Jurnal Crane PDF
Jurnal Crane PDF
ABSTRAK
Problem pengangkatan terutama untuk benda-benda berat, merupakan masalah yang telah ada
sejak lahirnya peradapan manusia. Seiring berkembangnya peradapan, manusia menciptakan berbagai
jenis peralatan untuk membantu dalam mengangkat dan memindahkan benda-benda berat. Mulai dari
roda sederhana, gerobak, ayunan, katrol, dan crane hingga saat ini telah berkembang menjadi berbagai
jenis crane yang mampu mengangkat beban ratusan ton. Namun bagaimanapun juga, kebutuhan manusia
tidak ada habisnya, masih diperlukan peralatan yang lebih mampu untuk memindahkan benda yang sangat
berat. Hal yang membatasi salah satunya adalah material dan desain strukturnya. Pada perencanaan ini
direncanakan struktur primer (struktur pendukung crane) dan struktur sekunder (struktur crane).
Perencanaan struktur primer dan struktur sekunder dilakukan dengan metode LRFD (Load Resistance
And Factor Design). Peraturan bangunan untuk struktur crane sebagai acuan pendimensian gelagar
dipakai DIN 4132 dan RSNI T-03-2005 yang memberikan batasan lendutan ijin maksimum sebagai dasar
perencanaan struktur sekunder (struktur crane). Untuk struktur primer (struktur pendukung crane)
menggunakan peraturan bangunan SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Banguan Gedung. Dari hasil analisis program, didapat nilai perbandingan (maksimum) antara bangunan
memakai crane dengan tanpa memakai crane yang terjadi sebesar 49,81 % pada Momen, 40,10 % pada
Gaya Lintang dan 84,60 % pada Gaya Normal. Pendimensian Profil Balok yang diberikan RSNI 2005
lebih besar 10,42% untuk perbandingan momen inersia penampang dari Dimensi Profil Balok yang
diberikan DIN 4132. RSNI 2005 memberikan Profil Balok yang tidak ekonomis.
Kata kunci : Crane, Bangunan Industri, Electric Overhead Travelling, DIN 4132
ABSTRACT
Long ago, moving heavy loads is a major problem in human civilization. Along the development
of civilization, human beings create varios types of equipment to assist in lifting and moving heavy
objects. Start from a simple wheels, wagon, swings, hoists, and cranes until now has developed ito varios
types of cranes are capable of lifting hundreds of tonnes. However, the human needs are endless, is still
need better equipment to move heavy objects. The materials and design of the structure is a factor that
limits it. The design be categorized into two (2) groups, that is primary structures (crane supporting
structure) and secondary structures (crane structure). Design of the primary structure and the secondary
structure done by the LRFD method (Load Resistance And Factor Design). Building codes for crane
structural girder is used as a reference DIN 4132 and RSNI T-03-2005. They gives maximum clearance
deflection limits as a basic for planning of secondary structures (crane structure). For primary structures
(crane supporting structures) used building codes SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja Untuk Bangunan Gedung. From the analysis of the program, obtained value ratio (maximum value)
between the building using a crane without using a crane that happened 49,81 % at the momen, 40,10 %
at the lateral forces, and 84,60 % at the axial forces. Dimensions of profile beam on RSNI 2005 10,42 % a
greater on ratio the momen of inertia from dimensional of profile beam on building codes of DIN 4132.
The building codes of RSNI 2005 gives profile beam not economic.
Keywords: Crane, Industrial buildings, Electric Overhead Travelling, DIN 4132
1.
PENDAHULUAN
1.5. Metodologi
Di dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode analitik antara lain dengan
studi literature (Keperpustakaan), berkonsultasi ke Dosen Pembimbing dalam penulisan tugas akhir ini
jugamengakses internet sebagai referensi tambahan, dan melakukan perhitungan desain struktur.
2. METODE
Perhitungan berdasarkan metode LRFD (Load Resistance and Factor Design). Desain dan
perhitungan struktur bangunan pendukung crane dibagi dalam 2 perencanaan , yaitu:
a. Perencanaan Struktur Sekunder atau Perencanaan Struktur Crane. Perencanaan ini meliputi
Desain Gelagar Melintang (Balok Utama Crane), Desain Gelagar Memanjang ( Balok Runway
Crane), Perencanaan Konsol.
b. Perencanaan Struktur Primer atau Perencanaan Struktur Pendukung Crane. Perencanaan ini
meliputi Desain Balok Struktur, Desain Kolom Struktur, Perencanaan Sambungannya, dan
Perencanaan Pondasi.
[ Setiawan, Agus (2008). Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD. Jakarta: Penerbit Erlangga
dan Rumbi Terunan,Daniel,Ir. 2008. Catatan Kuliah :Pengantar Mata Kuliah Perencanaan Struktur Baja
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara].
Data Struktur Bangunan
Struktur bangunan pendukung crane yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah
frame portal seperti tergambar. Data-data yang digunakan dalam perhitungan ada yang diambil dari
peraturan perencanaan bangunan baja Indonesia dan peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung.
19
2 m
0 ,2 5 m
0 ,2 5 m
8 m e te r
6 m
3 0 ,0 0 m e te r
Perencanaan struktur utama seperti gambar diatas dengan data-data perencanaan [ SK SNI 031729-2002, Tata Cara Perencanaan Strtuktur Baja untuk Bangunan Gedung, Badan Standar Nasional]
sebagai berikut:
Tipe Konstruksi
Bahan Penutup Atap
Berat Penutup Atap
Jarak Antar Portal
Lebar Bangunan
Tinggi Kolom
Kemiringan Atap
Beban Angin
: Frame Portal
: Spandeck dengan panjang 1,2 m
: 3,98 kg/m2
: 6 meter
: 30 Meter
: 8 meter
: 19o
: 60 kg/m2 ( beban angin minimum menurut
PPPURG 1987 adalah sebesar 25 kg/m2 )
Jenis Penyambungan
: Baut dan Las
Baja Profil
: BJ 37
Tegangan Leleh Profil (Fy) : 240 Mpa
Tegangan Tarik Profil (Fu) : 370 Mpa
Modulus Elastisitas Baja
: 200.000 Mpa
Data lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
Data Crane
Struktur crane terdiri dari balok/gelagar yang melintang dan balok/gelagar yang memanjang.
Susuai tabel yang diberikan oleh Demag, selaku salah satu produsen crane mengatakan bila panjang
bentang balok/gelagar yang melintang 30 meter dan kapasitas beban angkat crane 10 Ton, maka jenis
crane yang digunakan adalah electric overhead travelling crane dengan double gelagar box.
D o u b le G ird e r C ra n e
R e l C ra n e
B a lo k R u n w a y
K o n so l B a ja
1 m e te r
Struktur crane akan direncanakan seperti gambar diatas. Data-data perencanaan yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
Jenis Crane
Defleksi Kriteria
Defleksi berlebihan pada gelagar crane harus dihindari karena berbagai alasan. Beberapa di
antaranya adalah efeknya terhadap elemen non structural yang terpasang padanya, misalnya motor hoist
dan troli, vibrasi/getaran yang tidak dikehendaki dalam hal ini akan berpengaruh pada pengoperasian
crane. Secara alami, defleksi balok yang terlihat dengan mata dapat mengurangi keyakian
seseorang pada kekuatan struktur dan kemapuan perencana.[ G. Salmon, Charles & E.Johnson,
John.1991. Struktur Baja Desain Dan Perilaku Jilid 1 & 2 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. Wira
M.S.CE. Jakarta: Erlangga].
Pada penulisan tugas akhir ini, balok yang memikul beban crane diberikan batasan
lendutan/defleksi oleh DIN 4132 Kranbahnen (Crane Ways) dan juga pada RSNI T-03-2005
pasal 4.7.2 Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan.
Defleksi vertikal
Defleksi horizontal
A dan B
L / 600
L / 800
L / 700
L / 800
L / 700
L / 1000
E dan F
L / 800
L / 1000
Balok
L / 800
L / 1000
Kantilever
L / 300
L / 375
Pemilihan Profil
NOT OK
Kontrol Tekuk,dibagi 2:
1. Kontrol Tekuk Lokal->badan
->sayap
2. Kontrol Tekuk Torsi Lateral
NOT OK
OK
Kontrol Geser
OK
NOT OK
Kontrol Lendutan
(sesuai DIN 4132)
OK
Kesimpulan
tf=15
h=870
KONTROL
Cek
Tekuk
OK
tw=10
H=900
Geser
OK
tf=15
10
10
30 b=520 30
B=600
Lendutan
x = 41,67 mm < = 49,167 mm
OK
Kontrol
Cek
tf = 21
h = 358
h1 = 379
H = 400
OK
tw = 13
OK
B = 400
A= 186,8 cm
OK
Iy= 18.900 cm
OK
OK
P LL = 2 6 1 K N
q b s = 2 ,4 1 K N /m
C
D
B
A
8 ,7 5 m e te r
1 2 m e te r
8 ,7 5 m e t e r
L = 2 9 ,5 m e te r
Untuk balok BC (Frame 2) dan balok CD (Frame 3) digunakan profil baja IWF 400 x 200 x 8 x
13 dengan spesifikasi seperti perhitungan.
2.
-
Untuk kolom AB (Frame 1) dan kolom DE (Frame 4) digunakan profil baja IWF 450 x 200 x 9 x
14 dengan spesifikasi seperti perhitungan.
2.
.
Perencanaan adalah sebuah proses untuk mendapatkan hasil yang optimum. Suatu struktur
dikatakan optimum apabila memenuhi kriteria-kriteria berikut: biaya minimum, berat minimum, waktu
konstruksi minimum, tenaga kerja minimum, biaya manufaktur minimum, dan manfaat maksimum pada
saat masa layan. [G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain Dan Perilaku Jilid
1 & jilid 2 Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga dan Setiawan, Agus
(2008). Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD. Jakarta: Penerbit Erlangga ]
Peraturan RSNI T-03-2005 tentang Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan. Pada
perencanaan balok crane, peraturan bangunan di Indonesia tidak memberikan batasan lendutan pada
balok crane, tetapi dapat mengacu pada RNSI T-03-2005 Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan,
karena prinsip kerja balok crane hampir sama dengan prinsip kerja balok jembatan baja.[ SK RSNI T-032005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan, Badan Standar Nasional].
Perbandingan Dimensi Profil Balok / Gelagar Melintang dan Balok / Gelagar Memanjang dalam
Kontrol Lendutan yang diberikan oleh Peraturan DIN 4132 dengan Peraturan RSNI T-032005Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan. Pada peraturan DIN 4132 memberikan batasan
lendutan sebesar L/600- L/800. Pada peraturan RSNI 2005 memberikan batasan lendutan sebesar
L/1000.[ Christoph Seeelberg : Aktuelle Berechnungs und Nachweisverfahren fr Kranbahntrger dan
SK RSNI T-03-2005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan, Badan Standar Nasional]. Hasilnya
akan diperlihatkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 5 Perbandingan Dimensi Gelagar Melintang dan Memanjang Dalam Kontrol Lendutan
pada Peraturan DIN 4132 dan RSNI 2005
PERBANDINGAN
Gelagar Melintang
DIN 4132
tf=15
tf=15
h=870
tf=15
tw=10
H=900
h=970
tf=15
10
10
30 b=520 30
B=600
H=1000
8
8
30 b=420 30
B=500
A = 35400 mm2
A = 34400 mm2
tf = 21
Gelagar Memanjang
tf = 21
tw=10
h = 358
h1 = 379
tw = 13
H = 400
h = 358
h1 = 379
H = 400
tw = 13
B = 400
B = 400
A = 254,9 cm2
A = 254,9 cm2
Ix = 78000 cm4
Ix = 78000 cm4
4. KESIMPULAN
Suatu prinsip penting yang harus diketahui bahwa struktur sekunder (struktur crane) akan
menjadi beban pada struktur primer (struktur bangunan utama), dan setelah itu dilakukan analisis
perhitungan untuk mendapatkan Gaya-Gaya (Momen, Lintang, dan Normal). Terdapat perbedaan yang
signifikan pada perhitungan struktur bangunan utama yang memakai crane dengan struktur bangunan
tanpa memakai crane sebagai alat angkatnya. Dari hasil analisis program, didapat nilai perbandingan
(maksimum) antara bangunan memakai crane dengan tanpa memakai crane yang terjadi sebesar 49,81 %
pada Momen, 40,10 % pada Gaya Lintang dan 84,60 % pada Gaya Normal. Peraturan DIN 4132
Kranbahntrger memberikan Batasan Lendutan ijin maksimum suatu Balok yang memikul beban crane
kelas A yaitu L/600 untuk Defleksi Vertikal dan L/800 untuk Defleksi Horizontal. Peraturan RSNI T-032005 Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan juga memberikan Batasan Lendutan ijin maksimum
balok sebesar L/800 dan tidak memberikan batasan lendutan ijin arah horizontal. Pendimensian Profil
Balok yang diberikan RSNI 2002 lebih besar 10,42% untuk perbandigan momen inersia penampang dari
Dimensi Profil Balok yang diberikan DIN 4132. RSNI 2005 memberikan Profil Balok yang tidak
ekonomis.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Christoph Seeelberg : Aktuelle Berechnungs und Nachweisverfahren fr Kranbahntrger
G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain Dan Perilaku Jilid 1 Edisi
Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga.
G. Salmon, Charles & E.Johnson, John.1991. Struktur Baja Desain Dan Perilaku Jilid 2 Edisi
Kedua. Diterjemahkan oleh: Ir. Wira M.S.CE. Jakarta: Erlangga.
Rumbi Terunan,Daniel,Ir. 2008. Catatan Kuliah :Pengantar Mata Kuliah Perencanaan Struktur
Baja Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara.
Setiawan, Agus (2008). Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
SK SNI 03-1729-2002, Tata Cara Perencanaan Strtuktur Baja untuk Bangunan Gedung, Badan
Standar Nasional.
SK RSNI T-03-2005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan, Badan Standar Nasional.