Oleh :
Imam Syahuri Gultom
NIM. I1A008065
Pembimbing
Dr. Agus F Razak, Sp.M
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ....
Daftar Isi .
ii
BAB I.
PENDAHULUAN
19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di
bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan
membran mukosa yang mempunyai sel goblet yang menghasilkan musin. 1
Pada palpebra terdapat bagian-bagian 1:
-
Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar Moll, kelenjar Zeis pada pangkal
palpebra
Septum orbita merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan
II.
margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata
yang biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat
menyebabkan beberapa masalah.4
Entropion bisa ditemukan pada semua lapisan umur namun entropion
khususnya entropion involusional lebih sering ditemukan pada orangtua. Entropion
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan
lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada pria. Entropion
involusional biasanya ditemukan lebih sering pada palpebra inferior sedangkan
entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan paling sering didahului
oleh trakhoma.5
Gambar 2. Entropion 5
III.
KLASIFIKASI
Entropion berdasakan penyebab dibagi atas :
-
Involusi
Paling sering terjadi sebagai akibat dari proses penuaan. Seiring dengan
meningkatnya usia maka terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan
elastik kelopak mata bawah. Gangguan ini paling sering ditemukan pada
kelopak bawah dan merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot
retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan
melipatnya tepi tarsus atas. 5,6
koreksi ptosis) dan trauma (luka bakar dan trauma kimia). Penggunaan obat
glaukoma dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan konjungtivitis
kronis yang menyebabkan pemendekan konjungtiva secara vertikal sehingga
terjadi entropion sikatrik sekunder. Entropion sikatrik dapat mengenai kelopak
-
terjadi pada usia remaja dan diturunkan secara autosomal dominan 10.
Entropion Spastik Akut
Entropion spastik akut biasanya terjadi pada iritasi maupun inflamasi okuli
dimana terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan spasme otot orbikularis.
Keadaan ini juga paling sering terjadi setelah operasi intraokuler pada pasien
dengan kelopak mata preoperatif tidak menyadari atau memiliki kelopak mata
yang sedikit menekuk ke arah bola mata. Kontraksi otot orbikularis kelopak
mata yang tertahan menyebabkan rotasi ke dalam tepi kelopak mata. Hal ini
akan mengakibatkan bertambahnya iritasi dari yang telah ada sebelumnya.
Taping pada kelopak mata, kauterisasi atau teknik penjahitan dapat digunakan
6
GEJALA KLINIS
Rambut yang mengiritasi mata dan menyebabkannya produksi air mata yang
berlebih sehingga mata sangat lembab. Rambut dapat mengikis kornea, menyebabkan
ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut yang terus
menggosok. Ulkus menyebabkan pembuluh darah untuk tumbuh di kornea normal
jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu penglihatan. 4
Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman seperti adanya sensasi
benda asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan fotofobia 7. Entropion
kronis dapat menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya dan angin, dapat
menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea 11.
Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :12
1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion).
V.
DIAGNOSIS
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata yang
terus mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata merah yang
persisten. Dengan menggunakan slitlamp kadang-kadang dapat mengidentifikasi
lipatan pinggir kelopak mata, kelemahan kelopak yang horizontal, melingkarnya
perseptal orbikularis, enophtalmus, injeksi konjungtiva, trikiasis, dan entropion yang
memanjang, keratitis punctata superfisial yang dapat menjadi ulkus dan formasi
panus. Pasien dengan entropion sikatrik mungkin terdapat keratinisasi pada tepi
kelopak mata dan simblefaron.5
Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi test snapback yaitu dengan cara
menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat apakah kelopak mata
dapat kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini tidak menimbulkan rasa sakit.
Dari tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada
pinggir kelopak mata bawah selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah
entropion terbentuk. Forniks inferior tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata
mungkin dapay mudah dikeluarkan. Tanda klinis lainnya meliputi gambaran garis
putih dalam ukuran milimeter di bawah tarsal inferior akibat dari pergeseran dari
retraktor kelopak mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada sama seklai dari
kelopak bawah saat melihat ke bawah. Pindahnya bagian superior dari orbikularis
superior dapat dideteksi dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang
memerah setelah kelipak entropion kembali normal (tes kelengkungan orbikularis).5
VI.
DIAGNOSIS BANDING 12
1. Retraksi kelopak mata (penyakit Grave).
Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata dan kulit
kelopak melipat ke dalam menyerupai entropion.
2. Distikiasis
Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan temapat keluarnya
saluran Meibom.
3. Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi
radang yang kedua dan terbentuk jaringan parut
4. Dermatokalasis
Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukkan gambaran
yang longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang banyak. Perubahan
arah bulu mata pada kelopak atas menyerupai entropion
5. Epiblefaron
Kelainan kongenital yang tampak berupa pelipatan kulit kelopak dan
ketegangan otot horizontal yang menyilang ke pinggir kelopak menyebabkan
bulu mata masuk ke dalam. Orientasi dari tarsal plate normal selalu
asimptomatik dan berkaitan dengan pertambahan umur.
VII.
PENGOBATAN
Terapi nonfarmakologis dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi sehingga
menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama untuk involusi
atau spastik entropion. Pencukuran bulu mata bisa dilakukan di tempat lokasi
trichiasis. Terapi kontak lensa (hidrogel, hidrogel silikon, yang memiliki diameter
lebih besar dari kornea atau sklera) untuk melindungi kornea.12
Pengobatan entropion terbaik adalah operasi plastik atau suatu tindakan
tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak
mata efektif pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat
pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan
menempelkannya dengan tape ke pipi; tegangannya mengarah ke temporal dan
inferior 6. Operasi entropion transkonjungtiva merupakan prosedur yang aman dan
lebih efisien pada entropion involusi 2,7
Pemilihan prosedur pembedahan tergantung pada penyebab yang mendasari.
Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi
3.
a.
11
12
Jahitan quickert.14
Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu maka teknik
quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan. Kelemahannya tingkat kekambuhan
dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-0 ditempatkan
horizontal 3 mm melebar ke lateral, tengah, dan medial kelopak mata bawah.
Jahitan melewati forniks sampai batas di bawah perbatasan inferior tarsal lalu
13
Gambar 6. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.
4.
Entropion sikatrik.5
Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal
(prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah.
Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm dari
kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 2-4 mm
dari garis tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam hitungan
detik dibuat insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi
digunakan untuk memperluas blefarotomi ke medial dan lateral melewati tarsus.
Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus, ke atas tarsus yang
kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat di atas kapas untuk
melindungi pemasangan kawat. Lalu dkoreksi untuk pastinya. Kulit yang
14
diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan kasa penutup harus diangkat
10-14 hari.
15
KOMPLIKASI 5
1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan
pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan
konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan infeksi.
2. Keratitis
16
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi
kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut
akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.
3. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan
oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan
penglihatan. Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi
maerah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
4. Komplikasi bedah termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa sakit, dan
posisi tarsal yang buruk.
IX.
PROGNOSIS 5
Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan
BAB III
PENUTUP
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata
17
yang biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat
menyebabkan beberapa masalah.4
Bulu mata yang mengikis
kornea
dan
konjungtiva,
menyebabkan
konjungtivitis, keratitis, hingga ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh
karena rambut yang terus menggosok. Ulkus menyebabkan pembuluh darah untuk
tumbuh di kornea normal jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang
mengganggu penglihatan.4 Untuk itu, penting dilakukan perbaikan kondisi oleh
dokter sebelum terjadi kerusakan permanen pada mata.2
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Anonymous. Entropion-eyelids that turn it. American asociaty of Ophthalmic
and Reconstruction of Surger7, 2005.
3. Anonymous.
Eye
anatomy
www.medicinestuffs.blogspot.com
(online)
available
at
Availabe
at
19
13. Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in
Asians. Br J Ophthalmol 2000;84:14071410.
14. Shorr N et al. Three-suture technique addresses involutional entropion in the
office. Ocular Surgery News, 2004
20