Dosen Pengampu :
Rifati Dina Handayani, S.Pd, M,Si
Penyusun:
Khosida Afkarina R
(140210102050)
Lupita Rahayu
(140210102012)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Gelombang. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu
Rifati selaku dosen pengajar mata kuliah gelombang yang telah mendukung dan
bekerja sama yang baik.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Modulasi Gelombang.................................
2.2 Double Side Band...........................................................................
2.3 Modulasi Amplitudo.......................................................................
2.4 Single Side Band ............................................................................
2.5 Modulasi Frekuensi........................................................................
2.6 Modulasi Pulsa................................................................................
2.7 Aplikasi Modulasi Gelombang.......................................................
3
6
11
24
26
40
ii
BAB I
PENDAHULUAN
daripada yang diperlukan untuk pembicaraan. Oleh sebab itu, banyak pembicaraan
telepon dapat dikirimkan secara bersama-sama dalam sebuah jalur telepon dengan
mengubah frekuensi sedemikian rupa sehingga beberapa channel bunyi dapat
dibungkus menjadi satu bandwidth yang lebih lebar. Dalam kasus ini juga
digunakan modulasi DSB (double side band).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Apakah itu modulasi gelombang?
2) Bagaimanakah DSB dalam daerah waktu dan frekuensi, lebar pita transmisi,
dan demodulasi?
3) Bagaimana Modulasi Amplitudo?
4) Apakah yang dimaksud Single Side Band?
5) Bagaimana dua jenis modulasi sudut pada Modulasi Frekuensi (FM)?
6) Apakah yang dimaksud Modulasi Pulsa?
7) Bagaimana aplikasi dari modulasi gelombang?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan pengertian modulasi gelombang.
2) Menjelaskan DSB dalam daerah waktu dan frekuensi, lebar pita transmisi,
dan demodulasi.
3) Menjelaskan modulasi amplitudo.
4) Mendeskripsikan pengertian Single Side Band.
5) Menjelaskan dua jenis modulasi sudut pada Modulasi Frekuensi (FM).
6) Mendeskripsikan pengertian modulasi pulsa.
7) Mengetahui aplikasi dari modulasi gelombang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Modulasi Gelombang
Modulasi adalah proses perubahan suatu jenis gelombang yang memiliki
frekuensi gelombang yang besar dengan permukaan gelombang yang bersifat
periodik yang disebut sebagai gelombang carrier, karena adanya sinyal
modulasi yang berisi yang berisi informasi untuk ditransmisikan. Pada proses
modulasi muka gelombang yang periodic adalah amplitudo, phase, dan
frekuensi. Modulasi dalam bidang telekomunikasi merupakan proses
penyampaian sinyal pesan. Alat yang digunakan untuk proses modulasi disebut
sebagai modulator dan proses yang berfungsi untuk mengembalikan proses
modulasi ke dalam sinyal awal disebut demodulator.
Modulasi adalah proses merubah parameter sinyal carrier (sinyal
pembawa) menggunakan sinyal informasi. Parameter sinyal carrier berupa
amplitudo, frekuensi, dan phase. Memodulasi berarti mengatur atau menyetel.
Dalam telekomunikasi tepatnya berarti mengatur suatu parameter dari suatu
pembawa (carrier) frekuensi tinggi dengan pertolongan sinyal informasi yang
memiliki frekuensi rendah. Keperluan akan modulasi mula-mula timbul dalam
transmisi radio dari sinyal-sinyal frekuensi rendah (misalnya frekuensi audio).
Pada sistem komunikasi ada dua teknik modulasi yaitu modulasi digital dan
modulasi analog. Modulasi analog terdiri dari tiga macam yaitu AM
(Amplitudo Modulation), FM (Frequency Modulation), dan PM (Phase
Modulation).
Berdasarkan parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Modulasi amplitudo (AM, Amplitudo Modulation)
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
b. Modulasi frekuensi (FM, Frequency Modulation)
3
berfrekuensi
, data 2 berfrekuensi
pengiriman
sinyal
lemah
dengan
membonceng
c.
pembawa
berupa
gelombang
kontinu
(continous
DSB (t )
1
po mo cos( w p wm )t cos( w p wm )t
2
(v v
g p ( w) po ( w w p ) ( w w p )
1
po
2
) (v v p )
g m ( w) mo ( w w p ) ( w w p )
1
mo (v v m ) (v v m )
2
g DSB ( w)
po mo ( w w p wm ) ( w w p wm )
2
( w w p wm ) ( w w p wm )
1
2
( w1 )iw t dw1
g DSB ( w(
1
1
po
2
2
g DSB ( w(
1
po g m ( w w p ) g m ( w w p )
2
dw' g
( w' ) e
i ( w' w p w ) t
i ( w' w p w )
1
g m (w w p ) g m (w w p )
2
gm(w)
m (t )
gm(w)
t
O
-w
m
p (t )
w
m
gp (t)
t
w
-wp
wp
wp
DSB (t )
gDSB (t)
t
w
g m p
g m
m
1 / 2 p0 g m
LSB
g p
p m
p p m
Spektrum sinyal
(domain frek)
Spektrum gel
DSB (domain
frek
B 2 Dm Hz
1 2
2
N lim t dt
T T
T
2
Substitusikan t di atas:
T
1 2 2 2
N lim p m t cos 2 p t dt
T T
T
2
N lim
Untuk
2
1 p
T 2
t dt t cos 2 t dt
2
p m , dan
1 2 2
lim
m t cos 2 p t dt 0 , sehingga:
T T
T
2
1 2 2 2
1 2
N p lim m cos p t dt p0
T T
2
T
2
1 2 2
1 2
N lim m0 cos 2 m t dt m0
T T
2
T
2
NT
1
p 2 m 2 jika m satu harga.
4 0 0
2.2.3 Demodulasi
Demodulasi merupakan proses ekstraksi atau penguraian kembali
informasi asli melalui sinyal dari gelombang pembawa atau pemisahan.
Demodulasi dapat dikatakan sebagai usaha untuk memperoleh kembali
sinyal m t dari DSB t . Demodulasi merupakan perangkat yang
9
p0 m t cos p t 2 cos p t
p0 m t c m t cos 2 p t
t p0 m t c m t cos 2 p t
Jika spektrum m t adalah g m , maka spektrum t dapat
diungkapkan sebagai:
1
g p0 g m p0 g m 2 p g m 2 p
2
Dari operasi mixing dihasilkan komponen pita dasar yang terpisah dari
komponen lainnya.
2 p
2 p m
2 p m
p0 g m
1/2
2 p
1/2
m B 2 p m
Kelemahan demodulasi DSB : Sulit mencari osilator lokal yang singkron
dengan gelombang pembawa. Hal ini di atas dengan modulasi amplitudo
(AM).
2.3 Modulasi Amplitudo
Modulasi merupakan proses perubahan karakteristik atau besaran
gelombang pembawa, menurut pola gelombang modulasinya. Apabila besaran
yang diubah dari gelombang pembawa tersebut adalah amplitudonya, maka
modulasi seperti ini disebut dengan modulasi amplitudo (Amplitude
modulation/AM), sedangkan besaran yang diubah dari gelombang pembawa
tersebut adalah fase, sehingga modulasi seperti ini disebut dengan modulasi
fase. Salah satu bagian dari modulasi fase adalah modulasi frekuensi.
Amplitudo Modulation (AM) adalah modulasi yang paling sederhana.
Gelombang pembawa (carrier wave) diubah amplitudonya sesuai dengan
signal informasi yang akan dikirimkan. Modulasi ini disebut juga linear
modulation, artinya bahwa pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti
signal informasi yang akan ditransmisikan. Modulasi Amplitudo (Amplitude
Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal
pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal
informasi. Pada jenis modulasi ini amplitudo sinyal pembawa diubah-ubah
secara proporsional terhadap amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan
frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Penerima AM :
Antena
Pengu
at
Mixer
Pengu
at
RF
OSC
IF
11
Detekt
or
Pengu
at
Audio
mengikuti
perubahan
amplitudo
sinyal
informasinya.
Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai dengan 3 Mhz. Untuk mempermudah
pembahasan, hanya akan didiskusikan modulasi dengan sinyal sinus.
Bagan Modulasi
Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai
pembawanya dinyatakan sebagai
disebut sinyal termodulasi atau
dan sinyal
, maka sinyal hasil modulasi
AM.
dengan
: sinyal termodulasi AM
: sinyal pemodulasi
: sinyal pembawa
: amplitudo maksimum sinyal pembawa
: amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
m
: indeks modulasi AM
: frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
: frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)
Hubungan antara frekuensi sinyal dalam hertz dengan frekuensi sudut
dinyatakan sebagai: = 2 f
13
disebut komponen
) disebut komponen
bidang sisi bawah atau LSB (Lower Side Band), dan komponen ketiga ( yaitu
) disebut komponen bidang sisi atas atau USB (Upper
Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar
komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar
USB mempunyai frekuensi sudut sebesar
, dan komponen
..
15
) dengan
sedangkan
indeks
modulasi
sebesar
satu
merupakan
Oleh karena
sampul positif
sampul negatif
16
Misalnya,
untuk
dan
b.
17
Daya rata-rata:
Untuk
suku kedua ruas kanan persamaan ini sama dengan nol dan
Substitusikan persamaan :
18
dan keluaran
. Tahap
1
T T
lim
m
(
t
)
dt
0
komponen DC.
T /2
T / 2
AM(t)
b.
m(t)
t
t
Sinyal sinusoidal m(t)
19
c.
d.
pembawa
gm ()
ISB
-m
- p
p - m p
p+m
Dari gambar di atas dengan persyaratan |m(t)| < 1, fungsi amplitudo A(t)
untuk gelombang (t) tidak pernah memotong sumbu t, untuk sinyal sinusoida
m(t) = mcos (mt) dengan m disebut indeks modulasi, dimana m:
m
Jika m>1 maka fungsi selubung |A(t)| akan mengalami distorsi seperti gambar:
distorsi
selubung
(t)
A(t)
po
po
t
-po
Dari
21
c +
m
c
m
c +
m
0 (b)
Hasil modulasi DSB dalam kawasan t dan . (a) Gelombang modulasi;
Gelombang Pembawa; (c) Gelombang DSB
T /2
N T lim
1
lim
T T
2
Po
[1 m (t )] 2 cos 2 ( p t )dt
gDSB
T / 2
()
2
T /2
Po
2
0
[1 m (t ) 2m (t )][1 cos(2 P t )]dt
2
T / 2
Untuk p >> m
1
T T
lim
T /2
[1 m (t ) 2m (t )] cos(2 P t )dt 0
2
T / 2
Dan
gc ()
0
m
1
T
Maka
:T
lim
T /2
(t )dt 0
T / 2
NT = Np + NpNm
USB
2
NT = po + po
2
mo
untuk m satu
harga.
NP Nm
Nm
NP NP Nm 1 Nm
Np
NT
Nm
Nm = mo2 .
22
2.3.3 Demodulasi AM
Demodulasi AM ada 2 cara yaitu dengan detektor hukum kuadrat dan
dengan detektor selubung. Keduanya tidak menggunakan osilator lokal yang
singkron dengan osilator gelombang pembawa.
a. Demodulasi dengan detektor hukum kuadrat (square lawdetector)
1) Pertama dilakukan deteksi dengan detektor square law dengan
hubungan i(t) dan o (t) sebagai berikut
o (t) = a1 i(t) +
a2i2(t)
a2
Po2[1+ 2m(t)+ m2(t)][1+ cos( 2pt)]
2
a2Po2 m(t)
yang
harus
dipenuhi
0(t
23
i (t)
t
i (t
)
Fungsi
selubung
0 (t
A(t)
)
Fungsi selubung
A(t)
0 (t)
i (t)
t
2
2
RC
Tm
Wp
Wm
Dalam keadaan operasi sempurna, hasil modulasi dapat dinyatakan oleh rumus:
o (t ) k 0 k m (t )
24
N p Nm
N p N p Nm
N p Nm
NT
25
Modulasi SSB
26
27
Pengu
at
Limite
r
IF
Pengu
at
Mixer
RF
Detekt
or
FM
28
OSC
AFC
DeEmpha
sis
Pengu
at
Audio
Penguat
Antena
Penguat
Limiter
Penguat
Audio
IF
Mixer
RF
Detektor
De-
FM
Emphasis
OSC
AFC
Dekoder
Stereo
Penguat
Audio
local secara otomatis agar tetap stabil. Dekoder Stereo : digunakan unutk
memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya diteruskan pada 2 buah penguat
AF (FM Stereo). Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaran/
sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan
penguat AF ke suatu pengeras suara. Speaker (pengeras suara) digunakan
untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran
suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Bentuk sinyal Modulasi
Frekuensi
30
digunakan dari pada AM. Hal ini disebabkan gelombang FM memiliki lebih
banyak kelebihan yang tidak dimiliki gelombang AM. Gelombang AM
(Amplitudo Modulation) memiliki range jangkauan yang lebih luas daripada
gelombang FM (Frekuensi Modulation). Hal tersebut dikarenakan gelombang
AM memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dibanding gelombang
FM. Akan tetapi dalam perjalanannya mencapai penerima, gelombang akan
mengalami redaman (fading) oleh udara, mendapat interferensi dari frekuensifrekuensi lain, noise, atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Gangguangangguan itu umumnya berupa variasi amplitudo sehingga mau tidak mau akan
mempengaruhi amplitudo gelombang yang terkirim. Akibatnya, informasi
yang terkirim pun akan berubah dan mengurangi mutu informasi yang
diterima.
Berbeda dengan gelombang AM, gelombang FM bebas dari pengaruh
gangguan udara,bandwidth (lebar pita) yang lebih besar. Frekuensi yang
dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 108 MHz, dimana pada
wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun
interferensi yang tidak diharapkan. Selain itu, Saluran siar FM standar
menduduki lebih dari sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar
AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks
dengan adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih
lebar dibanding distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam
sistem AM.
Jika pada gelombang AM audio yang terdengar hanya berkarakteristik
mono, tidak demikian dengan FM. Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan
FM untuk menyatukan dengan harmonis beberapa saluran audio pada satu
gelombang pembawa, memungkinkan pengembangan sistem penyiaran stereo
yang praktis. Ini merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran untuk
memberikan kualitas reproduksi sebaik atau bahkan lebih baik daripada yang
tersedia pada rekaman atau pita stereo. Sehingga jelas, bahwa gelombang FM
lebih banyak kelebihannya dari pada AM.
Setelah melihat hasil analisa komparasi antara gelombang FM dan AM
yang menunjukkan bahwa walaupun gelombang AM dapat menembus
jangkauan yang lebih luas akan tetapi tidak seperti gelombang FM yang lebih
31
Dengan :
.....................(32)
Definisikan :
..............(33)
Dengan :
32
......................(36)
sedangkan :
...............(37)
dengan :
, dimana
...................(39)
dalam domain frekuensi :
.............
(40)
Dari persamaan (39) dan (40) tampak bahwa :
1) Hasil frekuensi modulasi dengan sinyal nada tunggal mengandung
komponen pembawa dan frekuensi side band yang tak terhingga
banyaknya.
, dengan n = 1, 2, 3, ........
2) Amplitude masing-masing komponen bergantung pada
pada karakteristik informasi
untuk n > 1
33
, maka :
atau bergantung
d (t )
d (t )
wP
dt
dt
w(t) = wp + w1(t)
w1
Memenuhi
hubungan
d (t )
dt
a. Modulasi fase
Sudut fase yang dimodulasikan dapat dinyatakan dengan :
34
(t) = kpm(t)
dengan kp = konstanta deviasi fase (
m (t ) )
d (t )
kFm(t)
dt
=
t
1
1
(t) = k F m (t )dt (t o )
to
1
1
(t) = k F m (t ) dt
o
m (t1) dt1 ]
35
(t) =
k F mo
sin (wmt)
wm
k F mo
w'
= [ (t)] max =
wm
wm
i sin wmt
2
i sin wm t
wm
Tm =
c e
e i sin wmt
n~
inwm t
Dengan
cn
Tm
Tm
Tm
i sin wm t
e inwmt dt
36
2
wm
1
2
i sin n
Dengan :
2
t fungsi Bessel jenis I orde ke n yang bersifat real
wm t
Tm
i sin n
d J n
Sehingga :
n 2m
1 m 2
i w t
m! n m !
m
J 1
n ~
J0 ()
0,8
0,6
0,4
J1 ()
J2 () J3 ()
J4 ()
0,2
37
0,2
10
14
12
16
J e
~
t Po Re
n~
i nwm t w p t
P o J n cos w po nwm t
Po
2
J v v
~
n~
po
nvm v v p nvm
= 1
J1 ()
Jn ()
= 0
2
n>1
Nn
NT
dengan :
Nn =
1
T
lim
T
n (t) = P
t dt
2
J cos w
l n
nwm t
Sehingga :
Nn =
1 2 n 2
P Jl
2
l n
Karena suku-suku selang dalam penjumlahan n2 (t) menghasilkan harga ratarata nol, sehingga:
NT =
1
1 2
P2 Jl2 =
P
2
2
l
Dari hasil NT
1 2
P terlihat bahwa amplitude sinyal FM adalah
2
konstan, sehingga:
n
an =
l n
k F m t max
w ' max
D =
=
s
wm
wm
Keunggulan modulasi sudut bahwa perbandingan S/N berbanding lurus
dengan (kF)2 untuk sinyal FM.S/N dapat ditingkatkan dengan memperbesar
sensitivitas modulator kF, akibatnya terjadi pelebaran B karena D kF.
Kapasitas saluran sinyal FM ditentukan oleh parameter B,S/N menurut
rumus Shannon-Hartley untuk system ideal:
C = B log 2 (1 + S/N) bits/det
Demodulasi sinyal FM ada 2 jenis yaitu:
a. Demodulasi dengan system diskriminator frekuensi merupakan konversi
FM-AM dan disusul dengan deteksi selubung.
b. Demodulasi umpan balik, menggunakan phase-lock loop (PPL) yang
terdiri dari komparator dan VCO ( Voltage Controlled Orcillator).
Perbandingan modulasi AM, FM, dan PM dalam bentuk sinyal analo g dan
digital adalah:
Analog
Digital
t
AM
t
FM
t
PM
40
Modulasi
dan
Maka
Atau
41
Dimana
dan
= frekuensi normal.
tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan
tegangan 0 Volt. Sinyal ini yang kemudian digunakan untuk menyala-mati-kan
pemancar, kira-kira mirip sinyal morse. Infrared Remote Control Extender
dengan menggunakan Modul IR-8510, TLP916A dan RLP916A merupakan
salah satu alat yang menggunakan aplikasi dari modulasi digital ASK
(Amplitude Shift Keying). Untuk lebih jelasnya berikut uraiannya : Teknologi
nfrared dalam aplikasi remote control saat ini sudah banyak dijumpai pada
berbagai macam perangkat elektronik. Prinsip kerja dari Infrared Remote
Control Extender ini adalah mengubah sinyal infrared menjadi gelombang
radio dengan frekwensi UHF sehingga transmisi data dapat dilakukan pada
jarak yang cukup jauh dan diterima dengan penerima UHF. Frekwensi UHF
916 MHz digunakan untuk menghindari adanya noise-noise dari frekwensi
radio lainnya. Sensor infrared pada modul IR-8510 mengubah pancaran cahaya
infrared menjadi sinyal data seperti tampak pada bagian RXD gambar 2.
Kemudian data diteruskan secara serial ke Modul TLP916 yang berlaku
sebagai UHF Transmitter dan diterima oleh Modul RLP916 yang berlaku
sebagai UHF Receiver. Amplitudo Shift Keying yaitu suatu modulasi di mana
logika 1 diwakili dengan adanya sinyal frekwensi 916 MHz dan logika 0
diwakili dengan adanya kondisi tanpa sinyal.
Pancaran gelombang UHF dalam modulasi ASK tersebut selanjutnya
diterima oleh RLP916 dan diubah menjadi data serial (TXD gambar 2) yang
kemudian diteruskan ke TXD dari Modul IR-8510. Agar dapat ditransmisikan
menjadi sinyal-sinyal infrared standard remote control, maka data tersebut
terlebih dahulu dimodulasikan dengan frekwensi carrier sebesar 40 KHz
sebelum dipancarkan oleh LED Infrared. Proses ini dilakukan pada bagian
modulator dari Modul IR-8510. Dan aplikasi lainnya dalam kehidupan seharihari dapat di lihat dalam tabel dibawah ini :
No
1
2
3
4
5
6
Tipe Modulasi
Aplikasi
AM Broadcast Radio
Aircraft Radio
FM Broadcast Radio
TV sound
Mobile and handheld radio
VCR
AM
AM
FM
FM
FM
FM
43
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
FM
AM (DSB) dan FM
AM dan SSB (AM)
FM dan SSB (AM)
FM and SSB (AM)
AM, VSB
Quadrature DSB (AM)
FM, PSK
FM, QAM (AM plus PSK
FM, FSK, PSK
OOK
OOK
FSK, PSK, QAM (AM plus
TV picture (video)
TV color signal
8 Cordless telephone
Fax machine
TV remote control
Garage door opener
Computer modems
PSK)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Gelombang
pembawa
(carrier
wave)
diubah
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.1.7
3.2 Saran
Adapun saran yang hendak kami sampaikan adalah untuk memudahkan
dalam pemahaman konsep modulasi gelombang, hendaknya memahami
terlebih dahulu representasi modulasi gelombang yang sering dinyatakan
dalam transformasi fourier. Sehingga dengan bantuan fisika matematika
khususnya transformasi fourier akan mempercepat pemahaman dalam
modulasi gelombang dan aplikasinya dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Jember
Pambudi, A. 2012. Transformasi Fourier. PPT Ittekkom. Tersedia pada :
http://afb.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/downloads/2012/10/2.Transformasi
-Fourier1.pptx diakses pada 2 November 2015
Santiary, P. 2009. Sistem Verifikasi Modul Modulasi FM (Frekuensi
Modulasi) Menggunakan Bahasa Pemrograman Matlab. Jurnal Teknologi
Elektro
Vol.8
No.2
Politeknik
Negeri
Bali.
Tersedia
pada
45
46