EKSTRAKSI

Proses pemisahan bahan terlarut dalam larutan umpan dengan

cara kontak dengan cairan pelarut lain.
Setelah ekstraksi, fase kaya pelarut disebut ekstrak, sedangkan
cairan residu yang bahan terlarutnya telah diekstraksi raffinat
Efektifitas suatu pelarut dapat diukur dari koefisien distribusi atau
koefisien partisi (K).

x
y

x = konsentrasi bahan terlarut dalam ekstrak fase ringan

y = konsentrasi bahan terlarut dalam raffinat fase berat
K lebih disukai karena memerlukan sedikit pelarut dan
menghasilkan ekstrak yang lebih pekat.
Nilai K dapat ditingkatkan dengan memilih pH optimum. Misalnya
nilai K untuk penisilin F dalam fase cair yang terdiri dari air dan amyl
asetat = 32 pada pH 4.0. Nilai tersebut turun menjadi 0.06 pada pH
6.0. Penambahan asetat dan butyrat juga dapat meningkatkan nilai
K.
Pelarut yang baik tidak saling melarutkan, mudah memperolehnya
kembali, mempunyai perbedaan densitas yang
besar antar 2 fase, tidak beracun, dan murah.

Satuan Operasi-Ekstraksi(IKS)

EKSTRAKSI SATU TAHAP

Xf

x
K

Yf

L
H

1.

Persamaan kesetimbangan
x = f(y) x = Ky
2.
Neraca Massa
H Yf + L Xf = Hy + Lx
Dengan asumsi
Tidak ada bahan terlarut dalam fase ringan/pelarut umpan
L dan H adalah konstan
x = Ky linier
L
L
x y
Ky
H
H
y (1 E )

Yf y
Yf

Yf
1 E

x K.y

KL
H

K .Y f
1 E

dimana,
E
L
H
K

= faktor ekstraksi
= volume pelarut
= volume umpan
= koefisien partisi

Fraksi yang terekstraksi (P)

P
P

Yf y
yf

y
1
yf

yf

1
(1 E )
1
yf
(1 E )

E
1 E

EKSTRAKSI MULTI TAHAP BERSILANG ARAH

(MULTI STAGE CROSS CURRENT EXTRACTION)
S1

y5

Satuan Operasi-Ekstraksi(IKS)

S2

y5

S3

y5

F1x

E1

S
F
E
R

R1
x1

1
y1

R2
x2

2
E2

y2

R3
x3

3
E3

y3

= solven L = Light phase

= feed H = Heavy phase
= extract
= raffinate

Perubahan pada E dan R dapat diabaikan sehingga massa F = R

dan S = E
Konsentrasi ekstrak dan raffinat dapat diduga dengan cara yang
sama dengan ekstraksi satu tahap.

EKSTRAKSI MULTI TAHAP BERLAWANAN ARAH

(MULTI STAGE COUNTER COUNTER EXTRACTION)
Satuan Operasi-Ekstraksi(IKS)

L1Xn

L1X2

L1Xn-1
n

H1yn+1

n1
H1yn

L1X0 = 0

L1X1
2

H1y3

1
H1y2

H1y1

1. Persamaan Kesetimbangan
xn = Kyn
2. Neraca Massa
HYn+1 + LXn 1 = HYn + LXn
L
xn

Tahap ke-n

H
yn+1

L
xn-1
H
yn

Tahap ke-1 :
y2 = (1+E)y1
Tahap ke-2 :
y3 = (1+E)y2 Ey1
= (1 + E + E2)y1
Tahap ke-n
E n 1 1
y1
E 1

y n 1

Fraksi Yang Terekstrak

y1
yn1

P 1

E 1

n 1
E 1
E n1 1 ( E 1)

E n1 1
E ( E n 1)
P
E n1 1

Contoh Soal :
1. 10000 L kaldu fermentasi mengandung 20 g/L novobiocin
dicampur dengan 500 L butyl asetat pada pH 7.0 dan dibiarkan
memisah dalam dekanter. Jika koefisien partisi untuk novobiocin
pada pH ini = 100, hitunglah konsentrasi antibiotik pada masingmasing fase, dan fraksi yang terekstraksi.
Satuan Operasi-Ekstraksi(IKS)

Jawab :
L
xf

L
x

H
yf

H
y

H
yf
L
K

= 10000 L
= 20 g/L
= 500 L
=100

Ditanya : a. y =?
b. x =?
c. Fraksi terekstraksi (P) = ?
Jawab :
a.

H . y f L.x f H . y L.x
(10000 20) (500 0) 10000 y 500 x
x
K
x Ky
y
100 y
200000 10000 y 50000 y
200000
y
3.33 g
l
60000

Cara Ringkas
yf

1 E
K .L 100 500
E

5
H
10000
20
y
3.33 g
l
1 5

b.
x
x K . y 100 3.33 g
333.3 g
l
l
y

K
atau
x

c.

K.y f
1 E

yf y
yf

100 20
333.33 g
l
6

20 3.33
0.8333
20
83.33 %

atau
P

2.

L.x
0.83
H .y f

Broth fermentasi (H) mengandung 260 mg/L

actinomycin diekstraksi menggunakan butyl acetat (L). Koefisien
partisi K = 57 pada pH 3.5. Bila diinginkan H = 450 L/jam dan L =
37 L/jam, serta fraksi terekstraksi P = 99 %. Berapa tahap
ekstraksi yang diperlukan untuk mengerjakannya?

Satuan Operasi-Ekstraksi(IKS)

Jawab :
yf = 260 mg/L
K = 57
H = 450 L/jam
L = 37 L/jam
P = 99 %
n = ??
E ( E n 1)
0.99
E n 1 1
K .L
57 37
E

4.68674
H
450
4.6867 n1 4.6867
0.99
4.6867 n 1 1
4.6867 n 1 4.6867 0.99 ( 4.6867 n1 1)
P

0.01 4.6867 n1 3.6967

4.6867 n 1 369.67
n 1

log 369.67
3.8276
log 4.6867

n 2.8276 3

Tahap ekstraksi yang diperlukan adalah 3 tahap.

Satuan Operasi-Ekstraksi(IKS)