Obat Anti Tuberkulosis
Obat Anti Tuberkulosis
UNIVERSITAS TRISAKTI
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
RSAL MINTOHARDJO
Etiologi
Semua jenis OAT
Streptomisin
Streptomisin
Sebagian besar OAT
Sebagian besar OAT
Etambutol
Rifampisin
Etiologi
Rifampisin
nyeri perut
Nyeri sendi
Pirazinamid
Kesemutan
Isoniazid
Warna kemerahan pada air Rifampisin
seni
Pada beberapa keadaan, terdapat beberapa perubahan panduan OAT seperti pada keadaan
kelaianan hati akibat hepatitis virus atau sirosis hepatis. Pada keadaan tersebut kelainan paru
seperti hepatitis, pirazinamid tidak boleh diberikan karena efeknya yang besar pada hati.
Selain itu, pemberian OAT yang lainnya juga harus menunggu sampai hepatitis akutnya
sembuh setelah itu, padua obat yang dianjurkan adalah 2SHRE/6RH atau 2SHE/10HE.1
Pada keadaan hepatitis, terdapat 2 kategori pengobatan yaitu :
1. Pasien sirosis dengan tes fungsi hati normal atau borderline (Child A)
Pengobatan pada kategori ini, yaitu pasien diobati dengan menggunakan 4 regimen obat
yaitu SHRE selama 2 bulan dan RH selama 4 bulan, dan menghindari pemakaian
pirazinamid.2
A. Pemeriksaan HIV
Pada keadaan khusus seperti TB pada HIV, pemberian obat OAT diberikan pertama
dibandingkan dengan ARV. ARV diberikan berdasarkan nilai CD4 dalam tubuh, kemampuan
tubuh untuk merespon OAT tersebut. Pemberian pengobatan pada TB-HIV diberikan dengan
menggunakan tenovofir 1x150mg, lamivudin 2x150mg, dan evampiren 1x600mg dengan
melihat nilai dari CD4.1
Antibodi terhadap HIV diserahkan dari ibu ke janin melalui plasenta, sehingga bayi
yang terlahir dari ibu yang terpajan HIV akan menghasilkan hasil tes positif( reaktif )
walaupun sebenarnya bayi tersebut tidak terinfeksi HIV. Bayi yang terlahir dari ibu
terinfeksi HIV dapat tertular selama kehamilan, waktu kelahiran dan saat disusui. Namun
kemungkinan bayi terinfeksi dalam kandungan atau dalam persalinan hanya kurang lebih
20%.
Antibodi yang diwarisi ibu akan hilang setelah 6 bulantetapi dapat bertahan dalam
jumlah cukup sampai usia 18 bulan. Bayi dapat di tes dengan tes antibodi bila usia diatas 9
bulan. Namun umumnya hasil akan non reaktif pada usia 12 bulan.Tetapi apabila hasil tes
reaktif maka harus dilakukan tes ulang pada usia 18 bulan untuk memastikan apakah hasil
tes tetap reaktif atau tidak.3
DAFTAR PUSTAKA
2014.