Anda di halaman 1dari 9

FATIGUE (KELELAHAN) BAHAN

FATIGUE (KELELAHAN) BAHAN


Fatigue (kelelahan) adalah salah satu jenis kerusakan atau kegagalan yang
di akibatkan oleh beban berulang. perpatahan akibat fatigue terjadi dalam 3 fase: 1)
permulaan retak 2)penyebaran retak 3) patah.
Diperkirakan 50% - 90% (gambar 1) penyebab utama kegagalan pemakaian
bahan adalah fatigue (kelelahan). ini di picu oleh retak pada bahan yang berawal
dari lokasi yang paling lemah kemudian terjadi pembebanan bolak balik sehingga
keretakan tersebut menyebar dan mengakibatkan bahan itu patah.
Gambar. 1 Distribusi mode kegagalan
3 siklus tegtangan yang umum terjadi pada fatigue (kelelahan) bahan:
A. fluktuasi tegangan terjadi mulai dari tegangan rata-rata nol dengan amplitude yang
konstan
B. fluktuasi tegangan dimulai di atas garis rata-rata noldengan amplitude konstan
C. fluktuasi tegangan yang acak
seperti yang ditunjukkkan pada gambar
Karakteristik kelelahan logam dapat dibedakan menjadi 2 yaitu karakteristik
makro dan karakteristik mikro. Karakteristik makro merupakan ciri-ciri kelelahan
yang dapat diamati secara visual(dengan mata telanjang atau dengan kaca
pembesar). Sedangkan karakteristik mikro hanya dapat diamati dengan
menggunakan mikroskop.
KarakteristikMakroskopis
Karakteristik makroskopis dari kelelahan logam adalah sebagaiberikut:
1. Tidak adanya deformasi plastis secara makro.
2. Terdapat tanda garis-garis pantai (beach marks) atau clam shell atau stop/arrest
marks , seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2 dibawah ini.
Gambar. 2 Permukaan patah lelah pada poros.
3. Terdapat Ratchet marks seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 3 dibawah ini.
Gambar. 3 Permukaan patah lelah dari baut akibat beban tarik.
Karakteristik Mikroskopis
Karakteristik mikroskopis dari kelelahan logam adalah sebagai berikut:
1. Pada permukaan patahan terdapat striasi (striations).
2. Permukaan patahan memperlihatkan jenis patah transgranular (memotong butir)
tidak seperti jenis patah intergranular seperti yang terjadi pada kasus SCC(stress
corrosion cracking) atau mulur(creep).
Persamaan striasi dan beach marks adalah sebagai berikut:
1. Ke-2 nya menunjukkan posisi ujung retak yang terjadi setiap saat sebagai fungsi
dari waktu siklik.
2. Ke-2 nya berasal dari lokasi awal retak yang sama.
3. Ke-2 nya memiliki arah yang sama(parallel ridges).
4. Ke-2 nya tidak hadir pada logam-logam yang terlalu keras atauterlalu lunak.
Perbedaan striasi dan beach marks adalah sebagai berikut:
1. Ukuran striasi adalah mikroskopis (1 100 ) dan hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.

2. Ukuran beach marks adalah makroskopis (> 1000 atau 1mm) dan dapat dilihat
dengan mata telanjang.
3. Striasi mewakili majunya ujung retakan yang bergerak setiapsatu siklus
pembebanan, sedangkan beach marks mewakili posisi dari ujung retakan ketika
beban siklik berhenti untuksatu perioda tertentu. (satu beach mark dapat terdiri
atasratusan bahkan ribuan buah striasi)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FATIGUE LIFE
1. STRESS CONCENTRATION
Pemicu-pemicu terjadinya konsentrasi tegangan seperti fillet, notch, alur pasak,
positas, inklusi dan lain-lain akan menyebabkan menurunnya umur fatigue/fatigue
life. Untuk menentukan hubungan tegangan siklus untuk spesimen dengan notch,
maka diperlukan tegangan nominal. Perbandingan antara fatigue limit dengan notch
dan fatigue limit tanpa notch disebut fatigue norch faktor (Kt).
Atau dari nilai Kt, dapat dihitung notch sensitivitas dengan symbol q
Dimana : Kt = faktor konsentrasi tegangan
Bila kekuatan tarik , radius notch dan ukuran penampang naik, dan bila ukuran butir
turun maka nilai Q akan naik.
2. DIMENSI (SIZE)
Bila ukuran spesimen bertambah maka ketahanan fatigue kadang-kadang menurun.
Hal ini ada beberapa alasan, Kegagalan akibat fatigue biasanya dimulai dari
permukaan. Jadi bila penambahan size dilakukan maka memberikan kemungkinan
menimbulkan keberadaan cacat. Akibatnya retak berawal pada cacat tersebut.
3. EFEK PERMUKAAN
Ketahanan fatigue sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan. Kondisi permukaan
tersebut adalah sifat permukaan seperti perlakuan permukaan sepertisurface
hardening dan tegangan sisa permukaan. Efek dari surface finishing atau kekasaran
permukaan secara qualitatif juga mempengaruhi ketahanan fatigue suatu material
seperti yang ditunjukkan pada Tabel.1.
Perlakuan-perlakuan permukaan yang akan merubah sifat mekanik permukaan juga
akan mempengaruhi ketahanan fatigue bahan.
4. TEGANGAN RATA - RATA (MEAN STRESS)
Tegangan rata-rata (mean stress) juga mempengaruhi ketahanan fatigue. Tegangan
ini ditunjukkan dengan amplitudo tegangan yang dinyatakan dengan ratio tegangan
R = tegangan min/tegangan maks. Untuk R = -1 artinya amplitudo tegangan tarik
sama dengan amplitudo tegangan tekan. Bila nilai R cendrung menjadi positif maka
ketahanan fatiguenya menjadi turun. Pengaruh ratio tegangan ditunjukkan pada
Gambar.6.
5. FAKTOR METALURGI YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN FATIGUE
UKURAN BUTIR
semakin halus ukuran butir maka ketahanan fatiguenya meningkat. Namun tidak
berpengaruh pada baja tanpa notchyang mendapat perlakuan panas
STRUKTUR MIKRO
Perubahan struktur mikro yang mempengaruhi ketahanan fatigue. Karena bila terjadi
perubahan struktur mikro berarti akan terjadi perubahan fasa pada bahan, karena
bervariasinya fasa-fasa pada materi maka akan memberikan perbedaan pengaruh
terhadap ketahanan fatigue
ORIENTASI

Material yang mengalami metal working seperti proses roll akan memiliki orientasi
arah butir yang searah dengan pengerolan, dalam hal ini ketahanan fatigue bersifat
anisotropic. Ketahanan fatigue akan meningkat bila arah pembebanan searah
dengan arah pengerolan,dan akan rendah bila sebaliknya.
Grafik S-N atau Grafik Tegangan Siklus Kegagalan (T S)
Grafik S-N atau grafik tegangan siklus kegagalan (T S) adalah grafik yang
didapat dari hasil pengujian fatik yang merupakan grafik hubungan antara kekuatan
fatik dan jumlah siklus pembebanan. Grafik S-N memberikan banyak informasi sifat
fatik karena pada saat pengujian, dimasukkan faktor geometri, perlakuan
permukaan, kondisi pembebanan, temperatur dan proses perlakuan material.
Kekurangan grafik S-N adalah tidak dapat memprediksi deformasi plastis lokal dan
efek dari tegangan rata-rata. Contoh grafik S-N diperlihatkan pada Gambar.9
Gambar 9. Grafik Hasil Pengujian Fatik (Fatigue Test)
Dari grafik diatas terdapat informasi mengenai karakteristik fatik dari material,
sumbu horizontal menunjukkan data jumlah siklus pembebanan dan sumbu vertikal
menunjukkan kekuatan fatik. Pada rentang siklus 10 7 sampai 108 dapat diamati ada
tiga buah data spesimen yang diberi tanda panah. Arti tanda ini adalah spesimen
belum patah pada saat pengujian dihentikan. Kondisi ini dinamakan batas
ketahanan material dalam menerima beban fatik (endurance limit). Tingkat
tegangannya dinamakan tegangan endurance (e). Untuk merencanakan komponen
yang memiliki umur pakai aman atau bahkan umur tak hingga maka tingkat
tegangan yang diaplikasikan harus dibawah batas teganganendurance nya.
PERAMBATAN RETAK (CRACK PROPAGATION)
Perambatan retak adalah tahap ke2 dari ke3 tahap proses kerusakan , dalam hal ini
retak tumbuh dan menjalar mencapai batas kritis. Dari data perambatan retak dari
prediksi fatigue life dapat dikembangkan dengan rumus:
da/dN = C ( K)m
dimana :
K = range faktor intensitas tegangan
C = konstanta
material
m = material constant,
da/Dn= laju
pertumbuhan retak
Laju perambatan retak merupakan fungsi dari faktor intensitas tegangan.
Retak berawal dari daerah yang paling lemah, kemudian berkembang seiring
dengan berjalannya siklus pembebanan. Didalam suatu percobaan biasanya
perambatan retak dapat diukur secara visual dengan alat teleskop, atau bisa
dilakukan dengan alat ultrasonik.
Laju perambatan retak merupakan fungsi dari faktor intensitas tegangan.
Retak berawal dari daerah yang paling lemah, kemudian berkembang seiring
dengan berjalannya siklus pembebanan. Didalam suatuipercobaan biasanya
perambatan retak dapat diukur secara visual dengan alat teleskop.atau bisa
dilakukan dengan alat ultrasonik ataupun dengan alat pengubah resistivitas listrik.
da/dN dievaluasi pada suatu panjang retak , kemudian untuk panjang retak
tersebut. Dengan mengasumsi bahwa panjang retak a pada suatu panjang konstan
dan hanya tegangan yang bervariasi. Hal ini ditunjujkkan untuk suatu kalibrasi K
sederhana :
K =
=

=
dimana :
= range tegangan
A = penampang

= range beban
a = panjang retak

CIRI PATAH LELAH


secara makroskopi kegagalan akibat fatigue selalu ditunjukkan dengan
adanya deformasi plastis yang sedikit yang terlihat rata dan diikuti oleh patah statik.
Secara makro kegagalan akibat fatigue sering ditandai dengan adanya beach mark
atau garis pantai. Beach mark adalah garis yang menunujukkan hubungan siklus
selama pembebanan.
Lokasi dan bentuk dari beach mark bervariasi terhadap kondisi
pembebanan. Retak selalu dimulai dari daerah konsentrasi teganganseperti fillet dan
alur pasak pada poros. Dengan bergantung pada kondisi pembebanan, maka retak
awal dapat berawal dari beberapa tempat. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar.A
dan B.
Gambar.A. Permukaan patah fatigue dengan multiorigin
Gambar.B. Awal retak pada selinder dinding tebal
Pengaruh kondisi pembebanan fatigue akan mempengaruhi karakteristik permukaan
patahnya , seperti yang ditunjukkan pada Gambar.C
Gambar.C. Permukaan patah fatigue terhadap kondisi beban

DAFTAR PUSTAKA
http://knuklebomb.files.wordpress.com/2010/12/fatigue-life-prediction.doc
http://202.91.15.14/upload/files/8502_Bab_08_FATIK.ppt
http://andysembiring.blogspot.com/2011/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-fatigue.html
http://www.scribd.com/doc/53921508/Kelelahan-Logam-Fatigue

PENGERTIAN DAN PENJELASAN FATIGUE Definisi Kelelahan (Fatigue), merupakan


kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang

ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan
elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin
disebabkan oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat
penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya. Mekanisme patah lelah terdiri dari tiga tahap yaitu : 1.

Tahap awal terjadinya retakan (crack initiation), 2.

Tahap penjalaran retakan (crack propagation), dan 3.

Patah akhir atau patah statis akibat dari penampang yang tersisa tidak mampu
lagi menerima beban. Memperkirakan umur lelah suatu komponen adalah sulit.
Kesukaran ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi umur
lelah. Faktor-faktor tersebut adalah : 1.

Beban, yang terdiri dari : - Jenis beban: uniaksial, lentur, punter - Frekuensi siklus
beban - Pola beban: periodik, random - Besar tegangan 2. Kondisi material. 3.
Proses pengerjaan. 4. Bentuk dan ukuran komponen. 5. Temperatur operasi. 6.
Kondisi lingkungan. Umur lelah biasanya dinyatakan sebagai jumlah siklus
tegangan yang dicapai sampai spesimen atau komponen patah. Dengan
demikian umur total tersebut telah mencakup pula tahap awal retakan dan
penjalaran retakan yang bila telah cukup jauh penjalarannya akan menyebabkan
patah menjadi dua. Selain itu data kelelahan lain yang penting adalah laju
penjalaran retakan (crack growth rate). Laju penjalaran retakan inilah yang
datanya dapat dipakai untuk memperkirakan umur lelah. Uji lelah yang
sederhana dilakukan dengan memberikan pembebanan atau tegangan yang
relatif sederhana, yaitu beban uniaksial atau lenturan. Dengan beban tersebut
akan diperoleh tegangan tarik dan tegangan tekan yang berfluktuasi. Baja
memiliki batas kelelahan (fatigue limit) atau batas ketahanan (endurance limit)
yang jelas, sedangkan alumunium tidak mempunyai batas kelelahan yang jelas.
Batas kelelahan adalah batas tegangan yang akan memberikan umur lelah yang
tidak berhingga.

AKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FATIGUE LIFE


1. Stress Concentration
Pemicu-pemicu terjadinya konsentrasi tegangan seperti fillet, notch, alur pasak,
positas, inklusi dan lain-lain akan menyebabkan menurunnya umur fatigue/fatigue life.
Pengaruh-pengaruh notchs dapat di evaluasi dengan membandingkan antara data dengan
notch dengan data tanpa notch, Untuk menentukan hubungan tegangan siklus untuk
spesimen dengan notch, maka diperlukan tegangan nominal (net stress). Perbandingan
antara fatigue limit dengan notch dan fatigue limit tanpa notch disebut fatigue norch
faktor (Kt).

Atau dari nilai Kt, dapat dihitung notch sensitivitas dengan symbol q

Dimana : Kt = faktor konsentrasi tegangan


Bila kekuatan tarik , radius notch dan ukuran penampang naik, dan bila ukuran butir turun
maka nilai Q akan naik. Efek dari radius notch terhadap notch sensitivitas untuk beberapa
material ditunjukkan pada Gambar. 4. Efek kekuatan tarik dipengaruhi oleh kekasaran
permukaan. Kekuatan tarik yang meningkat akan diikuti oleh ketahanan fatigue yang
meningkat.
2. DIMENSI (SIZE)
Bila ukuran spesimen bertambah maka ketahanan fatigue kadang-kadang menurun.
Hal ini ada beberapa alasan, Kegagalan akibat fatigue biasanya dimulai dari permukaan.
Jadi bila penambahan size dilakukan maka memberikan kemungkinan menimbulkan
keberadaan cacat. Akibatnya retak berawal pada cacat tersebut.
3. EFEK PERMUKAAN
Ketahanan fatigue sangat dipengaruhi oleh kondisi permukaan. Kondisi permukaan
tersebut adalah sifat permukaan seperti perlakuan permukaan seperti surface hardening
dan tegangan sisa permukaan. Efek dari surface finishing atau kekasaran permukaan
secara qualitatif juga mempengaruhi ketahanan fatigue suatu material seperti yang
ditunjukkan pada Tabel.1.

Perlakuan-perlakuan permukaan yang akan merubah sifat mekanik permukaan juga akan
mempengaruhi ketahanan fatigue bahan. Seperti perlakuan ; Elektroplating sering akan
menurunkan ketahanan fatigue. Hal ini dapat menimbulkan tegangan tarik sisa pada
permukaan akibat proses tersebut, sehingga dapat memicu rerak pada permukaan.
Perlakuan lain seperti dekarburisasi dapat mengurangi ketahanan fatigue. Namun
sebaliknya proses pengerasan permukaan seperti karburisasi, nitridasi, induksi dan flame
hardening dapat meningkatkan ketahanan fatigue.
Tegangan sisa (residual stress) terutamanya tegangan sisa tekan akan memberikan
peningkatan ketahanan fatigue. Tegangan sisa ini dapat dikembangkan dengan melakukan
deformasi plastis yang tidak seragam pada suatu penampang. Hal ini dapat diterangkan
pada Gambar.5.

4. TEGANGAN RATA - RATA (MEAN STRESS)

Tegangan rata-rata (mean stress) juga mempengaruhi ketahanan fatigue. Tegangan ini
ditunjukkan dengan amplitudo tegangan yang dinyatakan dengan ratio tegangan R =
tegangan min/tegangan maks. Untuk R = -1 artinya amplitudo tegangan tarik sama
dengan amplitudo tegangan tekan. Bila nilai R cendrung menjadi positif maka ketahanan
fatiguenya menjadi turun. Pengaruh ratio tegangan ditunjukkan pada Gambar.6.

5. FAKTOR METALURGI YANG MEMPENGARUHI KETAHANAN


FATIGUE
Kelelahan bahan /fatigue sangat sensitif terhadap desain struktur. Ada beberapa faktor
metalurgi yang berpengaruh terhadap ketahanan fatigue/fatigue life.
Ukuran butir
Ukuran butir akan mempengaruhi ketahanan fatigue terutama untuk material
nonfero dan baja yang dianil. Bila ukuran butir semakin halus maka ketahan
fatiguenya akan meningkat. Namun tidak untuk baja yang tanpa notch yang
diperlakukan panas, hal ini tidak ada pengaruh.
Struktur mikro
Perubahan struktur mikro akan mempengaruhi perubahan ketahanan fatigue,
hal ini dikarenakan bila terjadi perubahan struktur mikro berarti akan terjadi
perubahan fasa pada bahan. Karena bervariasinya fasa-fasa pada material maka
akan memberikan perbedaan pengaruh terhadap ketahanan fatigue. Sebagai

contoh perlit yang kasar akan memberikan dampak rendah dibandingkan dengan
karbida

partikel/spheroidal

microstructure.

Bentuk

karbida

yang

bulat

meningkatkan ketahan fatigue, hal ini dikarenakan karbida bulat meiliki efek
konsentrasi tegangan yang rendah. Contoh lain pada baja yang di quench yang
memiliki sturktur mikro martensit temper akan memilki ketahanan fatigue yang
sangat baik dibandingkan strukturmikro campuran seperti martensit- bainit atau
ferit.
Orientasi
Material yang mengalami pengerjaan logam/metal working seperti proses roll
akan memiliki orientasi arah butir yang searah dengan arah pengerolan. Jadi
dalam hal ini ketahanan fatigue bersifat anisotropic. Ketahanan fatigue akan
meningkat bila arah pembebanan searah dengan arah longitudinal atau searah
dengan arah pengerolan. Sebaliknya ketahanan fatigue akan rendah bila
pembebanan diberikan tegak lurus dengan arah pengerolan.

Anda mungkin juga menyukai