Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan
Oleh :
1591661007
1591661008
1591661009
Pendekatan Pendapatan-Biaya
Pendekatan ini lebih mengutamakan laba rugi, prinsip-prinsip pengakuan pendapatan
dan aturan-aturan pengukuran pendapatan, sehingga laporan posisi keuangan
dianggap sebagai sampingan dari aturan-aturan pengukuran pendapatan.
b.
Pendekatan Aset-Kewajiban
Pendekatan ini lebih menekankan pada definisi, pengakuan dan pengukuran aset dan
kewajiban. Pendapatan didefinisi, diakui dan diukur sebagai akibat sampingan dari
pengukuran aset dan kewajiban.
d. Piutang
Piutang dicatat sebesar biaya historis dan disesuaikan untuk estimasi piutang tak
tertagih. Atribut yang diukur adalah sebuah perkiraan atas nilai realisasi bersih.
Bagaimanapun juga, ukuran yang sebenarnya dari nilai realisasi bersih akan menjadi
harga jual dari piutang - piutang yang menyebabkan berkurangnya perkiraan kewajiban
untuk sumber-sumber yang tidak dibayar oleh debitur.
e. Investasi Tidak Tunduk Pada Akuntansi Ekuitas
Investasi dalam saham diklasifikasikan dalam tiga cara, yaitu:
1. Held-to-maturity, dimana perusahaan memiliki maksud positif dan menahan sahamnya
hingga jatuh tempo.
2. Trading, dimana tujuannya adalah untuk menjual sekuritas dalam jangka pendek
3. Available-for-sale, dimana tidak termasuk diantara dua kategori di atas yang diterapkan.
f. Investasi Tunduk Pada Akuntansi Ekuitas
Sekuritas ekuitas dalam jumlah 20% - 50% dari saham yang beredar, umumnya
dihitung dengan menggunakan metode ekuitas menurut APB Statement 18. Ketika
akuntansi ekuitas digunakan, investasi tidak lagi menyajikan atribut sebenarnya dari
pengukuran, namun merupakan biaya historis yang disesuaikan yang penyesuaiannya
ditentukan berdasarkan aturan-aturan yang ada dalam akuntansi ekuitas.
g. Persediaan
Persediaan akhir dihitung dengan menghitung jumlah persediaan yang masih ada, lalu
dikalikan dengan kos akuisisi per unit. Kos per unit dapat ditentukan dengan
menggunakan metode FIFO (first in first out), LIFO (last in first out), atau nilai rata-rata
weight average).
lebih rendah antara harga pasar atau harga perolehan. Harga pasar disebut juga kos
pengganti (replacement cost), tetapi jaraknya ditetapkan dimana kos pengganti harus jauh
diantara batasan yang tertinggi (nilai realisasi bersih) dan terendah (nilai realisasi bersih
yang kurang dari markup normal).
Batasan tertinggi dan terendah ini digunakan hanya jika harga pengganti jatuh di luar batasan
dan
persediaan dicatat.
Biaya yang dibayar dimuka, dialokasikan ke laba rugi dengan dasar garis lurus
sepanjang periode masa depan, dan
Biaya yang ditangguhkan dari pengakuan biaya, termasuk biaya startup organisasi
dan kerugian ditangguhkan pada penjualan sewa. Sebagian besar biaya yang
ditangguhkan diamortisasi dengan cara yang sama sebagai aset tidak berwujud
kecuali persyaratan tertentu berlaku.
3. KEWAJIBAN
a. Definisi Kewajiban
Beberapa definisi kewajiban, namun ada tiga yang dijadikan dasar sebagai pengertian
kewajiban itu sendiri, yaitu:
1. Menurut Commitee on Terminology, kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus
dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatan yang
sesuai dengan prinsip akuntansi.
2. Menurut APB, kewajiban ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai
dengan prinsip akuntansi.
3. Menurut FASB, kemungkinan pengorbanan di masa mendatang yang timbul akibat
kewajiban perusahaan sekarang untuk masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi
atau kejadian yang sudah terjadi.
Terdapat lima jenis kewajiban dalam akuntansi, yaitu:
1. Kewajiban kontraktual, kewajiban yang berasal dari kejadian-kejadian yang
menimbulkan kewajiban berdasarkan kontrak secara legal.
2. Obligasi kontruktif, kewajiban yang bersifat implisit, tidak secara tertulis.
3. Obligasi merata, dimana kewajiban yang tidak bersifat kontraktual tetapi timbul sangat
ambigu dengan adanya prinsip-prinsip keadilan yang bersifat etis.
2. Pendekatan dengan memisahkan jumlah utang dengan nilai yang harus dibayar untuk hak
konversi dan menambahkan jumlah ini ke dalam modal kontribusi.
f. Utang Dengan Waran Saham
APB Statement14 menyatakan bahwa nilai yang ditetapkan untuk melepas waran
saham dapat menyertai permasalahan utang. Kebijakan ini tidak konsisten dengan
perlakuan dari utang konvertibel, karena utang konvertibel didalilkan menjadi utang atau
ekuitas pada satu waktu dan tidak bisa menjadi keduanya secara bersamaan.
g. Penarikan Kembali Saham Preferen dan Sekuritas
Manajer keuangan terus menerus berusaha menghindari adanya utang dalam laporan
posisi keuangan dengan melakukan penarikan kembali saham preferen.
Saham preferen tidak mempunyai hak suara, mempunyai jadwal kewajiban membayar
secara periodik pada nilai nominal (pari) dan dapat ditebus pada opsi perusahaan; deviden
kumulatif dan memiliki preferen lebih dari saham biasa, dan saham memiliki tingkat
deviden tahunan tetap tanpa patisipasi lebih lanjut.
h. Sekuritisasi
dalam melakukan sekuritasi, harus melibatkan dua pihak, yaitu penjualan oleh
perusahaan (transferor) dari suatu aset atau kelompok-kelompok aset kepada perusahaan
yang lain (transferee). Aset yang terlibat adalah aset keuangan seperti piutang hipotik.
Transferee membiayai akuisisi dengan pengeluaran sekuritas pada sekelompok investor
luar.
Masalah yang dihadapi dalam sekuritisasi adalah apakah transferor telah melepaskan
semua hak atas asetnya atau belum. Jika telah dilepas, transferor mengkredit aset dan
tidak memunculkan utang pada laporan posisi keuangannya. Namun jika transferor
mempertahankan dan belum melepaskan semua hak atas asetnya, transferee tidak bebas
menggunakan atau membuang aset tersebut.
4. EKUITAS
a. Definisi Ekuitas Pemilik
Ekuitas pemilik adalah kepentingan pemegang saham atas aset bersih perusahaan yang
dianggap menjadi pemilik perusahaan.
Komponen
Ekuitas:
a Kontribusi
modal.
atau
kerugian
yang
belum
direalisasi.
b. Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas Pemilik
Berikut jenis-jenis transaksi perubahan ekuitas pemilik, yaitu:
a. Transaksi-transaksi modal
b. Transaksi-transaksi terkait pendapatan
c. Opsi Saham
Perencanaan Opsi Saham Karyawan (ESOP) dianggap sebagai bentuk kompensasi
ditangguhkan kepada karyawan, jika ada harga penawaran pembelian baru terbentuk
dalam perencanaan tersebut. Jika harga penawaran pembelian sudah ada, maka
pengakuan dan pengukuran akuntansi berfokus pada nilai penawaran pembelian opsi.
d. Saham Treasuri
Akuisisi saham treasuri dilihat sebagai metode prospek masa depan untuk pemegang
saham.
Alasan pembelian saham treasuri, yaitu:
1. Keinginan manajemen yang kuat dalam memiliki proporsi saham yang lebih besar.
2. Keinginan untuk memiliki saham yang tersedia untuk pelaksanaan opsi saham.
3. Keinginan untuk mengurangi lingkup investasi oleh perusahaan karena biaya modal
melebihi pengembalian marjinal investasi.
4. Mendukung harga pasar saham perusahaan.
Dua metode yang digunakan untuk menghitung saham treasuri, yaitu:
1. Metode biaya
2. Metode
nilai
nominal.
e. Deviden Saham
Menurut ARB No. 43, ada dua kebijakan akuntansi untuk deviden saham yang
didasarkan pada ukuran deviden.
a
Deviden saham kecil (< 20%), dihitung dengan mengklasifikasikan kembali laba
ditahan ke modal setoran atas dasar nilai/harga pasar dari saham dan menggunakan predevidend harga pasar.
5. INSTRUMEN KEUANGAN
Instrumen keuangan meliputi sebuah aset keuangan atas suatu entitas dan beban
keuangan (atau ekuitas) atas entitas lainnya. FASB mendefinisikan instrumen keuangan
sebagai kas, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau keduanya:
1. Pembebanan obligasi kontraktual pada suatu entitas untuk memberikan uang tunai atau
instrumen keuangan lain kepada entitas kedua, atau menukar instrumen keuangan yang
berpotensi tidak menguntungkan entitas kedua.
2. Menyampaikan kepada entitas kedua tentang hak kontraktual untuk menerima uang tunai
atau instrumen keuangan lain dari entitas pertama, atau menukar instrumen keuangan
yang berpotensi menguntungkan yang lainnya dengan entitas pertama.
Derivatif
Merupakan instrumen keuangan yang nilainya didasarkan atas insturmen keuangan
lain, indeks saham, atau suku bunga atau indeks suku bunga.
Derivatif dapat diklasifikasikan dalam dua tipe umum:
1. Forward-Based Derivatives, muncul antara dua pihak.
Pihak pertama mendapatkan keuntungan, sedangkan pihak lain mendapatkan kerugian
sebagai akibat dari perubahan pada nilai dari faktor yang mempengaruhi instrumen.
Kontrak forward meliputi mata uang asing, kontrak utang, atau komoditas yang mempunyai
harga khusus pada tanggal kontrak dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan harga
khusus pada tanggal penetapan penyelesaian.
2. Option-Based Derivative, dimana pemegang opsi memiliki hak untuk membeli atau menjual
suatu kuantitas spesifik pada suatu harga yang spesiifik dari komoditas standar, instrumen
keuangan dan ekuitas.
Pernyataan FASB Terkait Derivatif
Beberapa standar sebelumnya yang berkaitan dengan pengungkapan derivatif telah
digantikan oleh SFAS No. 133 yang menilai derivatif berdasarkan nilai wajar serta
membutuhkan pengungkapan terkait efektivitas lindung nilai. Tingkat bunga swap akan
efektif apabila jumlah yang disepakati antara swap sama dengan jumlah aset atau kewajiban
yang menjadi lindung nilai, serta apabila nilai wajar swap pada awalnya sama dengan nol.
Dalam hal pengungkapan, entitas harus menunjukkan tujuan dan kebijakan mereka untuk
memegang derivatif dan instrumen lindung nilai. Mereka juga didorong untuk memberikan
informasi kuantitatif tentang berbagai jenis risiko pasar yang terlibat.
6. KLASIFIKASI DALAM LAPORAN POSISI KEUANGAN
ARS No. 43 mewajibkan klasifikasi aset dan kewajiban yang didasarkan pada
likuiditasnya.
Dua klasifikasi yang digunakan, yaitu:
a) Pendekatan Current didefinisikan sebagai siklus operasi perusahaan atau satu tahun atau
lebih.
b) Pendekatan current-noncurrent ini hanya memberikan indikasi kasar dari likuiditas
perusahaan.
Referensi
Wolk, Harry. I., Michael G, Tearney., James. L. Dodd, 2001. Accounting Theory : A
Conceptual and Institutional Approach, Fifth Edition. South Western Collage
Publishing, Cincinnati, Ohio.