Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH MINYAK BUMI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Minyak bumi

Disusun oleh kelompok 1:


Zelda Zein (1113096000001)
Yulia Nofiana (1113096000043)
Muhammad Nizar Aristya (1113096000045)
Risna Ayu Fadilah (1113096000048)
Husnul Khotimah (1113096000060)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Sumber energi yang digunakan untuk kehidupan, seperti memasak, kendaraan
bermotor, dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Minyak bumi
merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia, meskipun para ahli berusaha untuk
mencari sumber energi lain, misalnya energy nuklir, energy sinar matahari, diperkirakan
sampai abad mendatang minyak bumi tetap memegang peranan penting. Minyak bumi
merupakan energi yang tak terbarukan.
Kehidupan manusia di zaman modern ini tidak dapat dibayangkan tanpa minyak
bumi. Dewasa ini minyak bumi, termasuk gas alam, merupakan sumber utama energi
dunia (meliputi 65.5% dari konsumsi lainnya, seperti panas bumi (geothermal), kayu
bakar, cahaya matahari, energy nuklir, dsb.
Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan memiliki
komposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan minyak, dan
kedalaman sumur. Beberapa teori menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari mikro
organisme yang mengalami perubahan komposisi dan struktur karena proses biokimia di
bawah pengaruh tekanan dan suhu tertentu dalam rentang waktu yang sangat panjang
sehingga butuh waktu yang lama untuk bisa terbentuk kembali.

1.2.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

1.3.
1.
2.
3.
4.
5.

Apa itu minyak Bumi?


Bagaimana sejarah minyak bumi terbentuk di dalam Al-Quran?
Bagaimana sejarah dari minyak bumi?
Apa teori pembentukan minyak bumi?
Bagaimana faktor pembentukan minyak bumi?
Tujuan penulisan
Mengetahui sejarah minyak bumi
Mengetahui sejarah pembentukan minyak bumi di dalam Al-Quran
Mengetahui perkembangan minyak bumi
Mengetahui teori pembentukan minyak bumi
Mengatahui faktor pembentukan minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Minyak Bumi

Gambar 1. Petroleum
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus karang dan
oleum minyak), dan juga disebut minyak mentah, juga memiliki nama umum emas
hitam, tebal cairan, mudah terbakar, coklat gelap atau Brown Teal, ada di lapisan atas
kerak bumi. Kadang-kadang disebut nafta, dari bahasa Persia ( naft atau Navatta
yang berarti kemampuannya untuk aliran).
Minyak Bumi terdiri dari campuran kompleks hidrokarbon (yaitu senyawasenyawa organik dimana setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan
hidrogen saja), terutama seri alkana, tetapi berbeda dalam penampilan, komposisi, dan
kemurnian dari satu tempat ke tempat lain.
2.2.

Sejarah Pembentukan Minyak Bumi di dalam Al-Quran


Minyak mentah atau minyak bumi terbentuk akibat adanya pencampuran dari
berbagai hidrokarbon ddengan mineral seperti sulfur dalam tekanan yang ekstrim. Saat
ini telah diketahui bahwa sebagian besar, jika tidak dapat dikatakan semua, minyak
mentah ini berasal dari bahan-bahan organic seperti binatang-binatang kecil dan tumbuhtumbuhan yang mati dan terkubur di dasar laut jutaan tahun yang lalu, melalui proses
peruraian dan pencampuran dengan pasir dan lumpur ditambah dengan tekanan yang
tinggi.
Walaupun fakta tentang pembentukan minyak dari bahan organic ini baru
diketahui satu-dua abad ini, namun ternyata hal ini telah disebutkan di dalam Al-Quran
15 abad yang lalu di surah Al-Ala(87) ayat 1-5:

[87:1] Sucikan nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi,

[87:2] Yang menciptakan, dan menyempurnakan,

[87:3] dan Yang menentukan kadar dan mengarahkan (memberi petunjuk),

[87:4] dan Yang (telah) menumbuhkan/ menciptakan rumput-rumputan (al-mara),

[87:5] lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman (ghutsaa-an


ahwaa),

Di ayat ke-4 Al-Quran mengunakan al-mara, yang mana menurut ArabicEnglish Lanes lexicon dapat berarti padang rumput (pasture) maupun tumbuh-tumbuhan
jenis rumput-rumputan (herbage). Jika pepohonan dalam Al-Quran adalah syajarata,
dan tumbuh-tumbuhan secara umum dikatakan dengan nabata, di ayat ke-4 ini Al-Quran
menggunakan kata al-mara yang mengacu kepada substansi organik ataupun tumbuhtumbuhan jenis rumput-rumputan (termasuk pula dalam kategori al-mara ini tumbuhtumbuhan air seperti ganggang/alga dan hydrilla). Al-mara ini juga mengacu kepada
tumbuh-tumbuhan di periode awal bumi, sebagaimana ketika Allah menceritakan
mengenai penciptaan alam semesta dan bumi di surah An-Naziaaat (79).

[79:31] Ia mengeluarkan dari padanya mata airnya, dan tumbuhtumbuhannya (wamaraahaa)

Kemudian di ayat ke 5 dikatakan fajaalahu ghutsaa-aan ahwa yang arti kataper-kata-nya adalah kemudian dijadikan-Nya itu ghutsaa-an ahwa. Ghutsaa-an ahwaa
menurut Arabic-English Lanes Lexicon berarti the rubbish or small rubbish, or particle
of things, or refuse and scum and rotten leaves mixed with the scum, bome upon surface
of a torrent. Kumpulan partikel, sampah ataupun daun-daun busuk yang tercampur
dengan sampah tersebut, yang mengalir dengan sangat deras (torrent), sementara ahwaa
berarti gelap, menjadi berwarna hitam kehijauan-hijauan.
Dari ayat ke-4 dan ke-5 surah Al-Ala (87) di atas terlihat bagaimana Allah
menjelaskan bahwa substansi organik dalam hal ini al-mara ketika mati dijadikan Allah
bercampur menjadi suatu cairan yang mngelir dan berwarna hitam gelap (ahwa), yang
kita kenal dengan sebutan minyak bumi. Ahwaa digunakan disini, bukannya kata aswad
yang berarti hitam, mengindikasikan adanya penumpukan yang banyak dari ghutsaa-an
sehingga warnanya menjadi gelap hitam dengan sedikit kehijau-hijauan (definisi
berdasarkan Arabic-English Lanes Lexicon halaman 661).
Empat sifat minyak bumi diketahui surah Al-Ala ayat 4-5 di atas yaitu:
Berasal dari bahan organik dan mengalami proses pembusukan
Mengalir dengan sangat deras seperti banjir
Berwarna gelap kehitam-hitaman akibat penumpukan yang lama
Terbentuk di periode bumi awal. Al-mara sebagai kata benda hanya digunakan
dua kali dalam Al-Quran. Satu di surah Al-Ala (87) ayat 4 ini, yang kedua adalah
di surah An-Naziaat (79) ayat 31 ketika mengisahkan tentang pembentukan awal
alam semesta dan bumi.
Menurut http://www.petroleum.co.uk/formation/ , minyak bumi hanya terbentuk
dalam suhu dan tekanan (tinggi) tertentu, dimana apabila suhunya terlalu rendah akan
mengakibatkan bakal minyak bumi tersebut memadat, dan apabila suhunya terlalu tinggi
(di atas 232.22 C) akan mengakibatkan tidak dapat terbentukya minyak bumi, namun
sebagaimananya yang telah dijelaskan di ayat 2-3, bahwa minyak bumi terbentuk karena
Allah-lah yang menciptakan, menyempurnakan, menentukan kadar dan mengarahkan,
dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.
[72:28].dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu

2.3.

Sejarah Minyak Bumi


Minyak bumi pertama kali ditemukan di timur tengah (Parsi kuno/Iran) yang
ditemukan sebagai rembesan yang muncul kepermukaan dan diperkirakan bahwa Nabi
Nuh adalah orang yang pernah menggunakan minyak bumi ini untuk menambal

perahunya agar tidak kemasukan air, dimana minyak bumi yang dipergunakan berbentuk
Asphalt atau Teer.
Pada zaman berikutnya juga ditemukan gas bumi yang muncul ke permukaan
dan terbakar sehingga pada waktu itu muncul agama yang menyembah api yang abadi
(agama parsi), kemudian Pada abad pertama, bangsa Arab dan Persia berhasil
menemukan teknologi destilasi minyak bumi. Destilasi ini menghasilkan minyak yang
mudah terbakar. Semenjak itulah minyak digunakan sebagai bahan bakar. Minyak bumi
sebagai bahan bakar juga muncul pada zaman Harun Al Rasyid dengan nama Naphta
(minyak bumi yang digunakan sebagai bahan bakar). Beberapa abad kemudian bangsa
Spanyol melakukan eksplorasi minyak bumi di wilayah yang sekarang bernama Kuba,
Meksiko, Bolivia, dan Peru.
Industri minyak bumi yang modern muncul di AS pada abad ke 19 dan disusul
oleh beberapa negara Eropa dan lainnya. Sebelum minyak bumi diusahakan secara
komersil, minyak bumi juga telah lama dikenal di AS dan ditemukan sebagai rembesan.
Pada tahun 1794 sebelum minyak bumi digunakan di dunia industri Haquet
mengemukan teorinya bahwa minyak bumi berasal dari daging atau zat organik lainnya
seperti kerang dan moluska, hal ini didasari bahwa batuan yang mengandung minyak
bumi biasanya mengandung fosil binatang laut.
2.3.1. Perkembangan Minyak Bumi di dunia
Von Humbold da Gay Lussac (1805) memperkirakan bahwa minyak bumi
berhubungan dengan aktivitas gunung api dan ide ini juga dikemukan oleh ahli geologi
Perancis Virlet dAoust (1834), teori ini didasarkan sering kali minyak bumi ditemukan
bersama-sama dengan lumpur gunung api. Sir William Logan (1842) menghubungkan
rembesan minyak bumi dengan struktur antiklin dan ini merupakan pengamatan pertama
yang menghubungkan rembesan dengan antiklin.
Tahun 1847 di Glasgow (Inggris) pertama kali ditemukan suatu cara mengolah
minyak bumi menjadi minyak lampu yang menggantikan lilin sebagai sumber
penerangan utama waktu itu dan dengan penemuan tersebut maka minyak bumi
merupakan bahan yang dicari oleh pengusaha.
Tahun 1859 merupakan saat pertama munculnya industri minyak, pengeboran
dilaksanakan di Tutisville negara bagian Amerika Sarikat dan minyak bumi ditemukan
pada kedalaman 69 Ft oleh Drake. Pada tahun 1860, Henry D. Rogers dan B.B Andrew
mengemukakan bahwa akumulasi minyak bumi terdapat pada sumbu antiklin. Pada
tahun 1861 Sterry Hunt menyatakan secara resmi Teori Antiklin. Pada tahun 1889, E.
Orton memberikan suatu karya lengkap mengenai geologi minyak dan gas bumi, ia
berkesimpulan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik.
Pada Akhir abad ke 19 pencarian minyak bumi telah menyebar di luar AS
terutama Amerika Latin (Mexico) tahun 1890 dan Eropa Timur (Romania & Rusia) serta
daerah Asia (Burma dan Indonesia). Pada 1917 para ahli geologi Amerika mendirikan
The American Association of Petroleum Geologist yang terpusat pada pencarian
minyak dan gas bumi.

Explorasi di Timur Tengah di mulai pada tahun 1919 dan tahun 1927 dilakukan
pengeboran sumur pertama dan ditemukannya lapangan minyak Kirkuk dengan produksi
sumur sebesar 100.000 bpd. Tahun 1939 beberapa lapangan minyak raksasa ditemukan
di Saudi Arabia dan Kuwait dan pada tahun 1960 dilakukan pencarian minyak bumi di
lepas pantai (Off Shore). Tahun 1987 dimulailah pencarian minyak bumi oleh
perusahaan Southern Pacific Oil Company. Pada awal abad ke-20, perusahaan minyak
bumi Amerika Serikat telah mempunyai bagian geologi Exploration Departement.
2.3.2. Perkembangan Minyak Bumi di Indonesia
Minyak bumi telah dikenal di Indonesia sejak abad pertengahan dan hal ini telah
digunakan oleh masyarakat Aceh dalam memerangi armada Portugis. Industri minyak
bumi modern dimulai pada tahun 1871 yaitu dengan dilakukan peengeboran minyak
bumi di sumur di Cibodas, sebuah desa dekat Majalengka dan Kadipaten, di kaki
gunung Cireme, oleh seorang pengusaha Belanda Jan Reerink (tetapi gagal). Seorang
pedagang Belanda di Cirebon, Jan Reerink merupakan orang pertama yang mencoba
melakukan eksplorasi minyak di Indonesia. Kemudian ia melakukan pengeboran di desa
Panais, Majalengka, Cipinang, dan Palimanan, dengan menggunakan tenaga uap yang
didatangkan dari Canada, menghasilkan minyak yang sangat kental disertai dengan air
panas yang mancur setinggi 15 meter.
Penemuan sumber minyak pertama tahun 1883 yaitu lapangan minyak Telaga
Tiga dan Telaga Said di Pangkalan Berandan (Sumut) oleh A.G Zeijkler (Belanda),
penemuan ini juga disusul oleh penemuan lain yaitu lapangan minyak Ledok di Cepu
(Jateng), Minyak Hitam di Muara Enim (Sumsel) dan Riam Kiwa daerah Sanga-sanga
(Kalimantan). Penemuan sumber minyak Telaga Said oleh Zeijlker merupakan modal
pertama bagi berdirinya perusahaan minyak yaitu Shell. Tahun 1902 didirikan
perusahaan dengan nama Koninklijke Petroleum Maatschappij yang kemudian
bergabung dengan Shell Transpor Trading Company dan menjadi perusahaan yang
diberi nama The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum Company. c.
Tahun 1912, anak perusahaan Standard Oil (New Jersey) dan Vacum Oil
Company masuk ke Indonesia membentuk perusahaan Standard vacum Oil Company
(STANVAC), dan mengerjakan lapangan-lapanagan minyak di talang Akar dan Pendopo
Sumsel. Untuk mengimbangi perusahaan AS maka pemerintah Belanda mendirikan
perusahaan gabungan dengan BPM yaitu Nederlansch Indische Aardolie Maatschappij
dan setelah perang duni ke II menjadi PT. Permindo yang kemudian menjadi PN.
Pertamina. Tahun 1920 hadir dua perusahaan AS yang baru yaitu Standard Oil of
California dan Texaco dan tahun 1930 membentuk Nederlansche Pacific Petroleum Mij
(NPPM) yang sekarang menjadi PT. Caltex Pacific Indonesia. Perusahaan ini melakukan
ekplorasi di Sumatera Tengah (1935) dan menemukan lapangan minyak Sebanga (1940)
serta lapangan minyak Duri (1941). Didaerah konsesi ini tentara Jepang menemukan
lapangan raksasa yaitu lapangan minyak Minas yang kemudian di bor kembali oleh PT.

CPI tahun 1950. Dan setelah itu, muncul perusahaan-perusahaan asing yang lain seperti
CALTEX.
Tahun 1945 -1950 semua instalasi minyak di ambil alih oleh pemerintah
Indonesia dan tahun 1945 didirikan PT. Minyak Nasional Rakyat yang tahun 1954
menjadi Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (P.T.M.N.R.I) yang
merupakan perusahaan minyak Indonesia yang pertama yang menguasai lapangan
minyak sekitar pangkalan Brandan dan daerah Aceh. Tahun 1957 didirikan PT. Permina
(Perusahaan Tambang Minyak Nasional) oleh Kol. Ibnu Suowo yang menjadi PN.
Permina tahun 1960. Pada tahun 1959 N.V.N.I.A.M yang dibentuk oleh pemerintahan
belanda tahun 1930 diubah menjadi PT. Permindo dan tahun 1961 menjadi PN.
Pertamin. Pada waktu yang sama di Jatim dan Jateng telah berdiri PT. MRI (Perusahaan
Tambang Minyak Republik Indonesia) yang kemudian menjadi Permigan dan tahun
1965 di ambil alih oleh PN. Permina.
Tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapus dan diganti dengan sistem
kontrak karya. Tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan ke Permina dan 1965 seluruh
kekayaan BPM Shell Indonesia di beli oleh PN. Permina dan di tahun tersebut
dimulainya kontrak bagi hasil. Tahun 1968 tepatnya 20 agustus untuk mempertegas
struktur dan prosedur kerja demi memperlancar usaha peningkatan produksi minyak dan
gas bumi maka kedua perusahaan tersebut (PN. Permina dan PN. Pertamin) dilebur
menjadi PN. PERTAMINA (Perusahaan Negara Minyak dan Gas Bumi Nasional)
2.4.

Teori Pembentukan Minyak Bumi


Minyak Bumi berasal dari formasi batuan yang berumur antara sepuluh juta
sampai empat ratus juta tahun, dan sekarang ini telah terbukti bahwa pembentukan
minyak bumi berkaitan dengan pengembangan batuan sedimen berbutir halus, yang
mengendap di laut atau di dekat laut dan bahwa minyak bumi adalah produk dari
binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di laut. Walaupun demikian mengenai asal
usul minyak bumi ini telah banyak teori yang diajukan diantaranya:
1. Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa
minyak bumi berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan
karbonat dan logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi
minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali CaC2 + HO HC = CH Minyak bumi
Berdasarkan teori anorganik, pembentukan minyak bumi didasarkan pada proses
kimia, yaitu :
a.Teori alkalisasi panas dengan CO2 (Berthelot)
Didalam minyak bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan
bersuhu tinggi. Bila CO2 dari udara bersentuhan dengan alkali panas tadi maka akan

terbentuk ocetylena. Ocetylena akan berubah menjadi benzena karena suhu tinggi.
Kelemahan logam ini adalah logam alkali tidak terdapat bebas di kerak bumi.
b. Teori karbida panas dengan air (Mendeleyef)
Asumsi yang dipakai adalah ada karbida besi di dalam kerak bumi yang
kemudian bersentuhan dengan air membentuk hidrokarbon, kelemahannya tidak cukup
banyak karbida di alam.
2. Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker (1911) yang menyatakan bahwa minyak
bumi terbentuk dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik
(mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam batuan berpori.
Proses pembentukan minyak bumi berdasarkan teori organik:
Ganggang merupakan biota
penting dalam menghasilkan minyak
bumi. Namun dalam studi perminyakan
yang lebih lanjut, diketahui bahwa
tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan
lebih banyak menghasilkan gas
ketimbang menghasilkan minyak bumi.
Hal ini juga dikarenakan rangkaian
karbonnya juga semakin kompleks.
Setelah ganggang ini mati,
maka akan terendapkan di dasar
cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini
bisa juga di laut maupun di sebuah danau. Jadi
ganggang ini bisa saja ganggang air tawar,
maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan
yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil
pengendapan di danau, di delta, maupun di
dasar laut. Batuan yang mengandung banyak
karbonnya ini yang disebut Source Rock
(batuan induk) yang kaya mengandung unsure
Carbon (high TOC Total Organic Carbon).
Proses pembentukan Carbon dari
ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua
cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Kalau saja carbon ini
teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai Carbon yang tidak mungkin
dimasak.

Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus-menerus. Kalau saja daerah ini
terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan
yang mengandung karbon ono akan terpanaskan.
Reservoir (batu Sarang)
Ketika proses penimbunan ini berlangsung banyak jenis batuan yang
menimbunnya. Salah satu batuan akan
menjadi batuan reservoir atau batuan
sarang. Pada prinsipnya segala jenis
batuan dapat menjadi batuan sarang, yang
penting ada ruang pori-pori di dalamnya.
Batuan sarang ini dapat menjadi batu
pasir, batu gamping, bahkan batuan
vulkanik.

Proses migrasi dan pemerangkapan


Minyak yang dihasilkan oleh
batuan induk yang termatangkan ini
berupa minyak mentah. Walaupun
berupa cairan minyak bumi yang mentah
cirri fisiknya berbeda dengan air. Dalam
hal ini sifat fisik yang terpenting, yaitu
berat jenis dan kekentalan.
Ketika minyak tertahan oleh
sebuah bentuk batuan yang menyerupai
mangkok terbalik, maka minyak ini akan
terperangkap.

Proses pematahan batuan induk (Source rock)


Pematangan source rock dikarenakan
adanya pemanasan. Semakin dalam batuan induk
semakin panas dan akhirnya menghasilkan minyak.
Proses pemasakan ini tergantung suhu,
yang dipengaruhi oleh besarnya gradient
gheotermalnya. Maka setiap daerah tidak sama
tingkat kematangannya.
Dapat dilihat pada gambar diatas, bahwa
minyak bumi terbentuk pada suhu antara 1000oC

2500oC. tatapi puncak kematangan terbagus bila suhunya mencapai 2500oC. ketika
suhu terus menerus bertambah karena cekungan semakin dalam yang diikuti dengan
penambahan batuan, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon menjadi gas.
3. Teori duplex.
Teori Duplex perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori
Duplex menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme
laut baik hewani maupun nabati.Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi
hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.
2.5.

Faktor Pembentukan Minyak Bumi


Menurut penelitian ada empat faktor yang mempengaruhi Terjadinya Minyak
Bumi yaitu
2.5.1. Proses Pengendapan Batuan Induk Pembentuk Minyak
Pada tahap ini batuan yang mengendap mengandung mineral sisa-sisa binatang
dan tumbuhan yang merupakan unsur karbon dan terjadi pengendapan yang berlangsung
berjuta-juta tahun.

2.5.2. Proses Pematangan Batuan Induk (Maturity)


Batuan yang mengendap (sedimen) kemudian mengalami proses :
Pemadatan (kompaksi)
Pembatuan (litifikasi)
Pematangan (maturity)

Proses pematangan disebabkan temperatur dan tekanan. Temperatur bumi yang


meningkat menyebabkan batuan induk yang mengandung unsur karbon (C) akan
bereaksi dengan hidrogen (H) membentuk senyawa hidrokarbon (HC). Senyawa
hidrokarbon ini banyak mengandung Minyak dan Gas. Bakal minyak yang terdapat
batuan induk (disebut kerogen) berubah wujud dari bentuk padat menjadi cair karena
pengaruh temperatur dan karena pengaruh temperatur dan tekanan serta proses kimiawi
antara unsur karbon (C) dan unsur hidrogen (H).
2.5.3. Proses Migrasi Minyak dari Batuan Induk ke Batuan Sarang (Reservoir)
Setelah terbentuk minyak pada batuan induk, minyak yang berbentuk cair akan
keluar dari batuan induk karena tekanan lebih besar daripada sekelilingnya. Minyak cair
ini kemudian mengalami proses mengalir yang dinamakan migrasi awal (first
migration).
Kemudian minyak cair yang mengalir ini menuju batu sarang yang disebut
migrasi kedua (secondary migration)

2.5.4. Proses Pemerangkapan (Trapping)


Minyak akan terus bergerak sampai jalannya tertahan oleh perangkap batuan
yang mengalirknnya. Proses pemerangkapan terjadi pada batuan berpori yang disebut
reservoir. Batuan tempat berkumpulnya minyak bumi harus mempunyai porositas serta
daya alir yang cukup.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi didasari oleh tiga teori yaitu teori anorganik,
teori organik, dan teori duplex. Salah satu proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal
dari reaksi kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada
temperatur dan tekanan tinggi.
Faktor-faktor yang membentuk minyak bumi yaitu Proses pengendapan batuan
induk pembentuk minyak, proses pematangan batuan induk (maturity), proses migrasi
minyak dari batuan induk ke batuan sarang (reservoir), dan proses pemerangkapan
(trapping).
Minyak bumi pertama kali ditemukan di timur tengah (Parsi kuno/Iran). Pada
Akhir abad ke 19 pencarian minyak bumi telah menyebar di luar AS terutama Amerika
Latin (Mexico) tahun 1890 dan Eropa Timur (Romania & Rusia) serta daerah Asia
(Burma dan Indonesia).
3.2. Saran
Saran saya adalah kita sebagai manusia harus menjaga kelestarian alam dan
menjaganya dengan baik, seperti halya dalam minyak bumi , seharusnya kita sebagai
manusia khususnya bagi para pengusaha-pengusaha pertambangan tidak mengeksplorasi
secara besar- besaran karena minyak bumi merupakan energi yang tak terbarukan dan
membutuhkan jutaan tahun tuk mendapatkannya. Selain itu kan masih ada banyak energi
yang bisa menggantikan minyak bumi, maka itu harus di kembangkan. Dan yang pasti
lebih ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
A. Hardjono. 2001. Teknologi Minyak Bumi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Arqam, Luthfi dkk. 2011. Sejarah Minyak Bumi. Program Studi Kimia, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Manalu, Tantri dkk. 2011. Sejarah dan Teminologi Minyak Bumi. Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang.
http://imamadi83.blogspot.co.id/2012/06/al-quran-dan-pembentukan-minyakbumi.html
http://lingkarankata.blogspot.com/2015/01/sejarah-umum-dan-perkembanganindustri.html
http://oildomes.blogspot.com/2013/12/sejarah-penemuan-minyak-bumi-di-dunia.html
http://will-welcome.blogspot.com/2013/03/prroses-terbentuknya-minyak-bumi.html

Anda mungkin juga menyukai