Anda di halaman 1dari 3

Magmatisme Busur Kepulauan Pada Zaman Cenozoic di Pulau Jawa (Sunda

Arc, Indonesia): Hubungan Gedodinamis Antara Gunung Api dan


Mineralisasi Bijih

Pendahuluan
1. Hubungan Spasial antara volcanic arc danmineralisasi metalik dikenal di
beberapa daerah busur kepulauan di dunia.
2. Dari konteks geodinamik dan tektonik, (Kerrich et al 2000), (Blundell 2002),
dan (MacPherson and Hall 2002) mengatakaan bahwa terdapat beberapa
cara untuk menentukan lokasi mineralisasi yaitu vulkanisme, rezim tektonik,
system transportasi fluida. Tetapi apa yang dapat mereka deskripsikan
hanyalah penjelasan sebagai model secara umum untuk konteks regional.
Tidak ada kesimpulan spesifik vulkanisme, struktur, system perangkat yang
bagaimanakah yang membentuk tipe mineralisasi yang berbeda yang dapat
diaplikasikan untuk eksplorasi pada skala yang lebih kecil
Latar Belakang Geologi dari Pulau Jawa
1. Pulau jawa merupakan bagian dari Volcanic Arc yang panjangnya mencapai
3700 km yang membentang dari sebelah utara pulau sumatera hingga jawa
bagian timur yang merupakan dari bagian pulau Damar (Hamilton 1979;
Carlile and Mitchel 1994). Busur panjang ini berkembang dari barat menuju
timur sejak Mesozoic dan dibagi menjadi 3 bagian yaitu
a. Sumatera Arc yang berisikan Pulau Sumatera
b. Sunda Arc yang berisikan Pulau Jawa hingga Pulau Flores,
c. Banda Arc yang berisikan bagian timur dari Pulau Flores
2. Walaupun konfigurasi sekarang menunjukkan bahwa sector jawa pertama kali
tumbuh sejak zaman mid-Tertiary, tetapi Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pada zaman Crateseus terdapat trench yang lebih tua yang hidup di
Jawa bagian Tengah hingga Pegunungan Meratus (Kalimantan bagian
tenggara). Busur Crateseus ini merentang sepanjang Pulau Sumatra, Jawa
Barat utara, hingga Kalimantan bagian tenggara.
3. Sejarah tektonik Pulau Jawa pada zaman Cenozoic didasari oleh Petroleum
Backarc Basin, dimana dapat dibagi 2 fase:
a. the Paleogene extensional and subsidence-dominated tectonics
b. the Neogene compressional and thrusting-folding events
Stratigraphic Unconformities menunjukkan terjadi 2 event pada saat Neogen,
yaitu di Miosen Atas dan Plio-Pleistocene. Pada saat itu yang terbentuk
adalah Major Backthrust (Barbis-Kendeng Thrust) yang dapat diusut dari selat
sunda menuju ke timur Jawa.
4. Struktural utama Pulau Jawa diperlihatkan pada gambar 2. Selain Backarc
Thrust dari patahan Barbis-kendeng, terdapat juga 3 patahan utama lain
yang ditemukan di Jawa:

a. Cimandiri Fault (Timur laut-Barat Daya) yang memotong seluruh Jawa


Barat dan masih aktif hingga saat ini.
b. Citandui Fault (Barat Laut-Tenggara) yang terjadi di Jawa bagian Barat.
Patahan ini ditemukan dengan data Gravity oleh (Untung dan Sato
1978) dan sudah tidak aktif
c. Central Java Fault (Timur Laut-Barat Daya) berada di tengah Jawa yang
memotong pulau ini. Patahan ini menyebabkan Gempa Bumi pada
tahun 2006 di Yogyakarta
5. Daerah Penambangan utama yang terdapat di Sunda Arc adalah di:
a. Bayah Dome, Jawa Barat : Pongkor Au-Ag mine (emas dan perak)
dengan cadangan 100 ton emas
b. Pulau Sumbawa: Batu Hijau Porphyry Cu-Au (Tembaga dan emas)
dengan cadangan 914 mt
Metode Penelitian
1. Dimulai dengan data kompilasi dari geosciences untuk seluruh pulau jawa.
Menggunakan GIS untuk analisa alkalinitas, total alkali, alkali rasio, dan
adakite vs normal volcanic arc
2. Mempelajari evolusi pada Cenozoic dengan cara merekonstruksi seluruh
sumber vulkanik sejak tertiary awal hingga saat ini. Penentuan titik sumber
vulkanik pada Tertiary adalah dengan kejadian intrusive (volcanic neck),
dengan radiometric ages dari batuan beku, serta criteria geomorfologi.
3. Rekonstruksi sumber vulkanis Cenozoic menjadi titik awal untuk melakukan
analisa lanjutan karena:
a. Dibutuhkan untuk evolusi spasial dari volcanic arc
b. Dibutuhkan untuk mempelajari evolusi geokimia dari magma dengan
memasukkan data data petrokimia
c. Dibutuhkan untuk mempelajari hubungan antara sumber vulkanis dan
mineralisasi metalik
Hasil dan kesimpulan
1. Hasil rekonstruksi sumber vulkanik zaman tersier terdapat pada gambar 4.
2. Magmatisme backarc mengambil alih sejak zaman miosen ke kuarter. Dengan
fisiografis saat ini sebagai acuan, terdapat 2 lokasi dari backarc magmatisme
yaitu onland java (lasem volcanoes, Quartenary Muria) dan di offshore
(quartenary Bawn Island)
3. Dari hasil pengukuran dengan metode magnet dan dengan pengambilan
sample batuan beku dengan umur dan tempat yang berbeda, didapatkan
suseptibilitas batuan beku adalah 10-4 emu/g . Dari hasil yang didapatkan,
peristiwa magmatisme Cenozoic di Jawa merupakan seri magnetit
4. Membandingkan lokasi dari daerah mineral metalik dan gravity anomaly
(gambar 2 dan 11) menunjukkan keterkaitannya dengan rezim
tektonismenya. Anomali gravitasi tinggi ini menunjukkan lokasi dari sabuk
vulkanik, berarti daerah metal deposit berlokasi di daerah sabuk vulkanik.

5. Kombinasi dari beberapa aspek geodinamik saat magmatisme busur


Cenozoic di jawa memiliki hubungan dengan penyimpanan bijih. Walaupun
hubungan antara mgamatisme magnetite series dan mineralisasi sulfide
diketahui , terdapat berbagai aspek detail yang diikutsertakan dalam
menentukan kuantitas dan style dari metal tersebut. Di jawa, mineralisasi
berasosiasi semata mata hanya dengan magma dan zona subduksi.
6. Porphyry copper-gold bergrade rendah berasosiasi dengan sumber vulkanik
pada saat tahapan awal pengembangan busur kepulauan, dan sumber metal
dan sulfur merupakan hasil dari peluruhan sebagian basaltic material.
7. Data petrochemical dari vulkanik dapat dipadukan di skala regional/luas
apabila:
a. Sr/Y tinggi dan rasio Na2O/K2O dipertimbangkan lebih prospektif untuk
mineralisasi porphyry
b. K2O tinggi, total alkali, dan rasio K 2O/Na2O sangat berpengaruh untuk
mineralisasi epithermal

Anda mungkin juga menyukai