Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR PADA PERTUMBUHAN

DAN HASIL CAISIM (Brassica rapa convar) DI INCEPSTISOLS


M.T. Sutriadi
RINGKASAN
Pupuk organik cair produksi oleh PT. Agro Lestari dipromosikan dapat
meningkatkan produksi 40-100%. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas
pupuk organik cair ini telah dilakukan pengujian, sesuai Peraturan Menteri
Pertanian No. 02/Pert/HK.060/2/2006. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca
Balai Penelitian Tanah dengan menggunakan tanah Inceptisols dari Cinangneng
Kabupaten Bogor mulai bulan Agustus 2007. Sebanyak 10 perlakuan dicobakan
dengan menggunakan rancangan percobaan acak lengkap dengan tiga ulangan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair mempunyai pH 7,1
mengandung C-organik 6,39 %, hara makro dan mikro lengkap dan logam berat
rendah, sehingga memenuhi kriteria persyaratan teknis pupuk organik.
Pemberian Pupuk organik cair (2m1 l/ha) dikombinasikan dengan NPK
takaran anjuran (225 kg urea, 75 kg ZA, 75 kg SP-36, dan 75 kg KCl/ha) efektif
meningkatkan pertumbuhan dan hasil caisim hingga 4,4% (263,3 gram/tanaman
menjadi 274,9 gram/tanaman) dibanding pupuk NPK takaran anjuran (300 kg
urea, 100 kg ZA, 100 kg SP-36, dan 100 kg KCl/ha). Hasil ini ditunjukkan dengan
nilai RAE yang > 100% yaitu 112% jika dibandingkan dengan perlakuan standar
NPK takaran anjuran. Pemberian pupuk organik cair takaran 2,1 liter/ha dapat
menurunkan penggunaan pupuk anorganik N, P, K hingga 25%. Takaran pupuk
organik cair yang dapat memberikan hasil panen maksimum adalah 2,1 liter/ha
dikombinasikan dengan NPK takaran anjuran.
PENDAHULUAN
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang penting
dalam meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan pupuk diusahakan agar
efektif dan efisien, sehingga dapat diperoleh produksi yang optimal,
meningkatkan pendapatan serta tidak mencemari lingkungan. Dalam rangka
program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, maka
ketersediaan pupuk ditingkat petani harus terjamin setiap saat dimana petani
membutuhkan.

135

M.T. Sutriadi

Sampai saat ini sering dijumpai kelangkaan pupuk terutama di sentrasentra pertanian, pada masa pemupukan tanaman. Keadaan ini mendorong para
produsen pupuk membuat pupuk alternatif (pupuk organik) yang berasal dari hasil
sampingan suatu produk, atau dibuat dengan formula kandungan N, P, dan K
lebih rendah yang dikombinasikan dengan hara mikro dan bahan organik dengan
komposisi bervariasi. Efektivitasnya pupuk alternatif ini belum diketahui. Pupuk
organik cair produksi dari PT. Agro Lestasri merupakan salah satu produk pupuk
alternatif yang akan dipasarkan, sehingga dapat digunakan oleh petani.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian No. 02/Pert/HK.060/2/2006, sebelum
pupuk didaftarkan untuk dilepas ke pasar, terlebih dahulu harus lolos uji mutu di
laboratorium dan uji efektivitas melalui percobaan rumah kaca. Dengan pengujian
tersebut diharapkan pupuk yang dilepas ke pasaran memiliki standar mutu sesuai
dengan yang telah ditetapkan pemerintah. Pupuk organik cair yang diproduksi
oleh PT. Agro Lestari belum diuji efektivitasnya pada tanaman. Pupuk organik
cair ini dipromosikan dapat meningkatkan produksi atau panen 40-100. Agar
pupuk organik ini dapat diapasarkan, maka perlu dilakukan pengujian
efektivitasnya pada tanaman.
Dewasa ini sayuran komersial yang berkembang pesat dan dihasilkan di
Indonesia baru 18 jenis, yaitu: cabai (lombok), kacang panjang, bawang merah,
ketimun, kubis, bawang merah, terung, tomat, kentang, selada/sawi, bayam,
buncis, bawang daun, kangkung, bawang putih, wortel, labu siam, dan lobak.
Berdasarkan hasil survei Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1991, luas areal panen
sayuran nasional dari 18- jenis tersebut mencapai 799.806 hektar dengan total
produksi 1.661.389 ton.
Caisim belum dimasukan dalam daftar produksi sayuran Nasional.
Meskipun belum membudaya pengembangannnya, tetapi prospek ekonominya
cukup cerah. Permintaan terhadap komoditas selada/caisim terus meningkat,
antara lain berasal dari pasar swalayan, restauran-restauran besar, hotel-hotel
berbintang di kota-kota besar, serta konsumen luar negeri yang menetap di
Indonesia (Anonymous, 2006a). Selain itu juga caisim berpotensi besar untuk
dikembangkan di Indonesia karena selain kondisi iklimnya cocok untuk komoditas
ini, juga dapat memberikan keuntungan yang memadai bagi pembudidayaannya.
Pada saat situasi pasar normal, harga caisim antara Rp.500,00-Rp.600,00/kg dan
paling rendah Rp.200,00/kg, tetapi kadang-kadang naik cukup tajam hingga
ribuan rupiah per kilogram.
Selada/caisim merupakan tanaman sayuran dataran rendah. Di Indonesia,
selada belum berkembang pesat sebagai sayuran komersial. Daerah yang

136

Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan dan Hasil Caisim

banyak ditanami selada masih terbatas di pusat-pusat produsen sayuran seperti


Cipanas (Cianjur) dan Lembang (Bandung). Di masa mendatang sangat mungkin
sayuran ini menjadi komoditas komersial (Anonymous, 2006a, Anonymous,
2006b)
Jenis tanah yang ideal untuk tanaman selada adalah liat berpasir, lempung
berdebu, lempung berpasir seperti tanah Andosol (Andisols) maupun Latosol
(Inceptisols). Tanah-tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik, dan tidak mudah menggenang (becek) dapat memberikan hasil yang
baik. Kemasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah pH
antara 5,0 6,8. Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada/caisim adalah
10 ton/ha. Selain pupuk kandang, juga ditambahkan pupuk an-organik yaitu urea,
SP-36 dan KCl dengan takaran, yaitu 200 - 300 kg Urea, 100 - 200 kg SP-36 dan
100 - 200 kg KCl per hektar (Hardono et al, 1986, Anonymous, 1983;
Heryansyah, 2006).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka diperlukan suatu
penelitian untuk menguji efektivitas pupuk organik cair untuk tanaman caisim,
sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap tanaman. Penelitina ini juga
bertujuan untuk mendapatkan takaran optimum pupuk organik cair tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian efektivitas pupuk organik cair dilaksanakan di rumah kaca Balai
Penelitian Tanah di Sindang Barang, Bogor. Penelitian dilaksanakan bulan
Agustus sampai Oktober 2007. Penelitian pupuk organik cair untuk tanaman
caisim (Brassica rapa convar) menggunakan tanah Inceptisols yang berkadar
bahan organik rendah di Kabupaten Bogor.
Metodologi
Penelitian efektivitas pupuk organik cair pada tanaman caisim,
menggunakan rancangan acak lengkap (randomize complete design), dengan 10
perlakuand an diulang 4 kali. Pupuk urea, ZA, SP-36, dan KCl masing-masing
adalah 300 kg, 50 kg, 100 kg, dan 100 kg/ha. Adapun susunan perlakuan dan
takaran pupuk disajikan pada Tabel 1.

137

M.T. Sutriadi

Tabel 1.
No.

Perlakuan dan takaran pupuk pada penelitian efektivitas pupuk organik


cair untuk tanaman caisim.

Perlakuan

1
Kontrol lengkap
2
NPK-standar
3
NPK-standar + PO 2
4
NPK-standar + PO 2
5
NPK-standar + PO 2
6
1 NPK-standar + PO 2
7
NPK-standar + PO 1
8
NPK-standar + PO 3
9
NPK-standar + PO 4
10
NPK-standar + PO 5
Keterangan: takaran: 1 ml/liter air.

Urea
ZA
SP-36
KCl
.. kg/ha ...
0
0
0
0
300
50
100
100
75
12,5
25
25
150
25
50
50
225
37,5
75
75
300
50
100
100
225
37,5
75
75
225
37,5
75
75
225
37,5
75
75
225
37,5
75
75

PO *
.. l/ha .....
0
0
2,1
2,1
2.1
2,1
1,5
2,7
3,0
3,6

Contoh tanah diambil dari kedalaman 0-20 cm, sebelum dilakukan


pengolahan tanah, pada areal tidak dekat galengan, jalan, saluran air, bekas
penumpukan atau bekas pembakaran sisa hasil tanaman atau pupuk lainnya.
Contoh tanah bulk dikeringanginkan selama beberapa hari, kemudian
digiling dan diayak menggunakan ayakan 5 mm. Contoh tanah lalu ditimbang
masing-masing 5 kg dan dimasukkan ke dalam pot.
Benih caisim yang digunakan sebagai tanaman indikator adalah varietas
Tosan. Benih dikecambahkan terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke dalam
kantong bibit pada umur 5 hari. Setelah tanaman berdaun 3 helai atau berumur
12-14 hari, tanaman dipindah ke pot.
Pupuk N, P, dan K sebagai pupuk standar dan N, P, dan K yang
dikombinasikan dengan pupuk organik cair diaplikasikan sehari sebelum tanam
dengan cara diaduk merata dengan tanah. Pupuk organik cair diberikan dengan
cara disemprotkan pada permukaan daun bawah, ranting, dan batang sampai
basah merata sesuai dengan takaran perlakuan 1 ml/l dengan volume semprot
700 l/ha. Pupuk organik diberikan sebanyak 3 kali yaitu umur 10, 17, dan 24 hari
setelah tanam (HST).
Bibit caisim berumur 12-14 hari yang sehat dan seragam dipindahkan dari
persemaian dan ditanam 2 tanaman per pot. Tanaman caisim dipelihara hingga
saat panen. Air ditambahkan hingga kondisi kapasitas lapang dengan air
demineralisasi. Tanaman dijaga dari serangan hama panyakit.
Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman caisim dilakukan
setiap minggu hingga menjelang panen. Tanaman caisim dipanen pada saat

138

Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan dan Hasil Caisim

berumur 30 hari dengan cara memotong pangkal batang di dekat permukaan


tanah. Setelah dibersihkan, biomasa caisim ditimbang berat basah.
Contoh tanah sebelum tanam diambil untuk analisa pH, C-orgabik, N-total,
P-HCl, P- Bray 1, dan kation (K, Na, Ca, Mg)- terekstrak NH4OAc 1 N pH 7, KTK.
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan digunakan analisis sidik ragam dan
diikuti dengan uji lanjutan menggunakan Duncan Multuple Range Test (DMRT)
pada taraf 5 %.
Untuk mengetahui efektivitas pupuk organik cair pada caisim dilakukan
analisis relative agronomic effectiveness (RAE) (Machay et al., 1984) dengan
rumus sebagai berikut:
Hasil pupuk yang diuji - kontrol
RAE = -------------------------------------Hasil pupuk standar - kontrol

x 100 %

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil analisis pupuk organik cair
Hasil analisis pupuk organik cair yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa pupuk organik cair yang diuji mempnyai pH 7,1, C-organik 6,39% dan Ntotal 12,33%. Kadar P2O5 dan K2O total masing-masing 2,56 dan 1,08 ppm,
Kandungan unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, Bo dan Cu) dan logam berat seperti
As, Pb, Cd dan Hg rendah. Dengan demikian pupuk organik cair yang diuji
memenuhi syarat sebagai pupuk organik cair sesuai dengan kriteria pupuk
organik cair pada Peraturan Menteri Pertanian nomor 02/Pert/HK.060/2/2006
tentang persyaratan teknis pupuk organik dan pembenah tanah.
Sifat Tanah
Tekstur tanah lempung berdebu, kemasaman tanah (pH) tergolong
masam. Kadar C-organik, N-total tergolong rendah dan C/N sedang, P2O5
potensial (HCl 25%) dan P2O5 tersedia (Bray 1) tergolong tinggi, kadar Kpotensial (HCl 25%) dan K-dd tergolong rendah. Kadar kation Ca dan Mg tinggi,
serta KTK tergolong sedang (Tabel 3).

139

M.T. Sutriadi

Tabel 2.
No.
1.
2.
3.

4.
5.
6.

7.

8.

Hasil uji mutu pupuk organik cair.

Jenis analisis
pH
C-organik
N-total
- N-organik
- N-NH4
- N-NO3
P2O5
K2O
Unsur mikro
- Fe
- Mn
- Cu
- Zn
-B
Logam berat
- Mo
- Co
- Pb
- Cd
- As
- Hg
Mikrobiologi
- E. coli
- Salmonella

Keterangan

Satuan
%
%
%
%
%
ppm
ppm

Hasil analisis
7,1
6,39
12,33
10,16
1,20
0,86
2,56
1,08

ppm
ppm
ppm
ppm
ppm

320
29
2
13
23

ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm

td
0,7
1,8
0,4
td
0,01

APM/ml
/25 ml

<3
negatif

td = tidak terdeteksi

Tingginya kadar Ca dan Mg diduga berasal dari bahan induk tanah yang
berasal dari kapur. Penggunaan tanah yang intensif dengan input tinggi tanpa
pengembalian bahan organik dapat menyebabkan pH tanah semakin masam.
Kadar P-tersedia yang tinggi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tanaman,
namun demikian har N dan K harus ditambahkan dalam bentuk pupuk karena
ketersediaannya di dalam tanah rendah. Kandungan C-organik tanah yang
rendah kurang mendukung perkembangan populasi dan aktivitas mikroba di
dalam tanah yang sangat berperan dalam penyediaan hara bagi tanaman. Oleh
karena itu sangat diperlukan penambahan bahan organik ke dalam tanah.

140

Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan dan Hasil Caisim

Tabel 3.

Tekstur dan sifat kimia tanah Inceptisols Cinangneng sebelum


Penelitian.

Jenis Penetapan
Tekstur
- pasir
- debu
- liat
pH
- H2O
- KCl
Bahan organik
- C-organik
- N-organik
- C/N
P-HCl 25% (mg/100g)
K-HCl 25% (mg/100g)
P-Bray I (ppm)
Nilai tukar kation
- Ca-dd (Cmol(+)/kg)
- Mg-dd (Cmol(+)/kg)
- K-dd (Cmol(+)/kg)
- Na-dd (Cmol(+)/kg)
KTK (Cmol(+)/kg)

Nilai analisis

Kriteria

17
45
38

Lempung berliat

5,4
4,4

Masam

1,72
0,13
13,23
373
23
233,2

Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
Sangat tinggi

11,35
8,45
0,10
0,25
21,85

Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Sedang

Pertumbuhan Tanaman
Tinggi tanaman
Pengaruh pupuk organik cair terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun
umur 1 dan 2 minggu setelah tanan (MST) disajikan pada Tabel 4 dan 5.
Pemberian pupuk organik cair walaupun tidak nyata tetapi dapat meningkatkan
tinggi tanaman dibandingkan dengan NPK standar pada 1, 2, 3, dan 4 MST.
Pemberian pupuk organik cair takaran anjuran (2,1 l/ha) dikombinasikan dengan
takaran NPK (150 kg urea, 25 kg ZA, 50 kg SP-36, dan 50 kg KCl/ha)
memberikan pertumbuhan tanaman yang paling tinggi, yaitu 48,75 cm
dibandingkan dengan jika pupuk organik cair dikombinasikan dengan NPK , ,
dan 1 takaran anjuran. Hasil ini meningkatkan tinggi tanaman 10,25 cm (26,6%)
dan 1,75 cm (3,7%) masing-masing dibandingkan dengan tanpa NPK dan NPK
standar (300 kg urea, 50 kg ZA, 100 kg SP-36, dan 100 kg KCl/ha).
Tinggi tanaman cenderung menurun jika takaran pupuk NPK ditingkatkan
lebih tinggi dari takaran anjuran yang dikombinasikan dengan pupuk organik
cair 2,1 l/ha. Tinggi tanaman menurun sampai dengan 14,4% dengan

141

M.T. Sutriadi

penambahan takaran NPK lebih besar dari


organik cair 2,1 l/ha.
Tabel 4.

takaran pada takaran pupuk

Pengaruh pupuk organik cair terhadap tinggi tanaman caisim umur 1,


2, 3, dan 4 MST.

Tinggi tanaman
1 MST
2 MST
3 MST
4 MST
------------------------ cm -----------------------1.
Kontrol lengkap
11,15 a
19,40 a
31,00 a
38,50 a
2.
NPK
12,28 a
21,00 a
34,13 ab
47,00 b
3.
NPK + PO 2
11,08 a
20,40 a
35,00 ab
39,88 a
4.
NPK + PO 2
12,88 a
21,93 a
36,50 b
48,75 b
5.
NPK + PO 2
12,53 a
20,30 a
33,25 ab
46,50 b
6.
NPK + PO 2
12,40 a
20,33 a
32,00 ab
42,63 ab
7.
NPK + PO 1
11,55 a
20,35 a
31,00 a
43,38 ab
8.
NPK + PO 3
13,08 a
22,18 a
33,88 ab
43,75 ab
9.
NPK + PO 4
11,78 a
20,25 a
31,38 a
44,25 ab
10.
NPK + PO 5
11,15 a
19,58 a
32,13 ab
44,63 ab
Keterangan:
Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata
pada taraf 5%
No.

Perlakuan

Pengaruh peningkatan takaran pupuk organik cair yang dikombinasikan


dengan takaran NPK (225 kg urea, 37,5 kg ZA, 75 kg SP-36, dan 75 kg
KCl/ha) terhadap tinggi tanamaan umur 1, 2, 3, dan 4 MST walaupun tidak nyata
tetapi dapat meningkatkan tinggi tanaman dibandingkan NPK standar. Pengaruh
yang nyata dibandingkan dengan tanpa NPK dicapai oleh takaran NPK
dengan 2,1 l/ha pupuk organik cair. Pupuk organik cair takaran 2,1 l/ha
memberikan tinggi tanaman tertinggi dibandingkan takaran 1,5; 2,7; 3,0; dan 3,6
l/ha. Peningkatan
takaran pupuk organik cair mulai 2,1 l/ha cenderung
menurunkan tinggi tanaman sampai dengan 2,75 cm (8,3%).
Penurunan tinggi tanaman tersebut disebabkan penambahan pupuk
organik menyebabkan bertambahnya hara tersedia dalam tanah, sehingga terjadi
kelebihan hara yang diserap tanaman. Hal ini akan mengganggu keseimbangan
hara yang diserap, sehingga akan menekan pertumbuhan tanaman.
Jumlah Daun
Pemberian pupuk organik cair 2,1 l/ha yang dikombinasikan dengan 4
tingkat takaran NPK walaupun tidak nyata tetapi dapat meningkatkan jumlah
daun caisim umur 1, 2, 3, dan 4 MST dibandingkan dengan tanpa NPK dan NPK
takaran anjuran. Jumlah daun tertinggi dicapai oleh kombinasi pupuk organik cair
2,1 l /ha dengan NPK (300 kg urea, 100 kg ZA, 100 kg SP-36, dan 100 kg

142

Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan dan Hasil Caisim

KCl/ha), yaitu 13,5 helai atau meningkat 4,5% dibandingkan dengan NPK
takaran anjuran.
Tabel 5.

Pengaruh pupuk organik cair terhadap jumlah daun caisim umur 1, 2,


3, dan 4 MST.

Jumlah daun
2 MST
3 MST
4 MST
Helai
1.
Kontrol lengkap
4,0 a
5,3 a
8,8 a
12,5 a
2.
NPK
4,0 a
6,0 a
9,0 a
12,8 a
3.
NPK + PO2
4,5 a
6,0 a
9,0 a
12,5 a
4.
NPK + PO2
4,8 a
5,8 a
8,3 a
11,5 a
5.
NPK + PO2
4,5 a
6,3 a
8,8 a
13,0 a
6.
NPK + PO2
5,0 a
6,3 a
9,0 a
13,5 a
7.
NPK + PO1
5,0 a
6,0 a
8,3 a
13,5 a
8.
NPK + PO 3
5,3 a
6,3 a
8,8 a
12,3 a
9.
NPK + PO 4
5,3 a
5,8 a
9,3 a
13,5 a
10.
NPK + PO 5
4,0 a
5,8 a
8,0 a
11,8 a
Keterangan:
Rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata
pada taraf 5%
No.

Perlakuan

1 MST

Pengaruh peningkatan takaran pupuk organik cair yang dikombinasikan


dengan takaran NPK (225 kg urea, 37,5 kg ZA, 75 kg SP-36, dan 75 kg
KCl/ha) terhadap jumlah daun caisim umur 1, 2, 3, dan 4 MST tidak nyata dan
tidak menunjukkan peningkatkan yang konsisten. Pupuk organik cair takaran 1,5
dan 3,0 l/ha memberikan jumlah daun tertinggi dibandingkan takaran 2,1; 2,7 dan
3,6 l/ha pada takaran NPK, yaitu 13,5 helai.
Hasil Tanaman
Pengaruh pupuk organik cair terhadap berat biomassa basah (BB)
tanaman caisim dan nilai RAE disajikan pada Tabel 6. Pemberian pupuk organik
cair yang dikombinasikan dengan 5 tingkat takaran NPK hanya nyata terhadap
BB biomassa tanaman dibandingkan dengan tanpa NPK. Pemberian pupuk
organik cair takaran anjuran (2,1 l/ha) dikombinasikan dengan takaran NPK
(225 kg urea, 75 kg ZA, 75 kg SP-36, dan 75 kg KCl/ha) memberikan berat
biomassa basah tertinggi, yaitu 274,9 g/tanaman jika dibandingkan dengan pupuk
organik cair dikombinasikan dengan NPK , , dan 1 takaran anjuran. Hasil ini
meningkatkan BB biomassa tanaman 107,4 g/tanaman (64,1%) dan 1,75
g/tanaman (4,4%) jika dibandingkan dengan tanpa NPK dan NPK takaran
anjuran (300 kg urea, 50 kg ZA, 100 kg SP-36, dan 100 kg KCl/ha). Berat basah
biomassa tanaman cenderung menurun sampai dengan 49,3% jika takaran

143

M.T. Sutriadi

pupuk NPK ditingkatkan lebih tinggi dari takaran anjuran yang dikombinasikan
dengan pupuk organik cair 2,1 l/ha.
Seperti hal penurunan tinggi tanaman, maka penurunan BB biomassa
disebabkan penambahan pupuk organik menyebabkan bertambahnya hara
tersedia dalam tanah, sehingga terjadi kelebihan hara yang diserap tanaman. Hal
ini akan mengganggu keseimbangan hara yang diserap, sehingga akan menekan
pertumbuhan tanaman.
Tabel 6.

Pengaruh pupuk organik cair terhadap hasil panen BB biomassa


caisim dan nilai RAE pada percobaan rumah kaca dengan tanah
Inceptisols, Kabupaten Bogor.

Uraian
Kontrol
NPK
NPK+ PO 2
NPK+PO 2
NPK+PO 2
NPK+PO 2
NPK+ PO 1
NPK+ PO 3
NPK+ PO 4
NPK+PO 5
Keterangan:

PO Cair
l/ha
0,0
0,0
2,1
2,1
2,1
2,1
1,5
2,7
3,0
3,6

Urea
0
300
75
150
225
300
225
300
300
300

ZA

SP-36
kg/ha
0
0
100
100
25
25
50
50
75
75
100
100
75
75
75
75
75
75
75
75

KCl
0
100
25
50
75
100
75
75
75
75

BB tanaman
g/tanaman
167,5 a
263,3 d
233,9 cd
211,3 bc
274,9 d
249,1 d
225,7 cd
237,7 cd
206,4 bc
184,1 ab

RAE
(%)
0
100
69
46
112
85
61
73
41
17

angka dalam kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama adalah
tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 uji DMR.

Pemberian pupuk organik cair menurunkan jumlah penggunaan pupuk


anorganik NPK menjadi takaran NPK. Hal ini dapat dilihat dari hasil BB biomas
tanaman pada perlakuan takaran NPK yang dikombinasikan dengan pupuk
organik cair 2,1 l/ha yang lebih tinggi 11,6 g/tanaman atau 4,4% jika dibandingkan
dengan NPK takaran anjuran.
Hubungan antara takaran pupuk organik cair dengan BB biomas tanaman
caisim disajikan pada Gambar 1. BB biomas tanaman meningkat dengan
peningkatan takaran pupuk organik cair sampai dengan 2,1 l/ha, kemudian BB
biomas tanaman menurun dengan penambahan takaran pupuk organik cair. Dari
persamaan kuadratik diketahui bahwa takaran pupuk organik cair yang dapat
menghasilkan hasil BB biomas tanaman maksimum dicapai oleh takaran 2,1 l/ha
pupuk organik cair.

144

Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan dan Hasil Caisim

300

BB biomassa (g/tanaman)

Takaran maksimum
250
200
150

y = -37.134x 2 + 160.65x + 77.987


R2 = 0.7635

100
50
0
0

0.5

1.5

2.5

3.5

Dosis PO cair (l/ha)

Gambar 1.

Hubungan antara takaran pupuk organik cair dengan berat


basah biomas tanaman caisim.

Relative Agronomic Effectiveness (RAE)


Pada pemupukan NPK x takaran anjuran (225 kg urea, 75 kg ZA, 75 kg
SP-36 dan 75 kg KCl/ha), penambahan pupuk organik cair takaran 2,1 l/ha
memberikan nilai RAE tertinggi, yaitu 112% (Tabel 6). Hal ini memperlihatkan
bahwa pupuk organik cair takaran 2,1 l/ha memberikan nilai RAE yang lebih dari
100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pupuk organik cair efektif
meningkatkan hasil BB biomas tanaman caisim. Takaran pupuk Cair 1,5; 2,7; 3,0
dan 3,6 l/ha memberikan nilai RAE < 100%, sehingga tidak efektif untuk
meningkatkan hasil panen caisim.
KESIMPULAN
1.

Pupuk organik cair mempunyai pH 7,1 dan mengandung C-organik 6,39 %,


hara makro dan mikro lengkap dan logam berat rendah, sehingga
memenuhi
kriteria
Peraturan
Menteri
Pertanian
nomor
02/Pert/HK.060/2/2006 tentang persyaratan teknis pupuk organik.

2.

Pemberian Pupuk organik cair (2,1 l/ha) dikombinasikan dengan NPK


takaran anjuran (225 kg urea, 75 kg ZA, 75 kg SP-36, dan 75 kg KCl/ha)
efektif meningkatkan pertumbuhan dan hasil caisim hingga 4,4% (263,3
gram/tanaman menjadi 274,9 gram/tanaman. Hasil ini ditunjukkan dengan

145

M.T. Sutriadi

nilai RAE yang > 100% yaitu 112% dibandingkan dengan perlakuan
standar NPK takaran anjuran.
3.

Pemberian pupuk organik cair takaran 2,1 liter/ha dapat menurunkan


penggunaan pupuk anorganik N, P, K hingga 25%. Takaran pupuk organik
Cair yang dapat memberikan hasil panen maksimum adalah 2,1 liter/ha
dikombinasikan dengan NPK takaran anjuran.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1983. Pedoman bercocok tanam padi, palawija dan sayuran. Satuan
Pengendali BIMAS, Departemen Pertanian. Jakarta.
Anonymous. 2006a. Warintek Progressio. http://warintek.progressio.or.id.
Anonymous. 2006b. IPTEKnet. BBPT. Jakarta 10340.
BPS. 1991. Jakarta.
Hardono, Mahyuddin Syam, dan I. G. Ismail, 1986. Ringkasan bercocok tanam:
tanaman perkebunan dan industri, buah-buahan dan sayuran. Proyek
pertanian lahan kering dan konservasi. Salatiga.
Heryansyah, Arien. 2006. Pemupukan Berimbang. arien@env.mine.utsunomiyau.ac.jp.
Machay, A.D., J.K. Syers, and P.E.H. Gregg. 1984. Ability of chemical extraction
procedures to asses the agronomic effectiveness of phosphate rock
materials. New Zealand Kournal of Agriculturae Research. 27:219-230.
Mortvedt, J.J., F. R. Cox, L.M. Shuman, and R.M. Welch. 1991. Micronutrients in
agriculture. Second Edition. Soil Science Society of America, Inc. Madison,
Wisconsin 53711 USA.

146

Pengaruh Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan dan Hasil Caisim

TANYA JAWAB
Pertanyaan Subowo, BPTP Yogjakarta:
1. Bahan baku pupuk organik ini apakah dari bahan organik di daratan
kemudian diperlakukan di perairan ?
2. Apakah dapat dikatakan efektif dengan kenaikan hasil yang hanya 4%
Jawab :
1. Bahan baku pupuk organic cair ini adalah ekstrak bahan organik rumput
laut ditambah dengan limbah dari ikan dari pasar.
2. Ya. Pupuk dapat disimpulkan efektif jika terdapat kenaikan hasil jika
dibandingkan dengan perlakuan NPK dosis rekoemndasi.

147

Anda mungkin juga menyukai