Anda di halaman 1dari 3

Nama: Winda Maria Fransisca Yafur

NIM: 4123210031
Kelas: Kimia Non Kependidikan 2012

1. Jika pada larutan yang mengandung aluminium (III) ditambahkan tetes demi tetes ion
OH- akan membentuk Al(OH)3 yang berupa endapan putih, dengan persamaan reaksi:
Al3+ (s) + 3 OH- (l) Al(OH)3 (s)
dan jika pada endapan Al(OH)3 ditambahkan basa berlebih, maka endapan Al(OH)3 yang
terbentuk akan melarut kembali, dengan persamaan reaksi:
Al(OH)3 (s) + OH- (aq) [Al(OH)4]- (aq)
2. Proses penjernihan air dengan menggunakan tawas adalah sebagai berikut:
a. Proses pertama adalah memasukkan air yang akan dibersihkan ke dalam bak
prasedimentasi, di dalam bak ini lumpur yang terdapat di dalam air dibiarkan
mengendap dengan pengaruh gravitasi, kemudian lumpur dibuang dengan
menggunakan pompa
b. Setelah pembuangan lumpur yang berukuran besar dari dalam air, masih terdapat
partikel-partikel lumpur yang berukuran kecil di dalam air. Air yang masih
mengandung partikel-partikel lumpur berukuran kecil ini dialirkan ke dalam bak
ventury, di mana pada tahapan ini dilakukan penambahan Al2(SO4)3. 18 H2O (tawas) ke
dalam air. Pada tahap ini ion Al 3+ dari tawas terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang
berbentuk koloid dengan reaksi sebagai berikut:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3H+(aq)
Al(OH)3 yang terbentuk berfungsi untuk mengabsorbsi, menggumpalkan dan
mengendapkan kotoran yang terdapat di dalam air. Ion Al 3+ akan menghilangkan
muatan-muatan negative dari tanah atau lumpur yang merupakan partikel koloid,
sehingga lumpur yang berupa partikel-partikel kecil akan berubah menjadi flok-flok
berukuran besar atau dengan kata lain mengalami koagulasi. Lumpur tersebut
mengendap bersama tawas. Koagulasi berfungsi untuk proses pengendapan sekaligus
mempermudah proses penyaringan lumpur dari air dan fungsi dari koloid yang
terbentuk dari penambahan tawas yakni Al(OH)3 mengadsorpsi zat-zat pewarna dan
zat-zat pencemar. Lalu, ditambahkan gas klorin sebagai pembasmi hama dan karbon
aktif yang berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa, dan zat organik yang terkandung
dalam air.

c. Kemudian air dialirkan ke bak saringan pasir untuk menyaring flok lumpur yang sudah
diendapkan dengan tawas, lalu air dialirkan ke siphon yang kemudian ditambahkan
kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin untuk membasmi hama yang masih terdapat
di dalam air. Air yang sudah bersih dialirkan ke bak penampungan air bersih dan siap
untuk digunakan.
3. Peran pasangan electron inert (6s 2) di dalam senyawa timbel (II) yang relatif besar dalam
senyawa-senyawanya menyebabkan timbel (II) relatif lebih stabil dan lebih banyak
dijumpai daripada timbel (IV), sehingga timbel (II) bukan merupakan reduktor yang baik,
sedangkan timbel (IV) oksidator yang baik.
4. Anion-anion yang sering digunakan sebagai uji adanya ion timbel (II) adalah sebagai
berikut:
a. Anion klorida (Cl-) :
Pb2+(aq) + 2Cl-(aq) PbCl2(s)
(Putih)
b. Anion iodida (I ) :
Pb2+(aq) + 2 I-(aq) PbI2(s)
(Kuning)
c. Anion sulfida (S2-) :
Pb2+(aq) + S2-(aq) PbS(s)
(Hitam)
d. Anion sianida (CN-) :
Pb2+ (aq) + 2 CN- (aq) PbCN (s)
(Putih)
2e. Anion sulfat (SO4 ) :
Pb2+(aq) + SO42-(aq) PbSO4(s)
(Putih)
f. Anion kromat (CrO42-) :
Pb2+(aq) + CrO42-(aq) PbCrO4(s)
(Kuning)
g. Anion hidrogen fosfat (HPO42-)
3 Pb2+ (aq) + 2HPO42- (aq) Pb3(PO4)2 (s) + 2 H+ (aq)
(Putih)

5. NaCl tidak larut di dalam CCl4, sebab dipol-dipol pada senyawa ion saling meniadakan
pada pelarut non polar, di mana CCl4 merupakan pelarut non polar. Berbeda halnya pada
senyawa ion di dalam pelarut polar di mana dipol-dipolnya tidak saling meniadakan
sehingga senyawa ion lebih mudah larut seperti NaCl yang mudah larut di dalam air yang
bersifat polar.
6. CaCO3 tidak larut di dalam air karena sangat stabil dalam bentuk padatan yang
mengakibatkan air tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan ion-ionnya dan masuk
ke dalam larutan. Syarat suatau senyawa ionik dapat larut di dalam air yakni memiliki
energi bebas yang lebih rendah dari pada saat berbentuk padatan. Kalsium dan karbonat
masing-masing memiliki garam yang dapat larut dalam air yakni natrium karbonat dan

kalsium klorida, di mana keduanya larut di dalam air, karena padatan natrium karbonat dan
padatan kalsium klorida jauh lebih tidak stabil daripada larutannya. Jadi, dapat dikatakan
bahwa padatan CaCO3 sangat stabil, di mana daya tarik padatan CaCO3 merupakan daya
tarik ionik antara ion kalsium dan ion karbonat yang sangat kuat sehingga tidak larut
dalam air.
7. Siklus Born-Harber untuk pembentukan kristal Aluminium Klorida

Anda mungkin juga menyukai