingkatan pembuat kejahatan lebih parah dari pada

melakukan kejahatan.Karena kata yang di pakai disini adalah ἐργαζόμενοι

(ergazomenoi), Present Participle Middle or Passive, yang artinya terus menerus

melakukan atau tetap melakukan73.

Mengenai pada ayat 23 ini, Wycliffe berpendapat seperti ayat sebelum

bahwa Yesus menyatakan diri sebagai Anak yang kedudukanNya sebagai

Hakim.Ia mengingatkan para pemimpin palsu (mereka yang bernubuat, mengusir

setan, dan mengadakan banyak mujizat demi nama Kristus) akan terbongkar

kedoknya sama sekali dan dihukum74. Orang yang bernubuat, bertindak , dan

mengadakan mujizat demi nama Allah padahal sama sekali bukan, akan berakhir

binasa karena Yesus tidak mengenali mereka.

Kesimpulan: Yesus bersikap sangat keras terhadap kepalsuan. Kepalsuan yang

dinyatakan dalam konteks ini adalah mengatas namakan Tuhan dalam hal yang

dilakukan seperti : bernubuat, mengusir setan, membuat mujizat, menyebarkan

ajaran padahal hal tersebut bukan berasal dari Tuhan melainkan dari diri sendiri

bahkan bisa ditungangi oleh roh jahat. Yesus menyatakan keadilannya melalui

hukuman yang diberikannya kepada orang-orang yang dengan sembarangan

memakai namaNya untuk keuntungan pribadi. Pelanggaran terhadap hukum Allah

secara terus menerus akan membawa kebinasaan karena Yesus tidak lagi

mengenal mereka dan meninggalkan mereka.


73
Dr. J.L. Ch. Abineno, Kotbah di Bukit (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996), 197
74
Pfeiffer, Loc, cit.,

5
6
E. IDENTITAS NABI PALSU

Terdapat beberapa perbedaan pendapat dari para ahli mengenai indentitas

nabi palsu yang dimaksudkan oleh Yesus yang tercatat dalam Matius 7:15-23.

Berikut beberapa pendapat dari para ahli :

1. Dr. J.L. Ch. Abineno

Abineno mensejajarkan nabi dalam perjanjian baru ini sebagai pengajar-

pengajar.Ia juga menjelaskan bahwa nabi juga merupakan orang yang diutus

untuk memimpin jemaat. Dalam kaitannya dengan perjanjian baru, tugas nabi

adalah bekerja di dalam jemaat, yaitu mengajar kehendak Allah dan dalam

pelaksanaannya mereka di pimpin oleh Roh Allah.Sehingga bisa disimpulkan

bahwa pengertian nabi palsu adalah bertentangan dari kriteria nabi yang

sesunggunya, yaitu pemimpin jemaat yang memberitakan ajaran yang

menyesatkan dan dalamm penyampainnya tentu saja tidak dipimpin oleh Roh

Kudus.

2. Drs. J.J De Heer

De Heer menjelaskan bahwa Nabi Kristen dalam perjanjian baru adalah orang

yang kadang-kadang menubuatkan peristiwa yang akan datang. Namun

pekerjaan yang paling biasa bagi para nabi adalah mengajar jemaat tentang

kehendak Tuhan dan dalam tugasnya mereka ditolong dan diterangi oleh Roh

Kudus. Sehingga pengertian nabi palsu menurut De Heer adalah seorang yang

berbicara banyak mengenai Roh Kudus yang memberi ilham kepadanya

5
7
namun ternyata ia membawa ajaran sesat misalnya mengizinkan orang

Kristen untuk berbuat zinah.

3. Wiliam Barclay

Barclay menjabarkan bahwa sekitar penulisan Injil Matius, kita-kita tahunn

85 M, jabatan nabi masih merupakan jabatan yang resmi dalam gereja.Karena

pada waktu itu banyak orang yang pergi meninggalkan segala miliknya untuk

berkeliling ke gereja-gereja dengan tujuan menyempaikan pesan yang diklaim

berasal langsung dari Tuhan untuk jemaat.Dan Nabi palsu adalah orang yang

men-salahgunakan jabatan nabi tersebut, memakainya untuk keuntungan

pribadi.Mereka memanfaatkan diakonia gereja supaya bisa hidup makmur

dan nikmat secara jasmani.

4. Matthew Henry

Henry memaparkan bahwa nabi palsu sama dengan guru palsu yaitu orang-

orang yang menyebarkan doktrin-doktrin yang menentang kebenaran.

Temperamen dan perilaku mereka bertentangan dengan pikiran Kristus.

5. C.H Spurgeon

Spurgeon menyebutkan bahwa nabi palsu adalah pemimpin yang nampak

seperti memiliki karunia dari Tuhan dan mengaku di utus oleh Allah tetapi

sebenarnya memiliki maksud lain yaitu membinasakan.

5
8
6. John Calvin

Calvin juga menyebut nabi palsu sebagai guru palsu.Mereka berusaha unutk

merusak kemurnian iman dengan doktrin-doktrin palsu.

7. John Wesley

Wesley menjelaskan bahwa nabi palsu adalah seseorang yang

mengkotbahkan atau mengajarkan jalan lain yang tidak diajarkan oleh Yesus.

Seorang yang terlihat agamis dan mengaku sebagai orang yang mengasihi

tetapi ternyata menyesatkan.

Berdasarkan hasil eksegesa Matius 7:15 mengenai identitas nabi palsu

dan mempertibangkan pendapat para ahli, maka penulis menyimpulkan beberapa

hal terkait identitas dari nabi palsu dalam Injil Matius dan kaitannya dengan

Gereja Masa Kini :

1. Nabi palsu yang ada dalam Perjanjian baru sedikit berbeda dari perjanjian

lama karena definisi nabi memiliki pergeseran makna yang sebelumnya

sebagai orang utusan Allah yaitu penyampai pesan langsung Allah kepada

umat menjadi orang yang memberitakan pesan mengenai jalan kepada Allah

dan memiliki berbagai karunia dan bukan jabatan karena jabatan Nabi sudah

digenapkan dalam diri Yesus Kristus

2. Identitas nabi palsu tidak langsung menunjuk kepada diri individu atau

kelompok-kelompok tertentu karena pada gereja masa kini tidak ada jabatan

nabi

5
9
3. Secara umum nabi palsu adalah seorang yang menyampaikan doktrin dan

ajaran yang tidak alkitabiah dan membuat klaim bahwa hal tersebut berasal

dari Allah.

F. CIRI-CIRI NABI PALSU

Merujuk kepada identitas dari nabi palsu di atas dan juga hasil dari

eksegesa Matius 7:15-23, penulis menjabarkan beberapa ciri nabi palsu yang bisa

dikenaliyaitu dengan melihat buah yang dihasilkan melalui hal-hal berikut ini :

1. Ajaran

Pengajaran yang dihasilkan oleh Nabi Palsu sudah bisa dipastikan tidak

sesuai dengan ortodoksi. Sehingga dalam upaya untuk mengidentifikasinya

perlu untuk melihat ajaran dalam beberapa doktrin yang fundamental berikut

ini :

a) Allah dan Trinitas

Doktrin mengenai Allah merupakan hal yang sangat penting bagi

kekristenan karena tanpa penyataan Allah maka manusia tidak akan

memahami penciptaNya. Dalam Materi Ajar Teologi Sistematika 1 STT

Magelang, disebutkan ada 4 konsep kekristenan mengenai Allah.

Pertama; Allah adalah Roh (Yohanes 4:24). Sebagai Roh, Allah itu kekal

6
0
dan bergantung kepada diri-Nya sendiri di dalam segala kesempurnaan-

Nya75. Kedua; Sebagai Roh, Allah itu hidup. Dalam Yohanes 14:6 Yesus

menyatakan bahwa diriNya adalah jalan, terang, dan hidup.Kata hidup

yang dipakai di sini tidak dapat dipahami hanya sebatas keberadaan,

tetapi mencakup kehidupan sebagai organisme, yang dipenuhi oleh

kebenaran, keharmonisan dan keindahan76.Ketiga : Sebagai Roh, Allah

itu Terang yang berarti terang itu berasal dari Allah dan menyatakan

kekudusanNya. Ketiga : Sebagai Roh, Allah itu Kasih. Rasul Yohanes,

dengan tegas menyatakan bahwa Allah itu kasih, dan barang siapa yang

tinggal di dalam kasih, ia berada di dalam Allah (1 Yoh. 4:8, 16) 77.

Ajaran Wesleyan juga memiliki keyakinan bahwa Allah adalah nyata

seperti yang dinyatakan dalam Alkitab dan Allah berdaulat dalam

kasihNya serta menyatakan diriNya sebagai Pencipta dan Penebus.Pada

tahun 451 M dalam Konsili Calsedonia ditetapkan ajaran tentang

Tritunggal sebagai ajaran resmi gereja, yaitu Allah terdiri dari tiga

oknum/pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Uraian di atas adalah

doktrin yang benar mengenai Allah, apabila ada yang menyebarkan suatu

ajaran yang tidak mengakui keilahian Allah dan konsep Tritunggal maka

sudah sepatutnya untuk diwaspadai, seperti di bawah ini:

 Yoseph Smith (Mormon/Gereja Yesus Kristus Dari Orang-Orang

Suci) dalam ajarannya berkata bahwaSang Bapa memiliki tubuh

75
Dr. Mathen A. Ballu, Teologi Sistematika I : Teologi, Kosmologi, dan
Antropologi (Materi Kuliah STT Magelang, 2021) 16
76
Ibid
77
Ibid, 17

6
1
daging dan tulang senyata yang ada pada manusia (D&C

130:22)78. Golongan ini melihat Allah sebagai pribadi yang

memiliki fisik seperti manusia biasa. Bahkan selanjutnya

dikatakan bahwa manusia bisa menjadi Allah. Kemudian salah

satu pengikutnya yaitu Brigham Young mengajarkan bahwa

Adam di taman Eden adalah Allah yang mempunyai banyak istri.

Selain Alkitab, kelompok ini juga berpegang pada Kitab Mormon

yang klaim merupakan Firman Tuhan yang di wahyukan

langsung kepada Joseph Smith yang mengaku sebagai nabi.

 Charles Taze Russell (Saksi-saksi Yehuwa) dalam pengajarannya

menyatakan bahwa bahwa ajaran Tritunggal tidak berdasarkan

Alkitab. Ia berpendapat bahwa kedudukan Allah lebih tinggi dari

Yesus sehingga kedudukan diantaranya tidak mungkin

sejajar.Kelompok ini tetap menggunakan Alkitab namun

memakai terjemahan dan tafsiran sendiri yaitu Kitab Suci

Terjemahan Dunia Baru

b) Yesus

Yesus adalah pribadi yang memiliki dua natur, yaitu 100% manusia dan

100% Allah.Bapak-bapak gereja abad pertama menerima dengan penuh

kepercayaan bahwa Yesus adalah Allah, manusia sejati (logos-

78
Pdt. Dr. Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 360

6
2
sarks)79.Yesus memiliki satu pribadi yang tidak pernah berubah, natur

manusiawiNya tidak membentuk satu pribadi manusia dalam artian

subsistensi independen dari diriNya sendiri. Natur ManusiaNya sama

sekali tidak kekurangan kualitas esesnsi apapun yang dimiliki oleh natur

itu80. Yesus adalah Satu Pribadi Ilahi yang memiliki natur Ilahi sejak

kekekalan81..Oleh karena itu jika ada oknum yang membawa ajaran

mengenai Yesus yang berbeda dari yang diuraikan diatas, bisa dikatakan

bahwa ajaran tersebut mengandung kepalsuan. Contohnya adalah :

 Charles Taze Russell (Saksi-saksi Yehuwa) dalam pengajarannya

menyatakan bahwa Yesus bukan Allah Yang Mahakuasa 82.Golongan

ini berpendapat bahwa Kristus hanyalah manusia saat Ia ada di dunia

dan meninggal juga sebagai manusia. Dalam bukunya "Studies in the

Scriptures", Rusell menyatakan bahwaManusia Yesus telah mati

untuk selamanya lalu dan Yesus juga dikenal sebagai Penghulu

malaikat bernama Mikhael, yang berarti utusan Allah. J.F.

Rutherford menyetujui hal ini dengan berkata, "Dalam jabatan ini

(Anak yang diperanakkan oleh Allah dan anak sulung dari segala

makhluk), Ia memunyai nama lain di sorga, yaitu Mikhael83.

79
Mathen A. Ballu, Dogmatika II : Kristologi (Materi Kuliah STT Magelang,
2016) 2
80
Louis Berkhof, Teologi Sistematika 3: Doktrin Kristus (Lembaga Reformed
Injili Indonesia, 1996), 44
81
82
https://www.jw.org/id/saksi-saksi-yehuwa/pertanyaan-umum/kepercayaan-saksi-
yehuwa/
83
https://misi.sabda.org/saksisaksi_yehova

6
3
 Yoseph Smith memahami Yesus sebagai Anak Allah secara harafiah,

yaitu anak yang dilahirkan karena hubungan laki-laki dan

perempuan. Ia mengajarkan bahwa seluruh umat manusia adalah

saudara laki-laki dan saudara perempuan Yesus, karena Yesus adalah

yang tertua dari anak-anak roh Elohim.

2. Moralitas

Penulis menyimpulkan buah perilaku moralitas dari nabi palsu adalah

pelanggaran moraritas baik yang diatur dalam Alkitab ataupun dalam

lingkungan umum secara terang-terangan. Hidup yang dikuasai penuh oleh

hawa nafsu dan menuntun pengikutnya untuk melakukan hal yang

sama.Contoh moralitas yang ditunjukan sudah dijabarkan sebelumnya

berasarkan 2 Petrus 2. Mengenai hal tersebut juga terdapat dalam Whyu 2:20,

dikatakan bahwa Yesus mengecam seorang yang mengaku dirinya nabi tetapi

menyesatkan orang percaya untuk berbuat zinah dan makan persembahan

berhala.. Sehingga jika ada yang memberikan suatu pengajaran disertai

dengan moralitas yang buruk maka patut dicurigai, seperti yang pernah terjadi

sebelumnya :

 David Berg (Children of God) mengutip Britannica, ajaran utama yang

disampaikan Berg adalah pesan cinta Kristen berdasarkan kitab suci dan

nubuatannya. Iaberpendapat bahwa Tuhan adalah cinta dan cinta adalah

seks. Pada 1974, Berg melakukan penginjilan dengan metode flity fishing

yaitu menggunakan seks untuk memperlihatkan kasih Allah sehingga

6
4
melegalkan praktik seks bebas.Namun Kejaksaan Agung RI resmi

melarang praktik aliran Children of God pada 13 Maret 1984 silam84.

 Jeong Myeong Seok, baru-baru ini nama pemimpin gereja Jesus Morning

Star (JMS) menjadi pembicaraan publik karena kembali digugat atas

tuduhan pelecehan seksual pada tahun 2022. Dilansir dari tempo.com,

Jeong Myong seok mengklaimbahwa ia telah menerima wahyu dari

Tuhan. Pernyataannya yang paling kontroversial adalah ia mengaku

sebagai reinkarnasi Yesus Kristus, tentu saja hal tersebut mendapat

kecaman dari berbagai pihak. Akan tetapi jumlah pengikut JMS ini terus

meningkat. Pada 2007, Jeong Myeong Seok akhirnya ditahan pihak

kepolisian dan menjalani hukuman penjara atas tuduhan pemerkosaan

dan pelecehan seksual85. Berdasarkan pengakuan para korban, alasan

Jeong Myeong Seok untuk melakuan hal tersebut adalah untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan atau penghapusan dosa

3. Nubuatan

Alkitab menyebutkan bahwa nabi palsu pun bisa melakukan hal supranatural,

seperti bernubuat.Hal tersebut tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi

para pengikutnya dan cenderung berakhir mengkultuskan pemimpin.Dalam

Alkitab setiap nabi benar yang bernubuat pasti tergenapi.Namun ada beberapa

pengecualian yaitu nubuatan tentang hukuman, jika umat sudah berbalik atau

84
https://nasional.tempo.co/read/1701992/kilas-balik-pelarangan-children-of-god-
oleh-kejaksaan-agung-39-tahun-lalu-apa-ciri-sekte-in
85
https://seleb.tempo.co/read/1704387/sosok-jeong-myeong-seok-pemimpin-sekte-
sesat-di-korea-selatan

6
5
bertobat maka nubuatan itu terjadi.Hal tersebut bisa dilihat pada peristiwa

Yusuf dengan Niniwe.

BAB IV IMPLIKASINYA BAGI GEREJA MASA KINI

A. PENGERTIAN IMPLIKASI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, implikasi memilik 2 arti:

Pertama yaitu keterlibatan atau keadaan, kedua yaituyang termasuk atau

tersimpul86. Jadi Implikasi adalah dampak atau efek yang tersimpul dari suatu

keadaan.Kata ini bisa diartikan secara luas tergantung konteks penggunaan dan

bidang penelitian.Implikasi penelitian merujuk pada konsekuensi atau dampak

yang diturunkan dari temuan dan hasil penelitian.Ini melibatkan penafsiran dan

penerapan hasil penelitian dalam konteks yang lebih luas, termasuk implikasi

praktis, teoretis, dan metodologis.

Penting untuk menjelaskan implikasi penelitian secara jelas dan terperinci,

serta menyampaikannya kepada pembaca, pemangku kepentingan, dan komunitas

ilmiah.Implikasi penelitian yang kuat dan bermakna dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan, meningkatkan pemahaman, dan memberikan kontribusi

86
https://kbbi.web.id/implikasi

6
6
positif terhadap bidang studi yang bersangkutan. Dalam hal ini, Teologi

merupakan bidang penelitian yang diambil khusunya mengenai Nabi Palsu dalam

Matius 7:15-23. Sebelumya, dalam Bab III penulis telah menjabarkan studi

eksegesa terkait pasal yang diteliti kemudian dalam bab ini penulis akam

memapaparkan implikasinya bagi Gereja Masa Kini. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman dan kontribusi positif bagi gereja dalam mengenali

nabi palsu dan sikap untuk menghadapinya,

B. DAMPAK NABI PALSU BAGI GEREJA MASA KINI

Nabi palsu yang muncil ketengah-tengah orang percaya menimbulkan

berbagai dampak yang merugikan, antara lain :

1. Kebingungan teologis: Nabi palsu sering menyampaikan ajaran yang

bertentangan dengan doktrin gereja yang ortodok. Hal ini dapat menimbulkan

kebingungan teologis di kalangan umat percaya, mempengaruhi pemahaman

mereka tentang keyakinan dan mengarah pada pemecahan dalam ajaran

gereja.

2. Kerusakan reputasi gereja: Ketika nabi palsu terungkap, hal itu dapat merusak

reputasi gereja di mata masyarakat luas. Ketidaktaatan terhadap prinsip-

prinsip moral dan spiritual yang diwariskan oleh nabi palsu dapat mengurangi

kepercayaan orang terhadap gereja dan umat Kristen secara keseluruhan.

3. Pemecahan dan perpecahan: Pengikut nabi palsu sering kali membentuk

kelompok-kelompok sekte yang terpisah dari gereja utama. Hal ini dapat

6
7
menyebabkan pemecahan dan perpecahan dalam komunitas gereja, membagi

umat Kristen menjadi faksi-faksi yang berselisih dalam keyakinan dan

praktik.

4. Kehilangan arah spiritual: Nabi palsu sering mengalihkan perhatian umat

percaya dari ajaran Yesus Kristus dan Kitab Suci. Bahkan memberkenalkan

kitab baru diluar Alkitab yang sudak dikanonisasi. Mereka dapat

memperkenalkan ajaran yang menyesatkan atau mengutip ayat-ayat dengan

cara yang salah, mengaburkan jalan yang benar dan mengarahkan umat

percaya ke jalan yang sesat.

5. Eksploitasi finansial: Banyak nabi palsu memanfaatkan iman umat percaya

untuk mendapatkan keuntungan finansial pribadi. Mereka dapat

menggunakan praktik-praktik seperti perdukunan, meminta sumbangan yang

berlebihan, atau menjual barang-barang atau produk spiritual palsu. Hal ini

dapat merugikan umat percaya secara finansial dan merusak persepsi mereka

tentang kebaikan gereja.

6. Kehilangan kebebasan berpikir: Pengikut nabi palsu sering kali ditekan untuk

menerima ajaran dan pandangan yang tidak boleh dipertanyakan. Mereka

dapat kehilangan kebebasan berpikir kritis dan kepekaan terhadap kebenaran,

karena ditekan untuk mengikuti otoritas nabi palsu.

7. Pengabaian keadilan sosial: Beberapa nabi palsu fokus pada upaya pribadi

dan kepuasan diri, mengabaikan panggilan gereja untuk mengabdi kepada

Tuhan dan melayani sesama manusia. Hal ini dapat mengakibatkan

pengabaian terhadap keadilan sosial dan pelayanan bagi yang membutuhkan.

6
8
8. Kerugian moral: Nabi palsu sering kali memberikan contoh yang buruk dalam

kehidupan pribadi mereka. Mereka mungkin terlibat dalam perilaku yang

tidak bermoral, seperti penyalahgunaan kekuasaan, perselingkuhan, atau

tindakan kriminal. Hal ini dapat merusak integritas gereja dan mengurangi

pengaruh moral yang dimiliki oleh umat percaya.

9. Ketidakpercayaan dan skeptisisme: Ketika terungkap bahwa seseorang yang

dianggap sebagai nabi palsu, hal ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan

dan skeptisisme terhadap pengalaman rohani dan wahyu. Umat percaya

mungkin menjadi ragu-ragu dalam menerima pengajaran dan pengalaman

spiritual, khawatir bahwa mereka dapat ditipu oleh nabi palsu.

10. Pengalaman traumatis: Bagi mereka yang terjebak dalam pengikut nabi palsu,

pengalaman tersebut dapat menjadi traumatis. Mereka mungkin mengalami

pemahaman yang salah, penindasan psikologis, atau penyalahgunaan fisik.

Dampak psikologis dan emosional dari pengalaman ini dapat bertahan lama

dan mempengaruhi hubungan mereka dengan Tuhan dan gereja.

6
9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Nabi Palsu adalah seseorang yang mengaku membawa pesan dari Tuhan

namun ternyata Tuhan tidak mengutusnya.Oleh karena itu Yesus memperingatkan

dengan tegas kepada umatNya untuk waspada.Nabi palsu muncul secara aktif

kedalam lingkungan orang percaya. Ciri nabi palsu bisa dilihat dari buah nya

dalam hal : ajaran, moralitas, dan nubutan. Namun bukan berarti kita sebagai

orang percaya bisa dengan mudak menghakimi suatu pemimpin agama sebagai

nabi palsu. Dibutuhkan identifikasi yang mendalam dalam hal ajaran sepeti yang

sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa ajaran yang benar pasti mengakui

Trinitas dan mengakui Allah Bapak, Anak, dna Roh Kudus. Bahaya yang

ditimbulkan dari nabi palsu sangat besar karena penyesatan yang dilakukanya

membawa kebinasaan.

Pemahaman mengenai nabi palsu juga akan membuat gereja yaitu jemaat

dan para pemimpin menjadi lebih waspada dan selalu menguji setiap ajaran yang

masuk. Penelitian ini juga berbicara mengenai implikasi dari munculnya nabi

palsu dalam Gereja Masa Kini.Tentunya kemunculan penyesat sangat berdampak

bagi kehidupan orang percaya.Gereja secara organisasi perlu memberikan

perhatian khusus terhadap jemaat atas ajaran yang mereka terima karena bukan

7
0
saja ajaran dari gereja lokal yang didapat namun berbagai ajaran bisa dengan

mudah diakses.Hendaknya pemimpin gereja juga mawas diri dan selalu

menyelidiki motivasi dalam pelayanan.Karena salah satu tujuan dari nabi palsu

adalah mencari keuntungan diri sendiri dan bukan umat secara luas.

DAFTAR PUSTAKA

____Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu , Jakarta: Yayasan Komunikasi

Bina Kasih

Abineno , Dr. J.L. Ch., Kotbah di Bukit,Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996 Barclay

, William, Pemahaman Alkitab Sehari-hari : Injil Matius Pasal 1-10, Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2006

Bergant, Dianne, CSA dan Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian

Baru , Sleman: Kanisius, 2002

Boyd , Frank M., Kitab nabi- nabi kecil, Malang: Gandum Mas, 1995

Chapman ,Adina, Pengantar Perjanjian Baru, Bandung: Yayasan Kalam Hidup,

1995

Drane , John, Memahami Perjanjian Baru: pengantar historis-teologis ,Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 2008

Gibbs , Eddie, Kepemimpinan Gereja Masa Mendatang , Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2010.

Hakh, Samuel Benyamin, Perjanjian Baru : Sejarah, Pengantar, dan Pokok-

pokok Teologisnya Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019

7
1
J.J De Heer, Tafsiran Alkitab: Injil Matius Pasal 1-22 ,Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2013

MacArthur ,John, Twelve Ordinary Men , Jakarta: Immanuel Publishing House,

2013

MacDonald ,William, Believer’s Bible Commentary : Injil menurut Matius (E-

book edisi yang pertama

Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian BaruBatu: Departemen Literatur YPPII, 1999

Pfeiffer ,Charles F. dan Everett E. Harison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3 :

Matius-Wahyu, Malang: Gandum Mas, 2013

Sutanto Hasan, Hermeneutik : Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, Malang:

Literatur SAAT

Suwito ,Gregorius, Identitas Nabi Palsu. Semarang:KAOPress, 2021

Sholla , Calvin Rupa, Ciri Khas Seorang Gembala Berdasarkan Perspektif 1Petru

s 5:1-4 , Jurnal Jaffray, Vol. 14, No. 2 Oktober 2016

Sugiono.Statistika untuk Penelitian, Bandung: Penerbit CV Alfabeta 2010

Tenney , Merrill C, Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2006

Th. Van den End, Harta dalam bejana: sejarah gereja ringkas, Indonesia:BPK

Gunung Mulia, 1986

Wesley, Kotbah Terbesar Sepanjang Masa Yogyakarta: Andi, 2012

Pustaka elektronik dan Aplikasi :

The Master Christian Library

E-Sword

7
2
Biblehub

Sabda

Tafsiran Matthew Henry

blueletterbible

Pustaka Online :

Stefanus Untung Chandra, https://teologiareformed.blogspot.com/2020/01/8-ciri-

khas-gerakan-hyper-grace.html

Dr. Suhento Liauw, https://adoc.pub/pedang-roh-the-sword-of-the-spirit-buletin-

tribulanan-sarana.html

https://kbbi.web.id/implikasi

https://seleb.tempo.co/read/1704387/sosok-jeong-myeong-seok-pemimpin-sekte-

sesat-di-korea-selatan

7
3

Anda mungkin juga menyukai