Keterangan :
= tegangan geser pada saat runtuh (kN/m2)
= tegangan normal efektif (kN/m2)
= kohesi tanah efektif (kN/m2)
= sudut gesek dalam tanah efektif (derajat)
Kuat geser tanah bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan efektif danpada
saat keruntuhan terjadi. Lingkaran Mohr berbentuk setengah lingkaran
dengan koordinat () dan () dilihatkan dalam ( Gambar 3.2 ).
Kriteria Tegangan Tarik Maksimum
Kriteria ini menganggap bahwa batuan mengalami
karuntuhan oleh fracture fragile (brittle) yang diakibatkan
oleh tarikan yang dikenakan pada batuan tersebut. Keadaan
ini dapat disamakan dengan pengenaan tegangan utama -σ3
yang besarnya sama dengan kuat tarik uniaksial (σT) batuan.
σ3 = −σ tult
Kelebihan :
1. Paling sering digunakan karena kesederhanaannya.
2. Untuk jenis tanah yang tidak menunjukkan perbedaan yang jelas
adanya tegangan puncak dan residual (tanah Normally Consolidated)
ataupun tanah yang getas (runtuh tiba-tiba) teori ini tetap berlaku,
karena tegangan puncak = tegangan residual
Kekurangan :
Tidak memperhitungkan adanya regangan,
padahal dalam semua uji tanah regangan
mempengaruhi kekuatan tanah.
Mengambil parameter kekuatan geser pada
keadaan tegangan puncak yang pada umumnya
terjadi perubahan regangan.
Teori ini tidak berlaku untuk tanah yang
menunjukkan adanya keadaan puncak dan
keadaan residual, karena untuk jenis tanah ini
teori Coulomb benar jika mengambil parameter
keadaan residual.
Pengujian untuk menentukan sifat mekanik batuan dapat dilakukan
diantaranya dengan pengujian dibawah ini :
- =1 (3)
Persamaan (1) dapat dikembangkan menjadi:
K= =1+m (4)
Dimana fcc’ identik dengan tegangan
tekan beton yang terkekang (=-σ3=-σc),
f2 adalah tegangan kekangan/lateral (=-
σ1), dan fc’ adalah kuat tekan beton
terhadap beban uniaksial. Koefisien m
pada persamaan (4) diperoleh dari hasil
uji eksperimental.
Kriteria Mohr-Coulomb mempunyai kelebihan
antara lain fungsi kelelehannya sederhana oleh
karena hanya mengandung dua parameter,
sehingga sangat populer. Namun demikian
kriteria ini mempunyai kekurangan diantaranya
yaitu garis batas permukaan kelelehan pada
bidang meridian adalah linier, dimana hal ini
tidak sesuai dengan permukaan kelelehan bidang
meridian yang berlaku pada beton.
Umumnya material putus pada tegangan
patah teoretis, yaitu tegangan σt, yang
diperlukan untuk memisahkan dua lapisan
atom yang berdekatan. Tegangan ini bervariasi
dengan jarak antara bidang atom dan seperti
diperlihatkan pada gambar dapat didekati
dengan kurva panjang gelombang sedemikian
rupa sehingga
Dimana u adalah pergeseran dari jarak
setimbang. Dari hukum hooke σt = (Eul/b)
sehingga σt = λE/2πb. Pemisahan dua bidang
atom memerlukan energy permukaan ϒ
sehingga
(8.22)
Dan menghasilkan persamaan Griffith yang
terkenal
(8.23)
Untuk regangan Tarik terkecil yang
mampu menghasilkan perambatan retak
dengan panjang 2c oleh karena itu, kriteria
Griffith bergantung pada asumsi bahwa retak
merambat apabila pengurangan energy elastis
yang dihasilkan oleh perpanjangan pada 2c
lebih besar daripada peningkatan energy
permukaan akibat pertambahan luas
permukaan retak
Teori Griffith telah diverifikasi dengan percobaan
terhadap gelas dan polimer pada temperature
rendah, di mana terjadi proses perpatahan
sederhana dengan perambatan retak elastis , pada
perpatahan sederhana dengan perambatan retak
elastis. Pada perpatahan getas yang “lemah” ini
tidak atau sedikit sekali terjadi deformasi plastis
dan ϒ adalah energy permukaan(=1 – 10 Jm-2)dan
kekuatan patah σf= 10-5E pada padatan kristalin
retak bukan tipe elastic dan zona plastis terdapat
di sekitarujung retak seperti diperlihatkan
padagambar 8.30.
Pada specimen seperti ini, tidak terjadi
perpatahan kecuali apabila tegangan Tarik
meningkat hingga mencapai kekuatan teoretis σt
untuk retak dengan ketajaman atomic (dimana jari
jari pada sumber retak r memiliki orde sebesar b)
dan panjang 2c, dapat di buktikan bahwa tegangan
yang diperbesar σm adalah .
(8.24)
Disini G adalah ~104 J m-2 dan σf= 10-2-10-3 E
Keruntuhan (failure) adalah suatu proses dimana material berubah dari
satu perilaku menjadi kondisi perilaku yang lain. Kriteria keruntuhan
dikenal dua metode yaitu cara analitik dan empirik.
Teori Mohr menganggap bahwa :
Untuk suatu keadaan tegangan 1 > 2 > 3, (intermediate stress) tidak
mempengaruhi failure batuan.
Kuat tarik tidak sama dengan kuat tekan.
Mohr (1900) mengemukakan teori keruntuhan tentang material yang
menyatakan bahwa keruntuhan pada suatu material tergantung pada
kohesi material dan besarnya tegangan normal yang bekerja pada dinding
keruntuhan tersebut, selain itu juga dipengaruhi oleh hubungan antara
tegangan normal dan geser pada sebuah bidang keruntuhan.
Teori Griffith membahas retak elastis, dimana di ujungretak, setiap ikatan
atomic dengan tahap elongasi dan perpatahan yang berbeda.
Kriteria Griffith bergantung pada asumsi bahwa retak merambat apabila
pengurangan energy elastis yang dihasilkan oleh perpanjangan pada
retakan lebih besar daripada peningkatan energy permukaan akibat
pertambahan luas permukaan retak