Anda di halaman 1dari 21

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH

HAMID SYAHROPI M,Pd GELOMBANG

MODULASI GELOMBANG

Disusun Oleh:

1. Afriliya Eka Safitri (2231005)


2. Dinda Anggraini (2231004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODULASI
GELOMBANG”.

Shalawat beriring salam semoga terlimpahkan kepada Muhammad SAW, keluarga dan sahabat
– sahabat, dan semoga syafa’at-Nya selalu menyertai kehidupan ini. Makalah ini berisi
pendapat – pendapat mengenai Arti Pendidikan dan Tujuan Pendidikan di Indonesia menurut
para ahli dan beberapa sumber lainnya.

Setitik harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana
yang berguna. Kami menyadari keterbatasan yang kami miliki. Untuk itu, kami mengharapkan
dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.

Pasir Pengaraian, 3 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAAN
1. Modulasi Gelombang
2. Modulasi DSB (Double Side Band)
3. Demodulasi
4. Modulasi Amplitudo
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Modulasi adalah proses perubahan (varying ) suatu gelombang periodik sehingga
menjadikannya suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi .Dalam teknik
komunikasi, gelombang atau sinyal pita dasar (base band) dikirimkan dengan memodulasi
gelombang pembawa yang berfrekuensi tinggi. Sinyal pita dasar ini disebut gelombang
modulasi. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita mengenal radio. Radio merupakan
salah satu media komunikasi yang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Pada radio, sinyal
yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio
yang disebut sinyal pembawa (carrier). Teknik modulasi yang sering dipakai pada sinyal
radio adalah FM dan AM. Pada saat mendengarkan radio, apabila kita ingin mendengarkan
suatu siaran tertentu, maka kita akan mencari frekuensi yang menyiarkannya, misalnya
92,0MHz. Frekuensi ini merupakan titik tengah band frekuensi yang ditempati oleh sistem
komunikasi yang selanjutnya beroperasi.
Gelombang pada frekuensi ini merambat melalui atmosfer dan ditangkap oleh
pesawat radio yang kita gunakan.Akan tetapi suara siaran/penyiar berada pada wilayah
20─20.000 Hz, sehingga bunyinya tidak akan terdengar. Oleh karena itu, perlu
memodulasi gelombang bunyi dengan pemodulasi (carrier) yang frekuensinya lebih tinggi
dari mediumyang digunakan. Sinyal carrier biasanya ditentukan pada satu frekuensi saja.
Di Indonesia, alokasi frekuensi sinya lcarrier untuk siaran FM ditetapkan pada frekuensi
87,5 MHz - 108 MHz dan untuk siaran AM ditetapkan pada 530 kHz – 1600 kHz. Pada
pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah seiring
dengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan. Frekuensi gelombang
carrier-nya relatif tetap.
Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF( Radio Frequency) Amplifier untuk dikuatkan
agar bisa dikirim ke jarak yang jauh. Metode modulasi pertama kali digunakan hampir
secara menyeluruh pada transmisi radio dalam AM (amplitude modulation) dan FM
( frequency modulation). Kemudian diketahui bahwa jalur komunikasi memiliki bandwidth
yang lebih besar dari pada yang diperlukan untuk pembicaraan.
Oleh sebab itu, banyak pembicaraan telepon dapat dikirimkan secara bersama-sama
dalam sebuah jalur telepon dengan mengubah frekuensi sedemikian rupa sehingga
beberapa channel bunyi dapatdibungkus menjadi satu bandwidth yang lebih lebar. Dalam
kasus ini jugadigunakan modulasi DSB (double side band).

2. Rumusan Masalah
a. Apakah itu modulasi gelombang?
b. Bagaimanakah DSB dalam daerah waktu dan frekuensi, lebar pita transmisi,dan
demodulasi?
c. Bagaimana Modulasi Amplitudo?
d. Apakah yang dimaksud Single Side Band?
3. Tujuan
a. Mendeskripsikan pengertian modulasi gelombang.
b. Menjelaskan DSB dalam daerah waktu dan frekuensi, lebar pita transmisi,dan demodulasi.
c. Menjelaskan modulasi amplitudo.
d. Mendeskripsikan pengertian Single Side Band.

BAB II
PEMBAHASAN

A. MODULASI GELOMBANG
Modulasi adalah proses perubahan suatu jenis gelombang yang memiliki frekuensi
gelombang yang besar dengan permukaan gelombang yang bersifat periodik yang disebut
sebagai gelombang carrier, karena adanya sinyal modulasi yang berisi yang berisi informasi
untuk ditransmisikan. Pada proses modulasi muka gelombang yang periodic adalah
amplitudo, phase, dan frekuensi. Modulasi dalam bidang telekomunikasi merupakan proses
penyampaian sinyal pesan. Alat yang digunakan untuk proses modulasi disebut sebagai
modulator dan proses yang berfungsi untuk mengembalikan proses modulasi ke dalam sinyal
awal disebut demodulator. Modulasi adalah proses merubah parameter sinyal carrier (sinyal
pembawa) menggunakan sinyal informasi. Parameter sinyal carrier berupa amplitudo,
frekuensi, dan phase. Memodulasi berarti mengatur atau menyetel.Dalam telekomunikasi
tepatnya berarti mengatur suatu parameter dari suatu pembawa (carrier) frekuensi tinggi
dengan pertolongan sinyal informasi yang memiliki frekuensi rendah. Keperluan akan
modulasi mula-mula timbul dalam transmisi radio dari sinyal-sinyal frekuensi rendah
(misalnya frekuensi audio). Pada sistem komunikasi ada dua teknik modulasi yaitu modulasi
digital dan modulasi analog. Modulasi analog terdiri dari tiga macam yaitu AM (Amplitudo
Modulation), FM ( Frequency Modulation), dan PM ( Phase Modulation).Berdasarkan
parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Modulasi amplitudo

Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-


ubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal pembawa akan
berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi .

b. Modulasi frekuensi (FM, Frequency Modulation)

Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-


ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal pembawa akan
berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.

c. Modulasi Fasa (PM, Phase, Modulation)


Pada modulasi fasa, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi mengubah-ubah fasa
sinyal pembawa. Besarnya fasa sinyal pembawa akan berbanding lurus dengan
amplitudo sinyal pemodulasi. Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan
posisi spektrum dari sinyal data, dari pita spektrum yang rendah (base band) ke
pita spektrum yang jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini dilakukan pada transmisi
data tanpa kabel (dengan antena), yang mana dengan membesarnya frekuensi data
yang dikirim,maka dimensi antena yang digunakan akan mengecil. Contoh : data 1
berfrekuensi , data 2 berfrekuensi. Dengan contoh tersebut,transmisi data 1
menjadi problematic, sedangkan data 2 lebih mudah untuk ditransmisikan.
Kegunaan lain dari modulasi adalah dengannya dimungkinkan proses pengiriman
data atau informasi melalui suatu media yang sama secara bersamaan. Proses
modulasi terjadi dengan melakukan variasi pada salah satu besaran karakteristik
dari sinyal pembawa (yang berfrekuensi tinggi) seirama dengan sinyal data (yang
berfrekuensi rendah). Sinyal pembawa yang telah dimodulasikan ini di sebut sinyal
termodulasi. Sinyal data disebut juga sinyal pemodulasi. Alat di mana proses
modulasi ini terjadi disebut juga modulator.

Keuntungan utama yang diperoleh dari teknik modulasi antara lain adalah:
 Memungkinkan pengiriman sinyal lemah dengan “membonceng”

gelombang pembawa yang berdaya tinggi

 Reduksi ukuran antenna karena pengiriman sinyal dilaksanakan melalui gelombang


pembawa yang memiliki frekuensi tinggi (pendek).
 Memungkinkan pengaturan dan alokasi daerah frekuensi terpisah bagi penyaluran sejumlah
sinyal secara serempak melalui medium yang sama .
 Memungkinkan pergeseran frekuensi sinyal kepada daerah frekuensi yang lebih mudah
diolah oleh peralatan yang tersedia.Teknik modulasi juga bermanfaat dalam pengukuran
atau eksperimen ilmiah, terutama.
Manfaat dalam pengukuran atau eksperimen ilmiah yaitu:

 Peningkatan perbandingan S/N (signal to noise ratio) dengan jalan menghindari daerah
frekuensi yang berbising atau memberikan sensitivitas yang lebih tinggi kepada sistem deteksi
yang bersangkutan.
 Memungkinkan konversi kawasan (domain) data, misalnya antara data analog dengan digital,
antara tegangan dengan frekuensi listrik. Teknik modulasi ada 2 yaitu analog dan digital.

B. MODULASI DSB( DOUBLE SIDE BAND)

Modulasi digital berfungsi untuk mengirim bit sinyal yang tidak bisa dikirim melalui sinyal
analog. Contoh dari modulasi digital adalah jaringan publikasi telpon yang berada pada rentang
300 dan 3400 Hz atau melebihi pita frekuensi dengan menggunakan jaringan. Modulasi digital
merupakan perubahan karakteristik gelombang pembawa yang berbentuk pulsa diolah secara
diskrit. Teknik digital terbagi atas:

 Modulasi kode pulsa (PCM)


 Modulasi kode pulsa differensial (DPCM)
 Modulasi delta (DM)2.

Fungsi masing-masing blok : Antena : sebagai penangkap getaran/sinyal yang


membawa dan berisikan informasi yang dipancarkan oleh pemancar. Penguat RF : berfungsi
untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency/Frekuensi tinggi) yang berisi informasi sebagai
hasil modulasi pemancar asal.Setelah diperkuat, geteran RF dicatukan ke mixer. Mixer
(pencampur) : berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF dengan Frekuensi Osilator
Lokal,sehingga diperoleh frekuensi intermediet (IF/Intermediate Frequency). PenguatIF :
digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok detektor.
IF merupakan hasil dari pencampuran getaran/sinyal antara RF dengan Osilator Lokal. Detektor
: digunakan untuk mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi.
Dengan cara ini, unit detektor memisahkan antara getaran/sinyal pembawa RF dengan
getaran informasi . Penguat AF : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AFserta
meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AFke suatu pengeras suara.
Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi
AF menjadi getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Modulasi Amplitudo
(AM) adalah penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal carrier (pembawa) dimana
amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah mengikuti perubahan amplitudo sinyal
informasinya.

Dibandingkan dengan FM (Modulasi Frekuensi) AM mempunyai kelebihan diantaranya


adalah jarak transmisi AM lebih jauh dibandingkan FM. Namun AM lebih rentan terkena noise
dibandingkan dengan FM. Oleh karena itu satsiun radio yang sering kita dengar kebanyakan
menggunakan FM karena suara yang dihasilkan melalui transmisi menggunakan FM lebih
jernih. Seperti telah dijelaskan di atas, pada modulasi amplitudo besarnya amplitudo sinyal
pembawa akan diubah-ubah oleh sinyal pemodulasi sehingga besarnya sebanding dengan
amplitudo sinyal pemodulasi tersebut. Frekuensi sinyal pembawa biasanya jauh lebih tinggi
dari pada frekuensi sinyal pemodulasi. Frekuensi sinyal pemodulasi biasanya merupakan sinyal
pada rentang frekuensi audio (AF,Audio Frequency) yaitu antara 20 Hz sampaidenan 20 kHz.
Sedangkan frekuensi sinyal pembawa biasanya berupa sinyal radio (RF,Radio Frequency) pada
rentang frekuensi tengah (MF, Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai dengan 3 Mhz.

Untuk mempermudah pembahasan, hanya akan didiskusikan modulasi dengan sinyal


sinus. Berikut ini adalah analisis sinyal termodulasi AM. dengan: sinyal termodulasi AM:
sinyal pemodulasi: sinyal pembawa: amplitudo maksimum sinyal pembawa: amplitudo
maksimum sinyal pemodulasim : indeks modulasi AM: frekuensi sudut sinyal pembawa
(radian/detik): frekuensi sudut sinyal pemodulasi (radian/detik). Hubungan antara frekuensi
sinyal dalam hertz dengan frekuensi sudu tdinyatakan sebagai: ω = 2 π f
Komponen pertama sinyal termodulasi AM disebut komponen pembawa, komponen kedua
disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB (Lower Side Band ), dan komponen ketiga disebut
komponen bidang sisi atas atau USB. Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar
komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar, dan komponenUSB mempunyai frekuensi
sudut sebesar .

(a) Sinyal pemodulasi

(b) Sinyal pembawa

(c) Sinyal termodulasi A

C. DEMODULASI
Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM yang dihasilkan oleh spektrum analyzer.
Harga amplitudo masing-masing bidang sisi dinyatakan dalam harga mutlaknya.. Spektrum
Frekuensi Sinyal Termodulasi AM. Adapun beberapa jenis dari modulasi amplitudo, yaitu:
1. AM SSB (Single Sideband) adalah salah satu jenis modulasi amplitudo dimana spektrum
frekuensi yang dipancarkan hanya salah satu dari spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi
LSB (Lower Sideband) atau frekuensi USB (Upper Sideband) saja.
2. AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM dimana spektrum
yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB dan frekuensi
USB. Bandwidth sinyal termodulasinya adalah sama dengan dua kali sinyal
informasinya.
3. AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier) adalah jenis modulasi amplitudo
dimana spektrum frekuensi carrier di tekan mendekati nol.
4. AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi komersial untuk
transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSBsebagian komponen LSB ikut di
transmisikan dengan komponen USB dan komponen pembawa.Setelah kita mengetahui
jenis-jenis modulasi AM, ada satu hal yang paling dominan di semua jenis-jenis dari
modulasi AM.
Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses modulasi. Contohnya pada
AM SSB maka sideband yang di transmisikan adalah sideband frekuensi LSB atau USB saja.
Tentunya di suatu system terdapat juga transmisi sideband. Selanjutnya adalah
proses pada transmisi sideband. Proses Transmisi Sideband audio input masuk ke
audio input filter, di dalam audio input filter sinyal masukan akan di filter sehingga
menghasilkan sinyal dengan frekuensi di bawah 3400 Hz, kemudian sinyal akan
masuk ke audio amplifier agar amplitudo sinyal dapat dikuatkan,kemudian sinyal
akan masuk ke amplitudo modulator, disini terjadi proses modulasi dimana terjadi
penumpangan sinyal informasi ke sinyal carrier. Kemudian sinyal yang termodulasi
akan masuk ke output filter, di output filter sinyal termodulasi akan di filter
sehingga menghasilkan sinyal AM dengan satusi deband saja. Baik itu LSB maupun
USB.

D. MODULASI AMPLITUDO
Modulasi Amplitudo (AM) adalah penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal
carrier (pembawa) dimana amplitudo sinyal carrier akan berubah-ubah mengikuti
perubahan amplitudo sinyal informasinya. Dibandingkan dengan FM (Modulasi Frekuensi)
AM mempunyai kelebihan diantaranya adalah jarak transmisi AM lebih jauh dibandingkan
FM. Namun AM lebih rentan terkena noise dibandingkan dengan FM. Oleh karena itu
satsiun radio yang sering kita dengar kebanyakan menggunakan FM karena suara yang
dihasilkan melalui transmisi menggunakan FM lebih jernih.
Modulasi amplitudo mempunyai pengertian yaitu metode modulasi di mana
amplitudo gelombang carrier (pembawa) dibuat bervariasi menurut harga sesaat dari sinyal
pemodulasi. Dengan kata lain, bila gelombang pembawa dimodulasikan ke amplitudo,
maka amplitudo bentuk gelombang tegangan pembawa dibuat berubah sesuai dengan
tegangan yang memodulasi. Jenis modulasi ini kemudian disebut sebagai modulasi
amplitudo (AM). Dalam sistem modulasi amplitudo sinyal suara ditumpangkan pada
frekuensi pembawa yang berupa gelombang radio, sehingga pada sistem ini amplitudonya
yang berubah-ubah. Kelemahan sistem modulasi amplitudo adalah mudah terganggu oleh
derau cuaca, akan tetapi modulasi amplitudo ini dapat menjangkau jarak jauh dan dapat
dipantulkan oleh lapisan ionosfer.
A. Pengaruh indeks modulasi

Kondisi indeks modelasi m=1 adalah kondisi ideal, dimana proses mpdulasi amplitudo
menghasilkan output terbesar di penerima tanpa distorsi. Spektrun sinyal AM dapat
digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar di atas terlihat, modulasi amplitudo memerlukan bandwidth 2x bandwidth sinyal
pemodulasi (=2fm). Daya total sinyal AM dapat dituliskan dalam persamaan matematik
berikut:
Pt=Pc (1+m2/2) = Pc + Pcm2/2

Dimana Pc adalah daya sinyal pembawa

Pcm2/2 adalah daya total sideband (LSB+USB)

Dari persamaan-persamaan diatas, dapat diketahui bahwa lebar pita frekuensi (bandwidth)
dalam sebuah proses modulasi amplitudo AM adalah 2x frekuensi sinyal informasi.
B. Kelebihan dan Kekurangan AM
Kelebihan :
1. Memiliki range jangkauan yang luas karena sinyal AM mampu dipantulkan pada lapisan
udara teratas yaitu ionosfer.
2. Lebih mudah dimodulasi karena lebih sederhana.
3. Sinyal dapat berubah menjadi suara dengan peralatan sederhana. Jika sinyal cukup kuat,
bahkan tidak dibutuhkan sumber daya khusus, dan dapat diterima dengan sebuah penerima
radio kristal sederhana tanpa catu daya sama sekali (mungkin beberapa pembaca pernah
mengalami proyek radio kristal di masa kecil).
Kekurangan :
1. Dapat terganggu oleh gangguan atmosfir.
2. Daya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan FM.
3. Bandwith yang sempit juga membatasi kualitas suara yang dapat disampaikan oleh kegiatan
broadcasting radio.
C. Fase Kerja
Dibawah ini adalah sinyal pesan yang satu mungkin ingin memodulasi ke pembawa, yang
terdiri dari beberapa komponen sinosoidal dengan frekuensi masing-masing 800 Hz dam 1.200
Hz.
Modulasi dilakukan oleh perkalian dalam domain waktu, yang menghasilkan 5 kHz sinyal
pembawa, yang amplitudo bervariasi dalam cara yang sama seperti sinyal pesan. Nama "
suppressed carrier" muncul karena komponen sinyal pembawa ditekan-tidak muncul dalam
sinyal output. Hal ini terlihat ketika spektrum sinyal output dilihat. Dalam gambar yang
ditampilkan di bawah ini kita melihat empat puncak, dua puncak di bawah 5000 Hz adalah
sideband rendah (LSB) dan dua puncak di atas 5000 Hz adalah sideband atas (USB), tetapi
tidak ada puncak pada tanda 5000 Hz, yang adalah frekuensi suppressed carrier.

1. Double-sideband reduced-carrier transmission


Double-sideband reduced-carrier transmission adalah transmisi di mana (a) frekuensi
yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris spasi atas dan di bawah pembawa
(carrier) dan (b) tingkat pembawa dikurangi untuk transmisi pada tingkat yang tetap di bawah
itu yang disediakan untuk modulator.
Catatan:
Pada transmisi DSB-RC, pembawa biasanya ditularkan pada tingkat yang cocok untuk
digunakan sebagai acuan oleh penerima, kecuali untuk kasus di mana ia berkurang ke tingkat
praktis minimum, yaitu pembawa ditekan.
2. Single-sideband modukation (SSB) atau single-sideband suppressed-carrier modulation (SSB-
SC)
Di radio komunikasi, single-sideband modulation (SSB) atau single-sideband ditekan-carrier
modulation (SSB-SC) merupakan penyempurnaan dari modulasi amplitudo yang menggunakan
pemancar daya dan bandwidth yang lebih efisien. Modulasi amplitudo menghasilkan sinyal
output yang memiliki dua kali bandwidth asli baseband sinyal.
Single-sideband modulation menghindari penggandaan ini bandwidth, dan daya yang terbuang
pada pembawa, pada biaya peningkatan kompleksitas perangjat dan lebih sulit tala pada
penerima.
3. Vestigal Sideband (VSB)
Batasan single-sideband modulation digunakan untuk sinyal suara dan tidak tersedia untuk
video sinyal / TV mengarah ke penggunaan vestigial sideband. Sebuah vestigial sideband (di
radio komunikasi) adalah sideband yang telah hanya sebagian dipotong atau ditekan. Siaran
televisi (dalam format video analog) menggunakan metode ini jika video yang sedang
ditransmisikandalam AM. karena besar bandwidth yang digunakan. Hal ini juga dapat
digunakan dalam transmisi digital, seperti ATSC standar 8-VSB. The Milgo 4400/48 modem
(sekitar 1967) digunakan sideband vestigial dan fase-shift keying untuk memberikan 4800 bit /
s transmisi melalui saluran 1600 Hz.
Siaran atau transportasi saluran untuk TV di negara-negara yang menggunakan NTSC atau
ATSC memiliki bandwidth 6 MHz. Untuk menghemat bandwidth, SSB akan diinginkan, tetapi
sinyal video memiliki konten frekuensi rendah signifikan (rata-rata kecerahan) dan memiliki
pulsa sinkronisasi persegi panjang. Rekayasa kompromi transmisi vestigial-sideband. Dalam
sideband vestigial, sideband atas penuh W2 bandwith = 4.75 MHz ditularkan, tetapi hanya W1
= 1,25 MHz dari sideband rendah ditransmisikan, bersama dengan carrier. Hal ini secara efektif
membuat sistem AM pada frekuensi modulasi rendah dan SSB pada frekuensi modulasi tinggi.
Tidak adanya komponen sideband rendah pada frekuensi tinggi harus dikompensasikan, dan ini
dilakukan oleh RFdan IF filter.
4. Quadrature Amplitude Modulation

Quadrature amplitude modulation (QAM) adalah baik analog dan digital modulasi skema.
Ini menyampaikan dua sinyal pesan analog, atau dua digital bit stream , dengan mengubah
(memodulasi) yang amplitudo dari dua gelombang pembawa , menggunakan amplitudo-shift
keying (ASK) skema modulasi digital atau modulasi amplitudo (AM) modulasi analog
skema.Dua gelombang pembawa frekuensi yang sama, biasanya sinusoid , yang keluar dari
fase satu sama lain dengan 90 ° dan dengan demikian disebut quadrature carrier atau komponen
quadrature - maka nama skema. Gelombang termodulasi dijumlahkan, dan gelombang terakhir
adalah kombinasi dari kedua fase-shift keying (PSK) dan amplitudo-shift keying (ASK), atau,
dalam kasus analog, fase modulasi (PM) dan modulasi amplitudo. Dalam kasus QAM digital,
jumlah terbatas setidaknya dua tahap dan setidaknya dua amplitudo digunakan. PSK modulator
sering dirancang menggunakan prinsip QAM, tetapi tidak dianggap sebagai QAM sejak
amplitudo sinyal pembawa termodulasi adalah konstan. QAM digunakan secara luas sebagai
skema modulasi untuk digital telekomunikasi sistem. Sewenang-wenang tinggi efisiensi
spektral dapat dicapai dengan QAM dengan menetapkan sesuai konstelasi ukuran, hanya
dibatasi oleh tingkat kebisingan dan linearitas dari saluran komunikasi.
QAM yang digunakan dalam sistem serat optik sebagai tarif sedikit peningkatan; QAM16 dan
QAM64 dapat optik ditiru dengan 3-jalan interferometer. Seperti semua modulasi skema, QAM
menyampaikan data yang dengan mengubah beberapa aspek dari sinyal pembawa, atau gelombang
pembawa , (biasanya sinusoid ) dalam menanggapi sinyal data. Dalam kasus QAM, amplitudo dua
gelombang frekuensi yang sama, 90 ° out-of-fase satu sama lain (dalam quadrature) berubah
(termodulasi atau mengetik) untuk mewakili sinyal data. Amplitudo modulasi dua carrier di
quadrature dapat dipersamakan dilihat sebagai baik amplitudo modulasi dan fase modulasi
pembawa tunggal.
Fase modulasi (analog PM) dan fase-shift keying (PSK digital) dapat dianggap sebagai kasus
khusus dari QAM, di mana besarnya sinyal modulasi adalah konstan, dengan hanya fase yang
berbeda-beda. Ini juga dapat diperluas untuk modulasi frekuensi (FM) dan frekuensi-shift keying
(FSK), untuk ini dapat dianggap sebagai kasus khusus dari modulasi fase.
Analog QAM menderita masalah yang sama seperti Single-sideband modulation : fase yang
tepat dari carrier diperlukan untuk demodulasi yang tepat pada penerima. Jika fase demodulating
bahkan sedikit off, itu menghasilkan crosstalk antara sinyal termodulasi. Masalah ini dari
sinkronisasi carrier pada penerima harus ditangani entah bagaimana dalam sistem QAM.
Demodulator koheren perlu tepatnya di fase dengan sinyal yang diterima, atau sinyal termodulasi
tidak dapat diterima secara independen. Hal ini dicapai biasanya dengan mengirimkan ledakan
subcarrier atau sinyal Percontohan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Modulasi adalah proses merubah parameter sinyal carrier (sinyal pembawa) menggunakan sinyal
informasi. Parameter sinyal berupa amplitudo, frekuensi, dan phase. Modulasi analog terdiri dari 3
yaitu modulasi frekuensi, modulasi amplitudo, dan modulasi phase.

Deret fourier digunakan dalam menyatakan fungsi periodik suatu gelombang, namun terdapat juga
gelombang non periodik yang dinyatakan dalam transformasi fourier. Untuk memenuhi tranformasi
tersebut dalam modulasi gelombang digunakan beberapa teorema tranformasi fourier seperti
linieritas, pergeseran frekuensi, pergeseran waktu, dan teorema modulasi.

Modukasi amplitudo dan modukasi frekuensi dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi waktu s(t)
maupun bentuk fungsi S(f) yang dihasilkan dari suatu tranformasi fourier.
DAFTAR PUSTAKA

Pambudi, A. 2012 Transformasi Fourier. PPT Ittekkom. Tersedia pada:


http://afb.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/downloads/2012/10//2.Transformasi-Fourier1.pptx diakses
pada 2 Maret 2015

Santiary, P. 2009. Sistem Verifikasi Modul Modulasi FM (Frekuensi Modulasi) Menggunakan


Bahasa Pemrograman Matlab. Jurnal Teknologi Elektrovol.8 No.2 Politeknik Negeri Bali. Tersesia
pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/JTE/article/download/1605/pdf diakses pada 2 Maret 2015

Suardana, K. 2002. Diktat Kuliah Gelombang dan Optic ( Bagian Gelombang Mekanik).
Singaraja : IKIP Negeri Singaraja
CONTOH SOAL

1. Diketahui gelombang AM sebagai berikut:

Tentukan:
a. Puncak amplitude USF dan LSF
b. Puncak amplitude modulasi carrier
c. Perubahan puncak pada envelope amplitude pemodulasi
d. Koefisien modulasi
e. Persentase koefisien modulasi

Jawab:
a. Eusf = Elsf = ¼(18-2) = 4volt

b. Ec = ½(18+2) = 10volt

c. Em = ½(18-2) = 8volt

d. m = 8/10 = 0,8

e. M = m x 100% = 0,8 . 100% = 80%


2. Input kesatu modulator AM konvensional dengan frekuensi carrier (fc) 500 kHz amplitude carrier(Ec) = 20 Vp.
Input kedua sinyal pemodulasi (fm) = 10 kHz perubahan amplitude dalam gelombang output (Em) ± 7,5 Vp.
Tentukan:
a. USF dan LSF
b. Koefisien modulasi dan persen modulasi
c. Puncak amplitude dari carrier dan tegangan : USF dan LSF
d. Maximum dan minimum amplitude envelope

Jawab:
a. USF dan LSF adalah jumlah dan perbedaan frekuensi
USF = fc + fm = 500 + 10 = 510 kHz
LSF = fc – fm = 500 – 10 = 490 kHz

b. Koefisien modulasi dan persen modulasi


m = Em/Ec = 7,5/20 = 0,375
M = m . 100% = 0,375 . 100% = 37,5%

c. Puncak amplitude dari carrier dan tegangan : USF dan LSF


Puncak dan amplitude carrier : Ec (modulated) = Ec (unmodulated) = 20Vp
Tegangan : E usf = E lsf = mEc/2 = (0,375 x 20) /2 = 3,75 Vp

d. Maximum dan minimum amplitude envelope


V (max) = Ec + Em = 20 + 7,5 = 27,5 Vp
V(min) = Ec – Em = 20 – 7,5 = 12,5 Vp

Anda mungkin juga menyukai