Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Observasi Wellnes dalam Komunitas Pecinta Binatang di Car Free Day Kota
Malang 2 Februari 2020

Yang Dibimbing Oleh Ibu Dwipajati, SST, M. Gz

KELOMPOK 3:
‘Alaa Qamara W. (P17111171012)
Maghriza Refina H. D. (P17111173026)
Feby Andriyanti (P17111173037)
Annisa Alif Pawitra (P17111173038)
Selvira Mauldy R. (P17111173042)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kesempatan dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan
penulisan laporan dengan judul : Komunitas Pecinta Hewan di Car Free Day.
Sehubungan dengan selesainya laporan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
2. Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3. Ketua Program Studi Sarjana Terapan Gizi Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang.
4. Dwipajati, SST, M. Gz selaku PJMK Gizi Olahraga.
5. Kepala perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang beserta
staf yang telah menyediakan literature.
6. Komunitas pecinta anjing “Satelite” telah membantu dalam proses
pengambilan data.
7. Komunitas pecinta reptile “Reptile Addict Malang” telah membantu
dalam proses pengambilan data.
8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh


karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini.

Malang, 4 Februari 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan lingkungan dan pola hidup masyarakat dapat


mempengaruhi kondisi genetik dan fisiologis yang berdampak pada
transisi penyakit yang dahulu didominasi oleh penyakit menular
(communicable disease) saat ini menjadi penyakit tidak menular (non
communicable disease). Who (2018) menyebutkan bahwa penyakit tidak
menular terutama penyakit kardiovaskular (35%), kanker (12%),
pernafasan (6%) dan diabetes (6%) menyumbangkan sebagian besar angka
kematian dini (premature death) khususnya di negara denga pendapatan
rendah hingga menengah.

Pola hidup sehat merupakan gaya hidup yang mengarah pada


pencapaian kesehatan tubuh secara optimal pola hidup sehat ini tidak
hanya meliputi olahraga dan pola makan tetapi juga manajemen stress dan
pola atifitas harian. Beberapa faktor yang mempengaruhi pola hidup sehat
seseorang antara lain asupan makan seimbang (jenis, jumlah, dan
frekuensi) istirahat cukup yang efektif, olahraga teratur dan optimal,
keseimbangan mental dan rohani serta sosial dan dukungan lingkungan
sekitar. Hal ini dapat ditemui pada konsep wellness.

Wellness merupakan gaya hidup sehat yang tidak hanya berfous


pada salah satu aspek saja. Wellness mengacu pada 8 dimensi yang secara
langsung dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. 8 dimensi dalam
wellness yaitu kesehatan fisik, intelektual, lingkungan, emosional,
keuangan, hubungan sosisal, kerohanian, pekerjaan (Swarbick dan Yudof,
2015). Wellness mengarahkan pada keseimbangan pekerjaan dan istirahat,
waktu untuk membangun danmemulihkan terutama mengacu pada proses
mengisi kehidupan kita dengan kegiatan yang positif.
Berbagai penelitian telah menemukan bahwa hewan peliharaan
memiliki manfaat yang beragam seperti kesehatan fisiologis maupun
psikologis. Lewiset al (2009) menemukan memelihara anjing secara
signifikan meningkatkan kualitas hidup dalam aspek fisik. Sedangkan
memelihara kucing dan selain anjing dapat meningkatkan kualitas
sosial.Pendapat ini diperkuat oleh McConnell et al (2011) yang meneliti
well being antara pemilik hewan peliharaan dan yang tidak memiliki
hewan peliharaan. Aspek well being terdiri dari aspek depresi, kesepian,
self esteem, gejala penyakit fisik, subjective happiness, dan exercise &
physical fitness. Dalam penelitian itu terbukti bahwa orang yang memiliki
hewan peliharaan memiliki self-esteem, subjective well
being,danexercise&physical fitness yang lebih baik daripada yang tidak
memiliki hewan peliharaan.

Sebaliknya, pada orang yang tidak memiliki hewan peliharaan


telah ditemukan bahwa mereka lebih mudah mengalami depresi, kesepian,
dan memiliki kemungkinan mengalami gejala penyakit fisik lebih tinggi.
Manfaat memelihara hewan juga diungkap oleh Zimolag dan Krupa
(2009), mereka menyatakan memelihara hewan dapat dijadikan terapi pada
orang dengan penyakit mental serius. Orang yang memiliki hewan
peliharaan mendapat skor lebih tinggi pada keterikatan terhadap aktivitas
yang berarti daripada yang tidak memiliki hewan peliharaan (Zimolag &
Krupa, 2009). Menurut Setianingrum (2012) dengan melakukan aktivitas
memelihara hewan, seseorang dapat mendapatkan tiga manfaat, yaitu: (1)
membantu untuk memulihkan kesehatan dengan cara menerapkan gaya
hidup sehat seperti mengajak jalan-jalan ataupun bermain, (2) membantu
mengatasi stres dengan menganggap hewan sebagai hiburan dan teman
bermain, (3) bersosialisasi dengan lingkungan dan orang-orang baru
seperti saat memandikan hewan maupun membawanya berjalan-jalan.

Berdasarkan uraian diatas maka kelompok kami akan melakukan


observasi lapangan dengan cara wawancara terhadap komunitas hewan di
Car Free Day untuk menganalisis apakah ada hubungan antara memiliki
hewan peliharaan dengan wellness khususnya kesehatan fisiologis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam laporan


kegiatan ini adalah bagaimana hubungan memiliki hewan peliharaan
dengan gaya hidup sehat Wellness.

1.3 Tujuan
Dapat menjelaskan keterkaitan gaya hidup sehat wellness dengan
memelihara sebuah hewan peliharaan di rumah.

1.4 Manfaat
a. Diri Sendiri
Mengetahui berbagai informasi mengenai komunitas pecinta
binatang di Car Free Day Jl. Ijen Kota Malang.
b. Institusi Pendidikan
Menambah koleksi pustaka mengenai komunitas pecinta binatang
di Car Free Day Jl. Ijen Kota Malang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komunitas Pecinta Reptil


- Nama narasumber : Khaerul
- Jenis kelamin narasumber : Laki-laki
- Asal daerah narasumber : Malang
- Nama komunitas : Reptile Addict Malang (RAM)
- Keanggotaan di komunitas : Anggota
- Reptile yang dipelihara : Ular
- Riwayat sakit pemelihara : Tidak ada riwayat sakit serius
- Riwayat sakit reptile : Flu dan mengeluarkan kotoran
seperti lendir karena jarang dijemur.
- Cek kesehatan pemilihara : Tidak ada cek kesehatan
- Cek kesehatan reptile : Tidak ada cek kesehatan reptile
hanya melihat gerak-gerik dari
reptile tersebut.
- Alasan memilihara reptile : Karena ingin menghilangkan stress
dengan pekerjaan
- Kegiatan rutin komunitas : Mengadakan pertemuan rutin di
CFD setiap minggu, seusai CFD
ada materi di taman kunang
kunang.
- Kegiatan serupa yang diikuti : Tidak ada kegiatan serupa yang
diikuti
- Usia Anggota komunitas : 16 tahun – 40 tahun (Siswa SMA
Dewasa)
- Rata-rata usia anggota : 23 tahun
- Mayoritas anggota : Laki-laki
- Mayoritas asal anggota : Malang
Pembahasan:
Alasan memelihara hewan adalah untuk menghilangkan stress dari
pekerjaan yang dihadapi. Hal tersebut berhubungan dengan wellness dari
pemelihara yang mengikuti komunitas tersebut. Wellnes yang dicapai
adalah Sosial Wellnes karena adanya saling menyemangati dari anggota
komunitas pecinta hewan dan terdapat kerja sama yang baik dalam
kegiatan memberikan informasi mengenai reptile pada saat Car Free Day.
Wellnes kedua yang dicapai adalah Pgysical Wellnes yaitu dengan
memelihara reptile dijadikan sebagai psychoterapi yaitu sebagai relaksasi
diri dari pekerjaan di kantor. Menurut Kant (2014) Physical Wellness
adalah kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
pencapaian kehehatan, memelihara nutrisi secara adekuat dan berat badan
ideal, terhindar dari ketergantungan obat dan alkohol atau rokok serta
secara umum melakukan kebiasan hidup positif. Kant (2014) juga
menyatakan bahwa penerapan Physical Wellness dapat mengurangi resiko
terjadinya penyakit seperti: hipertensi, penyakit jantung koroner, kangker
payudara, depresi, penyakit kerena gangguan tulang, diabetes militus.
Wellness ketiga yang dicapai adalah Emotional Wellnes karena dengan
memelihara reptile dan mengikuti komunitas dapat mengatur tingkat stress
dan melampiaskan stress kepada hal yang positif yaitu dengan merawat
dan berbagi informasi mengenai reptile melalui komunitas.

2.2 Komunitas Pelatihan Anjing


- Nama Narasumber : Aziz
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Asal Daerah : Malang
- Nama Komunitas : Satelite Dog Training Center
- Keanggotaan dikomunitas : Trainer dan Social Media
- Hewan yang dipelihara : Anjing Doberman
- Riwayat sakit pemelihara : Tidak ada riwayat sakit serius
- Riwayat sakit peliharaan : Jamur kuku, kutu
- Cek Kesehatan Pemelihara : Ada setiap selesai training
- Cek Kesehatan Peliharaan : Selesai training dan 3 bulan sekali
- Kegiatan rutin komunitas :
 Pertemuan di CFD
 Menggelar show setiap beberapa bulan sekali
 Dog training
- Usia anggota : Tidak ada batasan selama menyukai
anjing
- Rata-rata usia anggota : 19-27 tahun
- Mayoritas anggota : Laki-laki
- Mayoritas asal anggota : Malang

2.3 Komunitas Pelatihan Anjing


- Nama Narasumber : Mukhlis
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Asal Daerah : Malang
- Nama Komunitas : Satelite Dog Training Center
- Keanggotaan dikomunitas : Trainer
- Hewan yang dipelihara : Anjing Doberman
- Riwayat sakit pemelihara : Tidak ada riwayat sakit serius
- Riwayat sakit peliharaan : Jamur kuku, kutu
- Cek Kesehatan Pemelihara : Ada setiap selesai training
- Cek Kesehatan Peliharaan : Selesai training dan 3 bulan sekali
- Kegiatan rutin komunitas :
 Pertemuan di CFD
 Menggelar show setiap beberapa bulan sekali
 Dog training
- Usia anggota : Tidak ada batasan selama menyukai
anjing
- Rata-rata usia anggota : 19-27 tahun
- Mayoritas anggota : Laki-laki
- Mayoritas asal anggota : Malang
Pembahasan
Dari wawancara yang sudah dilakukan didapatkan fakta bahwa
selain sebagai mata pencaharian, menjadi pelatih anjing juga dapat
membuat sang pelatih merasa fresh dan dapat menghilangkan mood yang
buruk. Hal ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa memiliki hobi dapat
menurunkan tingkat stress. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Risa (2018), bahwasanya hewan peliharaan mempunyai
manfaat positif pada manusia. Secara teori, memiliki hewan peliharaan
pada kesehatan adalah dapat mendorong kegiatan fisik sang pemilik,
dijadikan dukungan sosial ketika berinteraksi dengan hewan peliharaan.
Hal ini berdampak pada Wellness dari pemelihara hewan.

2.4 Komunitas Pecinta Reptil


- Nama narasumber : Rois
- Jenis kelamin narasumber : Laki-laki
- Asal daerah narasumber : Malang
- Nama komunitas : Reptile Addict Malang (RAM)
- Keanggotaan di komunitas : Ketua
- Reptile yang dipelihara : Ular, Iguana, Biawak, Kura-kura
darat
- Riwayat sakit pemelihara : Tidak ada riwayat sakit serius
- Riwayat sakit reptile : Flu, abses, cacing dari kotoran
maupun dari kandang. Kutuan
- Cek kesehatan pemilihara : Tidak ada cek kesehatan
- Cek kesehatan reptile : Satu tahun sekali, terkadang pada
cek kesehatan reptile hanya melihat
gerak-gerik dari reptile tersebut.
- Kegiatan rutin komunitas : Mengadakan pertemuan rutin di
CFD setiap minggu, seusai CFD
ada materi di taman kunang
kunang.
- Kegiatan serupa yang diikuti : Tidak ada kegiatan serupa yang
diikuti
- Usia Anggota komunitas : 16 tahun – 40 tahun (Siswa SMA
Dewasa)
- Rata-rata usia anggota : 23 tahun
- Mayoritas anggota : Laki-laki
- Mayoritas asal anggota : Malang

Pembahasan :

Dari wawancara yang telah dilakukan rata-rata orang memelihara


hewan karena untuk membuat mood/suasana hati menjadi lebih baik,
selain itu juga dapat menghilangkan stress. Hal ini berdampak pada
Wellness dari pemelihara hewan. Wellness dapat digambarkan sebagai
proses dimana individu membuat pilihan dan terlibat dalam kegiatan
dengan cara mempromosikan mengarahkan perilaku hidup yang sehat,
yang berdampak positif bagi kesehatan individu ( Barrier,2015 ). Wellnes
yang telah dicapai yaitu Physical Wellnes. Dengan menerapkan Physical
Wellness yang baik akan terhindar dari resiko terjadinya beberapa penyakit
seperti hipertensi jantung koroner hingga penyakit kanker. Pentingnya
menerapkan Physical Wellnes yaitu mendorong untuk merawat tubuh
melalui aktivitas sehari-hari, dengan menyeimbangkan nutrisi yang tepat
atau adekuat yang akan mendorong seseorang berkurangnya tingkat
kesetressan. Selain itu Wellnes yang kedua yaitu Emotional Wellnes, untuk
memelihara hewan seperti reptile atau lain sebagainya adalah bentuk dari
seseorang untuk mengapresiasikan bentuk refleksi dari kesetresan
seseorang. Wellness yang ketiga yaitu Social Wellnes. Social Wellnes
yaitu wadah untuk mengembangkan dan memelihara hubungan dengan
orang lain seperti halnya mengikuti komunitas akan menjalin hubungan
sesama untuk sharing tentang hewan peliharaannya, selain itu akan
menimbulkan respek antar sesama anggota komuntas dan diluar
komunitas, dan juga akan timbul rasa tolerasi terhadap lingkungan
sekitar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Memelihara hewan peliharaan memiliki manfaat yang beragam


seperti kesehatan fisiologis maupun psikologis. Selain itu pemelihara juga
terhindar dari depresi, kesepian, dan memiliki kemungkinan mengalami
gejala penyakit fisik lebih tinggi. Dari hasil praktikum yang diadakan di
Car Free Day bahwa terdapat beberapa komunitas pecinta hewan seperti
dari komunitas Reptile Addict Malang, Komunitas Anjing dari Satelit.
Yang bergabung dalam komunitas mayoritas pecinta hewan adalah laki
laki dengan rata-rata usia 19-25 thn atau biasanya masih sebagai
Mahasiswa.

3.2 Saran

Saran dari laporan ini diharapkan cek kesehatan tidak hanya


ditujukan kepada binatang saja. Namun sebagai pemelihara yang sering
dekat dengan binatang perlu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan.
Karena terdapat kemungkinan adanya penularan penyakit dari binatang ke
tubuh manusia.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Pramono,Jaya. 2013. Strategi pengembangan HEALTH and WELLNESS di Bali.


Fakultas Ekonomi Universitas Dhyana Pura Bali. Vol 701.

Kant shiv. 2014. Physical Activity a Basic Need for All. Internasional journal of
science and research.

Risa, Candra. 2018. Peran Pet (Hewan Peliharaan) pada Tingkat Stres Pegawai
Purnatugas. Jurnal Psikologi Integratif. Fakultas Teknik dan Informatika
Universitas Gajayana Malang Vol 6.

Anda mungkin juga menyukai