Anda di halaman 1dari 4

1.

Tahapan Laktogenesis (Biancuzzo,2003)


Laktogenesis, yaitu permulaaan produksi susu dimulai pada tahap
akhir kehamilan. Kolostrum disekresi akibat stimulasi sel-sel alveola oleh
laktogen plasenta, yaitu suatu substansi yang menyurapai prolaktin. Produksi
susu berlanjut setelah bayi lahir sebagai proses otomatis selama susu
dikeluarkan dari payudara.
LAKTOGENESIS 1
Pada periode ini terjadi proses pembuatan kolostrum yang berlangsung
selama

trimester

ketiga

pada

kehamilan.

Payudara

mulai

membuat

kolostrum, pada tahap ini sudah dikendalikan oleh hormon. Kapasitas


produksi kolostrum dihambat oleh tingginya kadar progesteron dalam tubuh
ibu hamil, itulah sebabnya kebanyakan ibu hamil belum mengeluarkan
kolostrum pada tahap ini.
LAKTOGENESIS 2
Pada periode ini proses pembuatan ASI sudah dilakukan secara besar besaran, tahap ini juga sudah dikendalikan oleh hormon. Saat persalinan
plasenta akan terlepas dari rahim, dan membuat kadar hormon HPL,
progesteron dan estrogen menurun drastis, penurunan hormon progeteron
disertai tingginya kadar hormon prolaktin sebenarnya sudah terjadi secara
berangsur-angsur

sejak

awal

kehamilan.

Meningkatnya

kadar

hormon

prolaktin dapat memicu produksi ASI secara besarbesaran. Proses ini terjadi
sekitar 1 sampai 2 hari setelah persalinan dan membuat ibu akan merasa
bahwa payudara penuh dan bergelenyar.
LAKTOGENESIS 3
Pada periode ini proses pembuatan ASI sudah disesuaikan menurut
kebutuhan bayi, pada tahap ini sudah lebih dikendalikan oleh adanya isapan
bayi pada puting payudara. Volume ASI yang diproduksi tergantung pada
seberapa banyak bayi dapat menghisap puting susu ibunya (Parents Guide,
2007). ASI dikeluarkan dari tempat penampungan atas rangsangan hisapan
bayi sehingga makin sering bayi menghisap makin banyak ASI diproduksi
(Depkes RI, 2005).

2. Tahapan Produksi ASI


ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks.
Ketika bayi mulai mengisap ASI, akan terjadi dua reflex yang akan
menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan atau
reflex

prolaktin

yang

dirangsang

oleh

hormon

prolaktin

dan

refleks

pengeluaran ASI atau disebut juga let down reflexs (Roesli, 2000).
Produksi ASI merupakan hasil perangsangan payudara oleh hormon
prolaktin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior yang ada yang
berada di dasar otak. Bila bayi mengisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari
gudang

ASI

yang

disebut

sinus

laktiferus.

Proses

pengisapan

akan

merangsang ujung saraf disekitar payudara untuk membawa pesan ke


kelenjar hifofise anterior untuk memproduksi hormone prolaktin. Prolaktin
kemudian akan dialirkan ke kelenjar payudara untuk merangsang pembuatan
ASI. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin
(Novak & Broom, 1999).
Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis.
Hormon tersebut dihasilkan bila ujung saraf di sekitar payudara dirangsang
oleh isapan. Oksitosin akan dialirkan melalui darah menuju ke payudara yang
akan merangsang kontraksi otot di sekeliling alveoli (pabrik ASI) dan
memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya ASI di dalam gudang
ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi atau ibunya. Oksitosin dibentuk lebih
cepat dibandingkan prolaktin. Keadaan ini menyebabkan ASI di payudara
akan mengalir untuk diisap. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu
berkeinginan menyusui (sebelum bayi mengisap). Jika refleks oksitosin tidak
bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan
ASI. (Badriul, 2008).
3. Kandungan ASI
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5 %, oleh karena itu
bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun
berada ditempat yang suhu udara panas.
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua
kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar
karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat

terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah
melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil. (Badriul, 2008)
b. Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu
formula terdiri dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi (Badriul,
2008).
c. Lemak
Kadar lemak

dalam ASI pada mulanya rendah

kemudian

meningkat

Jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang
terjadi secara otomatis. Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari
kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi
yang dibutuhkan bayi. ASI mengandung lemak

rantai panjang yang

merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna
serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega
6, DHA (Docoso Hexsaconic Acid) dan Acachidonid acid (Hubertin, 2004)
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Garam organik yang terdapat
di dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan
Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P
yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup
(Soetjiningsih, 1997).
e. Vitamin
- Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
faktor pembekuan. Kadar vitamin K di dalam ASI hanya seperempatnya
-

kadar dalam susu formula (Badriul, 2008)


Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D.
Vitamin E
Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi terutama pada
kolostrum dan ASI transisi awal (Badriul, 2008). Salah satu fungsi penting

vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.


Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk
mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI

mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A, tetapi juga bahan
-

bakunya yaitu beta karoten (Badriul, 2008).


Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat,
vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh
terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup
tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folatmungkin
rendah pada ibu dengan gizi kurang (Badriul, 2008).
Daftar Pustaka

1. Badriul, dkk. (2008). Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.


2. Biancuzzo Marie .2003. Breastfeeding the Newborn: Clinical Strategies for
Nurses. USA : Mosby
3. Novak & Broom. (1999). Ingall and Salernos Maternal and Child Health
Nursing, Edisi 9 Vol 2, Mosby: St. Louis
4. Purwanti, Hubertin S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif: Buku Saku
Untuk Bidan, Jakarta: EGC
5. Roesli, Utami . 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Argriwidya
6. Soetjiningsih. (1997). ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai