Anda di halaman 1dari 35

BAGAIMANA MEMBANGUN PLTA SKALA

KECIL ?

PLTMH Cijedil

Bagaimana membangun PLTA Skala Kecil ?. Listrik Energi edisi April 2008
menyajikan artikel tentang PLTM Girimukti yang berkapasitas 2 x 6 MW yang
dibangun oleh PT Girimukti Energi di Cianjur Selatan.
Winarno, Direktur Teknik PLTM tersebut, mengatakan bahwa factor pemicu
untuk merealisasikan PLTM tersebut adalah adanya krisis listrik yang terjadi
akhir-akhir ini. Alasan lain yang mendukung pembangunan PLTM tersebut
adalah dari aspek konservasi energi dan keramahan lingkungan, pemanfaatan
energi setempat, penghematan bahan bakar minyak dan dukungan terhadap
peta jalan Bali.
Adanya krisis energi, yang ditandai dengan naiknya harga minyak bumi,
memang sekarang telah sampai pada tingkat yang tidak terbayangkan
sebelumnya.. Sebagai ilustrasi pada tahun 2005 harga minyak bumi yang naik
dari 40 Dollar AS per barel menjadi 60 Dollar AS per barel telah menjadi
goncangan yang besar bagi perekonomian internasional dan nasional. Namun
pada akhir tahun 2007 dan awal tahun 2008 ini hal yang sama terjadi, harga
minyak bumi terus meningkat dan menyentuh angka 100 Dollar AS per
barrel, bahkan pada Juni 2008 sempat menyentuh 150 dollar AS. Sekarang
wacana harganya akan menyentuh 200 Dolar bukan merupakan hal yang
mustahil.
Jadi memang tidak ada alasan lain, pembangkit listrik dengan bahan bakar
minyak bumi harus dikurangi peranannya sampai seminimal mungkin.
Pembangkit listrik dari sumber-sumber energi lain yang bersifat renewable
seperti tenaga air harus dibangun, mengingat potensinya yang masih sangat
besar dan relatif belum banyak dimanfaatkan.
Berbicara tentang potensi tenaga air khususnya PLTA Skala Kecil kayaknya
tidak perlu diperdebatkan lagi, karena potensinya sangat besar. Namun pada
kesempatan
ini
penulis
ingin
membahas
atau
menjawab
pertanyaan :bagaimana caranya membangun dan mengusahakan
PLTASK ? Apa yang harus dilakukan oleh seseorang jika ingin terjun dan
mengusahakan PLTA Skala Kecil ?

Berapa Biayanya ?
Bagaimana prospek bisnis membangun PLTA ? dan berapa biayanya ? berapa
untungnya ? dan berapa lama break event point ?
Merupakan pertanyaan yang sering penulis dengar terutama dari temanteman yang ingin memahami tentang PLTA, khususnya PLTA Skala Kecil..
Namun kalau kita bicara tentang PLTM yang sekelas dengan Girimukti yang
kapasitasnya 2 x 6 MW, mungkin banyak yang kaget ? Karena kalau kita coba
perkirakan berapa investasi untuk membangun PLTM tersebut, maka
angkanya akan berkisar pada nilai 200 milyar rupiah ? Suatu jumlah yang
sangat besar. Namun sebenarnya Girimukti telah dapat dikatagorikan sebagai
PLTA yang besar, karena energi yang dihasilkannya cukup besar, sehingga
wajar biaya investasinya berkisar pada angka 200 milyar rupiah.
Supaya para calon investor tidak kaget dan mundur melihat angka yang besar
tersebut, perlu dijelaskan bahwa banyak peluang untuk investasi pada PLTA
SK yang ukurannya lebih kecil, sesuai dengan budget yang akan
diinvestasikan. Katakanlah dengan investasi sebesar Rp 10 milyar atau Rp 1
milyar, banyak pilihan yang tersedia.
Untuk memahami lebih lanjut tentang PLTASK, kita akan kita terlebih dahulu
melihat apa yang dikatagorikan sebagai PLTA skala kecil tersebut.
Secara umum Pusat Listrik Tenaga Air dapat dikatagorikan sesuai besar daya
yang dihasilkannya, sebagaimana pada tabel berikut (Severn Wye Energy
Agency, www.swea.co.uk)

No. JENIS
DAYA / KAPASITAS
1.
PLTA
> 5 MW ( 5.000 kW).
2.
PLTM
100 kW < PLTM < 5.000 kW
3.
PLTMH
< 100 kW
Hanya saja klasifikasi yang membedakan antara PLTA (besar), PLTM
(minihidro) serta PLTMH (mikrohidro) tersebut tidaklah terlalu ketat
sebagaimana yang tercantum pada tabel di atas. Karena belum ada
kesepakatan yang ketat dalam klasifikasi tersebut.
Sebagai contoh ada yang mendifinisikan bahwa yang dikatagorikan sebagai
PLTA (besar) harus mempunyai kapasitas di atas 10 Mega Watt. Demikian
juga untuk Mikrohidro, beberapa pihak menyebutkan bahwa kapasitasnya
sampai 500 kilo Watt. Jadi memang tidak salah kalau disebutkan PLTA
Girimukti sebagai PLTM, namun pilihan PLTASK yang di bawah 100 kW juga
tersedia sebagai ladang investasi. Nilainya tentu di bawah angka 2 milyar
rupiah.
Mencari Terjunan Air
Langkah pertama jika ingin membangun PLTA adalah mencari potensi
terjunan air. Karena pada dasarnya PLTA bekerja dengan memanfaatkan
energi potensial yang timbul jika air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke
tempat yang rendah.Energi air tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin
air yang menggerakkan generator penghasil tenaga listrik.
Untuk memanfaatkan energi potensial air tersebut, air dialirkan dari posisi
yang lebih tinggi ke posisi yang lebih rendah melalui pipa yang biasa disebut

sebagai pipa pesat. Besar daya yang dapat dibangkitkan pada pembangkit
listrik tenaga air ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu :
1.
Beda ketinggian antara bagian atas aliran air sebelum masuk pipa
pesat dengan ketinggian air saat keluar pipa pesat, atau lazim disebut sebagai
Head. Satuannya meter (m).
2.
Debit aliran air yang mengalir melalui pipa pesat dan menggerakkan
turbin. Satuannya meter kubik per detik (m3/s)
Daya teoritis (P) yang dapat dihasilkan oleh laju aliran air dan ketinggian
tertentu berbanding lurus (proporsional) dengan head H dan laju aliran (Q),
secara sederhana adalah sebagai berikut :
P = Q x H x x 10
dimana :
P = daya yang dihasilkan
( kW
Q = debit aliran air
( m3 /s )
H = tinggi jatuh (head) bruto ( m )
= efisiensi total (turbin, generator, pipa pesat, dll),
Contoh :
1.
Suatu lokasi memiliki tinggi jatuh atau Head bruto sebesar 30 meter.
Jumlah laju aliran air sebesar 200 liter per detik atau 0,2 m3/ detik,
maka besar daya yang dibangkitkan adalah : P = 0,5 x 0,2 x 30 x
10 = 30 kilo Watt
2.
Suatu lokasi memiliki tinggi jatuh atau Head bruto sebesar 21
meter. Jumlah laju aliran air sebesar 1300 liter per detik atau 1,3 m3/ detik,
maka besar daya yang dibangkitkan adalah : P = 1,3 x 21 x 0,5 x
10 = 136,5 kW
Catatan : pada contoh di atas efisiensi total diambil 0,5. Angka tersebut
sangat moderat sebagai dasar perhitungan awal. Umumnya nilainya lebih
tinggi tergantung pada kapasitas, jenis turbin, diameter dan panjang pipa
pesat.
Instalasi PLTASK
Secara skematis susunan PLTASK dapat dilihat pada gambar typical PLTASK
di bawah ini :
Susunan PLTA Skala Kecil ( www.microhydropower.net )
Air yang mengalir di sungai dibelokkan alirannya oleh Weir (bendung),
sehingga aliran air tersebut mengalir lewat bangunan sadap (Intake) . Pada
intake terdapat bak pengendap (settling basin) yang berfungsi untuk
menghendapkan butir-butir pasir dan lumpur dari air. Dari bak penenang air
dialirkan melewati saluran pembawa (head race) menuju bak penenang.
(forebay).
Bak penenang (forebay) berfungsi untuk menenangkan atau menurunkan
kecepatan air sebelum masuk ke penstock. Bak penenang ini juga biasanya
berfungsi sebagai bak pengendap, yaitu mengendapkan sisa-sisa partikel-

partikel pasir dan lumpur yang masih terbawa lewat saluran penghantar. Dari
forebay air mengalir lewat saluran pipa tertutup yang disebut pipa pesat
(penstock).
Pada ujungnya di sebelah bawah pipa pesat disambung dengan turbin yang
berfungsi untuk mengubah energi potensial yang ada pada air menjadi energi
mekanik. Poros turbin dihubungkan dengan generator yang selanjutnya
menghasilkan energi listrik.

PLTMH Melong 2 x 50 kW

Peralatan Elektromekanik
Peralatan elektromekanik terdiri dari turbin, generator, transmisi mekanik,
transformer dan jaringan transmisi. Biasanya peralatan turbin, generator dan
transmisi mekanik serta kontrol sudah merupakan satu set turbin generator.
Untuk kapasitas cukup besar 6 MW seperti Girimukti pilihannya dapat
membelinya dari Eropa Barat atau Jepang, kapasitasnya paling handal,
namun mahal. Dari Eropa Timur cukup baik dan handal, harganya lebih
murah sedikit. Pilihan lain membelinya dari China, lebih murah, namun
keandalan sesuai dengan harganya.
Untuk skala kecil, dengan kapasitas PLTASK sampai 500 kW, sebaiknya
membeli produksi dalam negri yang lebih murah dan cukup handal. Tersedia
cukup banyak pilihan, termasuk juga membeli produk dari China. Para
investor dapat menjajaki sendiri pilihan-pilihan berserta harganya tersebut.
Satu hal yang perlu dipertimbangkan meskipun produk dari China cukup
banyak dan kompetitif, produksi dalam negri mempunyai keunggulan
kompetitif. Dimana untuk penyediaan sparepart dan perbaikan atau
pemeliharaan, akan lebih gampang dan murah pelaksanaannya karena tidak
perlu lagi mengimpor sparepart dan mendatangkan teknisi dari luar
negri. Demikian juga halnya kalau perlu melakukan modifikasi mesin-mesin
akan lebih mudah.
Analisa Investasi
Setelah dilihat adanya potensi site yang dapat dibangun PLTA Skala Kecil
maka calon investor perlu membuat rencana dan analisa investasi, artinya
harus membuat perkliraan biaya dan pendapatan yang akan diperoleh dari
investasi tersebut.
Berikut sebagai contoh analisa pendahuluan kita ambil contoh untuk proyek
PLTASK yang berkapasitas 190 kW. Karena potensi tenaga air dengan
kapasitas antara 100 sampai 500 kW tersebut cukup banyak dan belum
tercatat pada peta potensi tenaga air di Indonesia. Penulis pernah mengikuti
suatu survey pendahuluan untuk melihat potensi PLTASK di suatu kecamatan
di Jawa Barat dan pada kesempatan tersebut kami menemukan 4 lokasi

PLTASK yang bisa dibangun dengan daya sekitar 200 sampai 300 kW per
lokasinya.
Berikut adalah salah satu dari hasil survey tersebut, setelah disesuaikan
dengan harga-harga terbaru serta dengan perhitungan yang disederhanakan.
Namun penulis hanya menghitung dengan metoda break event point
sederhana. Untuk kondisi sebenarnya tentunya harus memasukkan faktor
bunga pinjaman, cost of money, net present value, IRR, equity, debt interest
dan sebagainya.
Data Umum :
Tinggi jatuh ( Head)
Debit rata-rata
Debit rencana
Kapasitas

: 36 meter
: 1200 liter/detik
: 1 x 800 liter/ detik
: 1 x 190 kilo Watt

Rencana Anggaran Biaya (RAB) :


No
Harga (x1.00 Harga Total
URAIAN
.
0 Rp)
(x 1.000 Rp)
A. PEKERJAAN SIPIL
1.470.000
1. Pekerjaan Persiapan
30.000
2. Pekerjaan Bendung dan Intake
100.000
4. Pekerjaan bak Penenang & Spillway
350.000
7. Pipa pesat
800.000
8. Power house
130.000
9. Tail race
50.000
10.Tallud pengaman
10.000
B. PERALATAN
ELEKTRIKAL
900.000
MEKANIKAL
C. JARINGAN DISTRIBUSI
200.000
Jumlah
2.570.000
PPN 10 %
257.000
Jumlah total
2.827.000
Terbilang : Dua milyar delapan ratus duapuluh tujuh juta rupiah
Pendapatan :
Dalam analisa financial ini biaya (cost) terdiri dari biaya modal (capital cost)
dan biaya operasi (operating cost). Sedangkan revenue adalah penerimaan
dari hasil penjualan tenaga listrik yang dibangkitkan PLTASK tersebut.
Perhitungan revenue per tahun adalah sebagai berikut :
Dengan kapasitas terpasang sebesar 1 x 190 kW, serta pengukuran debit air
sungai sebesar 2000 liter per detik pada bulan Mei 2006 (musim kemarau),
sedangkan untuk menghasilkan daya sebesar 1 x 190 kW hanya
membutuhkan debit sebesar 800 liter per detik.

Berdasarkan data tersebut dengan asumsi PLTASK beroperasi dengan factor


kapasitas (capacity factor, c.f) sebesar 60 %, akan dihasilkan energi listrik per
tahun sebesar :
0,60 x 8760 hour x 190 kW = 998.640 kWH
Sehingga revenue per tahun adalah sebesar :
= 998.640 x Rp 500,= Rp 499.320.000,Biaya modal untuk proyek ini adalah biaya pembangunan yang tercantum
pada RAB di atas, yaitu sebesar Rp 2.827.000.000,Biaya operasi terdiri dari :
a.
Biaya operator sebesar Rp 50.000.000,- per tahun.
b.
Biaya pemeliharaan sebesar Rp 10,000,000,- per tahun
c.
Retribusi air Rp 10,- per kWh = 998.640 x Rp 10,- = Rp 9.986.400,Dengan demikian jumlah biaya operasi per tahun adalah sebesar :
= Rp
50,000,000,- + Rp 10,000,000,- +
Rp
9.986.400 = Rp 69.986.400,Pendapatan
pertahun =
Rp
69.986.400,- = Rp 429.333.600,-

499.320.000

Rp

Dengan pendapatan sebesar Rp 429.333.600,- tersebut, maka modal


pembangunan sebesar Rp 2.827.000.000,- akan break event dalam waktu
6,59 tahun.
Namun tentunya perhitungan yang sebenarnya tidak sesederhana di atas,
untuk dapat memperoleh hasil kelayakan finansial yang sebenarnya, harus
dibuat perhitungan keuangan yang rinci sehingga lebih mendekati kondisi
yang nyata.
Langkah Berikutnya
Setelah secara umum telah didapat tentang peluang-peluang yang ada untuk
menanamkan modal pada proyek pembangunan PLTASK. Tentunya masih
banyak langkah yang harus ditempuh untuk mewujutkan proyek tersebut.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut :
1.
Pembuatan studi kelayakan, hal ini dapat dilakukan sendiri atau
menyewa konsultan yang akan membuat rencana rinci termasuk perhitungan
finansial atas kelayakan proyek tersebut.
2.
Pendekatan ke Pemerintah Daerah untuk untuk proses ijin-ijin yang
antara lain mencakup : ijin pembangunan dan pengoperasian PLTASK, ijin
pemanfaatan air irigasi atau sungai, proses pembebasan tanah, serta tarip
retribusi air.

3.
Pengajuan proposal ke PLN setempat untuk pembuatan kontrak jual
beli tenaga listrik, diikuti dengan negosiasi untuk mencapai kesepakatan jual
beli tenaga listrik beserta syarat-syarat teknis dan finansial.
Dalam pelaksanaannya hal yang paling krusial dalam pembangunan PLTASK
adalah butir no. 2, yaitu bagaimana mendapat perijinan dari pemerintah
daerah dan proses pembebasan tanah. Perijinan penggunaan air sungai atau
irigasi serta pembebasan tanah memerlukan pendekatan sosial yang rumit.
Dengan karakteristik PLTASK yang memiliki banyak interaksi dengan
masyarakat setempat, maka investor harus memperhatikan karakteristik dan
kepentingan masyarakat dimana PLTASK tersebut berlokasi. Dari contohcontoh PLTASK yang berhasil salah satu caranya adalah dengan
mengikutsertakan masyarakat setempat sebagai pemilik saham proyek.
Keterlibatan masyarakat dalam kepemilikan PLTASK mempunyai banyak
manfaat, selain untuk memudahkan proses perijinan dan pembebasan tanah,
mengingat investasi ini adalah investasi jangka panjang, jika masyarakat
memiliki saham pada PLTASK maka masyarakat akan ikut menjaga
kelangsungan operasi dari PLTASK tersebut. Kepemilikan saham masyarakat
tersebut dapat dilakukan dengan membentuk koperasi. Dengan demikian
masyarakat secara rutin akan memperoleh penghasilan dari penjualan listrik
ke PLN yang dapat dipakai untuk membiayai berbagai kegiatan dan
pembangunan.
Keterlibatan masyarakat juga akan menjamin kelangsungan pengoperasian
PLTASK dengan menjaga kelestarian sumber air yang dipakai sebagai
penggerak pembangkit listrik tersebut. Dengan demikian pembangunan
PLTASK di daerah pedesaan mempunyai manfaat yang sangat besar, baik
bagi investor, masyarakat setempat, serta untuk kelestarian sumber daya air
dan hutan.

KONSEP PEDOMAN DESAIN PLTA SKALA


KECIL
Bagian I : Pendahuluan
Konsep Pedoman desain teknik pembangkit listrik tenaga air skala kecil ini
disusun sebagai salah satu acuan panduan teknik bagi pihak-pihak yang
berminat untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga air skala kecil
Dalam konsep pedoman ini dijelaskan tentang syarat-syarat teknis yang harus
dipenuhi dalam perencanaan, pembangunan dan pengoperasian PLTA Skala
Kecil tersebut.
Adapun yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil
pada konsep ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air yang mempunyai
kapasitas daya terpasang netto maksimal 1.000 kW.
Pemilihan kapasitas terpasang pada pembangkit listrik skala kecil tersebut
diserahkan kepada pihak-pihak yang akan membangunnya, yaitu setelah

memperhitungkan faktor-faktor teknis, ekonomi dan sumber daya tenaga air


yang ada.
Mudah-mudahan konsep ini dapat bermanfaat
pembangkit listrik tenaga air skala kecil di Indonesia.

bagi

pengembangan

Bagian II : Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pada dasarnya Tenaga Air bekerja dengan memanfaatkan energi potensial
yang timbul jika air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
rendah. Pada PLTA energi air tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin
air yang menggerakkan generator penghasil tenaga listrik.
Untuk dapat memanfaatkan energi potensial air tersebut maka air dari posisi
yang lebih tinggi ke posisi yang lebih rendah tersebut dialirkan melalui pipa
yang biasa disebut sebagai pipa pesat. Besar energi yang dapat dibangkitkan
pada pembangkit listrik tenaga air ditentukan oleh 2 (dua) faktor, yaitu :
1.
Beda ketinggian antara bagian atas aliran air sebelum masuk pipa
pesat dengan ketinggian air saat keluar pipa pesat, atau lazim disebut sebagai
Head. Satuannya meter (m).
2.
Debit aliran air yang mengalir melalui pipa pesat dan menggerakkan
turbin. Satuannya meter kubik per detik (m3/s)
Daya teoritis (P) yang dapat dihasilkan oleh laju aliran air dan ketinggian
tertentu berbanding lurus (proporsional) dengan head H dan laju aliran (Q),
sebagai berikut :
P = x g x Q x H x
dimana

P = daya yang dihasilkan


= berat jenis air

( kW )
( kg / m3 )

g = percepatan gravitasi

( m / s2 )

Q = debit aliran air

( m3 /s )

H = tinggi jatuh, head

(m)

= efisiensi total
Bagian III : Bagian-Bagian PLTA Skala Kecil Sampai 1.000 KW
Susunan Bangunan
Pada dasarnya suatu pembangkit listrik tenaga air berfungsi untuk mengubah
potensi tenaga air yang berupa aliran air (sungai) yang mempunyai debit dan
tinggi jatuh (head) untuk menghasilkan energi listrik. Untuk dapat
memanfaatkan potensi alam akan listrik tenaga air tersebut maka dibangun
suatu PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang mencakup bangunan sipil
dan peralatan elektromekanikal.

Dalam penerapannya di lapangan antara PLTA besar dengan PLTA Skala kecil
perbedaan utamanya adalah dari segi ukuran atau dimensinya, dimana
ukuran atau dimensi PLTA besar jauh lebih besar, sementara pada PLTA
skala kecil sesuai dengan kapasitas daya listrik yang dihasilkan, maka
dimensinya jauh lebih kecil. Disamping itu dari sisi kerumitannya PLTA Skala
Kecil lebih sederhana, misalnya peralatan kontrolnya, ataupun pada
bangunan sipil yang biasanya tidak dilengkapi oleh waduk (reservoir).
Air yang mengalir di sungai dibelokkan alirannya oleh Weir (bendung),
sehingga aliran air tersebut mengalir lewat bangunan sadap (Intake) . Pada
intake terdapat bak pengendap (settling basin) yang berfungsi untuk
menghendapkan butir-butir pasir dan lumpur dari air. Dari bak penenang air
dialirkan melewati saluran pembawa (head race) menuju bak penenang.
(forebay).
Bak penenang (forebay) berfungsi untuk menenangkan atau menurunkan
kecepatan air sebelum masuk ke penstock. Bak penenang ini juga biasanya
berfungsi sebagai bak pengendap, yaitu mengendapkan sisa-sisa partikelpartikel pasir dan lumpur yang masih terbawa lewat saluran penghantar. Dari
forebay air mengalir lewat saluran pipa tertutup yang disebut pipa pesat
(penstock).
Pada ujungnya di sebelah bawah pipa pesat disambung dengan turbin yang
berfungsi untuk mengubah energi potensial yang ada pada air menjadi energi
mekanik. Poros turbin dihubungkan dengan generator, baik dikopel secara
langsung sehingga putaran turbin dan generator sama, maupun dengan
memakai sistem transmisi mekanik lain jika putaran antara turbin dan
generator tidak sama. Putaran generator tersebut selanjutnya menghasilkan
energi listrik.
Bagian IV : Bangunan Sipil
Bangunan sipil yang ada pada Pembangkit Listrik Skala Kecil kapasitas
sampai 1.000 kW umumnya adalah sebagai berikut :
1. Bendung (weir) dan intake
2. Saluran penghantar
3. Kolam pengendap (settling basin)
4. Bak penenang (forebay tank)
5. Pipa pesat (penstock).
6. Bangunan Power House
7. Saluran Pembuang (tail race)
Namun susunan bangunan sipil seperti di atas tidak merupakan sesuatu yang
baku, kolam pengendap dan kolam penenang misalnya mempunyai fungsi
yang hampir sama. Jika kondisi air yang akan dialirkan ke turbin melalui pipa
pesat telah cukup bersih dan tenang, bisa saja kolam penenang dan bak
pengendap tersebut disatukan.

Contoh lain adalah pipa pesat, pada PLTA skala kecil yang mempunyai Head
sangat rendah maka pipa pesat mungkin saja dihilangkan.
Dengan adanya berbagai variasi tersebut maka pengembang PLTA Skala Kecil
dapat memperhitungkan desain bangunan sipil yang cocok dengan
mempertimbangkan faktor teknis, ekonomi, lingkungan dan keselamatan
kerja.
Secara umum faktor-faktor teknis yang harus dipertimbangkan /
diperhitungkan dalam desain Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil
sampai 1.000 kW, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian head yang tersedia,
2. Perubahan/ variasi laju aliran air.
3. Sedimentasi atau pengendapan Lumpur
4. Kondisi air banjir,
Bendung (Weir) Dan Intake
Pada suatu PLTA Skala Kecil, air yang mengalir untuk menggerakkannya
haruslah andal dan dapat dikendalikan, baik pada saat ketinggian air pada
sungai tersebut sedang tinggi (banjir) maupun pada saat sungai airnya
berkurang (surut).Bendung (weir) berfungsi untuk menaikkan permukaan air
sungai sehingga pasokan air ke intake dapat terjaga constant. Kadangkadang
hal tersebut dapat dicapai tanpa membangun bendung. Misalnya kolam
permanen pada sungai dapat berfungsi menggantikan weir.
Bangunan sadap (intake) dirancang untuk membelokkan sebagian aliran
sungai baik sebagian atau sampai 100 % aliran air dipakai untuk
menggerakkan Pembangkit Listrik.
Syarat-syarat intake adalah sebagai berikut :
a.

Dapat mengalirkan air untuk menggerakkan Pembangkit Listrik.

b. Sedapat mungkin tidak atau sedikit memerlukan pekerjaan pemeliharaan.


c.

Harus dapat mencegah masuknya material besar ke saluran.

d. Dapat membuang sediment yang ada secara periodic.


e.

Dilengkapi dengan spillway untuk melimpahkan air yang berlebih.


Dari syarat-syarat di atas maka pengembang dapat memilih jenis dan ukuran
weir dan intake, sesuai dengan pertimbangan teknis dan ekonomis, yang
antara lain adalah :
1.Side Intake without Weir :

2. Side Intake with Weir


3. Bottom Intake
Kolam Pengendap (Settling Basin)

Air yang mengalir dari sungai untuk mennggerakkan turbin biasanya


membawa larut partikel-partikel kecil. Larutan ini terdiri dari material
abrasive seperti pasir yang dapat merusak sudu turbin. Untuk memisahkan
material ini dari air, aliran air harus dipelankan melewati settling basin
sehingga material lumpur (silt) tersebut dapat mengendap (settled) pada
dasar kolam. Tumpukan lumpur yang mengendap secara periodik dapat
dicuci / gelontor (flushed away).
Dari ukuran terkecil partikel yang diijinkan masuk ke pipa pesat, maka
kecepat air maksimum yang mengalir pada settling basin dapat
dihitung. Semakin kecil kecepatan air pada settling basin maka semakin
sedikit partikel yang masuk ke pipa pesat.
Saluran Terbuka.
Saluran terbuka mengalirkan air dari intake atau kolam pengendap (settling
basin) ke bak penenang (forebay). Panjang saluran bervariasi tergantung
lokasi site nya. Pada satu kondisi kombinasi saluran yang panjang dan pipa
pesat yang pendek lebih cocok dan lebih murah. Sedang untuk PLTA Skala
Kecil yang lain lebih cocok kombinasi saluran terbuka yang pendek dan pipa
pesat yang panjang.
Ukuran dan bentuk saluran biasanya merupakan kompromi antara biaya dan
berkurangnya head.
Spillway (Pintu Pelimpah)
Spillway dirancang untuk mengijinkan limpahan (overflow) pada beberapa
titik tertentu bangunan air. Pada PLTA Skala Kecil , spillway dapat dibangun
pada beberapa titik sesuai dengan kebutuhannya, misalnya pada bendung,
kolam pengendap, saluran air dan bak penenang. Spillway harus cukup untuk
membuang kelebihan aliran air jika terjadi banjir.
Bak Penenang (Forebay Tank)
Bak penenang (Forebay tank) menghubungkan antara saluran terbuka
dengan pipa pesat. Tujuan utama dari forebay tank ini adalah agar partikelpartikel yang masih ada pada air dapat turun dan tidak memasuki pipa
pesat. Forebay ini juga dapat berfungsi sebagai reservoir (kolam tando) untuk
menyimpan air.
Sebuah pintu air (sluicy gate) biasanya dipasang sehingga dapat menutup
aliran sebelum masuk pipa pesat. Di depan pipa pesat biasanya juga dipasang
saringan (trashrack) untuk mencegah benda-benda besar memasuki pipa
pesat.
Bak penenang harus dilengkapi spillway yang dimensinya cukup untuk
melimpahkan kelebihan air.

Pipa Pesat
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang mengalirkan air bertekanan dari bak
penenang (forebay tank) ke turbin.
Untuk memperoleh head yang tinggi sehingga kapasitas PLTA Skala Kecil
juga, maka diameter pipa pesat dapat dinaikkan sehingga losses nya
berkurang, namun hal tersebut akan menaikkan biaya konstruksi khususnya
pipa pesat. Dengan demikian maka harus dilakukan kompromi antara biaya
dan kapasitas PLTA Skala Kecil.
Dalam pemilihan material maka pihak Developer / pengembang PLTA Skala
Kecil harus mempertimbangkan persyaratan teknis dan ekonomis, dengan
tidak mengorbankan factor keamanan.
Desain Pipa Pesat
Pipa pesat ditentukan sifat-sifatnya berdasarkan material, diameter ,
ketebalan serta jenis penyambungan.
-

Material pipa pesat dipilih.

Diameter pipa pesat dipilih pada diameter yang dapat mengurangi frictional
losses aliran air di dalam pipa pesat sampai pada tingkat yang dapat diterima.

Tebal dinding pipa pesat dipilih untuk menahan maximum internal hydraulic
pressure. Termasuk transient surge pressure yang terjadi.
Diameter dan Tebal Pipa Pesat
Pada dasarnya untuk menentukan diameter pipa pesat harus dilakukan
kompromi atau trade-off antara harga pipa pesat dengan kehilangan daya
hidraulik (losses) pada saat air mengalir melalui pipa pesat. Karena secara
umum jika diameter pipa pesat diperbesar maka akan berakibat losses
menjadi turun, namun pada sisi lain jika diameter diperbesar maka harga
pipa pesat akan naik.
Sedangkan tebal pipa pesat harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga
dapat menahan tekanan air yang ada di dalamnya, baik tekanan statis
maupun dinamis.
Pipa pesat dapat berada di permukaan tanah ataupun ditimbun di dalam
tanah. Hal tersebut antara lain tergantung atas material pipa, keadaan /
kemiringan permukaan tanah , lingkungan dan ekonomis.
Rumah Pembangkit (Power House)
Rumah pembangkit atau power house adalah bangunan tempat memasang
mesin pembangkit yaitu turbin, generator, panel kontrol, peralatan pendukung,
serta ruang untuk operator. Power house didesain untuk melindungi mesin
pembangkit dan peralatan lainnya dari perubahan cuaca.

Dalam pembangunan Power House harus diperhatikan kekuatan fondasi,


terutama fondasi turbin yang akan menahan gaya potensial dan kinetik dari air
yang mengalir melalui pipa pesat dan turbin.
Standar minimal bangunan Power house harus dilengkapi dengan ruang mesin,
ruang operator, kantor dan kamar mandi.
Contoh spesifikasi teknik power house adalah :
No.

Uraian

Spesifikasi

1.

Fondasi

Batu kali 1 : 2

2.

Fondasi turbin

Beton bertulang

3.

Dinding

Pasangan bata merah 1 : 4

4.

Rangka

Besi

5.

Kusen

Kayu

6.

Lantai

Keramik

7.

Atap

Genting

8.

Pintu

Kayu profil

9.

Jendela

Kayu profil dan kaca

Dimensi Power House


Dimensi power house harus memperhitungkan persyaratan-persyaratan teknis,
serta keselamatan kerja dan lingkungan yang ada.
Saluran Pembuang (Tailrace)
Saluran Pembuang (Tail race) adalah saluran tempat menyalurkan air setelah
melewati turbin, yang selanjutnya kembali mengalir ke sungai semula.
Konstruksi tail race : pasangan batu dan beton pada bagian lantai penutup.
Dimensi tailrace harus sedemikian rupa sehingga cukup untuk menampung
aliran air maksimal yang keluar dari turbin sehingga tidak terjadi banjir.

Bagian V : Peralatan Mesin Dan Listrik (Turbin, Transmisi


Mekanik, Generator, Kontrol, Trafo Dan Transmisi)
Turbin
Turbin mempunyai fungsi untuk mengubah energi ketinggian air menjadi
daya putaran poros.
Setiap turbin mempunyai daerah operasi sendiri sehingga mampu
mengasilkan energi listrik dengan efisiensi yang memadai. Daerah operasi
optimal tersebut ditentukan oleh besar head operasi turbin air

tersebut. Turbin air dapat dibagi atas head tinggi, head menengah dan head
rendah. Disamping itu dari segi beroperasinya turbin air dibedakan atas
turbin impuls dan turbin reaksi.

Turbin
impuls

Head tinggi

Head Menengah

Head rendah

Pelton

Cross-flow

Cross-flow

Turgo

Multi-jet pelton
Turgo

Turbin reaksi

Francis

Propeller
Kaplan

Para pengembang dapat memilih sendiri jenis dan ukuran turbin yang akan
dipakai pada PLTM/ PLTMH, dengan memperhitungkan factor teknis,
ekonomis.
Pemilihan Jenis Turbin
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menjadi kriteria dalam memilih jenis
turbin air yang dipakai pada tenaga air adalah sebagai berikut :
1.

Tinggi jatuh netto (Hnetto).

2.

Debit air

3.

Daya turbin (P)

4.

Kecepatan putar turbin

Pengembang dapat memilih jenis turbin air yang akan dipakai dengan
memperhitungkan aspek teknis dan ekonomis.
Sistem Transmisi / Drive Sistem (System Penggerak)
Sistem penggerak meneruskan daya dari poros turbin ke poros generator atau
poros lain yang dipakai untuk menggerakkan peralatan lain. Sistem transmisi
tersebut juga berfungsi untuk mengubah kecepatan putar dari satu poros ke
poros yang lain, jika kecepatan putar turbin berbeda dengan kecepatan
generator atau peralatan lain yang harus diputarnya.
Berikut adalah jenis-jenis system penggerak / transmisi mekanik pada
mikrohidro :
1.

Penggerak langsung.

2.

Flat belt dan pulley

3.

V atau wedge belt dan pulley

4.

Chain and sprocket

5.

Gearbox

Pengembang Pembangkit Listrik Skala Kecil kapasitas sampai 1.000 kW


dapat memilih system transmisi mekanik yang dipakai pada PLTM atau
PLTMH yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan factor teknis dan
ekonomis.
Peralatan Listrik
Daya mekanik yang dihasilkan oleh turbin air dipakai untuk menghasilkan
listrik dengan menggunakannya untuk menggerakkan generator yang akan
mengubah energi mekanik menjadi enerfi listrik. Type generator yang sering
dipakai adalah generator yang menghasilkan arus bolak balik yang dikenal
sebagai alternator.
Mengulang teori listrik sederhana, aliran listrik atau arus (simbolnya I)
mempunyai satuan amper (A), beda tegangan (V) diukur dalam Volt (V).
Daya (P) diukur dalam Watt (W) atau lebih sering dalam kilowatt ( 1 kW =
1000 W).
Tahanan ( R ) dari suatu rangkaian listrik menunjukkan bagaimana baiknya
listrik mengalir (konduktor yang jelek mempunyai tahanan yang tinggi).
Tahanan diukur dalam Ohm (W) dan ekual dengan perbedaan potensial
(voltage drop) dibagi arus. Kapasitansi ( C ) menunjukkan derajat dimana
energi disimpan pada medan listrik dibandingkan yang dipakai untuk kerja,
dan induktansi ( L ) sama dengan kapasitansi tetapi mengacu pada medan
megnet..
Generator
Generator induksi dan generator sinkron menghasilkan arus bolak-balik
(AC). Keunggulan dari arus bolak-balik (AC) adalah dapat menyalurkan daya
listrik pada jarak yang cukup jauh. Berlainan jika kita menggunakan arus
searah yang hanya dapat menghasilkan listrik untuk penggunaan pada jarak
yang sangat dekat atau pada power house. Dengan demikian maka arus bolakbalik cocok untuk proyek kelistrikan karena beban listrik biasanya tersebar
dan sering jaraknya jauh dari generator.
Generator induksi mempunyai keunggulan dan sering dipakai untuk
penyediaan tenaga listrik di daerah terpencil karena generator tersebut cukup
kuat, kompak dan sangat andal.
Generator Sinkron :
Mempunyai rotor eksitasi yang terpisah, dipakai baik pada system terisolasi
maupun interkoneksi dengan system tenaga listrik.
Generator Asinkron (induksi)
Tidak mempunyai rotor exiter, biasanya dipakai pada networks dengan
sumber listrik yang lain. Pada system yang terisolasi atau independent,

generator ini harus dihubungkan dengan kapasitor untuk menghasilkan


listrik.
Kecepatan putar dan jumlah kutub Generator
Kecepatan putaran generator tergantung pada frekuensi jaringan tenaga
listrik ( 50 atau 60 Hz, di Indonesia 50 Hz) serta jumlah pole (kutub)
generator, sesuai rumus berikut :
Pada PLTA Skala Kecil sampai 1.000 kW ini maka pengembang harus
memakai generator yang frekuensinya 50 Hz. Sedangkan kecepatan putar
generator tersebut disesuaikan sesuai putaran turbin, perbandingan transmisi
mekanik dan jumlah kutub (pole) generator.
Peralatan Kontrol
Dalam pengoperasiannya kecepatan turbin akan berubah jika beban listrik
yang dilayani oleh generator berubah. Sebagai contoh jika pada konsumen
semakin banyak lampu penerangan yang dinyalakan, artinya beban
konsumen bertambah, maka kecepatan putar turbin akan turun. Karena
adanya perubahan kecepatan tersebut akan menimbulkan pengaruh pada
tegangan dan frekuensi listrik. Untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan
kecepatan putar turbin dan generator maka besar beban generator harus
dijaga konstan (load control) atau laju aliran air yang melewati turbin harus
diatur (flow control) sesuai dengan perubahan beban yang ada.
Pengembang Pada PLTA Skala Kecil sampai 1.000 kW dapat memilih sendiri
apakah akan memakai peralatan control dari jenis load control (dummy
load) ataupun flow control (governor), sesuai dengan pertimbangan teknik
dan ekonomi masing-masing..
Ballast Load
Ballast load merupakan bagian yang penting dari electronic control system.
Ballast load terdiri dari 2 jenis, yaiti type pemanas udara (air heater) dan type
pemanas air (water heater).
Pemanas udara
Pada PLTA skala kecil jenis Pico dengan kapasitas di bawah 10 kW type
pemanas udara (air heater) ini sering dipakai dibandingkan dengan type
pemanas air (water heater) karena biasanya sederhana.
Pemanas air,
Ballast load type pemanas air (water heater) ini sering dipakai untuk PLTA
kecil dengan kapasitas di atas 100 kW.

Speed Governor
Speed governor dipakai agar kecepatan turbin tetap konstan karena kecepat
tersebut akan berubah-ubah jika terjadi perubahan daya, head ataupun debit
aliran air.
Fungsi governor adalah mengendalikan laju aliran air secara otomatis dengan
pengoperasian guide-vane sesuai dengan beban yang ada.
Panel PLTA Skala Kecil Sampai 1.000 kW
Peralatan ukur minimum yang harus ada pada panel PLTA Skala Kecil sampai
1.000 kW adalah sebagai berikut :
a.

Pengukur tekanan air pipa pesat

b.
Volt meter dengan selector switch untuk mengukur keluaran
generator.
c.
Volt meter untuk mengukur tegangan ballast load (untuk yang
memakai ballast load).
d.

Amperemeter per fasa.

e.

Frequensi meter

f.

kVA meter

g.

Pengukur waktu operasi.

Peralatan Proteksi (Pengaman)


Peralatan pengaman minimum yang harus ada pada Skala Kecil sampai 1.000
kW adalah sebagai berikut :
a.

Pengaman kecepatan lebih dengan deteksi frekuensi (Over speed).

b.

Pengaman tegangan kurang (under voltage).

c.

Pengaman tegangan lebih (over voltage).

d.

Pengaman arus lebih (over voltage).

e.

Pengaman terhadap petir.

Trafo Daya
Trafo daya berfungsi untuk menaikkan tegangan dari generator ke tegangan
20 kV untuk selanjutnya akan menyalurkan energi listrik PLTA Skala Kecil
lewat jaringan Distribusi Tegangan Menengah 20 kV. Trafo daya harus
menyesuaikan dengan jaringan Tegangan Menengah 20 kV yang ada.
Transmisi

Penyaluran listrik dari Trafo Daya ke jaringan 20 kV PLN yang terdekat


memakai saluran tegangan 20 kV. Pengembang PLTA Skala Kecil kapasitas
sampai 1.000 kW dapat memilih apakah memakai Saluran Udara Tegangan
Menengah 20 kV atau memakai kabel 20 kV.
Metering
Untuk mengukur jumlah energi listrik (kWH) yang telah disalurkan oleh
Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil, maka pihak
Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil sampai 1.000 kW
wajib menyediakan peralatan kWH meter. Titik pengukuran kWH meter
tersebut berada pada Saluran Transmisi 20 kV terdekat milik PLN.

RENOVASI PLTA SKALA KECIL DENGAN


TURBIN CROSS-FLOW
Antara tahun 1970 an sampai 1990 an PLN banyak membangun PLTASK
(Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil), yaitu PLTA dengan kapasitas
terpasang di bawah 1 Mega Watt. Menurut data yang ada (Subari Rudi, Tonny
Sarief dan Sriyanto, 2002) PLTASK terpasang milik PLN, termasuk yang
dibangun sebelum tahun 1970-an dan yang ada sejak zaman Belanda,
sebanyak 64 buah. Dari 64 buah PLTASK tersebut, hanya 4 PLTASK yang
kapasitasnya di atas 1 MW. Yang menarik cukup banyak PLTASK tersebut
yang tidak beroperasi, dengan berbagai sebab antara lain : kerusakan EM
(elektromekanik), dam retak, masalah air, direlokasi, longsor.
Dalam hal penyebab tidak beroperasinya PLTASK akibat masalah air memang
merupakan hal yang banyak ditemukan karena dengan rusaknya lingkungan
hutan maka air yang mengalir untuk menggerakkan turbin PLTA tidak
mencukupi lagi, demikian juga jika sumber air untuk PLTASK yang dipakai
bersama-sama dengan keperluan lain seperti irigasi atau air minum, akan
timbul kesulitan jika jumlahnya terbatas sehingga keperluan untuk irigasi dan
air minum lebih diprioritaskan dibanding sebagai penggerak tenaga listrik.
Namun jika penyebab tidak beroperasi PLTASK tersebut adalah karena
kerusakan elektromekanik, maka terdapat peluang untuk melaksanakan
renovasi dan perbaikan sehingga dapat beroperasi kembali. Lebih-lebih lagi
dengan semakin tingginya harga BBM, maka dengan melaksanakan renovasi
sehingga PLTASK-PLTASK tersebut dapat beroperasi kembali merupakan
langkah efisiensi yang cukup berarti. Tentunya dengan melakukan survey dan
studi terlebih dahulu untuk menentukan apakah suatu PLTASK layak secara
teknis dan ekonomis untuk direnovasi, atau akan lebih efisien jika tidak
direnovasi.
Pada kesempatan ini penulis ingin membahas perbandingan antara turbin
Francis yang umumnya dipakai pada PLTASK yang mengalami kerusakan
elektromekanik dengan turbin Cross-flow, serta melihat peluang untuk
melakukan renovasi PLTASK tersebut dan mengganti turbinnya menjadi
type Cross-Flow.

Jenis-Jenis Turbin Air


Turbin mempunyai fungsi untuk mengubah energi ketinggian air menjadi
daya putaran poros. Pemilihan jenis turbin air yang dipakai pada PLTMH
tergantung pada karakteristik site tempat lokasi PLTMH tersebut, terutama
tinggi head serta besar aliran air yang ada.
Setiap turbin mempunyai kecepatan putar tertentu, dimana turbin tersebut
akan beroperasi dengan efisiensi terbaik pada kombinasi head dan debit
tertentu. Turbin air dapat dibagi atas head tinggi, head menengah dan head
rendah. Sedang dari segi beroperasinya turbin air dibedakan atas turbin
impuls dan turbin reaksi.
Berdasarkan head dan jenisnya turbin air dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :

Turbin
impuls
Turbin reaksi

Head tinggi
Pelton
Turgo

Head Menengah
Cross-flow
Multi-jet pelton
Turgo
Francis

Head rendah
Cross-flow
Propeller
Kaplan

Masing-masing jenis turbin di atas mempunyai daerah operasinya sesuai


dengan head dan debit air. Kisaran daerah operasi yang cocok untuk masingmasing turbin air, dapat dilihat pada grafik gambar berikut :

Grafik Debit air Vs Head netto Kisaran Operasi Turbin Air(British Hydro
Association)
Grafik di atas memperlihatkan kisaran operasi turbin air sesuai dengan tinggi
jatuh (Head) dan debit. Dari grafik tersebut terlihat bahwa kisaran daerah
turbin Francis banyak yang overlap dengan daerah operasi turbin jenis crossflow. Hal tersebut berarti suatu PLTASK yang jenis turbinnya Francis
memungkinkan untuk diganti dengan turbin jenis lain seperti Cross-flow jika
kombinasi head dan debitnya berada pada kisaran daerah turbin yang
bersangkutan pada grafik di atas.
Turbin Francis merupakan jenis turbin reaksi yang dalam operasinya sudu
putar (runner) terendam oleh air dan bertekanan. Sudu runner mempunyai
profil sehingga perbedaan tekanan antara satu sisi dengan sisi lainnya
sehingga menimbulkan gaya, seperti sayap pesawat terbang. Gaya tersebut
yang menyebabkan runner berputar.
Sedangkan pada turbin Cross-flow yang merupakan jenis turbin impuls
terjadi hal yang sebaliknya, runner turbin beroperasi di udara (tidak
terendam air), runner tersebut diputar oleh adanya semprotan (jet) air. Pada
kondisi tersebut tekanan air sama dengan tekanan udara luar (atmosfir) baik
sebelum maupun sesudah mendorong sudu turbin.

Kurva efisiensi
Masing-masing jenis turbin memiliki kurva efisiensi yang berbeda jika
beroperasi pada bermacam debit aliran air. Sebuah turbin biasanya didesain
untuk beroperasi pada atau di dekat titik efisiensi terbaiknya (best operating
point) yang biasanya terletak pada laju aliran air (debit) sebesar 80 % laju
aliran maksimum.
Jika turbin beroperasi pada debit yang lebih rendah atau lebih tinggi dari titik
efisiensi terbaiknya maka efisiensi hidrauliknya akan turun. Hal tersebut
dapat dilihat dari diagram efisiensi berbagai jenis turbin air pada berbagai
debit pada gambar 2.

Gambar 2 : Diagram efisiensi Turbin Air


(Sumber : British Hydro Association)
Dari kurva di atas terlihat bahwa untuk turbin jenis Pelton dan Kaplan
efisiensi hidrauliknya tetap tinggi meskipun beroperasi pada debit yang lebih
rendah dari debit nominalnya. Namun untuk turbin air jenis Francis dan
aliran silang (cross-flow), tingkat efisiensi hidraulik akan turun secara tajam
jika beroperasi pada debit dibawah 70 % debit nominal. Sedangkan untuk
turbin propeller tipe sudu yang fixed (tidak dapat diatur), tingkat efisiensi
akan turun sangat tajam jika beroperasi di bawah 90 % debit nominal.
Turbin Francis
Turbin Francis dapat berupa volute-case ataupun type open-flume.
Konstruksi rumah keong (spiral case) memungkinkan air terdistribusi secara
uniform sepanjang perimeter dari runner dan guide vane menyalurkan air
tersebut pada sudut yang tepat. Sudu runner merupakan profil yang
kompleks dan terendam air. Dorongan air ke sudu runner memindahkan
energi air ke runner sebelum air tersebut keluar turbin lewat draft tube.
Turbin Francis biasanya mempunyai guide-vane yang dapat diatur
(adjustable). Gerakan guide-vane ini mengatur aliran air yang masuk ke
runner dan biasanya dihubungkan dengan system governor yang mengatur
besar laju aliran air. Jika aliran air berkurang maka efisiensi turbin juga
turun.

Potongan Turbin Francis (Sumber : PLN Udiklat Padang)


Turbin Cross-flow
Turbin aliran silang atau cross-flow ini disebut juga sebagai turbin MichellBanki yang menjadi penemu turbin jenis ini. Turbin ini juga sering disebut
sebagai turbin Ossberger, yaitu nama perusahaan di Eropa yang telah
memproduksinya sejak lebih dari 50 tahun yang lalu. Turbin ini mempunyai
runner yang berbentuk seperti drum yang mempunyai 2 atau lebih piringan
paralel yang masing-masingnya dihubungkan oleh susunan sudu yang
berbentuk lengkung.

Turbin air type Cross-Flow (Sumber : PLN Jasa & Produksi)


Turbin cross-flow mempunyai keunggulan dimana dapat diatur agar agar
efisiensinya tetap tinggi meskipun aliran air yang mengalir sangat kecil sekali,
misalnya hanya seperempat atau 25 % dari debit aliran penuh / nominal. Hal
tersebut dapat dilihat pada gambar, dimana runner turbin cross-flow
tersebut dilengkapi piringan (disc) ditengah-tengah piringan yang ada,
sehingga runner turbin menjadi 3 (tiga) bagian. Dengan cara tersebut maka
jika aliran air (debit) yang ada sedang rendah, maka air dapat dialirkan hanya
pada dua pertiga maupun sepertiga dari runner, dengan demikian
efisiensinya turbin secara keseluruhan tetap tinggi meskipun aliran air yang
ada hanya sebesar 25 % debit nominal. .
Efisiensi aliran sebagian turbin cross-flow ( www.microhydropower.net)
Mengganti Francis dengan Cross-Flow
Turbin cross-flow ini banyak dipakai pada PLTA skala kecil dengan kisaran
head yang sama (overlapping) dengan turbin jenis Kaplan, Francis dan
Pelton. Kisaran operasinya meliputi debit antara 20 liter sampai 10 m3 per
detik, serta head antara 1 sampai 200 meter. Turbin cross-flow ini selalu
mempunyai sumbu runner yang horizontal (tidak seperti turbin Pelton,dan
Turgo yang dapat horizontal maupun vertical). Dengan demikian karena
mempunyai kisaran head yang sama dengan jenis turbin lainnya, khususnya
turbin Francis, maka turbin cross-flow ini dapat dipakai untuk mengganti
turbin Francis yang rusak pada PLTASK.
Mengingat kisaran operasi antara turbin Francis dan Cross-flow yang overlap
tersebut, penulis menyarankan agar untuk PLTASK yang rusak dikaji
kemungkinannya mengganti dengan turbin jenis cross-flow, dengan
pertimbangan berikut :
1.
Langkah awal tentunya melakukan asesmen pada kondisi PLTASK
yang tidak beroperasi. Jika kondisi turbin generator relatif baik dan dapat
direkondisi maka tidak perlu dilakukan penggantian turbin. Namun untuk
PLTASK yang rusak parah maka turbin cross-flow harus dipertimbangkan
penggunaannya.
2.
Turbin cross-flow yang merupakan jenis turbin impul harganya lebih
murah dari turbin reaksi karena tidak memerlukan casing yang mampu
menahan tekanan tinggi, juga tidak memerlukan clearance yang sangat teliti.
3.
Kisaran operasi turbin cross-flow cukup fleksibel pada berbagai head
dan debit, khususnya untuk daya sampai 1 MW.
4.
Desain turbin cross-flow lebih fleksibel, dimana untuk kisaran debit
dan head yang berbeda ukuran diameter turbin air tetap sama, manufacturer
tinggal mengatur lebar turbin dan transmisi mekanik yang sesuai. Dengan

demikian memungkinkan untuk produksi massal tanpa harus memesan


desain khusus.
5.
Turbin Francis yang banyak dioperasikan pada PLTASK dan sekarang
kondisinya rusak umumnya merupakan desain khusus yang tidak diproduksi
lagi, sehingga kalau sekarang kita ingin menggantinya dengan type yang sama
maka harus memesan secara khusus dengan harga mahal.
6.
Turbin type cross-flow saat ini telah banyak diproduksi di dalam negri
sehingga terbuka untuk memperoleh dengan harga lebih murah dan mutu
yang baik.
Demikianlah usul yang dapat penulis sampaikan, mudah-mudahan menjadi
pertimbangan untuk merenovasi dan mengoperasikan kembali aset-aset
PLTASK yang rusak sehingga memberi manfaat yang optimal dan
meningkatkan efisiensi.
-----------------------------------------------

PENDAHULUAN
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat, saat ini
PLN melaksanakan proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik
berbahan bakar batubara 10.000 Mega Watt yang segera akan disusul dengan
proyek 10.000 MW tahap II. Namun selain membangun pembangkitpembangkit listrik berkapasitas besar tersebut, pada daerah-daerah terpencil
dan jauh dari lokasi jaringan transmisi, diperlukan pasokan dari pembangkitpembangkit listrik berkapasitas kecil, terutama yang memanfaatkan potensi
energi setempat yang bersifat terbarukan (renewable).
Salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi untuk dikembangkan
adalah pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Keunggulan
PLTMH terletak pada biaya pembangkitan energi listrik yang kompetitif dan
teknologi yang sederhana sehingga dapat dikelola dan dioperasikan oleh
masyarakat setempat.
Makalah ini membahas tentang keunggulan turbin cross-flow (aliran silang)
dibanding dengan jenis lainnya. Karena dapat dibuat dan dioperasikan
dengan teknologi yang sederhana, turbin cross-flow cocok dikembangkan
sebagai penggerak mula PLTMH.
MIKROHIDRO

Secara umum Listrik Tenaga Air dapat dikatagorikan sesuai besar daya yang
dihasilkannya, dimana salah satu klasifikasi Listrik Tenaga Air adalah
sebagaimana tabel berikut (Sumber : Severn Wye Energy Agency,
www.swea.co.uk)
No.
1.
2.
3.

JENIS
PLTA
PLTM
PLTMH

DAYA / KAPASITAS
> 5 MW ( 5.000 kW).
100 kW < PLTM < 5.000 kW
< 100 kW

Namun sebenarnya pembagian antara PLTA (besar), PLTM (minihidro) serta


PLTMH (mikrohidro) bervariasi dan dinamis. Pembagian pada tabel diatas
merupakan salah satu contoh. Namun secara umum dapatlah ditentukan
bahwa yang dimaksud sebagai PLTMH adalah jika mempunyai kapasitas daya
di bawah 100 kW.
Pada dasarnya suatu pembangkit listrik tenaga air berfungsi untuk mengubah
potensi tenaga air yang berupa aliran air (sungai) yang mempunyai debit dan
tinggi jatuh (head) untuk menghasilkan energi listrik. Bangunan tersebut
mencakup bangunan sipil dan peralatan elektromekanik.
Air yang mengalir di sungai dibelokkan alirannya oleh Weir (bendung),
sehingga aliran air tersebut mengalir lewat bangunan sadap (Intake) . Pada
intake terdapat bak pengendap (settling basin) yang berfungsi untuk
menghendapkan butir-butir pasir dan lumpur dari air. Dari bak penenang air
dialirkan melewati saluran pembawa (head race) menuju bak penenang.
(forebay).
Bak penenang (forebay) berfungsi untuk menenangkan atau menurunkan
kecepatan air sebelum masuk ke penstock. Bak penenang ini juga biasanya
berfungsi sebagai bak pengendap, yaitu mengendapkan sisa-sisa partikelpartikel pasir dan lumpur yang masih terbawa lewat saluran penghantar. Dari
forebay air mengalir lewat saluran pipa tertutup yang disebut pipa pesat
(penstock).
Pada ujungnya di sebelah bawah pipa pesat disambung dengan turbin yang
berfungsi untuk mengubah energi potensial yang ada pada air menjadi enegi
mekanik. Poros turbin dihubungkan dengan generator, baik dikopel secara
langsung sehingga putaran turbin dan generator sama, maupun dengan

memakai sistem transmisi mekanik lain jika putaran keduanya berbeda.


Putaran generator tersebut selanjutnya menghasilkan energi listrik.
KLASIFIKASI TURBIN AIR
Fungsi turbin adalah mengubah energi ketinggian air menjadi daya putaran
poros. Pemilihan jenis turbin air yang dipakai pada PLTMH tergantung pada
karakteristik site tempat lokasi PLTMH tersebut, terutama tinggi head serta
besar aliran air yang ada.
Setiap turbin mempunyai kecepatan putar tertentu, dimana turbin tersebut
akan beroperasi dengan efisiensi terbaik pada kombinasi head dan debit
tertentu. Kecepatan putar desain turbin sebagian besar ditentukan oleh besar
head operasi turbin air tersebut. Turbin air dapat dibagi atas head tinggi,
head menengah dan head rendah. Disamping itu dari segi beroperasinya
turbin air dibedakan atas turbin impuls dan turbin reaksi sebagaimana table
berikut :
Tabel Klasifikasi Jenis Turbin Air (Adam Harvey et al, Microhydro Design
Manual, Intermediate Technology Publications, London, 1993)

Turbin
impuls
Turbin
reaksi

Head tinggi
Pelton
Turgo

Head Menengah
Cross-flow
Multi-jet pelton
Turgo
Francis

Head rendah
Cross-flow

Propeller
Kaplan

Pada saat beroperasi sudu putar (runner) turbin reaksi terendam di dalam air
dan bertekanan. Sudu runner mempunyai profil sehingga perbedaan tekanan
antara satu sisi dengan sisi lainnya sehingga menimbulkan gaya, seperti sayap
pesawat terbang. Gaya tersebut yang menyebabkan runner berputar.
Sedang pada turbin impuls terjadi hal yang sebaliknya, runner turbin impuls
beroperasi di udara (tidak terendam air), runner tersebut diputar oleh adanya
semprotan (jet) air. Pada kondisi tersebut tekanan air sama dengan tekanan
udara luar (atmosfir) baik sebelum maupun sesudah mendorong sudu. Pada
turbin ini sebelum mendorong sudu, air mengalir melalui nosel yang
mengubah air kecepatan rendah dan tekanan tinggi menjadi kecepatan tinggi

(jet). Air berkecepatan tinggi tersebut lalu mendorong runner sehingga


momentum air berpindah ke runner.
JENIS-JENIS TURBIN AIR
Untuk memperlihatkan perbedaan antara berbagai jenis turbin air, pada
bagian ini secara ringkas kita membahas jenis-jenis turbin air ,yaitu sebagai
berikut :
Turbin Pelton
Turbin Pelton ,bersama-sama dengan turbin Turgo dan turbin aliran silang
(Cross-flow) termasuk dalam kelompok turbin impuls. Karakteristik umum
dari turbin impuls adalah pemasukan air ke dalam runner pada tekanan
atmosfir. Turbin ini ditemukan sekitar tahun 1880 oleh seorang Amerika
yang bernama Pelton, sehingga turbin ini disebut sebagai turbin Pelton.
Turbin Pelton tersusun dari satu set sudu gerak berbentuk mangkuk yang
dipasang pada roda gerak/ runner. Jika mangkuk- mangkuk tersebut
didorong pancaran air berkecepatan tinggi / jet dari nosel , maka runner
turbin pelton tersebut akan berputar menghasilkan energi mekanik yang
dapat menggerakkan generator..
Turbin Francis
Turbin Francis dapat berupa volute-case ataupun type open-flume.
Konstruksi rumah keong (spiral case) memungkinkan air terdistribusi secara
uniform sepanjang perimeter dari runner dan guide vane menyalurkan air
tersebut pada sudut yang tepat. Sudu runner merupakan profil yang
kompleks dan terendam air. Dorongan air ke sudu runner memindahkan
energi air ke runner sebelum air tersebut keluar turbin lewat draft tube.
Turbin Francis biasanya mempunyai guide-vane yang dapat diatur
(adjustable). Gerakan guide-vane ini mengatur aliran air yang masuk ke
runner dan biasanya dihubungkan dengan system governor yang mengatur
besar laju aliran air. Jika aliran air berkurang maka efisiensi turbin juga
turun.
Turbin Propeller

Pada dasarnya turbin propeller terdiri dari sebuah propeller (baling-baling)


,yang sama bentuknya dengan baling-baling kapal laut, yang dipasang pada
tabung setelah pipa pesat. Poros turbin menyambung keluar dari tabung.
Turbin propeller biasanya mempunyai tiga sampai enam sudu, biasanya tiga
sudu untuk turbin yang mempunyai head sangat rendah dan aliran air diatur
oleh sudu statis atau wicket gate yang dipasang tepat di hulu propeller. Turbin
propeller ini dikenal sebagai fixed blade axial flow turbine karena sudut sudu
rotornya tidak dapat diubah. Efisiensi operasi turbin pada beban sebagian
(part-flow) untuk turbin jenis ini sangat rendah.
Turbin Kaplan

Untuk hydropower yang berskala lebih besar maka dipakai turbin propeller
yang lebih canggih. Pada turbin ini sudu propeller dan wicket gate dapat
diatur sehingga efisiensi nya pada saat beroperasi pada beban rendah (partflow) tetap baik. Turbin dengan variable pitch ini dikenal sebagai turbin
Kaplan.
TURBIN CROSS-FLOW
Salah satu turbin jenis impuls yang banyak dipakai pada listrik tenaga
mikrohidro adalah turbin Cross-Flow (aliran silang).

Turbin cross-flow merupakan jenis turbin yang dikembangkan oleh Anthony


Michell (Australia), Donat Banki (Hongaria) dan Fritz Ossberger (Jerman).
Michell memperoleh hak paten atas desainnya pada 1903. Turbin jenis ini
pertama-tama diproduksi oleh perusahaan Weymouth. Turbin ini juga sering
disebut sebagai turbin Ossberger, yang memperoleh hak paten pertama pada
1922. Perusahaan Ossberger tersebut sampai sekarang masih bertahan dan
merupakan produsen turbin cross-flow yang terkemuka di dunia
.
Turbin ini mempunyai runner yang berbentuk seperti drum yang mempunyai
2 atau lebih piringan paralel yang masing-masingnya dihubungkan oleh
susunan sudu yang berbentuk lengkung.

Dalam pengoperasian turbin cross-flow ini sebuah nosel empat persegi


mengarahkan pancaran air (jet) ke sepanjang runner. Pancaran air tersebut
mendorong sudu dan memindahkan sebagian besar energi kinetiknya ke
turbin. Pancaran air tersebut lalu melewati runner dan kembali mendorong
bagian sudu yang lain sebelum keluar dari runner, memindahkan sebagian
kecil energi kinetiknya yang masih tersisa.

BAGIAN-BAGIAN TURBIN CROSS-FLOW


Peralatan elektromekanik pada PLTMH terdiri dari turbin, generator,
transmisi mekanik, trafo dan jaringan listrik. Sedangkan bagian utama yang
menjadi pokok bahasan kita , yaitu turbin cross-flow terdiri dari rotor, rumah
turbin, guide vane, puli, adapter dan base frame. Puli sebenarnya merupakan
bagian dari transmisi mekanik yang meneruskan daya putar turbin ke
generator, serta mengubah putaran turbin air sehingga sesuai dengan putaran
generato.n dapat dibeli dan diperoleh dengan harga yang murah.
Dalam pembuatannya puli atau transmisi mekanik ini merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari turbin. Demikian juga generator, biasanya memakai
generator yang ada tersedia di pasaran sehingga dapat dibeli dan diperoleh
dengan harga yang murah.

Secara ringkas komponen-komponen utama turbin cross-flow adalah sebagai


berikut :
1. Rotor atau runner turbin.
Rotor atau adalah bagian yang berputar dari turbin. Runner ini terdiri dari
poros, blade dan piringan atau disk.

2. Rumah Turbin.
Rumah turbin adalah bagian turbin yang merupakan tempat memasang
bagian-bagian turbin lain, seperti poros atau runner, guide vane dan adapter.

3. Guide Vane.
Guide vane atau sering juga disebut sebagai distributor berfungsi untuk
mengarahkan aliran air sehingga secara efektif meneruskan energinya ke
blade atau rotor turbin. Dengan demikian energi kinetik yang ada pada
pancaran air akan menggerakkan rotor dan menghasilkan energi mekanik
yang seterusnya memutar generator melalui puli.

4. Puli dan belt :


Puli merupakan salah satu dari sistem transmisi mekanik yang sering dipakai
pada PLTMH. Sistem transmisi tersebut juga berfungsi untuk mengubah
kecepatan putar dari satu poros ke poros yang lain, jika kecepatan putar
turbin berbeda dengan kecepatan generator atau peralatan lain yang harus
diputarnya.
Sebenarnya terdapat beberapa jenis system penggerak / transmisi mekanik
pada mikrohidro , yaitu : Penggerak langsung, Flat belt dan pulley, V atau
wedge belt dan pulley, Chain and sprocket dan Gearbox. Namun Puli dan belt
merupakan yang paling banyak dipakai.
5. Adapter

Merupakan pipa penghubung antara rumah turbin dengan pipa pesat.


Bentuk adapter pada satu sisi yang terhubung dengan rumah turbin adalah
persegi sesuai dengan rumah turbin, sedangkan bagian yang disambung
dengan inlet valve atau pipa pesat berbentuk lingkaran.
6. Base frame.
Base frame merupakan tempat atau rangka untuk meletakkan turbin.
Biasanya pada PLTMH berkapasitas kecil, base frame turbin menyatu dengan
base frame generator sehingga dudukan turbin dan generator telah tertentu
susunannya dan tidak berubah-ubah.
GENERATOR
Daya mekanik yang dihasilkan oleh turbin air dipakai untuk menghasilkan
listrik dengan menggunakannya untuk menggerakkan generator yang akan
mengubah energi mekanik menjadi enerfi listrik. Type generator yang sering
dipakai adalah generator yang menghasilkan arus bolak balik yang dikenal
sebagai alternator.
Mengulang teori listrik sederhana, aliran listrik atau arus (simbolnya I)
mempunyai satuan amper (A), beda tegangan (V) diukur dalam Volt (V).
Daya (P) diukur dalam Watt (W) atau lebih sering dalam kilowatt ( 1 kW =
1000 W).
Tahanan ( R ) dari suatu rangkaian listrik menunjukkan bagaimana baiknya
listrik mengalir (konduktor yang jelek mempunyai tahanan yang tinggi).
Tahanan diukur dalam Ohm (W) dan ekual dengan perbedaan potensial
(voltage drop) dibagi arus. Kapasitansi ( C ) menunjukkan derajat dimana
energi disimpan pada medan listrik dibandingkan yang dipakai untuk kerja,
dan induktansi ( L ) sama dengan kapasitansi tetapi mengacu pada medan
megnet..

AC DAN DC
Terdapat 2 jenis aliran listrik yang dihasilkan oleh generator, yaitu arus listrik
listrik bolak balik (AC) dan listrik arus searah (DC). Dalam hal arus bolak

balik tegangan akan berubah secara sinudoida terhadap waktu, dari puncak
positif ke negative. Karena tegangan berubah (dari positif ke negative dan
sebaliknya) maka hasilnya arus listrik juga secara continue berubah arahnya
sesuai pola yang berulang (cyclic).
Arus searah hanya mengalir pada satu arah yang sama karena tegangannya
juga tetap. DC jarang dipakai pada instalasi tenaga listrik modern kecuali
untuk system yang dayanya hanya beberapa ratus watt atau kurang.

GENERATOR
Generator induksi dan generator sinkron menghasilkan arus bolak-balik
(AC). Keunggulan dari arus bolak-balik (AC) adalah dapat menyalurkan daya
listrik pada jarak yang cukup jauh. Berlainan jika kita menggunakan arus
searah yang hanya dapat menghasilkan listrik untuk penggunaan pada jarak
yang sangat dekat atau pada power house. Dengan demikian maka arus bolakbalik cocok untuk proyek kelistrikan karena beban listrik biasanya tersebar
dan sering jaraknya jauh dari generator.
Generator induksi mempunyai keunggulan dan sering dipakai untuk
penyediaan tenaga listrik di daerah terpencil karena generator tersebut cukup
kuat, kompak dan sangat andal.
Generator Sinkron :
Mempunyai rotor eksitasi yang terpisah, dipakai baik pada system terisolasi
maupun interkoneksi dengan system tenaga listrik.
Generator Asinkron (induksi)
Tidak mempunyai rotor exiter, biasanya dipakai pada networks dengan
sumber listrik yang lain. Pada system yang terisolasi atau independent,
generator ini harus dihubungkan dengan kapasitor untuk menghasilkan
listrik.
KEUNGGULAN-KEUNGGULAN TURBIN CROSS-FLOW

Keunggulan-keunggulan turbin cross-flow dibandingkan dengan turbin jenis


lainnya adalah sebagai berikut :
1. Kisaran Operasi yang Luas
Turbin cross-flow ini banyak dipakai pada PLTA skala kecil dengan kisaran
head yang sama (overlapping) dengan turbin jenis Kaplan, Francis dan
Pelton. Kisaran operasinya meliputi debit antara 20 liter sampai 10 m3 per
detik, serta head antara 1 sampai 200 meter. Turbin cross-flow ini selalu
mempunyai sumbu runner yang horizontal.
Turbin cross-flow dapat beroperasi pada berbagai debit, dibandingkan
dengan jenis-jenis turbin lainnya seperti Pelton dan Turgo yang hanya
beroperasi pada Head yang tinggi, atau propeller dan Kaplan pada Head yang
Rendah. Demikian juga halnya dibandingkan dengan turbin Francis, daerah
operasi turbin Cross-flow lebih luas.
Dengan adanya kisaran operasi yang luas tersebut maka turbin cross-flow
memungkinkan untuk dipakai pada berbagai PLTMH yang debit dan headnya
berbeda.
2. Sebagai alternatif turbin Francis.
Dengan kisaran operasi yang luas tersebut, Turbin cross-flow dapat
menjadikan alternatif menggantikan turbin Francis yang dulu sering dipakai
sebagai penggerak mula PLTM, termasuk juga yang berkapasitas kecil
(PLTMH).
Keunggulan-keunggulan turbin cross-flow ini dibandingkan dengan jenis
turbin lainnya adalah sebagai berikut :
1.
Turbin cross-flow yang merupakan jenis turbin impul harganya lebih
murah dari turbin reaksi karena tidak memerlukan casing yang mampu
menahan tekanan tinggi, juga tidak memerlukan clearance yang sangat teliti.
2.
Kisaran operasi turbin cross-flow cukup fleksibel pada berbagai head
dan debit, khususnya untuk daya sampai 1 MW.
3.
Desain turbin cross-flow lebih fleksibel, dimana untuk kisaran debit
dan head yang berbeda ukuran diameter turbin air tetap sama, manufacturer
tinggal mengatur lebar turbin dan transmisi mekanik yang sesuai. Dengan

demikian memungkinkan untuk produksi massal tanpa harus memesan


desain khusus.
4.
Turbin type cross-flow saat ini telah banyak diproduksi di dalam negri
sehingga terbuka untuk memperoleh dengan harga lebih murah dan mutu
yang baik.
3.

Pengaturan Efisiensi yang Tetap Tinggi pada Debit Rendah


Turbin cross-flow mempunyai keunggulan dimana dapat diatur agar agar
efisiensinya tetap tinggi meskipun aliran air yang mengalir sangat kecil sekali,
misalnya hanya seperempat atau 25 % dari debit aliran penuh / nominal. Hal
tersebut dapat dilihat pada diagram pada gambar berikut dimana runner
turbin cross-flow tersebut dilengkapi piringan (disc) ditengah-tengah
piringan yang ada, sehingga runner turbin menjadi 3 (tiga) bagian.
Jika aliran air (debit) yang ada sedang rendah, maka air dapat dialirkan
hanya pada dua pertiga maupun sepertiga dari runner, dengan demikian
efisiensinya turbin secara keseluruhan tetap tinggi meskipun aliran air yang
ada hanya sebesar 25 % debit nominal. .
Adanya karakteristik yang memungkinkan turbin ini dapat tetap
mempertahankan efisiensinya meski beroperasi pada debit yang jauh
dibawah titik optimalnya, merupakan suatu solusi dari bervariasinya debit air
sungai pada PLTMH. Mengingat debit sungai tersebut sangat tergantung
pada musim, dimana pada saat kemarau akan jauh lebih rendah. Disamping
itu biasanya PLTMH tidak dilengkapi kolam tando harian apalagi waduk.

4. Mudah dan Murah Proses Fabrikasi dan Pemeliharaan.


Turbin Cross-flow merupakan turbin air jenis impuls yang berbeda dengan
turbin reaksi (Francis, Propeller dan Kaplan) tidak memerlukan casing yang
mampu menahan tekanan tinggi, juga tidak memerlukan clearance yang
sangat teliti. Dengan sifat-sifat tersebut turbin ini lebih gampang difabrikasi
dan dipelihara, misalnya untuk memperbaiki (disassembling) bagian yang
berputar (runner) tidak memerlukan teknisi dan peralatan yang khusus.
Adapun komponen-komponen turbin cross-flow serta proses manufakturnya
adalah sebagai table berikut :

Tabel : Komponen turbin Cross-Flow dan proses manufakturnya

Nama
Komponen

Uraian

Proses manufaktur

Poros Rotor
Disk Rotor
Blade Rotor
Dinding
Cover
Dudukan Bearing

Bubut konvensional
Rotor
Milling, konvensional atau CNC
Milling atau potong
Milling atau las potong
Milling atau las potong
Rumah
CNC
milling,
atau
bubut
Turbin
konvensional
Flens
CNC milling, las,
Poros Guide Vane Bubut konvensional
Guide Vane Blade
Guide Milling CNC atau konvensional, las,
Vane
Turbine Pulley
Roll, skrap, bubut, las
Pulley
Generator Pulley Roll, skrap, bubut, las
Adapter
Roll
Adapter
Flens Adapter
CNC milling, bubut konvensional
Stiffener Adapter CNC milling, bubut konvensional
Base Frame Turbin, generator Las
Pada dasarnya teknologi manufaktur turbin cross-flow bersifat sangat
fleksibel. Artinya dapat dimanufaktur secara moderen, seperti yang sekarang
diproduksi oleh Ossberger dan pabrik-pabrik di Eropa. Teknologi yang
bersifat menengah yang diproduksi berbagai industri kecil di Indonesia,
umumnya dengan lisensi dari Eropa. Ataupun dengan teknologi yang
sederhana yang dapat dikerjakan oleh bengkel-bengkel kecil.
Dengan bentuk dan teknologi yang sederhana tersebut turbin cross-flow
dapat diproduksi pada bengkel-bengkel setempat, dibandingkan dengan
turbin jenis reaksi seperti Francis yang memerlukan teknologi yang lebih
rumit sehingga hanya beberapa perusahaan saja di dalam negri memiliki
kemampuan untuk memproduksinya. Tentu saja semakin sederhana
teknologi yang dipakai, berpengaruh pada tingkat efisiensinya. Namun hal
tersebut dapat ditolerir untuk pembangkit listrik berkapasitas kecil.
Untuk memberi gambaran tentang proses manufaktur turbin cross-flow yang
sederhana teknologinya, berikut disampaikan contoh-contoh gambar proses
manufaktur turbin cross-flow yang memanfaatkan teknologi dan peralatan
sederhana.

Dari kurva di atas terlihat bahwa untuk turbin jenis Pelton dan Kaplan
efisiensi hidrauliknya tetap tinggi meskipun beroperasi pada debit yang lebih
rendah dari debit nominalnya. Namun untuk turbin air jenis Francis dan
aliran silang (cross-flow), tingkat efisiensi hidraulik akan turun secara tajam
jika beroperasi pada debit dibawah 50 % debit nominal. Sedangkan untuk
turbin propeller tipe sudu yang fixed (tidak dapat diatur), tingkat efisiensi
akan turun sangat tajam jika beroperasi di bawah 90 % debit nominal.
Dari kurva di atas terlihat bahwa efisiensi turbin cross-flow lebih rendah
dibandingkan turbin Francis. Namun sebenarnya secara teknologi efisiensi
turbin cross-flow masih dapat ditingkatkan sampai 85 % yaitu dengan
memasang draught tube di bawah runner yang terisi penuh air serta dengan
teknologi yang lebih teliti (Adam Harvey et al). Dengan demikian turbin jenis
ini dapat dibuat secara luas dengan berbagai tingkat kecanggihan teknologi.
2. Pengaturan Secara Load Control
Sistem pengaturan pada pembangkit listrik mempunyai fungsi agar jumlah
listrik yang dihasilkan sama dengan jumlah listrik yang dikonsumsi, sehingga
kualitas listrik yang dihasilkan berupa tegangan dan frekuensi tetap terjaga.
Untuk itu terdapat 2 jenis sistem pengaturan pada listrik tenaga air, yaitu :
a.

Pengaturan debit air (Flow Control)

b.

Pengaturan beban listrik (Load control)

Sistem pengaturan yang mengatur laju aliran air (flow) biasanya terdapat
pada turbin air jenis Francis dan Kaplan. Dengan adanya pengaturan laju
aliran air dengan governor tersebut maka jumlah air yang mengalir setiap
saat akan diatur sesuai dengan kebutuhan beban listrik yang harus dialirkan.
Sehingga pemakaian air akan lebih efisien.
Untuk PLTMH biasanya tidak dipakai pengaturan debit air yang
menggunakan governor karena harganya yang cukup mahal. Pada PLTMH ini
akan lebih menguntungkan jika beban generatornya tetap dengan
mengendalikan beban untuk menjaga tegangan dan frekuensi tetap. Hal
tersebut dilakukan dengan mengalihkan beban yang berlebih ke suatu ballast
load (dummy load) sehingga daya listrik total dari generator tetap.

PENUTUP
Dengan kemampuannya untuk beroperasi pada kisaran debit dan flow yang
luas, turbin cross-flow cocok untuk dikembangkan sebagai penggerak mula
PLTMH. Sementara teknologi yang sederhana dari turbin ini yang
memungkinkannya dapat diproduksi pada bengkel-bengkel setempat akan
mampu menimbulkan efek sebar (spread-effect) yang luas bagi
perkembangan ekonomi di daerah-daerah.
Sementara keterbatasan turbin jenis ini pada rendahnya tingkat efisiensi
sebenarnya merupakan konsekwensi tingkat teknologi yang dipergunakan.
Pengembangan turbin ini pada tingkat teknologi yang lebih canggih seperti
yang dilakukan oleh Ossberger terbukti dapat mencapai efisiensi yang baik
dan sebanding dengan turbin Francis.
Untuk itu diusulkan agar teknologi pembuatan turbin cross-flow ini dapat
disebarluaskan ke seluruh daerah di Indonesia, antara lain dengan
memberikan percontohan dan pelatihan pada industri permesinan atau
bengkel-bengkel di daerah. Dengan melakukan diseminasi teknologi tersebut
diharapkan akan memberikan dukungan yang signifikan bagi tersedianya
energi listrik pada daerah-daerah terpencil yang memiliki sumber daya air..

----------------1. http://jonny-havianto.blogspot.co.id/2012/05/penggunaan-turbincross-flow-pada.html
2. http://jonny-havianto.blogspot.co.id/2012/05/renovasi-plta-skalakecil-dengan-turbin.html
3. http://jonny-havianto.blogspot.co.id/2012/12/konsep-pedomandesain-plta-skala-kecil.html
4. http://jonny-havianto.blogspot.co.id/2012/05/bagaimanamembangun-plta-skala-kecil.html
5.

Anda mungkin juga menyukai