FARINGITIS
a. Pengertian
Faringitis (dalam bahasa latin;pharyngitis), adalah sebuah penyakit yang menyerang
tenggorokan atau faring (Merlina, 2011). Kadangkala juga disebut sebagai radang
tenggorokan. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang
lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena bakteri. Biasanya
disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Namun bakteri lain seperti n. gonorrhoeae,
c.diphtheria, h. influenza juga dapat menyebabkan faringitis. Apabila disebabkan oleh infeksi
virus biasanya oleh rhinovirus, adenovirus, parainfluenza virus dan coxsackie virus. Dapat
pula disebabkan oleh berbagai faktor pendukung seperti adanya rangsangan oleh asap, uap
dan zat kimia.
Faringitis akut merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui percikan
saliva. Faktor predisposisi yang membantu timbulnya penyakit flu, yaitu turunnya daya tahan
tubuh karena infeksi virus (seperti virus influenza), flu, makanan kurang bergizi, konsumsi,
alkohol yang berlebihan, gejala dari penyakit scarlet fever, pneumonia, pertusis dan
sebagainya. Faringitis akut dapat mengakibatkan rasa sakit pada tenggorokan, perasaan tidak
nyaman, nyeri atau rasa gatal pada tenggorokan.
b. Klasifikasi
a. Berdasarkan lama berlangsungnya
Faringitis akut, adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu
streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah,
malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.Faringitis ini terjadinya masih
baru,belum berlangsung lama.
Faringitis kronis adalah radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang
lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal
dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan
kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi menjadi 3,
yaitu: Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membran mukosa.
Faringitis atrofi merupakan tahap lanjut dari faringitis hipertrofi (membran tipis,
kronik
terjadi
c. Etiologi
Faringitis akut memberikan konstribusi 40 juta kunjungan penderita berobat ke tenaga
kesehatan tiap tahunnya. Sebagian besar anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 infeksi
saluran nafas atas (termasuk didalamnya faringitis akut) tiap tahunnya. Faringitis dapat
menular melalui udara yaitu melalui percikan saliva/ludah dari orang yang menderita
faringitis akut. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus dan bakteri, dipermudah oleh
adanya rangsangan seperti asap, uap dan zat kimia.
Ada tiga penyebab radang tenggorokan yang gejalanya dapat berupa rasa sakit di
bagian tersebut, susah menelan, susah bernapas, batuk, dan demam. Ada kalanya terjadi
pembengkakan di leher. Penyebabnya adalah infeksi, iritasi atau alergi. Sekitar 90% dari
kasus radang tenggorokan yang disertai hidung berair, demam, dan nyeri telinga disebabkan
oleh virus. Bakteri menjadi penyebab dari 10% kasus sisanya (Merlina, 2011).
Biasanya penyakit ini didahului oleh virus. Virus yang menyebabkan faringitis akut
sama seperti virus yang menyebabkan tonsilitis akut, yaitu : adeno virus, ECHO virus
influenza dan herpes.
Bakteri
penyebab
faringitis
akut
25%
disebabkan
oleh
bakteri
Streptokokus haemolitikus group A. Selain itu dapat juga disebabkan oleh Streptokokus non
haemolitikus, pneumokokus, basil influenza, Stafilococcus dan diphteroid.
Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh
yang disebabkan infeksi virus influenza, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi
alkohol yang berlebihan, gejala predormal dari penyakit scarlet fever dan seseorang yang
tinggal di lingkungan kita yang menderita sakit tenggorokan atau demam.
Gejala infeksi bakteri Streptokokus adalah tenggorokan yang berwarna merah daging
dan tonsil yang mengeluarkan cairan. Untuk mendiagnosis bakteri ini sebagai penyebab
secara pasti adalah dengan melakukan usap tenggorok untuk kemudian dikultur serta
dilakukan pemeriksaan darah.
Infeksi
Infeksi yang menyebabkan radang tenggorokan bisa bersumber dari 3 hal, yakni
kesehatan mulut dan gigi, amandel sebagai sumber infeksi, dan sinusitis.
Kurang menjaga kebersihan bagian mulut, khususnya gigi, dapat menyebabkan radang
tenggorokan. Gigi yang busuk atau berlubang menjadi tempat berkumpulnya bakteri. Bakteri
inilah yang kemudian masuk ke dalam tenggorokan dan menyebabkan infeksi. Untuk
mencegahnya, harus rajin menjaga kebersihan mulut dan gigi. Kalau ada gigi yang busuk
atau berlubang, harus langsung ditangani. Misalnya, ditambal atau dicabut.
Infeksi pada amandel juga dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan.
Amandel sebenarnya sangat berfungsi pada anak usia 4 10 tahun karena ia merupakan bagian
dari pertahanan tubuh. Terutama pernapasan bagian atas. Amandel yang sudah tidak berfungsi
lagi akan menjadi tempat berkumpulnya bakteri sehingga menyebabkan infeksi pada
tenggorokan.
Sumber ketiga penyebab infeksi tenggorokan adalah sinusitis. Setiap orang punya
beberapa pasang organ yang disebut sinus paranasal, ada di pipi, di dekat mata, di dahi, dan
di dekat otak. Jika organ ini meradang, itu yang disebut sinusitis. Pada orang dengan sinusitis
kronis, lendir akan terus-menerus mengalir di belakang tenggorokan dan hidung. Hal ini
menimbulkan iritasi ke tenggorokan dan menyebabkan radang.
Iritasi
Iritasi juga bisa menjadi biang keladi radang tenggorokan. Hal ini disebabkan makanan
yang masuk, yaitu makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau dingin, dan
makanan-makanan yang terlalu bergetah. Makanan bergetah, contohnya buah-buahan. Jadi,
tidak semua buah-buahan aman, khususnya pada mereka yang punya alergi, karena justru
dapat membuat iritasi pada tenggorokan.
Untuk mencegahnya, sebaiknya tidak makan buah-buahan dalam jumlah terlalu banyak.
Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik. Instalasi zat kimia
yang dihirup bisa menyebabkan iritasi dan radang pada tenggorokan. Oleh sebab itu, penting
sekali memakai masker.
Alergi
Sementara alergi merupakan reaksi hipersensitif bagi orang yang memilikinya. Alergi
dapat disebabkan bermacam hal, seperti makanan dan minuman, obat-obatan tertentu, cuaca,
dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut alergen. Jika alergen masuk ke dalam tubuh
penderita alergi, tubuh pun akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya,
timbul reaksi-reaksi tertentu, seperti gatal-gatal atau batuk-batuk.
Alergi terhadap suatu makanan dapat menyebabkan reaksi sakit pada tenggorokan.
Selain itu, radang tenggorokan sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-buahan
tertentu dan olahannya, semisal jus. Hati-hati, tidak semua jus aman bagi orang-orang yang
mengalami radang tenggorokan berulang karena alergi. Sering batuk dan sakit tenggorokan.
Paling sering justru pada jus tomat. Minyak goreng bekas juga sering menjadi penyebab
alergi dan mengakibatkan radang tenggorokan. Orang yang alergi terhadap minyak goreng
bekas harus selalu mengganti minyak setiap kali akan menggoreng.
d. Distribusi penyakit
Untuk faringitis vesikuler dan stomatitis vesikuler tersebar diseluruh dunia keduanya
muncul sporadis dan dalam bentuk wabah, insidens tertinggi terjadi pada musim panas dan awal
musim gugur terutama menyerang anak-anak dibawah 10 tahun, tetapi kasus dewasa (terutama
pada dewasa muda) tidak jarang terjadi. KLB terbatas dari faringitis limfonoduler akut pada
anak-anak bisa terjadi pada musim panas dan awal musim gugur. Penyakit-penyakit ini sering
muncul sebagai KLB pada anak-anak (misalnya di tempat penitipan anak, tempat bermain anakanak usia pra-sekolah (3-5 tahun)
e. Epidemiologi
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi
yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia
dibawah 1 tahun. Insedensi meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi
tetap berlanjut sepanjang akhir masa nak-anak dan kehidupan dewasa (Merlina, 2011).
Kematian akibat faringitis jarang terjadi, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi
penyakit ini.
Pengaruh daya tahan tubuh sangat penting terutama untuk mencegah infeksi oleh
karena virus dan bakteri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Streptokokus merupakan
jenis bakteri yang paling sering menyebabkan terjadinya faringitis. Faringitis oleh karena
Streptokokus memerlukan perhatian yang serius. Beberapa komplikasi sering muncul saat
terjadi infeksi oleh Streptokokus, khususnya Streptokokus Beta-hemolitikum grup A/GAS,
diantaranya :
Demam rematik
Demam jantung rematik
Glomerulonefritis (kelainan pada ginjal)
Abses peritonsilar
Toxic shock syndrome
Komplikasi ini terjadi oleh karena kesalahan sistem imunitas tubuh dalam mengenali
antigen (kode pengenal) GAS, yang dikenal dengan sebutan komplek antigenantibodi. Insidens faringitis cukup sering pada orang dewasa dan lebih sering lagi pada anakanak. Setiap tahunnya, orang dewasa terinfeksi rhinovirus (penyebabcommon cold), sebanyak
2-4 kali/tahun. Sedangkan anak-anak antara 6-8 kali/tahun, dan sekitar 10-15%
mengalaminya sampai 12 kali/tahun (Merlina, 2011).
Faringitis akut merupakan hal yang umum terjadi di seluruh dunia. Di iklim
dingin, paling umum terjadi pada akhir musim gugur, selama musim dingindan awal musim
semi. Di Indonesia umumnya terjadi pada saat pancaroba dan selama musim hujan.
Faringitis akut adalah keluhan utama pasien pada kunjungan ke dokter. Diperkirakan, tiap
tahunya di Amerika Serikat lebih dari 15 juta pasien mengunjungi dokter dengan keluhan
sakit tenggorokan.
Faringitis akut paling banyak terjadi pada usia anak-anak yakni antara umur 1 10
tahun sebanyak 50 penderita (60,98%), dan berjenis kelamin laki-laki 51 orang (62,20%).
Antibiotika yang paling banyak digunakan adalah antibiotika amoksisilin dengan frekuensi
pemberian 3 kali sehari sebanyak 67 kasus (81,70%), yang lama pemberian diberikan selama
7 hari sebanyak 42 kasus (51,22%) dan semuanya diberikan secara oral. Data tersebut terletak
di atas hasil dari penelitian WHO yang berkisar antara 22,70% kasus dan di Indonesia 43%
kasus yang diberikan antibiotika amoksisilin pada faringitis akut (Merlina, 2011).
f. Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian epitel
terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem
dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung
menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah
dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu
terdapat pada folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak
pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan
membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.
Alergi tidak dapat diobati karena sudah merupakan bawaan dari lahir. Cara yang paling
baik untuk menghindari reaksi alergi adalah dengan menghindari penyebabnya dan
meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. Semakin bagus daya tahan tubuh, semakin
rendah kadar kepekaan yang menyebabkan reaksi alergi.
Pada Anak-anak
Bila anak menjadi gelisah, rewel, sulit tidur, lemah, atau lesu karena gejala radang
tenggorokan ini, kita dapat membantu meredakan gejalanya. Tidak harus selalu dengan obat,
mungkin dengan tindakan yang mudah dan sederhana bisa membantu menenangkan anak
Nyeri menelan: banyak minum air hangat, obat kumur, lozenges, parasetamol untuk
meredakan nyeri.
Demam : banyak minum, parasetamol, kompres hangat atau seka tubuh dengan air hangat.
Hidung tersumbat dan berair (meler): banyak minum hangat, anak diuap dengan baskom air
hangat, tetes hidung NaCI.
Dalam beberapa kasus, radang tenggorokan karena virus baru sembuh setelah 2 minggu. Yang
diperlukan adalah kesabaran dan pengawasan orang tua terhadap gejala anak. Bawalah anak
ke dokter bila gejala terlihat makin berat; anak tampak sulit bernapas, kebiruan pada bibir
dan/atau kuku, anak tampak gelisah atau justru sangat mengantuk, atau anak batuk/demam
berkepanjangan.