Anda di halaman 1dari 22

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM

AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

MODUL III
IDENTIFIKASI MASALAH SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK RRA (Rapid Rural Appraisal) DAN PRA (Participatory

Rural Appraisal)
1. DESKRIPSI MODUL
BELAJAR 1: RRA (Rapid
Rural Appraisal) DAN PRA (Participatory
Rural Appraisal)

4.

KEGIATAN BELAJAR 3 : Teknik RRA


(Rapid Rural Appraisal) dan Teknik PRA
(Participatory Rural Appraisal)

5.

TUGAS MODUL 3

2. KEGIATAN

3. KEGIATAN BELAJAR 2 : Perbandingan


RRA (Rapid Rural Appraisal) dan PRA
(Participatory Rural Appraisal)

1.

DESKRIPSI MODUL
Modul ini menjelaskan tentang beberapa materi yang berhubungan teknik yang digunakan

dalam melakukan identifikasi masalah, antara lain : (1) RRA (Rapid Rural Appraisal) DAN PRA
(Participatory Rural Appraisal), (2) Perbedaan PRA(Participatory Rural Appraisal), (3) Teknik RRA
(Rapid Rural Appraisal), (4) Teknik PRA (Participatory Rural Appraisal)

2.

KEGIATAN BELAJAR 1 : RRA (Rapid Rural Appraisal) dan


PRA (Particiatory Rural Appraisal)

RRA (Rapid Rural Appraisal)


Pendekatan pembangunan partisipatif diawali dari kesadaran bahwa kinerja sebuah
prakarsa pembangunan dalam masyarakat sangat ditentukan oleh semua pihak yang terkait
dengan prakarsa tersebut. Metode perencanaan partisipatif diharapkan dapat menciptakan
hubungan yang erat antara masyarakat dengan kelembagaan masyarakat secara terus menerus
agar masyarakat memiliki kesempatan untuk menyampaikan masalah dan gagasan-gagasan sebagai
masukan untuk berlangsungnya proses perencanaan (Suzetta, 2007).

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Moral para peneliti wajib untuk memahami aspirasi masyarakat yang diteliti, dan
mendampingi secara mental dan intelektual warga masyarakat yang diteliti dalam usaha mereka
untuk mendatangkan perbaikan yang mereka dambakan. Dengan demikian, dalam penelitian
semacam ini masalah penelitian tidak dapat dipisahkan dari masalah evaluasi. Keputusan untuk
meneliti suatu masyarakat dengan tujuan untuk mendatangkan perbaikan ke dalam masyarakat
itu, melalui antara lain pemberdayaan masyarakat, sudah merupakan suatu hasil evaluasi. Untuk
melaksanakan evaluasi apakah proyek yang telah dilaksanakan selama jangka waktu tertentu telah
sungguh mendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan warga masyarakat, perlu dilakukan
suatu penelitian. Dua metode penelitian evaluatif yang bersifat bottom-up adalah rapid rural

appraisal (RRA), dan participatory rural appraisal (PRA) (Saputro,2015).


Pada buku pertamanya itu, Chambers memperkenalkan metode RRA sebagai
bagi

para

praktisi

pembangunan yang memerlukan sebuah

alternatif

metodologi penelitian yang bisa

membantu mereka memahami masyarakat secara cepat, dengan informasi aktual, dan biaya
murah, serta bisa mengajak masyarakat sebagai pelaku penelitian itu sendiri. Sedangkan pada
bukunya yang kedua (Chambers, 1997). Chambers menggunakan istilah PRA untuk menggantikan
RRA. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa RRA dan PRA adalah bentuk aplikasi pemikiran
Robert Chambers yang berkembang terus, terutama pemikiran tentang bagaimana seharusnya
orang luar (para profesional) bekerja di masyarakat dalam upaya mengatasi masalah
kemiskinan dan pembangunan pedesaan.
RRA mulai dikembangkan sejak dasawarsa 1970-an sebagai proses belajar yang dilakukan
oleh orang luar yang lebih efektif dan efisien, khususnya pada bidang yang tidak mungkin
dilakukan dengan teknik survey secara luas dan pengamatan langsung. Pada praktiknya, RRA
merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat yang dilakukan oleh orang luar dengan
tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat. Teknik penilaian RRA relatif terbuka, cepat,
dan bersih dibanding teknik penilaian lainnya.
Menurut Beebe (1995), metode RRA merupakan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan
oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang
berbeda. Sedangkan menurut Suzetta (2007) RRA merupakan metode penilaian keadaan desa
secara cepat yang dilakukan oleh orang luar dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat
setempat. Pendapat tersebut selaras dengan Neni (2013) metode RRA merupakan proses belajar
yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Pada
pelaksanaannya diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat
multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk
meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan.
Metode RRA bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat
keputusan dan menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

melaksanakan kegiatan (Beebe,1995). Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara
akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus
diambil segera. Metoda ini juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan
di perdesaan untuk mengurangi ketidak pastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan
penyelesaian masalah yang memungkinkan (Kartasasmita, 1997).
Prinsip-Prinsip RRA
Menurut Suzetta (2007) Prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan teknik RRA
yaitu :
1) Efektivitas dan efisiensi : Terkait dengan biaya, waktu, serta informasi yang diperoleh harus
dapat dipercaya yang dapat digunakan bukan sekedar jumlah dan ketepatan serta relevansi
informasi yang dibutuhkan.
2) Hindari bias : Untuk menghindari terjadinya bias dalam pelaksanaan teknik penilaian RRA
maka perlu dilakukan introspeksi dan menanyakan secara berulang terhadap kelompok
termiskin.
3) Triangulasi sumber informasi : Triangulasi sumber informasi dilakukan dengan melibatkan tim
multidisiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif.
4) Belajar dari dan bersama masyarakat.
5) Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check, dan jangan terpaku pada bakuan yang telah
disiapkan.
PRA (Participatory Rural Appraisal)

Participatory Rural Appraisal (PRA) is a set of tools and techniques used with households
to gather and analyze information on community resources, problems, potential and needs.
PRA pada dasarnya merupakan metode penelitian atau kajian untuk menggali potensi dan
permasalahan yang terdapat dalam masyarakat. Kajian ini pertama-tama dimaksudkan untuk
mengumpulkan dan menganalisis berbagai kondisi, potensi, dan permasalahan masyarakat, serta
merumuskan

alternatif

pengembangan dan

solusi

permasalahan.

Kedua, untuk

memberi

kesempatan kepada masyarakat ambil bagian dalam proses analisis kondisi, potensi, masalah, dan
perencanaan. Ketiga, kajian dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat agar
mampu dan trampil dalam menganalisis masalah, mencari solusi, dan membuat rencana untuk
dirinya maupun pembangunan desanya.
Namun satu hal yang sangat mendasar, PRA bukanlah sekadar metode untuk mengkaji atau
meneliti saja, meskipun itu dilakukan oleh masyarakat. Mengapa demikian, alasannya dipaparkan

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

dalam beberapa prinsip PRA berikut (Driya Media dan KPDTNT, 1996):
1)

Keberpihakan : Fasilitator PRA mengutamakan masyarakat yang terabaikan yaitu mereka


yang biasanya tidak menampakkan dirinya manakala peninjau datang di desanya.

2)

Penguatan masyarakat : PRA memiliki maksud meingkatkan keberdayaan masyarakat,


sehingga mereka bisa memiliki akses dan kontrol terhadap dinamika kehidupannya.

3)

Masyarakat sebagai pelaku utama : Sebagaimana disebutkan dalam sub bab sebelumnya,
fasilitator hanya berperan sebagai orang luar, sedangkan masyarakat menjadi pelaku
utama.

4)

Saling belajar dan menghargai perbedaan : Pengakuan akan pengalaman dan pengalaman
masyarakat (kearifan lokal) merupakan satu hal yang penting. Masyarakat memiliki posisi
yang setara dengan pendamping yang menjadi salah satu anggota tim fasilitator PRA.
Meskipun demikian, tidak selamanya masyarakat benar dan dibiarkan tidak berubah.

5)

Santai dan informal : Kegiatan PRA diselenggarakan dalam situasi yang informal, luwes atau
tidak kaku, terbuka, tidak memaksa, dan santai (relaks). Tujuannya untuk menciptakan
keakraban dan tidak ada lagi yang merasa terasing.

6)

Triangulasi : Perlu dilakukan triangulasi atau check and recheckatas berbagai temuan
selama proses PRA berlangsung. Bisa dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam atau
observasi lapang.

7)

Optimalisasi hasil : Sudah cukupkah informasi yang digali ataukah justru terjadi banjir
informasi? Perlu dilakukan optimalisasi informasi, sehingga dapat dirumuskan mana yang
benar-benar terkait dengan permasalahan dan isu yang sedang dihadapi bersama.

8)

Orientasi praktis : PRA berorientasi praktis, yaitu pengembangan kegiatan. Hasil dari kajian
PRA akan menjadi dasar atau pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan langkah atau
kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

9)

Keberlanjutan dan selang waktu : Kepentingan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat
bukanlah suatu hal yang stagnan. Dinamika dan pergeseran dapat setiap saat terjadi. Oleh
sebab itu, PRA tidak hanya dilakukan sekali saja, melainkan dapat dan perlu dilakukan kembali
pada masa yang akan datang. Dengan kata lain, teknik-teklnik PRA juga dapat digunakan
untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi program di tingkat masyarakat.

10) Belajar dari kesalahan :

Melakukan kekeliruan dalam proses PRA merupakan hal yang

lumrah. Yang penting adalah belajar dari kesalahan itu. Meskipun demikian, PRA perlu
dilakukan secara cermat, tidak sekadar coba-coba (trial and error), supaya dapat menekan
tingkat kesalahan dan memperoelh informasi yang akurat.
11) Terbuka : PRA bukanlah harga mati. PRA terbuka terhadap berbagai macam teknikyang
berkembang, selama memiliki semangat partisipasi dan pemberdayaan di dalamnya.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

3.

KEGIATAN BELAJAR 2 : Perbandingan RRA (Rapid Rural

Appraisal) dan PRA (Participatory Rural Appraisal)


Kedua metode tersebut saling berhubungan erat dan masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangannya dan bisa saling melengkapi. Namun dalam perkembangannya, metode PRA
banyak digunakan dalam proses pelaksanaan program pembangunan secara partisipatif, baik pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasannya. Secara umum terdapat beberapa
perbedaan antara RRA dan PRA (Chambers, 1996), yaitu :
Tabel 1. Perbandingan RRA (Rapid Rural Appraisal) dan PRA (Participatory Rural Appraisal)

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

4.

KEGIATAN BELAJAR 3 :Teknik RRA (Rapid Rural Appraisal)


dan PRA (Participatory Rural Appraisal)
Beberapa teknik dibawah ini mendeskripsikan tentang cara penggunaannya dalam berbagai

kondisi penelitian yang berbeda. Masing masing teknik teknik merupakan contoh, bukan model,
karena tidaklah sempurna serta tidak mendeskripsikan dengan satu-satunya teknik yang paling
akurat. Bermacam-macam teknik di bawah ini merupakan saran sebagai alat pelaksanaan yang
membantu dalam proses penelitian (Wilde dan Matilla, 1995). Semua teknik dapat digunakan pada
kedua metode baik RRA maupun PRA (Chambers, 1996). Menurut departemen perikanan dan
kelautan (2006) sebagai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri
dari :
1. Teknik Kelompok
a. Diskusi Kelompok Terfokus atau Focus Group Discussion
Diskusi kelompok terfokus merupakan suatu diskusi yang dilakukan dengan kelompok
terpilih yang terdiri dari empat sampai delapan anggota masyarakat. Kegunaan teknik ini untuk
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

mengumpulkan informasi, membangun konsensus, mengklarifikasikan informasi yang ada dan


mengumpulkan berbagai pendapat pada isu tertentu. Berikut di bawah ini merupakan tahapan
proses pelaksanaanya:
-

Tentukan dan diskusikan dengan masyarakat tentang tujuan diskusi

Tentukan target peserta dan diskusikan kepada pemimpin masyarakat (tokoh masyarakat)
tentang kriteria pemilihan peserta. Kriteria peserta dapat didasarkan atas: umur, tingkat
pendidikan, etnis/suku/ras, bahasa, wawasan, nikah/tidak nikah, status ekonomi, agama, jenis
kelamin, pengalaman kerja, lama tinggal di desa dan lain-lain

Rencanakan jadwal kegiatan

Rancang acuan diskusi

Setelah pendahuluan, mulai dengan topik pemanasan (topik yang tidak


kontroversial tetapi berhubungan)

Lanjutkan diskusi sesuai acuan diskusi (agenda)

Jaga alur diskusi agar tetap sesuai dengan topik yang dibicarakan

Pada akhir diskusi, simpulkan hasil diskusi yang dilakukan

b. Curah Pendapat atau Brain Storming


Suatu kegiatan berkelompok yang diikuti oleh masyarakat terpilih dimana peserta
bergiliran untuk membagi ide yang berkenaan dengan suatu topik atau suatu pertanyaan.
Fasilitator mendorong peserta untuk bereaksi atas suatu permasalahan dan ditanggapi oleh
peserta lain. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi baru, perspektif dan ide atau
mengumpulkan berbagai pendapat dari berbagai orang terhadap suatu masalah. Informasi yang
dihasilkan biasanya kasar tapi bisa diikuti dengan teknik partisipasi lain (ranking, diagram venn
dan FGD). Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Tentukan dan diskusikan dengan masyarakat tentang tujuan diskusi

Tentukan target peserta dan diskusikan kepada pemimpin masyarakat (tokoh masyarakat)
tentang kriteria pemilihan peserta. Kriteria peserta dapat didasarkan atas: umur, tingkat
pendidikan, etnis/suku/ras, bahasa, wawasan, nikah/tidak nikah, status ekonomi, agama, jenis
kelamin, pengalaman kerja, lama tinggal di desa dan lain-lain

Rencanakan jadwal kegiatan

Rancang acuan diskusi

Terangkan dan diskusikan tujuan dan mekanisme diskusi sampai semua


peserta mengerti

Perkenalkan topik yang akan dibahas

Mintalah tiap peserta. untuk membagi ide mereka berkenaan dengan


topik (Bisa gunakan kartu-kartu untuk variasi). Jangan mensensor ide
mereka dan jangan berdiskusi terlalu lama.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Tulis semua ide tersebut di papan tulis setiap muncul.

Bersama-sama peserta, urutkan dan klasifikasikan dan gabungkan ide


yang tertulis;

Diskusi dan analisis hasil bersama-sama atau gunakan ide tersebut untuk
masukan bagi hal lain.;

Berkualitasnya hasil diskusi yang dilakukan semuanya tergantung fasilitator membongkar


dalam membongkar ide-ide yang ada di kepala masyarakat.

2. Survei dan wawancara


a. Wawancara Semi Struktur
Suatu wawancara (atau percakapan)baik dilakukan dengan individu atau kelompok untuk
suatu tujuan. Teknik ini digunakan untuk melengkapi pengamatan yang telah dilakukan, membuka
dimensi baru suatu masalah, mendapatkan jawaban yang akurat berdasarkan pengalaman pribadi.
Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Buat daftar panduan pertanyaan. Ingat bahwa pertanyaan harus pertanyaan terbuka, bukan
pertanyaan yang akan dijawab dengan ya/tidak.

Cari informasi tentang pengertian istilah lokal

Buat daftar orang yang layak diwawancarai

Wawancara
Mulai dengan memperkenalkan diri dan tujuan wawancara. Mulai dengan pertanyaan yang
umum baru ke khusus.

Tulis semua jawaban secepatnya sebelum lupa

b. Survey Rumah Tangga


Survey ini merupakan survey terstruktur yang dilakukan pada rumahtangga (KK). Daftar
pertanyaan yang ada merupakan pertanyaan baku. Pertanyaan disesuaikan dengan permasalahan
yang ingin diketahui. Biasanya survey ini mencantumkan nama dari responden. Survey ini berguna
mendapatkan data dasar seperti jumlah penduduk, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,
pendapatan keluarga dan lain-lain. Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Persiapkan daftar pertanyaan (blanko)

Kumpulkan beberapa orang masyarakat untuk membantu pelaksanaan

Beri pengertian tentang pertanyaan yang ada dan indikator yang diinginkan.

Bagilah daerah-daerah yang akan disurvey berdasarkan R W atau RT

Jangan lupa untuk mengontrol hasil dari survey yang dilakukan oleh masyarakat. Minta
klarifikasi jika ada yang kurang jelas.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

3. Matriks
a. Rangking Masalah
Suatu cara bagi masyarakat untuk mengidentifikasikan permasa-lahan yang dihadapi dan
menentukan prioritas masalah yang akan dicari jalan keluarnya. Ranking masalah biasanya diikuti
dengan pohon masalah. Teknik rangking masalah bertujuan membantu memprioritaskan masalah
sehingga masyarakat dapat memfokuskan pemikiran nya untuk menyelesaikan masalah paling
penting. Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Minta masyarakat untuk mengidentifikasikan dan mengurutkan masalah


yang dihadapinya.

Sarankan dan jelaskan kriteria yang mungkin untuk meranking masalah tersebut.
Kriteria tersebut : Luas masalah (jumlah masyarakat yang terkena dampak masalah). Akibat
masalah (seberapa serius/bahaya masalah tersebut mempengaruhi)

Kemunculan (seberapa. sering masalah tersebut muncul)

Mintalah masyarakat untuk membandingkan tiap masalah dengan menggunakan nilai (skor)
tertentu. Nilai tersebut antara 1-5, 5 menggambarkan nilai tertinggi dari kriteria di atas.

b. Rangking Sosial Ekonomi


Merupakan salah satu cara untuk menilai dan merangking keluargaberdasarkan status sosial
ekonomi dalam hal ini berdasarkan persepsi informan/masyarakat. Analisis ini bertujuan untuk
mengidentifikasi masyarakat yang potensial untuk suatu program, mendapatkan angka untuk
perbandingan kepada lokasi lain, menyelidiki hubungan faktor sosio ekonomi seperti pekerjaan,
pendidikan, kesehatan dan lain-lain, dan mengetahui manfaat suatu program dengan memonitor
sosial ekonomi masyarakat. Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Datalah nama seluruh masyarakat berdasarkan hasil survey rumah tangga, data dari RW , dan
dari RT , dll

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Cari masyarakat yang dapat memberikan informasi (informan) seperti tokoh masyarakat,
ketua R W atau RT. Ajaklah untuk berdiskusi mengenai masalah sosial ekonomi masyarakat.

Tentukan kriteria sosial ekonomi masyarakat misalnya: Sangat kaya, kaya, rata-rata, miskin
dan sangat miskin

Tetapkan definisi dari masing-masing kelas tersebut bersama-sama.

Penentuan definisi

tersebut harus mengacu kepada pendapatan bulanan, kebutuhan bulanan, makanan sehari-hari,
kemampuan menyekolahkan anak, kepemilikan (tanah, rumah, kendaraan dll)
-

Mintalah informan tersebut untuk menentukan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang ada
dalam daftar.

Harus diingat bahwa untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi ini merupakan hal yang sensitif.
Jadi fasilitator harus berhati-hati untuk menghindari benturan- benturan. Perbanyak
responden untuk melakukan cek silang.
Contoh

Buat Persentase dari hasil yang duperoleh:

Kemudian persentasikan hasil tersebut dalam sebuah grafik.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

10

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

c. Analisis SWOT
SWOT singkatan dari Strength,Weakness, Opportunity dan Threat atau Analisis Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal sedangkan
Peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi. Analisis ini bertujuan
untuk

mengidentifikasi

kekuatan

dan

peluang

dan

mencari

jalan

bagaimana

untuk

mengoptimalkannya, serta mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman supaya, dapat dicari cara
mengatasinya dan salah satu bagian dari penyusunan rencana strategis. Berikut di bawah ini
merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Klarifikasikan k epada masyarakat, masalah apa yang akan di SWOT analisis

Jelaskan pengertian SWOT (SW internal, OT eksternal)

Mintalah peserta untuk menguraikan kekuatan dari kelompok dan diskusikan. Ulangi proses
untuk kelemahan, peluang dan ancaman.

Analisis hasil yang diperoleh dengan pertanyaan: Bagaimana kelemahan dapat dilengkapi,
bagaimana agar peluang yang ada dapat diperbesar, bagaimana cara menghindari ancaman, dan
rancang strategi atau rencana aksi dari hal tersebut.

d. Analisis Stakeholder atau Pemangku Kepentingan

Suatu metode untuk menilai secara mendalam tentang karakteristik individu atau kelompok
dan hubungannya terhadap sumberdaya atau suatu proyek. Kegiatan ini menilai stakeholder atau
pemangku-kepentingan yang berhadapan dengan sumberdaya dan akibat yang ditimbulkan suatu
aktivitas kepada pemangku-kepentingan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi mitra
potensial dalam pengelolaan sumberdaya, untuk menggali pendekatan yang tepat sesuai dengan
karakteristik stakeholder, untuk mengetahui dinamika dan hubungan individu atau kelompok
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

11

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

dengan berbagai kepentingan terhadap sumberdaya. Berikut di bawah ini merupakan tahapan
proses pelaksanaanya:
Identifikasikan sumberdaya, proyek atau kegiatan yang akan dianalisis;
-

Identifikasi daftar stakeholder atau pemangku-kepentingan dan tulis di lingkaran kertas.


Gunakan lingkaran besar untuk stakeholder yang mempunyai pengaruh atau kekuatan besar.

Persiapkan matriks pemangku-kepentingan analisis.

Letakkan lingkaran pada tempat yang tepat pada matriks tersebut.

Kemungkinan peletakan sebagai berikut :


Pemangku-kepentingan yang dipengaruhi secara langsung dan positif
Pemangku-kepentingan yang dipengaruhi secara langsung dan negatif
Pemangku-kepentingan yang dipengaruhi secara tidak langsung dan positif
Pemangku-kepentingan yang dipengaruhi secara tidak langsung dan negatif Buat garis antar
pemangku-kepentingan untuk melihat hubungan antara stakeholder dan positif negatif
hubungan tersebut.

4. Visualisasi dan Diagram Hubungan


a. Pohon masalah
Pohon masalah merupakan diagram yang menggambarkan masalah, sebab dan akibat. Ini
dilakukan setelah masyarakat menyusun prioritas

masalah. Analis ini bertujuan dalam

mengidentifikasi inti masalah, akan penyebab dan akibatnya serta membantu untuk merumuskan
pemecahan masalah. Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Pastikan kepada masyarakat masalah apa yang akan dianalisis

Berikan contoh untuk membedakan masalah, sebab dan akibat

Gambarkan sebuah pohon besar di papan tulis. Jangan menggambar cabang atau akarnya.
Masalah ditulis di batang pohon tersebut.

Biarkan peserta berpikir tentang sebab dari masalah dengan pertanyaan mengapa ? Gambar
suatu akar untuk tiap sebab. Ulangi pertanyaan mengapa untuk melihat sebab sekunder. Tulis
di bawah akar sebelumnya.

Kemudian tanya peserta tentang akibat yang ditimbulkan dengan pertanyaan Apa yang terjadi
jika, dan seterusnya ?

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

12

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

b. Diagram Venn
Diagram venn merupakan salah satu cara untuk menggambarkan hubungan antara suatu
lembaga dengan lembaga lain dalam suatu daerah atau suatu proyek. Diagram venn ini
menggunakan

lingkaran-lingkaran

untuk

menggambarkan

lembaga.

Ukuran

lingkaran

menggambarkan besarnya pengaruh lembaga. Posisi lingkaran relatif ke batas menggambarkan


lembaga tersebut di dalam atau di luar masyarakat. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat yang
mengerti hubungan antar lembaga dalam masyarakat. Analisis ini bertujuan untuk identifikasi
kelompok atau lembaga baik internal maupun eksternal dan hubungannya dengan masyarakat atau
antar lembaga. Indentifikasi interaksi dan hubungan lembaga terhadap permasalahan tertentu.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

13

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

5. Teknik Tempo
a. Kalender musim
Teknik ini merupakan suatu cara untuk mendokumentasikan periode siklus reguler (suatu
musim) dan kegiatan-kegiatan utama yang ada selama setahun dan yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Kalender musim ini berisi gambar -gambar lingkungan, budaya dan sosial ekonomi
dalam periode satu tahun. Analisis ini bertujuan untuk memberi informasi tentang periode
penting selama setahun yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat dan untuk
mengidentifikasi periode yang sesuai untuk melaksanakan suatu.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

14

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

b. Lintasan Sejarah
Suatu cara untuk mengumpulkan informasi tentang perubahan-perubahan mendasar yang
terjadi di masyarakat seperti keadaan lingkungan, demografi dan kejadian lain yang
mempengaruhi masyarakat. Cara ini mendokumentasikan perubahan yang ada dengan menggunakan
simbol, kata-kata atau keduanya. Peserta kegiatan ini seharusnya adalah orang tua dan anak
muda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan mendasar yang terjadi, baik
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

15

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

perubahan yang baik atau buruk, menjelajahi kemungkinan penyebab masalah yang dihadapi
masyarakat pada saat ini, membagi pengetahuan kepada kaum muda. Berikut di bawah ini
merupakan tahapan proses pelaksanaanya:

c. Aktivitas Harian
Suatu cara untuk mencari informasi tentang berbagai aktivitas yang dilakukan setiap hari
baik secara produktif maupun reproduktif. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas
yang dilakukan oleh berbagai masyarakat dalam satu hari, baik dari segi gender , mata
pencaharian dan lain-lain.
d. Transek Sejarah atau Kalender Sejarah
Suatu gambaran tentang suatu daerah berdasarkan waktu. Gambar transek ini menunjukkan
kecenderungan perubahan menggunakan beberapa variabel antara lain: penggunaan lahan, keadaan
perikanan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan koreksi
antara beberapa variabel misalnya kesejahteraan menurun akibat kondisi terumbu karang
menurun dan hasil tangkapan nelayan menurun.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

16

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

e. Garis Kecendrungan (Trend)


Garis kecenderungan merupakan suatu gambar yang menunjukkan persepsi masyarakat
terhadap suatu perubahan. Analisis ini bertujuan untuk mendokumentasikan perubahan pada
sumber daya dan memverifikasi kecendrungan yang ada pada kalender sejarah.
6. Teknik Ruang
a. Pemetaan partisipatif
Suatu metode untuk memplot informasi yang ada pada suatu daerah dalam suatu peta.
Pemetaan ini dilakukan berdasarkan partisipasi masyarakat. Dimana masyarakat yang mengetahui
keberadaan informasi tersebut memplot sendiri informasi yang ada pada peta dasar atau
langsung membuat peta sendiri. Peta yang dibuat ada dua macam yaitu peta sket dan peta
berdasarkan peta dasar. Informasi yang ada dalam peta tersebut pada akhir pemetaan harus
dicek kebenarannya langsung di lapangan.
Jadi, Pemetaan partisipatif berupa metode untuk mengumpulkan dan memetakan informasi
yang ada serta yang terjadi dalam masyarakat serta kondisi sekitar. Informasi tersebut
dikumpulkan, dipetakan dan dianalisis untuk membantu pengelola memahami kondisi yang lalu,
kondisi saat ini serta memperkirakan potensi atau kondisi akan datang bagi pengelolaan pesisir.
Juga untuk mengidentifikasi keterbatasan serta kesempatan pemanfaatan sumberdaya alam bagi
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

17

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

pembangunan pesisir yang berkelanjutan.


Analisis ini bertujuan untuk mengetahui status sumberdaya dan habitat, konflik,
penggunaan, keterlibatan atau peran laki-laki dan perempuan dalam sumberdaya. Menentukan
daerah perlindungan atau daerah pengelolaan.

Mengetahui jarak dan akses terhadap sarana

prasarana serta penggunaan lahan. Mendukung masyarakat untuk mengidentifikasi, menempatkan,


mengklasifikasi antara lain kondisi sumberdaya alam, kondisi sosial, aktivitas keseharian, dan
lainnya. Mendukung terbangunnya hubungan antara berbagai jenis informasi. Berikut di bawah ini
merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-

Tentukan indikator yang akan dipetakan (sumberdaya, habitat, alat tangkap konflik,
penggunaan, sarana prasarana, dll)

Buat sket peta sesuai dengan indikator yang diinginkan

Sediakan peta dasar yang baik (dari Coremap/Critc, Bakosurtanal, Pertanahan, dll)

Duplikasikan peta dasar yang ada dan buat dengan skala yang sesuai.

Pastikan bahwa masyarakat mengerti atau tahu orientasi peta (arah)

Persilahkan masyarakat untuk menandai indikator yang diinginkan menggunakan perbedaan


warna, simbol dan gambar .

Buatlah legenda masing-masing simbol. Presentasikan peta yang sudah dibuat kepada seluruh
peserta pemetaan.

Buat salinan peta untuk pertinggal bagi masyarakat.

Adakan cek kebenaran peta dengan kondisi nyata bersama-sama

masyarakat. Buat perubahan atau penyesuaian bila tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

b. Transek
Suatu pengamatan yang dilakukan ketika berjalan atau berenang melewati suatu daerah
(desa, pasar , hutan, pertanian, pantai, dll). Hasil transek berguna untuk membuat profil pantai.
Profil pantai ini merupakan potongan melintang daerah pantai yang menunjukkan hubungan antara
daratan dengan laut. Informasi tersebut dibuat dari satu atau beberapa kali transek. Analisis ini
digunakan untuk membuat profil desa.
Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metode
RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan.
Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang
lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti pada
program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap program
secara keseluruhan. Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada
mereka untuk melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

18

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

dibanding dengan melalui intervensi dari luar (Chambers,1996).

5.

TUGAS MODUL 3
Setelah membaca dan memahami materi di atas secara berkelompok mahasiswa diminta

untuk :
1.

Jelaskan dan sebutkan Tipe-Tipe PRA (Participatory Rural Appraisal)

2. Menjelaskan tahapan yang dilakukan pada beberapa teknik RRA/PRA di bawah ini :
a.

Diagram Venn

b. Kalender Musim
c.

Lintasan Sejarah

d. Aktivitas Harian
e.

Transek Sejarah/Kalender

f.

Garis Kecenderungan/Trend

Ketentuan Pengerjaan tugas :


1.

Tugas dikerjakan di Lembar Kerja Modul 3.

2. Tugas dikerjakan berkelompok, tetapi setiap individu harus memiliki salinan dari masingmasing tugas yang dikerjakan. Dengan kata lain setiap individu wajib menulis di lembar
kerjanya.
3. Tugas dikumpulkan pada hari tersebut pada jam yang telah disepakati.
4. Hasil pengerjaan mahasiswa diperiksa oleh Asisten

Tutorial dan diberi Acc. Tanda

mahasiswa telah menyelesaikan Tugas Modul 3.


5. Hasil pengerjaan tugas kelas kemudian

dipresentasikan pada Pertemuan Tutorial

berikutnya.
6. Presentasi hasil pengerjaan Tugas Modul 3 hanya dipresentasikan oleh 4 kelompok saja
yang dipilih oleh Asisten Tutorial. Dengan Pembagian sebagai berikut :
a.

Kelompok A : Soal No. 1 dan Teknik RRA/PRA Diagram Venn

b. Kelompok B : Teknik RRA/PRA Kalemder Musim


c.

Kelompok C : Teknik RRA/PRA Lintasan Sejarah dan Aktivitas Harian

d. Kelompok D : Teknik RRA/PRA Transek Sejarah/Kalender Sejarah dan Garis


Kecenderungan/Trend
7. Setelah melakukan presentasi kemudian setiap kelompok berhak minimal menerima 2
pertanyaan dari audiens.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

19

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

8. Aspek penilaian presentasi yang dinilai adalah sebagai berikut :

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

20

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

DAFTAR PUSTAKA
Beebe, James. 1995 Basic Concepts and Techniques of Rapid Appraisal. Human Organization,
vol. 54, No. 1, Spring.
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2011. Strategi Pengembangan Iptek untukPengurangan
Kehilangan Hasil (Yieldloss) pada Sentra Usaha Padi Sawah di Sumatera Utara. Sumatera
Utara. Medan
Chambers, Robert. 1996. Participatory Rural Appraisal: Memahami Desa Secara Partisipatif.
Oxfam Kanisius. Yogyakarta.
Departemen Perikanan dan Kelautan. 2006. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan
Sumberdaya Alam SATKER REHABILITASI DAN PENGELOLAAN TERUMBU KARANG
(COREMAP II). PT. BINA MARINA NUSANTARA (Konsultan Kelautan dan Perikanan).
Jakarta
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT:Konsep Pembangunan Yang
Berakar Pada Masyarakat. Sarasehan DPD GOLKAR Tingkat. I Provinsi Jawa Timur
Mandalora, Richard.2009. RRA dan PRA. Rapid Rural Appraisal & Participatory Rural Appraisal.
http://charlerichardm.blogspot.com/2009/01/rra-pra.html
Neni, Maha. 2013. Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA).
Putri, Adinda.2013. Review Teknik Evaluasi Kebijakan Pembangunan.
Saputro,

Thomas.

2015.

Metode

Pemberdayaan

Masyarakat

(RRA

dan

PRA).

http://www.ilmuternak.com/2015/02/metode-pemberdayaan-masyarakat-rra-pra.html
Suzetta,

P.

2007.

Perencanaan

Pembangunan

Indonesia.

Menteri

Negara

Perencanaan

Pembangunan Nasional. BAPPENAS.


Training Materials. 1995. Training Course on Rapid Rural Appraisal For Partisipatory Planning,
Monitoring and Evaluation. Farming Systems amd Soil Resourses Institute University of
the Philiphines at Los Banos.

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

21

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS


Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis

22

Anda mungkin juga menyukai