3. Cervicothoracic Sign
6. CT Halo Sign
CT Halo Sign
Penyebab :
Infeksius
Kandidiasis
Cytomegalovirus
Virus Herpes Simplex
Coccidioidomycosis
Noninfeksius
Granulomatosis Wegener
Metastase angiosarkoma
Kaposi sarcoma
Karsinoma bronkioalveolar
9. Doughnut Sign
foto polos radiografi lateral menunjukkan gambaran line mark anatomi yang digunakan
untuk melokalisir masa subkarinal ((A) 1. dinding posterior bronkus intermedius; 2.
bronkus kiri atas; 3. bronkus kanan atas; 4. level sekitar karina).
foto lateral dada (B) menunjukkan peningkatan densitas di dalam infrahilar window yang
menunjukkan lifadenopadi subkarinal pada pasien dengan non hodkin limfoma.
Hasil CT-Scan dada follow up mengkonfirmasi temuan dari limphadenopati subcarinal (C)
Finger in glove sign. frontal (A) dan lateral (B) radiografi thorax
menunjukkan multiple tubular opacitas bilateral (yang ditunjukkan panah) yang
dikonfirmasi dengan CT-scan (C) terdapat dilatasi bronkus yang dipengaruhi
mukus. Bronkoskopi mengkonfirmasi adanya alergi aspergilosis
bronkopulmonar
Nonobstruktif
allergic bronchopulmonary
aspergillosis
asma
Fibrosis kistik
Obstruktif
Fleischner sign. radiofragi frontal thorax (A) pada pasien yang berbeda
menunjukkan pembesaran pada arteri interlobaris kanan (panah). hasil
angiogram (B) membuktian adanya multiple filling defect yang menunjukkan
multiple emboli dan sebuah pelebaran dari arteri interlobaris(panah).
Hampton Hump. Radiografi frontal dada (A) menggambarkan opacity perifer yang
melapisi bagian lateral dari lobus kanan bawah. CT scan thorax (B) menunjukkan
opacity perifer berbentuk baji dalam lobus kanan bawah yang disebabkan oleh infark
karena emboli paru. Pada mediastinum window (C) dari pasien yang sama
menunjukkan oklusi emboli multiple dalam cabang segmental dari lobus bawah sesuai
dengan emboli paru.
Juxtaphrenic sign.
Radiografi frontal dada menunjukkan
gambaran puncak pada porsi tengah
hemidiafragma kanan (panah)
sekunder terhadap hilangnya volume
pada lobus kanan atas. Lobus atas
yang kolaps merupakan akibat
sekunder dari karsinoma bronchogenic
yang mengobstruksi lobus kanan atas
bronkus.
Luftsichel Sign. Lobus atas kiri kolaps sekunder terhadap karsinoma bronkogenik
menyebabkan kompensasi hiperinflasi dari lobus kiri bawah dan bentukan lusen bulan
sabit pada periaorta (A) menunjukkan ekspansni segmen superior lobus kiri bawah. Foto
lateral mengkonfirmasi adanya pendataran lobus kiri atas kea rah anterior (B). CT follow
up menunjukkan kolapsnya lobus atas terhadap mediastinum dengan kompensasi
hiperinflasi dari lobus kiri bawah (C).
Scimitar sign. Radiografi frontal thorax (A) menunjukkan opasitas parallel terhadap
batas jantung kanan menunjukkan adanya anomaly vena pulmonalis. Gambar selnjutnya
menujukkan anomali vena curvilinear bersambung dengan vena cava inferior (B). CT
follow up (C,D) dan cavagram(E) pada pemasangan line central mengkonfirmasi insersi
supradiafragma vena anomali pada inferior vena cava tepat sebelum memasuki atrium
kanan.
Frontal (A) dan lateral (B) radiograf menunjukkan lobus bawah kiri
kolaps sekunder kepada massa infrahilar di kiri.
Pemisahan dan peningkatan viseral dan parietal pada lapisan pleura pada CT dianggap
bukti yang kuat untuk empyema. Normalnya, lapisan pleura tidak bisa dibedakan
sebagai lapisan yang terpisah. Cairan empyema memenuhi rongga pleura,
menyebabkan penebalan dan peningkatan pada pleura dengan pemisahan yang jelas.
23. Westermark
Sign
Tanda Westermark
ditemukan pada pasien
dengan emboli paru.
Didiskripsikan sebagai
anemic atau oligemic
perifer regio pada parenkim
paru sebagai wedgeshaped shadows.
CT scan
TERIMA KASIH