Modul 3 Tutorial PMDA
Modul 3 Tutorial PMDA
AGRIBISNIS
Lab. Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
MODUL III
IDENTIFIKASI MASALAH SOSIAL DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK RRA (Rapid Rural Appraisal) DAN PRA (Participatory
Rural Appraisal)
1. DESKRIPSI MODUL
BELAJAR 1: RRA (Rapid
Rural Appraisal) DAN PRA (Participatory
Rural Appraisal)
4.
5.
TUGAS MODUL 3
2. KEGIATAN
1.
DESKRIPSI MODUL
Modul ini menjelaskan tentang beberapa materi yang berhubungan teknik yang digunakan
dalam melakukan identifikasi masalah, antara lain : (1) RRA (Rapid Rural Appraisal) DAN PRA
(Participatory Rural Appraisal), (2) Perbedaan PRA(Participatory Rural Appraisal), (3) Teknik RRA
(Rapid Rural Appraisal), (4) Teknik PRA (Participatory Rural Appraisal)
2.
Moral para peneliti wajib untuk memahami aspirasi masyarakat yang diteliti, dan
mendampingi secara mental dan intelektual warga masyarakat yang diteliti dalam usaha mereka
untuk mendatangkan perbaikan yang mereka dambakan. Dengan demikian, dalam penelitian
semacam ini masalah penelitian tidak dapat dipisahkan dari masalah evaluasi. Keputusan untuk
meneliti suatu masyarakat dengan tujuan untuk mendatangkan perbaikan ke dalam masyarakat
itu, melalui antara lain pemberdayaan masyarakat, sudah merupakan suatu hasil evaluasi. Untuk
melaksanakan evaluasi apakah proyek yang telah dilaksanakan selama jangka waktu tertentu telah
sungguh mendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan warga masyarakat, perlu dilakukan
suatu penelitian. Dua metode penelitian evaluatif yang bersifat bottom-up adalah rapid rural
para
praktisi
alternatif
membantu mereka memahami masyarakat secara cepat, dengan informasi aktual, dan biaya
murah, serta bisa mengajak masyarakat sebagai pelaku penelitian itu sendiri. Sedangkan pada
bukunya yang kedua (Chambers, 1997). Chambers menggunakan istilah PRA untuk menggantikan
RRA. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa RRA dan PRA adalah bentuk aplikasi pemikiran
Robert Chambers yang berkembang terus, terutama pemikiran tentang bagaimana seharusnya
orang luar (para profesional) bekerja di masyarakat dalam upaya mengatasi masalah
kemiskinan dan pembangunan pedesaan.
RRA mulai dikembangkan sejak dasawarsa 1970-an sebagai proses belajar yang dilakukan
oleh orang luar yang lebih efektif dan efisien, khususnya pada bidang yang tidak mungkin
dilakukan dengan teknik survey secara luas dan pengamatan langsung. Pada praktiknya, RRA
merupakan metode penilaian keadaan desa secara cepat yang dilakukan oleh orang luar dengan
tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat. Teknik penilaian RRA relatif terbuka, cepat,
dan bersih dibanding teknik penilaian lainnya.
Menurut Beebe (1995), metode RRA merupakan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan
oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang
berbeda. Sedangkan menurut Suzetta (2007) RRA merupakan metode penilaian keadaan desa
secara cepat yang dilakukan oleh orang luar dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat
setempat. Pendapat tersebut selaras dengan Neni (2013) metode RRA merupakan proses belajar
yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Pada
pelaksanaannya diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat
multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk
meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan.
Metode RRA bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat
keputusan dan menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis
melaksanakan kegiatan (Beebe,1995). Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara
akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus
diambil segera. Metoda ini juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan
di perdesaan untuk mengurangi ketidak pastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan
penyelesaian masalah yang memungkinkan (Kartasasmita, 1997).
Prinsip-Prinsip RRA
Menurut Suzetta (2007) Prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan teknik RRA
yaitu :
1) Efektivitas dan efisiensi : Terkait dengan biaya, waktu, serta informasi yang diperoleh harus
dapat dipercaya yang dapat digunakan bukan sekedar jumlah dan ketepatan serta relevansi
informasi yang dibutuhkan.
2) Hindari bias : Untuk menghindari terjadinya bias dalam pelaksanaan teknik penilaian RRA
maka perlu dilakukan introspeksi dan menanyakan secara berulang terhadap kelompok
termiskin.
3) Triangulasi sumber informasi : Triangulasi sumber informasi dilakukan dengan melibatkan tim
multidisiplin untuk bertanya dalam beragam perspektif.
4) Belajar dari dan bersama masyarakat.
5) Belajar cepat melalui eksplorasi, cross-check, dan jangan terpaku pada bakuan yang telah
disiapkan.
PRA (Participatory Rural Appraisal)
Participatory Rural Appraisal (PRA) is a set of tools and techniques used with households
to gather and analyze information on community resources, problems, potential and needs.
PRA pada dasarnya merupakan metode penelitian atau kajian untuk menggali potensi dan
permasalahan yang terdapat dalam masyarakat. Kajian ini pertama-tama dimaksudkan untuk
mengumpulkan dan menganalisis berbagai kondisi, potensi, dan permasalahan masyarakat, serta
merumuskan
alternatif
pengembangan dan
solusi
permasalahan.
Kedua, untuk
memberi
kesempatan kepada masyarakat ambil bagian dalam proses analisis kondisi, potensi, masalah, dan
perencanaan. Ketiga, kajian dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat agar
mampu dan trampil dalam menganalisis masalah, mencari solusi, dan membuat rencana untuk
dirinya maupun pembangunan desanya.
Namun satu hal yang sangat mendasar, PRA bukanlah sekadar metode untuk mengkaji atau
meneliti saja, meskipun itu dilakukan oleh masyarakat. Mengapa demikian, alasannya dipaparkan
dalam beberapa prinsip PRA berikut (Driya Media dan KPDTNT, 1996):
1)
2)
3)
Masyarakat sebagai pelaku utama : Sebagaimana disebutkan dalam sub bab sebelumnya,
fasilitator hanya berperan sebagai orang luar, sedangkan masyarakat menjadi pelaku
utama.
4)
Saling belajar dan menghargai perbedaan : Pengakuan akan pengalaman dan pengalaman
masyarakat (kearifan lokal) merupakan satu hal yang penting. Masyarakat memiliki posisi
yang setara dengan pendamping yang menjadi salah satu anggota tim fasilitator PRA.
Meskipun demikian, tidak selamanya masyarakat benar dan dibiarkan tidak berubah.
5)
Santai dan informal : Kegiatan PRA diselenggarakan dalam situasi yang informal, luwes atau
tidak kaku, terbuka, tidak memaksa, dan santai (relaks). Tujuannya untuk menciptakan
keakraban dan tidak ada lagi yang merasa terasing.
6)
Triangulasi : Perlu dilakukan triangulasi atau check and recheckatas berbagai temuan
selama proses PRA berlangsung. Bisa dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam atau
observasi lapang.
7)
Optimalisasi hasil : Sudah cukupkah informasi yang digali ataukah justru terjadi banjir
informasi? Perlu dilakukan optimalisasi informasi, sehingga dapat dirumuskan mana yang
benar-benar terkait dengan permasalahan dan isu yang sedang dihadapi bersama.
8)
Orientasi praktis : PRA berorientasi praktis, yaitu pengembangan kegiatan. Hasil dari kajian
PRA akan menjadi dasar atau pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan langkah atau
kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
9)
Keberlanjutan dan selang waktu : Kepentingan dan permasalahan yang dihadapi masyarakat
bukanlah suatu hal yang stagnan. Dinamika dan pergeseran dapat setiap saat terjadi. Oleh
sebab itu, PRA tidak hanya dilakukan sekali saja, melainkan dapat dan perlu dilakukan kembali
pada masa yang akan datang. Dengan kata lain, teknik-teklnik PRA juga dapat digunakan
untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi program di tingkat masyarakat.
lumrah. Yang penting adalah belajar dari kesalahan itu. Meskipun demikian, PRA perlu
dilakukan secara cermat, tidak sekadar coba-coba (trial and error), supaya dapat menekan
tingkat kesalahan dan memperoelh informasi yang akurat.
11) Terbuka : PRA bukanlah harga mati. PRA terbuka terhadap berbagai macam teknikyang
berkembang, selama memiliki semangat partisipasi dan pemberdayaan di dalamnya.
3.
4.
kondisi penelitian yang berbeda. Masing masing teknik teknik merupakan contoh, bukan model,
karena tidaklah sempurna serta tidak mendeskripsikan dengan satu-satunya teknik yang paling
akurat. Bermacam-macam teknik di bawah ini merupakan saran sebagai alat pelaksanaan yang
membantu dalam proses penelitian (Wilde dan Matilla, 1995). Semua teknik dapat digunakan pada
kedua metode baik RRA maupun PRA (Chambers, 1996). Menurut departemen perikanan dan
kelautan (2006) sebagai suatu teknik penilaian, RRA menggabungkan beberapa teknik yang terdiri
dari :
1. Teknik Kelompok
a. Diskusi Kelompok Terfokus atau Focus Group Discussion
Diskusi kelompok terfokus merupakan suatu diskusi yang dilakukan dengan kelompok
terpilih yang terdiri dari empat sampai delapan anggota masyarakat. Kegunaan teknik ini untuk
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis
Tentukan target peserta dan diskusikan kepada pemimpin masyarakat (tokoh masyarakat)
tentang kriteria pemilihan peserta. Kriteria peserta dapat didasarkan atas: umur, tingkat
pendidikan, etnis/suku/ras, bahasa, wawasan, nikah/tidak nikah, status ekonomi, agama, jenis
kelamin, pengalaman kerja, lama tinggal di desa dan lain-lain
Jaga alur diskusi agar tetap sesuai dengan topik yang dibicarakan
Tentukan target peserta dan diskusikan kepada pemimpin masyarakat (tokoh masyarakat)
tentang kriteria pemilihan peserta. Kriteria peserta dapat didasarkan atas: umur, tingkat
pendidikan, etnis/suku/ras, bahasa, wawasan, nikah/tidak nikah, status ekonomi, agama, jenis
kelamin, pengalaman kerja, lama tinggal di desa dan lain-lain
Diskusi dan analisis hasil bersama-sama atau gunakan ide tersebut untuk
masukan bagi hal lain.;
Buat daftar panduan pertanyaan. Ingat bahwa pertanyaan harus pertanyaan terbuka, bukan
pertanyaan yang akan dijawab dengan ya/tidak.
Wawancara
Mulai dengan memperkenalkan diri dan tujuan wawancara. Mulai dengan pertanyaan yang
umum baru ke khusus.
Beri pengertian tentang pertanyaan yang ada dan indikator yang diinginkan.
Jangan lupa untuk mengontrol hasil dari survey yang dilakukan oleh masyarakat. Minta
klarifikasi jika ada yang kurang jelas.
3. Matriks
a. Rangking Masalah
Suatu cara bagi masyarakat untuk mengidentifikasikan permasa-lahan yang dihadapi dan
menentukan prioritas masalah yang akan dicari jalan keluarnya. Ranking masalah biasanya diikuti
dengan pohon masalah. Teknik rangking masalah bertujuan membantu memprioritaskan masalah
sehingga masyarakat dapat memfokuskan pemikiran nya untuk menyelesaikan masalah paling
penting. Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-
Sarankan dan jelaskan kriteria yang mungkin untuk meranking masalah tersebut.
Kriteria tersebut : Luas masalah (jumlah masyarakat yang terkena dampak masalah). Akibat
masalah (seberapa serius/bahaya masalah tersebut mempengaruhi)
Mintalah masyarakat untuk membandingkan tiap masalah dengan menggunakan nilai (skor)
tertentu. Nilai tersebut antara 1-5, 5 menggambarkan nilai tertinggi dari kriteria di atas.
Datalah nama seluruh masyarakat berdasarkan hasil survey rumah tangga, data dari RW , dan
dari RT , dll
Cari masyarakat yang dapat memberikan informasi (informan) seperti tokoh masyarakat,
ketua R W atau RT. Ajaklah untuk berdiskusi mengenai masalah sosial ekonomi masyarakat.
Tentukan kriteria sosial ekonomi masyarakat misalnya: Sangat kaya, kaya, rata-rata, miskin
dan sangat miskin
Penentuan definisi
tersebut harus mengacu kepada pendapatan bulanan, kebutuhan bulanan, makanan sehari-hari,
kemampuan menyekolahkan anak, kepemilikan (tanah, rumah, kendaraan dll)
-
Mintalah informan tersebut untuk menentukan tingkat sosial ekonomi masyarakat yang ada
dalam daftar.
Harus diingat bahwa untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi ini merupakan hal yang sensitif.
Jadi fasilitator harus berhati-hati untuk menghindari benturan- benturan. Perbanyak
responden untuk melakukan cek silang.
Contoh
10
c. Analisis SWOT
SWOT singkatan dari Strength,Weakness, Opportunity dan Threat atau Analisis Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal sedangkan
Peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi. Analisis ini bertujuan
untuk
mengidentifikasi
kekuatan
dan
peluang
dan
mencari
jalan
bagaimana
untuk
mengoptimalkannya, serta mengidentifikasikan kelemahan dan ancaman supaya, dapat dicari cara
mengatasinya dan salah satu bagian dari penyusunan rencana strategis. Berikut di bawah ini
merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-
Mintalah peserta untuk menguraikan kekuatan dari kelompok dan diskusikan. Ulangi proses
untuk kelemahan, peluang dan ancaman.
Analisis hasil yang diperoleh dengan pertanyaan: Bagaimana kelemahan dapat dilengkapi,
bagaimana agar peluang yang ada dapat diperbesar, bagaimana cara menghindari ancaman, dan
rancang strategi atau rencana aksi dari hal tersebut.
Suatu metode untuk menilai secara mendalam tentang karakteristik individu atau kelompok
dan hubungannya terhadap sumberdaya atau suatu proyek. Kegiatan ini menilai stakeholder atau
pemangku-kepentingan yang berhadapan dengan sumberdaya dan akibat yang ditimbulkan suatu
aktivitas kepada pemangku-kepentingan. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi mitra
potensial dalam pengelolaan sumberdaya, untuk menggali pendekatan yang tepat sesuai dengan
karakteristik stakeholder, untuk mengetahui dinamika dan hubungan individu atau kelompok
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis
11
dengan berbagai kepentingan terhadap sumberdaya. Berikut di bawah ini merupakan tahapan
proses pelaksanaanya:
Identifikasikan sumberdaya, proyek atau kegiatan yang akan dianalisis;
-
mengidentifikasi inti masalah, akan penyebab dan akibatnya serta membantu untuk merumuskan
pemecahan masalah. Berikut di bawah ini merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
-
Gambarkan sebuah pohon besar di papan tulis. Jangan menggambar cabang atau akarnya.
Masalah ditulis di batang pohon tersebut.
Biarkan peserta berpikir tentang sebab dari masalah dengan pertanyaan mengapa ? Gambar
suatu akar untuk tiap sebab. Ulangi pertanyaan mengapa untuk melihat sebab sekunder. Tulis
di bawah akar sebelumnya.
Kemudian tanya peserta tentang akibat yang ditimbulkan dengan pertanyaan Apa yang terjadi
jika, dan seterusnya ?
12
b. Diagram Venn
Diagram venn merupakan salah satu cara untuk menggambarkan hubungan antara suatu
lembaga dengan lembaga lain dalam suatu daerah atau suatu proyek. Diagram venn ini
menggunakan
lingkaran-lingkaran
untuk
menggambarkan
lembaga.
Ukuran
lingkaran
13
5. Teknik Tempo
a. Kalender musim
Teknik ini merupakan suatu cara untuk mendokumentasikan periode siklus reguler (suatu
musim) dan kegiatan-kegiatan utama yang ada selama setahun dan yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Kalender musim ini berisi gambar -gambar lingkungan, budaya dan sosial ekonomi
dalam periode satu tahun. Analisis ini bertujuan untuk memberi informasi tentang periode
penting selama setahun yang mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat dan untuk
mengidentifikasi periode yang sesuai untuk melaksanakan suatu.
14
b. Lintasan Sejarah
Suatu cara untuk mengumpulkan informasi tentang perubahan-perubahan mendasar yang
terjadi di masyarakat seperti keadaan lingkungan, demografi dan kejadian lain yang
mempengaruhi masyarakat. Cara ini mendokumentasikan perubahan yang ada dengan menggunakan
simbol, kata-kata atau keduanya. Peserta kegiatan ini seharusnya adalah orang tua dan anak
muda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan mendasar yang terjadi, baik
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis
15
perubahan yang baik atau buruk, menjelajahi kemungkinan penyebab masalah yang dihadapi
masyarakat pada saat ini, membagi pengetahuan kepada kaum muda. Berikut di bawah ini
merupakan tahapan proses pelaksanaanya:
c. Aktivitas Harian
Suatu cara untuk mencari informasi tentang berbagai aktivitas yang dilakukan setiap hari
baik secara produktif maupun reproduktif. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi aktivitas
yang dilakukan oleh berbagai masyarakat dalam satu hari, baik dari segi gender , mata
pencaharian dan lain-lain.
d. Transek Sejarah atau Kalender Sejarah
Suatu gambaran tentang suatu daerah berdasarkan waktu. Gambar transek ini menunjukkan
kecenderungan perubahan menggunakan beberapa variabel antara lain: penggunaan lahan, keadaan
perikanan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan koreksi
antara beberapa variabel misalnya kesejahteraan menurun akibat kondisi terumbu karang
menurun dan hasil tangkapan nelayan menurun.
16
17
Tentukan indikator yang akan dipetakan (sumberdaya, habitat, alat tangkap konflik,
penggunaan, sarana prasarana, dll)
Sediakan peta dasar yang baik (dari Coremap/Critc, Bakosurtanal, Pertanahan, dll)
Duplikasikan peta dasar yang ada dan buat dengan skala yang sesuai.
Buatlah legenda masing-masing simbol. Presentasikan peta yang sudah dibuat kepada seluruh
peserta pemetaan.
masyarakat. Buat perubahan atau penyesuaian bila tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
b. Transek
Suatu pengamatan yang dilakukan ketika berjalan atau berenang melewati suatu daerah
(desa, pasar , hutan, pertanian, pantai, dll). Hasil transek berguna untuk membuat profil pantai.
Profil pantai ini merupakan potongan melintang daerah pantai yang menunjukkan hubungan antara
daratan dengan laut. Informasi tersebut dibuat dari satu atau beberapa kali transek. Analisis ini
digunakan untuk membuat profil desa.
Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupa dengan yang digunakan dalam metode
RRA, tetapi berbeda dalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik di lapangan.
Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yang dilibatkan dalam PRA memainkan peran yang
lebih besar dalam pengumpulan informasi, analisis data dan pengembangan intervensi seperti pada
program-program pengembangan masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap program
secara keseluruhan. Proses ini akan memberdayakan masyarakat dan memberi kesempatan kepada
mereka untuk melaksanakan kegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendiri yang lebih baik
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis
18
5.
TUGAS MODUL 3
Setelah membaca dan memahami materi di atas secara berkelompok mahasiswa diminta
untuk :
1.
2. Menjelaskan tahapan yang dilakukan pada beberapa teknik RRA/PRA di bawah ini :
a.
Diagram Venn
b. Kalender Musim
c.
Lintasan Sejarah
d. Aktivitas Harian
e.
Transek Sejarah/Kalender
f.
Garis Kecenderungan/Trend
2. Tugas dikerjakan berkelompok, tetapi setiap individu harus memiliki salinan dari masingmasing tugas yang dikerjakan. Dengan kata lain setiap individu wajib menulis di lembar
kerjanya.
3. Tugas dikumpulkan pada hari tersebut pada jam yang telah disepakati.
4. Hasil pengerjaan mahasiswa diperiksa oleh Asisten
berikutnya.
6. Presentasi hasil pengerjaan Tugas Modul 3 hanya dipresentasikan oleh 4 kelompok saja
yang dipilih oleh Asisten Tutorial. Dengan Pembagian sebagai berikut :
a.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Beebe, James. 1995 Basic Concepts and Techniques of Rapid Appraisal. Human Organization,
vol. 54, No. 1, Spring.
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2011. Strategi Pengembangan Iptek untukPengurangan
Kehilangan Hasil (Yieldloss) pada Sentra Usaha Padi Sawah di Sumatera Utara. Sumatera
Utara. Medan
Chambers, Robert. 1996. Participatory Rural Appraisal: Memahami Desa Secara Partisipatif.
Oxfam Kanisius. Yogyakarta.
Departemen Perikanan dan Kelautan. 2006. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan
Sumberdaya Alam SATKER REHABILITASI DAN PENGELOLAAN TERUMBU KARANG
(COREMAP II). PT. BINA MARINA NUSANTARA (Konsultan Kelautan dan Perikanan).
Jakarta
Kartasasmita, Ginanjar. 1997. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT:Konsep Pembangunan Yang
Berakar Pada Masyarakat. Sarasehan DPD GOLKAR Tingkat. I Provinsi Jawa Timur
Mandalora, Richard.2009. RRA dan PRA. Rapid Rural Appraisal & Participatory Rural Appraisal.
http://charlerichardm.blogspot.com/2009/01/rra-pra.html
Neni, Maha. 2013. Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA).
Putri, Adinda.2013. Review Teknik Evaluasi Kebijakan Pembangunan.
Saputro,
Thomas.
2015.
Metode
Pemberdayaan
Masyarakat
(RRA
dan
PRA).
http://www.ilmuternak.com/2015/02/metode-pemberdayaan-masyarakat-rra-pra.html
Suzetta,
P.
2007.
Perencanaan
Pembangunan
Indonesia.
Menteri
Negara
Perencanaan
21
22