Anda di halaman 1dari 11

Adneksitis

Definisi
Radang tuba falloppi dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Oleh sebab itu tepatlah
nama salfingo-ooritis atau adneksitis untuk radang tersebut. Radang itu kebanyakan akibat
infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat
ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan-jaringan di sekitarnya.

Etiologi
Di antara sebab- sebab yang paling banyak terdapat ialah infeksi gonorrhea dan infeksi puerperal
dan postabortum. Kira-kira 10 % infeksi disebabkan oleh tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul
radang adneksa sebagai akibat tindakan ( kerokan, laparotomi, pemasangan IUD dan
sebagainya ) dan perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.

Klasifikasi
1. Salpingo-ooritis akut
Salpingo-ooritis akut yang disebabkan oleh gonorrhea sampai ke tuba sampai uterus
melalui mukosa . Pada endosalping tampak oedema serta hyperemia dan infiltrasi
leukosit, pada infeksi yang ringan, epitel masih utuh., tapi pada infeksi yang lebih
beratkelihatan degenerasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas,
dan ikut juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal yang akhir ini dijumpai eksudat
purulen yang dapat keluar melalui ostium tuba abdominalis dan menyebabkan
peradangan di sekitarnya ( peritonitis pelvika )
Salpingitis akuta piogenik banyak ditemukan pada infeksi puerperal atau pada abortus
septic, akan tetapi dapat disebabkan pula sebagai akibat berbagai tindakan, seperti
Streptococcus ( aerobic dan anaerobic ), stafilococcus, E.coli, Klostridium welchii, dan
lain-lain. Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau
limfe ke parametrium terus ke tuba, dan dapat pula ke peritoneum pelvic. Di sini timbul
salpingitis interstisialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal dan menunjukkan
1

infiltrasi leukosit tetapi mukosa seringkali normal. Hali ini merupakan perbedaan yang
nyata dengan salpingitis gonoroika, di mana radang terdapat terutama pada mukosa
dengan dengan sering terjadi penyumbatan lumen tuba. Dalam hubungan ini, dalam
salpingitis piogenik kemungkinan lebih besar bahwa tuba terbuka setelah penyakitnya
sembuh.
Ovarium biasanya ikut dalam salpingitis. Kadang-kadang ovarium tidak ikut meradang,
sebaliknya biarpun jarang bisa terjadi radang terbatas pada ovarium, bahlan bisa terjadi
abses ovarium.
2. Salpingo-ooforitis kronika
Dapat didadakan pembagian antara :
a. Hidrosalping, terdapat penutupan ostium tuba abdominalis. Sebagian dari epitel
mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan dengan akibat retensi cairan
tersebut dalam tuba. Hidrosalping dapat berupa hidrosalping simpleks dan
hidrosalping folikularis. Pada hidrosalping simpleks terdapat satu ruangan berdinding
tipis, sedang hidrosalping folikularis terbagi dalam ruangan-ruangan kecil.
b. Piosalping, dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding tebal yang
berisi nanah. Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan dengan jaringan di
sekitarnya.
c. Salpingitis interstisial kronika, pada salpingitis interstisial kronika dinding tuba
menebal dan tampak fibrosis dan dapat pula ditemukan pengumpulan nanah sedikitsedikit di tengah-tengah jaringan otot. Terdapat pula perlekatan dengan jaringanjaringan di sekitarnya, seperti ovarium, uterus dan usus.
d. Kista tubo-ovarial, pada kista tubo ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel
ovarium, sedang pada abses tuboovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium.
Abses ovarium yang jarang terdapat sendiri, daru stadium akut dapat memasuki
stadium menahun.

e. Abses ovarial
f. Salpingitis tuberculosis

Gejala
Gambaran klinis salpingo-ooforitis akuta ialah demam, leukositosis dan rasa nyeri di sebelah
kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut tidak jarang terdapat pada kedua adneksa. Setelah lewat
beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan yang nyeri tekan.Pada torsi
adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence musculiare tidak teralu keras, dapat
diraba tumor nyeri tekan dengan batas nyeri tekan yang nyata. Suhu dan leukositosis juga tidak
seberapa tinggi. Ruptura tuba pada kehamian ektopik terganggu disertai dengan gejala-gejala
yangmendadak, sangat nyeri, dan anemi. Umumnya peristiwa ini tidak menimbulkan banyak
kesukaran dalam diagnosis dferensial. Yang lebih sulit ialah diagnosis abortus tuba. Umumnya
pada abortus tuba suhu tidak naik atau hanya naik sedikit, dan leukositosi juga tidak seberapa
tinggi.
Gejala-gejala salpingo-ooforitis kronika tidak selalu jelas, penyakit bisa didahului oleh penyakitpenyakit akut dengan panas, rasa nyeri yang cukup kuat di perut bagian bawah, akan tetapi bisa
pula dari permulaan sudah subakut atau menahun. Umumnya penderita merasa nyeri di perut
bagian bawah sebelah kiri atau kanan, yang bertambah keras pada pekerjaan berat, disertai
dengan penyakit pinggang. Leukorea sering terdapat disebabkan oleh servisitis kronika. Haid
umumnya lebih banyak dari biasa dengan siklus yang seringkali tidak teratur. Penderita sering
mengeluh tentang dispareunia dan infertilitas, disminore dapat ditemukan juga pada kasus ini.

Terapi
Terapi pada salpingo-ooforitis akuta terdiri atas istirahat baring, perawatan umum, pemberian
antibiotika dan analgetika.Dengan terapi tersebut, penyakit dapat menjadi sembuh atau mennjadi
menahun. Jarang sekali terpai salpingo-ooforitis akuta memerlukan pembedahan. Pembedahan
perlu dilakukan :
1. Jika terjadi rupture piosalping atau abses ovarium
2. Jika terdapat gejala-gejala ileus karena perlekatan
3

3. Jika terdapat kesukaran untuk membedakan antara apendisitis akuta dan salpingoooforitis akuta
Pada salpingo-ooforitis kronika, jika penyakitnya msaih dalam keadaan subakut, penderita harus
diberi terapi dengan antibiotika dengan spectrum luas. Jika keadaan sudah tenang, dapat diberi
terapi diatermi dalam beberapa seri

dan penderita dinasehatkan supaya penderita jangan

melakukan pekrjaan yang berat-berat. Dengan terapi ini, biarpun sisa- sisa peradangan masih
ada, keluhan keluhan penderita seringkali hilang atau sangat berkurang.
Terapi operatif mempunyai tempat pada salpingo-ooforitis kronika. Indikasi untuk terapi ini
adalah ;
1. Apabila setelah berulang kali dilakukan terapi diatermi, keluhan tetap ada dan
mengganggu kehidupan sehari-hari
2. Apabila tiap kali timbul reaktivisasi dari proses radang
3. Apabila ada tumor di sebelah uterus, dan setelah dilakukan beberapa terapi diatermis
tumor tidak mengecil, sehingga timbul adanya dugaan hidrosalping, piosalping, kista tuba
ovarial dan sebagainya
4. Apabila ada infertiitas yang sebabnya terletak pada tuba, dalam hal ini sebaiknya
dilakukan laparoskopi dahulu apakah ada harapan yang cukup besar bahwa dengan
pembedahan tuba dapat dibuka dengan sempurna dan perlekatan dapat dilepaskan.

KONSEP ASKEB.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu yang memiliki masalah yang berhubungan
dengan

gynekologi

dilakukan

dengan

pendekatan

manajemen

Varney

tetapi

pendokumentasiannya dalam bentuk SOAP.. Penerapan 7 langkah manajemen menurut Varney di


dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis sebagai berikut.
I. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data subyektif dan data obyektif, berupa data focus yang dibutuhkan untuk
menilai keadaan ibu sesuai dengan kondisinya, menggunakann anamnesa, pemeriksaan fisik,
penimbangan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan laboratorium. Jenis data yang
dikumpulkan adalah :
a. Data subyektif yang terdiri dari :
- Biodata ibu dan suami
Wanita yang mengalami adneksitis bisa saja wanita yang sudah menikah ataupun yang belum
menikah. Semua wanita berpotensi untuk mengalami adneksitis, terutama wanita pada usia
subur, mulai dari wanita yang baru mengalami menstruasi hingga yang menjelang menpause
ataupun wanita yang sudah menopause sendiri.
- Alasan ibu memeriksakan diri
Sebagian besar adneksitis menimbulkan gejala berupa nyeri, dan bila sudah dalam tingkatan
yang tingi akan menjdi nyeri yang sangat tajam. Perlu diperhatikan bila pasien yang datang
dengan adneksitis biasanya mengeluh: merasa nyeri di perut bagian bawah sebelah kiri atau
kanan, yang bertambah keras pada pekerjaan berat, disertai dengan penyakit pinggang. Leukorea
sering terdapat disebabkan oleh servisitis kronika. Haid umumnya lebih banyak dari biasa
dengan siklus yang seringkali tidak teratur. Penderita sering mengeluh tentang dispareunia dan
infertilitas, disminore dapat ditemukan juga pada kasus ini.

- Riwayat menstruasi
Wanita dengan adneksitis biasanya mengalami gangguan haid, baik dari siklusnya maupun
banyaknya darah yang keluar, tak jarang juga mengalami dismenorhoe.
5

- Riwayat perkawinan
Wanita yang mengalami adneksitis tidak terbatas pada wanita yang sudah pernah menikah atau
berhubungan seksual saja, wanita yang belum pernah menikah dan berhubungan seksual juga
tidak menutup kemungkinan terkena adneksitis.
- Riwayat obstetric
Kehamilan tidak mempengaruhi timbulnya adneksitis pada wanita karena baik wanita yang
sudah pernah hamil dan melahirkan ataupun yang belum.
- Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Wanita yang mengalami adneksitis bisa yang sudah pernah menggunakan alat kontrasepsi
maupun yang belum pernah menggunakan alat kontrasepsi. Namun, pemasangan IUD
merupakan salah satu fator penyebab dari terjadinya adneksitis, sehingga perlu dikaji adakah
riwayat penggunaan alat kontrasepsi berupa IUD sebelumnya bagi ibu yang pernah
menggunakan alat kontrasepsi.
- Riwayat laktasi
Adneksitis bisa terjadi baik pada wanita yang belum pernah menyusui ataupun yang sudah
pernah menyusui sebelumnya.
- Riwayat gynekologi
Adneksitis dapat juga terjadi pada wanita dengan permasalahan lainnya pada organ genitalianya,
di mana adneksitis juga dapat terjadi karena adanya penjalaran infeksi dari tempat peradangan
awal di satu organ genital sekitar adneksa.
- Riwayat kesehatan
Adneksitis bisa dialami oleh setiap wanita, terutama wanita yang menderita PMS dalam hal ini
kaitannya adalah dengan penyakit Gonorhea.Wanita dengan penyakit gonorrhea lebih berpotensi
mengalami adneksitis dibandingkan dengan wanita yang sehat. Adneksitis juga dapat disebabkan
6

oleh karena peradangan yang meluas dari organ lain, appendiks misalnya, sehingga ibu dengan
appendiks juga berisiko mengalami adneksitis.
- Riwayat biopsikososial spiritual
Gaya hidup atau perilaku wanita juga berpotensi menyebabkan seorang wanita mengalami
adneksitis.Wanita yang sering melakukan seks bebas maupun melakukan hubungan seksual
dengan lebih dari satu partner akan berisiko mengalami adneksitis. Wanita yang social
ekonominya rendah dan tidak memiliki pendidikan juga kemungkinan mengalami kista ovarium
karena tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memenuhi pola hidup sehat.
b. Data objektif
Didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dan hasil
pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan sistematis dan obstetri dengan tehnik palpasi,
inspeksi, auskultasi, dan perkusi serta hasil pemeriksaan penunjang (lab, rontgen, Laparoskopi)

2.1. Pemeriksaan Umum


Pemeriksaan umum pada wanita yang mengalami adneksitis akan mendapatkan data yang
berbeda sesuai dengan kondisinya. Bila wanita tersebut masih di tingkat akut, mungkin masih
dalam keadaan yang baik, komunikatif dan tidak terlalu mengalami gangguan dalam keadaan
umumnya. Namun keadaan akan lebih buruk bila ibu sudah memasuki tahap salpingo-ooforitis
kronik.
2.2. Pemeriksaan Sistematis dan Gynekologis
a. Kepala dan Leher
Hasil pada pemeriksaan pada kepala dan leher akan mengikuti hasil pemeriksaan umum.
Bila keadaan umum klien tampak anemis maka keadaan wajah akan menunjukkan tandatanda anemis seperti pucat dan konjungtiva berwarna pucat pula. Pembengkakan pada
kelenjar limfe dan tiroid atau pelebaran vena jugularis tidak terjadi pada penderita kecuali
bila penderita juga mengalami gangguan lain seperti penyakit jantung atau struma.
b. Dada dan aksila
Penderita adneksitis, umumnya tidak akan dijumpai kelainan pada daerah payudara
maupun aksilanya.
c. Abdomen
7

Pada penderita adneksitis, pada pemeriksaan abdomen akan ditemukan nyeri tekan pada
bagian perut bawah di tempat terjadinya adneksitis. Setelah lewat beberapa hari dijumpai
pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan yang nyeri tekan.Pada torsi adneksa timbul
rasa nyeri mendadak dan apabila defence musculiare tidak teralu keras, dapat diraba
tumor nyeri tekan dengan batas nyeri tekan yang nyata
d. Anogenital
Pada pemeriksaan anogenital tidak akan mengalami kelainan yang berarti pada penderita
adneksitis, hanya saja biasanya pada adneksitis akan ditemukan adanya pengeluaran
berupa leukorhe dari vagina ibu.
e. Ekstermitas
Pada penderita adneksitis umumnya tidak mengalami masalah pada ekstremitasnya,
namun pada beberapa kasus adneksitis ada pula yang mengalami oedema. Hanya saja
pada kejadian anemis, maka dapat dilihat perubahan dari warna kkuku jari tangan dan
kaki ibu.
2.3. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang penderita adneksitis khususnya pemeriksaan darah
lengkap akan ditemukan leukositosis akibat adanya peradangan yang ditimbulkan.
Perlu

dilakukan

pemeriksaan

penunjang

seperti

Ultrasonografi

(USG)

Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian
panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini
dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keadaan adneksa, ada atau
tidaknya tumor di bagian tuba maupun ovarium ibu.
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan
kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, mengambil bahan percontoh untuk
biopsi.
II. Interpretasi data dasar/analisa data
Dalam langkah ini data subjektif dan data objektif yang sudah dikaji kemudian dianalisa
menggunakan teori-teori fisiologis dan teori-teori patologis sesuai dengan keluhan, gejala yang
8

dirasakan dan hasil pemeriksaan. Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusan
diagnosis penyakit yang diderita.
III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial
Pada tahap ini setelah bidan merumuskan diagnosa atau masalah dituntut untuk memikirkan
masalah atau diagnosa potensial yang merupakan akibat dari masalah/diagnosa yang ada.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Komplikasi
atau keadaan yang potensial terjadi pada penderita kista ovarium antara lain:
-

perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian mendadak
menjadi akut abdomen.

Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor dengan panjang tangkai sekitar 5 cm atau
lebih dan ukurannya masih kecil dan gerakan yang terbatas .Sering terjadi pada saat
hamil dan asca partumdan saat terjadi akut abdomen.

Dapat pula terjadi peradangan yang meluas ke bagian organ lainnya sehingga kadang bisa
pula terjadi peritonitis.

Infeksi
Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut tegang dan panas hasil
pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala infeksi.
Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi.

IV. Merumuskan kebutuhan akan tindakan segera, tindakan kolaborasi dan rujukan
Kebutuhan akan tindakan segera untuk mengantisipasi ancaman yang fatal. Tindakan segera
bisa merupakan intervensi langsung oleh bidan bisa juga berdasarkan hasil kolaborasi dengan
profesi lain.

V. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Dalam menyusun rencana asuhan yang menyeluruh mengacu kepada diagnosa, masalah
asuhan serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat diberi asuhan. Perencanaan
yang mungkin disusun untuk penderita adneksitis, antara lain:
a. istirahat baring, perawatan umum, pemberian antibiotika dan analgetika
b. Pembedahan pada salpingo-ooforitis akut perlu dilakukan :
- Jika terjadi rupture piosalping atau abses ovarium
- Jika terdapat gejala-gejala ileus karena perlekatan
- Jika terdapat kesukaran untuk membedakan antara apendisitis akuta dan salpingoooforitis akuta
c. Terapi operatif mempunyai tempat pada salpingo-ooforitis kronika. Indikasi untuk terapi
ini adalah ;
- Apabila setelah berulang kali dilakukan terapi diatermi, keluhan tetap ada dan
mengganggu kehidupan sehari-hari
- Apabila tiap kali timbul reaktivisasi dari proses radang
- Apabila ada tumor di sebelah uterus, dan setelah dilakukan beberapa terapi
diatermis tumor tidak mengecil, sehingga timbul adanya dugaan hidrosalping,
piosalping, kista tuba ovarial dan sebagainya
- Apabila ada infertiitas yang sebabnya terletak pada tuba, dalam hal ini sebaiknya
dilakukan laparoskopi dahulu apakah ada harapan yang cukup besar bahwa
dengan pembedahan tuba dapat dibuka dengan sempurna dan perlekatan dapat
dilepaskan.
VI. Pelaksanaan asuhan sesuai dengan perencanaan secara efisien
Pada langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah direncanakan pada
langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan segera, support, kolaborasi,
bimbingan konseling, pemeriksaan dan follow up.
VII. Evaluasi
Padalangkah terakhir ini melakukan evaluasi terhadap keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan. Hal ini menyangkut apakah kebutuhan klien terpenuhi, masalah yang ada terpecahkan,
masalah potensial dihindari, klien dan keluarga mengetahui kondisi kesehatannya dan klien
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka menjag kesehatannya.

10

11

Anda mungkin juga menyukai