Anda di halaman 1dari 92

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

1.1.1. Gaya Hidup Memelihara Hewan


Meningkatnya taraf hidup perekonomian masyarakat mendorong
berkembangnya budaya konsumsi. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut telah
melanda sebagian besar wilayah didunia yang saat ini juga sudah terjadi pada
masyarakat Indonesia, utamanya pada masyarakat perkotaan. Budaya konsumsi
tersebut dapat ditandai dengan berkembangnya gaya hidup.
Berbagai gaya hidup yang terlahir dari kegiatan konsumsi semakin beragam
pada masyarakat perkotaan Indonesia, terutama pada kota-kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Surabaya, Jogjakarta, dan Malang. Shopping di mall, clubbing, fitness,
minum wine, hang out di cafe adalah beberapa contoh gaya hidup yang nampak
menonjol saat ini. Semua aktifitas tersebut merupakan perwujudan hingar bingar
konsumsi
Selain gaya hidup yang disebutkan di atas, Memelihara hewan menjadi salah
satu gaya hidup beberapa individu. Keinginan untuk memiliki hewan peliharaan (pet)
menjadi salah satu prioritas untuk mendapatkan hiburan tersendiri di dalam rumah.
Bagi para pecinta hewan, memiliki hewan peliharaan yang sehat merupakan suatu
kebanggaan tersendiri. Seperti halnya manusia, hewan juga merupakan makhluk yang
atraktif dan dinamis. Hal ini menyebabkan setiap hewan memiliki karakteristik yang
berbeda beda. Untuk tetap bisa merawat hewan kesayangannya dengan baik, para
pecinta hewan peliharaan akan selalu mencari tahu segala sesuatu mengenai hal yang
berhubungan dengan peliharaan mereka.
Dalam memelihara hewan peliharaan disamping sebagai hobi dan gaya hidup,
memelihara hewan dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Hewan peliharaan memang memiliki efek terapi yang cukup kuat,
mereka dapat mengurangi stress, rasa kesepian, bahkan bisa memberikan kegiatan
olahraga bagi pemiliknya. Menurut penelitian, memelihara hewan bisa memperpanjang
usia. Menurut Latif dalam blognya https://mollyverse.wordpress.com/tag/memeliharahewan/). American Heart Association menemukan bahwa kepemilikan hewan peliharaan
berhubungan dengan penurunan resiko penyakit jantung dan usia yang lebih panjang.
Penelitian juga menunjukkan bahwa :
1.

Pemilik hewan peliharaan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah


dibandingkan dengan yang tidak memiliki.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

2
2.

Pemilik hewan memiliki tekanan darah lebih rendah pada situasi yang penuh
tekanan.

3.

Bermain dengan hewan dapat meningkatkan level hormon serotonin dan


dopamin yang berfungsi menenangkan seseorang.

4.

Pemilik hewan memiliki kadar trigliserid dan kolesterol yang lebih rendah
(keduanya merupakan indikator penyakit jantung).

5.

Pasien jantung yang memiliki hewan peliharaan dapat bertahan lebih baik.

6.

Pemilik hewan yang berusia diatas 65 tahun 30% lebih jarang mengunjungi
dokter dibandingkan dg yang tidak memiliki hewan.
Dengan demikian, hewan Peliharaan memiliki banyak manfaat mulai dari

menemani keseharian pemilik hingga membantu menjaganya agar tetap aktif.


Sebaliknya disamping hewan peliharaan itu memberi kesehatan bagi pemilik, pemilik
juga harus memperhatikan kesehatan, suasana, dan kondisi dari pada hewan itu sendiri
agar tetap baik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu adanya suatu wadah yang
menampung segala kegiatan yang berhubungan dengan hewan peliharaan, wadah
tersebut adalah pusat peliharaan hewan.
1.1.2. Minat Masyarakat Kota Malang Terhadap Hewan Peliharaan
Perkembangan aktifitas masyarakat kota salah satunya tentang memelihara
hewan merupakan salah satu perkembangan wujud dari gaya hidup perkembangan itu
sendiri. Kota Malang yang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia saat
ini juga telah berkembang tentang kegiatan memelihara hewan sebagai gaya hidup
ataupun sebagai hobi terhadap hewan yang mereka pelihara. Dengan perkembangan ini
maka akan timbulah macam macam jenis kesukaan terhadap hewan yang dimiliki
setiap masyarakat khususnya masyarakat di Kota Malang sendiri. Bermacam macam
jenis hewan peliharaan yang dimiliki oleh masyarakat menjadi salah satu keseragaman
baru khususnya dalam lingkup kegiatan interaksi sosial.
Tingkat kepemilikan akan hewan peliharaan sendiri pun semakin meningkat
dilihat dari munculnya komunitas-komunitas pecinta hewan seperti komunitas pecinta
kucing (Malang Cat Lovers), komunitas pecinta anjing, komunitas pecinta burung dan
ayam dan lain-lain yang setiap tahunnya mengadakan pameran ataupun perlombaan
serta gathering-gathering bersama yang diadakan di beberapa lokasi di Malang. Namun
hal ini tidak di imbangi dengan tumbuhnya klinik hewan di Kota Malang, klinik-klinik
yang tumbuh hanya memiliki fasilitas-fasilitas yang kurang menunjang.
Melihat beberapa fakta di atas, maka kota Malang membutuhkan wadah untuk
menampung berbagai hal tentang hewan, mulai dari perawatan, keaktifan, kemahiran
dan terutama pada aspek kesehatannya. Suatu bangunan yang dapat menampung semua
hal tersebut yaitu Klinik Hewan Peliharaan yang bersifat aktraktif dan dinamis. Pet shop

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

3
pet shop kecil pun mulai bermunculan seiring dengan meningkatnya permintaan para
pecinta hewan ini, tetapi sebagian pet shop yang berlokasi di Kota Malang tidak
memiliki fasilitas yang memadai untuk menampung semua kebutuhan hewan ini,
dibeberapa petshop contohnya hanya memiliki fasilitas jual beli hewan peliharaan, atau
hanya memiliki fasilitas grooming, dalam arti kata lain tidak ada bangunan yang
memfasilitasi segala macam kebutuhan hewan peliharaan yang lengkap dan kompleks
yang terpusat dalam satu wadah.
Melihat potensi serta permasalahan tersebut, Kota Malang dipilih sebagai
lokasi yang tepat sehingga mendorong penulis untuk menawarkan suatu bangunan Pusat
Pelayanan Hewan Peliharaan yang meliputi fasilitas-fasilitas di atas namun tidak
terlepas dari konteks lingkungannya.
1.1.3. Pendekatan Arsitektur Ekologis Dalam Perancangan
Menurunnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui serta menurunnya
kualitas lingkungan menuntut digunakannya penerapan eco-architecture (arsitektur
ekologis), dengan penerapan ini dapat meminimalisir dampak negatif dan
mempunyai dampak berkelanjutan serta ramah lingkungan dalam perancangan
bangunan nantinya.
Konsep Eco pada perancangan ini juga memerankan arsitektur hijau dalam
membangun dan menjawab tantangan isu yang terjadi seperti pemanasan global di
kota yang mengakibatkan suhu udara naik. Supaya ekosistem tetap terjaga
keseimbangannya tanpa merusak keadaan sekitar lingkungan maka arsitektur hijau
berperan untuk membantu menjaga keseimbangan tersebut. Arsitektur hijau
merupakan bagian dari suatu sistem ekologi yang terkait di antara organismeorganisme dengan lingkungan-lingkungannya, baik lingkungan inorganik (abiotik)
maupun lingkungan organik (biotik).
Arsitektur hijau dapat didefinisikan suatu kombinasi antara arsitektur dan
bentang alam (landscape). Arsitektur hijau (green architecture) secara umum
memiliki pengertian mengenai suatu konsep terapan dalam bidang arsitektur yang
minim mengkonsumsi sumber daya alam (energi, air, material dan minim
menimbulkan dampak lingkungan), mempertahankan eksistensi di muka bumi dengan
cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan, serta konsep arsitektur hijau ini
merupakan langkah untuk meralisasikan kehidupan manusia yang lebih baik. Arsitektur
hijau merupakan konsekuensi dari konsep arsitektur berkelanjutan. Arsitektur yang
berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan
global alami dengan penekanan pada efisiensi energy (energy-efficient), pola
berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach). (Energyeffiency Architecture, dalam Ridhati Ummi Waskitarini, 2014).

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

4
1.2.

TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. Tujuan
Tujuan dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota Malang ini
adalah
1. Menjadikan Rancangan Malang Pet Centre sebagai tujuan pelayanan hewan
peliharaan yang kompleks dan edukatif.
2. Menerapkan rancangan permainan tradisional anak yang menerapkan
arsitektur ekologis dengan menggunakan prinsip peduli lingkungan dan alam.

1.2.2. Sasaran
Sasaran dari perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota Malang
ini adalah:
1. Sarana terpusat yang menyediakan dan melayani kebutuhan bagi pecinta
hewan peliharaan.
2. Sarana untuk memperkenalkan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing
sebagai hewan yang layak untuk dilindungi dan memperkenalkan sejak dini
pada anak-anak tentang kerusakan ekosistem hewan dan populasi hewan
yang semakin menurun diikuti dengan adanya issue pemanasan global.
3. Pengaplikasian arsitektur ekologis pada perancangan Pusat Pelayanan
Hewan Peliharaan agar ekosistem tetap terjaga keseimbangannya tanpa
merusak keadaan sekitar lingkungan.

1.3.

PERMASALAHAN

1.3.1. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada dan tujuan yang hendak dicapai, maka
permasalahan urgensi Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di Kota Malang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Memelihara hewan sudah menjadi hobi dan gaya hidup bagi beberapa
individu, sehingga sarana terpusat yang menyediakan dan melayani
kebutuhan (meliputi perawatan, klinik pengobatan, perdagangan dan
pengadopsian, dan penitipan hewan) sangat dibutuhkan untuk memenuhi
segala macam kebutuhan bagi pecinta hewan peliharaan.
2. Banyaknya minat masyarakat Kota Malang terhadap hewan peliharaan serta
Banyaknya tempat menunjang kebutuhan hewan peliharaan seperti Pet Shop,
Pet Salon (grooming), Pet Hotel maupun Pet Klinik yang lokasinya tidak
berada dalam satu tempat, sehingga Kota Malang memiliki potensi untuk
dibangunnya Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

5
3. Pengaplikasian Arsitektur ekologis diharapkan dapat menjaga keseimbangkan
dan mensinergikan antara ekosistem hewan peliharaan dan lingkungan sekitar
pada Perancangan Pusat Hewan Peliharaan.
1.3.2. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dari rancangan pusat permainan tradisional anak di
Batu adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan Malang Pet Centre dapat menjadi tujuan pelayanan
hewan peliharaan yang kompleks dan edukatif ?
2. Bagaimana menerapkan rancangan Malang Pet Centre bertemakan arsitektur
ekologis dengan menggunakan prinsip peduli lingkungan dan alam ?
1.3.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan di
Kota Malang ini adalah:
a. Batasan pelayanan
1. Batasan skala wilayah pelayanan pada perancangan Malang Pet Centre di Kota
Malang mencakup wilayah Jawa, Indonesia.
b. Batasan objek
1. Mempunyai fungsi utama sebagai wadah perawatan dan kesehatan, penyedia
sarana dan kebutuhan yang lengkap bagi hewan peliharaan di Kota Malang
dan sekitarnya.
2. Fungsi sekunder bangunan sebagai sarana rekreasi dan edukasi bagi
pengunjung Pusat Hewan Peliharaan.
3. Hewan peliharaan yang di tampung dalam perancangan Pusat Pelayanan
Hewan Peliharaanhanya kucing dan anjing.
c. Batasan lokasi
1. Rancangan pusat permainan tradisional anak ini mengambil lokasi di Kota
Malang. Karena menurut analisis sederhana Kota Malang merupakan salah
satu kota yang memiliki daya tarik yang cukup besar. Perancangan ini
bertempat di tengah-tengah kota yaitu di jalan. Kelurahan kecamatan
d. Batasan Tema
1. Perancangan Pusat Pelayanan Hewan Peliharaan dilakukan dengan
pendekatan arsitektur ekologis atau Eco Architecture yang akan diolah
sebagai penekanan study adalah suprasegmen arsitektur yang akan mencakup
bentuk, jenis bahan, warna,tekstur dan ukuran, skala dan proposisi pada
elemen-elemen arsitekturalpembatas, pengisi dan pelengkap ruang.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Tinjauan Pet Centre

2.1.1. Pengertian Pet


Pengertian Pet (Hewan peliharaan atau hewan timangan) adalah hewan yang
dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia. Hewan timangan berbeda dari hewan
ternak, hewan percobaan, hewan pekerja, atau hewan tunggangan yang dipelihara
untuk kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan
yang populer biasanya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada majikannya
atau memiliki penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik tertentu seperti
mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang dapat memelihara
hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya hanya spesies-spesies
tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan kecil (anjing, kucing, dan kelinci),
burung, dan ikan (Wikipedia Indonesia, 2015).
2.1.2. Pengertian Centre
Centre menurut Oxford Dictionary diartikan sebagai titik tengah dari tempat
atau sekelompok bangunan sehingga membentuk poin inti dari sebuah jalan atau area;
bagian inti untuk beraktifitas; pusat konsentrasi atau titik dari penyebaran, (Oxford
Learners Dictionary, 1991).
2.1.3. Kesimpulan Judul
Berdasarkan penjelasan di atas, kata pet dapat diartikan sebagai hewan yang
dipelihara oleh manusia untuk kesenangan dan persahabatan. Jadi pet centre adalah
suatu bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pelayanan kesehatan bagi hewan
peliharaan. Selain itu juga berfungsi sebagai pusat informasi, tempat rekreasi,
penyedia kebutuhan hewan peliharaan, dan juga sebagai tempat berinteraksi antara
sesama pecinta hewan.

2.1.4. Jenis-jenis Pet Center


Menurut Muchsin Latif (2014), Dari beberapa Pet Centre terdapat beberapa jenis yang
yang membedakan Pet Centre satu dengan Pet Centre lainnya terutama pada
perbedaan jenis di pelayanan yang secara khusus dan umum, yaitu :

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

8
a.Pet Centre yang secara khusus pada pelayanan-pelayanan tertentu seperti
pelayanan hanya khusus anjing dan kucing.
b.
Pet Centre yang secara umum melayani segala perawatan untuk segala
jenis hewan peliharatan

2.1.4. Tujuan Dan Fungsi Pet Centre


Menurut Fransisca amalia (2011) Tujuan Pet Centre adalah menyediakan
berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan hewan peliharaan kepada masyarakat
umum baik secara komersial (jual-beli) maupun secara pendidikan-rekreasi. Malang Pet
Centre tidak hanya mengacu pada kegiatan perdagangan saja, namun akan
dikembangkan sebagai fasilitas rekreasi-edukasi yang memberikan pengalaman dan
pemahaman mengenai hewan peliharaan pada para pengunjung. Adapun fungsi pet
centre adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Tempat perawatan hewan peliharaan beserta kelengkapannya


Wadah berkumpulnya para pecinta hewan peliharaan di Kota Malang.
Tempat sosialisasi segala hal tentang hewan peliharaan.
Tempat pendidikan yang meliputi keanekaragaman fauna terutama yang
berhubungan dengan hewan peliharaan melalui display panel, replika,

audio visual dan tutorial.


5. Merupakan tempat pendidikan bagi penggemar hewan peliharaan sekaligus
tempat rekreasi melalui teknik pamer yang atraktif dan tidak membosankan
di mana pengunjung diajak untuk berinteraksi langsung dengan hewan
peliharaan yang terdapat di situ.
2.2.

Tinjauan Arsitektur
Fungsi utama dari Malang Pet Centre ini adalah untuk menyelenggarakan

pelayanan perawatan dan kesehatan hewan peliharaan, pelayanan perawatan dan


kesehatan hewan peliharaan tersebut yaitu rumah sakit hewan dan pet hotel. Kemudian
selanjutnya dilengkapi dengan pelayanan penunjang, tempat pendidikan, dan edukasi
bagi pengunjung (manusia). Sedangkan pelayanan penunjang sendiri meliputi
pelayanan pet shop, pelayanan laboratorium, dan sarana rekreasi dan edukasi.
Untuk mendukung adanya tempat tersebut, maka terdapat penambahan sarana
yang ada ditempat tersebut diantaranya; adanya fasilitas ruang bersama berupa
auditorium yang mewadahi kegiatan yang bersifat komunal, arena pertunjukan sebagai
sarana rekreasi, restoran, pet shop, serta museum anjing dan kucing sebagai sarana
edukasi. Secara umum dapat di sebutkan fasilitasnya sebagai berikut:
A. Fasilitas Primer

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

Rumah sakit hewan

Pet Hotel

B. Fasilitas Sekunder

Sarana edukasi, yaitu museum hewan (anjing dan kucing) dan perpustakaan

C. Fasilitas Penunjang

Pet shop

Auditorium

Arena pertunjukan

Restoran

Kantor pengelola

2.2.1. Rumah Sakit Hewan


2.2.1.1 Peraturan Rumah Sakit Hewan
Menurut peraturan menteri Nomor : 02/Permentan/OT.140/1/2010 rumah
sakit hewan hendaknya memiliki tempat praktik yang sekurang-kurangnya harus
dilengkapi
a.
b.
c.
d.

dengan:
papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa medik
veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai
tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai
ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan
medik veteriner, lemari obat, peralatan untuk administrasi dan rekam
medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan

hewan;
e. sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai kapasitas
f. sistem komunikasi.
Kemudian memiliki fasilitas pelayanan yang harus terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

peralatan untuk mengendalikan hewan,


peralatan untuk mendiagnosa secara klinis,
peralatan penunjang diagnosa laboratorium (secara sederhana),
peralatan pengobatan dan penyimpanan obat,
peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis,
paralatan untuk keselamatan petugas, serta
peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan.

2.2.1.2 Persyaratan Umum Rumah Sakit Hewan


Persyaratan minimal untuk fasilitas Pelayanan jasa medik veteriner kategori praktik
transaksi terapetik antara lain,
a. Alat Medis : Alat Penunjang Praktik : Layanan Jasa Laboratorium : Parasitologi,
Haematologi, Kimia darah, Urinalisis, Citologi*)**, Pathologi*)**.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

10
b. Obat Wajib Ada : Antibiotika, Analgesik, Antihistamin, Anthelminticum,
Adrenalin/Epinephrin, Atropin sulfas, Corticosteroid, Sedativa, Anastethicum,
Cairan Infus, Alkohol, Antiseptika, Vaksin, Obat Oral.
c. Jasa Pelayanan : Konsultasi dan Terapi, Vaksinasi, Operasi minor, Operasi major,
Rawat inap, Pemeriksaan laboratorium, USG, X-Ray, Gawat darurat, Rawat inap
penyakit menular, Endoscopi*.

Jenis ruang
Ruang
Pelayanan

Nama ruang

Standart prelatan yang dibutuhkan

Ruang tunggu
Meja konsultasi, Meja Periksa, Lemari
Obat dan alat,Timbangan bayi, Timbangan
Ruang periksa

digital,

Ruang Tindakan
Cooler box/lemari es, Meja Operasi,
Rekaman Medis, Lampu operasi, XRay
Ruang apresiasi

Viewer.
Thermometer, Stetoscope, Gunting
bengkok dan lurus, Disposable Syringe,
Disposable Needle, Urin Catheter, IV
Catheter, Infusion set, Benang
Operasi,Nailclipper,
Doppler, USG, Nebulizer ,Opthalmoscope,

Ruang operasi

Otoscope, Pinset bayonet, Arteri Klem


lurus 12 14 cm,Scaller/Kompresor,
Microscope, Alat Operasi Minor, Alat
Operasi Major, Mesin Anasthesi Gas,
Elektro cardiografi (EKG), Alat XRay ,
Endoscopy, Tabung Oksigen lengkap.

Ruang rawat inap

Tiang infus, Baskom stainless , Container


stainless, Kidney Tray, Papan nama.

Ruang observasi
Peralatan bedah orthopedi,

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

11
Autoclave/steem, Kain operasi S dan L,
Baju Bedah S,M,L, Monitor respirasi, Meja
alat bedah, Meja beda electric, Meja
Anastesi, Tromol besar Tromol kecil.

Ruang isolasi

Meja X-ray, Kaset ukuran S, M, L, Alat


Ruang X-Ray
berlapis Pd

Pelindung (Apron, sarung tangan,


pelindung leher), IR Lamp dan Exhaust
fan.

Mikroskop binoculer, Alat periksa darah,


Ruang laboratorium

Alat Alat urinalisis, Mesin kimia darah,


Centrifuge, Lemari es untuk reagent.

Ruang Penunjang

Ruang cuci alat dan


kain oprasi
Ruang rapat dokter
Ruang obat

Tabel 2.2 Persyaratan Minimal Kebutuhan fasilitas kesehatan hewan pada bangunan pet center
Sumber: Peraturan Menteri Pertanian No.: 02/Permentan/OT.140/1/2010

Keterangan:
* = sebaiknya ada
*)** = sebaiknya ada dan mempunyai laboratorium rujukan
2.2.1.3 Tata Ruang Rumah Sakit Hewan
Hal mendasar yang membedakan rumah sakit hewan dengan bangunan lainnya adalah
:

(4)

Higienis, memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk menjaga kebersihan ruang


dan lingkungan, pemisahan hewan berpenyakit menular serta pemisahan antara

hewan sakit dan sehat.


Memperhatiakan perilaku hewan, baik sakit maupun sehat. Untuk memenuhi
kebutuhan sesuai perilaku, misalnya ketenangan, dibutuhkan pemisahan hewanhewan tertentu dan kebutuhan harian hewan.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

12
Untuk hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, ruangan di desain secara khusus.
Setiap kamar di berikan ruangan khusus untuk penjaga serta diberikan pintu yang
langsung mengarah pada halaman luar, seperti gambar di bawah ini:

Gambar : 2.1. gambar ruang hewan dan anjing


Sumber : Planning and Designing Research Animal Facilities

Mempunyai pengaturan sirkulasi yang baik. Rumah Sakit hewan hendaknya


membagi sirkulasi berdasarkan penggunanya. Untuk staff rumah sakit dapat
menjangkau semua areaarea penting di Rumah sakit, namun untuk pengunjung
dibuat alur sirkulasi khusus yang membuat mereka tidak bisa memasuki zona-

zona privat.
Kenyamanan dan keamanan hewan yang dititipkan

Ruang-ruang utama yang ada di rumah sakit hewan adalah

ruang tindakan medis


Untuk meminimalkan lalu lintas hewan, ruang tindakan medis dianjurkan berada
berdekatan dengan ruang isolasi, dan harus terpisah dari ruang tindakan medis
untuk koloni lainnya (penangkaran, pemeliharaan/ holding, penelitian, dan lainlain). Dengan tujuan menghindari atau meminimalkan penyebaran penyakit, ruang
tindakan medis hewan karantina direkomendasikan merupakan fasilitas dalam ruang
(indoor). Apabila ruang tindakan medis untuk hewan karantina berada dalam
fasilitas yang juga melakukan kegiatan hewan lainnya (penangkaran, holding,
penelitian, dan lain-lain), maka ruang tindakan medis hewan direkomendasikan

berada dalam koridor yang terpisah dari ruang lainnya, dan pembatasan lalu lintas
a. kegiatan dibatasi secara fisik, maupun diatur oleh Standard Operating Procedure
(SOP) (Kep. BKP No. 501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008).

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

13

Gambar 2.2. Rencana ruang bedah, ruang pengobatan dan ruang dinas
(Sumber: Neufert, 2002: p116, p122)

Syarat ruang tindakan medis:


1) Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan air, tidak mengandung
komponen beracun (non-toxic), kuat dan mudah dibersihkan. Sudut dan
permukaan yang dapat menjadi tempat penimbunan debu dan kotoran harus
dihindarkan atau diminimalkan. Ruang dibuat dari bahan material yang tahan
lama, tidak mudah korosi, tidak mudah belah, tidak mudah retak, dan tidak
mudah berkarat.
2) Apabila ruang hewan terdiri dari bahan yang diketahui tidak tahan lama dan
dapat lapuk (kayu), maka pemeriksaan kondisi harian dan berkala, serta
rencana penggantian/ perbaikan perlu dilakukan secara terjadwal dengan bukti
rekam yang tersimpan baik.

Gambar 2.3. Nilai standar sebuah rumah sakit normal/biasa


(Sumber: Neufert, 2002: p211)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

14

Laboratorium
Fungsi laboratorium disini tidak hanya sebagai penunjang dari rumah sakit hewan,
namun juga sebagai tempat untuk melakukan riset dan penelitian pada anjing dan
kucing.

Gambar 2.4. Luas minimum untuk jalan pada laboratorium


(Sumber: Neufert, 1996: p271)

Gambar 2.5. Standar laboratorium penelitian


(Sumber: Neufert, 1996: p271)

Gambar 2.6. Besar ruangan bergantung pada besar perabot


(Sumber: Neufert, 1996: p272)

Koleksi obat
Produksi obat untuk bahan yang harus mendapat izin di gedung tanpa apotek penuh
dilakukan di dispensarium. lnstitusi ini terdiri dari ruang kerja dan ruang produksi
(25 m2) dengan pintu masuk langsung dari koridor. Perlengkapannya adalah tempat
menulis, tempat mencuci, tempat membilas, tempat penyimpanan troli dan lemarilemari yang dapat dikunci. Selanjutnya terdapat gudang kering dan khusus (15 m2),
sebuah ruang pendingin (10 m2) untuk menyimpan bahan-bahan kimia yang
berbahaya sepertijuga sebuah ruang penyimpan bahan-bahan pembalut dan gudang
basah untuk keadaan darurat (kebakaran). Untuk suatu perencanaan bangunan baru

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

15
dianjurkan pengadaan sebuah apotek penuh (tidak sementara) (Sumber: Neufert,
2002: p228).

Gambar 2.7. Contoh dimensi apotek


(Sumber: Neufert, 2002: p222)

Koridor
Lebar koridor pada umumnya minimal 1,50 meter, yang harus juga disesuaikan dengan
lalu lintas yang ada. Jendela untuk penerangan dan ventilasi udara antara satu sama
lain sebaiknya tidak melebihi 25 m. Lebar lorong tersebut tidak boleh dipersempit
dengan penyangga-penyangga gedung, atau bagian bangunan lain.

Gambar 2.8. Pintu pegawai


(Sumber: Neufert, 2002: p217)

Gambar 2.9. Beberapa model alur dari pintu


(Sumber: Neufert, 2002: p217)

2.2.1.4 Studi Kasus Obyek


a) Animal Care Hospital & Pet Cetera

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

16
Gambar : 2.10. Animal Care Hospital
Sumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Animal Care Hospital & Pet Cetera adalah rumah sakit hewan yang kecil namun modern
yang didedikasikan untuk kesejahteraan hewan peliharaan serta pemiliknya.

(5)

Rumah sakit ini terletak di Jl.St.John Ave, Dyersburg, TN 38024 dan telah
merawat ribuan hewan peliharaan sejak tahun 1989. Rumah sakit ini menyediakan
layanan medis, kesehatan mulut, bedah dan nutrisi lengkap untuk anjing, kucing dan
hewan peliharaan lainnya. Pet Cetera adalah toko hewan peliharaan yang juga
meneyediakan layanan profesional perawatan dan asrama untuk hewan peliharaan.
Tujuan dari rumah sakit ini adalah melayani hewan peliharaan dengan kualitas
perawatan luar biasa melalui kasih sayang, keramahan dan sensitivitas.
Rumah sakit ini memiliki 3 orang dokter, seorang manager, 3 orang pada bagian
receptionist untuk membantu melayani kebutuhan pengunjung, 3 orang asisten dokter,
3 orang untuk menangani hewan yang dirawat inap, 1 orang penanggung jawab untuk
obat-obatan medis, dan 3 orang penananggung kecantika hewan peliharaan.

Gambar : 2.11. Peta Animal Care Hospital


Sumber : http://anc.animalcarehospital.com/

Gambar : 2.12. Denah Animal Care Hospital

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

17
Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruangan-ruangan yang terdapat pada Animal Care Hospital


Room Name

m2

Room Name

m2

Retail Pet Cetera


Retail Storage
Suites
Boarding
Grooming
Play
Lobby
Files and Tele/Reception
Locked Storage
Closets
Elect.
Associate Office
Lounge
Business Office
Doctors Office
Janitor
Consultation

324,3
132
48
331,2
389,7
19,5
318,6
99,3
29,7
6,6
21,9
47,4
57,9
48,6
44,4
7,2
35,7

Pack Room
Exam & Future
Exam
Treatment
Dog Ward
Cat Ward
Intensive Care
Isolation
Run Area
Receiving
Food Prep
X-ray
Process
Surgery
Stairwell
Restrooms
Corridors

324,3
174
409,5
37,5
24,6
61,8
59,1
214,8
49,8
69,3
30,6
11,4
46,8
24,3
70,5
360,3

Total

3.638,7

Tabel 2.2 Ruang serta Besaran Ruang pada Animal Care Hospital
Sumber :http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Peralatan X-ray yang terdiri dari mesin radiografi dan prosesor rumah. Prosesor
otomatis memungkinkan untuk mengembangkan x-ray dengan cepat untuk evaluasi
segera.(10)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

18

Gambar 2.13 Alat X-ray pada Animal Care Hospital


Sumber :http://anc.animalcarehospital.com/

Animal Care Hosptal menyediakan perawatan 24 jam bagi pasien. Hospital Care Animal
menyediakan layanan periksa dan pencabutan gigi dan mulut untuk membantu
mengurangi kerusakan dan bau mulut hewan.

(5)

Gambar 2.14. Peralatan Kesehatan Gigi pada Animal Care Hospital


Sumber :http://anc.animalcarehospital.com/

Untuk memeriksa hewan peliharaan lebih teliti, Animal Care Hospital menggunakan
Videoscope untuk melihat ke dalam saluran telinga dan mulut. Sebuah probe kecil
dengan kamera yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan dapat terlihat di layar TV. (5)

Gambar 2.15. Peralatan Videoscope pada Animal Care Hospital


Sumber :http://anc.animalcarehospital.com/

b) Animal Care Hospital & Pet Cetera

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

19

Gambar 2.16. Irion Animal Hospital


Sumber :http://www.uniqpost.com

Bangunan yang terletak di distrik Gangnam, Seoul, Korea Selatan ini lebih tampak
seperti gedung perkantoran jika dilihat dari luar dan tidak menampakkan fasade
bangunan rumah sakit hewan Irion Animal Hospital diresmikan pada bulan Februari
2011, sebagai tempat one stop perawatan hewan. Irion Animal Hospital juga memiliki
fasilitas salon, toko makanan bahkan hotel yang kesemuanya diperuntukkan bagi
hewan, khususnya kucing dan anjing. Irion menyediakan 36 kamar berbagai ukuran
serta peralatan medis high-end. Untuk menginapkan hewan disini, pengunjung harus
membayar biaya yang cukup besar, berkisar antara 300 ribu hingga 1,5 juta rupiah per
malam tergantung kamar dan fasilitas apa saja yang ingin didapatkan. (7)

Gambar 2.17. Perawatan Kecantikan (Kiri) dan Ruang Penginapan Hewan (Kanan)
Sumber :http://www.uniqpost.com

Menurut statistik, hampir 20 persen rumah tangga di Korea Selatan memiliki hewan
peliharaan, 95 persen diantaranya adalah anjing. Namun hal tersebut dinilai masih
lambat dalam perkembangan industri pet shop, dikarenakan tradisi orang Korea yang
kerap membiarkan hewan peliharaannya keluar rumah, selain mengonsumsi daging
anjing. Namun dewasa ini, mengonsumsi daging anjing sudah mulai ditinggalkan karena
kesadaran masyarakat yang menganggapnya sebagai aib internasional. Bulan Juni lalu,
Korea Dog Farmer Association bahkan membatalkan festival dogmeat karena protes dari
aktivis hak binatang.(7)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

20

Gambar 2.18. Ruang Bermain Hewan di Rumah Sakit Hewan Irion


Sumber : http://www.koreatimes.co.kr

2.2.2. Pet Hotel


Menurut keputusan Kepala Bidang pertanian nomor: 501/Kpts/PD.670.210/L/12/2008
tentang instalasi karantina hewan.
1) Sarana Utama Instalasi Karantina
a) Fasilitas karantina merupakan kompleks bangunan permanen yang dibuat
dari material yang kuat, tahan lama, tidak mudah rusak dan tidak mudah
berkarat.
b) Apabila unsur fasilitas terdiri dari bahan yang diketahui tidak tahan lama
dan dapat lapuk (kayu), dan berkarat (besi), maka pemeriksaan kondisi
harian dan berkala, serta rencana penggantian/ perbaikan perlu
dilakukan secara terjadwal dengan bukti rekam yang tersimpan baik.
c) Seluruh fasilitas terutama area yang akan dilalui hewan dan ruang hewan
harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, berpermukaan rata,
tidak berpori, tahan air, tidak mengandung komponen beracun (nontoxic), kuat dan tidak mudah rusak. Sudut dan permukaan yang dapat
menjadi tempat penimbunan debu dan kotoran harus dihindarkan atau
diminimalkan.
d) Institusi/pemilik bertanggung jawab melakukan program pemeliharaan
fasilitas sehingga fasilitas selalu berada dalam kondisi yang aman bagi
hewan dan personil, tidak ada bagian yang tajam yang dapat melukai
hewan dan personil, bebas dari hama, dan bebas dari bahan yang dapat
membahayakan kesehatan hewan dan personil.
e) Personil yang keluar masuk fasilitas harus dibatasi, hanya personil yang
berkepentingan (seizin dan sepengetahuan dokter hewan karantina) yang
diperbolehkan masuk, terutama sekurang-kurangnya yang telah bebas
tuberkulosis berdasarkan uji penapisan (rontgen paru yang tidak melebihi
f)

6 bulan).
Pintu masuk menuju fasilitas karantina dilengkapi dengan tanda Dilarang

masuk bagi yang tidak berkepentingan.


g) Setiap pintu masuk menuju ruang karantina di mana hewan dikandangkan
dilengkapi dengan tanda tanda sbb:
o Dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

21
o

Dilarang makan, minum, merokok, memasang lensa kontak dan

mengaplikasikan alat make-up di ruang hewan.


Wajib memakai alat pelindung diri (PPE= Personal Protective
Equipment) yang telah ditentukan (misalnya: jas lab, masker, sarung
tangan, dll.)

2) Sarana utama fasilitas karantina terdiri dari:


a) Loading dock
o Loading dock sebaiknya tidak menggunakan pintu yang digunakan
o

untuk lalu lintas personil.


Jarak antara loading dock dengan ruang karantina hewan sebaiknya

tidak terlalu jauh.


b) Ruang karantina/ Isolasi
o Ruang karantina/ isolasi hewan sebaiknya merupakan fasilitas dalam
o

ruangan tertutup/ indoor.


Ruang karantina/ isolasi hewan harus dipisahkan dari ruang
pengobatan/ tindakan/ bedah/ nekropsi, ruang penyimpanan pakan
jangka panjang, ruang penyimpanan alat dan logistik, serta ruang

penanganan limbah.
Ruang karantina/ isolasi hewan harus terpisah dari ruang hewan untuk
kegiatan koloni lainnya (penangkaran, pemeliharaan/ holding,

penelitian, dan lain-lain).


Hanya hewan dengan spesies yang sama, sebaiknya sumber yang
sama, dan hari kedatangan/ batch yang sama yang dapat

dikandangkan dalam ruang yang sama.


Hewan direkomendasikan dikandangkan dalam kandang individu,
sesuai dengan kapasitas penampungan jumlah kandang individu dalam
setiap ruang. Pengecualian pengandangan individu dapat dilakukan
untuk anakan yang dikandangkan bersama induknya, dan anakan yang
lebih muda dari usia sapih dapat dikandangkan dengan hewan sejenis
dengan usia dan ukuran setara. Pengecualian lainnya hanya dapat

dilakukan dengan pertimbangan profesional dokter hewan.


Ruang hewan dilengkapi dengan ante-room di mana disediakan alat
pelindung diri yang harus dipakai sebelum masuk ke dalam ruang
hewan. Alat pelindung diri harus dilepas setelah keluar dari ruang

hewan sebelum keluar dari ante-room.


Disediakan tempat untuk menggantung/menyimpan alat pelindung

diri yang akan dipakai lagi.


Disediakan tempat sampah untuk membuang alat pelindung diri yang

hanya bisa dipakai satu kali.


c) Syarat ruang hewan:
o Koridor

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

22
b. Koridor dibuat cukup lebar agar aktifitas personel dan pemindahan
alat alat bisa berlangsung dengan leluasa. Lebar antara 180 cm 250
cm biasanya sudah memenuhi syarat.

c.
d. Gambar 2.19. Koridor klinik
e. (Sumber: Neufert, 2002: p212)

o
-

Dinding, lantai dan langit langit:


Dibuat dari bahan material yang tahan lama, tidak mudah korosi,

tidak mudah belah, tidak mudah retak, dan tidak mudah berkarat.
Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan air, tidak berpori,
tidak mengandung komponen beracun (non-toxic), kuat dan mudah
dibersihkan. Pertemuan antara lantai dan dinding dibuat melengkung

untuk memudahkan proses pembersihan.


Apabila ruang hewan terdiri dari bahan yang diketahui tidak tahan
lama dan dapat lapuk (kayu), maka pemeriksaan kondisi harian dan
berkala, serta rencana penggantian/ perbaikan perlu dilakukan

secara terjadwal dengan bukti rekam yang tersimpan baik.


Apabila proses pembersihan ruangan memakai air dalam jumlah
banyak, lantai perlu dilengkapi dengan sistim pembuangan air yang
baik, dengan kemiringan lantai yang memadai ke arah saluran
pembuangan untuk mencegah genangan air di lantai.

2.2.2.1.

Pet Hotel Kucing

Kucing dapat mudah sekali terkena jamur. Hal ini mengharuskan ruangan
tempat tinggal kucing tidak lembab dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Idealnya, kelembababn udara di dalam ruangan 40-60%. Kucing juga harus dijemur guna
memperbaiki metabolisme tubuh, khususnya untuk kucing indoor yang jarang terkena
sinar matahari langsung.
Menjemur dapat dilakukan sejak pukul 07.00-09.00 selama 25 menit. Kandang
kucing umumnya berbentuk persegi panjang dan terbuat dari stainless steel atau

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

23
aluminium. Seekor induk atau kucing dewasa membutuhkan kandang berukuran
100cmx70cmx70cm. Anak kucing ditempatkan di kandang yang berukuran
100cmx85cmx70cm dengan berdaya tampung 4 ekor. (12)

Gambar 2.20. Kandang Kucing dari Stainless Steel


Sumber :www. goldenpetshop.com

Fasilitas kandang yang harus ada guna memenuhi kenyamanan kucing (12) :
1. Tempat tidur
Anak kucing yang tidur di kandang juga dapat dipasangi alas yang hangat. Induk
tidak perlu tempat tidur, cukup diberi alas kain yang bersih dan hangat untuk
menyusui dan merawat anak-anaknya hingga siap disapih. Wadah pakan dan
minum
2. Wadah pakan berbentuk mangkuk yang terbuat dari stainless steel. Tempat
minum untuk kucing perisa berbentuk dangkal sehingga mudah dijangkau mulut
yang rata dengan hidungnya yang pesek.
3. Mainan kucing
Kucing adalah binatang aktif dan gemar bermain-main. Mainan yang menjadi
kegemaran kucing adalah yang berbentuk bulat, seperti bola atau mainan
menyerupai tikus. Minan dengan bentuk bola dapat meragsang kucing untuk
bergerak leluasa. Pada saat kucing menggigit mainan, memburu dan
mengambilnya kembali sangat membantu pembentukan fisik dan mentalnya.
4. Tempat garukan
Kebiasaan kucing mengasah kukunya dapat disalurkan pada mainan dari kayu
dengan bantalan bersarung ijuk atau karpet untuk sasaran kukunya.
5. Wadah untuk toilet (cat litter)
Kucing merupakan binatang yang mampu menjaga kebersihan dengan baik. Oleh
karenanya perlu disediakan kotak/nampan yang berisi pasir kasar untuk
toilet.
6. Lampu Kandang
Adanya lampu dapat mempermudah penanganan di kandang seperti pada saat
kucing melahirkan dan sakit tiba-tiba.
2.2.2.2.

Pet Hotel Anjing

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

24

Gambar : 2.21. gambar ruang hewan kucing dan anjing


Sumber : Planning and Designing Research Animal Facilities

Sifat Hewan

Kebutuhan Bentuk Ruang

Anjing trah kecil dan besar berbulu


panjang.

Memerlukan ruangan ber-AC

Anjing trah besar berbulu pendek.

Terdapat Halaman bermain di kandang

.
Sifat anjing yang sering menandai
daerah kekuasaannya dengan berurine.

Ruang periksa dibagi menjadi 2, saat


15menit anjing diperiksa di ruang
pertama, kemudian anjing segera di bawa
ke ruang periksa kedua agar tidak sempat
memberikan tanda kekuasaannya di
dalam ruang periksa.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

25
Sifat alami anjing yang sering bermain.

Ruang nap berhubungan langsung


dengan taman bermain.

Sifat alami anjing untuk menggali.

Di dalam kandang anjing trah besar,


terdapat tanah yang tidak diperkeras.

Tabel 2.3. Pemetaan Sifat Alami Hewan


Sumber : Permatasari, 2013

2.2.3. Sarana edukasi


Perancangan kebun binatang dalam fungsinya sebagai pusat pengenalan aneka
ragam satwa liar bagi masyarakat (fungsi edukatif) memiliki beberapa fasilitas
diantaranya:
a. Museum
Fasilitas museum memiliki peran yang penting di dalam yaitu fungsinya yang
sebagai sarana edukasi. Museum berfungsi sebagai tempat dokumentasi hewan
yang telah diawetkan (diorama), foto hewan, video animasi tentang anjing dan
kucing, sebagai sumber informasi edukasi tentang hewan.
Yang perlu diperhatikan dalam museum adalah dalam hal pengaturan
pencahayaan serta penempatan koleksi pada jarak pandang yang nyaman bagi
pengunjung. Pencahayaan serta pengaturan yang baik, pengunjung yang ada di
dalam ruangan akan merasa nyaman.

Gambar 2.22. Pengaturan sudut pandang yang nyaman bagi pengunjung museum
(Sumber: Neufert, 2002: p250)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

26

Gambar 2.23. Skema pembagian ruang serta pencahayaan di ruang museum


(Sumber: Neufert, 2002: p250)

b. Perpustakaan
Memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan data informasi tertulis tentang
satwa, tumbuhan dan alam berupa buku-buku, ensiklopedia dan lain lain.
Perpustakaan mempunyai beberapa standar tertentu yang berguna agar
pengunjung merasa nyaman.

Gambar 2.24. Ruang gerak pada perpustakaan


(Sumber: Neufert, 2002: p3)

Gambar 2.25. Dimensi rak buku

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

27
(Neufert 2002: p3)

Gambar 2.26. Jarak lorong perpustakaan


(Neufert 2002: p4)

2.2.4. Pet Shop


Pet shop adalah tempat penjualan kebutuhan bagi hewan, merchandise dan
perlengkapan hewan lainnya. Dimensi ruang toko tergantung dari proporsi yang di
butuhkan nantinya dan sesuai dengan standar-standar berikut ;

Gambar 2.27. Lebar minimum toko


(Sumber: Neufert, 2002: p37)

Gambar 2.28. Display barang yang dijual


(Neufert 2002: p4)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

28

Gambar 2.29. Jendela display


(Sumber: Neufert, 2002: p37)

Gambar 2.30. Troli belanja


(Sumber: Neufert, 2002: p37)

Gambar 2.31. Troli belanja


(Sumber: Neufert, 2002: p37)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

29

Gambar 2.32. Alur sirkulasi pembeli


(Sumber: Neufert, 2002: p37)

Gambar 2.33. Ukuran meja penjualan dengan bilik-bilik dan rak-rak pendukung
(Sumber: Neufert, 2002: p41

2.2.5. Arena pertunjukan dan auditorium


Berupa arena atau teater pertunjukan satwa terlatih yang bersifat rekreatif bagi
pengunjung kebun binatang. Proporsi ruang penonton yang baik dihasilkan dari sudut
persepsi psikologi dan sudut pandang penonton sendiri, atau dari tuntutan pandangan
yang baik dari semua tempat duduk (Sumber: Neufert, 2002: 138). Pandangan yang baik
di bagi menjadi dua cara yaitu:
Pandangan yang baik dengan tanpa gerakan kepala tetapi mudah

menggerakkan mata kira-kira 30.


Pandangan yang baik dengan sedikit gerakan kepala dan mudah
menggerakkan mata kira-kira 60.

Gambar 2.34. Tempat duduk bertingkat pada gedung pertunjukan


(Sumber: Neufert, 2002: p139)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

30

Tempat duduk bertingkat pada gedung pertunjukan mempertegas garis


pandangan penonton. Orang yang meninggalkan tempat duduk pada gedung
pertunjukan maka penonton di belakangnya tidak membutuhkan sudut
pandangan secara penuh.

Gambar 2.35. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton
(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)

Gambar 2.36. Tinggi tribun tempat duduk dan jarak pandang penonton
(Sumber: Neufert, 2002: p150, p170)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

31

Gambar 2.37. Jenis tempat duduk yang digunakakan pada tribun


(Sumber: Neufert, 2002: p150)

2.2.6. Restoran
Restoran merupakan salah satu fasilitas yang mendukung kenyamanan para
pengunjung untuk mendapatkan makanaan serta minuman dimana tempat ini bersifat
komersial. Seringkali Restoran juga dimanfaatkan sebagai tempat istirahat bagi para
pengunjung, maka dari itu diperlukanya tempat yang nyaman serta aman bagi
pengunjung. Adapun ketentuan tempat duduk yang baik untuk restoran.

Gambar 2.38.. Jarak dan dimensi perabot kantin


(Sumber: Neufert, 2002: p119)

Gambar diatas menunjukan bahwa jarak ideal yang dipergunakan untuk ukuran
kursi yang sering di pergunakan pada restoran-restoran. Disamping itu gambar di atas
menunjukan bahwa ukuran meja yang perlu du sesuaikan bagi para pengunjung ataupun
para pelayan yang melayani para pengunjung.
Selain itu ukuran meja juga menjadi poin yang dapat menambah kenyamanan
dalam aktifitas makan. Kebutuhan para pengunjung dalam hal meja makan. hal yang
mendasar untuk mendukung aktifitas makan, seperti ruang untuk menaruh peralatan
makan dimana jika meja makan tersebut tidak menyediakan meja yang sesuai dengan
kebutuhan akan terjadi rasa stress pada pengunjung. Adapun standar ukuran meja
sesuai dengan ketentuan yang sering dipergunakan dalam restoran beserta pola
peletakannya adalah sebagai berikut :

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

32

Gambar 2.39. Pengaturan meja dengan pola diagonal


(Sumber: Neufert, 2002: p119)

Pada gambar 2.31 menunjukan dahwa posisi meja restoran yang di peruntukan bagi
pengunjung dinana pada gambar tersebut menepakan posisi diagonal ( miring ) dalam
penataan meja. Volume yang di butuhkan untuk perletakan meja dengan panjang
120cm x 120cm dam memiliki panjang sirkulasi antar meja 100cm-80cm.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

33

Gambar 2.40. Pengaturan meja dengan pola diagonal


(Sumber: Neufert, 2002: p119)

Pada gambar 2.31 menunjukan bahwa posisi meja pengunjung yang ditata secara
paralel dimana pada penataan ini meja ditata rapi dan sejajar dengan meja lain.
memiliki luas meja 85cm x 85 cm pada setiap meja,memilki volume untuk bergeser
mencapai 175cm x 175 cm serta memiliki sirkulasi 90cm yang di peruntukan bagi
pengunjung lain yang hendak lewat dan bagi pelayan yang hendak mengantarakan
makanan.

2.2.7. Kantor Pengelola


Ruang pengelola
Merupakan ruangan yang diperuntukkan bagi pegawai atau pengelola pada bagian
administrasi kebun binatang, termasuk di dalamnya terdapat ruang meeting atau ruang
rapat.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

34

Gambar 2.41 Dimensi jarak perabot pada ruang kerja


(Sumber: Neufert, 2002: p16)

Standar perkantoran dengan ruangan-ruangan sempit dengan lajur modul 1,25 m


terkecuali 3 ruangan poros. Perkantoran dengan ruangan-ruangan sempit yang lebih
menyenangkan, dengan lajur modul 1,50 m, bentang ruangan dapat bervariasi.
Perkantoran dengan ruangan-ruangan luas kedalaman bentang ruangan 20-30 m, luas
ruangan hingga 1000 m2. Ruangan berkelompok 15 - 20 orang, ruang kerja berjarak
maksimum 7,5 m dari tampak luar, kantor kombinasi terkecuali ruangan-ruangan kecil
dengan ukuran masing-masing kurang lebih 10 m2, dilengkapi dengan suatu ruangan
bersama dari kedalaman 6 - 8 m.

Ruang pekerja dan animal keeper

Terdiri dari beberapa ruang pekerja yang bekerja di luar administrasi seperti pada
bagian pakan satwa, membersihkan kandang, petugas kebersihan dan pelatih satwa.
Pekerja dan animal keeper harus mengikuti intruksi ketat untuk kebersihan diri masing
masing, dan harus mengikuti praktek hygiene (kebersihan) dalam mempersiapkan
makanan satwa, untuk menghindari cross contamination (penjangkitan atau penyebaran
kuman) dari alat-alat yang digunakan dan tempat mempersiapkan makanan tersebut
sehingga beberapa pekerja memerlukan ruang sebagai tempat mempersiapkan diri
(sterilisasi) dan untuk beristirahat.

Gambar 2.42 Ruang istirahat untuk pekerja


(Sumber: Neufert, 1996: p219)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

35

Gambar 2.43 Macam-macam perangkat ganti pakaian


(Sumber: Neufert, 2002: p70)

Gambar 2.44 Dimensi lemari ruang pekerja


(Sumber: Neufert, 2002: p70)

Kebutuhan ruang yang disebut di atas memiliki besaran ruang masing-masing sesuai
dengan besaran yang ditentukan dan di perlukan, dari kebutuhan ruang yang disebutkan
juga memerlukan ruang-ruang lainnya terkait dengan ruang yang dapat menunjang
keberlangsungan kegiatan, diantaranya meliputi:
1) Ruang duduk
Tempat duduk disini difungsikan sebagai tempat untuk beristirahat atau berteduh.
2) Kamar mandi

Gambar 2.45. Ukuran wastafel dan kamar mandi


(Sumber: NDA jilid 2)

3) Parkir Kendaraan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

36

Gambar 2.46. Ukuran parkir kendaraan


(Sumber: NDA jilid 2)

Gambar 2.47. Ukuran parkir mobil sedan


(Sumber: NDA jilid 2)

Gambar 2.48. Ukuran parkir mobil sedan


(Sumber: NDA jilid 2)

4) Mushola

Gambar 2.48. Ukuran dimensi ruang gerak sholat


(Sumber: NDA jilid 2)

5) Pencahayaan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

37
Pada perancangan ini memerlukan ruang dalam yang dapat memanfaatkan secara
optimal dalam pencahayaannya siang, maka dari itu perlu menerapkan bukaan
yang sesuai dengan standar bukaan:

Gambar 2.49. Prinsip Pemantulan Cahaya


(Sumber: NAD jilid 2, 2002)

Gambar 2.50. Bentuk Ventilasi ujung dinding dan sistem pemantulan cahaya alami
(Sumber: NAD jilid 2, 2002)

Gambar 2.51. Bentuk Shading, dan sistem pemantulan cahaya alami


(Sumber: NAD jilid 2, 2002)

6) Koridor

a.

b.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

38

c.

d.

Gambar 2.52. Jenis-jenis koridor yang dapat digunakan dengan tipe yang berbeda-beda. a). Bentuk
pelana, b). Bentuk kubah, c). Bentuk Prisma, d). Atap mimbar.
(Sumber: NDA, 2002)

Gambar 2.53. Dimensi pedestrian


(Sumber: Neufert, 1996: p27)

Gambar 2.54. Berbagai macam model lantai


(Sumber: Neufert, 1996: p92)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

39

Gambar 2.55. Jenis-jenis tanaman rambat


(Sumber: Neufert, 1996: p204)

2.3.

KATEGORISASI, KARAKTER, DAN PERILAKU PET

2.3.2. Kategorisasi Pet


Pet dapat digolongkan menjadi 5 kategori (Fransisca Amalia, 2011),
namun dalam batasan masalah perancangan ini telah disebutkan diantara 5
kategori hanya 2 yang diambil penulis. Antara lain :
a. Kucing Dan Jenis-Jenisnya
Kucing telah dipelihara manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kucing
merupakan hewan karnivora berdarah panas yang dapat melihat dengan
baik pada malam hari karena memiliki biji mata yang terbuka lebar yang
dapat menangkap cahaya sebanyak-banyaknya. Aneka macam kucing
peliharaan merupakan keturunan dari kucing liar di Afrika (Our World
Encyclopedia, 1983:64, dalam Fransisca Amalia, 2011).
Kucing memiliki banyak warna dan macam pola. Ciri fisik ini tidak
bergantung pada rasnya. Kucing rumahan dikelompokkan ke dalam jenis berikut
berdasar penampakan fisiknya :
1. bulu pendek
2. bulu panjang
3. oriental (bukan ras khusus, semua kucing yang bertubuh langsing, mata
berbentuk almond, daun telinga lebar, dan rambut tubuh halus yang
pendek), diantaranya :
Telon atau Calico
putih dengan sedikit bercak warna hitam atau oranye (atau biru
atau krem). Orang Jepang sering menyebut pola ini sebagai mike. Karena gen warna bulu bertaut dengan kelamin, kucing Calico

yang beraneka warna ini umumnya betina.


Tortoiseshell
hitam dengan warna oranye dan putih tersebar di seluruh
tubuhnya. Kucing yang memiliki warna hitam, oranye terang, dan

oranye gelap disebut sebagai Calimanco atau Clouded Tiger.


Tabby
bergaris dengan bermacam pola. Pola klasik pada kucing ini
berbentuk bulatan-bulatan atau lingkaran. Tabby jenis mackerel
mempunyai tiga garis yang tampak di samping tubuhnya,

membuat kucing ini seperti ikan mackerel.


Maltese
nama lama dari kucing biru (abu-abu).

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

40

Bicolor (dua warna)


disebut juga Tuxedo cat atau Jellicle cat karena memiliki bulu
berwarna hitam dengan sedikit warna putih pada bagian kaki,
perut, dada, dan mungkin pula di bagian wajah.

Sedangkan untuk kucing ras dikelompokkan ke dalam jenis berikut:


Kucing ras
Jenis

Gambar

Maine Coon

British Short Hair

Siamase

Abyssinian

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

41

American Bobtail

American Short Hair

Bengal Cat

breed

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

42

Birman Cat

Kucing ras

Ragdoll Cat

Himalayan Cat

Turkish Angora Cat


Kucing ras

Persian Cat

Tabel 2.4. Jenis-jenis kucing ras


Sumber :http://Kucingkita.com

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

43
b. Anjing Dan Jenis-Jenisnya
Anjing menjadi kawan manusia sejak kira-kira 10.000 tahun yang lalu,
pada jaman batu. Banyak orang berpendapat bahwa anjing keturunan
serigala. Yang lain berpendapat bahwa mungkin asalnya dari suatu jenis
anjing buas lain yang sekarang sudah punah (Our World Encyclopedia,
1983:79, dalam Fransisca Amalia, 2011).
Kelompok Anjing Berdasarkan Ukuran(8)
1. Kelompok Small
Semua anjing dengan berat badan 1-10kg. Contohnya cihuhua, teckel, dan
mini pincher.
2. Kelompok Medium
Kelompok medium adalah anjing-anjing dengan berat badan 10-25kg.
Contohnya, anjing kintamani.
3. Kelompok Large
Kelompok anjing yang memiliki berat badan 25-50kg. Contohnya adalah
ajing gembala jerman (herder) dan doberman.
4. Kelompok Giant
Kelompok giant adalah anjing-anjing dengan berat badan 50-75kg.
Contohnya adalah St.Bernard.

Kelompok Anjing Berdasarkan Fungsinya


1. Toy
Kelompok anjing ini berfungsi sebagai sahabat manusia dan berukuran kecil
dengan berat kurang dari 10kg. Contohnya, chihuahua, pug, mini pincher,
pomerianian, dan poodle.
2. Companion Dog
Anjing kelompok ini merupakan sahabat keluarga namun berukuran lebih
besar dibanding dengan kelompok toy dan bersifat tidak manja namun
tetap bersahabat. Contohnya, golden retriever, labrador, dan amarican
cocker spaniel.
3. Hound
Kelompok anjing ini dimanfaatkan sebagai pemburu binatang. Umumnya
bertubuh ramping, berbulu pendek, dan kepala meruncing. Contohnya,
beagle, basenji, dan basset hound.
4. Guard Dog

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

44
Anjing kelompok ini bertugas sebagai penjaga rumah dan memiliki sifat
galak, tampang seram dan hanya bersahabat dengan pemiliknya saja.
Contohnya, rottwailer, herder, doberman dan boxer.
5. Terrier
Kelompok ini memiliki tugas sebagai anjing pemuru hewan kecil seperti
bajing tanah, kelinci dan berag-berang. Contohnya, staffodshire bull
terrier.
6. Gundog
Anjing kelompok ini dimanfaatkan untuk berburu dan sebagai anjing
pelacak di kepolisian. Contohnya, retriever, pointer, spaniel, dan setter.
7. Utility
Kelompok anjing ini merupakan anjing dengan kecrdasan relative tinggi
sehingga mudah dilatih untuk berbagai keperluan. Contohnya dalmation dan
chow-chow.

Umur Anjing
Pengelompokkan anjing berdasarkan usia: (9)
1. Anjing berumur 3 minggu
Anaka anjing masih tergantung dengan induknya. Anak anjing tersebut
masih membutuhkan kehangata, perhatian, dan pemberian makan secara
intensif.
2. Anjing berumur 4-7 minggu
Mulai pelakukan pengembaraan, berjalan kesana ke mari menyelidiki
keadaan sekeliling.
3. Anjing berumur 12 minggu
Anak anjing sudah mandiri dan terpisah dari induknya.

Anjing juga memiliki banyak warna dan macam pola. Berdasarkan ras nya anjing
memiliki berbagai macam jenis, diantaranya:
Anjing ras
Jenis

Gambar

Alaskan Malamute

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

45

Akita

Beagle

Boxer

Chihuahua
Anjing ras

Jindo

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

46

Dachshund

English Bulldog

Doberman

Labrador Retriever

Rottweiler
Anjing ras
Yorkshire Terrier

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

47

Maltese

Pomeranian

Shih Tzu

Shiba Inu

Pekingese
Anjing ras

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

48

Mini Pinscher

Siberian

Anjing ras

German shepherd

Tabel 2.5. Jenis-jenis anjing ras


Sumber :http://Anjing-anjing.com

2.2.2. Karakter Dan Perilaku Pet


Untuk menopang hidupnya, hewan hewan memiliki empat
kebiasaan (Annisa B., 2010), yaitu:
1. Perilaku Makan, yaitu untuk mendapatkan energi.
2. Perilaku Mempertahankan dir i, yaitu ber kisar dari melarikan
diri dari pemangsa potensial sampai dengan menggunakan
senjata bertahan dan penggunaan kamuflase dan mimikri
(meniru).
3. Bertahan Hidup dalam Lingkungan Fisik
Kebanyakan hewan hanya dapat bertahan hidup dalam kisaran
suhu, salinitas, kelembaban tertentu, dan sebagainya.
4. Berperilaku reproduktif

2.2.3. Karakter Dan Perilaku Kucing

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

49
A. Sifat Alami Kucing
Menurut Susetyo (2004), Jenis kucing yang banyak dipelihara dewasa ini
adalah jenis kucing persia, anggora dan mainecoon. Kesemua jenis hewan ini
memiliki jenis bulu yang lebat dan panjang. Kucing ras ini berasal dari negara 4
musim, sehingga diperlukan suhu yang cukup yaitu antara 21-240C untuk
menjaga kualitas bulu.
Untuk menandai wilayah kekuasaannya, kucing akan memanfaatkan
air seninya atau dikenal dengan istilah spraying. Kebiasaan spraying ini
umumnya dilakukan oleh kucing jantan yang menuju dewasa akibat mulai
matangnya fungsi seksual yang dipicu oleh perubahan fungsi hormon.

B. Bahasa Tubuh Kucing


Kucing Memiliki bahasa tubuh yang berbeda-beda berdasarkan perasaannya(11),
yaitu :
1. Mendongakkan dan menggerakkan kepala belakang, berarti ada orang yang
mendekatinya.
2. Setengah mata tertutup dan memutar sedikit telinga ke samping, berarti
kucing sedang merasa nyaman dengan dirinya
3. Mengarahkan telinga ke depan, lalu memutarnya ke belakang, disusul
mengecilkan pupil mat, berarti peringatan bahwa kita harus segera
meninggalkannya sedindirian karena ia sedang marah
4. Pupil mata membesar meskipun saat diterpa cahaya terang, berarti kucing
sedang terkejut
5. Mengarahkan telinga ke depan dan membuka mata lebar-lebar, berarti
kucing sedang ingin bermain, diajak bemai atatu diberi mainan
6. Mencondongkan teling ke belakang, menutup mata, dan sedikit menengok
ke kiri atau ke kanan, berarti ia sedang mengajak berdamai.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing biasanya
dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti
singa. Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara
seksual memiliki daerah terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah paling
kecil) dan selalu terdapat daerah "netral" dimana para kucing dapat saling
mengawasi atau bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau agresi. Di luar
daerah netral ini, penguasa daerah biasanya akan mengejar kucing asing,
diawali dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan bila kucing asing
itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian singkat (wikipedia, 2010).

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

50
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang
merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim
gurun. Kucing senang dengan suasana hangat dan sering tidur di bawah
hangatnya sinar matahari. Kotorannya biasanya kering dan kucing lebih suka
menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak
cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk
"pounce". mempertahankan suhu tubuh normalnya, yaitu 39C, dalam keadaan
basah. Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air. Kucing peliharaan
yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak kotoran yang berisi pasir atau
bahan khusus yang dijual di toko hewan peliharaan. Perlu juga disediakan
tempat khusus bagi kucing untuk mencakar. Hal ini penting karena kucing
memerlukan kegiatan mencakar ini untuk menanggalkan lapisan lama pada
kukunya agar kukunya dapat tetap tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak
adanya tempat khusus ini akan menyebabkan kucing banyak merusak
perabotan.

2.2.4. Karakter Dan Perilaku Anjing


Menurut Budiana (2008), Anjing memiliki kebiasaan mencium untuk
saling berkomunikasi. Anjing jantan mampu mencium zat atau hormon feromon
yang dikeluarka anjing betina yang sedang subur. Cara anjing mengenali
majikannya juga melalu mencium bau yang spesifik dari pemiliknya. Ketajaman
pendengaran anjing 4 kali lipat pendengaran manusia. Seekor anjing mampu
menerima suara 20-80.000 Hz. Sudut penglihatan anjing lebih besar dibanding
kucing dan manusia. Sudut penglihatan anjing sebesar 2500-2900 sedangkan
manusia hanya 1450 dan kucing 2750.

(10)

Di samping penglihatan anjing yang tajam ada juga Kebiasaan yang


sering dilakukan oleh anjing(10) :
1. Berurine
Anjing berurine 3-4 kali sehari. Urin anjing beraroma khas sehingga menjadi
media komunikasi antar anjing. Anjing serimg membuang urin di suatu benda,
baik di pohon, tembok atau batu dengan cara mengangkat salah satu kaki
belakang.
2. Mengunyah
Perilaku mengunyah apa saja yang menjadi incarannya muncul ketika gigi
tumbuh sehingga merasa gatal dan melampiaskannya dengan menggigit benda.
3. Menggali

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

51
Kebiasaan menggali tanah yang dilakukan hewan anjing setelah membuang urin
adalah agar aroma urine menyebar merata sehingga wilayah teritorialnya
semakin luas. Namun alasan lain mereka menggali tanah adalah untuk pergi
dari rumah lewat bawah pagar yang telah mereka gali.

4. Menggongong
Menggonggong adalah sifat naluri yang diwariskan sejak kecil. Hal tersebut
sebagai reaksi terhadap sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Anjing yang
kesepian terdengar salakan yang memilukan telinga
sehingga seolah ingin ditemani.
5. Manja
Anjing selalu minta perhatian, disayang dan dielus. Bahkan anjing tiduran
dipangkuan pemiliknya dengan nyaman.
6. Pergi dari tempat tinggal
Anjing mempunyai kebiasaan pergi dari rumah sebagai proses dari petualangan.
Anjing ingin melihat dan mengetahui suasana lingkungan di luar rumah, mencari
teman sesama anjing, dan berjalan-jalan selama beberapa hari. Anjing pergi
saat suasana sepi, pada pagi atau malam hari ketika penghuni rumah pergi atau
tidur nyenyak. Begitu ia merasa puas, anjing akan pulang dengan sendirinya.
2.3.

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN PET


Berinteraksi dengan hewan peliharaan adalah merupakan hal yang
paling menyenangkan. Pet adalah guru dan penyembuh dengan bakat yang luar
bisaa. Banyak cara dilakukan untuk menjelaskan cara hewan membantu
manusia. Hal ini termasuk pet theraphy, pet facilitated theraphy, atau
animal-assisted theraphy. Pet dapat membantu manusia baik manusia normal
atau manusia dengan kekurangan fisik, mental dan emosi.
Menurut Jack Canfield dkk. Dalam bukunya Chicken Soup For The Cat
And Dog Lovers Soul ada beberapa kualitas yang dimiliki hewan yang membuat
manusia menyukainya, yaitu:

Hangat dan berbulu halus


Kehangatan dan bulu yang halus merupakan kelebihan dari hewan. Mereka
lebih mudah untuk dicintai dan dapat memberikan kenyamanan.
Pelawak

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

52
Pet selalu saja dapat bertingkah sangat lucu. Hal ini menyebabkan manusia
akan terbawa kedalam suasana yang menyegarkan karena selalu tertawa

melihat tingkah dari pet.


Tidak menghakimi
Pet tidak pernah menghakimi manusia. Mereka menerima manusia apa

adanya.
Pendengar yang baik
Jika kita berbicara dengan pet, maka dia akan mendengarkan tanpa

menginterupsi apa yang kita bicarakan.


Cinta tanpa syarat
Pet tidak menuntut manusia untuk melakukan apa yang diminta, dengan
kata lain sangat perhatian.

Membantu orang yang memiliki cacat fisik


Pet sangat berguna bagi orang cacat fisik dalam berbagai cara. Contohnya
berkuda dapat membantu mereka yang memiliki kelainan pada otot dan
kontrol motoriknya. Berkuda membantu meningkatkan kesembuhan pada

postur, keseimbangan, pergerakan dan fungsi tubuh.


Membantu orang merasa penting dan dibutuhkan
Manusia selalu merasakan kebutuhan untuk merasa penting dan dibutuhkan.
Dengan merawat pet membuat kita merasa selalu dibutuhkan.

2.3.1. Keuntungan Memelihara Pet bagi Kesehatan Manusia


Menurut Foster and Smith (1997) , terdapat keuntungan-keuntungan
dalam memelihara pet bagi kesehatan manusia, yaitu:
1) Manfaat Secara Fisik Dan Kesehatan Fisik
Mengurangi kadar kolesterol.
Orang yang memelihara hewan kesayangan ditemukan memiliki kadar

kolesterol yang lebih rendah dibanding orang yang tidak memilikinya.


Mengurangi tekanan darah dan stres.
Penelitian pada wanita pemilik anjing yang menjalani tes stres
membuktikan bahwa kehadiran anjing mempunyai efek menurunkan

tekanan darah disbanding kehadiran teman.


Meningkatkan harapan hidup penderita penyakit jantung
Kepemilikan anjing dapat meningkatkan daya tahan penderita

serangan jantung.
Meningkatkan aktivitas fisik dan fungsi kesehatan.
Kebutuhan akan merawat hewan menyebabkan pemilik mempunyai

aktivitas yang dapat disamakan dengan latihan olahraga.


Mengontrol freezing pada penderita Parkinson.
Selain merasa kaku, penderita Parkinson juga mengalami yang
disebut freezing. Kaki mereka menjadi beku sementara bagian
tubuh yang lainnya tetap bergerak. Hal ini menyebabkan orang

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

53
tersebut jatuh. Hasilnya, beberapa orang penderita Parkinson lebih
suka duduk terus-menerus dan enggan untuk berpindah.
Anjing terlatih membantu untuk mengidentifikasi adanya freezing
pada penderita. Apabila anjing menyentuh kaki yang mengalami
freezing, maka kebekuan tadi akan hilang dan penderita
2)

Parkinson akan mampu melanjutkan berjalan.


Manfaat Secara Psikologis, Emosional Dan Sosial
Membantu merasa rileks dan nyaman.
Mengurangi stres.
Kebutuhan akan disentuh.
Kemampuan untuk memiliki sesuatu yang dapat disentuh
membuat keberadaan pet sangat penting. Serangkaian
penelitian menunjukkan bagaimana pentingnya sentuhan
untuk kesehatan fis ik dan emosi kita.
Menghilangkan kesepian
Setiap orang membutuhkan teman dalam hidup sehari-hari.
Memiliki pet juga bisa disamakan dengan teman hidup yang
setia.
Memperbaiki mood.
Setiap orang membutuhkan perasaan dibutuhkan dan memiliki
sesuatu yang dirawat. Banyak lansia dan orang yang hidup sendiri

2.4.

mengatakan bahwa pet memberikan mereka alas an untuk hidup.


Memiliki rutinitas.

PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS DAN PENDUKUNGNYA

2.4.1. Pengertian Arsitektur Ekologis


a) Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga
ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain
produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut (Wikipedia Indonesia, 2015).
Menurut Francis DK Ching (2008) Arsitektur umumnya dibayangkandidesaln-dan direalisasikan-dibangun-dalam upaya merespon
seperangkat kondisi yang ada.
b) Ekologi sebagai ilmu interaksi antara segala jenis makhluk hidup dan
lingkungannya. Berasal dari bahasa Yunani oikos rumah tangga atau
cara bertempat tinggal, dan logos bersifat ilmu atau ilmiah. Sehingga
ekologi dapat di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. (Ernst
Haeckel,1869)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

54
Jadi, Arsitektur ekologis merupakan seluruh proses perancangan dan
pembangunan bangunan yang berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan
potensi alam semaksimal mungkin.
2.4.2. Ekologi dan Eko-Arsitektur
Atas dasar pengetahuan dasar-dasar ekologi yang telah diuraikan, maka
perhatian pada arsitektur sebagai ilmu teknik dialihkan kepada arsitektur
kemanusiaan yang memperhitungkan juga keselarasan dengan alam dan
kepentinagn manusia penghuninya. Pembangunan rumah atau tempat tinggal
sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan
lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis atau eko-arsitektur.
(Krusche, Per et sl. Oekologisches Bauen. Wiesbaden, Berlin 1982. Hlm.7 )

Arsitektur biologis
Arsitektur surya

Arsitektur alternatif
Eko-Arsitektur

Bionik-struktur
alamiah

Bahan dan konstruksi


yang ekologis

Gambar 2.33. Konsep eko-arsitektur yang holistis (sistem keseluruhan)


(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 39)

Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagian-bagian


dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan
kesehatan), arsitektur alternative, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan
energi surya), arsitektur bionic (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan
kesehatan manusia), serta biologi pembangunan.Eko-arsitektur tidak
menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada
sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun, ekoarsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.
1. Penyelidikan kualitas
Tujuan setiap perencanaan eko-arsitektur yang memperhatikan cipta dan
rasa adalah kenyamanan penghuni. Sayangnya, kenyamanan tidak dapat
diukur dengan alat sederhana seperti lebar dan panjang ruang dengan
meter, melainkan seperti yang telah diuraikan tentang kualitas , penilaian
kenyamanan selalu sangat subjektif dan tergantung pada berbagai faktor.
Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung secara immaterial dari

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

55
kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara material
terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan pencemaran udara.
2. Bentuk dan struktur bangunan
Bentuk dan struktur bangunan merupakan masalah kualitas dalam
perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas
yang lain yang berhubungan, terutama kualitas bentuk yang tidak dapat
diukur maupun diberi standar.
3. Pencahayaan dan warna
Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang melalui mata
dalam hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan
(penerangan alami maupun buatan) dan pembayangan mempengaruhi
orientasi di dalam ruang.

Pencahayaan lewat
lubang-lubang jendela di
tengah dinding

Pencahayaan lewat
lubang-lubang jendela di
tengah dinding

Pencahayaan lewat
lubang-lubang jendela
di tengah dinding

Gambar 2.55. Pencahayaan dan bayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang


(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 47)

Pada gambar nomor 2.Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan
gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang
(misalnya dengan perabot, lukisan, dan hiasan lainnya). Cahaya matahari
memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya tersebut masuk
dari jendela yang orientasinya ke timur

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

56

Gambar 2.56. Gedung perkantoran atau industri bertingkat yang menggunakan pencahayaan
alam tanpa sinar panas dan tanpa penyilauan
(Sumber : Kiss, Miklos. Neue Erkenntnisse zum Thema Tageslichtnutzung. Di dalam : Majalah
SI+A, No.50. Zrich 1996. Hlm.1127-1129)

Oleh karena itu pencahayaan matahari di daerah tropis mengandung gejala


sampingan dengan sinar panas, maka di daerah tropis tersebut manusia sering
menganggap ruang yang agak gelap sebagai sejuk dan nyaman. Akan tetapi,
untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata
manusia. Karena pencahayaan buatan dengan lampu dan sebagainya
mempengaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang
terang tanpa kesilauan dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang
berlawanan ini, maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima secara langsung,
melainkan dicerminkan/dipantulkan sinar tersebut dalam air kolam (kehilangan
panasnya) dan lewat langit-langit putih berkilap yang menghindari penyilauan
orang yang bekerja di dalam ruang.
Kenyamanan dan kreativitas dapat juga dipengaruhi oleh warna seperti dapat
dipelajari pada alam sekitar dengan warna bunga. Oleh karena itu, warna
adalah salah satu cara untuk mempengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung.
Masing-masing warna memiliki tiga ciri khusus, yaitu sifat warna, sifat cahaya
(intensitas cahaya yang direfleksi), dan kejenuhan warna (intensitas sifat
warna). Makin jenuh dan kurang bercahayanya suatu warna, akan makin
bergairah. Sebaliknya, hawa nafsu dapat diingatkan dengan penambahan
cahaya.
Pada praktek pengetahuan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah
atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningkatan kenyamanan.
Misalnya :
( Tomm, Arwed. Oekologisch Planen und Bauen. Braunschweig 1992. Hlm.23 )

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

57

Langit-langit yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan warna yang

hangat dan agak gelap


Langit-langit yang agak rendah diberiwarna putih atau cerah, yang diikuti
oleh 20 cm dari dinding bagian paling atas juga diberi warna putih, yang

memberi kesan langit-langit seakan melayang dengan suasana yang sejuk.


Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada bidang yang luas

memberi kesan memperkecil ruang.


Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi

kesan memperkecil ruang.


Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi
warna hangat pada dinding bagian muka, sedangkan dapat berkesan

panjang dengan menggunakan warna dingin.


Dinding samping yang putih memberi kesan luas ruang tersebut.
Dinding tidak seharusnya dari lantai sampai langit-langit diberi warna yang
sama. Jikalau dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung,
sedangkan yang bergaris vertical berkesan lebih tinggi.

4. Angin dan pengudaraan ruangan

Gambar 2.57. Pergerakan angin dalam sebuah ruang


(Sumber : Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot Humid Weather. Texas 1953)

Pada gambar nomor 2.57 Angin dan pengudaraan ruangan secara terus-menerus
mempersejuk iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran
terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang
menurunkan suhu pada kulit manusia. Dengan demikian juga dapat digunakan
angin untuk mengatur udara didalam ruang. (Reed, Robert H. Design for Natural
Ventilation in Hot Humid Weather. Texas 1953 )

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

58
5. Alam dan iklim tropis
Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus diperhatikan
terutama berhubungan dengan ruang dalam. Masalah tersebut mendapat
pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di lingkungan sekitarnya, yaitu sinar
matahari dan orientasi bangunan, angin, dan pengudaraan ruangan, suhu dan
perlindungan terhadap panas, curah hujan dan kelembapan udara.
6. Sinar matahari dan orientasi bangunan
Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat diantara
lintasan matahari dan angin, serta bentuk denah yang terlindung adalah titik
utama dalam peningkatan mutu iklim-mikro yang sudah ada. Dalam hal ini tidak
hanya perlu diperhatikan sinar matahari yang mengakibatkan panas saja,
melainkan juga arah angin yang memberi kesejukan. Orientasi bangunan
terhadap sinar matahari yang paling cocok dan menguntungkan terdapat
sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat dan yang
terletak tegak lurus terhadap arah angin seperti gambar berikut.

Letak gedung terhadap sinar matahari


yang paling menguntungkan bila memilihi
arah dari timur ke barat.

Letak gedung terhadap arah angin yang


paling menguntungkan bila memilihi arah
tegak lurus terhadap arah angin itu.

Gambar 2.58. Gambar 4 Orientasi bangunan terhadap sinar matahari


(Sumber : Heinz Frick. 1997. Hal. 56)

7. Keseimbangan dengan alam


Pada penentuan lokasi gedung tersebut diperhatikan fungsi dan hubungannya
dengan alam, seperti matahari, arah angina, aliran air dibawah tanah, dan
sebagainya. Setiap serangan terhadap alam mengakibatkan suatu luka yang
mengganggu keseimbangannya. Oleh karena setiap benda memiliki hubungan
langsung dengan benda-benda lainnya, maka masuk akal apabila setiap

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

59
perubahan pada suatu titik tertentu membutuhkan penyelesaian masalah yang
harus dilakukan didalam batas ruangan. Dengan sadar atau tidak sadar manusia
telah menghancurkan keseimbangan dengan alamnya sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Seperti manusia
dalam lingkungan ilmiah, sebenarnya menjadi spesialis hanya dalam aspek
keahliannya tetapi tetap bersatu didalam wadah kemanusiaan. Maka pengertian
keseimbangan dengan alam mengandung kesatuan makhluk hidup (termasuk
manusia) dengan alam sekitarnya secara holistis
2.4.3. Pengertian Arsitektur Ekologis Menurut Heinz Frick
Heinz Frick (1998) berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak
menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur, karena tidakada
sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun mencakup
keselarasan antara manusia dan alam. Eko-arsitektur mengandung juga dimensi
waktu, alam, sosio-kultural, ruang dan teknik bangunan. Oleh karena itu eko
arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan mengandung semua
bidang.
Heinz Frick memiliki beberapa prinsip bangunan ekologis yang antara
lain seperti :
1. Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat.
2. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan
menghemat penggunaan energi, memelihara sumber lingkungan
(udara, tanah, air), Memelihara dan
3. memperbaiki peredaraan alam,
4. Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi (listrik, air)
dan limbah (air limbah dan sampah),
5. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya
seharihari.
6. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan perencanaan
untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan material
bangunan maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi,
penyediaan air).

2.4.4. Kriteria Kriteria Bangunan Sehat dan Ekologis


Berikut ini adalah kriteria banguanan sehat dan ekologis berdasarkan buku
arsitektur ekologis versi Heinz Frick,antara lain :
1. Menciptakan kawasan hijau diantara kawasan bangunan
2. Memilih tapak bangunana yang sesuai
3. Menggunakan bahan bangunan buatan lokal

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

60
4. Menggunakan ventilasi alam dalam bangunan
5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
6. Menjamin bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahan

A.

lingkungan
7. Menggunakan energi terbarukan
8. Menciptakan bangunan bebas hamtan (dapat digunakan semua umur)
Menciptakan kawasan hijau di antara kawasan bangunan
Tujuan dari diciptakannya kawasan hijau adalah sebagai salah satu upaya

untuk mencegah global warming . Berikut adalah contoh sebagai bentuk


menciptakan kawasan hijau disekitar kawasan pembangunan :

menciptakan taman ekologis disekitar bangunan. Taman ekologis berfungsi


sebagai salah satu pencegahan global warming dan juga sebagai view yang
menarik bagi siapa saja yang melihat.
Prinsip- prinsip-prinsip pembangunan taman ekologis yang dapat diterapkan :
1.
2.
3.
4.
5.

Pembentukan jalan setapak dengan bentuk yang beraneka ragam


Penciptaan sudut yang nyaman, sejuk serta teduh
Menggunakan penghijauan pada pagar atau dinding taman
Pemilihan tanaman tertentu
Pemilihan tanaman yang sesuai dengan tempat dan mudah dalam
perawatannya.

Urban Farming ( urban agriculture)


Urban farming merupakan cara untuk penghiajuan sekitar bangunan fungsi dari
urban farming yaitu untuk :

1. mengurangi pemansan global.


2. menciptakan view yang menarik.
3. memperbaiki kesuburan tanah.
4. penghematan karena bahan makanan nabati dapat dihaslkan sendiri.
B. Memilih tapak bangunan yang sesuai dengan perencanaan yang berkarakter
ekologis
Tapak yang digunakan sesuai dengan proyek yang dihasilkan , tetapi tetap
dengan melihat kesinambungan antara lingkungan dan gedung. Pada lahan yang
akan digunakan untuk membangun sebuah gedung. Berikut adalah hal hal yang
sebaiknya diperhatikan dalam membangun sebuah bangunan :
1. hal pertama yang seharusnya dipertimbangkan adalah apakah
kesuburan tanah itu dapat dibuat tandus oleh gedung. Tannah yang
sangat subur sebaiknya dipertahankan sebagai lahan tanaman dan
bukan digunakan sebagai tempat parkir, lahan bangunana ataupun jalan
kedua.
2. hal kedua kedahan lahan yang ditumbuhi oleh tanaman yang sudah ada
misalnya pohon peneduh, semak, dan bunga, sebaiknya tanaman
tersebut dipertahankan sebanyak mungkin.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

61
3. Hal ketiga adalah pertimbangkan tanaman yang akan direalisasikan.
C. Menggunakan bahan bangunan buatan lokal
Sekarang ini mulai banyak perkembangan bahan bangunan, munculnya
pekembangan bahan bangunan dikarenakan adanya kesadaran masyarakat
terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Bahan bangunan yang alami
tidak mengandung zat yang dapat merusak kesehatan manusiamaka berikut ini
merupakan penggolongan bahan bangunan menurut bahan mentah dan tingkat
transformasinya :
Tabel 2.1. penggolongan bahan bangunan menurut bahan mentah dan tingkat
transformasinya
Penggolongan ekologis
Bahan bangunan yang regneratif

Contoh Bahan bangunan


Kayu, bambu, rotan, rumbia, alang-ang,
serabut kepa, kulit kayu, kapas ,kapuk,

Bahan bangunan yang dapat digunakan

kulit binatang dan wol


Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur,

kembali
Bahan bangunan recycling

batukali, batu alam.


Limbah, potongan, sampah, ampas,
bahan kemasan, serbuk kayu, potongan

Bahan bangunan alam yang mengalami

kaca.
Batumerah, genting tanah liat, batako,

tranformasis sederhana
Bahan bangunan alam alam yang

conblok, logam, kaca , semen


Plastik, bahan sintesis, epoksi

mengalami beberapa tingkat perubahan


transformasi
Bahan banguann komposit

Beton bertulang, pelat serat semen,


beton komposit, cat kimia, perekat.

Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta

Bahan banguan yang ekologis seharusnya memenuhi syarat-syarat berikut :


1. Produksi bahan banguanan menggunakan energis esedikit mungkin.
2. Tidak mengalami perubahan bahan yang dapat dikembalikan ke alam.
3. Eksploitasi , pembuatan (produksi), penggunaan bahan bangunan
sesedikit mungkin mencemari lingkungan.
4. Bahan bangunan berasal dari sumber lokal.
D. Menggunakan ventilasi alam dalam bangunan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

62
Ventilasi berfungsi untuk pertukaran udara. Dua hal yang berkaiatan dengan
arsitektur ekologis tentunya yang berkaiatan dengan unsur alam salah satunya
yaitu penggunaan ventilasi dari alam. ventilasi berkaitan dengan kualitas di dalam
ruangan. 2 hal yang berkaitan dengan kualitas udara yaitu penghawaan dan
pencahayaan. penghawaan oleh angin dan pencahayaan oleh sinar matahari.
berikut ini adalah penjelasan tentang kualitas dalam ruangan yang baik dan benar
beradsaarkan buku arsitektur ekologis versi heinz frick :
1. Penghawaan
Pada daerah yang beriklim tropis kelembapan udara dan suhu juga tinggi. angin
sedikit bertiup dengan arah yang berlawanan pada musim hujan dan musim
kemarau..pengaruh angin dan lintasan matahari terhadap bangunan dapat
dimanfaatkan dengan ;
a) gedung yang dibuat secraa terbuka dengan jarak yang cukup diantara
bangunan tersebut agar gerak udara terjamin.
b) orientasi banguanan ditempatkan diantara lintasan matahari dan
angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke
barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin.
c) gedung yang baik sebaiknya berbentuk persegi panjang yang nantinya
berguna untuk ventilasi silang.
d) ruang disekitar bngunan sebaiknya dilengkapi pohon peneduh.
e) menyiasaka minimal 30% lahan banguanan terbuka untuk penghijauan
dan tanaman.
2. Pencahayaan
Cahaya sangat penting bagi makhluk hidup , terutama untuk manusia , cahaya
digunakan untuk megenali lingkungan sekitar dan juga untuk menjalankan
aktivitas.
a. Cahaya dari permukaaan atap dan dinding
Cahaya berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan
melalui lubang atap dan / atau lubang dinding. Berbagai macam variasi
bentuk tergantung dari bentuk dan arah matahari terhadap bangunan
itu sendiri . pelubangan bangunan untuk cahaya alam berdampak pada
kesilauan bila bentuk dan arah lubang tidak tepat dalam
pengguanaanya.
b. Perlindungan terhadap silau matahari
Intensitas matahari terkadang juga berlebihan , cahaya yang berlebihan
menyaebabkan silau . silau akibat sinar matahari yang berlebihan akan
menyebakan ketidaknyamanan visual dan dapat melelahkan mata .

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

63
Untuk mengatasi hal tersebut berbagai macam cara untuk menghindari
atau mengurangi silau tersebut menurut buku dasar-dasar arsitektur
ekologis heinz frick adalah:
1) Penyediaan selasar disamping bangunan
2) Pembuatan atap tritisan atau pemberian sirip/kanopi pada jendela
E. Menggunakan Energi Terbarukan
Energi terbarukan merupakan energi yang dapat dihasilkan sendiri. berikut
ini adalah beberapa macam alat yang adapa t digunakan untuk meciptakan energy
snediri yang diambil dari buku arsitektur ekologis jilid 2 heinz frick hal 142.
1. Energi surya
No.

Tabel 3.2. Tabel Energi Kolektor Surya


Kolektor surya

Daya kerja

Penyimpanan

Menghasilkan uap (untuk


mesin uap, yang
membangkitkan
listrik),memasak, air panas
untuk mencuci, mesin
pendingin absorbsi.

Dengan menggunakan
alat penyimpanan
panas, dengan bahan
pelarut (air)atau
massa(batu-batuan)

Menghasilkan air panas untuk


mandi dan mencuci,
menghasilkan udara panas.

Dengan menggunakan
alat penyimpan panas,
dengan bahan pelarut
(air) atau massa
(batubatuan)

Membangkitkan listrik 12 V
arus searah (dengan
mengguanakan perata arus
dan transformer terdapat 220
V arus bolak balik)

Tenaga listrik sulit


disimpan, kecuali
dengan mengisis aki
(biasanya 12 V arus
searah.

Sumber: Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., (2006), Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
2. Energi air
Energi air secara tradisional digunakan kincir air :
a) Dengan pukulan ke atas
b) Dengan pukulan bawah
c. Untuk membangkitakan listrik iguanaakn turbin
3. Energi angin
Energi angin dapat dimanfaatkan dengan menggunakan kincir angin sesuai
kebutuhan tenaga. Energi geotermal memanfaatkan panas bumi untuk
menghasilkan uap yang dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga .

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

64
pembangkit listrik dengan menggunakab panas (uap)merupakan sistem yang
kurang efisien (faktor efisiensi< 27%).
F. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu
mengalirkan uap air.
Permukaan dinding dan lapisan langit langit ruang termasuk dalam upaya
penghijauan rumah . upaya untuk penghijauan dilakukan untuk mengatur tata air,
suhu, pencemaran udara dan juga unntuk perlindungan terhadap lingkungan sekitar.
Menurut buku eckb ,1964 dan fakuaea,1987 yang ditulis dalam buku arsitektur
ekologis hal 108 fungsi penghijauan pada dinding dan atap rumah adalah sebagai
berikut :
1. Tanaman sebagai penghijauan rumah dalam pertumbuhannya
menghasilkan O2 yang diperlukan bagi makhluk hidup untuk bernapas.
2. Sebagai pengtaur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan hawa
lingkungan setempat sejuk,nyaman dan segar.
3. Pencipta lingkungan hidup (ekologis). Penghijauan dapat menciptakan
ruang hidup bagi makhluk hidup di alam.
4. Penyeimbangan alam (adaptis) merupakan pembentukan tempat
tempat hidup bagi stawa yang hidup disekitarnya
5. Perlindungan (protektif) terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (air
hujan, angin kencang dan terik matahari )
6. Kesehatan (hygiene), untuk terapi mata karena penghijauan mengikat
gas dan debu.
7. Mengurangi kebisisngan di dalam gedung, terutamam pada atap
bertanam yang menambah bobot (massa) sebagai penanggulangna
suara/bising.
8. Rekreasi dan pendididkan (edukatif). Jalur hijau dengan aneka vegetasi
mengandung nilai-nilai ilmiah
9. Sosial politik ekonomi
G. bahwa bangunan tidak menimbulkan permasalahn lingkungan
Bangunan yang baik adalah bangunan yang tidak merugikan lingkungan.
Memang saat banguanan tersebut dibangun sudah mengurangi komunitas hewan
yang sebelumnya ada dilahan tersebut, tetapi kita sebagai manusia yang bijak
adan peduli akan lingkungan seharusnya mengganti lahan yang menjadi komunitas
mereka dengan cara melakukan penghijauan disekitar bangunan. Berbagai macam
cara yang digunakan yaitu:
1. Melakuakan penghijauana pada bangunana
2. Mendesain taman
H. Menciptakan bangunan bebas hambatan (dapat digunakan semua umur)
Bangunan yang baik merupakan bangunan yang dapat digunakan disegala
usia baik anak-anak mauapun orang tua, selain itu diguanakan juga bagi orang yang
cacat tubuh,orang sakit, maupun orang dewasa yang sehat misalnya diberikan jalur

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

65
bagi mereka yang menggunakan kursi roda .banyak hambatan bagi bangunan saat
ini yang tidak memperhatikan hal hal tersebut antara lain perbedaan tinggi lantai
yang mnyusahkan orang yang sangat tua maupun anakanak, taanda orientasi ruang
kurang jelas, tidak ada kursi untuk beristiarhat, dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalaha prinsip prinsip banguanan diambil dari frick,
heinz/widmer, petra. Membangun, membentuk, menghuni. Yogyakarta: kanisius,
2006.halaman 51-53 :
1. Pilihlah perlengkapan yang bebas hambatan jika biaya tidak lebih mahal
daripada pelrengkapan yang tidak bebeas hambatan .
2. Dalam gedung umum, hindarilah konstruksi tangga. Jika harus dibuat
tangga, pilih tangga yang lurus dilengkapi dengan jalan landai <8% atau lift.
3. Lebar semua pintu harus memadai kebutuhan kursi roda (>80 cm)
4. Sediakan cukup banyak tempat yang ebbas hambatan sehingga kursi roda
dapat dikemudikan dan dilangsir dengan mudah.
5. Ukuran huruf pada tulisan informasi harus jelas dibaca, pemasangannya
setinggi mata manusia , dengan penerangan yangs esuai dengan
kemampuan orang yang melihatnya (juga yang kemah penglihatannya)
6. Semua leemn pelayanan pada telepon umum,lift dan sebagainyaharus
dipasang pada tinggi yang optimal.
7. Kamar mandi/ wc dibentuk sedemikian rupasehingga dapat digunakan
sendiri oleh pengguna kursi roda tanpa bantuan orang lain.
8. Pintu sorong dapat dibuka lebih mudah oleh pengguan kursi roda
dibandingkan dengan pintu sayap biasa.

2.5.
TINJAUAN UMUM KOTA MALANG
2.5.1. Gambaran Umu Kota Malang

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

66

2.5.2. Letak Dan Kondisi geografis

Gambar 2.59. Peta Kota Malang


(Sumber : google.co.id)

Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 667 meter diatas
permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena
potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah
Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06 112,07 Bujur Timur dan 7,06
8,02 Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten
Malang
2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malang
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang
4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
serta dikelilingi gunung-gunung :
1. Gunung Arjuno di sebelah Utara
2. Gunung Semeru di sebelah Timur
3. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
4. Gunung Kelud di sebelah Selatan
A. Iklim
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu udara
berkisar antara 22,7C 25,1C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan
suhu minimum 18,4C . Rata kelembaban udara berkisar 79% 86%. Dengan
kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Seperti umumnya daerah
lain di Indonesia,
Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim
kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso Curah hujan yang
relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari, Nopember, Desember. Sedangkan pada
bulan Juni dan September Curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum
terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.
B. Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
1.
2.
3.
4.

Bagian
Bagian
Bagian
Bagian

selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industry


utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur
barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah pendidikan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

67
C. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
1.
2.
3.
4.

Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.


Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.
Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.
Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha.
Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan
perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi.
Jenis
tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan
sekitar 15

2.5.3. Rencana Detail Tata Ruang Kota


Rencana Detail Tata Ruang Kota yang selanjutnya disingkat RDTRK, adalah
penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ke dalam rencana pemamfataan
ruang kawasan dengan menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional
dimuat dalam peta rencana berskala 1 : 5000 atau lebih (RDTR Kota Malang Tengah Bab
1, Pasal 1, poin 5). Selanjutnya dibagi dalam sub Kota Malang yaitu :

Kota
Kota
Kota
Kota
Kota

Malang Timur
Malang Utara
Malang Barat
Malang Selatan
Malang Tengah

2.5.4. Gambaran Khusus RDTR Kota Malang Tengah


Batas-batas Rencana Dasar Tata Ruang Kota (RDTRK) Malang Tengah adalah
sebagai berikut berdasarkan RDTR Kota Malang Tengah (Bab 2, Pasal 4, Poin 3) :

Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat

:
:
:
:

Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan

Blimbing dan Kecamatan Lowokwaru


Kedungkandang dan Kecamatan Blimbing
Sukun
Lowokwaru dan Kecamatan Sukun

Malang Tengah memiliki luas wilayah 883 Ha (8.830.000 m2)

A. Rencana Struktur Ruang


Keterangan :
: Pusat Kota
: Pusat Blok

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

68
: Pusat Sub Blok

Gambar 2.60. Peta Struktur Ruang Malang Tengah


Sumber : RDTRK Malang Tengah

B. Rencana Tata Guna Lahan


Keterangan :
: Fasilitas Umum
: Industri dan Pergudangan
: Perdagangan dan Jasa
: Permukiman
: RTH
: Militer

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

69

Gambar 2.61. Rencana Tata Guna Lahan Malang Tengah


Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

70
C. Rencana Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Keterangan :
: Kemunduran 5 10 m
: Kemunduran 2 9 m
: Kemunduran 4 13 m
: Kemunduran 1 5 m

Gambar 2.62. Rencana Garis Sempadan Bangunan Malang Tengah


Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

71
D. Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Keterangan :
: KDB 30% - 50%
: KDB 70% - 80%
: KDB 80% - 90%

Gambar 2.63.

Rencana Koefisien Dasar Bangunan Malang Tengah


Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

72
E. Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Keterangan :
: KLB 1 2 Lantai
: KLB 1 3 Lantai
: KLB 2 4 Lantai
: KLB > 4 Lantai

Gambar 2.64. Rencana Koefisien Lantai Bangunan Malang Tengah


Sumber : RDTRK Malang Tengah

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

73
2.6.
STUDI BANDING
2.6.1. Studi Banding Obyek
2.6.1.1.
Red Bank Veterinary Hospital, Amerika Serikat
A. Gambaran Umum
Red Bank Veterinary Hospital adalah sebuah bangunan perawatan & rujukan
layanan yang kritis untuk hewan peliharaan. Berlokasi di Tinton Falls, NJ 07724,
Amerika Serikat. Luas area 8000 m2

SITE

Gambar 2.65. Site Red Bank Veterinary Hospital


Sumber : maps.google.com

B. Konsep Bangunan

Gambar 2.66. Site Red Bank Veterinary Hospital


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Bangunan ini didesain dengan konsep bangunan yang berwawasan lingkungan.


Sejalan dengan ini, untuk mencapai tujuan konsep bangunan yang berwawasan
lingkungan, beberapa tim konsultan diperkerjakan. Seperti konsultan eco building,
Arsitek landscape, konsultan constructed wetland, konsultan pencahayaan serta
insinyur mekanikal elektrikal dan pemipaan (MEP).
C. Denah Bangunan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

74

Gambar 2.67. Denah Bangunan Red Bank Veterinary Hospital


Sumber : google.com

D. Ruang-Ruang Utama

Lobby

Gambar 2.68. Ruang Lobby


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Periksa

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

75

Gambar 2.69. Ruang Periksa


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Tindakan Medis

Gambar 2.70. Ruang Tindakan Medis


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Auditorium

Gambar 2.71. Ruang Auditorium


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

2.6.1.2.
Pet Care Centre, Metairie, LA
A. Gambaran Umum

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

76
Pet Care Center adalah sebuah bangunan Rumah Sakit Hewan , Pet Resort & Spa
yang didedikasi untuk memberikan perawatan medis yang berkualitas tertinggi yang
tersedia sehingga hewan peliharaan Anda mungkin mengalami lebih lama , hidup sehat .

SITE

Gambar 2.72. Site Pet Care Center


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

B. Denah Bangunan

Gambar 2.73. Denah Lantai 1-2 Pet Care Center


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

C. Ruan-Ruang Utama

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

77

Ruang Lobby

Gambar 2.74. Ruang Lobby


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Ruang Periksa

Gambar 2.75. Ruang Periksa


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

Koridor

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

78

Gambar 2.76. Koridor


Sumber : http://veterinaryhospitaldesign.dvm360.com

2.6.2. STUDI BANDING TEMA


2.6.2.1.

Perpustakaan Universitas Indonesia


Perancangan Malang Pet Centre menggunakan bangunan perpustakaan

Universitas Indonesia Depok sebagai studi banding tema ekologi arsitektur. Berikut ini
penjelasan lebih lanjut mengenai. perpustakaan Universitas Indonesia Depok.
A. Gambaran Umum
Proyek ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun
pada tahun 1986-1987, didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar
Rp100 miliar, yang dibangun di area seluas 3 hektar dengan 8 lantai yang dirancang
berdiri di atas lansekap bukit buatan dan terletak di depan Danau Kenanga kampus UI.

Gambar 2.77. Perspektif mata manusia perpustakaan kampus UI


(belajarsitektur.blogspot.com, 2012)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

79
Bangunan perpustakaan mempunyai konsep ramah lingkungan (eco friendly)
yang merupakan turunan dari ekologi arsitektur yang menyatakan bahwa
kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi
matahari (solar energy). maka di dalam gedung tidak diperbolehkan
menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. sebab semua kebutuhan plastik
dapat diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas
asap rokok, hemat listrik, air dan kertas. Perpustakaan ini mampu menampung
sekitar 10.000 orang pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000
orang per hari dengan koleksi buku di dalamnya dapat menampung 3-5 juta
judul buku (rumahpengetahuan.web.id, 2012).
2.5.2.2 Tinjauan Prinsip Tema Ekologi pada Bangunan
Perpustakaan kampus UI ini menerapkan tema Eco-Friendly yang merupakan
turunan dari arsitektur ekologi yang mengedepankan alam dan lingkungan sekitar.
Berikut ini penjelasan mengenai penerapan prinsip ecology architecture pada bangunan
perpustakaan ini yang mengambil prinsip atau kaidah dasar dalam hubungan arsitektur
dengan alam menurut Vale, Robert & Brenda (1991: 69-168). Berikut tabel penyajian:
Tabel 2.7 Penerapan prinsip ekologi pada perpustakaan UI
No

Prinsip

Aspek

Kaitan dengan objek

kesimpulan

1.

ekologi
Respek

kepada

Tata
letak

alam

Model bangunan

View bangunan

menghadirkan bangunan

menghadap

masa depan dengan

danau

mengambil sisi danau

menimbulkan

sebagai orientasi

kesan sejuk

perancangan.

dan dekat
dengan alam.
-

Alam sebagai
unsur penting
dalam desain.

Struktur
atap

Penggunaan bukit buatan


sebagai potensi
pemanfaatan atap untuk

2.

Memberi

Struktur

fungsi penghijauan.
Di punggung bukit bangunan di

Adanya

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

80
respek

bangunan

timbun tanah dan ditanami

pendingin suhu

pada

rerumputan yang berguna

ruangan yang

pengguna

sebagai pendingin suhu ruangan

alami, yang

yang ada didalamnya, hingga

timbul dari,

dapat mereduksi fungsi alat

punggung bukit

pendingin udara sampai 15

bangunan di

persen.

timbun tanah
dan ditanami
rerumputan.
-

Materia batu
dapat
mengurangi

Material

Bahan bangunan dari batuan ini

dampak buruk

dinding

(batu alam andesit untuk

cat yang kurang

eksterior dan batu paliman

ramah bagi

palemo untuk interior) bersifat

manusia.

bebas pemeliharaan
(maintenance free) dan tidak
perlu dicat.

Memeliha

Interior

Interior bangunannya didesain

penggunaan

ra sumber

terbuka dan menyambung

sirkulasi udara

daya

antara satu ruang dan ruang

alam maksimal,

(energi)

yang lain melalui sistem void.

karena interior

Penggunaan sirkulasi udara

bangunannya

alam menjadi maksimal.


pencahayaan alami dilakukan

didesain

Pencahayaan

terbuka dan

melalui beberapa skylight.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

81
menyambung
antara satu
ruang dan
ruang yang lain
melalui sistem
void.
-

Terdapat
system
penerangan

utilitas

alami dari

Di antara punggung rerumputan

cahaya matari

itu terdapat jaringan-jaringan

yang di dapat

selokan yang di sampingnya

dari tembusan

terdapat kaca tebal bening

cahaya yg

selebar 50 sentimeter. Selokan

datang

itu untuk mengalirkan air hujan

menembus

ke tanah resapan, sedangkan

kaca yang

fungsi kaca sebagai sistem

terletak di

pencahayaan.

antara
punggung
rerumputan.
-

tidak
memerlukan
lagi pendingin
buatan (ac atau
kipas angin)

Material atap

Memperk

Utilitas

Penggunaan energi matahari

dan cahaya

dilakukan melalui solar cell

penerangan

yang dipasang di atap

yang cukup.

bangunan.
Guna memenuhi standar ramah

memenuhi

ecil

lingkungan, bangunan juga

standar ramah

sumber

dilengkapi sistem pengolahan

lingkungan,

daya baru

limbah. Karena itu, air buangan

limbah air

toilet dapat digunakan untuk

buangan toilet

menyiram di punggung

dapat

bangunan. Dengan diproses

digunakan

terlebih dahulu melalui

untuk

pengolahan limbah atau

menyiram di

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

82
sewage treatment plant (STP).

punggung
bangunan,
dengan
diproses
terlebih dahulu
melalui
pengolahan.

5.

Prinsip

Material atap

Gedung menggunakan panel

Dapat

bekerja

surya sebagai sumber energinya

memberikan

bersama

sesuai dengan kondisi iklim

dampak atau

tropis yang terik.


pencahayaan alami dilakukan

pengaruh baik

Pencahayaan
Interior

melalui beberapa skylight.


Interior bangunannya didesain

iklim

terbuka dan menyambung


antara satu ruang dan ruang

yang cukup
besar pada
lingkungan.
-

iklim tropis

yang lain melalui sistem void.

yang cenderung

Penggunaan sirkulasi udara


alam menjadi maksimal.

Bekerja dengan

basah.
-

Mengurangi
dampak negatif
yang
ditimbulkan
dari energi
yang terbuang.

Penghawaan

penggunaan sirkulasi udara


alam maksimal, karena interior
bangunannya didesain terbuka
dan menyambung antara satu
ruang dan ruang yang lain
melalui sistem void.

(rumahpengetahuan.web.id, 2012; Hasil analisis, 2015)

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

83
BAB III
METODOLOGI

3.1. Metode Umum


Proses kajian yang digunakan dalam merancang Pet Centre di Kota Malang
dilakukan melalui metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-korelatif, yaitu
mencari serta menetapkan adanya keeratan/korelasi antara variable-variabel
penelitian. Metode ini berupa paparan deskripsi atas fenomena yang terjadi saat ini
disertai dengan literatur-literatur yang mendukung teori yang dipakai.
Secara kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang membahas
teknik-teknik pengumpulan, pengolahan, atau analisa dan penyajian terhadap
sekelompok data. Analisis data secara kualitatif atau korelatif dengan melakukan
beberapa tahapan meliputi survey lokasi dan obyek-obyek komparasi untuk
memperoleh data-data dan komparasi yang berhubungan dengan obyek perancangan
nantinya.
3.2. Perumusan Gagasan
Dalam penentuan judul objek rancangan, terlebih dahulu dilakukan
pengamatan
mengenai permasalahan yang sedang terjadi baik dalam skala global maupun skala
lokal, baik aspek secara umum maupun arsitektural. Aspek umum yang diamati adalah
permasalahan gaya hidup masyarakat untuk memelihara hewan peliharaan dewasa ini.
Terkait dengan pemasalahan gaya hidup yang ada, diperlukan wadah untuk menampung
segala macam yang berbau hewan peliharaan mulai dari penitipan, perawatan, hingga
pelatihan hewan peliharaan sehingga masyarakat dapat menyalurkan hasrat dan
keinginannya dengan penuh terhadap hewan. Kota Malang berpotensi untuk dijadikan
sebagai lokasi perancangan mengingat kota ini telah dikenal sebagai kota pelajar, baik
pelajar yang berasal dari Kota Malang itu sendiri maupun dari luar kota sehingga
semakin banyak pelajar yang dating semakin banyak pula penduduk di Kota Malang.
Selain potensi tersebut, Kota Malang juga tidak terlepas dari permasalahan lingkungan
seperti peningkatan suhu udara Kota Malang yang semakin hari kian semakin panas,
polusi di jalanan kota, dan lain-lain. Menghadirkan Pet Centre yang menggunakan
pendekatan pada Eco-Design di Kota Malang diharapkan dapat menjadi wadah yang
tepat untuk menyalurkan dan memenuhi segala kebutuhan hewan peliharaan yang
ramah terhadap lingkungan dan kondisi Kota Malang. Aspek arsitektural yang perlu
diamati adalah mengenai pengolahan lahan dan bangunan terhadap lingkungan.
Pengolahan lahan dan bangunan yang disinkronkan dengan lingkungan dan penghijauan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

84
diharapkan dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dalam hal eksploitasi,
produksi, distribusi, penggunaan maupun perawatannya. Selain itu, keeratan hubungan
bangunan dan lingkungan sekitarnya penggunaan juga dapat memberikan kesan
bangunan yang menyatu dengan alam. Berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhi
perancangan kemudian dilakukan identifikasi masalah dan difokuskan ke dalam rumusan
masalah.
Dalam proses kajian ini ide perancangan yang didapat kemudian
ditransformasikan ke dalam bentuk yang tertulis. Transformasi tersebut dapat
digambarkan melalui usulan kajian dengan tahap-tahap sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Adapun proses tahapan kajian ini merupakan tindakan yang diperlukan untuk
mengetahui inti dari problem atau persoalan, penyebab permaslahan, sekaligus solusi
yang tepat untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Pengumpulan data
Data-data yang ada di lapangan sangat penting untuk digali dan didata secara
sistematis, baik berupa data primer maupun sekunder. Hal ini dilakukan baik untuk
perkembangan desain maupun demi memperkaya alternative penyelesaian
permasalahan. Data primer diperoleh dari hasil survey langsung di lapangan dengan
mencari, melihat, dan mendengarkan informasi yang dibutuhkan mengenai kondisi yang
sebenarnya pada obyek yang akan direncanakan. Sedangkan data sekunder diperoleh
melalui pengamatan secara tidak langsung tetapi tetap menunjang proses kajian
terhadap permasalahan yanga ada.
3. Analisa
Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap selanjutnya yang
dilakukan adalah mengelola data dan menganalisa dalam suatu pemrograman sampai
didapatkan beberapa alternatif konsep penyelesaian masalah yang terangkai dalam
proses sintesa. Hasil dari analisa berbagai masukan yang masih acak tersebut harus
dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan agar dapat
menunjang keputusan desain.

4. Sintesa
Tahapan ini merupakan tahapan penyimpulan dari berbagai alternatif
pemecahan masalah yang telah dianalisa pada tahap sebelumnya. Pemecahan masalah
ini ditejemahkan kedalam bentuk kosep-konsep dalam bentuk verbal dan grafis. Dari

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

85
konsep ini diharapkan kedepannya kedepannya dapat ditransformasikan kedalam
bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang dilanjutkan dengan gambar-gambaran kerja
berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout, perspektif situasi, dan detail
arsitektural.
5. Perancangan
Setelah melalui tahap sintesa, akan dihasilkan berbagai macam alternatif yang
selanjutnya akan dipilih salah satu alternatif yang paling utama dalam penyelesaian
permasalahan. Selanjutnya konsep penyelesaian permasalahan ini diterjemahkan dalam
bentuk sketsa-sketsa ide awal perancangan untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk
gambar kerja yang berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout, perspektif
situasi, dan detail arsitektural.
Pada proses aktifitas perancangan, setiap tahapannya akan selalu mengalami
perubahan-perubahan baik penambahan maupun pengurangan. Untuk mengantisipasi
hal-hal tersebut, maka diperlukan umpan balik (feed back) pada setiap loncatan
tahapan, sehingga hasil rancangan yang didapat akan lebih optimal.

3.3 Pengumpulan Data


3.3.1 Data Primer
A. Survei Tapak
Survei tapak dilakukan pada lokasi tapak yang dipilih berdasarkan kriteria daerah
tujuan Pet Centre. Survei tapak dilakukan untuk mengetahui kondisi tapak dan
lingkungan sekitarnya sehingga menjadikan pertimbangan-pertimbangan di dalam
mendesain. Metode yang digunakan dalam survei tapak ini adalah metode observasi,
yaitu melakukan pengamatan langsung di lokasi tapak dan sekitar tapak. Survei pada
lokasi tapak ini dilakukan dengan langsung merekam fakta-fakta di lapangan untuk
mendapatkan data berupa:
1.
2.
3.
4.
5.

Kondisi eksisting lingkungan berhubungan dengan topografi dan iklim.


Batas-batas wilayah perencanaan.
Peluang potensi pada tapak yang nantinya dapat dikembangkan.
Potensi lingkungan sekitar yang berinteraksi dengan tapak
Pencapaian menuju tapak

B. Survei Objek Komparasi


Survei objek komparasi dilakukan pada objek sejenis, yaitu Las Gaviotas Pet Hotel,
USA, Bothell Pet Hospital, Washington dan Sidwell Friends Middle School, Washington.
Survei ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai:

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

86
1. Aktivitas-aktivitas dan program kegiatan yang dilakukan di area pet hotel dan
pet hospital.
2. Kebutuhan ruang dan fasilitas yang harus disediakan.
3. Material yang digunakan pada bangunan yang ada.
4. Penerapan eco-architecture terhadap desain bangunan.
C. Wawancara
Wawancara dengan narasumber atau responden sesuai dengan objek
perancangan. Wawancara dilakukan dengan mewawancarai pengelola Pet Shop, Pet
Hotel yang ada di Kota Malang untuk mendapatkan informasi-informasi penting yang
berguna dalam perancangan.

3.3.2 Data Sekunder


A. Studi Pustaka
Data yang digunakan dari studi pustaka ini dapat berupa teori, pendapat ahli, peraturan
pemerintah, serta data lain yang bisa dikembangkan dan dapat menjadi dasar
perencanaan, sehingga dapat memperdalam analisis. Pustaka yang digunakan adalah
yang berhubungan dengan wisata edukasi, unsur-unsur pokok kepariwisataan, serta
teori-teori mengenai bahan bangunan alami.
B. Studi Banding
Pengumpulan data studi komparasi diperoleh melalui internet dan buku. Pemilihan
objek untuk studi komparasi adalah berdasarkan pada fungsi objek yang sejenis (Pet
Centre). Objek studi banding yang digunakan adalah:
1. Las Gaviotas Pet Hotel, USA. Objek ini merupakan tempat untuk
memenuhi segala macam kebutuhan hewan peliharaan khususnya
penginapan.
2. Bothell Pet Hospital, Washington. Objek ini merupakan tempat untuk
memenuhi segala macam kebutuhan hewan peliharaan khususnya untuk
perawatan dan kesehatan
3. Sidwell Friends Middle School, Washington. Objek ini merupakan sekolah
yang berwawasan hemat energy, selaras dengan alam serta hampir seluruh
bangunannya memanfaatkan energi alam.
3.4 Metode Analisis dan Sintesa Data
Tahap analisis merupakan tahap untuk menganalisis data-data yang telah
terkumpul, baik data primer maupun sekunder. Analisis ini digunakan untuk
mendapatkan sintesa berupa konsep perancangan yang dapat digunakan untuk

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

87
memecahkan permasalahan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Analisaanalisa yang dilakukan terdiri dari:
3.4.1. Analisa
1. Analisia pelaku, aktifitas, dan ruang
Manusia sebagai pelaku utama yang beraktifitas di dalamnya. Metode yang
dilakukan adalah dengan metode analisa fungsional dengan menentukan kebutuhan
ruang yang mempertimbangkan fungsi. Dari analisa pelaku dan aktifitas nantinya
akan didapat besaran ruang yang dibutuhkan. Ruang adalah elemen penting dalam
bangunan, di dalam perancangan Malang Pet Centre kali ini dilakukan pendekatanpendekatan tertentu dalam menganalisa ruang. Pendekatan-pendekatan tersebut
meliputi:
a. Pendekatan standar; diperoleh dari studi literatur mengenai standar-standar
tertentu dalam sebuah ruang
b. Pendekatan komparasi; yaitu pendekatan yang diperoleh dari obyek komparasi
yang telah dilakukan. Alat yang dipakai adalah konsep-konsep programatik
ruang berupa diagram-diagram dan sketsa.
c. Pendekatan asumsi; Alat yang dipakai adalah diagram-diagram alur kegiatan,
diagram fungsi dan sketsa-sketsa awal hubungan ruang.
2. Analisa bangunan
Aspek bangunan merupakan obyek utama sebagai wadah aktifitas pelaku
dan menjadi unsur fisik utama. Untuk memunculkan identitas bangunan yang
mendukung perwujudan bangunan diperlakukan analisis terhadap faktor-faktor
fisiknya dengan mengacu pada kegiatan dan fungsi bangunan dan bentukanbentukan yang mengadopsi gaya bangunan yang ramah lingkungan atau bangunan
yang eco.
Metode yang dipakai adalah metode analogi dan tipologi yang digunakan
untuk mengkaji bentuk dan tampilan Pet Centre yang direncanakan berada di Kota
Malang yang berfungsi sebagai kawasan wisata dan pendidikan. Metode pendekatan
kepada penerapan prinsip-prinsip perancangan bentuk dan tampilan serta studi
bentuk dari bangunan-bangunan Pet Centre hasil komparasi untuk selanjutnya
ditelaah untuk membantu desain Pet Centre di Kota Malang. Selain itu
menggunakan metode konstektual untuk menyesuaikan bentuk bangunan dan
elemen-elemen di sekitarnya. Alat yang dipakai adalah dengan menggunakan
sketsa.
3. Analisa tapak dan lingkungan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

88
Analisis terhadap potensi dan permasalahan yang ada di lokasi Kota Malang
dan tapak perancangan secara khusus, yaitu site perancangan. Aspek yang dianalisis
berupa kondisi iklim, sirkulasi dan aksesibilitas/pencapaian, vegetasi, topografi,
view, dan utilitas pada tapak. Analisis yang dilakukan disajikan dalam bentuk
gambar dan foto secara verbal. Dari konsep ini diharapkan kedepannya dapat
ditransformasikan kedalam bentuk sketsa-sketsa ide perancangan yang dilanjutkan
dengan gambar-gambar kerja berupa denah, tampak, potongan, siteplan, layout,
perspektif situasi, dan detail arsitektural.

4. Analisa ekologi
Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi lokasi perancangan yang kemudian
disesuaikan dan memanfaatkan alam sebaik-baiknya agar selaras dan berhubungan
erat dengan pembangunan perancangan ini sebagaimana menurut prinsip-prinsip
ekologi. Langkah berikutnya mengidentifikasikan material-material bangunan yang
tersedia di Kota Malang dan sekitarnya, yaitu material alami dan pendukungnya.
Kemudian mencari ciri-ciri/sifat-sifatnya serta kelebihan dan kekurangannya.
menentukan pada bagian mana sajakah dalam bangunan material-material tersebut
dapat digunakan. Dari hasil analisis tersebut, dapat diketahui bahan apa saja yang
dapat digunakan dalam perancangan. Kemudian, konsep eco-design pada bangunan
ditentukan berdasarkan persyaratan ruang serta hasil analisis prinsip ekologi dan
pemilihan material yang telah dilakukan.

3.4.2. Sintesa
Sintesa merupakan kesimpulan dari analisis yang menghasilkan konsep
programatik dan konsep desain yang dijadikan acuan atau pedoman pada proses
perencanaan dan perancangan. Konsep yang dihasilkan meliputi konsep ruang (pola
tata ruang), konsep tapak (pola tata massa dan ruang luar), dan konsep bangunan
(bentuk dan tampilan bangunan).
3.5 Metode Perancangan
Metode perancangan dilakukan setelah dilakukan proses pra perancangan
yang meliputi perumusan gagasan, pengumpulan data, analisis dan menghasilkan
sintesa. Berbagai informasi dari hasil analisis dan sintesa data sebagai acuan awal
dituangkan dalam sketsa-sketsa ide yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk
arsitektural. Langkah berikutnya adalah menyajikan hasil penyusunan analisis dan
konsep perancangan dalam sebuah laporan yang berupa Konsep Desain.

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

89

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

90

3.6 Kerangka Metode Perancangan

LATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Gaya hidup memelihara hewan


2. Minat masyarakat Kota Malang
terhadap hewan pelharaan
3. Pendekatan arsitektur ekologi
dalam perancangan dapat
menjadi konsep wadah yang
tepat untuk para pecinta hewan
peliharaan

1. Memelihara hewan sudah menjadi hobi


dan gaya hidup bagi beberapa individu,
2. Banyaknya minat masyarakat Kota Malang
terhadap hewan peliharaan serta
Banyaknya tempat menunjang kebutuhan
hewan peliharaan
3. Pengaplikasian Arsitektur ekologis
diharapkan dapat menjaga
keseimbangkan dan mensinergikan antara
ekosistem hewan peliharaan dan
lingkungan sekitar pada Perancangan
Pusat Hewan Peliharaan.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana wujud rancangan tata ruang luar dan ruang dalam Pusat
Pemeliharaan, dan Perawatan di Kota Malang dengan pendekatan Eco-Arsitektur.

Data primer

survei lapangan
wawancara

Data sekunder

PENGUMPULAN DATA

Studi pustaka
Studi komparasi

ANALISIS

Analisis Fungsional/
Ruang
- Karakteristik fungsi.
- Pelaku, aktivitas,
fasilitas, kapasitas
- Besaran ruang
- Organisasi ruang
- Persyaratan ruang
- Spasial dan suasana

Konsep ruang

Analisis tapak

Analisis bangunan
- Olah bentuk
- Sistem struktur
- Sistem utilitas

Konsep bangunan

Unsur iklim setempat


Vegetasi
Topografi
Aksesibilitas/
pencapaian
View
- Infrastruktur tapak

Konsep tapak

Analisis ekologi
- Ciri/sifat
- Penggunaan dalam
Bangunan
- Material alami dan
pendukungnya

Konsep ekologi

KONSEP PERANCANGAN MALANG


PET CENTRE DENGAN PENDEKATAN
Feed
ARSITEKTUR EKOLOGI
PERANCANGAN MALANG PET
back
CENTRE
Gambar 3.1.
Diagram Kerangka Metodologi

tema: arsitektur ekologis

F
e
e
d
b
a
c
k

91
2.6.

PENDEKATAN LOKASI

2.6.1. Tinjauan Kota Malang

Gambar 2.23.
Peta Kota Malang
Sumber : Google.co.id
D. Letak Dan Kondisi geografis
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440 667 meter diatas
permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa Timur karena
potensi alam dan iklim yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah
wilayah Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06 112,07 Bujur
Timur dan 7,06 8,02 Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
5. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso Kabupaten
Malang
6. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang Kabupaten
Malang
7. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang
8. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten Malang
serta dikelilingi gunung-gunung :
5. Gunung Arjuno di sebelah Utara
6. Gunung Semeru di sebelah Timur
7. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat
8. Gunung Kelud di sebelah Selatan

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

92

E. Iklim
Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2008 tercatat rata-rata suhu udara
berkisar antara 22,7C 25,1C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,7C dan
suhu minimum 18,4C . Rata kelembaban udara berkisar 79% 86%. Dengan
kelembaban maksimum 99% dan minimum mencapai 40%. Seperti umumnya daerah
lain di Indonesia,
Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim
kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso Curah hujan yang
relatif tinggi terjadi pada bulan Pebruari, Nopember, Desember. Sedangkan pada
bulan Juni dan September Curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum
terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.
F. Keadaan Geologi
Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
5. Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk
industry
6. Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
7. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang
subur
8. Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah
pendidikan
G. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
5.
6.
7.
8.

Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.


Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.
Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.
Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha.

Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan
perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi.
Jenis
tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan
sekitar 15 %

PERANCANGAN MALANG PET


CENTRE
tema: arsitektur ekologis

Anda mungkin juga menyukai