kemudian diangkat
Timbang labu dengan ketelitian 0,01 gram
Ukur suhu dengan termometer suhu
Ulangi langkah-langkah di atas sampai suhu tertinggi
Kemudian dari data yang ada dibuat grafik kalibrasi labu ukur
d. Setelah mendidih tambahkan air pelan-pelan kemudian angkat (saat mendidih tutup
jangan dipasang)
e. Tambahkan air sampai penuh kemudian ditimbang
f. Ukur suhu labu tersebut dengan menggunakan termometer suhu
g. Ulangi langkah E dan F pada suhu di termometer suhu diintervalkan kalibrasi labu
ukur
4. Teori Specific Gravity
Harga berat spesifik butiran tanah (bagian padat) sering dibutuhkan dalam
bermacam-macam keperluan perhitungan dalam mekanika tanah. Harga-harga tersebut
dapat ditentukan dengan akurat di laboratorium. Sebagian besar mineral yang menjadi
penyusun tanha berkisar antara 2,6 2,9. Berat spesifik dari bagian padat tanah pasir
yang berwarna terang, umumnya sebagian besar terdiri dari quartz, dapat diperkirakan
sebesar 2,65. Untuk tanah berlempung atau berlanau, harga tersebut berkisar antara 2,6 2,9.
Contoh Perhitungan:
Diketahui : 1. Berat labu ukur
2. Berat tanah kering (Ws)
3. Berat labu ukur + air tanah (W1)
4. Suhu
5. Berat jenis air (Gt)
Ditanya
= 52,4 gr
= 20 gr
= 146,5 gr
= 66,5 oC
= 1 gr/cm3
: GS?
Penyelesaian :
Setelah mendapatkan kalibrasi labu ukur, mencari berat labu ukur dengan cara
memasukkan persamaan:
y = -0,0796x + 139,55
Berat labu ukur + air (W2)
Berat jenis tanah (GS)
GS labu ukur I
GS labu ukur II
= 2,552
= 2,838
Labu Ukur 1
No.
Berat Labu Ukur + Air
(gr)
Temperatur C
No.
Berat Labu Ukur + Air
(gr)
Temperatur C
10
11
12
132,5
133,5
134,5
134
134
136
136,5
136,5
136,5
136
136
137
76
13
70
14
67
15
62
16
59
17
55
18
52
19
50
20
49
21
46
22
45
23
42
137,5
137
136
136
136,5
137
136,5
137
136,5
137
136,5
41
38
37
35
34
33
32
31
31
30
29
Labu Ukur 2
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH LANJUT
SEMESTER V
No.
Berat Labu Ukur + Air
(gr)
Temperatur C
No.
Berat Labu Ukur + Air
(gr)
Temperatur C
10
11
12
137
137,5
138
136
136
137,5
137,5
138,5
138,5
137,5
137,5
136,5
75
13
70
14
64
15
63
16
59
17
55
18
51
19
49
20
47
21
44
22
42
23
41
137
138,5
139
140
140,5
139,5
140,5
139,5
140
140,5
140
39
37
36
34
34
33
33
32
30,5
30
29
Labu Ukur 3
No.
Berat Labu Ukur + Air
(gr)
Temperatur C
No.
Berat Labu Ukur + Air
(gr)
Temperatur C
10
11
12
127,5
130,5
128,5
128,5
128,5
130,5
129
130
130
130
130,5
130,5
71
13
63
14
60
15
59
16
56
17
53
18
50
19
48
20
45
21
43
22
42
23
40
132,5
131
131,5
130,5
129,5
130,5
130
131
130
130,5
130
39
38
36
35
33
33
33
31,5
31
30,5
29,5
Specific Gravity
LABU UKUR 1
SATUAN
10
gram/cm3
LABU UKUR 1
Berat Tanah Kering
(Ws)
Berat Labu Ukur + Air
+ Tanah Kering (W1)
Suhu
Berat Labu Ukur + Air
(W2)
Specific Gravity (GS)
Rata-Rata Berat Jenis
Rata-Rata Berat Jenis
SATUAN
11
12
13
14
gram
20
20
20
gram
147
147,5
38
gram
LABU UKUR 2
Berat Tanah Kering
(Ws)
gram
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
gram
146,5
147,5
147
148,5
148
148
148
148,5
148
148,5
66,5
61
58
53
49
47
44
42,5
40,5
39
gram
134,257
134,694
134,933
135,331
135,650
135,809
136,048
136,167
136,326
136,446
gram/cm3
2,578
2,780
2,521
2,928
2,615
2,561
2,485
2,609
2,402
2,517
15
16
17
18
19
20
20
20
20
20
20
20
20
148
149
148,5
148,5
150
152
148,5
148
36,5
35
34
33
32
31,5
30,5
30
28,5
136,525
136,645
136,764
136,844
136,923
137,003
137,043
137,122
137,162
137,281
gram/cm3
gram/cm3
gram/cm3
2,100
2,187
2,282
2,550
2,374
2,352
2,840
3,905
2,309
2,155
SATUAN
10
gram
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
2,600
2,505
2,552
gram
149
149,5
150
150,5
150,5
151
151,5
151
151
151
72
63,5
60
54
51
49
45,5
44
41,5
39,5
Suhu
Berat Labu Ukur + Air
(W2)
Specific Gravity (GS)
gram
136,266
136,926
137,198
137,664
137,897
138,053
138,325
138,441
138,636
138,791
gram/cm3
2,753
2,693
2,779
2,792
2,704
2,836
2,931
2,688
2,619
2,567
gram/cm3
LABU UKUR 2
Berat Tanah Kering
(Ws)
Berat Labu Ukur + Air
+ Tanah Kering (W1)
Suhu
Berat Labu Ukur + Air
(W2)
Specific Gravity (GS)
Rata-Rata Berat Jenis
Rata-Rata Berat Jenis
SATUAN
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
gram
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
gram
154,5
151
152
151,5
152
151,5
153
153,5
152
151
39
38
36
35
34
32
31,5
31
30,5
30
gram
138,830
138,907
139,063
139,141
139,218
139,374
139,413
139,451
139,490
139,529
gram/cm3
gram/cm3
gram/cm3
4,619
2,529
2,832
2,618
2,771
2,540
3,119
3,361
2,670
2,345
SATUAN
10
gram
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
LABU UKUR 3
Berat Tanah Kering
(Ws)
2,736
2,940
2,838
gram/cm3
LABU UKUR 3
Berat Tanah Kering
(Ws)
Berat Labu Ukur + Air
+ Tanah Kering (W1)
Suhu
Berat Labu Ukur + Air
(W2)
Specific Gravity (GS)
Rata-Rata Berat Jenis
Rata-Rata Berat Jenis
SATUAN
11
12
13
14
gram
20
20
20
gram
141
141,5
39
38
gram
140
140
140
141,5
141
141
140,5
140,5
140,5
141,5
67
61
57
53
49
47,5
45
43
41,5
40
gram
128,694
129,037
129,268
129,498
129,727
129,814
129,957
130,072
130,158
130,244
gram/cm3
2,300
2,213
2,158
2,501
2,292
2,269
2,115
2,089
2,071
2,287
15
16
17
18
19
20
20
20
20
20
20
20
20
139
140,5
141,5
141,5
142
143,5
142,5
139,5
37
35,5
34,5
33,5
32
31,5
30,5
30
gram
gram/cm3
gram/cm3
gram/cm3
2,230
2,258
1,752
2,000
2,208
2,194
2,180
2,205
2,298
2,766
2,413
130,818
1,767
Kesimpulan:
Pada percobaan berat jenis ini digunakan 3 sampel dengan perubahan suhu yang
berbeda-beda. Semakin lama suhu air dan tanah yang ada di dalam labu ukur akan semakin
turun. Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa berat labu ukur dan air akan semakin
bertambah seiring dengan penurunan suhu yang akan mengurangi proses penguapan
(kehilangan air), sehingga dapat disimpulkan bahwa berat labu ukur dan air berbanding
terbalik dengan suhu. Penurunan suhu labu ukur dan air berpengaruh pula terhadap berat
jenisnya. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan sampai labu ukur dan air mencapai suhu
kamar, dimana pada suhu kamar tersebut berat jenisnya akan relatif stabil.
Pada percobaan ini berat jenis butiran tanah yang telah didapatkan sebesar 2,532.
g) Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar
benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji dari keseluruhan
tingginya untuk pemeriksaan kadar air.
5. Perhitungan
a) Hitung berat basah dengan menggunakan rumus:
= berat isi basah (gr/cm3)
B1 = berat cetakan dan keping alas (gram)
B2 = berat cetakan, keping alas dan benda uji (gram)
v = isi cetakan (cm3)
b) Hitung berat isi kering dengan menggunakan rumus:
5,5
19,4
100 ml
5,5
11,0
5,5
24,6
200 ml
5,5
28,8
5,0
24,0
16,8
9,9
2,600
11,300
23,009
1,100
4,400
25,000
23,530
5,5
22,6
20,5
20,5
23,8
3,500
15,500
22,581
4,100
15,000
27,333
5,000
18,300
27,322
28,397
4,5
17,7
400 ml
5,0
19,4
5,5
17,9
14,2
15,4
3,500
9,700
36,082
5,5
19,6
18,6
15,6
14,8
16,1
4,000
13,100
30,534
3,500
10,100
34,653
3,100
9,300
33,333
33,669
3,500
10,600
33,019
5,0
14,9
500 ml
4,0
16,3
5,5
18,3
14,4
11,9
12,8
14,6
4,000
10,400
3,500
8,900
3,000
6,900
3,500
8,800
3,700
9,100
38,462
39,326
43,478
39,773
40,659
37,957
Berat Isi
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH LANJUT
SEMESTER V
5,5
19,1
300 ml
5,5
17,9
41,303
Penambahan Air
Berat Cetakan
Berat Tanah Basah +
Cetakan
Berat Tanah Basah
Isi Cetakan
Berat Isi Basah
ml
gr
100
6020
200
6020
300
6020
400
6020
500
6020
gr
8880
9300
9418
9451
9690
gr
2860
3280
3398
3431
3670
3
cm
2438,582 2438,582 2438,582 2438,582 2438,582
3
gr/cm
1,173
1,345
1,393
1,407
1,505
gr/cm3
0,949
1,048
GS
2,532
2,532
2,532
2,532
2,532
w
1
1
1
1
1
d
1,587
1,473
1,367
1,291
1,238
1,042
1,020
1,065
Contoh Perhitungan:
Diketahui : Berat Cawan
= 5,5 gr
= (19,4 16,8) gr
= 2,6 gr
= 23,530 %
= 6020 gr
= 2860 gr
Isi cetakan
= d2.t
= (16,5)2.11,4
= 2438,582 cm3
Perhitungan OMC
y = -0,0005 x2 + 0,0361 x 0,3845
dy/dx
=0
dy/dx
= -0,0010 x + 0,0361
= -0,0010 x + 0,0361
0,0010 x
= 0,0361
= 36,1
36,1
400 ml 37,957 %
(x - x1) / (x2 - x1)
= 356,703 ml
Kesimpulan
Percobaan pemadatan ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air
dengan kepadatan tanah (dalam hal ini berat isi kering sebagai parameter) dengan cara
memadatkan tanah dalam cetakan yang berukuran standart.
Setelah hasil perhitungan diplot pada grafik, maka didapatkan hasil bahwa puncak
kurva terjadi pada saat sampel mendapat tambahan air sebanyak 356,703 ml dan pada
kadar air 36,1%. Dari grafik juga terlihat bahwa kurva hubungan antara kadar air dan berat
isi kering masih berada dibawah zero air void line. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan
tersebut benar karena tidak mungkin jika kurva tersebut berada di atas atau bahkan
berpotongan dengan zero air void line.
Zero air void line sendiri adalah garis ideal tanah dimana sudah tidak terdapat lagi
rongga porinya. Tanah dalam keadaan paling padat adalah ketika kadar airnya optimum
dan berat isi keringnya maksimum.
Penetrasi
Kalibrasi
= 9,65 lb/div
Beban
= 4 x 9,65
= 38,6 lbs
= 4,5 gr
= 7,2 gr
= 6,7 gr
Berat air
Kadar air
= 8050 gr
Berat cetakan
= 5360 gr
Isi cetakan
= d2.t
= (16,5)2.11,4
= 2438,582 cm3
Beban
CBR value
Beban
CBR value
= 0,0352 x + 0,8261
0,9843
= 0,0352 x + 0,8261
= 4,494 %
Kadar air
Keterangan
Berat Cawan
Berat Tanah Basah + Cawan
Berat Tanah Kering + Cawan
Berat Air (Ww)
Berat Tanah Kering(Ws)
Kadar Air
Kadar Air Rata - Rata
Satuan
gr
gr
gr
gr
gr
%
%
Atas
5.85
25.15
21.68
3.47
15.83
21.920
Berat isi
Keterangan
Berat Tanah + Cetakan
Berat Cetakan
Berat Tanah Basah
Isi Cetakan
Berat Isi Basah (w)
Berat Isi Kering (d)
Satuan
gr
gr
gr
cm3
gr/cm3
gr/cm3
Nilai
9020
7840
1180
2438.582
0.484
0.397
Penetrasi
Kalibrasi
11.65
Tengah
4.12
21.38
18.33
3.05
14.21
21.464
21.881
Bawah
5.46
24.63
21.14
3.49
15.68
22.258
Dial Reading
(mm)
0
0.25
0.5
1
1.5
2
2.5
3
4
6
8
10
CBR Value
CBR
Beban
Teg.
Penetrasi
CBR Value
0.1
89.884
0.2
154.456
29.548
50.774
2.955
3.385
Kadar Air
Keterangan
Berat Cawan
Berat Tanah Basah + Cawan
Berat Tanah Kering + Cawan
Berat Air (Ww)
Berat Tanah Kering(Ws)
Kadar Air
Kadar Air Rata - Rata
Satuan
gr
gr
gr
gr
gr
%
%
Atas
4.18
23.04
19.66
3.38
15.48
21.835
Berat Isi
Keterangan
Berat Tanah + Cetakan
Berat Cetakan
Berat Tanah Basah
Isi Cetakan
Berat Isi Basah (w)
Berat Isi Kering (d)
Satuan
gr
gr
gr
cm3
gr/cm3
gr/cm3
Nilai
9440
7840
1600
2438.582
0.656
0.539
Penetrasi
Kalibrasi
Dial Reading
(mm)
0
0.25
0.5
1
1.5
2
2.5
3
4
6
8
10
11.65
Penurunan Pembacaan Beban
(inchi)
Arloji
(lbs)
0.01
0
0
0.02
4.5
52.425
0.04
7
81.55
0.06
9.5
110.675
0.08
12
139.8
0.10
14.75
171.8375
0.12
17.5
203.875
0.16
20.5
238.825
0.20
25.5
297.075
0.24
33
384.45
0.32
38.5
448.525
0.40
46.5
541.725
CBR Value
Tengah
4.03
17.99
15.48
2.51
11.45
21.921
21.712
Bawah
4.14
24.18
20.65
3.53
16.51
21.381
CBR
Beban
Teg.
Penetrasi
CBR Value
0.1
0.2
135.8051 255.7404
44.643
84.070
4.464
5.605
Kadar Air
Keterangan
Berat Cawan
Berat Tanah Basah + Cawan
Berat Tanah Kering + Cawan
Berat Air (Ww)
Berat Tanah Kering(Ws)
Kadar Air
Kadar Air Rata - Rata
Satuan
gr
gr
gr
gr
gr
%
%
Atas
5.66
25.86
22.43
3.43
16.77
20.453
Berat Isi
Keterangan
Berat Tanah + Cetakan
Berat Cetakan
Berat Tanah Basah
Isi Cetakan
Berat Isi Basah (w)
Berat Isi Kering (d)
Satuan
gr
gr
gr
cm3
gr/cm3
gr/cm3
Nilai
9880
7841
2039
2438.582
0.836
0.694
Penetrasi
Kalibrasi
Dial Reading
(mm)
0
0.25
0.5
1
1.5
2
2.5
3
4
6
8
10
11.65
Penurunan Pembacaan
(inchi)
Arloji
0.01
0
0.02
5
0.04
8
0.06
14
0.08
17
0.10
22.5
0.12
29.5
0.16
34
0.20
43
0.24
58
0.32
68.5
0.40
78.5
CBR Value
Beban
(lbs)
0
58.25
93.2
163.1
198.05
262.125
343.675
396.1
500.95
675.7
798.025
914.525
Tengah
5.64
20.71
18.14
2.57
12.5
20.560
20.479
Bawah
4.18
21.81
18.82
2.99
14.64
20.423
CBR
Beban
Teg
Penetrasi
CBR Value
0.1
227.019
0.2
381.952
74.628
125.560
7.463
8.371
Kesimpulan:
CBR (California Bearing Ratio) merupakan suatu perbandingan antara beban
percobaan (test load) dengan beban standart (standart load) dan dinyatakan dalam
presentase.
Percobaan CBR biasanya menggunakan contoh tanah dalam kadar optimum (OMC)
seperti ditentukan dalam percobaan pemadatan standart.
Pada percobaan CBR ini, diperoleh hasil:
1. Pada 10 kali tumbukan :
Nilai d
= 0,892 gr/cm3
= 2,458 %
= 1,011 gr/cm3
= 4,376 %
= 1,111 gr/cm3
= 8,371 %
PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
(AASHTO T-216-74)
(ASTM D-2435-70)
1. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan sifat pemadatan suatu jenis
tanah, yaitu sifat-sifat percobaan ini dan proses keluarnya air dari dalam pori tanah yang
diakibatkan adanya perubahan tekanan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut.
2. Alat
a) Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel konsolidasi.
b) Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangkai minimal 1,0 cm).
c) Beban-beban.
d) Alat pengeluar contoh dari dalam tabung (extruder).
e) Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat.
f) Pemegang cincin contoh.
g) Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.
h) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 1100 50C.
i) Stopwatch.
3. Bahan
Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan, kemudian timbang
sampai ketelitian 0,1 gram.
a) Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dulu dengan jalan
mengeluarkan contoh tersebut 1-2 cm kemudian dipotong dengan pisau.
b) Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudian diatur sehingga bagian yang berada
0,5 cm dari ujung tabung contoh.
c) Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukkan ke dalam cincin sepanjang
kira-kira 2 cm, kemudian dipotong. Agar diperoleh ujung yang rata, pemotong harus
dilebihkan 0,5 cm, kemudian diratakan dengan alat penentu tebal. Pemotong harus
dilakukan sehingga pisau pemotong tidak sampai menekan benda uji.
4. Langkah Kerja
a) Benda uji dan cincin kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,1 gram.
b) Tempatkan batu pori di bagian atas dan bawah dari cincin sehingga benda uji yang
sudah dilapisi kertas saringan terapit oleh kedua batu pori, masukkan ke dalam sel
konsolidasi.
c) Pasanglah alat penumpu di atas batu pori.
d) Letakkan sel konsolidasi yang sudah terisi benda uji pada alat konsolidasi sehingga
bagian yang runcing dari pelat penumpu menyentuh tepat pada alat pembebanan.
e) Aturlah kedudukan arloji, kemudian dibaca dan dicatat.
f) Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25 kg/cm2,
kemudian arloji dibaca dan dicatat pada 9,6 detik; 15 detik; 21,6 detik; 29,4 detik;
38,4 detik; 1 menit, dan seterusnya (sesuai dengan formulir konsolidasi), setelah
beban pertama dipasang.
Biarlah beban pertama ini bekerja smapai pembacaan arloji tetap (tidak terjadi
penurunan lagi), biasanya 24 jam sudah sudah cukup. Sesudah 1 menit pembacaan
sel konsolidasi diisi dengan air.
g) Setelah pembacaan menunjukkan angka tetap atau setelah 24 jam catatlah
pembacaan arloji yang terakhir.
Kemudian pasang beban yang kedua sebesar beban pertama sehingga tekanan
menjadi dua kali. Kemudian baca dan catatlah arloji sesuai dengan cara (f) di atas.
h) Lakukan cara (d) dan (g) untuk beban-beban selanjutnya.
Beban-beban tersebut akan menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji
masing-masing sebesar 0,25 kg/cm2; 0,5 kg/cm2; 1,00 kg/cm2; 2,00 kg/cm2, dan
seterusnya.
i) Besar beban meskipun ini sebetulnya tergantung kepada kebutuhan, yaitu sesuai
dengan beban yang kana bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
j) Setelah pembebanan maksimum dan sudah menunjukkan pembacaan yang tetap,
kurangilah beban dalam dua langkah sampai mencapai beban pertama.
Misalnya jika dipakai harga tekanan dari 0,25 kg/cm 2 sampai 8,0 kg/cm2, maka
sebaiknya beban dikurangi dari 8,0 kg/cm2 menjadi 2,0 kg/cm2, dan sesudah itu dari
2,0 kg/cm2 menjadi 0,25 kg/cm2. Pada waktu beban dikurangi, setiap pembebanan
harus dibiarkan bekerja sekurangnya 5 jam. Arloji penunjuk hanya perlu dibaca
sesudah 5 jam, yaitu saat sebelum beban dikurangi lagi.
k) Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda uji dari sel
konsolidasi. Ambillah batu pori dari permukaan atas dan bawah. Keringkan
permukaan atas dan bawah benda uji.
l) Keluarkan benda uji dari cincin kemudian timbang dan tentukan berat keringnya.
5. Perhitungan
a) Hitunglah berat tanah basah, berat isi, dan kadar air benda uji, sebelum dan sesudah
percobaan serta hitung pula berat tanah keringnya (BK).
b) Ada dua cara ini untuk harga-harga tekanan dipergunakan skala logaritma. Bila
dipakai pada pertama, maka pembacaan penurunan terakhir pada setiap pembebanan
digambarkan pada grafik terhadap tekanan. Bila dipakai cara kedua maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
i. Menghitung tinggi efektif benda uji:
Dimana:
Ht = tinggi efektif benda uji = tinggi butiran-butiran tanah (jika dianggap
menjadi satu)
A = luas benda uji
G = berat jenis tanah
BK = tanah kering
ii. Hitung besar penurunan total (H) yang terjadi pada tiap pembebanan.
H = pembacaan arloji pada permulaan percobaan dikurangi pembacaan arloji
sesudah pembebanan yang bersangkutan.
iii. Hitung angka pori semula (angka pori asli = e0) dengan rumus:
Data Praktikum
Kadar Air dan Berat Isi
Satuan
Sebelum Sesudah
gr
gr
gr
gr
gr
%
gr/cm3
gr/cm3
157,000
61,500
95,500
67,000
28,500
42,537
1,438
1,009
155,000
61,500
93,500
67,000
26,500
39,552
1,408
1,009
PEMBACAAN KONSOLIDASI
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH LANJUT
SEMESTER V
Satuan
cm
cm2
cm
cm
Sebelum Sesudah
2
1,7
33,196
66,393
66,393
0,797
0,797
1,509
1,133
2,532
71,375
88,418
No
Beban (kg)
Tegangan (kg/cm2)
0 detik
0,16 menit
0,36 menit
0,64 menit
1 menit
2,25 menit
4 menit
9 menit
16 menit
25 menit
36 menit
49 menit
60 menit
120 menit
1440 menit
1
1
0,030
0
0,57
0,604
0,636
0,666
0,722
0,77
0,842
0,887
0,93
0,965
0,996
1,014
1,069
1,34
2
2
0,060
1,34
1,408
1,424
1,436
1,449
1,476
1,499
1,543
1,582
1,618
1,65
1,677
1,696
1,758
1,958
3
4
0,120
1,958
2,203
2,324
2,402
2,492
2,58
2,602
2,638
2,718
2,76
2,848
2,872
2,888
2,924
3,224
4
10
0,301
3,224
3,55
3,578
3,61
3,636
3,694
3,746
3,83
3,912
3,976
4,031
4,074
4,1
4,178
4,358
5
16
0,482
4,358
4,446
4,457
4,47
4,484
4,516
4,548
4,604
4,656
4,7
4,736
4,772
4,795
4,862
5,032
6
4
0,120
5,032
4,882
4,864
4,852
4,838
4,814
4,79
4,746
4,71
4,6805
4,658
4,64
4,63
4,601
4,548
7
1
0,030
4,548
4,492
4,476
4,464
4,46
4,44
4,422
4,386
4,351
4,323
4,294
4,268
4,25
4,192
4,05
8
32
0,964
4,05
5,4
5,46
5,54
5,596
5,66
5,718
5,818
5,984
6,126
6,24
6,32
6,365
6,472
6,618
PERHITUNGAN KOEFISIEN DENGAN AKAR WAKTU T90 SQUARE ROOT METHOD DAN LOG WAKTU T50
Perhitungan Koefisien Konsolidasi (Cv)
e
= 1,509
H awal = 2 cm
Ht
= 0,797 cm
Pembacaan
Alroji
(kg/cm2)
(mm)
(cm)
0,000
0,030
0,060
0,120
0,301
0,482
0,964
0
1,340
1,958
3,224
4,358
5,032
6,618
0,000
0,134
0,196
0,322
0,436
0,503
0,662
Tegangan
t90
t50
0,000
0,168
0,246
0,404
0,547
0,631
0,830
e = e0 - e
(cm)
(cm)
(cm)
(detik)
(detik)
1,509
1,341
1,263
1,104
0,962
0,878
0,679
0,000
0,134
0,196
0,322
0,436
0,503
0,662
2,000
1,866
1,804
1,678
1,564
1,497
1,338
1,933
1,835
1,741
1,621
1,531
1,338
105
156
90
126
297
75
0
510
960
90
510
780
600
Tinggi
contoh
tanah ratarata (Hdr)
Koefisien
Konsolidasi (t90)
Koefisien
Konsolidasi (t50)
Cv =
(0,848x0,5H2)/t90
0,007030
0,004424
0,006629
0,004117
0,001599
0,005062
Cv =
(0,197x0,5H2)/t50
0,000361
0,000173
0,001658
0,000254
0,000148
0,000147
(kg/cm2)
0,000
0,030
0,060
0,120
0,301
0,482
0,964
H
(cm)
2,000
1,866
1,804
1,678
1,564
1,497
1,338
H
(cm)
0,000
0,134
0,196
0,322
0,436
0,503
0,662
H/H
0,000
0,072
0,109
0,192
0,279
0,336
0,495
mv = (H/H)/
(kg/cm2)
2,384
1,801
1,595
0,925
0,698
0,513
Cv t90
(cm2/detik)
Cv t50
(cm2/detik)
k90 = Cv.mv.w
cm/detik
k 50 = Cv.mv.w
cm/detik
0,007030
0,004424
0,006629
0,004117
0,001599
0,005062
0,000361
0,000173
0,001658
0,000254
0,000148
0,000147
0,016759
0,007968
0,010573
0,003807
0,001115
0,002597
0,000860
0,000311
0,002645
0,000235
0,000103
0,000075
Cc1
= ( e4 e5 ) / ( log 5 log 4 )
= ( 0,962 0,878 ) / ( log 0,482 log 0,301 )
= 0,414
Cc2
= ( e5 e8 ) / ( log 8 log 5 )
= ( 0,878 0,679 ) / ( log 0,964 log 0,482 )
= 0,661
Ccrata-rata
= 0,538
Cs1
= ( e5 e6 ) / ( log 6 log 5 )
= ( 0,878 0,938 ) / ( log 0,120 log 0,482 )
= 0,101
Cs2
= ( e6 e7 ) / ( log 7 log 6 )
= ( 0,938 1,001 ) / ( log 0,030 log 0,120 )
= 0,104
Csrata-rata
= 0,102
Indeks Kompresi
No
Tegangan
(kg/cm2)
Angka Pori
1
2
3
4
5
6
0,030
0,060
0,120
0,301
0,482
0,964
1,341
1,263
1,104
0,962
0,878
0,679
No
Tegangan
(kg/cm2)
Konsolidasi
1
2
3
4
5
6
7
8
0,030
0,060
0,120
0,301
0,482
0,120
0,030
0,964
1,340
1,958
3,224
4,358
5,032
4,548
4,050
6,618
Contoh Perhitungan:
= 157 gr
Berat cincin
= 61,5 gr
= 67 gr
Berat air
Kadar air
Ht
= (H - Ht) / Ht
= (2 - 0,797) / 0,797
= 1,509
Derajat Kejenuhan
Tegangan
= 0,030 kg/cm2
Pembacaan arloji
= 1,340 mm
= Pembacaan arloji / g
= 1,340 / 10
= 0,134 mm
= H / Ht
= 0,134 / 0,797
= 0,168
e
= e0 - e
= 1,509 0,168
= 1,341
= Ho H
= 2 0,134
= 1,866 cm
t90
= 1,75 x 60
= 105 detik
Cv
Kesimpulan:
Percobaan konsolidasi merupakan proses keluarnya air dari pori tanah yang diakibatkan
adanya perubahan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut guna menghitung kecepatan dan besar
penurunan suatu konstruksi yang dibangun diatas tanah lempung pada khususnya.
Dalam menggambarkan hasil percobaan konsolidasi ada 2 cara yaitu menggambarkan kurva
penurunan terhadap tegangan dan menggambarkan kurva angka pori terhadap tegangan. Dalam
percobaan ini ditujukan untuk perhitungan nilai koefisien of consolidation (Cv) dan permeabilitas
(k). Dimana k merupakan besarnya penurunan. Perhitungan nilai Cv dan k dapat dilakukan dengan
dua metode, yaitu akar waktu (square root fitting method) dan Log 50 (Log t50 fitting method).
Dari grafik hubungan angka pori (e) dan tegangan didapatkan besarnya pre consolidation
preassure(Pc) yaitu:
Po
= H. s
=
=
Karena
SPESIFIC GRAVITY
PEMADATAN
CBR
KONSOLIDASI