BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
2
2.
Pemilik hewan memiliki tekanan darah lebih rendah pada situasi yang penuh
tekanan.
3.
4.
Pemilik hewan memiliki kadar trigliserid dan kolesterol yang lebih rendah
(keduanya merupakan indikator penyakit jantung).
5.
Pasien jantung yang memiliki hewan peliharaan dapat bertahan lebih baik.
6.
Pemilik hewan yang berusia diatas 65 tahun 30% lebih jarang mengunjungi
dokter dibandingkan dg yang tidak memiliki hewan.
Dengan demikian, hewan Peliharaan memiliki banyak manfaat mulai dari
3
pet shop kecil pun mulai bermunculan seiring dengan meningkatnya permintaan para
pecinta hewan ini, tetapi sebagian pet shop yang berlokasi di Kota Malang tidak
memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung semua kebutuhan hewan ini,
dibeberapa petshop contohnya hanya memiliki fasilitas jual beli hewan peliharaan, atau
hanya memiliki fasilitas grooming, dalam arti kata lain tidak ada bangunan yang
memfasilitasi segala macam kebutuhan hewan peliharaan yang lengkap dan kompleks
yang terpusat dalam satu wadah.
Melihat potensi serta permasalahan tersebut, Kota Malang dipilih sebagai
lokasi yang tepat sehingga mendorong penulis untuk menawarkan suatu bangunan Pusat
Pelayanan Hewan Peliharaan yang meliputi fasilitas-fasilitas di atas namun tidak
terlepas dari konteks lingkungannya.
1.1.3. Pendekatan Arsitektur Ekologis Dalam Perancangan
Menurunnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui serta menurunnya
kualitas lingkungan menuntut digunakannya penerapan eco-architecture (arsitektur
ekologis), dengan penerapan ini dapat meminimalisir dampak negatif dan
mempunyai dampak berkelanjutan serta ramah lingkungan dalam perancangan
bangunan nantinya.
Konsep Eco pada perancangan ini juga memerankan arsitektur hijau dalam
membangun dan menjawab tantangan isu yang terjadi seperti pemanasan global di
kota yang mengakibatkan suhu udara naik. Supaya ekosistem tetap terjaga
keseimbangannya tanpa merusak keadaan sekitar lingkungan maka arsitektur hijau
berperan untuk membantu menjaga keseimbangan tersebut. Arsitektur hijau
merupakan bagian dari suatu sistem ekologi yang terkait di antara organismeorganisme dengan lingkungan-lingkungannya, baik lingkungan inorganik (abiotik)
maupun lingkungan organik (biotik).
Arsitektur hijau dapat didefinisikan suatu kombinasi antara arsitektur dan
bentang alam (landscape). Arsitektur hijau (green architecture) secara umum
memiliki pengertian mengenai suatu konsep terapan dalam bidang arsitektur yang
minim mengkonsumsi sumber daya alam (energi, air, material dan minim
menimbulkan dampak lingkungan), mempertahankan eksistensi di muka bumi dengan
cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan, serta konsep arsitektur hijau ini
merupakan langkah untuk meralisasikan kehidupan manusia yang lebih baik. Arsitektur
hijau merupakan konsekuensi dari konsep arsitektur berkelanjutan. Arsitektur yang
berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan
global alami dengan penekanan pada efisiensi energy (energy-efficient), pola
berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach). (Energyeffiency Architecture, dalam Ridhati Ummi Waskitarini, 2014).
4
1.2.
1.2.1. Tujuan
Tujuan dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota Malang ini
adalah
1. Menjadikan Rancangan Malang Pet Centre sebagai tujuan pelayanan hewan
peliharaan yang kompleks dan edukatif.
2. Menerapkan rancangan permainan tradisional anak yang menerapkan
arsitektur ekologis dengan menggunakan prinsip peduli lingkungan dan alam.
1.2.2. Sasaran
Sasaran dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota Malang
ini adalah:
1. Sarana terpusat yang menyediakan dan melayani kebutuhan bagi pecinta
hewan peliharaan.
2. Sarana untuk memperkenalkan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing
sebagai hewan yang layak untuk dilindungi dan memperkenalkan sejak dini
pada anak-anak tentang kerusakan ekosistem hewan dan populasi hewan
yang semakin menurun diikuti dengan adanya issue pemanasan global.
3. Pengaplikasian arsitektur ekologis pada perancangan Pusat Pelayanan
Hewan Peliharaan agar ekosistem tetap terjaga keseimbangannya tanpa
merusak keadaan sekitar lingkungan.
1.3.
PERMASALAHAN
5
3. Pengaplikasian Arsitektur ekologis diharapkan dapat menjaga keseimbangkan
dan mensinergikan antara ekosistem hewan peliharaan dan lingkungan sekitar
pada Perancangan Pusat Hewan Peliharaan.
1.3.2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dari rancangan pusat permainan tradisional anak di
Batu adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan Malang Pet Centre dapat menjadi tujuan pelayanan
hewan peliharaan yang kompleks dan edukatif ?
2. Bagaimana menerapkan rancangan Malang Pet Centre bertemakan arsitektur
ekologis dengan menggunakan prinsip peduli lingkungan dan alam ?
1.3.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di
Kota Malang ini adalah:
a. Batasan pelayanan
1. Batasan skala wilayah pelayanan pada perancangan Malang Pet Centre di Kota
Malang mencakup wilayah Jawa, Indonesia.
b. Batasan objek
1. Mempunyai fungsi utama sebagai wadah perawatan dan kesehatan, penyedia
sarana dan kebutuhan yang lengkap bagi hewan peliharaan di Kota Malang
dan sekitarnya.
2. Fungsi sekunder bangunan sebagai sarana rekreasi dan edukasi bagi
pengunjung Pusat Hewan Peliharaan.
3. Hewan peliharaan yang di tampung dalam perancangan Pusat Pelayanan
Hewan Peliharaanhanya kucing dan anjing.
c. Batasan lokasi
1. Rancangan pusat permainan tradisional anak ini mengambil lokasi di Kota
Malang. Karena menurut analisis sederhana Kota Malang merupakan salah
satu kota yang memiliki daya tarik yang cukup besar. Perancangan ini
bertempat di tengah-tengah kota yaitu di jalan. Kelurahan kecamatan
d. Batasan Tema
1. Perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan dilakukan dengan
pendekatan arsitektur ekologis atau Eco Architecture yang akan diolah
sebagai penekanan study adalah suprasegmen arsitektur yang akan mencakup
bentuk, jenis bahan, warna,tekstur dan ukuran, skala dan proposisi pada
elemen-elemen arsitekturalpembatas, pengisi dan pelengkap ruang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
8
a.Pet Centre yang secara khusus pada pelayanan-pelayanan tertentu seperti
pelayanan hanya khusus anjing dan kucing.
b.
Pet Centre yang secara umum melayani segala perawatan untuk segala
jenis hewan peliharatan
Tinjauan Arsitektur
Fungsi utama dari Malang Pet Centre ini adalah untuk menyelenggarakan
Pet Hotel
B. Fasilitas Sekunder
Sarana edukasi, yaitu museum hewan (anjing dan kucing) dan perpustakaan
C. Fasilitas Penunjang
Pet shop
Auditorium
Arena pertunjukan
Restoran
Kantor pengelola
dengan:
papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa medik
veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai
tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai
ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan
medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk administrasi dan rekam
medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan
hewan;
e. sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai kapasitas
f. sistem komunikasi.
Kemudian memiliki fasilitas pelayanan yang harus terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
10
b. Obat Wajib Ada : Antibiotika, Analgesik, Antihistamin, Anthelminticum,
Adrenalin/Epinephrin, Atropin sulfas, Corticosteroid, Sedativa, Anastethicum,
Cairan Infus, Alkohol, Antiseptika, Vaksin, Obat Oral.
c. Jasa Pelayanan : Konsultasi dan Terapi, Vaksinasi, Operasi minor, Operasi major,
Rawat inap, Pemeriksaan laboratorium, USG, X-Ray, Gawat darurat, Rawat inap
penyakit menular, Endoscopi*.
Jenis ruang
Ruang
Pelayanan
Nama ruang
Ruang tunggu
Meja konsultasi, Meja Periksa, Lemari
Obat dan alat,Timbangan bayi, Timbangan
Ruang periksa
digital,
Ruang Tindakan
Cooler box/lemari es, Meja Operasi,
Rekaman Medis, Lampu operasi, XRay
Ruang apresiasi
Viewer.
Thermometer, Stetoscope, Gunting
bengkok dan lurus, Disposable Syringe,
Disposable Needle, Urin Catheter, IV
Catheter, Infusion set, Benang
Operasi,Nailclipper,
Doppler, USG, Nebulizer ,Opthalmoscope,
Ruang operasi
Ruang observasi
Peralatan bedah orthopedi,
11
Autoclave/steem, Kain operasi S dan L,
Baju Bedah S,M,L, Monitor respirasi, Meja
alat bedah, Meja beda electric, Meja
Anastesi, Tromol besar Tromol kecil.
Ruang isolasi
Ruang Penunjang
Tabel 2.2 Persyaratan Minimal Kebutuhan fasilitas kesehatan hewan pada bangunan pet center
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian No.: 02/Permentan/OT.140/1/2010
Keterangan:
* = sebaiknya ada
*)** = sebaiknya ada dan mempunyai laboratorium rujukan
2.2.1.3 Tata Ruang Rumah Sakit Hewan
Hal mendasar yang membedakan rumah sakit hewan dengan bangunan lainnya adalah
:
(4)
12
Untuk hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, ruangan di desain secara khusus.
Setiap kamar di berikan ruangan khusus untuk penjaga serta diberikan pintu yang
langsung mengarah pada halaman luar, seperti gambar di bawah ini:
zona privat.
Kenyamanan dan keamanan hewan yang dititipkan
berada dalam koridor yang terpisah dari ruang lainnya, dan pembatasan lalu lintas
a. kegiatan dibatasi secara fisik, maupun diatur oleh Standard Operating Procedure
(SOP) (Kep. BKP No. 501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008).
13
Gambar 2.2. Rencana ruang bedah, ruang pengobatan dan ruang dinas
(Sumber: Neufert, 2002: p116, p122)
14
Laboratorium
Fungsi laboratorium disini tidak hanya sebagai penunjang dari rumah sakit hewan,
namun juga sebagai tempat untuk melakukan riset dan penelitian pada anjing dan
kucing.
Koleksi obat
Produksi obat untuk bahan yang harus mendapat izin di gedung tanpa apotek penuh
dilakukan di dispensarium. lnstitusi ini terdiri dari ruang kerja dan ruang produksi
(25 m2) dengan pintu masuk langsung dari koridor. Perlengkapannya adalah tempat
menulis, tempat mencuci, tempat membilas, tempat penyimpanan troli dan lemarilemari yang dapat dikunci. Selanjutnya terdapat gudang kering dan khusus (15 m2),
sebuah ruang pendingin (10 m2) untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang
berbahaya sepertijuga sebuah ruang penyimpan bahan-bahan pembalut dan gudang
basah untuk keadaan darurat (kebakaran). Untuk suatu perencanaan bangunan baru
15
dianjurkan pengadaan sebuah apotek penuh (tidak sementara) (Sumber: Neufert,
2002: p228).
Koridor
Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50 meter, yang harus juga disesuaikan dengan
lalu lintas yang ada. Jendela untuk penerangan dan ventilasi udara antara satu sama
lain sebaiknya tidak melebihi 25 m. Lebar lorong tersebut tidak boleh dipersempit
dengan penyangga-penyangga gedung, atau bagian bangunan lain.
16
Gambar : 2.10. Animal Care Hospital
Sumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Animal Care Hospital & Pet Cetera adalah rumah sakit hewan yang kecil namun modern
yang didedikasikan untuk kesejahteraan hewan peliharaan serta pemiliknya.
(5)
Rumah sakit ini terletak di Jl.St.John Ave, Dyersburg, TN 38024 dan telah
merawat ribuan hewan peliharaan sejak tahun 1989. Rumah sakit ini menyediakan
layanan medis, kesehatan mulut, bedah dan nutrisi lengkap untuk anjing, kucing dan
hewan peliharaan lainnya. Pet Cetera adalah toko hewan peliharaan yang juga
meneyediakan layanan profesional perawatan dan asrama untuk hewan peliharaan.
Tujuan dari rumah sakit ini adalah melayani hewan peliharaan dengan kualitas
perawatan luar biasa melalui kasih sayang, keramahan dan sensitivitas.
Rumah sakit ini memiliki 3 orang dokter, seorang manager, 3 orang pada bagian
receptionist untuk membantu melayani kebutuhan pengunjung, 3 orang asisten dokter,
3 orang untuk menangani hewan yang dirawat inap, 1 orang penanggung jawab untuk
obat-obatan medis, dan 3 orang penananggung kecantika hewan peliharaan.
17
Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
m2
Room Name
m2
324,3
132
48
331,2
389,7
19,5
318,6
99,3
29,7
6,6
21,9
47,4
57,9
48,6
44,4
7,2
35,7
Pack Room
Exam & Future
Exam
Treatment
Dog Ward
Cat Ward
Intensive Care
Isolation
Run Area
Receiving
Food Prep
X-ray
Process
Surgery
Stairwell
Restrooms
Corridors
324,3
174
409,5
37,5
24,6
61,8
59,1
214,8
49,8
69,3
30,6
11,4
46,8
24,3
70,5
360,3
Total
3.638,7
Tabel 2.2 Ruang serta Besaran Ruang pada Animal Care Hospital
Sumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com
Peralatan X-ray yang terdiri dari mesin radiografi dan prosesor rumah. Prosesor
otomatis memungkinkan untuk mengembangkan x-ray dengan cepat untuk evaluasi
segera.(10)
18
Animal Care Hosptal menyediakan perawatan 24 jam bagi pasien. Hospital Care Animal
menyediakan layanan periksa dan pencabutan gigi dan mulut untuk membantu
mengurangi kerusakan dan bau mulut hewan.
(5)
Untuk memeriksa hewan peliharaan lebih teliti, Animal Care Hospital menggunakan
Videoscope untuk melihat ke dalam saluran telinga dan mulut. Sebuah probe kecil
dengan kamera yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan dapat terlihat di layar TV. (5)
19
Bangunan yang terletak di distrik Gangnam, Seoul, Korea Selatan ini lebih tampak
seperti gedung perkantoran jika dilihat dari luar dan tidak menampakkan fasade
bangunan rumah sakit hewan Irion Animal Hospital diresmikan pada bulan Februari
2011, sebagai tempat one stop perawatan hewan. Irion Animal Hospital juga memiliki
fasilitas salon, toko makanan bahkan hotel yang kesemuanya diperuntukkan bagi
hewan, khususnya kucing dan anjing. Irion menyediakan 36 kamar berbagai ukuran
serta peralatan medis high-end. Untuk menginapkan hewan disini, pengunjung harus
membayar biaya yang cukup besar, berkisar antara 300 ribu hingga 1,5 juta rupiah per
malam tergantung kamar dan fasilitas apa saja yang ingin didapatkan. (7)
Gambar 2.17. Perawatan Kecantikan (Kiri) dan Ruang Penginapan Hewan (Kanan)
Sumber :http://www.uniqpost.com
Menurut statistik, hampir 20 persen rumah tangga di Korea Selatan memiliki hewan
peliharaan, 95 persen diantaranya adalah anjing. Namun hal tersebut dinilai masih
lambat dalam perkembangan industri pet shop, dikarenakan tradisi orang Korea yang
kerap membiarkan hewan peliharaannya keluar rumah, selain mengonsumsi daging
anjing. Namun dewasa ini, mengonsumsi daging anjing sudah mulai ditinggalkan karena
kesadaran masyarakat yang menganggapnya sebagai aib internasional. Bulan Juni lalu,
Korea Dog Farmer Association bahkan membatalkan festival dogmeat karena protes dari
aktivis hak binatang.(7)
20
6 bulan).
Pintu masuk menuju fasilitas karantina dilengkapi dengan tanda Dilarang
21
o
penanganan limbah.
Ruang karantina/ isolasi hewan harus terpisah dari ruang hewan untuk
kegiatan koloni lainnya (penangkaran, pemeliharaan/ holding,
22
b. Koridor dibuat cukup lebar agar aktifitas personel dan pemindahan
alat alat bisa berlangsung dengan leluasa. Lebar antara 180 cm 250
cm biasanya sudah memenuhi syarat.
c.
d. Gambar 2.19. Koridor klinik
e. (Sumber: Neufert, 2002: p212)
o
-
tidak mudah belah, tidak mudah retak, dan tidak mudah berkarat.
Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan air, tidak berpori,
tidak mengandung komponen beracun (non-toxic), kuat dan mudah
dibersihkan. Pertemuan antara lantai dan dinding dibuat melengkung
2.2.2.1.
Kucing dapat mudah sekali terkena jamur. Hal ini mengharuskan ruangan
tempat tinggal kucing tidak lembab dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Idealnya, kelembababn udara di dalam ruangan 40-60%. Kucing juga harus dijemur guna
memperbaiki metabolisme tubuh, khususnya untuk kucing indoor yang jarang terkena
sinar matahari langsung.
Menjemur dapat dilakukan sejak pukul 07.00-09.00 selama 25 menit. Kandang
kucing umumnya berbentuk persegi panjang dan terbuat dari stainless steel atau
23
aluminium. Seekor induk atau kucing dewasa membutuhkan kandang berukuran
100cmx70cmx70cm. Anak kucing ditempatkan di kandang yang berukuran
100cmx85cmx70cm dengan berdaya tampung 4 ekor. (12)
Fasilitas kandang yang harus ada guna memenuhi kenyamanan kucing (12) :
1. Tempat tidur
Anak kucing yang tidur di kandang juga dapat dipasangi alas yang hangat. Induk
tidak perlu tempat tidur, cukup diberi alas kain yang bersih dan hangat untuk
menyusui dan merawat anak-anaknya hingga siap disapih. Wadah pakan dan
minum
2. Wadah pakan berbentuk mangkuk yang terbuat dari stainless steel. Tempat
minum untuk kucing perisa berbentuk dangkal sehingga mudah dijangkau mulut
yang rata dengan hidungnya yang pesek.
3. Mainan kucing
Kucing adalah binatang aktif dan gemar bermain-main. Mainan yang menjadi
kegemaran kucing adalah yang berbentuk bulat, seperti bola atau mainan
menyerupai tikus. Minan dengan bentuk bola dapat meragsang kucing untuk
bergerak leluasa. Pada saat kucing menggigit mainan, memburu dan
mengambilnya kembali sangat membantu pembentukan fisik dan mentalnya.
4. Tempat garukan
Kebiasaan kucing mengasah kukunya dapat disalurkan pada mainan dari kayu
dengan bantalan bersarung ijuk atau karpet untuk sasaran kukunya.
5. Wadah untuk toilet (cat litter)
Kucing merupakan binatang yang mampu menjaga kebersihan dengan baik. Oleh
karenanya perlu disediakan kotak/nampan yang berisi pasir kasar untuk
toilet.
6. Lampu Kandang
Adanya lampu dapat mempermudah penanganan di kandang seperti pada saat
kucing melahirkan dan sakit tiba-tiba.
2.2.2.2.
24
Sifat Hewan
.
Sifat anjing yang sering menandai
daerah kekuasaannya dengan berurine.
25
Sifat alami anjing yang sering bermain.
Gambar 2.22. Pengaturan sudut pandang yang nyaman bagi pengunjung museum
(Sumber: Neufert, 2002: p250)
26
b. Perpustakaan
Memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan data informasi tertulis tentang
satwa, tumbuhan dan alam berupa buku-buku, ensiklopedia dan lain lain.
Perpustakaan mempunyai beberapa standar tertentu yang berguna agar
pengunjung merasa nyaman.
27
(Neufert 2002: p3)
28
29
Gambar 2.33. Ukuran meja penjualan dengan bilik-bilik dan rak-rak pendukung
(Sumber: Neufert, 2002: p41
30
Gambar 2.35. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton
(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)
Gambar 2.36. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton
(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)
31
2.2.6. Restoran
Restoran merupakan salah satu fasilitas yang mendukung kenyamanan para
pengunjung untuk mendapatkan makanaan serta minuman dimana tempat ini bersifat
komersial. Seringkali Restoran juga dimanfaatkan sebagai tempat istirahat bagi para
pengunjung, maka dari itu diperlukanya tempat yang nyaman serta aman bagi
pengunjung. Adapun ketentuan tempat duduk yang baik untuk restoran.
Gambar diatas menunjukan bahwa jarak ideal yang dipergunakan untuk ukuran
kursi yang sering di pergunakan pada restoran-restoran. Disamping itu gambar di atas
menunjukan bahwa ukuran meja yang perlu du sesuaikan bagi para pengunjung ataupun
para pelayan yang melayani para pengunjung.
Selain itu ukuran meja juga menjadi poin yang dapat menambah kenyamanan
dalam aktifitas makan. Kebutuhan para pengunjung dalam hal meja makan. hal yang
mendasar untuk mendukung aktifitas makan, seperti ruang untuk menaruh peralatan
makan dimana jika meja makan tersebut tidak menyediakan meja yang sesuai dengan
kebutuhan akan terjadi rasa stress pada pengunjung. Adapun standar ukuran meja
sesuai dengan ketentuan yang sering dipergunakan dalam restoran beserta pola
peletakannya adalah sebagai berikut :
32
Pada gambar 2.31 menunjukan dahwa posisi meja restoran yang di peruntukan bagi
pengunjung dinana pada gambar tersebut menepakan posisi diagonal ( miring ) dalam
penataan meja. Volume yang di butuhkan untuk perletakan meja dengan panjang
120cm x 120cm dam memiliki panjang sirkulasi antar meja 100cm-80cm.
33
Pada gambar 2.31 menunjukan bahwa posisi meja pengunjung yang ditata secara
paralel dimana pada penataan ini meja ditata rapi dan sejajar dengan meja lain.
memiliki luas meja 85cm x 85 cm pada setiap meja,memilki volume untuk bergeser
mencapai 175cm x 175 cm serta memiliki sirkulasi 90cm yang di peruntukan bagi
pengunjung lain yang hendak lewat dan bagi pelayan yang hendak mengantarakan
makanan.
34
Terdiri dari beberapa ruang pekerja yang bekerja di luar administrasi seperti pada
bagian pakan satwa, membersihkan kandang, petugas kebersihan dan pelatih satwa.
Pekerja dan animal keeper harus mengikuti intruksi ketat untuk kebersihan diri masing
masing, dan harus mengikuti praktek hygiene (kebersihan) dalam mempersiapkan
makanan satwa, untuk menghindari cross contamination (penjangkitan atau penyebaran
kuman) dari alat-alat yang digunakan dan tempat mempersiapkan makanan tersebut
sehingga beberapa pekerja memerlukan ruang sebagai tempat mempersiapkan diri
(sterilisasi) dan untuk beristirahat.
35
Kebutuhan ruang yang disebut di atas memiliki besaran ruang masing-masing sesuai
dengan besaran yang ditentukan dan di perlukan, dari kebutuhan ruang yang disebutkan
juga memerlukan ruang-ruang lainnya terkait dengan ruang yang dapat menunjang
keberlangsungan kegiatan, diantaranya meliputi:
1) Ruang duduk
Tempat duduk disini difungsikan sebagai tempat untuk beristirahat atau berteduh.
2) Kamar mandi
3) Parkir Kendaraan
36
4) Mushola
5) Pencahayaan
37
Pada perancangan ini memerlukan ruang dalam yang dapat memanfaatkan secara
optimal dalam pencahayaannya siang, maka dari itu perlu menerapkan bukaan
yang sesuai dengan standar bukaan:
Gambar 2.50. Bentuk Ventilasi ujung dinding dan sistem pemantulan cahaya alami
(Sumber: NAD jilid 2, 2002)
6) Koridor
a.
b.
38
c.
d.
Gambar 2.52. Jenis-jenis koridor yang dapat digunakan dengan tipe yang berbeda-beda. a). Bentuk
pelana, b). Bentuk kubah, c). Bentuk Prisma, d). Atap mimbar.
(Sumber: NDA, 2002)
39
2.3.
40
Gambar
Maine Coon
Siamase
Abyssinian
41
American Bobtail
Bengal Cat
breed
42
Birman Cat
Kucing ras
Ragdoll Cat
Himalayan Cat
Persian Cat
43
b. Anjing Dan Jenis-Jenisnya
Anjing menjadi kawan manusia sejak kira-kira 10.000 tahun yang lalu,
pada jaman batu. Banyak orang berpendapat bahwa anjing keturunan
serigala. Yang lain berpendapat bahwa mungkin asalnya dari suatu jenis
anjing buas lain yang sekarang sudah punah (Our World Encyclopedia,
1983:79, dalam Fransisca Amalia, 2011).
Kelompok Anjing Berdasarkan Ukuran(8)
1. Kelompok Small
Semua anjing dengan berat badan 1-10kg. Contohnya cihuhua, teckel, dan
mini pincher.
2. Kelompok Medium
Kelompok medium adalah anjing-anjing dengan berat badan 10-25kg.
Contohnya, anjing kintamani.
3. Kelompok Large
Kelompok anjing yang memiliki berat badan 25-50kg. Contohnya adalah
ajing gembala jerman (herder) dan doberman.
4. Kelompok Giant
Kelompok giant adalah anjing-anjing dengan berat badan 50-75kg.
Contohnya adalah St.Bernard.
44
Anjing kelompok ini bertugas sebagai penjaga rumah dan memiliki sifat
galak, tampang seram dan hanya bersahabat dengan pemiliknya saja.
Contohnya, rottwailer, herder, doberman dan boxer.
5. Terrier
Kelompok ini memiliki tugas sebagai anjing pemuru hewan kecil seperti
bajing tanah, kelinci dan berag-berang. Contohnya, staffodshire bull
terrier.
6. Gundog
Anjing kelompok ini dimanfaatkan untuk berburu dan sebagai anjing
pelacak di kepolisian. Contohnya, retriever, pointer, spaniel, dan setter.
7. Utility
Kelompok anjing ini merupakan anjing dengan kecrdasan relative tinggi
sehingga mudah dilatih untuk berbagai keperluan. Contohnya dalmation dan
chow-chow.
Umur Anjing
Pengelompokkan anjing berdasarkan usia: (9)
1. Anjing berumur 3 minggu
Anaka anjing masih tergantung dengan induknya. Anak anjing tersebut
masih membutuhkan kehangata, perhatian, dan pemberian makan secara
intensif.
2. Anjing berumur 4-7 minggu
Mulai pelakukan pengembaraan, berjalan kesana ke mari menyelidiki
keadaan sekeliling.
3. Anjing berumur 12 minggu
Anak anjing sudah mandiri dan terpisah dari induknya.
Anjing juga memiliki banyak warna dan macam pola. Berdasarkan ras nya anjing
memiliki berbagai macam jenis, diantaranya:
Anjing ras
Jenis
Gambar
Alaskan Malamute
45
Akita
Beagle
Boxer
Chihuahua
Anjing ras
Jindo
46
Dachshund
English Bulldog
Doberman
Labrador Retriever
Rottweiler
Anjing ras
Yorkshire Terrier
47
Maltese
Pomeranian
Shih Tzu
Shiba Inu
Pekingese
Anjing ras
48
Mini Pinscher
Siberian
Anjing ras
German shepherd
49
A. Sifat Alami Kucing
Menurut Susetyo (2004), Jenis kucing yang banyak dipelihara dewasa ini
adalah jenis kucing persia, anggora dan mainecoon. Kesemua jenis hewan ini
memiliki jenis bulu yang lebat dan panjang. Kucing ras ini berasal dari negara 4
musim, sehingga diperlukan suhu yang cukup yaitu antara 21-240C untuk
menjaga kualitas bulu.
Untuk menandai wilayah kekuasaannya, kucing akan memanfaatkan
air seninya atau dikenal dengan istilah spraying. Kebiasaan spraying ini
umumnya dilakukan oleh kucing jantan yang menuju dewasa akibat mulai
matangnya fungsi seksual yang dipicu oleh perubahan fungsi hormon.
50
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang
merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim
gurun. Kucing senang dengan suasana hangat dan sering tidur di bawah
hangatnya sinar matahari. Kotorannya biasanya kering dan kucing lebih suka
menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak
cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk
"pounce". mempertahankan suhu tubuh normalnya, yaitu 39C, dalam keadaan
basah. Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air. Kucing peliharaan
yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak kotoran yang berisi pasir atau
bahan khusus yang dijual di toko hewan peliharaan. Perlu juga disediakan
tempat khusus bagi kucing untuk mencakar. Hal ini penting karena kucing
memerlukan kegiatan mencakar ini untuk menanggalkan lapisan lama pada
kukunya agar kukunya dapat tetap tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak
adanya tempat khusus ini akan menyebabkan kucing banyak merusak
perabotan.
(10)
51
Kebiasaan menggali tanah yang dilakukan hewan anjing setelah membuang urin
adalah agar aroma urine menyebar merata sehingga wilayah teritorialnya
semakin luas. Namun alasan lain mereka menggali tanah adalah untuk pergi
dari rumah lewat bawah pagar yang telah mereka gali.
4. Menggongong
Menggonggong adalah sifat naluri yang diwariskan sejak kecil. Hal tersebut
sebagai reaksi terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Anjing yang
kesepian terdengar salakan yang memilukan telinga
sehingga seolah ingin ditemani.
5. Manja
Anjing selalu minta perhatian, disayang dan dielus. Bahkan anjing tiduran
dipangkuan pemiliknya dengan nyaman.
6. Pergi dari tempat tinggal
Anjing mempunyai kebiasaan pergi dari rumah sebagai proses dari petualangan.
Anjing ingin melihat dan mengetahui suasana lingkungan di luar rumah, mencari
teman sesama anjing, dan berjalan-jalan selama beberapa hari. Anjing pergi
saat suasana sepi, pada pagi atau malam hari ketika penghuni rumah pergi atau
tidur nyenyak. Begitu ia merasa puas, anjing akan pulang dengan sendirinya.
2.3.
52
Pet selalu saja dapat bertingkah sangat lucu. Hal ini menyebabkan manusia
akan terbawa kedalam suasana yang menyegarkan karena selalu tertawa
adanya.
Pendengar yang baik
Jika kita berbicara dengan pet, maka dia akan mendengarkan tanpa
serangan jantung.
Meningkatkan aktivitas fisik dan fungsi kesehatan.
Kebutuhan akan merawat hewan menyebabkan pemilik mempunyai
53
tersebut jatuh. Hasilnya, beberapa orang penderita Parkinson lebih
suka duduk terus-menerus dan enggan untuk berpindah.
Anjing terlatih membantu untuk mengidentifikasi adanya freezing
pada penderita. Apabila anjing menyentuh kaki yang mengalami
freezing, maka kebekuan tadi akan hilang dan penderita
2)
2.4.
54
Jadi, Arsitektur ekologis merupakan seluruh proses perancangan dan
pembangunan bangunan yang berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan
potensi alam semaksimal mungkin.
2.4.2. Ekologi dan Eko-Arsitektur
Atas dasar pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah diuraikan, maka
perhatian pada arsitektur sebagai ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur
kemanusiaan yang memperhitungkan juga keselarasan dengan alam dan
kepentinagn manusia penghuninya. Pembangunan rumah atau tempat tinggal
sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan
lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.
(Krusche, Per et sl. Oekologisches Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982. Hlm.7 )
Arsitektur biologis
Arsitektur surya
Arsitektur alternatif
Eko-Arsitektur
Bionik-struktur
alamiah
55
kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara material
terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan pencemaran udara.
2. Bentuk dan struktur bangunan
Bentuk dan struktur bangunan merupakan masalah kualitas dalam
perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas
yang lain yang berhubungan, terutama kualitas bentuk yang tidak dapat
diukur maupun diberi standar.
3. Pencahayaan dan warna
Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang melalui mata
dalam hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan
(penerangan alami maupun buatan) dan pembayangan mempengaruhi
orientasi di dalam ruang.
Pencahayaan lewat
lubang-lubang jendela di
tengah dinding
Pencahayaan lewat
lubang-lubang jendela di
tengah dinding
Pencahayaan lewat
lubang-lubang jendela
di tengah dinding
Pada gambar nomor 2.Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan
gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang
(misalnya dengan perabot, lukisan, dan hiasan lainnya). Cahaya matahari
memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya tersebut masuk
dari jendela yang orientasinya ke timur
56
Gambar 2.56. Gedung perkantoran atau industri bertingkat yang menggunakan pencahayaan
alam tanpa sinar panas dan tanpa penyilauan
(Sumber : Kiss, Miklos. Neue Erkenntnisse zum Thema Tageslichtnutzung. Di dalam : Majalah
SI+A, No.50. Zrich 1996. Hlm.1127-1129)
57
Pada gambar nomor 2.57 Angin dan pengudaraan ruangan secara terus-menerus
mempersejuk iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran
terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang
menurunkan suhu pada kulit manusia. Dengan demikian juga dapat digunakan
angin untuk mengatur udara didalam ruang. (Reed, Robert H. Design for Natural
Ventilation in Hot Humid Weather. Texas 1953 )
58
5. Alam dan iklim tropis
Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus diperhatikan
terutama berhubungan dengan ruang dalam. Masalah tersebut mendapat
pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di lingkungan sekitarnya, yaitu sinar
matahari dan orientasi bangunan, angin, dan pengudaraan ruangan, suhu dan
perlindungan terhadap panas, curah hujan dan kelembapan udara.
6. Sinar matahari dan orientasi bangunan
Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat diantara
lintasan matahari dan angin, serta bentuk denah yang terlindung adalah titik
utama dalam peningkatan mutu iklim-mikro yang sudah ada. Dalam hal ini tidak
hanya perlu diperhatikan sinar matahari yang mengakibatkan panas saja,
melainkan juga arah angin yang memberi kesejukan. Orientasi bangunan
terhadap sinar matahari yang paling cocok dan menguntungkan terdapat
sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat dan yang
terletak tegak lurus terhadap arah angin seperti gambar berikut.
59
perubahan pada suatu titik tertentu membutuhkan penyelesaian masalah yang
harus dilakukan didalam batas ruangan. Dengan sadar atau tidak sadar manusia
telah menghancurkan keseimbangan dengan alamnya sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Seperti manusia
dalam lingkungan ilmiah, sebenarnya menjadi spesialis hanya dalam aspek
keahliannya tetapi tetap bersatu didalam wadah kemanusiaan. Maka pengertian
keseimbangan dengan alam mengandung kesatuan makhluk hidup (termasuk
manusia) dengan alam sekitarnya secara holistis
2.4.3. Pengertian Arsitektur Ekologis Menurut Heinz Frick
Heinz Frick (1998) berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak
menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur, karena tidakada
sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun mencakup
keselarasan antara manusia dan alam. Eko-arsitektur mengandung juga dimensi
waktu, alam, sosio-kultural, ruang dan teknik bangunan. Oleh karena itu eko
arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan mengandung semua
bidang.
Heinz Frick memiliki beberapa prinsip bangunan ekologis yang antara
lain seperti :
1. Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat.
2. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan
menghemat penggunaan energi, memelihara sumber lingkungan
(udara, tanah, air), Memelihara dan
3. memperbaiki peredaraan alam,
4. Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi (listrik, air)
dan limbah (air limbah dan sampah),
5. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya
seharihari.
6. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan perencanaan
untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan material
bangunan maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi,
penyediaan air).
60
4. Menggunakan ventilasi alam dalam bangunan
5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
6. Menjamin bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahan
A.
lingkungan
7. Menggunakan energi terbarukan
8. Menciptakan bangunan bebas hamtan (dapat digunakan semua umur)
Menciptakan kawasan hijau di antara kawasan bangunan
Tujuan dari diciptakannya kawasan hijau adalah sebagai salah satu upaya
61
3. Hal ketiga adalah pertimbangkan tanaman yang akan direalisasikan.
C. Menggunakan bahan bangunan buatan lokal
Sekarang ini mulai banyak perkembangan bahan bangunan, munculnya
pekembangan bahan bangunan dikarenakan adanya kesadaran masyarakat
terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Bahan bangunan yang alami
tidak mengandung zat yang dapat merusak kesehatan manusiamaka berikut ini
merupakan penggolongan bahan bangunan menurut bahan mentah dan tingkat
transformasinya :
Tabel 2.1. penggolongan bahan bangunan menurut bahan mentah dan tingkat
transformasinya
Penggolongan ekologis
Bahan bangunan yang regneratif
kembali
Bahan bangunan recycling
kaca.
Batumerah, genting tanah liat, batako,
tranformasis sederhana
Bahan bangunan alam alam yang
Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
62
Ventilasi berfungsi untuk pertukaran udara. Dua hal yang berkaiatan dengan
arsitektur ekologis tentunya yang berkaiatan dengan unsur alam salah satunya
yaitu penggunaan ventilasi dari alam. ventilasi berkaitan dengan kualitas di dalam
ruangan. 2 hal yang berkaitan dengan kualitas udara yaitu penghawaan dan
pencahayaan. penghawaan oleh angin dan pencahayaan oleh sinar matahari.
berikut ini adalah penjelasan tentang kualitas dalam ruangan yang baik dan benar
beradsaarkan buku arsitektur ekologis versi heinz frick :
1. Penghawaan
Pada daerah yang beriklim tropis kelembapan udara dan suhu juga tinggi. angin
sedikit bertiup dengan arah yang berlawanan pada musim hujan dan musim
kemarau..pengaruh angin dan lintasan matahari terhadap bangunan dapat
dimanfaatkan dengan ;
a) gedung yang dibuat secraa terbuka dengan jarak yang cukup diantara
bangunan tersebut agar gerak udara terjamin.
b) orientasi banguanan ditempatkan diantara lintasan matahari dan
angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke
barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin.
c) gedung yang baik sebaiknya berbentuk persegi panjang yang nantinya
berguna untuk ventilasi silang.
d) ruang disekitar bngunan sebaiknya dilengkapi pohon peneduh.
e) menyiasaka minimal 30% lahan banguanan terbuka untuk penghijauan
dan tanaman.
2. Pencahayaan
Cahaya sangat penting bagi makhluk hidup , terutama untuk manusia , cahaya
digunakan untuk megenali lingkungan sekitar dan juga untuk menjalankan
aktivitas.
a. Cahaya dari permukaaan atap dan dinding
Cahaya berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan
melalui lubang atap dan / atau lubang dinding. Berbagai macam variasi
bentuk tergantung dari bentuk dan arah matahari terhadap bangunan
itu sendiri . pelubangan bangunan untuk cahaya alam berdampak pada
kesilauan bila bentuk dan arah lubang tidak tepat dalam
pengguanaanya.
b. Perlindungan terhadap silau matahari
Intensitas matahari terkadang juga berlebihan , cahaya yang berlebihan
menyaebabkan silau . silau akibat sinar matahari yang berlebihan akan
menyebakan ketidaknyamanan visual dan dapat melelahkan mata .
63
Untuk mengatasi hal tersebut berbagai macam cara untuk menghindari
atau mengurangi silau tersebut menurut buku dasar-dasar arsitektur
ekologis heinz frick adalah:
1) Penyediaan selasar disamping bangunan
2) Pembuatan atap tritisan atau pemberian sirip/kanopi pada jendela
E. Menggunakan Energi Terbarukan
Energi terbarukan merupakan energi yang dapat dihasilkan sendiri. berikut
ini adalah beberapa macam alat yang adapa t digunakan untuk meciptakan energy
snediri yang diambil dari buku arsitektur ekologis jilid 2 heinz frick hal 142.
1. Energi surya
No.
Daya kerja
Penyimpanan
Dengan menggunakan
alat penyimpanan
panas, dengan bahan
pelarut (air)atau
massa(batu-batuan)
Dengan menggunakan
alat penyimpan panas,
dengan bahan pelarut
(air) atau massa
(batubatuan)
Membangkitkan listrik 12 V
arus searah (dengan
mengguanakan perata arus
dan transformer terdapat 220
V arus bolak balik)
Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
2. Energi air
Energi air secara tradisional digunakan kincir air :
a) Dengan pukulan ke atas
b) Dengan pukulan bawah
c. Untuk membangkitakan listrik iguanaakn turbin
3. Energi angin
Energi angin dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kincir angin sesuai
kebutuhan tenaga. Energi geotermal memanfaatkan panas bumi untuk
menghasilkan uap yang dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga .
64
pembangkit listrik dengan menggunakab panas (uap)merupakan sistem yang
kurang efisien (faktor efisiensi< 27%).
F. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
Permukaan dinding dan lapisan langit langit ruang termasuk dalam upaya
penghijauan rumah . upaya untuk penghijauan dilakukan untuk mengatur tata air,
suhu, pencemaran udara dan juga unntuk perlindungan terhadap lingkungan sekitar.
Menurut buku eckb ,1964 dan fakuaea,1987 yang ditulis dalam buku arsitektur
ekologis hal 108 fungsi penghijauan pada dinding dan atap rumah adalah sebagai
berikut :
1. Tanaman sebagai penghijauan rumah dalam pertumbuhannya
menghasilkan O2 yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk bernapas.
2. Sebagai pengtaur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa
lingkungan setempat sejuk,nyaman dan segar.
3. Pencipta lingkungan hidup (ekologis). Penghijauan dapat menciptakan
ruang hidup bagi makhluk hidup di alam.
4. Penyeimbangan alam (adaptis) merupakan pembentukan tempat
tempat hidup bagi stawa yang hidup disekitarnya
5. Perlindungan (protektif) terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (air
hujan, angin kencang dan terik matahari )
6. Kesehatan (hygiene), untuk terapi mata karena penghijauan mengikat
gas dan debu.
7. Mengurangi kebisisngan di dalam gedung, terutamam pada atap
bertanam yang menambah bobot (massa) sebagai penanggulangna
suara/bising.
8. Rekreasi dan pendididkan (edukatif). Jalur hijau dengan aneka vegetasi
mengandung nilai-nilai ilmiah
9. Sosial politik ekonomi
G. bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahn lingkungan
Bangunan yang baik adalah bangunan yang tidak merugikan lingkungan.
Memang saat banguanan tersebut dibangun sudah mengurangi komunitas hewan
yang sebelumnya ada dilahan tersebut, tetapi kita sebagai manusia yang bijak
adan peduli akan lingkungan seharusnya mengganti lahan yang menjadi komunitas
mereka dengan cara melakukan penghijauan disekitar bangunan. Berbagai macam
cara yang digunakan yaitu:
1. Melakuakan penghijauana pada bangunana
2. Mendesain taman
H. Menciptakan bangunan bebas hambatan (dapat digunakan semua umur)
Bangunan yang baik merupakan bangunan yang dapat digunakan disegala
usia baik anak-anak mauapun orang tua, selain itu diguanakan juga bagi orang yang
cacat tubuh,orang sakit, maupun orang dewasa yang sehat misalnya diberikan jalur
65
bagi mereka yang menggunakan kursi roda .banyak hambatan bagi bangunan saat
ini yang tidak memperhatikan hal hal tersebut antara lain perbedaan tinggi lantai
yang mnyusahkan orang yang sangat tua maupun anakanak, taanda orientasi ruang
kurang jelas, tidak ada kursi untuk beristiarhat, dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalaha prinsip prinsip banguanan diambil dari frick,
heinz/widmer, petra. Membangun, membentuk, menghuni. Yogyakarta: kanisius,
2006.halaman 51-53 :
1. Pilihlah perlengkapan yang bebas hambatan jika biaya tidak lebih mahal
daripada pelrengkapan yang tidak bebeas hambatan .
2. Dalam gedung umum, hindarilah konstruksi tangga. Jika harus dibuat
tangga, pilih tangga yang lurus dilengkapi dengan jalan landai <8% atau lift.
3. Lebar semua pintu harus memadai kebutuhan kursi roda (>80 cm)
4. Sediakan cukup banyak tempat yang ebbas hambatan sehingga kursi roda
dapat dikemudikan dan dilangsir dengan mudah.
5. Ukuran huruf pada tulisan informasi harus jelas dibaca, pemasangannya
setinggi mata manusia , dengan penerangan yangs esuai dengan
kemampuan orang yang melihatnya (juga yang kemah penglihatannya)
6. Semua leemn pelayanan pada telepon umum,lift dan sebagainyaharus
dipasang pada tinggi yang optimal.
7. Kamar mandi/ wc dibentuk sedemikian rupasehingga dapat digunakan
sendiri oleh pengguna kursi roda tanpa bantuan orang lain.
8. Pintu sorong dapat dibuka lebih mudah oleh pengguan kursi roda
dibandingkan dengan pintu sayap biasa.
2.5.
TINJAUAN UMUM KOTA MALANG
2.5.1. Gambaran Umu Kota Malang
66
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 667 meter diatas
permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena
potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah
Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06 112,07 Bujur Timur dan 7,06
8,02 Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten
Malang
2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malang
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang
4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
serta dikelilingi gunung-gunung :
1. Gunung Arjuno di sebelah Utara
2. Gunung Semeru di sebelah Timur
3. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
4. Gunung Kelud di sebelah Selatan
A. Iklim
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu udara
berkisar antara 22,7C 25,1C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan
suhu minimum 18,4C . Rata kelembaban udara berkisar 79% 86%. Dengan
kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Seperti umumnya daerah
lain di Indonesia,
Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim
kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso Curah hujan yang
relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari, Nopember, Desember. Sedangkan pada
bulan Juni dan September Curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum
terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.
B. Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
1.
2.
3.
4.
Bagian
Bagian
Bagian
Bagian
67
C. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
1.
2.
3.
4.
Kota
Kota
Kota
Kota
Kota
Malang Timur
Malang Utara
Malang Barat
Malang Selatan
Malang Tengah
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
:
:
:
:
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
68
: Pusat Sub Blok
69
70
C. Rencana Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Keterangan :
: Kemunduran 5 10 m
: Kemunduran 2 9 m
: Kemunduran 4 13 m
: Kemunduran 1 5 m
71
D. Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Keterangan :
: KDB 30% - 50%
: KDB 70% - 80%
: KDB 80% - 90%
Gambar 2.63.
72
E. Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Keterangan :
: KLB 1 2 Lantai
: KLB 1 3 Lantai
: KLB 2 4 Lantai
: KLB > 4 Lantai
73
2.6.
STUDI BANDING
2.6.1. Studi Banding Obyek
2.6.1.1.
Red Bank Veterinary Hospital, Amerika Serikat
A. Gambaran Umum
Red Bank Veterinary Hospital adalah sebuah bangunan perawatan & rujukan
layanan yang kritis untuk hewan peliharaan. Berlokasi di Tinton Falls, NJ 07724,
Amerika Serikat. Luas area 8000 m2
SITE
B. Konsep Bangunan
74
D. Ruang-Ruang Utama
Lobby
Ruang Periksa
75
Ruang Auditorium
2.6.1.2.
Pet Care Centre, Metairie, LA
A. Gambaran Umum
76
Pet Care Center adalah sebuah bangunan Rumah Sakit Hewan , Pet Resort & Spa
yang didedikasi untuk memberikan perawatan medis yang berkualitas tertinggi yang
tersedia sehingga hewan peliharaan Anda mungkin mengalami lebih lama , hidup sehat .
SITE
B. Denah Bangunan
C. Ruan-Ruang Utama
77
Ruang Lobby
Ruang Periksa
Koridor
78
Universitas Indonesia Depok sebagai studi banding tema ekologi arsitektur. Berikut ini
penjelasan lebih lanjut mengenai. perpustakaan Universitas Indonesia Depok.
A. Gambaran Umum
Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun
pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar
Rp100 miliar, yang dibangun di area seluas 3 hektar dengan 8 lantai yang dirancang
berdiri di atas lansekap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga kampus UI.
79
Bangunan perpustakaan mempunyai konsep ramah lingkungan (eco friendly)
yang merupakan turunan dari ekologi arsitektur yang menyatakan bahwa
kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi
matahari (solar energy). maka di dalam gedung tidak diperbolehkan
menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. sebab semua kebutuhan plastik
dapat diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas
asap rokok, hemat listrik, air dan kertas. Perpustakaan ini mampu menampung
sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000
orang per hari dengan koleksi buku di dalamnya dapat menampung 3-5 juta
judul buku (rumahpengetahuan.web.id, 2012).
2.5.2.2 Tinjauan Prinsip Tema Ekologi pada Bangunan
Perpustakaan kampus UI ini menerapkan tema Eco-Friendly yang merupakan
turunan dari arsitektur ekologi yang mengedepankan alam dan lingkungan sekitar.
Berikut ini penjelasan mengenai penerapan prinsip ecology architecture pada bangunan
perpustakaan ini yang mengambil prinsip atau kaidah dasar dalam hubungan arsitektur
dengan alam menurut Vale, Robert & Brenda (1991: 69-168). Berikut tabel penyajian:
Tabel 2.7 Penerapan prinsip ekologi pada perpustakaan UI
No
Prinsip
Aspek
kesimpulan
1.
ekologi
Respek
kepada
Tata
letak
alam
Model bangunan
View bangunan
menghadirkan bangunan
menghadap
danau
menimbulkan
sebagai orientasi
kesan sejuk
perancangan.
dan dekat
dengan alam.
-
Alam sebagai
unsur penting
dalam desain.
Struktur
atap
2.
Memberi
Struktur
fungsi penghijauan.
Di punggung bukit bangunan di
Adanya
80
respek
bangunan
pendingin suhu
pada
ruangan yang
pengguna
alami, yang
timbul dari,
punggung bukit
bangunan di
persen.
timbun tanah
dan ditanami
rerumputan.
-
Materia batu
dapat
mengurangi
Material
dampak buruk
dinding
ramah bagi
manusia.
bebas pemeliharaan
(maintenance free) dan tidak
perlu dicat.
Memeliha
Interior
penggunaan
ra sumber
sirkulasi udara
daya
alam maksimal,
(energi)
karena interior
bangunannya
didesain
Pencahayaan
terbuka dan
81
menyambung
antara satu
ruang dan
ruang yang lain
melalui sistem
void.
-
Terdapat
system
penerangan
utilitas
alami dari
cahaya matari
yang di dapat
dari tembusan
cahaya yg
datang
menembus
kaca yang
terletak di
pencahayaan.
antara
punggung
rerumputan.
-
tidak
memerlukan
lagi pendingin
buatan (ac atau
kipas angin)
Material atap
Memperk
Utilitas
dan cahaya
penerangan
yang cukup.
bangunan.
Guna memenuhi standar ramah
memenuhi
ecil
standar ramah
sumber
lingkungan,
daya baru
limbah air
buangan toilet
menyiram di punggung
dapat
digunakan
untuk
menyiram di
82
sewage treatment plant (STP).
punggung
bangunan,
dengan
diproses
terlebih dahulu
melalui
pengolahan.
5.
Prinsip
Material atap
Dapat
bekerja
memberikan
bersama
dampak atau
pengaruh baik
Pencahayaan
Interior
iklim
yang cukup
besar pada
lingkungan.
-
iklim tropis
yang cenderung
Bekerja dengan
basah.
-
Mengurangi
dampak negatif
yang
ditimbulkan
dari energi
yang terbuang.
Penghawaan
83
BAB III
METODOLOGI
84
diharapkan dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dalam hal eksploitasi,
produksi, distribusi, penggunaan maupun perawatannya. Selain itu, keeratan hubungan
bangunan dan lingkungan sekitarnya penggunaan juga dapat memberikan kesan
bangunan yang menyatu dengan alam. Berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhi
perancangan kemudian dilakukan identifikasi masalah dan difokuskan ke dalam rumusan
masalah.
Dalam proses kajian ini ide perancangan yang didapat kemudian
ditransformasikan ke dalam bentuk yang tertulis. Transformasi tersebut dapat
digambarkan melalui usulan kajian dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Adapun proses tahapan kajian ini merupakan tindakan yang diperlukan untuk
mengetahui inti dari problem atau persoalan, penyebab permaslahan, sekaligus solusi
yang tepat untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Pengumpulan data
Data-data yang ada di lapangan sangat penting untuk digali dan didata secara
sistematis, baik berupa data primer maupun sekunder. Hal ini dilakukan baik untuk
perkembangan desain maupun demi memperkaya alternative penyelesaian
permasalahan. Data primer diperoleh dari hasil survey langsung di lapangan dengan
mencari, melihat, dan mendengarkan informasi yang dibutuhkan mengenai kondisi yang
sebenarnya pada obyek yang akan direncanakan. Sedangkan data sekunder diperoleh
melalui pengamatan secara tidak langsung tetapi tetap menunjang proses kajian
terhadap permasalahan yanga ada.
3. Analisa
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap selanjutnya yang
dilakukan adalah mengelola data dan menganalisa dalam suatu pemrograman sampai
didapatkan beberapa alternatif konsep penyelesaian masalah yang terangkai dalam
proses sintesa. Hasil dari analisa berbagai masukan yang masih acak tersebut harus
dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan agar dapat
menunjang keputusan desain.
4. Sintesa
Tahapan ini merupakan tahapan penyimpulan dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang telah dianalisa pada tahap sebelumnya. Pemecahan masalah
ini ditejemahkan kedalam bentuk kosep-konsep dalam bentuk verbal dan grafis. Dari
85
konsep ini diharapkan kedepannya kedepannya dapat ditransformasikan kedalam
bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang dilanjutkan dengan gambar-gambaran kerja
berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout, perspektif situasi, dan detail
arsitektural.
5. Perancangan
Setelah melalui tahap sintesa, akan dihasilkan berbagai macam alternatif yang
selanjutnya akan dipilih salah satu alternatif yang paling utama dalam penyelesaian
permasalahan. Selanjutnya konsep penyelesaian permasalahan ini diterjemahkan dalam
bentuk sketsa-sketsa ide awal perancangan untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk
gambar kerja yang berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout, perspektif
situasi, dan detail arsitektural.
Pada proses aktifitas perancangan, setiap tahapannya akan selalu mengalami
perubahan-perubahan baik penambahan maupun pengurangan. Untuk mengantisipasi
hal-hal tersebut, maka diperlukan umpan balik (feed back) pada setiap loncatan
tahapan, sehingga hasil rancangan yang didapat akan lebih optimal.
86
1. Aktivitas-aktivitas dan program kegiatan yang dilakukan di area pet hotel dan
pet hospital.
2. Kebutuhan ruang dan fasilitas yang harus disediakan.
3. Material yang digunakan pada bangunan yang ada.
4. Penerapan eco-architecture terhadap desain bangunan.
C. Wawancara
Wawancara dengan narasumber atau responden sesuai dengan objek
perancangan. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai pengelola Pet Shop, Pet
Hotel yang ada di Kota Malang untuk mendapatkan informasi-informasi penting yang
berguna dalam perancangan.
87
memecahkan permasalahan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Analisaanalisa yang dilakukan terdiri dari:
3.4.1. Analisa
1. Analisia pelaku, aktifitas, dan ruang
Manusia sebagai pelaku utama yang beraktifitas di dalamnya. Metode yang
dilakukan adalah dengan metode analisa fungsional dengan menentukan kebutuhan
ruang yang mempertimbangkan fungsi. Dari analisa pelaku dan aktifitas nantinya
akan didapat besaran ruang yang dibutuhkan. Ruang adalah elemen penting dalam
bangunan, di dalam perancangan Malang Pet Centre kali ini dilakukan pendekatanpendekatan tertentu dalam menganalisa ruang. Pendekatan-pendekatan tersebut
meliputi:
a. Pendekatan standar; diperoleh dari studi literatur mengenai standar-standar
tertentu dalam sebuah ruang
b. Pendekatan komparasi; yaitu pendekatan yang diperoleh dari obyek komparasi
yang telah dilakukan. Alat yang dipakai adalah konsep-konsep programatik
ruang berupa diagram-diagram dan sketsa.
c. Pendekatan asumsi; Alat yang dipakai adalah diagram-diagram alur kegiatan,
diagram fungsi dan sketsa-sketsa awal hubungan ruang.
2. Analisa bangunan
Aspek bangunan merupakan obyek utama sebagai wadah aktifitas pelaku
dan menjadi unsur fisik utama. Untuk memunculkan identitas bangunan yang
mendukung perwujudan bangunan diperlakukan analisis terhadap faktor-faktor
fisiknya dengan mengacu pada kegiatan dan fungsi bangunan dan bentukanbentukan yang mengadopsi gaya bangunan yang ramah lingkungan atau bangunan
yang eco.
Metode yang dipakai adalah metode analogi dan tipologi yang digunakan
untuk mengkaji bentuk dan tampilan Pet Centre yang direncanakan berada di Kota
Malang yang berfungsi sebagai kawasan wisata dan pendidikan. Metode pendekatan
kepada penerapan prinsip-prinsip perancangan bentuk dan tampilan serta studi
bentuk dari bangunan-bangunan Pet Centre hasil komparasi untuk selanjutnya
ditelaah untuk membantu desain Pet Centre di Kota Malang. Selain itu
menggunakan metode konstektual untuk menyesuaikan bentuk bangunan dan
elemen-elemen di sekitarnya. Alat yang dipakai adalah dengan menggunakan
sketsa.
3. Analisa tapak dan lingkungan
88
Analisis terhadap potensi dan permasalahan yang ada di lokasi Kota Malang
dan tapak perancangan secara khusus, yaitu site perancangan. Aspek yang dianalisis
berupa kondisi iklim, sirkulasi dan aksesibilitas/pencapaian, vegetasi, topografi,
view, dan utilitas pada tapak. Analisis yang dilakukan disajikan dalam bentuk
gambar dan foto secara verbal. Dari konsep ini diharapkan kedepannya dapat
ditransformasikan kedalam bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang dilanjutkan
dengan gambar-gambar kerja berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout,
perspektif situasi, dan detail arsitektural.
4. Analisa ekologi
Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi perancangan yang kemudian
disesuaikan dan memanfaatkan alam sebaik-baiknya agar selaras dan berhubungan
erat dengan pembangunan perancangan ini sebagaimana menurut prinsip-prinsip
ekologi. Langkah berikutnya mengidentifikasikan material-material bangunan yang
tersedia di Kota Malang dan sekitarnya, yaitu material alami dan pendukungnya.
Kemudian mencari ciri-ciri/sifat-sifatnya serta kelebihan dan kekurangannya.
menentukan pada bagian mana sajakah dalam bangunan material-material tersebut
dapat digunakan. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahan apa saja yang
dapat digunakan dalam perancangan. Kemudian, konsep eco-design pada bangunan
ditentukan berdasarkan persyaratan ruang serta hasil analisis prinsip ekologi dan
pemilihan material yang telah dilakukan.
3.4.2. Sintesa
Sintesa merupakan kesimpulan dari analisis yang menghasilkan konsep
programatik dan konsep desain yang dijadikan acuan atau pedoman pada proses
perencanaan dan perancangan. Konsep yang dihasilkan meliputi konsep ruang (pola
tata ruang), konsep tapak (pola tata massa dan ruang luar), dan konsep bangunan
(bentuk dan tampilan bangunan).
3.5 Metode Perancangan
Metode perancangan dilakukan setelah dilakukan proses pra perancangan
yang meliputi perumusan gagasan, pengumpulan data, analisis dan menghasilkan
sintesa. Berbagai informasi dari hasil analisis dan sintesa data sebagai acuan awal
dituangkan dalam sketsa-sketsa ide yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk
arsitektural. Langkah berikutnya adalah menyajikan hasil penyusunan analisis dan
konsep perancangan dalam sebuah laporan yang berupa Konsep Desain.
89
90
LATAR BELAKANG
IDENTIFIKASI MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana wujud rancangan tata ruang luar dan ruang dalam Pusat
Pemeliharaan, dan Perawatan di Kota Malang dengan pendekatan Eco-Arsitektur.
Data primer
survei lapangan
wawancara
Data sekunder
PENGUMPULAN DATA
Studi pustaka
Studi komparasi
ANALISIS
Analisis Fungsional/
Ruang
- Karakteristik fungsi.
- Pelaku, aktivitas,
fasilitas, kapasitas
- Besaran ruang
- Organisasi ruang
- Persyaratan ruang
- Spasial dan suasana
Konsep ruang
Analisis tapak
Analisis bangunan
- Olah bentuk
- Sistem struktur
- Sistem utilitas
Konsep bangunan
Konsep tapak
Analisis ekologi
- Ciri/sifat
- Penggunaan dalam
Bangunan
- Material alami dan
pendukungnya
Konsep ekologi
F
e
e
d
b
a
c
k
91
2.6.
PENDEKATAN LOKASI
Gambar 2.23.
Peta Kota Malang
Sumber : Google.co.id
D. Letak Dan Kondisi geografis
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 667 meter diatas
permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena
potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah
wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06 112,07 Bujur
Timur dan 7,06 8,02 Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
5. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten
Malang
6. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malang
7. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang
8. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
serta dikelilingi gunung-gunung :
5. Gunung Arjuno di sebelah Utara
6. Gunung Semeru di sebelah Timur
7. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
8. Gunung Kelud di sebelah Selatan
92
E. Iklim
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu udara
berkisar antara 22,7C 25,1C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan
suhu minimum 18,4C . Rata kelembaban udara berkisar 79% 86%. Dengan
kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Seperti umumnya daerah
lain di Indonesia,
Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim
kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso Curah hujan yang
relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari, Nopember, Desember. Sedangkan pada
bulan Juni dan September Curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum
terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.
F. Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
5. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk
industry
6. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
7. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang
subur
8. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah
pendidikan
G. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
5.
6.
7.
8.
Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan
perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi.
Jenis
tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan
sekitar 15 %