Anda di halaman 1dari 93

Mukadimah

***********
Segala puja dan puji hanya untuk Allah semata, Tuhan semesta alam. Shalawat
dan salam semoga senan tiasa tercurah bagi Rasulullahsaw., penghulu para nabi
dan rasul.
Satu hal yang perlu Anda ketahui, bahwa sesunggunya sitiap manusia membuat
ikatan perjanjian dengan Allah, agar mereka tetap menyembah-Nya dan tidak
menyekutukan Dia dengan suatu apapun. Juga, menjadikan kehidupan mereka
sebagai mihrab untuk senantiasa mengingat dan mengesahkan-Nya, serta tetap
konsisten menjalankan syariat-Nya.
Salah satu unsur dari komitmen ber-islam ialah menasihati sesama muslim,
tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, membimbing manusia ke jalan
yang lurus, serta mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada mereka. Tak ada tugas
lain yang dibawa oleh para rasul yang diutus Allah Azza wa Jallah kepada seluruh
manusia, kecuali hanya menyeruh manusia kepada Allah Yang Esa.
Suatu ketika, dalam sebuah perjalanan singkat, tiba-tiba perhatian saya tertuju
pada sebuah masalah besar yang menimpa banyak orang. Masalah yang menjadi
fokus perhatian di kepala saya itu adalah: terabaikannya sebagian besar potentensi
dan fasilitas yang diberikan Allah azzawa Jallah bagi manusia. Sehingga, mereka
hanya menjadi beban bagi orang lain, sebagaimana digambarkan Al-Quran:
kemana saja engkau mengarahkannya, maka dia takkan mendatangkan kebaikan
sedikitpun.
Atau, mereka menggunakan energi dan potensi ini dengan cara yang salah,
sehingga efektivitas dan pengaruhnya pun tidak terasa. Bahkan, yang muncul
dalam perjalanan hidupnya hanyalah masalah. Produktivitas dan kontribusinya
terhadap kehidupan ini sangat renda. Inovasi dan kreativasinya pun lemah. Ia
hanya terpaku pada model yang sudah ada yang sesunggunya dapat membunuh
perkembngan dan produktivitasnya.
Sebab dari semua ini ialah terabaikannya seluruh pemberian dannikmat Allah
Azza wa Jallah , atau karena tidak adanya bibingan untuk menggunakan nikmat ini
untuk mencapai hasil terbaik. Bila setiap orang mengabaikan nikmat Allah
sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka umat ini akan beralih menjadi
kelompok manusia yang kosong dan sakit. Atau, ia akan menjadi manusia
pengekor yang menghabiskan masa hidup dan potensinya tampa karya baru untuk
kehidupan ini.
Bahkan, tampa berkarya ia tak dapat menegakkan kepalanya dihadapan
manusia lain. Umat ini akhirnya kehilangan peran, kepemimpinan, dan tanggung
jawab yang dibebankan oleh Allah di atas pundaknya. Akhirnya, keadilan
kepemimpinan itu pun diambil alih oleh umat lain, dan tampillah para pemimpin
yang bodoh, sesat dan menyesatkan.
Kehidupan seperti inilah yang dihadapi oleh umat manusia dewasaini. Proses
regenerasi yang terjadi dalam tubuh kaum muslimin selama berabat-abat lamanya

hanya melahirkan al-insan al-adii ( manusia-manusia bisa ) yang tidak dapat


mengembangkan dirinya dan memberi kontribusi bagi lingkungan sekitar. Umat
ini akhirnya berubah menjadi penonton di pinggiran sejarah peradaban, mereka
tidak mengambil peran sedikitpun setelah perna berjaya dan memimpin dunia
selama beberapa abad.
Maka tampilah sekarang ini Bangsa Barat yang memimpin gerebong peradaban
manusia, walaupun sesunggunya mereka adalah bangsa yang jahil yang
mengusung peran kemanusiaan. Mereka jahil terhadap hakikat penciptaan alam
semesta, awal keberadaannya, kehancuran, dan tujuan penciptaannya.
Mereka adalah basa yang bodoh terhadap alam gaep dan segala yang ada di
dalamnya. Sehingga mereka memimpin manusia pada satu sisi kehidupannya
(materi) dan meninggalkan sisi yang lain (ukhrowi). Akibatnya, mereka menjadi
bangsa yang sesat dan menyesatkan. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah
saw, Dhallu wa adhallu ( sesat dan menyesatkan).
Beliau juga bersabda bahwa nama yang paling baik adalah Harist dan
Hamam yang berarti pekerja dan yang berkemauan kuat. Setiap manusia
memiliki kemampuan dan tekat yang mendi bekal bagi mereka untuk
memakmurkan kehidupan ini dan menegakkan keadilan di muka bumi, sehingga
mereka menjadi manusia yang berbahagia dan mampu membahagiakan orang lain.
Bila seseorang mengabaikan kedua bekal di atas, sebagai pekerja keras dan
berkemauan kuat, maka itulah saat dimana ia menjadi beban bagi orang lain. Bila
ia kurang optimal memanfaatkan keduanya, maka dia menjadi kafir atas
nikmatnya Allah Azza wa Jallah. Dan, apabila kedua potensi disalahgunakan,
akibatnya adalah kerusakan dimuka bumi ini.
Bila Anda memperhatikan lingkungan sekitar, maka Anda akan menemukan
orang-orang yang kerap mengeluh dan tertimpa banyak masalah. Padahal, jika
mereka dapat berpikir sejenak, niscaya akan menemukan jalan keluar, karena
kunci keberasilan itu sesunggunya terletak dalam diri mereka.
Pembaca yang budiman, berangkat dari pengamatan saya dalam kehidupan ini,
bergaul dengan masarakat luas dan berusaha membantu mereka keluar dari
masalah, beradaptasi dengan banyaknya rintangan hidup, membaca buku-buku
yang terkait dengan tema yang akan saya tulis, dan kumpulan dari serpihan catatan
yang saya tulis pada kesempatan berbeda, melalui itu semua tulisan ini dapat saya
rampungkan.
Dengan harapan, semoga buku ini turut memberi andil dalam proses
penyelesaian masalah, membantu siapa saja untuk menaklukkan rintangan yang
mebentang di atas jalan yang ia lalui, meningkatkan efektivitas dirinya,
menggerakkan orang pasif, dan membangunkan mereka yang masih tertidur lelap.
Semoga karya ini diterangi cahaya wahyu Ilahi, melenyapkan keraguan, dan
meneguhkan kebenaran yang ada dilamnya.
Pemikiran yang terangkum dalam tulisan singkat ini dapat dimanfaatkan oleh
mereka yang senan tiasa berfikir kreatif, pembawa risalah Nabi Muhammad saw,
dalam tulisan singkat ini dapat dimanfaatkan oleh mereka yang senantiasa berpikir

kreatif, pembawa risalah Nabi Rasulullah saw. dan bagi orang yang kerap
mendapatkan permasalahan dalam hidupnya. Juga bagi para pegawai, karyawan,
dan para pimpinan perusahaan. Bagi setiap anggota keluarga, suami, istri, dan
anak-anak. Bagi para pelaku bisnis, hartawan, ahli strategi, dan bagi siapa saja
yang merasa takut terhadap setiap tekanan serta putus asa. Atau, mereka yang
kerap dihinggapi perasaan iri, angkuh, dengki, dan sebagainya.
Syarat kesuksesan itu ialah, apabila ilmu berbuah amal dan karya nyata,
diaplikasikan secara bertahap, dan mampu mengobati penyakit yang mengidap
dalam diri.
Dan takkan diraih keberhasilan kecuali dengan kekuatan, kebenaran, tekad
dan konsistensi, sebagaimana kegagalan yang akan ditemui bila ia bergandengan
dengan kebatilan, ketidakberdayaan, kemauan yang lemah dan keraguan
buku ini sendiri terdiri dalam beberapa bagian:
1. Sejenak dengan diri pribadi, mengembangkan dan menambah efektivitasnya.
2. Anda dan orang lain, menjalin hubungan yang lebih baik dan harmonis.
3. Apakah anda meraih kesuksesan dalam pekerjaan?
Akhirnya, pada bagian akhir dari mukadimah ini, saya memohon ampun
kepada Allah yang Maha Lembut dan Mahakasih, semoga Ia senantiasa
membimbing kita dalam ketaatan kepada-Nya, meridhoi seluruh usaha dan
menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang menunjuki manusia jalan kebenaran.

Sejenak dengan Diri Pribadi,


Mengembangkan dan meningkatkan Efektivitasnya
********
Nilai dan Tujuan Hidup
Allah swt. tidak menciptakan kehidupan ini dengan sia-sia, sebagaimana ia
tidak menciptakan manusia di atas permukaan bumi ini tanpa tujuan. Allah swt.
berfirman,
Maka, apakah kamu mengira bahwa sesunggunya Kami menciptakan kamu
secara main-main (saja) (Al- Muminuun:115)
dan firman-Nya lain:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku . (Adz-Dzaariyaat:56)
setiap orang yang berakal, melalui perantaraan akal dan fitrah yang Allah
ciptakan dalam dirinya, akan mengetahui bahwa alam semesta ini dibangun
dengan sistem yang sangat cermat dan teliti. Demikian pula dengan penciptaan
manusia yang paling sempurna di antara makhluk lainnya. Maka penciptaan

keduanya, alam semesta dan manusia sebagai penghuninya, tentu mempunyai


tujuan yang tinggi, dan luhur.
Oleh karena itu, setiap orang yang menghilangkan waktunya dan
menghabiskannya pada sesuatu yang tidak bermanfaat, sangat bertentangan
dengan hakikat penciptaan ini. Sudah seharusnya bila setiap manusia menjadikan
waktu hidupnya itu sebagai sarana untuk meraih tujuan. Juga untuk melakukan
usaha demi meraih cita-citanya, dan memprogram kehidupannya di atas dasar
hakikat penciptaan ini.
Bila kita membaca biografi orang-orang sukses dalam kehidupan mereka,
maka akan menemukan bahwa landasan kesuksesan itu ada pada perencanaan dan
tujuan yang jelas.
Hasan Al-Bashri perna berkata tetang Umar bin Abdul Azis ra, Saya tidak
perna menyangka bahwa saat Umar melakukan sesuatu kecuali ada tujuan yang
menyertainya.
Sementara Salman ra. berkata, Sesunggunya saya mengintrokpeksi waktu
tidurku sebagaimana saya mengentrokpeksi diriku saat berdiri.
Bagaimana Menyusun Tujuan.
Tujuan hidup manusia terbagi dalam dua bagian :
1. Tujuan jangka panjang,global, dan berkesinambungan. Biasa disebut dengan
tujuan strategis.
2. Tujuan jangka pendek, parsial, dan bertahap atau sementara. Biasa disebut
dengan tujuan teknis.
Dalam penerapkannya, tujuan teknis dilakukan untuk mencapai tujuan
strategis, sekaligus sebagai wasilah untuk meraihnya.
Tujuan terbesar, cita-cita termulia atau kehendak tertinggi yang seharusnya
diraih oleh setiap manusia dalam kehidupan ini adalah meraih ridha Allah swt,
dengan cara yang telah digariskan dalam syariat-Nya.
Dalam pembahasan ini, saya akan berusaha menjelaskan beberapa pemikiran
penting tentang bagaimana mendefinisikan tujuan hidup seseorang. Berapa poin
pemikiran tersebut antara lain:
1. Jangan membiasakan diri melakukan aktivitas yang tudak didasari oleh tujuan.
Sebab, jiwa manusia itu ibarat anak kecil, apabila ia terbiasa melakukan
sesuatu, maka lambat laun akan menjadi perilaku yang melekat dalam diriny.
Sebagian orang mungkin bertanya, apakah itu berarti bahwa kehidupan ini
harus selalu dihadapi dengan penuh keseriusan dan tak ada waktu buat rileks
dan bersenang-senang?
Jawabannya tentu tidak! Karena jiwa setiap manusia tidak mampu melakukan
hal itu. tapi keinginan jiwa untuk bersenang-senang hendaknya dilakukan pada
waktu dan cara yang tepat, sehingga tujuan yang diinginkan tetap sesuai syariat
dan menjadi bagian dari tujuan yang dibutuhkan.

Contoh: Anda ingin berangkat menuju kota A pada hari Ahad, dan akan tinggal
dikota itu selama tiga hari. Tujuan keberangkatan Anda antara lain:
a. Mengunjungi rumah saudara dan keluarganya sambil membawa hadiah
buat mereka.
b. Mengunjungi sebuah masjid yang sedang di renovasi, dan Anda diminta
untuk membantu proyek tersebut.
c. Bertamasya ke tempat rekreasi di dekat sebuah desa yang telah Anda
dengar keindahannya.
d. Berkenalan dengan sesepuh desa tersebut sambil mewawancarainya tentang
peristiwa-peristiwa bersejarah yang pernah ia alami guna mengambil ibrah
dan pengalaman hidup darinya.
e. Menjajaki kemungkinan didirikannya proyek bisnis di tempat itu dengan
mengajak beberapa kawan agar terlibat di dalamnya.
f. Menyampaikan pelajaran atau ceramah di masjid desa tersebut bila
memungkinkan.
Demikianlah setiap aktivis yang akan dikerjakan harus didahului dengan
kristalisasi tujuan. Cara ini dilakukan secara sistematis dengan mendahulukan
aktivitas yang lebih penting, lalu menjadwal waktu pelaksanaannya. Pada akhir
pelaksanaan rencana-rencana tersebut, lihatlah prosentese dari beberapa tujuan
yang berhasil Anda capai.
Bila Anda telah membiasakan diri melakukan cara seperti ini, niscaya akan
menemukan kehidupan yang berjalan dengan teratur dan terencana secara
spontanitas. kEhidupan yang menolak kesemrawutan, tidak dikuasai oleh
kekosongan, dan tidak menghilangkan waktu yang menjadi inti kehidupan.
2. Pada saat menentukan sasaran, Anda harus memperhatikan terlebih dahulu
fasilitas yang tersedia. Setelah itu, rumuskan tujuan sesuai dengan fasilitas
pendukung tersebut. Tujuannya, agar yang ingin dicapai itu bukan sekadar
ambisi dalam mimpi, karena fesilitas yang tersedia sangat sederhana dan tidak
seimbang dengan besaran tujuan yang ditargetkan.
Misalnya, saat akan terjun dalam dunia bisnis, maka Anda harus
memperhatikan jumlah modal yang harus diinvestasikan untuk menjalankan
bisnis ini. Setelah itu, tentukanlah jenis bisnis yang akan dijalani sesuai dengan
jumlah modal invetasi yang disiapkan. Atau, ketika Anda sedang berusaha
mencari pekerjaan, maka perhatikanlah ijazah pendidikan yang dimiliki, serta
keterampilan dan potensi yang Anda kuasai dengan baik. atas dasar itulah Anda
dapat menentukan jenis pekerjaan yang dapat dijalani.
Sebaliknya, berhati-hatilah agar Anda tidak membekukan atau merusak sarana
dan fasilitas yang tersedia itu, dan hanya menyibukkan diri pada sasaran yang
sangat sederhana. Meskipun sesungguhnya Anda dapat merancang sasaran
yang lain. Kedua hal diatas, bersandar pada angan-angan dan menyibukkan diri
pada sasaran yang sangat sederhana, hanya akan membuang-buang waktu dan
menghancurkan potensi Anda.

3. Tujuan yang ingin diraih hendaknyadisesuaikan dengan waktu yang tersedia.


Sebab, salah satu petaka yang dapat membunuh sebuah tujuan besar ialah tidak
tersedianya waktu yang cukup untuk merealisasikan keinginan tersebut. Sama
seperti orang yang ingin meraih ijazah universitas dalam bidang kedokteran
hanya dalam waktu satu tahun setelah ia menyelesaikan pendidikan SMA-nya.
Sebaliknya, ada orang yang membuang banyak waktunya untuk meraih sebuah
tujuan. Padahal, tujuan itu sesungguhnya hanya memnutuhkan waktu yang
singkat. Misalnya, seorang mahasiswa yang dapat menyelesaikan pendidikan
di perguruan tinggi dalam waktu empat tahun. Namun karena ia santai dan
bermalas-malasan, maka gelar kesarjanannya di capai hingga delapan tahun.
Menciptakan kesadaran dalam diri bahwa waktu adalah kehidupan, merupakan
langkah pertama munculnya gelora jiwa dan lahirnya harapan, serta cita-cita
untuk segera melupakan yang telah berlalu. Ia pun akan memanfaatkan masa
sekarang dan siap menyongsong masa depan. Tak ada kerugian yang lebih
besar dari hilangnya waktu luang, karena ia takkan tergantikan oleh waktu
lainnya. Dan, bagi orang-orang yang cerdas dan berpandangan jauh kedepan,
nilai waktu tak dapat disejajarkan dengan uang atau emas.
4. Sasaran yang ingin diraih harus berlandaskan syariat Allah Azza wa Jallah.
Tujuan yang mungkin bisa diraih memang sangat banyak, namun kehidupan
yang Allah berikan ini tidak lah sempit, kecuali bagi orang-orang yang lemah.
Lihatlah kisah Nabi Yunus as. Yang tak putus asa, senantiasa berharap dan
bertasbih kepada Allah walau ia berada dalam perut ikan. Namun demikian,
ada sasaran yang setiap orang harus berusaha untuk merealisasikannya, dan ada
pula yang tidak boleh dilaksanakan, bahkan sekadar memikirkannya pun tidak
dibenarkan. Setiap usaha yang dilakukan di muka bumi ini yang bertujuan
untuk menciptakan kerusakan, haram dilaksanakan, walaupun ada peluang
melakukannya dan menimbulkan kenikmatan serta manfaat bagi pelaku. Dalam
timbangan kebenaran, hal demikian bathil dan tertolak .Allah Azza wa Jallah
berfirman, wa qadimna ila amilu fajaalnahu habaan mansturo ,dan
Rasulullah saw. bersabda, Siapa saja yang melakukan sebuah amalan yang
tidak ada landasanyadari kami, maka amalan itu tertolak.
Perilaku semacam ini takkan hadir dalam diri manusia, bila ia hidup dalam
naungan iman dan cahaya Al-Quran. Sebab, dengan kedua unsur itu ia akan
bangkit memakmurkan dunia untuk memperoleh balasan atas apa yang telah
diusahakan di akhirat kelak. Adapun hati yang tidak bercahaya dengan nur
rasalah Muhammad ini, maka itulah hati yang dipenuhi kegelapan. kiTa
senantiasa berlidung kepada Allah atas segala usaha yang kita sangka sebagai
kebaikan namun ternyata itu ialah kerusakan.
Usaha memperoleh harta dan mengembangkan kekayaan untuk menikmati
kehidupan dunia, atau mengimfakkannya pada kebaikan, adalah tujuan yang
dapat dicapai oleh setiap orang yang mengerhkan tenaganya untuk itu. setiap
orang dapat meraih tujuan tersebut dengan cara yang benar sesuai syariat,
seperti berbisnis, bertani, berparawisata yang Islami. Walau ada juga yang

dapat meraihnya melalui cara-cara kotor yang diharamkan, seperti menyuap,


menipu, ribah atau menjual narkoba.
Kedua hal di atas mempunyai tujuan yang sama: mengumpulkan harta
kekayaan, namun caranya berbeda. Kelompok pertama mengumpulkan
kekayaan dengan cara yang halal, maka baginya kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat bila ia juga menginfakkannya atas jalan kebaikan. Sedangkan
golongan yang lain mengumpulkan hartanya dengan cara yang haram, maka
baginya derita di dunia dan siksa yang pedih dalam neraka Jahannam. Dan
perumpamaan lain ialah mahasiswa yang ingin berhasil dalam pendidikannya,
maka dia akan bersungguh-sungguh, konsisten dan yakin atas kemampuan diri
setelah bertawakkal kepada Allah, berdoah dan berserah diri pada-Nya.
Sementara yang lain imgin berhasil tapi dengan cara yang curang, menipu, dan
bertumpu pada kemampuan kawan-kawannya, betapa berbedanya kedua jenis
manusia di atas.
5. Sasaran yang ingin dicapai hendaknya terdefinikasikan dengan jelas, tidak
kabur atau samar-samar. Karena, ketidakjelasan tujuan dan tidak
terdefinikasikannya dengan baik, akan membuat seseorang tidak mampu
mencapai apa yang ia kehendaki. Bahkan, ia taktahu apa seharusnya yang
diinginkan. Misalnya, seorang mahasiswa yang sebentar lagi akan
menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi, naman ia belum
menentukan jenis spesialisasi yang hendak ditekuni, dan di universitas man
yang akan ia masuki, serta kapan rencana itu akan dimulai. Tujuan yang tidak
terumuskan dengan baik seperti ini akan mempersulit mahasiswa tersebut
untuk merealisasikannya.
Sama seperti orang yang ingin mendapatkan pekerjaan baru setelah pensiun,
namun ia tidak berusaha mencari pekerjaan lain. Atau, seseorang yang ingin
bepergian namun tidak membatasi arah tujuannya dan menentukan jenis
pekerjaan yang mungkin ia lakukan dalam perjalanannya. Jadi, kejelasan
sasaran dan menentukannya dengan teliti merupakan keharusan. Kejelasan
sasaran terletak pada muatannya: positif atau negatif. Atau, Anda dapat
mendefinisikan dengan jelas apa yang diingikan. Salah satu bentuk kesalahan
yang sering dilakukan bayak orang ialah saat ia ditanya tentang tujuannya,
maka dia menyebut beberapa tujuan yang sesungguhnya tak diinginkan. Tapi
apa yang ia inginkan tidak tergambar jelas dalam dirinya, atau bahkan tidak
terlintas dalam pikirannya. Kejelasan tujuan juga akan tampak apabila Anda
sering membayangkan detail tijuan yang diinginkan, seakan berhasil meraihnya
dan merealisasikan melalui kedua tangan Anda.
6. Syarat lain yang menentukan keberasilan sebuah tujuan ialah membuat
program kerja. Karena setiap tujuan yang besar pasti ada peluang untuk
mencapainya, sesuai syariat, dan terdefinisikan dengan baik. Namun jika tidak
menjelaskan jalan yang dilalui untuk meraihnya, maka ia tak lebih dari sebuah
rencana dan angan-angan belaka. Jadi, untuk merealisasikan tujuan besar harus
disertai dengan program kerja sebagai jalan untuk meraihnya.

Inilah yang membedakan antara orang yang bersungguh-sungguh dan yang


lemah dalam kehidupan ini. Sebuah tujuan bagi orang yang mempunyai
kesungguhan dan tekat kuat, selain mendefinisikan dengan jelas, dia juga
menyertainya dengan pikiran, menyiapkan proses pecapaian dan
pelaksanaannya, juga apa saja kendala-kendala yang mungkin muncul serta
bagaimana mengatasi dan melakukannya.
Adapun orang yang tidak mempunyai aktivitas dan suka menunda pekerjaan,
maka banyak tujuan dan mimpi yang memenuhi kepalanya. Namun ia tak
berusaha melangkahkan kaki berjalan di atas jalan kesuksesan.
Misalnya, seseorang ingin memperoleh tempat tigal dalam waktu hanya dua
tahun, maka dia harus membuat program agar tujuannya tercapai. Beberapa
langkah yang perlu ia lakukan antara lain, menyiapkan anggaran
pembangunan, mencari lokasi perumahan yang cocok, membuat desain
arsitektur, mengurus akte tanah dan membeli segala kebutuhan pembangunan
rumah tersebut. Seluruh rencana tersebut seharusnya terperogram dengan baik,
detail, cermat dan teliti.
Ini tentu saja berbeda deng orang yang ingin menyusun sebuah buku, maka dia
harus menentukan tema buku tersebut, menelaah referensinya, lalu mulai
menyusun isi buku tersebut yang terdiri dari beberapa bab, pasal, kerangka
bahasan, dan lain sebagainya.
7. Setelah membuat progran kerja, menyiapkan segala kebutuhan dan menetapkan
waktu pelaksanaan, maka langkah berikutnya ialah menentukan arah
pelaksanaan dan pengawasan, serta membuat standar kemajuan atas setiap
yang diraih.
Setiap manusia yang melangkah maju kearah tujuannya, akan menghadapi
banyak rintangan. Dalam keadaan demikian, biasanya mendorong orang
tersebut untuk kembali memodifikasi beberapa program yang telah ia
rencanakan, dan meninjau ulang tahapan-tahapantujuannya, agar dapat
mengantarnya meraih cita-cita itu. Anda harus yakin atas program yang
dilaksanakan, disertai dengan kebulatan teka tanpa keraguan sedikitpun. Yakni
kebulatan bahwa Anda pasti mampu meraih tujuan itu, dan hanyak Anda yang
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan itu, tak ada yang lain. Bila tidak,
maka kegagalan akan selalu menyertai langkah kaki Anda.
8. Sasaran yang ingin Anda capai hendaknya merupakan kebutuhan, dan menjadi
prioritas utama dari aktivitas lain yang dilakukan. Biasanya ada orang yang
berusaha mencapai sasaran tertentu karena seluruh persyaratan yang
disebutkan di atas telah terpenuhi. Namun sesungguhnya, ia tidak
membutuhkan sasaran itu. Sama seperti orang yang menyiapkan masa liburan
tahunnannya dengan menyewa tempat peristirahatan selama semingguh,
padahal dia belum memiliki rumah pribadi yang dapat ia tinggali selamanya.
Ini adalah perumpamaan bagi orang yang tidak memperhatikan skala prioritas,
dengan mendahulukan apa yang seharusnya ditunda, tapi menunda apa yang
seharusnya ia dahulukan. Seseorang yang berprilaku seperti ini, biasanya akan

menghadapi situasi yang semakin sulit, hingga akhirnya dia menghabiskan


masa hidupnya pada hal-hal yang tidak berguna dan remeh-remeh. Padahal, dia
mampu melakukan pekerjaan lain yang membuahkan hasil, jejal dan pengaruh,
yang manfaatnya dapat dipetik di dunia ini dan di akhirat kelak.
Penjelasan di atas juga membimbing kita untuk menentukan isyarat lain bahwa,
setiap manusia yang sedang merancang tujuannya dan berusaha untuk
meraihnya harus memiliki ambisi dan kemauan besar, serta jiwa yang tidak
kenal lelah untuk meraih ketinggian, Kehidupan ini ada batasnya, dan
kesempatan yang kita peroleh saat ini takkan terulang kembali. Sebab itu,
barangsiapa yang menghabiskan waktunya dan hari-hari kehidupannya dengan
menyibukkan diri pada masalah-masalah kecil yang remeh-temeh, niscaya ia
akan terjerumus di dalamnya dan takkan bangkit meraih puncak keberasilan.
Contoh, seorang pelajar yang memiliki kecerdasan luar biasa, meraih predikat
cumlaude di SMA dan mampu melanjutkan pendidikannya di Perguruan
Tinggi hingga meraih gelar doktor. Tapi karena merasa cukup puas dengan apa
yang ia peroleh di SMA, ia pun lalu memilih untuk mencari pekerjaan yang
diinginkan daripada melanjutkan pendidikan. Pelajar seperti ini sesungguhnya
telah mematikan potensi dirinya dan mengubur kemampuannya. Penyebab dari
itu semua ialah, sederhananya tujuan dan terbatasnya ambisi.
Sebagian manusia menghabiskan waktunya dalam kesia-siaan, hra-hura,
bergaul dengan orang-orang malas dan pengaguran. Andai saja ia
memanfaatkan waktunya untuk beribada kepada Allah Azza wa Jallah
membaca buku, berzikir, membantu orang-orang yang membutukan
bantuannya atau mencari rizeki yang halal, niscaya ia akan menciptakan
kehidupan yang lebih baik bagi dirinya.
Tapi karena ketiadaan ambisi dan merasa puas dengan kehidupan yang
sederhana, justru membuatnya hidup dalam kerugian. Allah swt. berfirman:
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata,
Ya Tuhanku,
kembalikanlah aku ( ke dunia), agar aku dapat berbuat amal yang shalih
terhadap yang telah aku tinggalkan. (Al-Ankabut:99-100)
9. Bila Anda telah menetapkan sasaran umum, dan segala persyaratan yang
disebutkan di atas telah tersediah, maka Anda harus membagi sasaran umum
ini kedalam beberapa sasaran tahapan yang lebih kecil. Setiap capaian pada
sasaran tahapan itu akan mendekatkan Anda ke arah pencapaian sasaran umum.
Sehingga sasaran umum itu dapat terealisasi dengan tecapainya sasaran
tahapan.
Setelah membagi sasaran umum itu kedalam beberapa sasaran tahapan, buatlah
langkah-langkah aplikasi yang dapat dilaksanakan setelah merealisasikan
setiap sasaran tahapan dengan baik.

Contoh, bagi seseorang yang hendak menyusun sebuah buku dalam jenis dan
tema tertentu, maka ia harus membuat beberapa tahapan tujuan seperti berikut
ini:
a. Membuat Rencana Penyusunan.
b. Menentukan sumber dan referensi bahan penulisan.
c. Persiapan penulisan.
d. Mencetak dan menyebarkan.
Setiap sasaran tahapan di atas memerlukan langkah-langkah aplikatif.
Misalnya, langkah aplikasi tujuan pertama adalah membuat rencana
penyusunan sebagai berikut:
a. Menelaah kembali pembahasan yang sudah ada sebelumnya dan sama
dengan tema yang akan ditulis.
b. Mendata setiap masalah dan bahasan yang diperoleh bila terkait dengan
tema penulisan.
c. Menelaah buku-buku yang secara khusus menjelaskan metode penulisan,
sekaligus mecatat hal-hal yang terkait dengan tema buku yang akan ditulis.
d. Mengumpulkan serpihan-serpihan tulisan, lalu disusun dan dirangkai
kembali.
e. Mengajukan hasil tulisan kepada beberapa orang yang ahli dalam bidang
yang ditulis, atau kepada mereka yang lebih tahu dari kita.
f. Memanfaatkan catatan dan petunjuk mereka melakukan persipan akhir dari
buku tersebut.
Tujuan kedua, membatasi sumber dan referensi bahan penulisan.
Langkah-langkah aplikasinya adalah sebagai berikut:
a. Mencari dan meneliti referensi yang terkait dengan bahan penulisan di
perpustakaan pribadi.
b. Mengujungi sebanyak mungkin toko buku untuk mencari referensi yang
dibutuhkan, sekaligus membeli buku-buku yang dibutuhkan.
c. Mengujungi perpustakaan umum lalu mecatat judul buku dan halamannya
bila terkait dengan tema tulisan.
d. Berkunjung ke perpustakaan pribadi milik kawan atau sahabat, dan kalau
mungkin meminjam buku-buku yang dibutuhkan sebagai referensi
penulisan.
Bilah sasaran tahapan kedua ini telah selesai, maka beralihlah kepada tahapan
ke tiga, yaitu persiapan penulisan yang juga mempunyai beberapa langkah
aplikasi. Selajutnya ke tahapan keempat, yaitu percetakan dan penyebaran atau
pemasaran buku.
Saya sengaja tidak menuliskan langkah-langkah aplikasi dari dua tahapan
terakhir di atas, karena saya meresa bahwa langkah-langkah aplikasi dari dua
tahapan pertama telah dapat dijadikan sebagai contoh dan perbandingan.
Apabila empat sasaran tahapan di atas dapat tercapai melalui langkah-langkah
aplikatif, maka sesunggunya Anda telah mencapai sasaran utama, yaitu menulis
sebuah buku pada tema dan almu tertentu.

Hal lain yang perlu diperhatikan pada sasaran setiap tahapan dan langkahlangkah aplikasi ini ialah menyiapkan alternatif pengganti. Sehingga pada saat
ada langkah aplikasi dari program itu tidak dapat dilaksanakan karena berbagai
alasan, maka segera diambil langkah alternatif yang telah direncanakan itu.
bahkan bila Anda merasa bahwa sasaran utama yang direncanakan tak
mungkin dicapai, maka hendaklah memiliki sasaran alternatif yang dapat
dicapai dengan mengerahkan segenap kemampuan.
Misalnya, judul buku yang ingin disusun itu telah ditulis dan terbit di pasaran,
sedangkan Anda baru mengetahui setelah bekerja dengan susah payah dan
telah melalui langkah-langkah aplikasi dari penulisan buku itu. Atau, Anda
merasa bahwa informasi yang tersedia tidak cukup untuk menulis buku yang
dikehendaki, maka pada saat itu seharusnya mengganti tujuan utama dengan
menulis makalah atau bahasan ilmiah yang ada kaitannya dengan tema tulisan
Anda pada sebuah acara seminar atau pelatihan.
Perumpamaan di atas sengaja saya sampai agar dapat dipraktikkan dalam usaha
meraih sasaran utama Anda dalam kehidupan ini.
10. Bagian lain dari ungsur keberhasilan meraih tujuan itu ialah hendaknya usaha
yang sedang dilakukan tersebut tetap dirahasiakan, dan tidak diketahui ole
mereka yang tak layak mengetahuinya. Ingatlah salah satu pesan yang
mengatakan, mintalah bantuan untuk menyelesaikan urusan anda dengan
cara merahasiakannya. Sebab itu, barangsiapa yang tidak mampu menjaga
rahasianya, maka janganlah ia memaki orang lain bila menyebarkannya.
Betapa banyak ujuah yang hilang dan gagal diraih atau bahkan dicuri oleh
orang lain karena pelakunya sendiri yang membongkar rahasia usahanya.
Mengatur Hidup adalah syarat kesuksesan
Allah Azza wa Jalla menciptakan alam raya dengan sistem yang sangat teliti
dan akurat, tak ada sedikit pun kelengahan atau keraguan. Dalam Al-Quran Allah
swt. berfirman,
..dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuranukurannya dengan serapi-rapinya. (Al-Furqaan:2)
dalam ayat lain Allah swt. berfirman,
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Paling Tinggi, yang menciptakan, dan
menyempurnakan (pencipta-Nya). Dan yang menentukan kadar (masingmasing) dan memberi petunjuk. (Al-A`laa:13)
Dengan keakuratan penciptaan alam raya ini, serta hikmah cemerlang yang
terkandung didalamnya, Allah Azza wa Jalla menguji manusia dengan memberi
mereka kebebasan untuk memilih dan memutuskan. Dengan adanya kebebasan

tersebut, setiap manusia dapat memilih untuk mengatur waktunya dengan baik,
atau malah menghabiskannya pada hal-hal yang tidak berguna.
Isyarat keteraturan dalam kehidupan manusia sesungguhnya ada di sekeliling
mereka, ada pada setiap bagian terkecil dari alam ini, pada pergantian siang dan
malam, perubahan cuaca dan musim, pepohonan yang mengeluarkan buah yang
ranum, dan pada binatang ternak yang beranak pinak. maka keteraturan sunnah
alam raya beserta segala yang ada di dalamnya.
Setelah itu, Allha Azza wa jalla menurunkan syariat-Nya sebagai peneguh dari
hakikat penciptaan ini melalui ajaran dan hukum-hukum-Nya dalam beribadah dan
interaksi sosial.
Bila seseorang tidak dapat memahami isyarat dan seruan ini, bahkan mengatur
sisa hidupnya sesuka hati, maka sesungguhnya ia membuka medan pertarungan
dengan seluruh makhluk yang ada di sekelilingnya. Dan, itu akan mengakibatkan
kelelahan dan kepenatan dalam hidupnya, sehingga ia kan tertekan dan tidak
produktif dalam pekerjaannya. Pada akhirnya orang seperti ini akan beroutus asa
saat melihat orang lain telah melangkah jauh di depannya, sementara ia masih
jalan di tempat. Semua itu adalah akibat dari tidak dimanfaatkannya waktu dengan
baik, yang sama saja dengan menghancurkan kehidupan yang diberikan Allah
Azza wa Jalla.
Kita dapat mendefinisikan kata keteraturan dengan kalimat: Memaafkan
seluruh sarana yang dapat dipakai untuk meraih tujuan yang mulia melalui
rencana yang matang.
Definisi singkat di atas mengantar kita untuk memahami secara mendalam
beberapa hal, di antaranya:
1. Ukuran sarana yang dibutuhkan
2. Mengetahui dengan baik pentingnya setiap sarana
3. Mengetahu dan menentukan tempat bagi setiap sarana yang dibutuhkan dari
pekerjaan yang dilakukan.
4. Alokasi waktu yang dibutuhkan pada setiap sarana yang digunakan.
Beberapa Sebab Ketidakteraturan Hidup
1. Menganggap enteng waktu yang tersedia dan menghabiskannya pada aktivitas
yang tidak berguna. Padahal tak ada musibah yang paling besar yang
menimpah seseorang melebihi kehilangan waktu, karena waktu yang telah
berlalu tak akan kembali sedikitpun. Dalam salah satu hadits disebutkan bahwa
tidaklah fajar menyingsing kecuali sebuah suara menyeru, Wahai anak Adam,
akulah ciptaan baru itu dan akan menjadi saksi atas amalan kalian. Aku tak
akan kembali lagi menjumpai kalian hingga datangnya hari kiamat. Maka,
berbekallah kalian dengan kebaikan bersamaku setiap orang yang berakal
akan memahami bahwa waktu baginya setiap orang berakal akan memahami
bahwa waktu baginya adalah hembusan nafasnya, setiap detik yang berlalu
darinya adalah usia yang berkurang. Sebagaimana dikatakan oleh seorang
penyair:

Detak jantung setiap orang berkata padanya


Sesungguhnya kehidupan ini adalah menit dan detik
Oleh karena itu, manusia berakal dan menjalani setiap detik dari kehidupannya
dengan semangat produktivitas yang lebih baik dan bermutu, karena didasari
pada pemahaman bahwa Allah Azza wa Jalla akan bertanya kepadanya
tentang usianya yang dihabiskan dan masa mudanya yang dilalui.
Tetapi manusia yang kacau dan pengangguran menganggap bahwa tak ada
yang lebih enteng baginya kecuali menghabiskan waktunya untuk pesta pora
dan leha-leha. Mereka tidak sadar dan tidak berpikir untuk menggunakannya
dengan baik. Sebaliknya, mereka saling mengajak untuk membunuhnya.
Begitulah kadar pengetahuan manusia yang mengibahkan itu. mereka tidak
berpikir bahwa sesungguhnya dengan baik. sebaliknya, mereka saling
mengajak untuk memaafkannya dengan baik sesuai kemampuan.
Betapa anggungnya ucapan salah seorang ulama salaf takala ia diajak untuk
melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, jika engkau ingin memenuhi
ajakanmu, maka hentikanlah matahari itu. bila seseorang terbiasa menjaga
waktu dan memanfaatkannya pada sesuatu yang berguna, maka jiwanya akan
selalu termotivasi untuk mengatur seluruh urusan hidup dengan baik. sebab itu,
hendaklah kata hikmah ini menjadi pegangan Anda, Waktu adalah kehidupan,
maka janganlah Anda menghilangkannya. Bantulah saudara Anda yang lain
agar memaafkan waktunya dengan baik.
2. Tidak mampu membedakan antara perkara yang penting dan sepele. Sebagian
orang biasanya menyibukkan diri pada masalah yang tidak esensial dan
sekunder, atau pada hal-hal yang mubah dan boleh dilakukan, lalu
menghabiskan waktunya pada urusan itu. pada posisi lain, ia menyepelehkan
masalah yang penting atau wajib. Ini sama saja dengan orang yang
mengerahkan
seluruh
kemampuan,
melapangkan
waktunya
dan
mengeluarkannya uang yang tidak sedikit, sekadar untuk memilih warna yang
cocok untuk interior dan eksterior rumahnya. Namun ia lalai membangun
pondasi yang kuat dan tiang penyangga yang kokoh untuk bangunan
rumahnya. Akibatnya, rumah tersebut runtuh beserta segala isinya, dan warna
yang menarik pada rumah itu tidak berarti lagi. Begitulah perjalanan hidup
sebagian orang, berlalu dengan aktivitas yang tiada makna, penampilan penuh
dusta, pesta pora, dan basa-basi. Bila Anda meneliti kehidupan mereka untuk
memenuhi kadar ilmu yang dimiliki, dan karya yang telah mereka hasilkan,
maka Anda akan sangat kesulitan untuk mengetahui semua itu. walaupun telah
diberi kesempatan menikmati kehidupan dunia yang penuh tipuan, namun
mereka seakan tersadar saat kehidupan itu terputus dari mereka, saat orang lain
melupakannya, atau ketika kematian menjemputnya dan ia kembali kekampung
akirat. Pada saat itulah mereka sadar, bahwa buaih air itu hilang tertiup angin,
dan tak ada sedikitpun yang tertinggal, kecuali yang bermanfaat bagi manusia.

Kematian lain yang dihujamkan oleh ahli kebatilan terhadap orang-orang yang
giat dan serius ialah memalingkan mereka dari pekerjaan-pekerjaan besar. juga,
mengarahkannya kepada urusan-urusan kecil, sehingga hal-hal kecil itupun
semakin menumpuk dan kian banyak.
Ketahuilah, banyak orang yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil di
dunia, bahkan mereka berdesakan di atas jalan itu. Namun perkara-perkara
agung, hampir tak ada orang yang dapat melaluinya. Maka laluilah jalan itu
bila Anda memiliki tekad dan kemauan keras.
3. Tidak tepat waktu dalam melakukan pekerjaan yang telah direncanakan.
Apakah terlalu cepat dari waktu yang telah di tentukan atau tertunda dari waktu
yang seharusnya. Karena itu, benar apa yang dikatakan oleh Abu Bakar AshShiddiq dalam wasiatnya kepada Umar bin Al-Khathtab, ia berkata,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menerima hasil karya hamba-Nya
pada malam hari dan tidak menerimanya pada siang hari, dan menerimanya
pada siang hari dan tidak dalam malam hari. Akan menjadi jelas bagi orang
yang merenungkan penciptaan alam semesta ini, bahwa sesungguhnya Allah
Azza wa Jalla menjadikan segala sesuatu sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, tidak maju atau mundur sedikitpun. Sebagaimana pergantian siang
dan malam, terbit dan terbenamnya sang mentari, pergantian musiam,
pepohonan yang mengeluarkan buahnya, hewan ternak yang neranak pinak,
dan sebaliknya. Atas dasar sunah Ilahiyah inilah syariat Allah diturunkan.
Seperti shalat lima waktu, puasa, haji, zakat, dan sebagainya. Oleh karena itu,
setiap manusia seharusnya menyatu dengan alam ini. Menjalani hidupnya
diatan landasan wahyu penciptaan ini, sehingga kita dapat mengatur wakyunya
dengan baik dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Setiap aktivitas yang bertolak belakang dengan sistem itu hanya sia-sia,
sebagaimana orang yang mengharapkan buah yang matang sebelum masahnya
tiba. Juga sama dengan pekerjaan yang telah ketinggalan zaman dan masa
pemanfaatannya telah lewat. Seseorang mungkin telah bekerja dengan sangat
lelah, berbuat dan berbuat, namun karena tidak disertai dengan arah yang tidak
jelas dan kedisiplinan dalam bekerja, buah dari hasil karya itu tak dapat ia
petik.
4. Tidak Menyempurnakan Pekerjaan. Betapa banyak orang yang menjalani
kehidupannya dengan aktivitas dan program kerja yang telah direncanakan
sebelumnya, namun kemudian mereka meninggalkannya sebelum
pekerjaannya itu rampung, demikian seterusnya. Hari-hari mereka dihabiskan
dengan menanam benih, buah itu dipetik. Bahkan, pekerjaan itu kian
menumpuk menjadi beban kiat berat. Padahal, kesempatan dan kemampuan
yang dimiliki setiap orang sangat terbatas. Demikianlah hari-hari itu berlalu
sementara manusia asyik berjalan di belakang fatamorgana.
5. Kebiasan mengulang sebuah pekerjaan lebih dari satu kali, karena menduga
bahwa pekerjaan itu belum pernah ia lakukan sebelumnya. Misalnya, seseorang

yang sedang menyusun sebuah makalah ilmiah lalu menemukan hadits dan
men-takhrij-nya. Pada kesempatan lain ia menemukan hadits serupa dan
kembali men-takhrij-nya sekali atau dua kali. Padahal yang demikian itu hanya
membuang-buang waktu dan meruntuhkan semangat sedang tak ada yang baru
dari hasil kerja itu.
Kebiasan mengulangi sebuah pekerjaan tanpa keperluan hanya akan
mengurangi produktivitas kerja seseorang. Ia akan kehilangan kesempatan
untuk berkarya yang lebih banyak untuk bekal kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
Walaupun perkara semacam ini adalah buah dari ketidakterarahan dalam hidup,
namun kebiasaan ini juga akan menjadi penyebab munculnya kesemerawutan
pada saat melakukan pekerjaan baru lainya. Oleh karena itu seseorang berkata,
Keburukan itu akan menciptakan keburukan yang lain, sebagaimana
keburukan yang lain, sebagaimana kebaikan akan menjadi sebab lahirnya
kebaikan yang lain.
6. Pekerjaan yang dilakukan berjalan secara tidak teratur dan tidak tertib.
Sebagian orang melaksanakan pekerjaan tanpa peduli, apakah ia memulainya
dari depan atau dari belakang. Sama seperti orang memebangun sebuah rumah
yang merampungkan bagian atap sebelum membangun fondasi. Sama seperti
orang siap memetik buah namun ia belum menanam benih.
Memang benar, bahwa kesiapan menyambut sebuah pekerjaan sebelum ia
muncul secara tiba-tiba adalah perluh, apalagi bila waktunya sangat sempit.
Tetapi setelah proses persiapan pekerjaan selesai dilakukan, maka hal itu tidak
dapat melampaui batas waktu, rasionalitas, dan logika. Bila tidak, maka
seseorang yang telah menghabiskan banyak waktunya, mengorbankan tenaga
dan fasilitas yang cukup banyak, kemudian tak akan memperoleh manfaat dari
usaha yang dilakukan. Sebab, ia tidak menjalankannya pada waktu dan tempat
yang tepat, sehingga dengan terpaksa mengulangi kembali. Andai saja ia mau
menanggulkannya pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga dengan
terpaksa mengulangi kembali. Andai saja ia mau menagguhkannya sejenak,
menyusun ulang langkah kerjanya, mungkin ia takkan mengalami kerugian ini
dalam hidupnya.
Oleh karena itu Rasulullah saw bersabda yang artinya,
Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya di antara kalian yang apabila ia
melakukan sebuah pekerjaan maka ia menyempurnakannya.
7. Melaksanakan pekerjaan secara spontanitas dan tanpa perencanaan yang
matang sebelum direlisasikannya dengan standar waktu yang cukup.
Tak pelak lagi bahwa hal ini merupakan akibat tidak adanya keterarahan dalam
hidup. Padahal dengan perencanaan matang, seseorang dapat menentukan
sasaran dari setiap pekerjaan yang ia lakukan dan sarana pendukung yang
digunakan untuk mencapai sasaran tersebut, sekaligus memahami fungsi

penggunaan sarana itu dalam setiap pekerjaan yang ia lakukan dan sarana
pendukung yang di gunakan untuk mencapai sasaran tersebut, sekaligus
memahami fungsi penggunaan sarana itu dalam setiap pekerjaan.
Tanpa semua itu, seseorang hanya berkorban secara sia-sia, ibarat orang
berjalan diatas kegelapan malam, tanpa mengetahui akhir dari perjalanan itu dan
apa yang akan ia peroleh dari akhir perjalanan tersebut. Masalah perencanaan
program kerja bagi individu dan kelompok merupakan hal yang sangat penting
dan akan saya jelaskan pada bab khusus pada buku ini.
Bagaimana Anda Mengatur Keseharian?
Bila seseorang dapat sukses mengatur hari-harinya, maka ia juga akan sukses
menanta kehidupannya. Betapa banyak orang menghadapi beban hidup sehari-hari
tanpa perencanaan dan strategi, sehingga mereka menganiaya diri sendiri tanpa
mampu meraih tujuan. Oleh karena itu, para penbaca yang yang budiman, saya
berusaha membantu Anda dengan mengatur dan merencanakan hari-hari Anda
melalui beberapa pemikiran. Dan, saya berharap bila menjadi program kerja harian
Anda:
1. Siapkan daftar kegiatan harian Anda pada sore, malam hari, atau pagi pada saat
itu juga. Simpanlah daftar kegiatan harian ini di saku baju Anda dan berilah
tanda pada setiap poin kegiatan yang dapat anda laksanakan hari itu.
2. Persingkat tulisan program harian itu dengan kalimat yang dapat mengingatkan
Anda atas kegiatan tersebut.
3. Pastikan bahwa setipa kegiatan yang Anda rencanakan mempunyai alokasi
waktu yang cukup dari awal hingga akhir.
4. Bagilah program kerja Anda sesuai dengan lokasi. Maksudnya, Anda dapat
melaksanakan beberapa macam pekerjaan pada tempat Anda sama atau saling
berdekatan, sehingga dapat menghemat waktu.
5. Buatlah daftar yang disusun itu sefleksibel mungkin, sehingga Anda mungkin
saja menghapus poin rencana bagian lain jika memang perlu.
6. Alokasikan waktu tambahan dalam program kerja Anda untuk kegiatan yang
harus dilakukan secara tidak terduga. Misalnya, tamu yang berkunjung tanpa
perjanjian dengan Anda, atau anak yang tiba-tiba sakit, atau mobil yang
dikendarai terjebak macet di jalan, dan semacamnya.
7. Segeralah manfaatkan waktu luang yang tersedia dengan melakukan kegiatankegiatan singkat saat Anda sedang dalam kegiatan yang menelan waktu cukup
banyak. Misanya, Anda sedang menunggu di rumah dokter, maka manfaatkan
waktu menunggu itu dengan membaca, menulis atau menelpon seseorang jika
memungkinkan. Dengan demikian Anda telah menyelesaikan beberapa
kegiatan singkat lainnya.
8. Ketika program harian yang Anda susun hanyalah sebuah alternatif, maka
susunlah progran tersebut denga ragam yang berbeda, agar Anda tidak
dihinggapi kebosanan. Buatlah sebagian rencana kegiatan tersebut bersifat
pribadi, keluarga atau kegiatan yang dilakukan diluar rumah dan sebagainya.

9. Buatlah kegiatan dari kegiatan harian Anda untuk ujian program besar yang
direncanakan, misalnya pengembangan kepribadian dan wawaasan. Berpikir
dengan tenang mengenai rencana besar tersebut juga dapat dimasukkan dalam
kegiatan harian itu.
10. Lebih baik lagi bila Anda dapat mendesain lembaran khusus untuk menulis
rencana kegiatan harian tersebut, kemudian memperbanyak lembaran tersebut
dan mengambilnya selembar setiap hari.
Hidup Teratur Dibangun di Atas Perencanaan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa perencanaan merupakan
prasyaratan utama dalam menjalini kehidupan secara teratur, agar kita dapat
terhindar dari kesemrawutan dan keraguan. Perencanaan itu sendiri memiliki
landasan umum. Semoga dapat memberi manfaat bagi setiap orang yang ingin
mengembangkan kualitas hidupnya sesuai dengan kapasitas dirinya. Landasan
umum dan arahnya tersebut sebagai berikut:
1. Jangan tergesa-gesa dalam menyunsun perencanaankhususnya pada perkara
yang sangat pentingsebelum anda beristirahat dengan cukup, merasa tenang
dan seimbang secara emosi, percaya diri, tidak ragu-ragu, bimbang atau berada
dalam tekanan. Sebab, perencanaan itu membutuhkan kekuatan akal Anda yang
terdiri dari kekuatan pikitan, memori dan imajinasi. Semua ini akan terwujud
bila akal, perasaan, dan fisik Anda dalam kondisi prima. Kecuali bila situasi
dan kondisi tidak mendukung.
2. Tersedianya informasi tentang realita yang terjadi saat ini, dan melihatnya,
secara obyektif tanpa menambah atau mengurangi sedikitpun. Karena, setiap
kenyataan yang terjadi saat ini akan menjadi titik tolak untuk merencanakan
masa depan Anda. Maksudnya, sejauh mana peluang dari usaha yang
direncanakan dan perkembangannya kelak akan dipengaruhi oleh kepedulian
Anda untuk melihat kenyataan yang terjadi saat ini. Karena itu, dibutuhkan
informasi yang sangat detail tentang usaha yang sedang direncanakan, tujuan,
sarana, manfaat, dan tingkat kebutuhan manusia terhadapnya.
3. Menentukan sarana yang diinginkan dari usaha yang direncanakan. Sasaran
yang Anda tuju dapat disesuaikan dengan pekerjaan yang telah saya sampaikan
sebelumnya. Yakni, mendahulukan yang lebih utama, menyiapkan alternatif
pengganti, dan ungsur keseimbangan, sesuai dengan realita, kejelasan sarana,
dan sebaginya.
4. Mengetahui dan membatasi sarana yang dibutuhkan, baik sumber daya
manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA), sekaligus untuk
mengetahui sarana apa saja yang telah dan belum tersedia, dan bagaimana
proses pengadaannya. Dari sini juga dapat (tidak lebih dan tidak kurang) atas
sarana yang digunakan. Hendaknya setiap cara yang digunakan. Hendaknya
setiap cara yang digunakan menuju sasaran, sesuai syariat dan tidak haram
hukumnya.

5. Menentukan waktu dan tempat untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.


Penentuan kedua ungsur di atas harus dilaksanakan dengan jelas. Bila syrat ini
tidak terpenuhi, maka rencana tersebu tetap tidak sempurna, karena setiap kerja
dan usaha yang dilakukan dalam kehidupan ini akan selalu terkait dengan
waktu dan ruang. Mustail melakukan apapun anpa keduanya. Dengan alasan
inilah anda harus menentukan waktu dan tempat serta fungsi setiap sarana dan
tahapan yang digunakan dilalui saat melakukan pekerjaan.
6. Menentukan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut, apakah
penuntunnya sesuai dengan ilmu dan pribadinya, perseorangan atau kelompok.
Ataukah dengan menentukan kapasitas pribadinya sesuai dengan pekerjaan
yang ditawarkan. Setelah itu, proses seleksi dan penyaringan dilakukan kepada
mereka yang memenuhi kriteria yang diinginkan, sehingga pekerjaan tersebut
dapat segerah diserahkan kepadanya. Setiap pekerjaan sesungguhnya
membutuhkan orang-orang yang memiliki kriteria dan kemampuan sesuai
dengan karakter dan pengalamannya berbeda dengan pebisnis atau petani.

Beberapa Sebab Gagalnya Sebuah Pekerjaan


a. Tidak membatasi hal-hal yang dibutuhkan, dan tidak memeriksanya kembali
untuk kemudian menyiapkan pada hal-hal yang tidak terduga. Misalnya, Anda
berencana melakukan wisata keluarga atau kepergian dengan kawan-kawan.
Lantas, Anda membawah beberapa kebutuhan wisata tersebut tanpa mengecek
ulang terlebih dahulu. Ketika tiba di tempat wisata tersebut, Anda baru sadar
bahwa ada beberapa kebutuhan yang tidak terbawa, sehingga dengan terpaksa
harus kembali kerumah untuk mengambilnya. Begitulah terjadi sehingga
wisata singkat Anda tidak dapat dinikmati dengan baik. hal itu terjadi karena
ketidak telitian dalam menyiapkan dan memastikan terpenuhinya seluruh
kebutuhan yang diinginkan.
b. Tidak membagi dengan baik setiap fasilitas yang digunakan sesuai dengan
tahapan pekerjaan. Sehingga, seseorang terkadang mendahulukan sesuatu yang
seharusnya diletakkan di akhir atau mengakhirkan hal-hal yang seharusnya
dikedepankan.
c. Tidak menyimpan fasilitas yang telah digunakan dengan rapi pada tempat yang
aman dan layak, sehingga dengan muda dapat diperoleh saat ia dibutuhkan.
Misalnya, seseorang yang memiliki perpustakaan besar yang dipenuhi dengan
buku bacaan, tetapi buku-buku tersebut tidak ditata dan disusun dengan baik,
sehingga pada saat ia membutuhkan sebuah buku, ia harus mengerahkan
segenap kemampuannya dan membuang banyak waktu hanya untuk
mendapatkan buku tersebut. Bahkan mungkin saja ia tak menemukannya.
d. Perencanaan kerja yang kaku atau tidak fleksibel, menyebabkan kesulitandan
dalam memahaminya. Sehingga dalam pelaksanaannya juga menjadi rumit.
e. Tidak yakin dan bersemangat atas pekerjaan yang dilakukan. Setiap inilah yang
mengubah banyak manusia pekerja menjadi manusia pengekor. Dia hanya
meresa cukup dengan tampilan luar dari pekerjaan yang dilakukan.
f. Para pekerja tidak mampu menguasai pekerjaannya karena tidak dibekali
dengan pelatian peningkatan skill dan kompetensi.
g. Terputus sama sekali dari pekerjaan yang telah dilakukan dan tidak
melanjutkannya hingga akhir sesuai program yang direncanakan.
h. Program yang telah di rencanakan juga seharusnya dilengkapi dengan
penunjukan seorang supervisor yang bertanggung jawab atas terealisasinya
seluruh program. Supervisor inilah yang bertugas memantau dan mengawasi
orang yang telah ditunjuk melaksanakan setiap pekerjaan serta memastikan
bahwa progran yang telah disusun berjalan sesuai rencana. Sebagai supervisor,
ia juga harus dibantu saat menghadapi masalah, sekaligus menyiapkan segala
kebutuhan materi dan SDM agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya. Seorang
perencana program juga bisa diperan sebagai pelaksana sekaligus supervisor.
Hal lain yang dapat dilakukan untuk meringankan beben berat supervisor dan
penanggung jawab pekerjaan mendelegasikan beberapa tugas kepada orang
lain yang berkompeten. Tentang hal ini akan menjelaskan pada bagiab lain.

i. Menentukan batas metode evaluasi dan menyiapkan laporan tentang kemajuan


yang diraih dalam pekerjaan itu. hal lain yang perlu dievaluasi ialah sejauh
mana kesesuian pelaksanaan pekerjaan dengan susunan prorgam, dan waktu
yang telah direncanakan sebelumnya. Setiap tahapan pekerjaan dan penjelasan
tentang ukuran keberhasilan yang diraih adalah landasan yang digunakan untuk
menilai apakah pekerjaan tersebut berhasil atau gagal.
Empat Standar Evaluasi
Ada empat standar yang digunakan untuk mengevaluasi sebuah acara yang
telah dilakukan, di antaranya:
a. Kuantitas program yang terealisasi
b. Kualitas dari jumlah program yang terealisasi
c. Beban dan biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan program tersebut.
d. Waktu yang digunakan dalam merealisasikan program ini. Misalnya, dari
seluruh program yang direncanakan hanya terealisasi 30%, sedang waktu yang
terpakai dari total alokasi waktu yang disediakan sebesar 50%. Sementara total
biaya yang terpakai dari jumlah anggaran yang disediakan sebesar 40%.
Dengan hasil prosentasi ini dapat dapat diketahui bahwa program ini gagal dan
harus ditelusuri letak kekurangannya.
Kesuksesan sebuah rencana terletak kepada kemampuannya menjawab
pertanyaan berikut ini: Dimanakah kita sekarang? Kenapa? Dimana seharusnya
kita berada? Bagaimana caranya? Kapan itu dicapai dan siapakah yang harus
menjalankan?
Memanfaatkan Waktu dengan Baik
Bahaya paling besar yang menimpa umat dan setiap individu adalah hilangnya
waktu yang luang. Hilangnya waktu luang sama saja dengan lenyapnya sisi hidup
kita. Jika barang yang hilang, mungkin kita masih dapat menemukannya kembali.
Tetapi jika waktu yang berlalu, tak akan mungkin ia kembali. Oleh karena itu,
ingatlah selalu berlalu, tak akan mungkin ia kembali. Oleh karena itu, ingatlah
selalu ungkapan berikut ini, dan bila perlu tulislah dengan huruf besar:
Waktu yang tersedia tak akan terlahir kembali, tak mengajak Anda untuk
bersamanya. Ia juga tak akan diam di tempat, tak akan mundur ke
belakang, tetapi ia senantiasa bergilir ke depan.
Ketahuilah bahwa syarat utama meraih kesuksesan hidup terletak pada
kemampuan Anda mengatur waktu seefektif mungkin. Waktu yang Allah berikan
tak ada beredar di sekitar manusia, walaupun dalam tulisan mereka sangat banyak
ungkapan tentang manajemen waktu. Karena sesungguhnya waktu akan tetap
bergerak dan berlalu sesuai dengan tentuan yang telah Dia gariskan.
Yang mungkin beredar mengeliling manusia ialah pemanfaatan waktu itu
sendiri. Al-Quran yang mulia telah mengingatkan setiap mukmin tidak

kehilangan waktunya. Demikian pula yang dipesankan oleh Rasulullah saw. dalam
haditsnya, para fukaha, ulama salaf dan khalaf, serta mereka yang kaya dengan
pengalaman hidup.
Pembagian waktu dalam kehidupan ini dapat dibagi dalam beberapa fakto
hidup ini:
1. Kebutuhan primer, seperti menunaikan kewajiban ritual, makan, minuman,
tidur, pengobatan, dan menikah.
2. Hubungan sosial dengan keluarga, kerabat, sahabat, teman dan tetangga.
3. Peningkatan kepribadian, seberti membaca, menulis, olah raga, wisata, dan
amalan-amalan sunah yang menguatkan ketaatan.
4. Keadaan tak terduka, seperti pertemuan mendadak, peristiwa yang tiba-tiba
terjadi dan kondisi darurat, dan sebagainya.
5. Usaha yang khusus untuk mencari penghidupan, apakah sebagai karyawan,
pedagang, petani atau profesional. Seluruh waktu yang terpakai untuk usaha ini
bisa produktif atau sia-sia belakang.
Petunjuk Umum tentang Pemanfaatan Waktu
1. Sebaiknya Anda membeli kebutuhan rumah tangga Anda dari suatu tempat,
pada maktu yang sama, dan dalam jumlah yang besar. Tujuannya, agar Anda
tidak beli kembali kebutuhan yang sama dalam waktu yang dekat. Ini
sebaiknya dilakukan oleh para mengolah lembaga seperti sekolah, balai
pengobatan, dan tempat wasata.
2. Adapun yang terkait dengan perkerjaan kantor Anda, maka susunlah dalam
beberapa bagian dan konsistenlan dalam pelaksanaannya:
a. Bagian pertama, untuk bertemu dengan atasan atau bawahan. Berdialoklah
dengan mereka tentang permasalaan yang terjadi di tempat kerja.
b. Bagian kedua, untuk mertemu dengan para klein di kantor dan mendengar
kebutuhan-kebutuhan mereka.
c. Bagian ketiga, untuk menyelesaikan pekerjaan atministrasi yang harus
tuntas hari itu.
d. Bagian keempat untuk membalas pembicaraan melaluh telepon kantor.
Yang perlu diingat ialah bahwa telepon merupakan sarana untuk
memenuhai kebutuhan, dan bukan untuk membunuh waktu sebab itu,
hendaknya sesuai dengan kebutuhan.
3. Yang terkait dalam masalah bertamu, apakah kita sebagai tamu atau tuan
rumah. Untuk masalah seperti ini, sebaiknya Anda melakukan perjanjian
terlebih dahulu, serta diselaraskan dengan kebutuhan. Saat berkunjung
manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya dengan menyelesaikan beberapa
pekerjaan ringan bila ada waktu yang tersisa.
4. Pada saat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, hendaknya menggunakan
sarana transportasi yang hemat waktu, biaya, dan tenaga. Dan, semampu
mungkin menghindari waktu-wakyu sibuk dan jalan yang macet, sehingga kita
tidak rugi waktu. Saat bepergian dengan pesawat, kereta api, mobil atau lainya,

usahakanlah untuk dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan Anda. Tapi bila


tidak memungkinkan, maka jadilah saat seperti itu untuk beristirahat atau tidur,
sebagai persiapan untuk melanjutkan aktivitas setelah di tempat tujuan.
Perhatikanlah dengan baik segalah persiapan yang dibutukan sebelum
bepergian, agar sesuai dengan waktu yang tersedia.
5. Saat-saat menungguh yang tak terlelakan, seperti menunggu untuk di interview,
di ruang dokter, menunggu tamu, atau menanti tibanya makanan saat bertamu.
Situasi seperti ini, biasanya akan menhabiskan waktu dengan kesia-siaan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, ikuti saran berikut ini. Minimalkan waktu
menunggu Anda dengan mengatur perjanjian, komitmen dengan perjanjian itu,
dan memilih waktu di luar jalur sibuk. Usahakam memenuhi kebutuhan dan
keinginan Anda melalui jalan tersingkat serta tingkah kesibukan terendah.
Arahkan orang lain untuk senantiasa komitmen dengan tugas mereka dan tidak
melanggarnya. Terakhir, manfaatkan waktu Anda saat menunggu dengan
membaca, menulis, berzikir atau bertafakur.
6. Susunlah dalam rencana kegiatan Anda waktu khusus untuk mengembangkan
kepribadian dengan membaca dan belajar. Ikutilah beberapa kursus pelatian
yang sesuai denga jalur kopentensi Anda. Anda juga membiasakan diri
beritikaf di masjid, puasa sunah dan sebagainya.
7. Atur pula dalam rencana kegiatan Anda waktu untuk rileks atau dengan wisata
yang sesuai syariat. Acara seperti ini bukanlah kegiatan yang hanya
menghabiskan waktu dengan percuma apabila dimanfaatkan dengan baik
sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang tepat. Kegiatan semacam ini akan
menciptakan pengaruh positif dan semangat baru dalam jiwa, juga
menghilangkan rasa malas dan bosan.
8. Jangan ragu menggunakan ungkapan ini: Kembalilah, karena itu lebih baik
bagimu. Atau sebaliknya, tidak melakukan hal tersebut bila orang-orang yang
menganggur itu memaksa Anda mengikuti kehendaknya, menghabiskan milik
Anda yang paling berharga, yaitu waktu.
9. Waspadahlah agar kehidupan Anda tidak lebur di hadapan sarana yang menyiayiakan. Tegaslah dengan menjaga kedisiplinan, khususnya bagi nak-anak dan
biasa saja yang berada dalam tanggung jawab Anda. Biarkan mereka
menghormati peraturan, senantiasa tertib dalam keseharian dan memanfaatkan
waktu dan memikul tanggung jawab dengan baik.
10. Buatlah tempat tersendiri untuk menyiapkan kunci-kunci Anda. Letakkan pada
tempat yang mudah dijangkau, tapi jauh dari jangkau anak-anak dan orangorang yang iseng. Aturlah kunci-kunci yang Anda bawa itu masing-masing
pada tempat yang tetap, sehingga mudah meraihnya. Karena biasanya cukup
banyak waktu yang terbuang percuma hanya untuk mencari kunci yang entah
di mana. Bahkan, terkadang pintu lemari pun rusak saat kehilangan kunci
mengakibatkan tergangguhnya pekerjaan.
Bagaimana Meminimalisasi Kehilangan Waktu?

1. Tulis dalam buku harian atau buku kecil Anda catatan singkat jumlah waktu
Anda yang hilang percuma selama sehari, seminggu dan sebulan, lalu
akumulasi jumlah waktu yang hilang itu dalam setahun. Kemudian,
perhatikanlah prosentase waktu Anda yan hilang percuma dalam kehidupan ini.
2. Bagilah waktu Anda sesuai dengan jam kerja yang sebenarnya. Lalu,
perhatikan jenis pekerjaan yang lebih banyak menyita waktu diluar kebutuhan
yang seharusnya, dan jenis pekerjaan yang waktunya tidak terpenuhi dengan
baik. dari hasil itu, Anda harus melakukan penyeimbangan program kegiatan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
3. Pada waktu-waktu tenang atau pada saat istirahat, kenalilah lebih mendalam
kecenderungan hati Anda, dan pengaruh yang tertinggal di dalamnya (akibat
kehilangan waktu dengan sia-sia), untuk kemudian berusaha bangkit kembali
memotivasi diri melakukan perbaikan berkesinambungan.

Menguasai Diri
Dan Membangu Kepercayaan
********

Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keperibadian Anda, di


antaranya:
1. Faktor personal. Faktor ini sangat berpengaruh bagi kepribadian seseorang.
Unsur inilah berpesan besar merespon usaha setiap orang untuk bersungguhsungguh dalam mengembangkan, karena faktor ini pulalah kepribadian
seseorang menjadih jatuh. Keberadaan faktor ini di pengaruhi oleh ideologi dan
kenyakinan, wawasan dan pengetahuan, moral dan budi pekerti, skill dan
pengalam, kesehatan fisik dan psikis, penanpilan, keteraturan hidup, hobi, citacita, dan ambisi masa depan.
2. Faktor materi, seperti harta, kendaraan, tempat tinggal, perpustakaan, konsumsi
harian, olah raga, dan pekerjaan.
3. Faktor kemanusiaan. Maksudnya adalah jalinan hubungan dengan orang lain,
seperti pernikahan, hubungan dengan kerabat, sahabat, teman kerja, tetangga,
yang memiliki status sosial, hubungan yang dijalin dalam perjalanan atau
dipasar, dan sebaliknya.
4. Terjadilah pristiwa besar. Misalnya, mengidap penyakit, tabrakan mobil,
goncangan sosial, peperangan, krisis ekonomi, peristiwa alam seperti; gempa
bimi, gunung meletus, banjir, dan sebagainya. Peristiwa seperti ini bisa saja
menyediakan atau menggembirakan, sengaja atau tidak disengaja.
Di antara faktor-faktor di atas, ada yang dapat meninggalkan pengaruh positif
atau negatif dalam diri seseorang. Oleh karena itu, cobalah mendesain sebuah

blanko evaluasi untuk menganalisa kepribadian Anda. Tulislah seluruh faktorfaktor di atas pada lembar blanko tersebut, lihat dan catatlah setiap faktor yang
Anda suka dan senangi, positif atau negatif. Kemudian, Anda akan mengetahui
letak kekuatan dan kelemahan kepribadian diri.
Manajemen Diri
Syarat utama kesuksesan Anda dalam kehidupan ini terletak pada keberhasilan
menerapkan manajemen diri, dan bagaimana berinteraksi dengan diri sendiri akan
mengakibatkan kegagalan dalam kehidupan ini. Bahkan, kegagalan di dunia dan
akhirat. Allah sawt. Berfirman,
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Rad:11)
Ada beberapa kaidah umum yang apabila seseorang dapat menerapkannya
dalam kehidupan, maka berhasil menerapkannya dalam kehidupan, maka berhasil
menerapkan manajemen diri secara efektif:
1. Tunaikan hak Allah Azza wa Jalla yang diwajibkan kepada Anda. Mintalah
pertolongan pada-Nya dari segala urusan dunia yang dapat menghalangi Anda
melaksanakan kewajiban tersebut. Allah swt berfirman,
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami
mohon pertolongan. (Al Faatihah:5)
Karena apabila seseorang memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka
Allah akan memperbaiki pula urusan dunianya. Dan bila seseorang mendekat
kepada Tuhannya pada waktu lapang, maka Allah akan mendekat padanya pada
saat ia dalam kesempitan. Janganlah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.
Dan barangsiapa yang lupa akan hak-hak Allah, maka Allah pun akan lebih
melupakannya.
Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. (At
Taubah:67)
Semoga Allah Azza wa Jalla merahmati seseorang yang berkata, Di dalam
hati terdapat kekeruhan yang tak akan bersih, kecuali kembali kepada Allah.
di dalam hati juga ada ketakutan yang tak akan hilang, kecuali dengan
berjinak-jinak pada-Nya. Di sana ada kesedihan yang tak akan pergi, kecuali
dengan kegembiraan bermarifah dan jujur kepada-Nya. Di dalamnya ada
kegundah-gundahan yang tak akan tenang, kecuali berlari pada-Nya. Di situ
juga ada kekurangan yang tak akan tertutupi kecuali dengan mencintai dan
kembali pada-Nya, senantiasa mengingatnya serta jujur dalam keihlasan.
Andaipun dunia dan segala isinya diberikan padanya, kekurangan itu takkan
tertutup selamanya.

Senantiasalah bersama dengan Allah, maka Dia akan selalu bersamamu, pada
saat itu tak akan gagal setiap usaha yang engkau lakukan, insya Allah.
2. Bersikap optimislah selalu dan yakin bahwa keberhasilan pasti diraih dengan
izin Allah. Tampakkanlah selalu wajah gembira berseri-seri dan tetap mampu
menguasai emosi dan perasaan. Gembirakanlah mereka dan jangan buat
mereka berlari dari mu. (Al-Hadits)
3. Biasakan meranjang tujuan yang jelas dan mulia saat melakukan setiap
pekerjaan, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
4. Biasakan membuat perencanaan untuk setiap aktivitas keseharian yang
beraneka ragam. Hindari perilaku sporadis dan spontanitas saat melakukan
pekerjaan. Atur kekuatan Anda dan tujulah sasaran yang terbingkai jelas.
5. Ubahlah rencana kerja yang Anda buat untuk mencapai tujuan menjadi sebuah
karya nyata yang jelas. Hindari kebiasaan menunda pekerjaan dan
tanpaaktivitas.
6. Hati-hatilah memanfaatkan waktu agar tidak begitu saja berlalu tanpa hasil
nyata, karena itu sama saja dengan menggilangkan masa hidup Anda.
Bersungguh-sungguhlah menuju tujuan Anda walau dilakukan secara bertahap.
Karena, siapa saja yang berjalan sesuai dengan jalannya, niscaya akan sampai
pada pada tujuan.
7. Rencanakan aktivitas dengan mencatat perjanjian dan komitmen yang Anda
lakukan dengan orang lain, serta membiasakan diri untuk tidak melanggarnya.
Segala sesuatu yang Anda miliki di rumah, kantor dan di dalam kendaraan,
sebaiknya teratur rapi dan tercatat, sehingga muda mendapatkannya saat
dibutuhkan.
8. Tolak dan lawanlah kehendak jiwa Anda yang ingin berpaling dari pekerjaan
yang penting dan membutuhkan keseriusan. Misalnya, berpaling menuju
kesenangan dan hura-hura yang tiada henti.
9. Jangan lupa bahwa pekerjaan lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Oleh
karena itu, jangan sia-siakan waktu Anda dengan aktivitas yang tidak berguna.
10. Hendaknya slogan Anda adalah bersegera dalam melakukan kebaikan,
karena apa yang telah berlalu itu takkan kembali. Sementara, kehidupan ini
adalah kompetisi yang lebih singkat masanya dibandingkan dengan melakukan
penantian atau penundaan pekerjaan.
11. Bila dalam diri Anda terdapat karakter buruk atau perintang kemajuan menuju
sasaran kemajuan, maka tetapilah ia. Gantikan kebiasaan yang lebih baik
darinya. Jangan biarkan karakter buruk itu menguasai diri Anda, karena ia
adalah perilaku yang dikerjakan seseorang secara reflek dan berulang-ulang
tanpa pertimbangan logika. Karena karakter itu adalah akhlak perolehan
(muktasab), maka ia dapat dihilangkan dan dikanti dengan karakter baik bila
Anda menghendakinya, meskipun dalam realisasinya sangat sulit dan berat.
Namun bila Anda membiasakan diri melakukan kebaikan dan kerja yang
produktif, maka itupun akan menjadi karakter baik. Sebagaimana orang yang

terbiasa melakukan kerusakan dimuka bumi ini, menganggur dan malas, maka
itupun akan menjadi kebiasaannya.
12. Jadikan moral dan dasar-dasar ideologi berada diatas segala sesuatu yang
ditawarkan kebada Anda, dan mengarahkan seluruh aktivitas kehidupan. Bila
tidak demikian, maka anda lah orang pertama yang menghina diri sendiri,
walaupun seluruh manusia mengagungkan dan memuliakan.
13. Jadikan pencarian terhadap kebenaran sebagai karakter Anda. Hindari
kemunafikan dalam segala corak dan bentuknya. Gemakan suara kebenaran
dengan cara yang sopan, santunan, dan jujur serta kembangkan dalam diri
Anda kemampuan memilih saat berada di persimpangan jalan antara kebenaran
dan kebatilan.
14. Terimalah hasil karya Anda dengan penuh keberanian, sabar, konsisten, dan
bertanggung jawab, dengan harapan pahala dari sisi Allah atas segala musibah
yang menimpa. Ketahuilah bahwa apapun yang menimpa Anda tak akan
meleset, dan apapun yang meleset dari Anda tak kan pernah menimpa. Pena
telah di angkat dan lembaran takdir Anda telah kering. Jangan sering mengeluh
dan merasa tertekan, karena sikap itu adalah perilaku orang-orang lemah. Sifat
paling buruk yang ada pada seseorang adalah kebahilan yang dikeluh-kesahkan
dan ketakutan yang dibiarkan. Allah swt berfirman,
Sesengguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
tanpa batas. (Az-Zumar:10)
15. Jangan dijadikan keperibadian Anda seperti kaca yang tipis, yang dengan
mudah dapat dilihat dan diketahui apa yang ada di balik kaca itu. setiap orang
mempunyai jalan tersendiri. Sebab itu, dalam kehidupan ini banyak orang yang
suka mencampuri urusan orang lain, kekanak-kanakan, bahkan hidup sebagai
orang jahat. Karena itu pula, buatlah pintu yang kokoh dan penjaga yang dapat
dipercaya yang menuruti setiap perintahmu. Hingga pada saat dan kondisi yang
tepat, pintu itu terbuka untuk mereka yang berhak memasukinya, dan tetap
tertutup bagi mereka yang tidak membutuhkannya. Hal ini menurut Anda
untuk berlatih menguatkan perasaan dan emosi diri. Tidak selalu
menampakkannya jika tidak mendatangkan manfaat. Jagalah ketenangan dan
ikatan hati pada situasi yang genting dan penting. Pilihlah kalimat terbaik yang
Anda ucapkan pada saat seperti itu. kesimpulannya, berusahalah agar ungkapan
dari gelora perasaan Anda dapat dipelajari oleh orang lain.
16. Jadikan Rasulullah sebagai tauladan dan qudwah Anda. Karena Beliaulah yang
telah mencapai derajat kesempurnaan tertinggi sebagai manusia. Anda takakan
mencari solusi dari berbagai sisi permasalahan hidup ini, kecuali menemukan
jawabannya dalam sejarah hidup beliau yang semerbak mewangi. Hal ini
seharusnya mendorong Anda untuk selalu menelaah sirah beliau dan meneliti
perjalan hidupnya.

17. Sempatkanlah diri Anda untuk bercanda dan bersenda gurau, tetapi tanpa
melebih-lebihkan. Bila ada sesuatu yang lucu maka tersenyumlah. Karena
sedih dan duka cita membinasakan jiwa, melemahkan fisik, dan mengganggu
pikiran.
18. Hati-hatilah terhadap kebiasakan menghayalkan atau beragam-angan,
sebagaimana harus berhati-hati terhadap pesimisme berlebihan yang
mematikan harapan dan cita-cita Anda. Seimbangkanlah antara keduanya,
menyatuka kenyataan dengan mimpi. Kendalikanlah gejolak perasaan dengan
pandangan yang rasional, sinarilah cahaya akal dengan perasaan yang
membara, sertakan mimpi dengan kebenaran realita, dan temukan kenyataan
itu pada cahaya mimpi Anda yang bersinar cemerlang.
19. Jangan tenggelam dalam kemewahan yang dapat membuatmu binasa
karenanya. Tapi, berbekalah dengan harta secukupnya engkau miliki dalam
perjalananmu, agar bekal itu tidak memberatkan punggungmu. Berhematlah,
karena nikmat itu tak akan abadi. Barangsiapa yang menjadi tawaran
syahwatnya dan kelezatan dunia ini, maka sulit baginya untuk
meninggalkannya. Orang yang demikian pun akan memiliki kemampuan yang
rapuh dan lemah.
20. Ketahuilah bahwa dalam diri setiap manusia ada sisi kelemahan dan
kekurangan. Dan, setiap orang akan mengatahui kemampuan dirinya, selama ia
tidak berlaku angkuh dan bersikap bodoh. Orang yang berakal adalah yang
mampu mengarahkan hidup, pekerjaan, dan potensinya ke arah yang didukung
oleh sisi kekuatan diri.
Betapa banyak berlian yang menyilaukan mata dengan cahaya sinar dan
pesonanya yang luar biasa, walau ia berada dalam balutan malam. Dan, berapa
banyak kembang yang bertahan mekar di atas pijakan ranting, menghembuskan
aroma wewangiannya oleh seseorang, niscaya ia akan memiliki peran yang lebih
berarti.
Bagaiamana Cara Menguasai Diri Sendiri?
Bila seseorang bersungguh-sungguh dengan segenap jiwa, maka tak akan sulit
baginya untuk membersihkan karakter buruk dalam hati, dan menggantinya
dengan karakter dan keperibadian terpuji. Allah swt berfirman,
Dan, siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orangorang yang beruntung. (Al hasyr:9)
Rasulullah saw. juga bersabda, Orang yang kuat itu bukanlah yang kuat
bergulat, tetapi yang mampu menanbah dirinya saat marah.
Seorang penyair berkata, Andai bukan karena beratnya rintangan, niscaya
seluruh manusia akan menjadi pemimpin. Kedermawanan itu memfakirkan atau
keberanian itu memiliki

Perilaku atau akhlak setiap orang adalah gambaran dari keistimewaan


peribadinya. Agar setiap orang dapat bersikap bijak dalam berperilaku,
mengembangkan diri dengan akhlak, dan mengontrol sikap tindak-tanduk, maka
hendaklah dian merujuk kepada motivasi dan keistimewaan peribadinya. Bila
dibalik itu terdapat perilaku yang bengkok dan akhlak buruk, maka dia harus
menghilangkan dari dalam dirinya.
Barangsiapa yang diperlihatkan padanya akhlak mulia dan perilaku lurus,
hendaklah ia segera menumbuhkembangkan motivasi dan keistimewaan
peribadinya. Lalu, mengarahkannya kepada akhlak yang mulia dan perilaku lurus
itu bila ia belum memilikinya. Atau, mengembangkannya bila ada tetapi lemah. Ini
adalah usaha yang sangat berat. Bahkan, terkadang menyakitkan, karena hal itu
merupakan ancaman dan reformasi terhadap realitas jiwa setiap orang, perilaku
dan akhlaknya.
Jiwa seseorang senantiasa menentang setiap perubahan dan ancaman yang
mengganggu realitasnya, walaupun itu adalah sebuah fakta yang harus ia hadapai.
Sebab, akhlak dan perilaku seseorang terkait erat dengan keputusan aqidah dan
pemikirannya, atau terkait dengan kebahagiaan hati dan fisik yang ia rasakan, atau
selera dengan kebiasaan yang sudah menguat. Oleh karena itu, perubahan awal ini
merupakan bagian sangat mendasar bagi bangunan akhlak dan perilaku seseorang.
Melalui latihan, keseriusan, merubah kepuasan akal, dan dengan yang
sungguh-sungguh, akan melembutkan kepemimpinan jiwa. Sehingga pada saat itu
ia akan mudah dikuasai dan diarahkan secara kontinu kepada yang lebih baik.
Seorang alim pernah berkata, Aku tetap membimbing jiwaku kepada Allah
sementara ia masih menagis, hingga saatnya ia berjalan ke arah-Nya dalam
keadaan tertawa riang.
Paksaan diri Anda melakukan pengawasan peribadi dan introspeksi yang
berkesinambung terhadap pola pikir, kebiasaan, perilaku, akhlak, setiap aktivitas,
dan ucapan-ucapan Anda. Introspeksilah diri Anda sebelum dihisab, dan
timbanglah kembali seluruh amal Anda sebelum ditimbang.
Beberapa Gejala Kegersangan Jiwa dan Ketidakmampuan Menguasainya
Sebab terjadinya setiap petaka dan penderitaan adalah kegersangan jiwa dan
ketidakmampuan menguasainya, sehingga hawa nafsu itulah yang menguasai
rasionalitas akal. Ada beberapa gejala munculnya kegersangan jiwa, namun saya
hanya ingin menyampaikan sebagian saja. Setelah itu, saya kan menjelaskan kiatkiat mengatasinya. Gejala-gejala tersebut antara lain:
1. Menunda menyesaikan pekerjaan dan memperlampat apa yang harus
dipercepat, karena lebih mementingkan diri untuk beristirahat dan melepas
lelah.
2. Ragu-ragu dan gentar saat memulai sebuah usaha karena dibayangi ketakutan
dan kegagalan. Atau, tidak yakin bahwa ia akan mencapai keberhasilan yang
sempurna sehingga dia memilih untuk tidak berbuat sama sekali.

3. Tidak mempu memikil beban keritikan dan kemarahan, karena hal yang
sepele. Bila dia marah, maka segala sesuatu dihancurkannya tanpa memikirkan
akibat dan kerugian yang ditimbulkan.
4. Pecahnya perhatian dan tidak konsentrasi berpikir saat melakukan pekerjaan.
5. Membiarkan diri memikul beban berat walau tak mampu melakukannya.
Akibatnya, muncul kegalauan, keraguan, kehilangan fokus perhatian, dan
keseimbangan.
6. Tidak percaya diri dan merasa tidak mampu melakukan pekerjaan apapun.
7. Bosan dan tidak bekerja secara berkesinambungan.
Bagaimana meminimalisasi Kekurangan Diri?
Berikut ini beberapa terapi atas gejala kegersangan jiwa sebagaimana
disebutkan diatas, yang meninpa banyak orang sekaligus:
1. Manfaatkan waktu yang cukup untuk tidur, tapi jangan berlebih-lebihan.
Sebaliknya Abda tidur diawal waktu agar dapat bangun secepatnya, dan
berwudhulah sebelum tidur.
2. Bangunlah secepatnya dan hindari berbaring lama diatas kasur.
3. Berusahalah agar Anda tidak terlambat shalat subuh secara berjamaah.
4. Jangan lupa membaca adzkar shabah (doa waktu pagi), karena itu adalah kunci
kebahagiaan Anda hari itu.
5. Rencanakan program kegiatan kegiatan Anda hari ini dengan tenang. Ada
baiknya bila Anda memeriksanya sekali lagi, dan perhadikan dengan seksama
program yang sudah disusun.
6. Usahakan agar program Anda beraneka ragam, dan sebaiknya ada program
yang menyengkan. Pastikan bahwa sebagian besar dari rencana Anda dapat
terlaksana.
7. Berangkatlah untuk melaksanakan program Anda dan mulailah dengan doa
keluar rumah, dan doa naik kendaraan bila Anda berangkat ke tempat kerja
dengan sebuah kendaraan.
8. Senyumlah pada kawan dan teman-teman yang Anda temui hari itu, setelah
mengucapkan salam kepada mereka.
9. Perhatikanlah agar pekerjaan Anda dapat terlaksana secara beruntung, sehingga
semuanya dapat menyelesaikan hari itu tanpa ada satupun yang tersisa untuk
dituntaskan pada esok hari.
10. Bila engkau kembali ke rumah, maka bercandalah dengan anggota keluarga,
dengan istri, dan anak-anak. Lebih baik lagi bila engkau membawa buat
mereka beberapa hadiah.
11. Sisikan waktu Anda untuk beristirahat atau berwisata walaupun singkat.
12. Terlibatkan dengan para tetangga, kawan, dan kerabat Anda dalam setiap
aktivitas yang mereka lakukan, tentu dengan cara-cara yang pantas.
Menghadapi Kebingungan dan Keragu-raguan
1. Perhatikan kehidupan ini dengan mata hati, agar Anda tahu dan yakin bahwa
tak ada kesempurnaan dalam kehidupan dunia ini. Namun bila kebaikan itu

2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

mampu menutupi kekurangan, maka itulah tujuan yang dikehendaki. Ini


merupakan pemikiran yang realistik dan berat. Tidak ada di balik itu, selain
kehidupan yang dipenuhi oleh imajinasi dan angan-angan.
Ingatlah selalu bahwa yang dibutuhkan dan dituntut dari Anda adalah bekerja
dan berusaha. Adapun hasil terakhir, semua itu ada ditangan Allah swt.
Bacalah biografi orang-orang besar dan cermatilah kehidupan mereka, agar
Anda tahu sisi kelemahan dan kekurangan yang ada pada mereka: bahwa
dalam kehidupan mereka tak selamanya bercerita tentang kesuksesan.
Cobalah melakukan penelitian terhadap diri Anda yang mengandung sifat-sifat
kesempurnaan dan kekuatan. Sehingga, nampak beberapa nikmat Allah yang ia
curahkan kepada Anda. Dengan itu pula Anda menjadi tahu, bahwa yang ada
dalam diri Anda bukan hanya kelemahan dan kekurangan belaka.
Ingatlah kembali, kerja dan usaha sukses yang pernah Anda lakukan. Biasakan
mengingat keberhasilan itu saat Anda merasa gelisah, bingung atau tertekan.
Bila Anda memuji dan menyanjung idealisme dan kesempurnaan, maka jalan
untuk meraihnya adalah kerja keras dan berusaha mencapainya. Bukan dengan
menunggu dan berdiam diri.
Pergunakan kecerdasan Anda dan pertimbangkan kedua hal ini: apakah Anda
harus bekerja dan berusaha atau tidak sama sekali. Perhatikan yang manakah
dan keduanya yang lebih baik, karena sesungguhnya tak ada alternatif ketika.
Bila Anda menghadapi kegagalan pada beberapa pekerjaan, maka katakanlah,
Allah sudah menakdirkan hal itu, dan apa saja yang ia kehendaki akan
terjadi. Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya-lah kita kembali. Tak
ada daya dan kekuatan kecuali datangnya dari Allah. Ya Allah, berilah aku
pahala dari musibah ini dan gantikanlah ia dengan yang lebih baik.
introspeksi kembali apa yang menimpa Anda dan mintalah ampun atas dosa
yang dilakukan. Kemudia, teliti sebab kegagalan yang menimpa Anda dengan
hati tenang, lalu berusahalah kembali menjalaninya bila tak ada peluang untuk
mencari usaha.

Bagaimana Menyikapi Keritikan?


Tak pelak lagi bawah dalam perjalanan hidup manusia akan menemukan
orang-orang mencintainya, marah dan benci kepadanya, mendukung atau
mengkritik usahanya. Setiap keritikan yang datang tentu saja datang dari sumber
yang berbeda-beda, sesuai dengan tujuan dan motivasi orang yang melakukan.
Bila datang dari musibah, kawan, tempat yang dekat atau yang jauh.
Kewajiban bagi setiap orang ialah membiasakan diri bersikap santun dan
lapang dada, dan sadar atas gangguan. Tidak marah hanya karena soal yang sepele.
Bilapun di marah, maka kemaraan itu pun harus dengan alasan yang kuat. Bila
tidak, maka bahaya itu akan menimpa dirinya sendiri sebelum orang lain. Orang
sekelilingnya pun akan menyebarkan aroma kebencian, ini adalah petaka sosial
yang tak dapat dilukiskan.

Macam Keritikan
a. Keritikan obyektif dan membangun
Keritikan semacam ini tidak menyentuh cacat peribadi seseorang dan
difokuskan pada sisi yang kurang dalam pekerjaan, tampa sedikitpun melebihlebihkannya. Pengkeritik ini sekaligus menjadikan cara menyempurnakan
kekurangan tersebut, dan tidak lupa memuji sisi keberhasilan usahanya.
Bagaimana menyikapi keritik yang membangun?
1. Ciptakan suasana yang tepat atas keritikan ini.
2. Gembira dan menyambut baik keritikan itu dan meneliti letak kekurangan.
Semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan kepada kami segala aib
kami.
3. Memperhatikan dengan seksama isi keritikan itu, tanpa memandang siapa yang
mengatakannya.
4. Berusaha menempurnakan kekurangan dan memperbaiki yang salah,
sebagaimana disampaikan oleh sang pengkritik.
b. Keritikan yang zalim dan tendesius
Keritikan ini hanya memandang sisi kelemahan semata dari pekerjaan yang
dilakukan seseorang. Tujuannya, untuk meruntuhkan semangat berkerja, menyakiti
orang yang dikritik, dan menuduhnya yang bukan-bukan. Tidak serius
memperbaiki letak kesalahan atau menyampaikan yang sempurna dan benar dari
pekerjaan tersebut.
Bagaimana menyikapi keritik yang zalim?
1. Berusaha mengetauhi sebab munculnya keritikan itu, apakah disebabkan oleh
kedengkian, egois, khawatir terhadap usaha yang dilakukan, dendam,
keinginan mengalakan seseorang dan sebagainya.
2. Berusaha menghilangkan sebab-sebab tersebut Jika memungkinkan.
3. Mengetauhi tujuan kritikan tersebut dan berusaha berbuat baik kepadanya.
4. Tidak menyibukkan diri dengan hanya meng-counter baik kritikan itu, kecuali
dengan kadar yang seharusnya apabila mengganggu kelancaran pekerjaan atau
menjelek-jelekkan profil pekerjaan tersebut.
5. Tidak menyibukan diri untuk mengalakan sang pengkritik, lalu kemudian
meninggalkan pekerjaan dan melupakannya.
6. Memanfaatkan kritikan tersebut dengan memperbaiki usaha yang dilakukan
dan memperbaiki sisi kekurangannya.
7. Melakukan introspeksi atas gangguan yang menimpa dan segala kritikan yang
mengalang, bahwa semua itu adalah ujian dari Allah.
hendaknya setiap orang mengingat selalu firman Allah swt., yang artinya:
Adapun buih, akan bilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya. Adapun yang
memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di dunia. (Ar-Rad:17)
Mengobati Keterpecahan dan Ketidakmampuan Berkonsentrasi Saat
Bekerja

Pecahnya pikiran merupakan masalah umum yang dikeluhkan banyak orang.


Masalah ini akan kian membesar seiring bertambahnya usia dan menumpuknya
masalah kehidupan yang dihadapi. Problem ini juga akan melemahkan kekuatan
terbesar yang menjadi keistimewaan setiap manusia atas makhluk lain, yaitu akal
dan pikiran. Oleh karena itu, pada saat kita berusaha mengobati masalah ini, hal
terpenting yang harus ditelusuri ialah penyebabnya.
Beberapa sebab pecahnya pikiran:
1. Munculnya masalah prinsipil yang terjadi di luar pekerjaan. Problem itu bisa
disebabkan oleh masalah keluarga, harta, penghidupan, hubungan sosial,
perasaan, dan sebagainya.
2. Menduga akan munculnya peristiwa menakutkan, dan ia menyibukkan diri
untuk menghadapinya.
3. Kesehatan terganngu.
4. Terjadinya peristiwa yang menyebabkan dirinya girang luar biasa.
5. Terbiasa menjalani kehidupan sebagai tawanan angan-angan dan imajinasi
yang tidak nyata, bahkan ia sangat tergantung padanya.
6. Lingkup pekejaan dikelilingi oleh suasana yang mengganggu pikiran,
menyebabkan ia tak mampu beristirahat dengan tenang. Misalnya, barangbarang yang teratur dan mengganggu tempat kerja, ruang kerja sempit, udara
dalam ruangan kerja terlalu dingin atau panas, suasana berisik di sekitar tempat
kerja, ada aroma busuk, merasa sangat lapar atau dahaga, tidak cocok dengan
beberapa teman kerja, atau banyaknya orang-orang berkunjung atau kawan
sekantor.
Terapi Pecahnya Pikiran Saat Melakukan Pekerjaan
Membangun kemampuan berkonsentrasi pikiran membutuhkan latian yang
cukup panjang, ketenangan, intensif berkesinambungan, kecermatan, dan
ketelitian. Sama dengan seseorang yang ingin membentuk kekuatan otot-otot
tubuhnya. Setelah ia mampu melalui proses latian itu, maka ia akan mampu
mengkonsentrasikan kekuatan memori dan memfokuskan pikirannya, kapanpun
dia menginginkan dan dalam kondisi bagaiamanapun.
Mengkonsentrasikan pikiran merupakan kemampuan mempertahankan daya
ingat dalam rentangan waktu yang cukup lama terhadap setiap rangsangan dari
luar, agar terpatri kuat dan jelas dalam benak. Sehingga pada akhirnya, memori itu
dapat menutup dirinya dari pengaruh rangsangan lain. Rangsangan yang dimaksud
disini adalah segala informasi yang dapat diserap oleh akal melalui salah satu
panca indra yang kelima: Pengelihatan, pendengaran, indra untuk mengecap
(lidah), indra perasa (kulit dan penciuman). Rangsangan yang telah diterima
sebelumnya, yang terdiri dari informasi, pengalaman dan segala sesuatu yang
diyakini oleh manusia agama dan ideologi, akan diproses dalam memori ini.
Ketahuila, bahwa bila Anda memiliki kemampuan brkonsentrasi, maka
manfaatnya akan kembali pada diri Anda. Seseorsng pakar ilmu jiwa mengatakan,
Kecerdasan itu tidaklah lebih besar dari kemampuan kosentrasi. Pakar lainya

berkata, Kemampuan mempertahankan daya ingat merupakan faktor pendokong


kecerdasan seseorang.
Ada beberapa langkah pemecahan yang dapat membantu Anda menghilangkan
pecahnya pikiran,sehingga Anda dapat membangun kemampuan diri dalam
berkonsentrasi. Di antaranya:
1. Jauhkan segala sesuatu yang mengganggu pikiran dan ingatan dari realitas
duniawi yang mengelilingi Anda.
2. Biasakan hidup dalam kesendirian, agar dapat lebih mengenal diri sendiri dan
segala sesuatu di sekitar Anda lebih jauh. Barangsiapa yang mengawali
harinya dengan rasa tenang di kediamannya, diberi kesehatan yang prima dan
telah memenuhi kebutuhan hidupnya untuk siang dan malam hari, maka
sungguh dia telah menguasai dunia ini dengan segala isinya.
3. Bila merasa suntuk, berhentilah sejenak dari pekerjaan yang Anda lakukan dan
manfaatkan waktu singkat itu untuk menenangkan diri di tempat yang nyaman.
Lebih baik lagi bila Anda membaringkan diri , menutup mata dan
mengosongkan pikiran. Lalu tariklah napas panjang, tahan beberapa detik
kemudian hembuskan melalui mulut Anda. Lakukan gerakan itu beberapa kali.
4. Jika merasa lebih, maka perbaharui suasana tempat Anda. Bergeraklah sedikit
dari tempat Anda, dan lakukan beberapa gerakan olahraga ringan.
5. Sempatkan diri Anda untuk istirahat sejenak sebelum mengkonsentrasikan
pikiran atau memulai pekerjaan.
6. Jangan awali waktu berpikir Anda pada masalah-masalah berat, setelah makan,
saat lapar, atau sangat haus.
7. Segalah mengobati masalah kesehatan yang menimpah Anda. Bila ada
penyakit yang menyerang, janganlah Anda melebih-lebihkan dan memberi
porsi besar untuk memikirkannya di luar batas kewajaran.
8. Lakukan latihan tehnik menguatkan konsentrasi dan daya ingat. Langkahlangkah singkatnya sebagai berikut:
a. Batasi masalah-masalah yang membutukan fokus perhatian. Susunlah
sesuai tingkat kepentingan dan keharusan menyelesaikannya segera, lalu
tulis dalam lembaran yang terjaga dengan baik.
b. Saat perasaan Anda mulai nyaman dan seimbang,tempat yang juga nyaman
dan jauh dari suara berisik dan gangguan apapun, keluarkanlah lembar
catatan dan mulailah dengan memikirkanpermasalahan pertama yang harus
diselesaikan.
c. Lihatlah masalah pertama dari semua sisinya, lalu konsentrasikan pikiran
Anda pada masalah tersebut beberapa menit.dengan demikian, akan merasa
bahwa di tempat itu hanya ada Anda dan masalah tersebut. Berusahalah
menjawab beberapa pertanyaan berikut sesuai dengan urutan metode
berpikir Anda: mengapa, kapan, di mana, bagaimana, siapa, dan dengan
siapa. Contoh, mengapa pekerjaan semacam ini yang saya inginkan? Kapan
waktu yang cocok untuk melakukannya? Dimanakah tempatnya?

Bagaimana proses pelaksanaannya? Siapa yang akan melakukan dan


bersama siapa?
d. Batasi setiap bagian yang telah Anda selesaikan dari pekerjaan, kemudian
catatlah satu persatu dengan kalimat singkat pada lembaran yang telah
disiapkan.
e. Fokoskan pandangan pada catatan yang Anda tulis, lalu pejamkan mata dan
berusahalah untuk mengingat kembali apa yang ditulis itu.
f. Ulangi latihan di atas beberapa kali pada waktu yang berbeda, kemudian
gabungkan dengan bagian-bagian baru lainnya yang telah Anda capai.
g. Keluarkan kembali catatan yang telah ditulis, setelah beberapa menit lalu,
sampaikanlah kepada yang lain, mintaklah saran, catatan masukan dari
mereka bila mereka mampu melakukannya untuk Anda.
h. Lalu, beralihlah kepada masalah lain dan sikapilah masalah baru itu dengan
cara dan metode yang Anda lakukan sebelumnya.
i. Terakhir, jangan lupa memindahkan ide dan pikiran Anda menjadi realita.
9. Latihan lain untuk menguatkan konsertasi.
a. Pilih judul tertentu yang diinginkan dan paksakan diri Anda untuk
memikirkan masalah itu saja selama lima belas menit. Berusahalah setiap
hari untuk menghafal sesuatu yang baru, ayat Al-Quran, hadits, materi
fikih, biografi, dan sebagainya.
b. Berilah sekali dalam sehari di depan rak perpustakaan Anda. Jika tidak
punya, maka lakukanlah di hadapan rak dapur atau di depan lemari etalase
pedagang dekat rumah Anda. Perhatikan satu persatu isi rak atau lemari
tersebut dengan serius, tenang, dan teliti. Setelah itu, tinggalkan tempat
tersebut, kemudian tulis apa yang telah Anda lihat di setiap rak atau lemari
tadi secara teratur. Kemudian, kembalilah ke tempat semulah dan sesuaikan
susunan yang Anda tulis dan yang ada di tempat itu.
c. Lihatlah sesuatu --- apapun itu --- beberapa menit, lalu palingkan padangan
darinya, dan biarkan seseorang bertanya tetang apa yang Anda lihat tadi.
Sementara, Anda berusaha mengingat dan menjawab pertanyaan itu.
d. Hitunglah angka secara berurutan dari atas ke bawah. Misalnya, dari angka
100 sampai 1. Hitung satu persatu hingga selesai. Anda dapat melanjutkan
latihan tersebut dengan pola sebagai berikut:
- Hitung dengan melangkahi 2 angka, dari 100, 98,96, dst.
- Hitung dengan melangkahi 3 angka, dari 100, 97,94, dst.
- Hitung dengan melangkahi 4 angka, dari 100, 96,92, dst.
- Hitung dengan melangkahi 5 angka, dari 100, 95,90, dst.
- Hitung dengan melangkahi 6 angka, dari 100, 94,88, dst.
- Hitung dengan melangkahi 7 angka, dari 100, 93,86, dst.
- Hitung dengan melangkahi 8 angka, dari 100, 92,84, dst.
- Hitung dengan melangkahi 9 angka, dari 100, 91,82, dst.
Ulangi latihan ini satu kali dalam setiap hari minimal selama sebulan.
e. Ambillah selembar kertas dan tulis di atasnya angka 1 hingga 10 seperti ini:

12345678910Kemudian tulislah di depan setiap angka itu kalimat yang terlintas di benak
Anda. Lalu, pilih huruf apa saja yang diinginkan dan letakkan di depan
setiap kalimat yang telah Anda tulis tadi. Setelah itu, tulislah sinonim dari
setiap kalimat yang telah Anda tulis dengan huruf awalan yang telah dipilih.
Mengembalikan Keseimbangan Pascatekanan Pekerjaa.
Setiap manusia mempunyai kemampuan terbatas. Ia tak sanggup mengerahkan
seluruhnya hingga di luar batas itu, sebagaimana tak mampu memikul beban
melebihi batas kesanggupan. Tetapi sebagian orang tertipu oleh banyaknya waktu
luang, tingginya cita-cita, dan semangat yang berlebih. Sampai pada akhirnya
mereka menerima beban pekerjaan di luar batas kemampuan. Hal itu
mengakibatkan kegelisahan, kerisauan, dan ketidak mampuan berproduksi.
Masalah yang umum menimpa orang-orang yang memiliki semangat dan kemauan
tinggi ini, sesungguhnya membutuhkan terapi. Ada beberapa langkah yang dapat
diambil guna menghindari masalah ini:
1. Perbanyaklah bekal kekuatan iman, karena itu adalah cahaya yang dapat
mengantar manusia melalui jalan kehidupan ini dengan selamat. Tatkala
imannya bertambah, maka akan bertambah pula daya, energi, kemampuan
dan kesanggupannya. Saya tidak akan brpajang lebar tentang proses
pertambahan keimanan. Namun sebuah kaedah umum mengatakan bahwa
iman itu bertambah dan berkurang. Bertambah dengan ketaatan, dan
berkurang karena kemaksiatan.
2. Jangan paksakan diri Anda memikul apa yang tak sanggup melakukannya.
Perhatikan dengan baik dalam program yang telah disusun, alokasi waktu
yang disediakan, kondisi dan kesanggupan Anda. Bila mengabaikan semua
itu, berarti Anda termasuk orang yang gagal dalam pekerjaannya,
mengakibatkan munculnya kerisauan, dan penderitaan.
3. Perhatikanlah agar program Anda tersusun berdasarkan pada Fikhu AlAulawiyat. Sehingga, akan lebih baik bila Anda memperhatikan program
yang sangat penting dan tak dapat ditunda atau diundur seperti yang lain.
Karena, dalam kehidupan modern ini banyak perbedaan dan jenis
pekerjaan, yang membuat seseorang tak tahu pekerjaan apa yang telah ia
mulai dan apa yang ditunda. Tapi bila menjadikan ini sebagai ukuran,

mendahulukan yang lebih penting dan bermanfaat sesuai kondisi, Anda


akan mampu memilih di antara semua pekerjaan ini secara obyektif.
4. Rangcanglah aktivitas Anda secara bervariasi, yang menggabukang antara
program pribadi dan pekerjaan pokok. Karena bertahan pada satu jejnis
aktivitasakan mendatangkan rasa bosan, malas, dan kehampaan jiwa.
Akibatnya jiwa Anda akan menerima beban berat saat melakukan
pekerjaanitu.
5. Saat mengevaluasi pekerjaan, lakukan secara obyektif. Jangan seperti orang
yang memiliki ambisi berlebihan. Ia hanya memandang aktivitas yang
gagal dilakukan dan melupakan keberasilan yang diraih. Bahkan, ia tidak
mengingatnya kecuali pada saat melaksanakan program itu; sikap ini adalah
bentuk pengingkaran atas nikmat Allah. bila kebiasaan ini di teruskan, akan
mengakibatkan rasa tertekan dan kegelisahan.
6. Jangan lupa menunaikan hak jiwa Anda dan menjadikan bagian itu sebagai
program yang tak mungkin dinafikan, karena pertimbangan lain. Hak ini
biasanya dapat dilakukan pada hari libur. Pada saat itulah jiwa ini
dilepaskan dari beban pekerjaan, dimanfaatkan untuk beritirahat,
menggeluti hobi yang dibolehkan syariat, menjaga kondisi fisik dengan
mengkonsomsi makanan bergizi, serta memeriksa dan mengobatinya segera
bila ada pennyakit yang menyerang. Karena, jiwa itu ibarat kendaraan
tunggangan. Apabila dimanfaatkan membawa beban, namun tak diberi
makan, minum, dan tak ada waktu istirahat, maka lambat laun akan
melemah dan terjatuh. Ada baiknya bila Anda menggembirakan diri dengan
hadiah dari setiap keberasilan yang diberikan Allah melalui usaha Anda.
Hadiah itu bisa berupa liburan, wisata atau barang.
Bagaimana Membangun Kepercayaan Diri?
Menciptakan rasa percaya diri merupakan jalan menuju sukses dalam
kehidupan ini. Sedangkan hidup dalam tekanan perasaan yang negatif, ragu-ragu,
bimbang, dan ketidakyakinan terhadap kemampuan merupakan awal kegagalan.
Betapa banyak orang yang kehilangan pitensi diri karena ketidaktahuannya
terhadap nikmat yang Allah berikan itu. andai saja ia mau menjelajahi potensi dan
kemampuannya secara optimal, niscaya ia akan menghasilkan karya yang lebih
banyak.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk keluar dari berbagai pikiran
dan perasaan negatif yang menyelimuti diri Anda, baik masalah yang ada pada
pikiran, kepribadian, akhlak, kebiasaan, ataupun ucapan Anda. Semoga cara ini
dapat mengangkat beban yang menjalani kehidupn aini dengan kepercayaan diri
yang lebih besar dan cita-cita yang bergelora:
1. Kenali jenis pikiran dan perilaku negatif yang melekat dalam diri Anda, tanpa
mengurangi atau melebih-lebihkan.

2. Lakukan analisa akurat dan logis yang dapat mengantar Anda memahami
masalah tersebut dengan mengetahui penyebab dan hakikatnya, apakah
masalah ini sebuah kenyataan atau hanya khayalan belaka.
3. Apabila masalah ini lahir dari khayalan atau imajinasi, maka segera bebaskan
diri Anda dari kungkungan imajinasi itu. tapi bila dia merupakan sebuah
kebenaran nyata, maka lepaskan diri Anda dari sebab-sebab yang
dimunculkannya. Kikislah masalah tersebut hingga habis. Katahuilah bahwa
sifat dan cara berpikir negatif yang melekat kuat dalam diri Anda
membutuhkan kesungguhan, pengorbanan besar, dan masa yang cukup panjang
untuk dapat melenyapkannya.
4. Cobalah untuk memfokuska memori dan pikiran Anda pada sebuah situasi
positif dan berarti yang pernah dialami dalam hidup. Rekonstruksilah kembali
detail situasi positif tersebut mulai dari suara, gambar, perasaan, dan suasana
yang menyelimuti Anda saat itu. sampai akhirnya Anda pada puncak
konsentrasi, merasakan ketenangan jiwa, kelapangan hati, dan mulai merasa
terbang kealam lain. Lakukan gerakan tertentu yangmengiringi puncak
konsentrasi seperti bertakbir, bertahmid, atau bertahlil saat Anda mulai
mengingat peristiwa membahagiakan yang pernah dialami. Misalnya, ketka
Anda merayakan pernikahan, mendapatkan berita gembira, ketika bermunajat
di hadapan Allah swt, saat menyaksikan secara langsung Baitullah, atau ketika
mendengar berita gembira yang diperoleh kaum muslimin.
5. Ulangi latihan di atas beberapa kali, hingga situasi-situasi positif itu dan
segenap perasaan jiwa yang menyertainya dapat saling terkait dengan gerakan
yang Anda lakukan secara otomatis.
6. Bila dalam benak Anda masih sering muncul perasaan dan pikiran negatif,
maka lakukan cara ini. Pejamkan sejenak mata dan lepaskan diri Anda dari
pikiran itu. kemudian banyangkanlah di hadapan mata sebuah lembaran yang
tertulis di atasnya dengan huruf jelas dan warna menyolok kalimat:
Berhentilah! Perhatikanlah dengan baik kalimat itu beberapa saat. Ulangi
beberapa kali sehingga Anda merasa bahwa tak ada kata lain di hadapan mata
selain kata itu.
7. Bayangkanlah bahwa Anda melewati kata itu sambil menyaksikan sebuah
kebun yang sangat indah di balik kata tersebut. Di dalam kebun nan indah itu
ada sungai dengan iar bening mengalir, terdengar kicauan burung, udara sejuk
dan dingin yang berhembus sepoi-sepoi. Nikmatilah suasana nyaman itu
dengan tetap memejamkan mata.
8. Beralihlah kepada rangsangan positif. Gunakan waktu sejenak disitu, hingga
suasana jiwa Anda berubah menjadi lebih baik. sehingga, perasaan negatif
yang muncul itu lenyap dari benak Anda.
9. Kembalilah berpikir tentang aktivis dan pekerjaan sebagaimana yang sering
Anda lakukan.
10. Bila pikiran-pikiran negatif itu kembali menyerang Anda, hentikan pekerjaan
saat itu juga. Hiduplah hanya dengan memori dan pikiran yang positif.

11. Jangan lupa mengembalikan seluruh urusan Anda kepada Allah swt. di awal
dan akhir pekerjaan. Karena Dia-lah yang me,buat seseorang itu menangis
dantertawa. Dengan bertaubat, istighfar dan senantiasa berdzikir kepada-Nya
akan menghidupkan hati Anda.
Bagaimana Membuat Keputusan?
Salah satu faktor penentu kesuksesan dalam kehidupan ini adalah keberhasilan
membuat keputusan dan melakukannya pada saat yang tepat di setiap sisi
kehidupan. Baik keputusan itu terkait dengan diri Anda, ataupun orang lain.
Banyak orang bekerja dan berusaha dengan penuh kesungguhan, kemudian pada
saat yang genting dari tahapan pekerjaan itu mereka harus mengambil keputusan
yang benar dan tepat. Namun karena keragu-raguan dan ketidakberanian
mengambil keputusan, mereka akhirnya harus kehilangan pekerjaan yang telah
lama ditekuni. Atau, kesempatan berharga yang mungkin dapat merubah nasib
mereka, berlalu begitu saja di depan mata.
Berikut beberapa langkah yang mungkin dapat membantu Anda agar memiliki
kemampuan dalam mengambil keputusan:
1. mengumpulkan informasi yang benar dan sempurna sesuai tema yang
dibutuhkan untuk mengambil keputusan. Keinginan untuk memutuskan
sesuatu namun dengan informasi yangminim, dan meragukan kebenarannya
akan melahirkan keputusan yang tidak akurat. Bahkan salah, sehingga hasilnya
buruk. Contoh, seorang siswa yangbaru menamatkan pendidikannya di SMA.
Ia berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya pada salah satu Perguruan
Tinggi Negeri. Namun, ia bingung memutuskan jurusan yang harus dipilih.
Maka, ada beberapa langkah yang dapat ia lakukan seperti berikut ini;
mengumpulkan informasi akurat tentang berbagai jurusan yang ada, jumlah
mata kuliah dan SKS, aturan perkuliahan, syarat penerimaan, dan pekerjaan
yang sesuai dengan jurusan yang dipilih. Juga, peluang persaingan setelah
selesai dari pendidikannya kelak.
2. Membatasi dan menentukan alternatif sesuai dengan informasi yang diterima
tentang jurusan yang akan dipilih.
3. Memilih yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada.
4. Bila Anda masih bingung memilih dan sisi keutamaan pada jurusan yang akan
dipilih, lakukanlah shalat istikharah. Mintalah pendapat dari orang-orang yang
berpengalaman dan lebih tahu dalam hal ini.
5. Pelaksanaan keputusan: setelah melalui langkah-langkah di atas, diharapkan
seorang calon mahasiswa dapat menetapkan pilihannya pada jurusan yang ai
inginkan. Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan hasil dari proses
tahapan yang dilakukan. Tanpa adanya keputusan akhir, maka langkah-langkah
kerja di atas menjadi tidak berarti.

Sejenak Bersama Akal dan Pikiran


Kemampuan berpikir merupakan keistimewaan setiap orang. Dengan itulah
Allah Azza wa Jalla memuliakan mereka dari makhluk lainnya. Apabila mereka
memanfaatkan keistimewaan itu dengan baik, maka akan naik menuju tangga
kesuksesan. Tapi bila mereka tidak memanfaatkannya, maka itu merupakan sebab
utama akrabnya kegagalan dalam kehidupan ini. Anda bisa merupakan sebab
utama akrabnya kegagalan dalam kehidupan ini. Anda bisa mengatakan, bila
kehidupannya ini tidak disertai dengan proses berpikir, maka akan lepas dari
kesuksesan.
Berpikir merupakan proses terhadap setiap informasi yang diterima oleh akal.
Di dalam otak, terdapat bilik besar yang memuat gambar, suara, dan perasaan yang
terserap dari luar melalui panca indera, atau dari dalam yang berasal dari memori.
Berpikir juga merupakan proses mengarang, membandingkan, dan menilai setiap
informasi sesuai dengan landasan iman, ideologi dan nilai-nilai. Dengan demikian,
ungkapan yang sistemistis dan teratur akan menghasilkan kemampuan berbahasa
dan perilaku yang baik. sebagaimana juga akan melahirkan pengaruh psikologis
pada bagian otot tubuh, pernafasan, warn akulit, dan roman muka.
Seorang warga negara Inggris yang terkenal, Bernard Show mengatakan,
Sebagian orang ada yang berpikir hanya dua atau tiga kali dalam setahun.
Berpikir itu sendiri ada yang terpuji dan tercela. Agar setiap orang dapat
membebaskan dirinya dari cara berpikir tercela dan mulai berpikir positif, berikut
saya sampaikan beberapa macam jenis berpikir seseorang.
Macam-macam Berpikir/Berapa Macam Jenis Pemikir
1. Berpikir enovatif, merupakan jenis berpikir untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan belum ada sebelumnya dalam kehidupan ini. Atau, cara berpikir untuk
melahirkan teknik baru yang berasil, solosi baik, keputusan yang benar yang
mampu mengeluarkan emas dari dalam tanah dan intan dari dasar laut. Kita
juga dapat menamakannya dengan pikiran yang ijtihadi.
2. Berpikir kritis, merupakan jenis berpikir yang mampu memahami sisi yang
kurang ,salah, dan celah pada setiap pekerjaan. Meskipun, ia tak mampu
menunjukkan sesuatu yang lebih sebagai ganti dari apa yang ia kritisi.
3. Berpikir memahami, merupakan jenis berpikir yang mampu memahami inovasi
baru yang diciptakan orang lain. Namun, dia tambahan.
4. Berpikir ghamid (samar-samar), merupakan jenis berpikir yang kacau. Jenis
pikiran ini membuat orang tidak mampu mengetahui hubungan antara sesuatu
yang terjadi dengan besaran setiap sesuatu pada pempat yang ia pikirkan.
Orang ini juga tidak mampu mengungkapkan isi pikirannya dengan penjelasan
yang gamlang.
5. Berpikir mutasyakkik (ragu-ragu), merupakan jenis berpikir konspiratif yang
dipenuhi keraguan terhadap setiap pekerjaan dan semua orang. Dia berpikir
bahwa di belakang itu semua ada konspirasi, sehingga tak ada guna setiap
usaha dan pekerjaan yang dilakukan.

6. Berpikir mubaligh (melebih-lebihkan), merupakan jenis berpikir yang menilai


segala sesuatu lebih besar dari kenyataan sebenarnya, apakah hal itu
menggebirakan atau membahayakan. Orang ini kerap menggambarkan bahwa
biji itu adalah kubah. Sehingga, takkala Anda mendengar sebuah masalah,
nyali akan menciut karena besarnya masalah yang dihadapi. Namun takkala
Anda sendiri menyaksikan dan menghadapi masalah itu, ternyata hal itu biasabiasa saja. Bahkan, sesuatu yang sangat enteng.
7. Berpikir sathi (dangkal), merupakan jenis berpikir yang terbatas pada tampilan
luar yang terlihat, tanpa berusaha mengetahui lebih jauh hakikat dan inti
masalah. Misalnya, menilai seseorang melalui pakaian yang ia kenakan, atau
kendaraan yang dipakai, tanpa mengetahui cara berpikirnya, perilaku
kesehariannya, tanpa mengetahui cara berpikirnya, perilaku kesehariannya,
akhlaknya, wawasannya, interaksinya dengan orang lain, dan sebagainya.
Padahal dengan semua itu, kemampuan manusia terlihat berbeda.
8. Berpikir iddiai (mengklaim), merupakan jenis berpikir yang mengklaim
bahwa dirinya telah melakukan pekerjaan ini dan itu, walau ia belum sekalipun
melakukannya. Tapi ia tetap berkeras dan selalu mengklaim dirinya dengan
anggapan yang kosong sehingga pada akhirnya ia mengakui kebenaran ucapan
tersebut. Dan, kebohongan itu tetap melekat pada dirinya, sehingga Allah
mencatat orang tersebut sebagai pendusta. Demikian seterusnya, ia berada
dalam kebohongan secara terus-menerus, sehingga mempercayai dirinya.
Sebagai besar orang yang menderita jenis penyakit ini adalah mereka yang
pengangguran. Akibatnya, mereka menipu diri sendiri dan menyukai
kebohongan yang dilakukan, serta merasa puas dengan itu semua.
9. Berpikir tahlil sababi (analisa sebab), merupakan jenis berpikir yang dilakukan
secara mendalam. Seseorang yang memiliki jenis berpikir ini biasanya
cenderung menganalisa setiap sebab dari peristiwa yang terjadi, awal masalah,
hasil dan tujuan orang-orang yang melakukannya, serta sikap dan peran
yangharus ia ambil dari peristiwa tersebut.
10. Berpikir tabriri qadari (justifikasi). Pemilik jenis pemikiran semacam ini,
biasanya orang yang secepatnya melepaskan diri dari setiap tanggung jawab
dan masalah yang terjadi. Ia berusaha membenarkan (menjustifikasi) setiap
akibat dari apa yang dilakukan.
11. Berpikir juzI (parsial), merupakan jenis berpikir yang dilakukan seseorang
dengan hanya melihat peristiwa atau masalah yang terjadi secara parsial dan
terpisah dari inti permasalahan. Padahal, hal itu sesungguhnya terkait dan
menjadi bagian dari masalah tersebut.
12. Berpikir kulli tajmii (global menyeluruh), merupakan jenis berpikir yang
memandang segala sesuatu secara global atau umum. Tidak memperhatikan
secara detail dan terpisah pada setiap sesuatu dan peristiwa.

Manakah Jenis Berpikir yang Ideal?


Dari sekian jenis berpikir, ada beberapa yang tergolong ideal, di antaranya
berpikir inovatif, kritis, istiab, sababi, dan global, dengan catatan sesuai dengan
kadar kemampuan berpikirnya. Ini tidak menafikan untuk tetap mempelajari
sebab-sebabnya. Dan, Allah Azza wa Jalla yang menciptakan hukum sebab
akibat.
Keistimewaan Jenis Berpikir yang Ideal
Seseorang yang mampu berpikir secara ideal memiliki beberapa keistimewaan,
dan menjadikannya berbeda dengan yang lain. Keistimewaan itu antara lain:
1. Pandangan jauh ke depan yang mampu melihat hakikat dan inti segala sesuatu
yang terjadi, tidak cukup hanya dengan melihat tampilan luarnya saja.
2. Senantiasa jujur, serius, dan intens dalam berpikir. Selalu berusaha
melakukannya secara mendalam, sehingga ia sampai pada gambaran ideal
sebagaimana yang kami sebutkan di atas.
3. Membebaskan diri dari kebiasaan meniru orang lain. Sebab, sebagian orang
membentuk cara berpikirnya dari ucapan terakhir yang ia dengar dari orang
lain, atau pengaruh dari sebuah buku yang ia baca. Oleh karena itu, kadang kita
menemukannya beralih dari pikiran yang pernah ia sampaikan, bagai bunga
karang yang menyerap cairan apapun yang diletakkan di atasnya.
4. Menyatukan antara kondisi internal yang ada di sekitar Anda terima perasaan
eksternal, pengalaman, dan informasi yang Anda terima sebelumnya.
Kesemuanya itu hendaknya dilakukan secara seimbang.
5. Terang dan jelas dalam mengungkapkan isi pikiran. Karena setiap pikiran yang
matang dan brilian, bila tak dapat diungkapkan dengan bahasa yang jelas,
terang dan indah, ibarat bom yang terkubur dalam tanah. Ungkapan yang jelas,
terang, dan jeli merupakan tanda kedalam dan kejelasan pikiran.
6. Senantiasa mengevaluasi perasaan dan tidak mengekor di belakangnya, karena
perasaan itu biasanya salah dan menyesatkan. Misalnya, seorang laki-laki
melihat sopir mobil menghentikan kendaraannya di jalan sambil membopong
seorang anak yang sedang terluka dengan ceceran darah mengalir pada
wajahnya. Takkala laki-laki tahu bahwa anak yang sedang terluka itu adalah
putranya, serta merta dilabraknya sopir tersebut dengan pukulan bertubi-tubi
pada wajahnya karena menyangka bahwa orang itulah yang menabrak
putranya. Padahal dia hanya menolong sedang pelakunya telah kabur duluan.
Faktor yang Membatasi Kita dalam Memandang Sesuatu
Ada beberapa faktor naluri, peroleh, integritas, dan faktor internal yang akan
mempengaruhi cara pandang seseorang dalam membatasi dan mengukur segala
sesuatu yang menjadi tema pikiran.
Faktor-faktor itu antara lain:
1. Kemampuan Akal

2.

3.

4.

5.

Kemampuan akal setiap manusia berbeda dengan yang lain. Perbedaan itu bisa
disebabkan pada perbedaan dasar penciptaannya, atau perbedaan pada proses
penyiapan akal itu sendiri, pembentukan dan pengembangan kemampuan
seseorang. Di antara mereka ada yang memiliki akal bersinar cemerlang.
Pandangannya yang cerdas dapat mengetahui hakikat setiap perkara, sekecil
apapun isyarat yang mewakilinya. Di antara mereka juga ada yang bodoh, tidak
pernah paham kenyataan yang terjadi di hadapannya, seterang apapun itu. di
antara keduanya, ada perbedaan yang sangat menonjol.
Keselamatan dan Kemampuan Panca Indera
Panca indra merupakan perantara antara akal dan sesuatu yang menjadi tema
pikiran. Bila panca indra tidak benar, maka proses transfer pun menjadi salah,
sehingga mengakibatkan kesalahan dan ketidak sempurnaan pada cara
pandang. Kekuatan dan keselamatan panca indra pada setiap orang tentu
berbeda dengan yang lainnya. Hal ini menyebabkan perbedaan pada cara
pandang setiap orang.
Kekayaan dan Kemampuan Bahasa
Kekayaan dan kemampuan berbahasa merupakan faktor menentukan yang
digunakan untuk mengungkap dan menggambarkan sesuatu. Bila seseorang
mempunyai kekayaan, keluasaan dan kemampuan bahasa, maka
kemampuannya mengungkap dan menggambarkan sesuatu juga akan besar.
Ideologi dan Nilai
Ideologi dan nilai-nilai yang diyakini oleh setiap orang merupakan elemen
menentukan dalam proses berpikir dan menggambarkan sesuatu, ideologi ini
meliputi keimanan kepada Allah, loyalitas, cinta, kepercayaan terhadap segala
sesuatu yang terjadi di sekeliling manusia, dan kepercayaan terhadap
kemampuan, hakikat, peran, serta tugas mereka.
Kenyataan yang Ada
Kenyataan yang terjadi merupakan dasar dalam menentukan tema berpikir.
Apabila pengetahuan kita terhadap kenyataan yang terjadi itu mendalam dan
sempurna, maka proses penggambaran itu kian mendekati kebenaran.

Kendala Proses Berpkir


1. hidup di alam mimpi, merupakan khayalan dan angan-angan yang kosong,
serta buta terhadap kenyataan yang terjadi. Khayalan akan punya makna bila
disesuaikan dengan kebutuhan manusia untuk mengembangkan apa yang
dicapai saat ini. Juga, untuk memperbaruhi dan inovatif dalam batas-batas yang
memungkinkan. Tapi bila hal itu membuat pelakunya tercebur dalam anganangan yang mustahil, hidup dalam naungannya, dan menolak bekerja untuk
mencapainya, maka saat itulah ia menjadi penyakit yang mematikan pikiran
dan melumpuhkan akal.
2. Menyerah terhadap kelemahan diri, dan menduga bahwa ia tak memiliki
kemampuan apapun. Itulah yang menyebabkan seseorang mengosongkan
pikirannya, dan akalnya tunduk pada pilihan itu. padahal, musuh Anda takkan

mendapatkan keuntungan apapun dari hadia gratis yang engkau persembahkan


baginya.
3. Bimbang dan ragu saat terjadi benturan dalam proses berpikir, beragamnya
alternatif, dan ketidakmampuaan memutuskan atau memilih. Akibatnya,
kesempatan tersebut lenyap dan pilihan-pilihan itupun ikut menguap.
4. Menjiplak dan meniru setiap orang yang melakukan pekerjaannya. Selain itu,
membiasakan diri dengan sifat malas, gentar, dan takut pada pembaharuan dan
kebebasan berpikir.
5. Bergaul dengan orang yang tidak memiliki aktivitas dan senang berhura-hura,
atau dengan mereka yang dikenal seperti itu. seseorang apabila berteman
dengan orang yang aktif dan kreatif, maka dia akan memetik cahaya darinya.
Sebagaimana bila ia berkawan dengan orang yang malas, ia pun akan
terpengaruh dengan sifat seperti itu.
6. Menyibukkan akal pikiran pada sesuatu yang tak terpikirkan olehnya dan di
luar batas kemampuan daya serap orang tersebut. Tak adanya aktivitas berpikir
merupakan pengebirian terhadap akal dan pengingkaran atas nikmat Allah.
namun menyibukkannya terhadap sesuatu yang ada diluar batas daya
tangkapnya, merupakan pembebanan yang tak mungkin ia pikul. Seperti usaha
mengetahui hal-hal yang ghaib di akhirat, takdir manusia, tentang sifat-sifat
Allah, dan sebagainya.
7. Kekosongan dan tidak menyibukan diri pada pekerjaan yang bermanfaat,
karena pikiran itu akan selalu melanglang buana dan tak akan tenang. Bila dia
tidak disibukkan dengan hal-hal yang buruk.
8. Tidak tenang terhadap pekerjaan yang dilakukan dan menyibukan diri dengan
memikirkan secara terpaksa dan sengaja karena riya. Sehingga, dia benci untuk
memikirkan hal itu daripada tidak tenang melakukannya, walau tak mampu
berkonsentrasi. Dia telah merasa cukup bila mencapai batas minimal dan
sederhana dari target pekerjaannya, meskipun masih jauh dari inovasi, kreasi,
dan kecerdasan sebagai manusia.
9. Suka bergantung pada orang lain. Artinya, kebiasaan seseorang yang
menyerahkan kebiasaan berpikir itu kepada orang lain sebagai ganti dirinya,
hingga pada perkara pribadinya. Sehingga orang seperti ini akan ditimpa
kelemahan berpikir dan akal yang jumud. Akibatnya, dia bagai tumbuhan
benalu yang hidup dengan menumpang pada dahan pepohonan. Bila dahan itu
layu atau terpotong, habis pula kehidupan benalu itu.
10. Kebodohan panca indra. Karena pintu pikiran dan pandangan akal merupakan
indra yang terdiri dari pendengaran, penciuman, mengecap, dan merasa. Bila
seseorang membiasakan inderanya untuk selalu jeli memperhatikan dan cepat
merespon, maka dia akan ingat dan lincah berkerja. Dan, itulah bantuan paling
nikmat bagi pikiran seseorang. Namun bila kebiasaannya malas, maka tugas
berpikirnya pun akan melemah dan terputus. Akibatnya, kondisi akan seperti
apa yang dikatakan Allah taala,

Dan, sesungguhnya Kami jadikan untuk sisi neraka Jannam kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayatayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. Mereka itulah orang-orang yang lain. (Al-Araaf :179)
11. Kebiasaan bersilat lidah. Sifat ini akan mendorong seseorang untuk saling
berbantah-bantahan dengan cara yang batil, menciptakankemarahan dan
permusuhan, karena masing-masing ingin menang. Kebiasaan ini juga akan
menyebarkan perbedaan daripada persatuan. Semua ini hanya menyibukkan
diri sendiri, mengganggu pikiran, dan menjauhkannya dari kemampuan inovasi
serta kontribusi.

Memori dan Bacaan


Otak merupakan bagian dari oranng tubuh manusia yang paling menakjubkan
yang diciptakan Allah bagi manusia. Sebab, di organ tubuh inilah banyak bagian
yang saling terpisah dan berbeda di dalamnya, mulai dari pusat penglihatan,
pendengaran, perasaan, penciuman dan untuk mengecap. Di dalam otak juga
terletak pusat bahasa, gerakan, menampung informasi, mengarakan perasaan, dan
menjaga keseimbangan. Seluruh introksi perilaku dan aktivitas manusia berpusat
di organ tubuh yang berada di dalam kepala ini.
Fungsi memori, menampung setiap informasi di dalam otak manusia. Bagian
ini akan bekerja setelah ia menerima informasi tersebut melalui salah satu panca
indera yang menuju pusat memori. Pada saat indera manusia yang menerima
informasi bekerja dengan baik dan mampu memahami informasi tersebut, maka
peluang untuk diserap dan dijaga aleh memori juga menjadi besar.
Adapun indera yang sangat kuat penerimaannya terhadap setiap informasi yang
diterima --- untuk segera disalurkan ke dalam memori --- ialah indera penglihatan.
Oleh karena itu, apabila Anda tak dapat menggunakan mata untuk menangkap
sebuah informasi, aka usahakan dapat membandingkan informasi yang diterima
melalui indera pendengaran, penciuman, dan indera perasa dengan sebuah gambar
yang terkait dengannya. Ambilah waktu yang cukup untuk dapat memahami
gambar tersebut secara mendetail dengan cara berkonsentrasi.
Kehebatan, kekuatan, dan kelemahan memori biasanya didasari pada struktur
penciptaannya. Bisa dipengaruhi oleh faktor genetis, kesehatan ibu saat
mengandung, konsomsi gizi, obat-obatan, atau karena menghirup gas beracun
yang dapat melemahkan kondisi janin dalam kandungan. Juga bisa karena faktor
perolehan, misalnya konsumsi terhadap makanan bergizi,udara bersi yang ia
tinggali sebagai tempat untuk brpikir, menghafal dan belajar, serta latihan yang
menguatkan memori sebagaimana yang setelah saya sebutkan sebelumnya.
Kebiasaan membaca, berperan besar bagi seseorang untuk memperoleh
pengetahuan dan memperluas wawasannya. Bahkan metode ini adalah sarana
terbaik yang paling dikenal dan dilakukan oleh manusia. Bila seseorang mampu
meningkatkan cara dan metodenya dalam membaca, maka ia pun akan memetik
manfaat yang lebih besar saat berinteraksi dengan buku atau apa saja yang di baca.
Seseorang yang menjadikan kegiatan membaca bagian dari hidupnya, atau
menjadikannya sebai hobi dan kegandrungan, maka dalam waktu relatif singkat ia
akan tampil beda. Ia akan tampak menonjol di antara kawan-kawannya yang lain,
apakah itu dalam pola pikir, mensikapi kehidupan, dan cara pandang terhadap
setiap oarang. Mereka yang gandrung membaca, tidak menjadikan aktivitas ini
hanya sekedar proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan, dan sarana
untukmelanglang buahna, tapi lebih dari itu. kegandrungan ini sebagai
kenikmatan, kebahagiaan, dan wisata ruhani yang tak tertandingi oleh sarana
apapun.
Agar Anda tahu jumlah informasi yang dapat diserap melalui proses membaca,
maka perlu mengkalkulasi berikut ini:

Secara umum, seseorang mampu membaca 500 kata dalam satu menit, walau
diantara mereka ada yang mampu membaca 900 kata, namun ini sangat jarang.
500 kata itu serata dengan 2 halaman buku ukuran sederhana. Artinya, dalam
satu jam seseorang mampu membaca 120 halaman.
Bila sebuah buku terdiri dari 400 halaman, maka Anda akan menyelesaikannya
dalam 3 jam, 20 menit.
Anggaplah Anda hanya mampu membaca dalam 4 jam. Bila meluangkan
waktu untuk membaca 1 jam saja setiap hari, maka dalam empat hari Anda
akan menamatkan satu buah buku. Artinya, dalam satu tahun, Anda akan
menamatkan sekitar 90 buku. Bayangkan itu!
Perhatikanlah! Betapa besar pengaruh yang Anda rasakan bila mampu
membaca 9 buku pilihan dalam satu tahun sebagai ganti dari 90 buku itu. namun
kita melihat, masih sangat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu berharga
yang ia miliki. Hilang percuma dalam permainan tiada guna, hura-hura, dan
semacamnya. Kemudian tampa mereka sendiri, kematian itu tiba-tiba datang
menjemput. Betapa ruginya orang seperti ini.
Cara membaca diam yang disertai dengan keseriusan dan konsertasi
merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan saat membaca. Dalam suasana yang
tenang dan jiwa yang rileks. Jangan langsung membaca setelah makan, atau pada
saat merasa sangat lapar dan haus. Cahayaa lampu agar tidak buram atau terlalu
terang sehingga melelahkan mata. Demikian pula suhu ruangan hendaknya
diperhatikan, tidak terlalu dingin atau panas. Pada saat membaca, Anda sebaiknya
menyiapkan pulpen dan kertas untuk mencatat hal-hal penting, komentar, resume
dan sebagainya. Jangan lupa!, pilih waktu yang tepat atau setelah tidur yang
cukup.
Kesehatan
Diri Anda merupakan amanah yang harus dijaga dengan baik. itu sebabnya,
kesehatan jiwa dan ruh Anda harus terjaga dari penyakit syubbat dan kegersangan
iman. Begitu juga dengan kesehatan akal harus dijaga dari penyakit khurafat dan
cerita dusta. Demikian pula kesehatan fisik, harus terjaga dari wabah dan virus
prnyakit, agar tubuh Anda senantiasa perima, kuat, dan penuh vitalitas.
Ada beberapa poin yang dapt kita bicarakan tentang kesehatan fisik, antara lain
yaitu:
a. Kaidah umum kesehatan pribadi.
b. Makanan.
c. Tidur.
d. Olaraga.

a. Kaidah Umum Kesehatan Pribadi


1. perkuatlah hubunganmu dengan Allah Azza wa Jallah, sandarkan kebutuhanmu
pada-Nya. Lantungkan selalu doa-doa pada pagi dan petang hari, sebelum
tidur, saat terbangun dan sebagainya.
2. Jangan berlaku israf (berlebih-lebihan), karena itu adalah sumber penyakit.
Ketahuilah bahwa kegemukan adalah musuh besar bagi tubuhmu.
3. Bila engkau mengeuhkan penyakit yang bersarang pada tubuhmu, maka
terapilah ia sebelum membesar. Bila pengobatan secara natural dan alami dapat
dilakukan, maka hindarilah pengobatan yang mengandung unsur kimia.
4. Hindarilah pemberian obat penenang kecuali dengan alasan yang sangat
mendesak.Merokok adalah fakta membinasakan. Apalagi yang sejenis narkoba
dan segala yang memabukkan.
5. Pilihlah tempat tinggal dengan udara yang baik dan bersih.Kebersihan dalam
segalah sesuatu adalah pangkal kebahagiaan.Jagalah menu makanan Anda agar
bervariasi setiap waktu.Hati-hatilah terhadap ucapan beberapa dokter yang
mungkin mengandung keburukan bagi Anda. Mungkin Anda adalah dokter
terbaik yang mampu mengobati diri sendiri.Tak ada satupun penyakit yang
dapat disembuhkan dengan sihir. Sebaiknya lakukan proses adaptasi dengan
beberapa penyakit yang menimpah Anda.Introspeksilah setiap penyakit yang
menimpah Anda. Semoga saja penyakit yang menimpa merupakan pembersih
bagi diri Anda dari segala dosa.
b. Makanan
Allah swt. berfirman,
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya
Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian kami belah
bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu,
anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang)
lebar, dan buah-buahan, serta rumput-rumputan, untuk kesenangan dan untuk
binatang-binatang ternakmu. (Abasa: 24-30)
Kaidah Umum tentang Makanan yang dikonsumsi
1. Orang yang berakal makan untuk hidup, dan hidup untuk tujuan yang agung
(makanan bagi mereka adalah sarana). Adapun orang-orang yang
mementingkan hawa nafsunya, maka hidup mereka hanya untuk makan.
2. Janganlah makan sebelum merasa lapar. Karena makan saat masih kenyang
adalah penyakit mematikan.
3. Variasikan makanan dan perbanyak makanan berserat pada menu. Seperti
buah-buahan dan sayur-sayuran segar. Jangan terlalu sering makan daging dan
makanan yang berlemak. Mungkin Anda dapat mengkonsumsinya satu atau
dua kali dalam sepekan.

4. Hindarilah semampu mungkin makanan istans, kalengan, dan minuman


berkarbonasi.
5. Jangan penuhi perutmu dengan makanan. Ini adalah nasihat yang disepakati
oleh para dokter sepanjang masa.
6. Jangan sepelekan kebersihan makanan. Karena makanan yang tercemar dan
kotor adalah racun, bukan sumber gizi.
7. Usahakan tidak sering memakan makanan ringan (ngemil).
8. Perbanyak minum air putih dan yakinkan diri Anda bahwa air itu bersih.
Sebaiknya anda tidak minum saat sedang makan, atau langsung minum setelah
makan.
9. Jangan berlebih-lebihan mengkonsumsi garam dan gula buatan, karena akan
menimbulkan penyakit (khususnya diabetes) seiring bertambah usia.
10. Sebaiknya Anda meninggalkan atau mengurangi minum the, kopi, dan
minuman berkarbonasi. Dan menggantinya dengan minum air putih dan juz
buah segar.
11. Makanlah dengan tangan kanan dan cucilah setelah selesai. Awali dengan
mengucapkan asma Allah, dan jangan lupa minum berdiri tanpa alasan jelas.
Setelah makan, bersihkanlah mulut dan tangan Anda. Jangan lupa memuji
Allah atas rezeki yang diberikan-Nya padamu.
c. Tidur
Allah swt. berfirman,
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam
dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. (Ar-Ruum:
23)
Tidur adalah salah satu rahasia Ilahi bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya yang
sarat keajaiban. Rahasia yang selalu dan tetap dibutuhkan oleh setiap manusia
bagaimanapun situasi dan kondisi mereka. Pada saat mereka merasa sangat lelah,
maka istirahat dan tidur merupakan aktivitas yang sangat dibutuhkan, agar
semangat dapat bangkit kembali setelah tidur. Demikian pula dengan kondisi
tubuh akan terasa lebih segar. Pandangan mata akan lebih hidup dan siap
melakukan pekerjaan berikutnya.
Pada bagian ini, saya akan berusaha memberikan beberapa kaidah positif
bagaimana seseorang berinteraksi dengan waktu tidurnya, sehingga masa tidur itu
dapat termanfaatkan secara efektif. Tidak sekadar menjadi penahan dan
penghalang bagi Anda untuk menunaikan kewajiban kepada Allah, diri sendiri dan
kehidupan ini secara umum.
Beberapa Kaidah Tentang Tidur
1. Jangan lupa menunaikan hak tubuh Anda untuk beristirahat bagaimanapun
kondisi Anda. Karena membiarkan tubuh anda memikul beban berat yang tak
sanggup ia lakukan, dapat meruntuhkan kekuatannya dan menghalangi

2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

melakukan seluruh aktivitasnya. Begadang adalah salah satu hal yang dapat
merusak tubuh Anda.
Kaidah terbaik dalam kaitannya dengan tidur, sebagaimana dipahami oleh
banyak orang adalah: tidur di awal malam dan bangun sebelum fajar.
Sebuah temuan ilmiah mengungkapkan bahwa waktu tidur yang paling bagus
setelah shalat Isya. Satu jam tidur di awal waktu menyamai 2 jam tidur di
akhirnya. Dan waktu tidur di malam hari itu tak tergantikan pada siang hari.
Jangan langsung tidur sesudah makan, tapi beristirahatlah sejenak.
Waktu tidur yang paling jelek adalah pada sore hari, antara waktu ashar dan
maghrib. Namun pada setiap kaidah selalu ada pengecualiaan.
Jangan termasuk orang yang menghabiskan sebagian masa hidupnya di atas
kasur, tapi pergila padanya pada saat Anda membutuhkannya saja untuk tidur,
dan tinggalkanlah tempay itu setelah Anda tak membutuhkannya lagi.
Jangan manjakan diri Anda dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan umum yang
berlaku menjelang tidur, seperti jenis kasur harus seperti ini, cahaya ruangan
harus demikian, tidak boleh ada gangguan yang terdengar sedikitpun dan
sebagainya. Tapi biasakanlah diri Anda agar bisa tidur dalam kondisi apapun
juga.
Seseorang bisa merasa cukup tidur walau dalam waktu yang singkat namun
dilakukan bertahap.
Jangan lupa mengucapkan doa tidur dan sesudah bangun. Biasakanlah diri
Anda dengan doa-doa pada saat terbangun dari tidur.

d. Olahraga
Sarana terbaik untuk menjaga kebugaran tubuh Anda agar tetap prima dan
mampu memikul beban berat kehidupan ini disamping konsumsi makanan bergizi
dan tidur yang cukup, adalah olahraga yang cukup.
Olahraga yang dilakukan oleh seseorang harus dianggap sebagai salah satu
sarana untuk menjaga kekuatan dan kesehatan fisik, bukan sebagai tujuan
keberadaan seseorang di muka bumi ini. Sebab itu, ia dapat menjadi kawan yang
setia atau lawan yang harus dumusuhi.
Beberapa petunjuk umum tentang bagaimana berinteraksi dengan olahraga:
1. Jadikan olahraga sebagai bagian dari program Anda yang tak terlupakan dalam
kondisi apapun. Jenis olahraga ringan yang dapat dilakukan adalah berenang
atau jalan kaki.
2. Jangan menjadi maniak olahraga sehingga menjadi tujuan utama Anda, (bukan
sebagai sarana). Apalagi jika Anda meninggalkan tugas, pekerjaan, keluarga,
dan tanggung jawab di hadapan Allah Azza wa Jalla hanya gara-gara olahraga.
Lebih-lebih jika karena itu pula Anda menciptakan perselisihan dengan orang
lain, ini tidak boleh terjadi.
3. Mintalah saran dan masukan dari pakar bidang ini dalam menentukan jenis dan
waktu olahraga yang sesuaai dengan kondisi dan fisik Anda.

4. Jangan ragu untuk berenang bila fasilitas itu tersedia buat Anda. Karena
olahraga ini adalah yang paling nikmat dan utama.
5. Hati-hati melakukan jenis olahraga yang keras dan beresiko. Anda bisa saja
terluka dan berdosa karenanya.
6. Jangan langsung berolahraga setelah makan, atau pada saat Anda merasa
sangat lapar.
7. Jangan lupa bahwa ada pengawasan Allah atas segala ucapan dan perbuatan
yang Anda lakukan saat olahraga.

ANDA DAN ORANG LAIN


Menciptakan Hubungan dan Komunikasi yang Lebih Baik
************
Komunikasi dengan Orang Lain dan Usaha Mempengaruhinya
Kata komunikasi merupakan terminologi yang sangat dikenal oleh para
pakar manajemen dan sosiologi. Kata ini banyak digunakan dalam kosa kata
sehari-hari. Oleh karena itu, para ilmuwan melakukan banyak penelitian yang
terkait dengan kalimat ini.
Adapun artinya secara etimologi ialah tradisi yang menjadi sarana terbaik
dalam menyampaikan informasi, kehendak, perasaan, dan pemikiran kepada orang
lain, yang disertai dengan usaha untuk mempengaruhi, mengarahkan, dan
memuaskan keinginan mereka, baik dengan melalui bahasa verbal atau tidak.
Elemen Pokok dalam Berkomunikasi
1. Orang yang menyampaikan misi/tujuan
2. Audiens/penerima
3. Misi atau tujuan yang disampaikan
Agar proses komunikasi berhasil dan berkesan dengan baik, maka syarat-syarat
keberhasilan juga harus ada pada setiap unsur di atas.
Tahapan Komunikasi
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui saat berkomunikasi, agar tujuan dan
pengaruh dari proses komunikasi itu berhasil. Ketiga tahapan tersebut terangkum
dalam langkah-langkah strategis berikut ini:
1. Adanya keinginan dan motivasi bagi si pembawa misi yang menjadi sumber
misi itu sendiri. Ini menuntut adanya tujuan yang jelas dan disenangi olehnya.
Jika tidak, maka proses interaksi itu akan menjadi sia-sia. Sang pembawa misi
itu juga harus percaya benar pada tujuan dari misi yang ia emban, seakan telah
mendarah daging dalam tubuhnya. Sehinggaa, hatinyalah yang pertama kali
berbicara sebelum lisan, dan mengungkapkan isi hatinya dengan segala

kemampuan dirinya. Bila kepercayaan terhadap misi yang ia bawa itu menguat
dalam dirinya, maka motivasi menyampaikan misi tersebut akan kokoh dan
sempurna.
2. Menentukan susunan kalimat yang akan disampaikan. Setelah pembawa misi
menentukan tujuan yang diinginkan dalam proses komunikasi tersebut, maka
dia juga harus menentukan susunan kalimat dari misi yang akan disampaikan
itu. tujuan dari setiap misi yang yang dibawa tentu berbeda antara satu dengan
lainnya. Maka itu, unkapan yang disampaikan berita, tentu berbeda dengan
kalimat yang bertujuan untuk memuaskan seseorang terhadap sebuah
pemikiran tertentu. Demikian pula pada saat menghadapi audiens yang
berlatarbelakang pendidikan perguruan pada saat menghadapi masyarakat
awam yang hanya lulus SD, ataukag bahkan buta huruf.
Yang juga diperkirakan pada saat menentukan susunan kalimat yang menjadi
perantara sebuah misi ialah adanya respon balik dari audiens. Oleh karena itu,
modifikasi bahasa perlu dilakukan agar respon balik yang diterima berbuah positif.
Sebuah misi yang dibawa dapaat dikatakan berhasil apabila mampu menjawab
beberapa pertanyaan berikut ini:
a. Apa yang saya inginkan dari misi ini?
b. Kapan saya menginginkannya?
c. Di mana saya menghendakinya?
d. Bagaimana caranya agar misi itu dapat terealisasi?
e. Mengapa saya menginginkannya?
Beberapa pertanyaan di atas harus ada dalam diri Anda, dan Andalah yang
harus menjawabnya. Dengan demikian, Anda dapat menyusun dan mendesain
sebuah kalimat yang didasari jawaban-jawaban pertanyaan di atas.
3. Mengimplementasi misi yang telah dirancang. Setelah Anda menentukan
susunan dan desain kalimat yang ingin disampaikan, maka cobalah untuk
merealisasikannya di tengah para audiens. Tahapan ini menuntut kesungguhan
dan keseriusan Anda. Langkah pertama yang dapat dilakukan ialah menarik
perhatian audiens dan menggugah mereka melalui gerakan, isyarat, bahasa, dan
teriakan. Atau, menyebutkan tujuan yang disukai oleh para audiens sebagai
pengantar dari misi yang akan Anda sampaikan. Inilah yang disebut oleh para
sastrawan sebagai kepiawaian dalam pendahuluan. Keberhasilan seseorang
pada ungkapan pembuka yang ia sampaikan, biasanya sangat berperan dalam
kesuksesan misi yang dibawa. Setelah itu, sampaikanlah misi anda sambil
mengaitkan dengan hal-hal yang telah menggugah mereka sebelumnya. Hatihatilah dalam berbicara, agar tidak menghujat secara langsung terhadap
pemikiran dan aksioma-aksioma yang mereka banggakan dan berkembang di
tengah mereka. Berusaha menentramkan dan memuaskan mereka melalui jalur
persamaan pendapat dan pemahaman yang ada di antara Anda dan mereka.
Beberapa sarana yang menjadi penyempurnaan proses transfer misi:
a. Bahasa
b. Intonasi suara

c. Mimik wajah
d. Gerakan tubuh, tanan, dan lainnya
e. Sarana eksternal yang menyempurnakan
4. Penerimaan sebuah misi. Pada saat Anda mulai menyampaikan misi, pada saat
itulah akan melihat dan merasakan respon serta reaksi orang yang
menerimanya, positif atau negatif. Ada beberapa faktor eksternal yang turut
mempengaruhi munculnya respon secara beragam dari dalam diri setiap orang
antara lain faktor ideologi dan kepercayaan, wawasan, kondisi jiwa dan fisik,
rasa aman atau menakutkan dimana ia hidup, kesan terhadap orang yang
menyampaikan misi itu padanya, kecenderungan dan kehenfaknya, kebutuhan
dan kepuasan pribadinya terhadap apa yang ia terima, dan penerimaan yang
baik si audiens terhadap misi tersebut.
5. Respon dan reaksi yang diperlihatkan oleh setiap audiens terhadap sebuah misi
yang disampaikan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap
penyampaian misi. Apabila respon dan reaksi itu positif dan misi yang
disampaikan diterima dengan baik, maka itulah puncak tujuan yang diinginkan.
Namun, apabila negatif, maka itu adalah kegagalan dalam menyampaikan misi
dan ketidakmampuan mempengaruhi orang lain
Jenis Komunikasi
Berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain mempunyai mitode dan cara
yang berbeda-beda. Bila seseorang mampu menggunakan serana komunikasi ini
dengan baki, peluang keberasilan pun akan lebih besar.
Seseorang yang pandai berkomunikasi, memiliki kekuatan pengaruh dan
mampu memusnakan hati orang lain sesuai kehendaknya. Selain itu, akan menjadi
pintu pembuka yang memperlancar jalan menuju sasaran cita-cita yang ingin
diraih dalam kehidupannya. Ia juga mampu mengkonsolidasi orang-orang yang
ada di sekitarnya (keluarganya, kawan tetangga atau sahabat-sahabatnya) untuk
mendukung dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Menyampaikan sebuah misi pada umumnya dilakukan dengan cara
berkomunikasi lansung dengan orang yang diinginkan, atau bisa dengan cara lain.
Apabila Anda dapat menggunakan beberapa metode yang selain terkait dan
mendukung antara satu dengan lainnya, maka peluang keberasilan proses
pennyampaian misi dan tujuan itu akan semakin besar.
Komunikasi Melalui Bahasa
Bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling sering digunakan dalam
upaya mempengaruhi orang lain. Apabila seseorang menguasai dengan baik seni
berbicara dan memiliki keindahan dalam bertutur, maka kemampuannya dalam
mempengaruhi dan mengarahkan orang lain kepada sasaran yang ia inginkan juga
semakin besar. ketahuilah bahwa, mukjizat pertam Al-Quran yang membuat
Bangsa Arab tunduk padanya adalah kerena keindahan dan daya tarik bahasanya.

Berikut ini beberapa kiat yang dapat digunakan oleh setiap orang agar peluang
sukses mereka lebih besar saat mennyampaikan misinya melalui komunikasi
efektif:
1. Pilihan kalimat yang indah dan menyentuh jiwa, sangat berpengaruh dalam
menyampaikan keinginan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. bahwa dalam
bahasa itu ada sihir. Bukankah Al-Quran yang telah menawan akal dan hati
orang-orang Arap dengan keindahan bahasa, yang selama ini menjadi pemisah
antara jiwa dengan diri mereka? Akhirnya mereka menyerahkan kejolak jiwa
mereka kepada keindahan kalimat Al-Quran, suka ataupun benci.
Cara terbaik untuk menguasai bahasa yang indah ialah dengan memperbanyak
hafalan Al-Quran dan hadits Rasulullah saw., syair, puisi, dan bahasa para
sastrawan. Anda mungkin dapat membuat program dengan menyiapkan sebuah
buku khusus untuk mencatat dan menulis kosa kata atau kalimat baru yang
Anda dengar atau baca. Manfaatkanlah kamus bahasa bila ada kalimat asing
yang Anda tidak mengerti. Hafalkan kalimat tersebut dan gunakan dalam
percakapan sehari-hari, sehingga Anda menguasainya dengan baik. gunakan
cara ini secara simultan, sehingga Anda dapat menambah perbendaharaan
bahasa setiap hari dengan sebuah kosa kata dan kalimat baru, serta sebaik
puisi.
2. Menguasai dengan baik setiap tema yang Anda bicarakan. Penguasaan ini
berperan besar dalam keberasilan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian,
orang-orang yang menyimak setiap ucapan Anda akan menghurmati,
khususnya yang ahli dalam bidang seni berbicara.
3. Batasi arah pembicaraan Anda sesuai dengan apa yang ingin dikatakan, agar
tidak selalu singkat, terputus secara tiba-tiba, atau panjang membosankan.
Tentukan pula waktu yang tepat untuk menyampaikan pembicaraan, karena
ketidaktepatan dalam memilih waktu dapat menjadi penyebab ditolaknya
seluruh pembicaraan Anda. Ketahuilah! Bahwa setiap tempat itu ada ucapan
yang sesuai, dan dalam setiap suasana ada gaya bahasa yang sesuai untuknya
dan berbeda suasana yang lain.
4. Kejelasan dalam bebicara merupakan faktor menentukan antusiasme audiens
terhadap isi pembacaraan Anda. Tapi ketika ucapan Anda kabur dan tidak jelas
apalagi tak terarah mereka pun tak akan antusias lagi mendengarkan.
5. Intonasi suara yang menyertai perasaan Anda yanglarut dalam kalimat yang
disampaikan, merupakan salah satu faktor penting proses penyampaian isi
pikiran kepada orang lain. Anda mungkin pernah mendengar bahasa dan
ucapan yang sama disampaikan orang yang berbeda. Dan Anda mungkin hanya
termotivasi, serta terpengaruh oleh ucapan salah seorang di antara mereka,
namun tidak meresakan hal yang sama saat diucapkan oleh yang lain.
Sebuah tim survei di Inggris, perna melakukan sebuah penelitihan pada tahun
1970, untuk mengetahui sejauh mana komunikasi itu mampu mempengaruhi orang
lain. Mereka menemukan bahwa susunan kalimat atau isi pembicaraan mempunyai

tingkat pengaruh 7%, intonasi suara 38% dan grakan tubuh; tangan, mata dan
mimik wajah mempunyai tingkat pengaruh 55%. Dan, ini yang akan saya
sampaikan pada penjelasan berikutnya.
Berapa Kesalahan dalam Berbicara
1. Cara berbicara yang terlampau cepat sehingga tidak memungkinkan bagi
audiens memmahami ucapan pembicara. Pada saat Rasulullah saw., berbicara,
beliau senantiasa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh sahabatsahabtnya. Bahkan, di antara mereka ada yang berkata bahwa, andai seseorang
diminta melakukannya. Beliau bahkan terbiasa mengulangi acapannya tiga
kali, agar semakin mudah dimengerti.
2. Selalu bergumam dan tidak jelas dalam berbicara.
3. Berbicara dengan intonasi suara yang tidak berubah. Apakah itu pada suasana
lucu, gembira, sedih, atau penuh semangat. Ini adalah cara terburuk dalam
berbicara.
4. Sering menggunakan kalimat bersayap, kiasan dan perumpamaan, sehingga
lupa sasaran pembicaraannya. Para audiens pun tak tahu tema apa yang ia
bicarakan. Bahkan, ia sendiri terkadang lupa tema apa yang ia bicarakan,
sehingga harus berkata kepada audient, Tema apa yang kita bicarakan saat
ini?
Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Berbicara
1. Agar memiliki kemampuan yang baik dalam berbicara, maka Anda perlu
belajar dan mendengar dengan baik bagaimana para orator terkenal yang
mampu mempengaruhi para pendengarnya melakukan hal itu. pada sat Anda
pertama kali ingin belajar, maka tak ada salahnya bila meniru cara mereka
berorasi.
2. Mintalah dari beberapa orang yang ada di sekitar untuk merekam pembicaraan
Anda. Kemudian, dengarlah kembali hasil rekaman tersebut sambil
memperbaiki metode cerama Anda. Anda juga dapat meminta kesediaan
beberapa orang untuk mengevaluasi.
3. Setiap akan naik ke atas mimbar, usahakanlah untuk mencatat keterangan dan
penjelasan penting yang akan Anda sampaikan saat itu, sehingga tidak perlu
mengulanginya kembali pada tempat yang sama.
Bahasa Tubuh: Ungkapan Tanpa Ucapan
Sebagaimana diketahui, bahwa ucapan adalah sarana untuk mengungkapkan
dan menyampaikan tujuan kepada orang lain. Walau demikian, ada sarana lain
yang dapat digunakan untuk menyampaikan keinginan tersebut kepada mereka
atau sebaliknya. Sarana alternatif ini bahkan dapat lebih aktif, tepat, dan jujur
dalam pengungkapannya, dibandingkan dengan ucapan lisan. sebab, ungkapan
melalui bahasa verbal bisa berbeda dengan suasana hati seseorang.
Orang Arab dahulu berkata, Sebaik-baik isyarat adalah yang lebih mengenai
sasaran daripada ibarat ( ungkapan lisan ). Ungkapan dengan isyarat bisa

melalui mata, gerakan tangan, mimik wajah, atau dengan gerakan bahu, kaki, dan
kepala. Suasana jiwa Anda juga dapat terungkap melalui pakaian yang Anda
kenakan.
Bahasa Mata
Allah swt. berfirman:
Apabila datang kekuatan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang
kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pinsan karena
akan mati, (Al-Ahzab: 19)
Seorang penyair berkata ,
Sesungguhnya, mata itu akan mengungkap melalui pandangannya Isi hati
seseorang yang menyimpan kebencian dan kerinduan.
Yang lain berkata,
Pandangan mata akan menampilkan isi hati pemiliknya Rasa benci dan cinta
bila ia memilikinya. Sesengguhnya kemarahan itu memiliki mata yang
mempercayainya. Yang tak sanggup ia semunyikan dalam lubuk hatinya. Mata
itu berbicara wau mulut terdiam. Sehingga engkau melihat hati yang bersih
menjelaskannya.
Benar, Mata bukanlah sekedar indera yang digunakan untuk melihat, namun
jaga sarana efektif dan tepat untuk mengungkap apa yang tersembunyi dalam hati
dan perasaan seseorang.
Dari situ akan muncul kondisi jiwa seseorang yang diselimuti kebimbangan
dan kebingungan melalui mata yang memelas, layu, menyerah, dan pasrah.
Pandangan mata juga akan mengungkap isi hati yang dipenuhi dendam, sinis,
optimis, dan cuek. Namun, ada yang penuh pengertian dan cinta. Demikianlah
berbagai ungkapan jiwa dan hati melalui tatapan dan pandangan mata. Al-Quran
menyebut salah satu diantaranya dengan Khaainatu al-ayun (tipuan mata).
Dalam setiap pergaulan, seseorang kerap menggunakan bahasa mata sebagai
sarana untuk memahami jiwa orang lain.
Ungkapan Ideal Melalui Pandangan Mata
Bila Anda ingin menyampaikan maksud dan keinginan melalui padangan mata,
maka perhatikan beberapa hal berikut ini:
Hendaknya tatapan mata Anda tetap rileks, tanpa beban saat berbicara, sehingga
lawan lawan bicara merasa tenang dan percaya atas kebenaran sikap dan isi
pikiran Anda.Bicaralah padanya dengan kepala tetap tegak. Karena kepala yang
tertunduk saat berbicara adalah isyarat kelemahan dan kekalahan.Jangan alihkan
pandangan Anda dari lawan bicara, mengarahkan pandangan ke atas atau ke bawa
saat sedang berbicara. Karena yang demikian itu adalah isyarat ketidakpedulian

dan cueks terhadap lawan bicara, atau menampakkan ketidakseriusan terhadap apa
yang sedang dibicarakan.Jangan menatap terlalu lama kepada lawan bicara dengan
pandangan seakan menekan.Jangan terlalu sering mengedip saat berbicara, karena
kebiasaan seperti ini adalah isyarat kebimbangan dan keragu-raguan.Hindari
memakai kaca mata warna gelap saat berbicara dengan seseorang. Karena hal itu
dapat menjadi penghalang terciptanya kepercayaan antara Anda dengan lawan
bicara.Hati-hatilah terhadap pandangan mata yang sinis kepada lawan bicara Anda,
karena hal itu dapat meruntuhkan rasa saling pengertian dan kepercayaan antara
Anda dengannya. Akibatnya, dia tak lagi bersemangat untuk berhubungan dengan
Anda. Seburuk-buruk pandangan adalah yang medatangkan kesedihan.
Bagaimana mengetahui jiwa orang lain melalui tatapan matanya?
Para pakar ilmu jiwa melakukan banyak percobaan untuk mengetahui
hubungan antara pandangan dan tatapan mata seseorang dengan apa yang
tersimpan dalam hatinya. Semoga Allah swt. senantiasa merahmati Ibnu AlQoyyim Al-Jauzi yang berkata, Sesunggunya mata adalah salah satu bilik dari
ruang hati seseorang, yang darinya dapat diketahui apa yang ada didalam
hatinya walaupun pemiliknya belum berbicara.
Salah seorang di antara pakar tersebut ialah Doktor Muhammad Al-Takriti,
yang sebuah bukunya ( Afaq Bilaa Huduub) berkata, bahwa orang yang berbicara
dengan pandangan mata ke kiri atas, menandakan sedang mengungkapkan apa
yang tergambar dalam memorinya. Apabili ia memandang kesebelah kanan
atas,maka orang tersebut sedang membangun dan berusaha menyusun ilustrasi
gambar dalam memorinya, walau ia belum perna melihatnya sekalipun. Bila
pandangan lulus ke sebelah kiri, aka dia berusaha untuk mengingat kembali
pembicaraan atau informasi yang perna didengar sebelumnya. Bila tatapan
matanya memandang lurus kesebelah kanan, aka biasanya orang itu sedang
merangkai sebuah cerita yang belum perna ia dengar sebelumnya. Bila tatapan
mata sebelah kananbawah, maka orang itu biasanya menceritakan emosi dan
perasaan jiwanya, dan bila ia sedang memandang kearah kiri bawah, maka orang
tersebut mendengar suara hatinya dan berusaha menjawab sendiri isi jiwanya.
Ungkapan Melalui wajah
Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa seseorang dapat mengungkapkan
perasaan dan keinginannya melalui tatapan mata, dan mampu menebak isi hati
orang lain dengan hanya melihat gerakan matanya. Maka, sesungguhnya ia juga
dapat melakukan hal tersebut dengan hanya melihat mimik wajahnya, apakah
melalui gambaran wajahnya, gerakan bibirnya, bentuk pipi atau dahinya.
Perhatikan sejenak ayat berikut ini:
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kehadiran) anak
perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah
(An-Nahl:58).

Dalam ayat yang lain, Allah swt. berfirman,


Niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang
kafir itu. (Al-Haj:72)
Seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang
gelap gulita. (Yunus:27)
Dan banyak ayat lain yang menyangkut hal ini.
Menampakkan wajah yang angker,kecut, dan tidak besahabat akan
menciptakan jurang pemisah antara Anda dengan orang lain. Oleh karena itu,
Anda harus belajar bagaimana menguasai pikiran dan perasaan. Sehingga pada
saat memperlihatkan wajah Anda yang nampak marah, maka ia mencapai sasaran
yang tepat,karena dilakukan pada waktu yang tepat.
Tampilan wajah kecut akan sangat terlihat melalui kerutan dahi, pipi tegang
dan gemeretak gigi, ditambah dengan bibir bawah yang melengkung ke bawah,
kering dan tampak menghitam.
Berikut ini beberapa petunjuk umum bagaimana mengungkapkan perasaan
melalui wajah:
1. Jadikan senyum sebagai utusan Anda untuk menebus hati setiap orang yang
diinginkan. Karena senyum adalah pitu pembuka bagi setiap jiwa, selain
karena senyum itu sendiri mendatangkan kehangatan dan ketenangan bagi
pelakunya. Rasulullah saw. bersabda, Dan senyummu kepada saudaramu
adalah shadaqah.
2. Saat Anda merasa bahwa semua orang tak ingin mendengar dan menolak
kehadiran Anda, maka perbaiki suasana suasana seperti itu dengan cucapan
atau celetukan yang dapat membuat mereka tersenyum atau tertawa.
3. Hati-hatilah dengan senyum sinis dan dingin, karena sikap itu dapat
melenyapkan kepercayaan orang pada Anda.
4. Usahakan untuk mengetahui apa yang terdapat dalam diri orang lain, dengan
melihat senyuman, memperhatikan dahi dan pandangan matanya.Usahakan
agar Anda terbiasa menjadikan senyum sebagai sarana untuk menyampaikan
tujuan yang Anda inginkan, walaupun perasaan Anda mungkin bertentangan
dengan keinginan itu.
5. Belajarlah mendengar cerita dan kisah-kisah lucu, sehingga Anda bisa tertawa
dalam waktu-waktu tertentu.
Ungkapan Melalui Angguta tubuh yang Lain
Sebagaimana wajah yang dapat mengungkap apa yang ada dalam jiwa
seseorang, maka grakan kedua tangan, kaki, bahu, cara duduk dan jalan juga akan
mengungkap apa yang terdapat dalam diri mereka, sekaligus melaporkan secara
detail kondisi kejiwaannya.
Berikut ini adalah ungkapan hati yang diwakili oleh gerakan kedua tangan:

1. pada saat Anda melihat seseorang meletakkan kedua tangannya di belakang


punggung, maka itu adalah isyarat ketidakmampuan, kelemahan jiwa, dan
ketidakpercayaan terhadap orang lain.
2. Pada saat dia meletakkan dan menjalin kedua tangannya dihadapannya ketika
sedang duduk, maka itu adalah isyarat kepercayaan diri yang berlebihan pada
diri sendiri, sehingga cenderung mengacuhkan orang lain.
3. Bila kedua tangannya dan jarinya bergerak sesuai dengan nada bicara, aka itu
akan semakin memperjelas pembicaraan.
4. Perhatikan gerakan kaki seseorang yang sedang berbicara dengan Anda, karena
itu juga akan mengungkap apa yang terdapat dalam dirinya.
5. Seseorang yang menggerakkan kedua bahunya ke atas, aka itu sebagai tanda
ketidaktahuan dan ketidakpedulian terhadap sesuatu.
Agar Anda Dihormati Melalui Pakaian yang Dikenalkan
Pakaian yang dikenalkan dapat berpengaruh pada diri orang yang
mengenakannya, sebagaimana ia juga adalah salah satu sarana yang menciptakan
kesan pertama bagi miliknya. Karena pakaian itu sesungguhnya mengungkap nilai
dan kondisi jiwa orang tersebut. Pakaian yang dikenakan akan memberikan kesan
tertentu bagi orang yang melihatnya melalui corak warna, kesederhanaan,
kebersihan, keserasian dan kefleksibelannya. Kaidah terpenting yang harus
dipahami dalam masalah berpakaian ini adalah:
1. pakaian yang dikenakan harus disesuaikan dengan aturan syariat, baik jenis
pakaian laki-laki atau perempuan. Rujukan aturan ini kembali kepada AlQuran dan sunah.
2. Usahakan agar pakaian yang Anda kenakan dapat diterima oleh masarakat
sosial di manapun berada. Bisa jadi pakaian yang Anda pakai mungkin sesuai
dengan syariat, tetapi tidak sesuai dengan budaya masarakat setempat. Sama
seperti orang yang mengenakan stelan jas di tengah masarakat badui (orang
kampung, pegunungan), yang hanya mengenal pakaian biasa saja.
3. Agar pakaian yang Anda kenakan terasa nyaman bagi Anda dan orang lain,
maka usahakan agar pakaian tersebut tetap bersih.
4. Keindahan pakaian yang dikenakan, tampa berlebih-lebihan, akan menciptakan
rasa hormat orang lain pada Anda.
5. Kesederhanaan dalam barpakaian adalah salah satu tanda kematangan
perasaan.
6. Hal lain yang tak dapat dilalaikan ialah menyesuaikan jenis pakaian dengan
waktu dan tempat. Pada musim panas atau musim dingin masing-masing ada
pakaian khusus yang dikenakan pada saat seperti itu. demikian pula pada hari
pernikahan Anda, pakaian yang dikenakan tentu berbeda dengan yang
dikenakan saat sedang berwisata.
Jadilah Pendengar yang Baik

Menjadi pendengar yang baik dalam sebuah pembicaraan merupakan salah satu
rang kaian dari kiat sukses berinteraksi dengan orang lain. Kesuksesan yang diraih
tidak hanya terletak pada keberhasilan Anda menyampaikan pendapat dan tujuan.
Tetapi juga terletak pada kemampuan menerima pendapat dan tujuan. Tetapi juga
terletak pada kemampuan menerima pendapat orang lain, usaha mendengar secara
seksama, memahami respon serta keinginan mereka, mengambil manfaat dan
berempati pada masalah yang disampaikan, lalu berusaha mengarahkannya pada
solusi terbaik setelah itu.
Mendengar secara seksama merupakan salah satu perilaku terpuji yang melekat
dalam diri manusia, bila ia memiliki kepandaian untuk itu. selain itu, berhasil
menciptakan kemudahan dalam diri dan mampu menguasai kepribadiannya. Sikap
ini juga merupakan kepandaian individual seseorang yang mengalami
perkembangan. Sikap ini dapat diraih melalui proses belajar dan menimbah ilmu
pengetahuan.
Sebuah penelitian menunjukan bahwa tingkat pemahaman satu sama lain pada
prosentase 40% sampai 75% setelah orang yang berbicara itu menyelesaikan
pembicaraannya. Faktor terbesar munculnya tingkat pemahaman yang berbeda itu
terletak pada konsentrasi saat mendengar. Adapun sarana terbaik yang digunakan
saat mendengar adalah
1.
Mendengar dengan telinga
2.
Pandangan dengan mata
3.
Perhatian dan konsentrasi dengan hati dan akal
Akibat dari Kegagalan Sebagai Pendengar
1. Bila Anda tidak serius memperhatikan pembicaraan orang lain, maka hal itu
akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan dan rasa hormat orang tersebut
kepada Anda. Saat seseorang berbicara dengan Anda, namun Anda hanya sibuk
menjawab telepon asyik berbicara dengan kawan yang lain, atau dengan santai
menulis di atas selembar kertas, akan menciptakan tekanan jiwa pada orang
yang berbicara tersebut. Sebab, ia merasa tidak dihargai. Sangat menarik apa
yang diucapkan oleh Imam Hanafi, terkait dengan sikap di atas: Saat
seseorang bercerita kepadaku tentang sebuah perkara yang telah saya ketahui
sebelum saya tetap mendengarkannya dengan seksama dan penuh perhatian
saya tetap mendengarkannya hingga dia menyelesaikan pembicaraannya.
Kemudian saya menampakkan padanya bahwa baru kali ini saya mendengar
apa yang ia katakan.
2. Tidak memahami apa yang dinginkan orang lain, hal ini akan menciptakan
kegagalan pergaulan dengan mereka. Karena keberhasilan membangun dengan
kawan maupun lawan menuntut adanya perhatian balik terhadap apa yang ia
inginkan. Dan, itu dapat melalui perhatian yang seksama terhadap
pembicaraannya.
3. Hilangnya banyak peluang yang kemungkinan dapat mengantar kepada
kesuksesan dalam hidup. Karena salah satu unsur terciptanya sebuah peluang,

ialah usaha mendengar yang baik dan memahami kehandak orang lain.
Seseorang yang gagal menjadi pendengar yang baik akan gagal pula
memahami orang lain. Akibatnya, hilang kesempatan dan peluang meraih
keberhasilan tersebut.
4. Mengambil keputusan yang salah sebagai akibat dari kurangnya informasi.
Karena keputusan yang diambil itu tak akan menjadi benar, kecuali disertai
dengan informasi yang benar dan utuh.
5. Tidak terbiasa mendapatkan informasi secara ringkas dan singkat, dengan
anggapan bahwa informasi yang ia miliki sudah sempurna. Sehingga ia tidak
memanfaatkan waktu singkat tersebut untuk mendengarkan dengan seksama
dan penuh perhatian.
6. Adanya perasaan tertekan oleh sang pembicara, karena merasa pembicaranya
tidak diperhatikan. Hal itu menyebabkan dirinya tidak siap berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilakukan setelah itu.
Diam dan Mendengar dengan Baik
Agar Anda memiliki kepandaian diam dan menjadi pendengar yang baik, maka
perlu memperhatikan beberapa arahan dibawah ini. Anda pun dapat mengambil
beberapa keutamaan dan buah dari perilaku tersebut:
1. Sebaiknya kondisi jiwa dan fisik Anda terasa nyaman saat mengeluh karena
sakit, tidak bisa tidur, sangat lapar, mendengarnya saat baru saja selesai makan,
atau sedang sibuk memikirkan masalah yang menyelimuti pikiran Anda. Anda
juga hendaknya berada dalam ruang yang nyaman dan sejuk.
2. Hendaknya tidak ada gangguan atau suara berisik pada tempat di mana Anda
berada, atau disekitar tempat itu. karena gangguan itu dapat memecah
konsentrasi dan mengganggu indera Anda.
3. Posisi duduk Anda hendaknya terasa nyaman saat mendengar dengan seksama.
Sehingga, dapat berkonsentrasi dengan mengerahkan segenap indra untuk
memahami dengan baik pembicaraan kawan Anda.
4. Hubungkan informasi yang Anda dengar, dengan gambar atau pemandangan
yang pernah disaksikan. Dengan demikian, pendengaran dan penglihatan Amda
menyatu untuk memahami informasi tersebut.
5. Fokuskan juga perhatian Anda kepada gerakan tubuh sang pembicara, mimik
wajahnya dan intonasi suaranya. Sehingga ucapannya melekat dalam diri, dan
pemahaman Anda pun lebih besar terhadap apa yang ia inginkan.
6. Jangan memaksakan diri untuk tetap duduk pada saat Anda sudah tak mampu
memahami isi pembicaraan orang tersebut. Tundalah pembicaraan berikutnya
pada kesempatan yang lain. Karena apabila jiwa itu telah bosan, maka dia pun
akan tumpul.
7. Jangan memotong pembicaraan dan segera ingin mengetahui hasil akhirnya
sebelum pembicaraan itu sampai pada materi itu. bila ada pemahaman yang
masih samar-samar, maka catatlah point tersebut dan mintalah padanya
penjelasan ulang setelah pembicara itu selesai.

8. Jangan banyak menengok, menguap, sibuk dengan pikiran lain atau


menerawang jauh saat sedang melakukan pembicaraan dengan orang lain.
9. Jangan berbicara dengan orang lain, kecuali bila sangat perlu. Kalaupun harus
melakukannya, sebaliknya Anda terlebih dahulu meminta ijin pada teman
bicara Anda untuk sejenak berbicara dengan orang lain.
10. Gunakan pulpen dan kertas untuk mencatat atau menyimpulkan pikiran-oikiran
utama dan poin-poin penting yang Anda dengarkan dari orang tersebut. Setelah
itu, usahakan supaya Anda dapat menghafalnya, sehingga menguasai benar
teman pembicaraan dan dapat menghafal sejumlah informasi yang Anda
dengar.
Kendala dalam Berkomunikasi
Ada beberapa faktor yang menjadi penghalang dan tidak suksesnya sebuah
komunikasi. Faktor tersebut dapat bersumber dari pembawa misi, audiens, atau
pada misi itu sendiri. Penyebab dari kegagalan itu antara lain:
1. Tujuan dari misi itu tidak jelas.
2. Adanya kesalahan dalam memperkirakan respon balik dari audiens, sehingga
kemampuannya yang terbatas terhadap misi tersebut membuat gagal dalam
menangani respon.
3. Misi disampaikan dengan penggambaran yang kabur dan salah.
4. Proses komunikasi dilakukan bukan pada saat yang tepat.
5. Kegagalan dalam menggunakan bahasa yang menggugah dan menyenangkan
audiens. Juga, karena ketidak mampuan mengaitkan antara misi dengan kedua
hal tersebut.
6. Tidak mendengar dengan seksama dan penuh perhatian pendapat dan misi yang
disampaikan padanya.
7. Bersegera menolak sebelum mencoba menerapkan pendapat tersebut.
8. Adanya perasaan malu dalam diri pembawa misi yang menyebabkannya tidak
mampu menyampaikan misi tersebut dengan penjelasan yang benar.
Berikut ini adalah detail penjelasan tentang kendala ini:
Prasaan Malu Sebagai Kendala
Rasa malu merupakan salah satu ciri dari jiwa yang sedang tertekan, takut, dan
ragu-ragu saat menghadapi orang lain. Rasa malu pada situasi seperti ini berbeda
dengan rasa malu yang muncul karena menahan diri dan neggan melakukan
perilaku buruk. Rasa malu pada contoh kedua itu terpuji, sedang sifat malu yang
pertama tercela.
Tanda-tanda Munculnya Rasa Malu
1. Ketegangan pada urat syaraf saat bertemu dengan orang lain.
2. Kegagapan saat berbicara dan ketidakmampuan memahami perkataan mereka.
3. Perasaan ragu dan rona merah pada wajah.
4. Tidak percaya diri saat bertemu dengan orang banyak, sehingga merasa
kesulitan berbicara dan menjelaskan buah pikiran di tengah mereka.

Terapi Penyakit Malu


1. Hidup bersosialisasi dengan kawan-kawan, tetangga atau kerabat. Ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
2. Terlibat dalam kegiatan olahraga dan bergabung bersama dengan salah satu
kelompok yang ada.
3. Lontarkan beberapa humor atau cerita lucu yang dapat mengundang tawa
mereka, dan tertawalah bersama mereka.
4. Cobalah berkenalan dengan orang-orang yang Anda temui pada kesempatankesempatan tertentu. Misalnya pada saat berada dalam pesawat, bus, atau pada
tempat-tempat umum. Kenali dan salami pemikiran mereka.
5. Yakinkan diri Anda pada saat melontarkan sebuah gagasan, seolah Anda hanya
berbicara pada diri sendiri, tak ada orang lain saat itu.
6. Jagalah shalat lima waktu dengan melakukannya secara berjamaah di masjid.
Bila kesempatan diberikan pada Anda sebagai imam, lakukanlah! Khususnya
dalam shalat jahriah (Maghrib, Isya, dan Subuh).
7. Hati-hatilah saat Anda terlibat dalam sebuah pembicara bersama orang lain,
dimana tema pembicaraan itu berkisar pada masalah yang Anda sangat pahami
dan kuasai.
8. Bila tiba-tiba Anda merasa tegang, berusahalah menciptakan perasaan rileks.
Tenangkan perasaan Anda, lalu kembalilah dalam perbincangan semula.
9. Sebelum berhadapan dengan orang lain, susunlah kembali kalimat yang akan
Anda sampaikan serta cara bersikap nantinya. Anda juga harus mampu
memprediksi bentuk respon yang diberikan oleh lawan bicara, sehingga dengan
dasar itu Anda dapat merancang metode yang akan diterapkan sesuai dengan
perkiraan tadi. Selanjutnya, berlatilah berbicara sampai Anda dapat
melakukannya dengan baik. setelah itu, laksanakanlah rencana Anda dengan
hati yang jujur dan perilaku terpuji. Bila Anda melakukan cara seperti ini
beberapa kali, dengan izin Allah, rasa malu itu akan terkikis habis dari dalam
diri Anda.
Ulangi kembali pembahasan Bagaimana Menciptakan Kepercayaan Diri,
karena tema ini merupakan terapi umum atas masalah semacam ini.

Membangun Hubungan
dengan Orang Lain
Pembahasan tentang bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang
lain serta usaha mempengaruhi dan memanfaatkan potensi mereka, erat kaitannya
dengan bahasan mengenai seni membangun hubungan sosial. Juga, erat dengan
bertatakrama dan bersopan santun.

Ada beberapa kaidah penting yang patut diikuti dalam proses membangun
hubungan dengan orang lain. Di antaranya:
1.
Perbaiki hubungan Anda dengan Allah Azza wa Jalla, niscaya Ia akan
memperbaiki hubungan Anda dengan manusia lainnya. Sebab, setiap hati
manusia ada dalam genggaman tangan-Nya. Dia-lah yang membolak-balikkan
hati kita sesuai kehendak-Nya. Dia-lah yang membuat seseorang tertawa atau
menangis. Firman-Nya,
Dan mereka hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi
Pelidungmu). Dialah yang memperkuat dengan pertolongan-Nya dan dengan
orang-orang yang beriman. Dan, yang mempersatukan hati mereka. Walaupun
kamu membelanjakan (kekayaan) yang ada dimuka bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka. Akan tetapi Allah telah mempersatukan
hati mereka. Sesunggunya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (AlAnfaal:62-63)
2.

3.
4.
5.
6.

Hasil penelitian sebagai pakar ilmu jiwa mengatakan bahwa setiap manusia
mempunyai tipe yang berbeda. Tapi secara umum terbagi dalam tiga tipe.
Pertama, tipe Shurii (formalis), yaitu seseorang yang dapat memperhatikan
sesuatu di sekitarnya melalui tampilan formal yang ia saksikan dengan mata
kepala bsendiri. Kedua, tipe Samii (pendengar), yaitu seseorang mampu
memperhatikan alam sekitarnya melalui kalimat dan ucapan yang ia dengar.
Ketiga, manisia dengan tipe Ihsaasi (perasaan emosi) yaitu seseorang yang
memperhatikan lingkungan sekitar melalui emosi dan perasaan yang paling
dalam. Dengan mengetahui tipe setiap jiwanya sesuai dengan tipe dan
kepribadian yang ia miliki, akan mempercepat proses pennyatuan dan
harmonisasi antara Anda dengannya. Kepercayaan pun akan tercipta dalam diri
Anda berdua.
Tempatkan diri Anda di tengah orang lain, lalu dengarkan ucapan mereka
yang disenangi. Bergaullah dengan mereka dengan baik sebagaimana engkau
suka dipergauli dengan cara seperti itu.
Senyumlah selalu, khususnya pada situasi yang sulit dan mengkhawatirkan.
Pertahankan ketenangan jiwa Anda dan tahan emosi saat sedang marah.
Iangat wasiat Rasulullah saw., Jangan marah! Jangan marah! Jangan
marah!
Letakkan dalam pikiran Anda selalu perasaan orang lain, hak-hak, dan
kebutuhan mereka. Dengarlah salah satu firman Allah swt. yang artinya:
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. (Al-Imran:159).

7.

Pilihlah kalimat terbaik yang hendak Anda ucapkan khususnya pada


pertemuan pertama. Tampakkan wajah berseri-seri saat bercakap-cakap dengan

mereka danjangan bersikap kaku dan menapilkan wajah yang tidak bersahabat,
walau kalimat yang Anda katakan lebih lembut daritiupan angin sepoi-sepoi
basah. Seorang penyair berkata, Dan saat engkau melihat rona wajahnya
maka ia tampak bercahaya bagai rembulan yang bersinar
8.
Apabila situasi saat itu tidak cocok untuk membicarakan tema apapun,
maka sebaiknya Anda menunda pembicaraan tersebut pada waktu lain dan saat
yag tepat.
9.
Selingi pembicaraan Anda dengan humor, kisah lucu dan semacamnya, tapi
jangan berlebihan dan tentu saja humor yang tidak mengandung dusta dusta.
Selingan semacam itu akan menghangatkan suasana.
10.
Hadiah yang indah walaupun murah dan bersegera membantu orang lain
walau bantuan itu kecil nilainya, merupakan cara yang sangat tepat untuk
menaklukkan hati seseorang dan membangun hubungan harmonis dengan
mereka. Karena Rasulullah saw. juga sangat menganjurkan umatnya untuk
saling memberi hadiah, karena itu adalah sarana untuk saling mencintai.
11.
Menyebarkan salam dan menjawabnya dengan yang lebih baik adalah kunci
pembuka hati. Oleh karena itu, sungguh-sungguhlah memelihara kunci ini.
Jangan seperti orang yang pada saat diucapkan salam padanya, orang itu
memandang sinis dan merasa aneh sembari berkata, Mereka kok
mengucapkan salam kepadaku. Padahal, saya tak kenal mereka dan
merekapun tak mengenalku.
12.
Menepati janji dan jujur dalam pembicaraan akan membuat orang lain
mencintai Anda, meskipun Anda tak mampu melakukan apa yang mereka
inginkan. Tidak ada perilaku tercela yang ada dalam diri manusia yang lebih
rendah dari sifat dusta. Sifat ini akan meruntuhkan wibawa pemiliknya dan
menghilangkan kepercayaan orang lain pada dirinya. Jangan lupa, bahwa
kebohongan adalah jalan menuju dosa dan neraka Jahannam. Selain itu,
kebohongan juga merupakan ciri dari orang-orang munafik. Wal iyadzu billah.
13.
Bersifat dermawan dengan harta yang dimiliki walau sedikit, akan
mengokohkan Anda pada derajat tertinggi dalam hati manusia. Seseorang
tahhan memperoleh cinta dari sesamanya apabila dia dikenal sebagai orang
yang bakhil.
Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung. (Al-Hasyr: 9)
14.

Sikap sederhana, tidak menjadi beban bagi orang lain, disiplin dan teratur
dalam menata kehidupan, kesemuanya itu akan menciptakan perasaan hormat
dalam diri orang lain terhadap Anda, bahkan musuh Anda sekalipun.
15.
Kebersihan yang senantiasa terjaga pada pakaian, badan, mulut, bersolek
tanpa berlebih-lebihan dan aroma tubuh yang wangi semerbak, akan
menyenangkan hati manusia yang bergaul dengan Anda. Sehingga, ia pun
takkan pergi meninggalkan Anda.

Beberapa Jenis Kelompok Manusia


Manusia pada umumnya merupakan perpaduan dari perasaan, rasionalitas,
kepribadian, obyektifitas, kasar, kedermawanan, bakhil, reaktif dan sebagainya,
semua itu adalah karakter kepribadian setiap orang yang saling berlawanan atau
bertemu secara harmonis.
Prosentase dari karakter dan sifat yang melekat dalam diri mereka pada suatu
saat akan menguat dan melemah. Hal itu terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor genetis, tradisi masyarakat, penambahan wawasan pengetahuan,
pengalaman, kondisi ekonomi, rasa aman, dan sebagainya.
Pengelompokan jenis karakter dan sifat manusia yang saya paparkan di sini
tidak berlaku mutlak. Karena ada di antara mereka yang mungkin tidak termasuk
dalam salah satu jenis dari tipe manusia di atas. Atau, karena adanya kadar
perbedaan pada karaker dan sifat mereka.
Beberapa kelompok tipe manusia:
A. Tipe rasionalis dan sosial formal. Kriteria spesifik yang dimiliki oleh orang
yang bertipe seperti ini antara lain:
1. Memperhatikan segala sesuatu melalui penampilan formal yang ia saksikan
dengan mata kepalanya sendiri, sehingga pembicaraan tentang sesuatu yang
bersifat abstrak ia visualisasikan menjadi sebuah gambar.
2. Cenderung untuk membangun hubungan dengan orang lain dan berusaha
memahami kebutuhan mereka.
3. Sangat cepat saat berbicara, karena ia terpengaruh oleh visualisasi gambar
dan cahaya.
4. Ciri yang sangat khas orang bertipe ini ialah memiliki perasaan yang hampa
terhadap hal-hal yang detail dan senantiasa sibuk dengan masalah
keseharian.
5. Sangat mementingkan hal-hal yang detail dan senantiasa sibuk dengan
masalah keseharian.
6. Memiliki kemampuan untuk bergabung dan menyatu dengan orang lain. Ia
juga mampu meraih kepercayaan dan rasa hormat mereka.
7. Lebih mengutamakan bekerja pada siang hari, sehingga hasil karyanya
dapat disaksikan oleh orang lain dengan jelas.
8. Tidak cocok untuk pekerjaan individu, dan ia tak mampu bertahan lama
melakukan jenis pekerjaan seperti itu.
9. Ia merasakan kebahagiaan dan kenikmatan tersendiri dalam sebuah kerja
tim atau kelompok. Bahkan, ia biasanya cukup kreatif.
10. Orang semacam ini biasanya dermawan dalam berinfak dan sangat cepat
memberi kepercayaan kepada orang lain.
B. Tipe rasionalis, introvert (tertutup), dan samii (pendengar). Sifat terpenting
yang dimiliki oleh manusia dengan tipe semacam ini ialah:
1. Sangat mementingkan pilihan kata dan bahasa.

2.
3.
4.
5.
6.

Lambat saat berbicara, tapi sangat konsern dan peduli pada intonsi suara.
Sangat senang mendengar.
Memiliki kecenderungan besar terhadap kalimat-kalimat abstrak teoritis.
Senang dalam kesendirian dan membenci suasana yang ramai.
Kemampuannya sangat terbatas dalam membangun hubungan dengan orang
lain, demikian pula saat menyatu dalam sebuah team work.
7. Sangat berlebihan dalam memperhitungkan untung rugi sebuah pekerjaan
yang akan ia jalani. Dia tidak memiliki jiwa petualang atau mencari
pekerjaan yang tidak mendatangkan keuntungan apa-apa baginya.
8. Sangat menonjol dalam melakukan pekerjaan pada bidang penelitian dan
perencanaan, selama ia dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan tenang,
sendiri, dan tidak berada pada lingkungan yang dihuni oleh banyak orang.
9. Ia meyakini dengan kuat setiap kalimat yang ia ucapkan, dan menganggap
bahwa orang-orang terdahulu juga tunduk pada apa yang dikatakan.
10. Memperhatikan sesuatu melalui kata dan bahasa, sehingga apabila ingin
mengekspresikan sebuah gambar yang disaksikan, maka ia akan
mengubahnya menjadi sesuatu yang dapat berbicara.
C. Tipe intrivert, emosional, sensitif. Adapun sifat menonjol yang dimiliki oleh
manusia dengantipe ini antara lain:
1. Sangat lambat saat berbicara. Lebih lambat dari yang bertipe B di tas
2. Suaranya terdengar berat saat berbicara, acapkali disertai dengan suara
e..e..e atau anu, anu bahkan kadang disertai dengan napas yang
berat.
3. Dia merasa tangung jawab yang diterima sangat berat, lebih berat dari yang
lain.
4. Ia kerap dikuasai oleh perasaan malu dan ragu-ragu saat berhadapan dengan
orang lain. Ia benci pembaruan dan petualangan dalam mencari pekerjaan,
atau pindah mencari pekerjaan baru.
5. Selalu ragu atas kemampuan dan potensi dirinya.
6. Tidak suka berkomunikasi dengan orang lain, walau ia telah bergaul dengan
mereka. Tabiatnya kadang terlihat agak kasar dan kerap marah, meskipun
hanya karena masalah yang sepele.
7. Orang yang bertipe seperti ini juga sering mengawasi dan mengkritik orang
lain saat dia seorang diri, atau saat berada di tengah kelompok kecil
manusia.
8. Biasanya di atidak memiliki kemampuan memimpin orang lain dan dengan
mudah ia melontarkan kritkannya. Tapi dibalik itu, ia sangat cepat
menggerutu dan marah dalam hati terhadap orang-orang yang dijumpai.
D. Tipe sosial emosional. Sifat menonjol yang dimiliki oleh seseorang dengan tipe
semacam ini antara lain:

1. Hari-harinya saat dengan aktivitas yang tiada henti dan kegiatan yang selalu
baru.
2. Mempunyai tabiat yang sering berubah-ubah dan tidak dapat konsisten
dalam satu hal.
3. Terkesan kasar pada hal-hal yang disukai dan dibenci. Ia juga berlebihan
dalam memuji dan mengeritik orang lain, serta cenderung tidak obyektif
dalam menilai.
4. Memimpin adalah tugas yang tidak sesuai untuknya. Demikian pula dengan
pekerjaan yang memakan waktu lama. Orang semacam ini cocok untuk
pekerjaan yang masa kerjanya singkat.
5. Kreatif dalam mencairkan suasana yang beku, tapi hanya dalam waktu yang
terbatas.
6. Tidak berhasil mempertahankan hubungan sosialnya dalam rentang waktu
yang lama. Namun, orang bertipe seperti ini sukses menciptakan hubungan
yang baik dengan orang lain dalam masa yang singkat, khususnya dengan
orang-orang yang berwawasan sempit dan tidak memiliki ambisi besar.
7. Dia adalah orang yang sering jujur dalam ucapannya. Bila memiliki
pendapat atau buah pikiran, maka dia lansung mengungkapkannya tampa
sungkan dan bertele-tele.
8. Tidak mampu bekerja dalam kesendirian. Oleh karena itu, ia tak berasil
melakukan pekerjaan yang mengharuskannya sendirian atau dalam situasi
yang tenang dan sunyi-senyap.
Secara umum, ini adalah beberapa jenis dari tipe manusia sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh pakar ilmu jiwa. Namun demikian, masih ada
kelompok manusia dalam tipe yang bebeda dari yang saya sebutkan di atas. Yang
pasti, kesempurnaan sefat dalam diri manusia merupakan kemuliaan bagi dirinya,
walau dalam diri mereka selalu ada sifat yang positif dan negatif.
Oleh karena itu, langkah pertama yang perlu Anda lakukan pada saat bergaul
dengan oarang lain ialah menentukan jenis tipe yang ia miliki. Lantas, perhatikan
dengan seksama sifat-sifat menonjol pada dirinya. Dari pengamatan tersebut,
selajutnya Anda merancang sebuah strategi dalam berinteraksi dengan orang itu.
Bila seseorang dapat bersabar dan bersungguh-sungguh, maka dia mampu
menyatukan beberapa tipe dalam kepribadiannya. Dengan demikian ia akan
mampu memiliki sifat-sifat positif dari beberapa tipe tersebut, dan membebaskan
dirinya dari sifat-sifat negatif yang berada dalam satu tipe khusus.
Orang seperti ini juga biasanya mampu mendidik dan memotifasi orang lain
untuk menciptakan sifat-sifat positif di atas dalam dirinya. Namun, dia harus
mempunyai kesungguhan dan kesabaran berlipat ganda. Demikian pula dalam
melakukan proses pendidikan yang menjadi amal unggulan bagi orang yang
menjalankannya di hadapan Allah kelak.
Allah swt. berfirman,

Dan orang-orang yang berjihat untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta oarang orang yang berbuatbaik.
(Al-Angkabuut:69)
dan firma-Nya,
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka
meyakini ayat-ayat Kami. (as-Sajdah:24)

APAKAH ANDA BERUSAHA


SUKSES DALAM PEKERJAAN?
Sejenak Dengan Masalah Pekerjaan
Setiap orang memiliki pekerjaan yang ia jalani dalam hidupnya, apakah
pekerjaan itu baik atau buruk. Kehidupan dunia yang teramat singkat ini pada
hakikatnya merupakan lahan untuk berkompetisi dalam kebaikan antara setiap
individu atau kelompok masyarakat. Oleh karena itu, manusia berakal adalah yang
memahami hakikat ini lalu bersegera memanfaatkan waktunya, dan mengarahkan
segala kemampuannya untuk melakukan pekerjaan paling uatama. Ia akan
menggunakan metode paling maju, sehingga memiliki kontribusi besar dan
produktivitas yang tinggi.
Pekerjaan yang dilakukan itu bisa saja berupa tugas tetap, profesi, bisnis, dan
jenis pekerjaan bebas lainnya. Setiap pekerjaan itu memiliki syarat-syarat khusus
untuk menggapainya dengan kesuksesan. Namun sebelum itu, ada bebarapa
petunjuk umum yang terkait dengan masalah pekerjaan yang membutuhkan
pengertian mendalam. Juga, mengarahkan kita untuk meraih kesuksesan pada
pekerjaan apa saja yang ditekuni. Beberapa petunjuk itu adalah:
1. Bertakwalah kepada Allah di mana saja kita berada. Jangan makan kecuali
yang halal. Ingatlah selalu bahwa daging yang tumbuh dari makanan haram,
maka api neraka lebih layak baginya. Jenis pekerjaan yang Anda lakukan
hendaknya sesuai dengan syariat, dilaksanakan dengan jujur dan amanah.
2. Hati-hati agar Anda tidak kehilangan waktu, karena itu sama saja dengan
menciptakan kegagalan dalam pekerjaan apa saja yang dilakukan.
3. Bunuhlah keraguan dan kebimbangan yang menyertai Anda dalam pekerjaan.
Karena itu adalah obat mujarab yang dapat dilakukan setiap orang, namun
sangat sedikit yang memanfaatkannya.
4. Tidak membebani diri Anda dengan sesuatu yang tak mampu dipikul, atau
melakukan pekerjaan yang tidak dikuasai. Lakukan pekerjaan yang Anda dapat
tunaikan dengan baik, dan miliki keterampilan juga potensi untuk
menjalankannya. Berusaha menciptakan keterampilan dan kemampuan sebelim
memasuki dunia kerja.

5. Fleksibel saat berinteraksi dengan setiap peristiwa dan individu, apabila dalam
perkara itu tidak terkait dengan masalah syariat. Bergaullah dengan sejenak
atau mundur selangkah mengatur siasat, untuk selanjutnya maju kedepan
beberapa langkah. Dalam situasi seperti ini, Anda harus membekali diri dengan
akhlak terpuji, ucapan yang benar, dan kepandaian memilih dan memilah
kalimat yang digunakan saat berinteraksi dengan orang lain.
6. Jangan terbiasa membuat keputusan yang tergesa-gesa, karena terpengaruh
oleh kesan pertama saat terjadinya peristiwa atau pada pertemuan pertama
dengan seseorang. Biasakan diri Anda untuk tetap tenang dan konsisten sambil
mengumpulkan informasi, menganalisa situasi dan bahasa yang digunakan
sebelum mengeluarkan keputusan.
7. Anda akan menemukan situasi yang sangat komplek dalam kehidupan,
khususnya ketika berhadapan dengan banyaknya pilihan alternatif, atau, ketika
Anda berada di persimpangan jalan yang menyebabkan harus memilih sebuah
alternatif. Hal ini menuntut Anda untuk mempertimbangkan secara matang
terhadap akibat dan hasil yang diperoleh dari setiap pilihan yang diambil,
mengandung nilai kebaikan ataukah keburukan. Setelah itu tentukanlah
alternatif yang akan Anda ambil setelah bertawakkal kepada Allah Azza wa
Jalla. Jangan coba menawar hal-hal yang bertentangan dengan azas kebenaran
dan keimanan.
8. Jangan lalai untuk tetap mengembangkan kemampuan dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dalam meningkatkan kinerja,
produktivitas, dan kualitas kerja Anda. Semuanya itu dapat diraih melalui
latihan, banyak membaca, mengikuti seminar, dan berbagai pelatihan. Anda
juga perlu mengikuti perkembangan media elektronik dan telekomunikasi yang
berserak di sekitar Anda, yang bisa saja terkait dengan jenis pekerjaan.
Misalnya, komputer, telepon, faks, sistem informasi, pusat penelitian, lembagalembaga pelatihan, dan sebagainya.
9. Jangan terbiasa menunda dan mengumpulkan tugas Anda. Segeralah selesaikan
satu persatu. Hadapilah tanggung jawab yang diberikan kepada Anda, dan
kerjakanlah tanpa ragu. Ini adalah syarat meraih kesuksesan dalam
melaksanakan setiap pekerjaan Anda.
10. Anda mungkin akan terkejut dengan kesalahan yang dilakukan dalam
pekerjaan. Bila itu terjadi, Anda tidak perlu merasa tertekan, putus asa,
menyerah, dan pasrah. Berusahalah agar Anda dapat segera memperbaiki
kesalahan tersebut dengan cara yang paling baik dan aman.
Syarat Sukses dalam Tugas
Tugas atau job merupakan salah satu bentuk dari sebuah aktivitas yang
ditekuni oleh banyak orang, baik itu di kantor pemerintahan, di perusahaan publik,
atau lembaga-lembaga khusus lainnya. Ada beberapa persyarat yang harus
disiapkan guna meraih kesuksesan dalam tugas ini, di antaranya:

1. Yakin diri bahwa Anda telah menyatu dengan tugas yang dikerjakan. Apabila
cinta dan perasaan Anda tidak menyatu dengan pekerjaan, maka Anda tak akan
mampu berinovasi, kretif, dan memberi konstribusi. Kesuksesan dalam tugas
pun sulit diraih.
2. Skill dan keahlian dalam sebuah pekerjaan merupakan kebutuhan yang harus
dimiliki oleh setiap pekerja, walau berada dalam standar minimal. Karena,
setiap pekerjaan memiliki keistimewaan dan spesifikasi tersendiri. Untuk itu,
dibutuhkan seseorang yang dapat melaksanakannya sesuai dengan skill yang ia
miliki, menguasainya secara teori dan praktik sekaligus.
3. Ambillah pengalaman dari para senior Anda dalam pekerjaan itu, walau secara
teori dan gelar pendidikan mereka lebih rendah dari Anda. Tapi begitullah
tradisi yang seharusnya berlaku, terapan pengalaman mempunyai peran penting
dalam sebuah pekerjaan.
4. Mintalah saran dan nasihat dari atasan Anda apabila ada masalah yang
menghadang. Sampaikan padanya batas keberhasilan Anda dalam pekerjaan
tersebut. Simaklah dengan baik arahan dan masukan dari atasan yang
disampaikan kepada Anda. Sebaiknya Anda mempunyai jadwal rutin
dengannya.
5. Hendaknya Anda juga mempunyai jadwal pertemuan rutin dengan para
karyawan, bawahan, atau dengan kawan-kawan dalam pekerjaan itu. sehingga,
Anda dapat mempelajari sifat pekerjaan itu, mengetahui setiap permasalahan
yang menimpa mereka dan bekerja sama menemukan solusinya. Berilah
mereka motivasi, masukan, dan saran membangun. Bantulah mereka
menciptakan hal itu.
6. Klarifikasi jenis pekerjaan Anda, kemudian bagi (alokasikan) dalam beberapa
hari. Sehingga, Anda dapat menuntaskan tugas yang butuh penyelasaian
secepatnya. Pembagian job itu hendaknya direalisasikan secara rutin dan
konsisten, sehingga mereka yang bekerja dengan Anda dapat mengambil
manfaat dari program pembagian tugas tersebut. Pembagian itu misalnya
dalam bentuk seperti ini:
a. Waktu khusus untuk mempelajari dan mengajukan laporan.
b. Menemui narasumber dari kalangan luar kantor.
c. Membuat jadwal pertemuan dengan para pekerja dan karyawan.
d. Menemui atasan Anda dan melakukan pembicaraan melalui telepon. Dan,
akhir dari program harian tersebut ialah,
e. Melakukan kinjungan atau inpeksi lapangan apabila pekerjaan tersebut
mengharuskan hal itu.
Anda juga dapat menyusun program kerja harian, lalu meletakkannya di atas
pintu ruang kerja Anda, sehingga orang-orang yang bekerja dengan Anda dapat
mengetahui kapan mereka dapat menemui Anda. Contoh yang saya tunjukkan
ini bukan sesuatu yang mutlak diikuti. Karena jenis pekerjaan setiap orang
berbeda satu dengan yang lain.

7. Para pakar manajemen mengatakan bahwa ketelitian dalam pekerjaan,


memperhatikan detail masalah, dan mengontrol pekerjaan tersebut hingga
akhir, merupakan tiga rangkaian kesempurnaan pekerjaan. Ketiganya harus
diterapkan secara seimbang. Tidak menafikan atau berlebih-lebihan pada salah
satu dari ketiganya.
8. Jadilah tauladan di tengah para sesama kariawan yang bekerja bersama Anda.
Tauladan dalam kesucian diri, kejujuran, keadilan, komitmen pada jam kerja
resmi, melaksanakan program perusahaan atau lembaga, optimisme yang
positif dan menyampaikan saran dan masukan membangun bagi perusahaan.
Mendelegasikan Pekerjaan
Manajer yang sukses adalah yang mampu membentuk sebuah team work yang
efektif, lalu meniupkan kedaan diri mereka semangat kompetisi, berkorban, dan
semangat kontribusi. Juga, meningkatkan keahlian dan kemampuan mereka. Ia
juga memberi mereka tugas yang sesuai dengan skill dan kemampuan mereka
masing-masing.
Pendelegasian pekerjaan merupakan salah satu landasan penting bagi siapa saja
yang ingin sukses dalam tugasnya. Membagi kesibukan yang dapat melemahkan
energi dan membunuh kretivitasnya. Kita bisa mendefinisikan kata ini dalam
kalimat: pendelegasian adalah melimpahkan beberapa pekerjaan atau tugas
kepada orang lain yang tetap berada dalam tanggungjawab dan pengawasan
Anda.
Manfaat Pendelegasian
1. memanfaatkan energi dan kemampuan orang lian, sert atidak menyianyiakannya.
2. Meringankan beban kerja direktur atau atasan dengan membagi tugas tersebut
kepada beberapa karyawan yang ada di sekililingnya.
3. Pekerjaan dapat diselesaikan lebih cepat dan dengan mutu yang lebih baik.
dengan pendelegasian tugas tersebut kepada orang-orang yang ahli, maka
proses pelaksanaannya akan lebih sempurna.
4. Produktivitas yang lebih tinggi. Sebab, setiap pekerjaan yang dapat
diselesaikan dengan lebih cepat melampaui target, akan menyisakan waktu
luang yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan lainnya.
Syarat Sukses Pendelegasian
1. Hendaknya yang mendelegasikan pekerjaan mempunyai wewewnang untuk
melakukan hal itu. Jika tidak, maka hal ini akan bertentangan dengan aturan
dan tata-tertib lembaga atau perusahaan di mana dia bekerja.
2. Orang yang menerima pendelegasian itu harus mempunyai kamuan dan
keahlian. Bukan sebaliknya, jadi penyakit bagi pekerjaan yang dilimpahkan
padanya.

3. Menentukan batasan pendelegasian dengan cermat, penentuan waktu, tempat,


sarana, wewenang dan sebagainya.
4. Menentukan cara dan waktu komunikasi antara yang mendelegasikan dan yang
menerima pendelegasian. Hubungan ini dapat dibagi dalam hal-hal penting
berikut ini: supervisi, arahan, evaluasi dari pihak penanggung jawab,
permintaan kebutuhan, menerima pendelegasian.
5. Hubungan kedua belah pihak harus berada di tengah antara atasan (yang
menghilangkan kekuasaan orang yang mendelegasikan) dan bawahan (yang
menghilangkan hak penanggungjawab dalam mengawasi, supervisi, dan
memikul beban tanggung jawab).
Rapat dalam Pekerjaan
Rapat atau pertemuan dalam sebuah perusahaan, institusi atau lembaga
merupakan salah satu sarana terpenting sebuah manajemen kerja. Baik jenis
pekerjaan yang sifatnya sementara atau dalam waktu yang lama dan kontinu.
Sebuah penelitian menyimpulkan, bahwa sebanyak 40 % hingga 75 % dari waktu
kerja dihabiskan atau dimanfaatkan untuk rapat.
Walaupun demikian, yang dapat dipetik dari rapat dan pertemuanpertemuan tersebut, yakni produktivitas bertambah dan kinerja pertemuan hanya
25 % saja. Tapi Anda dapat menyaksikan bahwa pertemuan atau rapat yang
dilakukan, memiliki peran sangat signifikan dalam proses penyelesaian masalah
yang terjadi dal;am lapangan kerja. Meskipun, banyak orang yang mengindahkan
hal ini.
Sebab itu, pada bagian ini kita akan membahas bagaimana memanfaatkan
denganbaik sebuag pertemuan, dan menghilangkan atau meminimalisasi sisi
negatif yang kadang menyertainya.
Manfaat Rapat
1. Adanya pertemuan dalam sebuah lembaga atau perusahaan akan membantu
para karyawan untuk saling tukar informasi di antara mereka.
2. Melalui pertemuan, akan disampaikan informasi aktual dan paling benar yang
berasaldari sumber yang dapat dipercaya. Berita ini khususnya diperuntukkan
bagi para penanggung jawab dan para karyawan umumnya.
3. Memberi kesempatan bagi semua pihak untuk terlibat dalam proses
pengambilan keputusan, sehingga hal itu menciptakan motivasi tersendiri
untuk melaksanakan tugas itu, serta turut bertanggung jawab.
4. Adanya rapat juga dapat membangun semangat kerja tim. Sesuatu yang tak
dapat disepelekan dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan besar.
Jenis-jenis Rapat
Kita dapat membagi jenis-jenis rapat dalam beberapa bagian:
1. Rapat yang dilakukan untuk saling tukar informasi. Rapat ini bertujuan untyk
membagi informasi antar setiap karyawan dengan cara berkelompok. Rapat ini

2.
3.

4.
5.
6.
7.

dapat menghemat waktu dan tenaga dibanding bila kita menggali informasi
dari setiap karyawan tersebut secara perseorangan.
Rapat pengambilan keputusan. Rapat ini berbeda dengan jenis rapat
sebelumnya. Rapat ini bertujuan untuk menetapkan keputusan pada sebuah
masalah yang menjadi tema bahasan.
Rapat pembahasan dan penelitian. Tujuan dari rapat ini ialah melakukan
pembahasan dan penelitian melalui apa yang disebut dengan lintasan akal dan
pikiran. Dalam pertemuan ini dapat dibentuk beberapa kelompok kerja yang
masing-masing diberi tugas untuk meneliti, dan mempelajari sebuah tema
umum, sementara kelompok lain membahas sub tema dari tema umum
tersebut.
Rapat mendadak. Rapat ini dilakukan karena kepentingan yang sangat
mendadak tanpa terduga dan taktermasuk dalam program lembaga atau
yayasan.
Rapat rutin dan kontinu yang termasuk dalam program lembaga, yayasan atau
perusahaan.
Rapat protokoler. Rapat jenis ini berbeda dengan rapat lainnya. Tidak produktif
dan menghasilkan.
Rapat pendidikan ilmuah. Rapat ini adalah tempat di mana para pelajar dan
mahasiswa menerima ilmu dan pengetahuan diri dosen atau guru mereka.

Rapat yang Produktif


Agar rapat yang dilakukan dapat bermanfaat dan produktif, maka harus
dipersiapkan dengan baik. demikian pula dengan manajemen pelaksanaan serta
pengawasannya, harus dilakukan dengan teliti. Oleh karena itu, ada tiga faktor
keberhasilan setiap rapat yang diadakan: tahap persiapan, pelaksaan, dan evaluasi.
Faktor Keberhasilan Pada Tahap Persiapan
1. Jangan mengadakan rapat bila tidak dibutuhkan, karena itu hanya akan
menghabiskan waktu dan menghilangkan inergi.
2. Perlu pembatasan tujuan rapat tersebut dengan jelas sebelum mengudang para
peserta rapat.
3. Waktu dan tempat pelaksanaan rapat harus jelas. Kedua hal ini juga sebaiknya
dapat diikuti oleh mayoritas peserta rapat.
4. Jadual susunan acara rapat harus disiapkan dengan waktu yang cukup sebelum
pelaksanaannya. Persiapan ini biasanya dilakukan oleh panitia pelaksana atau
penanggung jawab acara.
5. Faktor keberasilan lainnya ialah, undangan yang disampaikan kepada peserta
rapat hendaknya disertai dengan mencantungkan tujuan rapat, susunan materi
rapat, waktu dan tempat pelaksanaan. Semua ini dilakukan sebelum rapat
dilaksanakan, sambil melakukan proses mematangkan persiapan rapat.
6. Tim panitia pelaksana rapat hendaknya menyediakan kebutuhan-kebutuhan
rapat yang biasanya terdiri dari blok note, pulpen, kosumsi, sarana presentasi,

brosur informasi, sarana transportasi, akomodasi bila harus menginap, dan


sebagainya.
7. Keberasilan rapat juga ditentukan oleh kemampuan penanggungjawab dalam
memenej (mengolah) acara tersebut.
8. Setiap peserta rapat seharusnya menyiapkan diri, fisik, dan pikiran mereka
untuk rapat ini. Siap menghadapi beragam sifat dan karakter peserta rapat yang
berbeda-beda dan bagaimana berinteraksi dengan mereka.
Faktor Keberhasilan Saat Rapat Berlansung
1.
Konsisten menghadiri setiap acara rapat pada waktu dan tempat yang telah
disepakati sebelumnya.
2.
Menghadiri pertemuan dengan penuh semangat. Tidak dengan perasaan
tertekan.
3.
Mengucapkan salam kepada para peserta saat memasuki ruang rapat.
4.
Mengawali pertemuan dengan pujian kepada Allah dan shalawat serta
salam kepada Rasul-Nya. Setelah itu, dengan bacaan beberapa ayat Al-Quran.
5.
Menjelaskan esensi kehadiran setiap peserta dalam rapat tersebut, dan kalau
memungkinkan didahului dengan perkenalan antar peserta.
6.
Memilih pimpinan rapat apabila belum ditentukan sebelumnya.
7.
Mengingatkan setiap peserta pada susunan acara rapat dan alokasi waktu
setiap acara jika memungkinkan.
8.
Menentukan waktu pelaksanaan, pembukaan, dan penutupan rapat, agar
para peserta dapat menjadwal ulang kembali kegiatan mereka.
9.
Memberi kesempatan bagi setiap peserta agar terlibat dalam diskusi dan
tanya jawab secara adil dan merata.
10.
Tidak melenceng dari jadwal susunan acara pertemuan yang telah
disepakati sebelum mengambil keputusan yang tepat dan jelas, lalu
mencatatnya dalam notulensi sidang. Keputusan yang diambil hendaknya
disepakati oleh mayoritaspeserta atau sesuai dengan aturan lembaga atau
yayasan.
11.
Menegur siapa saja peserta rapat yang pembicaraannya melenceng dari
tema pertemuan, atau mengusik keputusan yang telah disepakati, atau berlaku
buruk kepada peserta lainnya. Teguran yang disampaikan hendaknya dilakukan
dengan lembut dan beradab.
12.
Pada akhir pertemuan, seluruh keputusan dan hasil yang diperoleh pada
rapat tersebut dibaca ulang, begitu pula dengan catatan atau komentar penting
dari peserta.
13.
Mengakhiri pertemuan dengan doa dan pada waktu yang telah disepakati,
tidak menundanya kecuali karena ada hal penting atau dengan kesepakatan
peserta sidang.
Faktor Keberhasilan Pasca Rapat

1. Membekali setiap peserta dengan apa yang telah ia tentukan berupa keputusan
rapat.
2. Menyampaikan kepada mereka yang berhalangan hadir pada rapat tersebut,
tentang apa yang harus mereka kerjakan sesuai dengan keputusan rapat.
3. Melakukan acara perpisahan yang baik dengan para peserta rapat.
4. Membuat startegi pelaksanaan keputusan rapat, memantau, dan mengevaluasi
sejauh mana kemajuan dari eksekusi keputusan rapat tersebut direalisasikan.
Sebab Kegagalan Sebuah Rapat
1. Tujuan diadakan rapat tersebut tidak jelas bagi para peserta, atau tujuan yang
dicanangkan tidak mampu memuaskan mereka.
2. Startegi pelaksana rapat tidak berjalan dengan baik, dari susunan acara,
menajemen pelaksanaan, atau akomodasi yang tidak memuaskan bagi para
peserta.
3. Penyampaian berita kepada para peserta dilakukan dengan cara yang kurang
tepat. Apakah tentang tujuan rapat, waktu pelaksanaan atau tempat
pelaksanaannya.
4. Para peserta rapat tidak hadir di ruang dan pada waktu pelaksanaan acara.
5. Waktu dan tempat rapat yang dipilih tidak sesuai dengan kondisi para peserta.
6. Para peserta yang hadir tidak berkonsentrasi penuh mengikuti rapat tersebut.
Bisa juga karena kondisi fisik yang kurang sehat, hati tidak terpuaskan, atau
karena informsi tentang rapat tersebut tidak optimal. Sehingga, mereka tidak
mampu terlibat secara aktif memberi konstribusi positif pada rapat tersebut.
7. Sibuk melakukan aktivitas lain saat rapat sedang berlangsung. Seperti
menelepon, sering keluar masuk ruang pertemuan, dan sebagainya.
8. Keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat kabur dan tidak jelas bagi para
peserta.
9. Kaku, keras, dan lalai dalam menajemen pelaksanaan rapat.
10. Tidak berhasil melaksanakan dan merealisasikan keputusan-keputusan rapat
tersebut.

Menciptakan Rasa Saling Percaya


Antara Anda dengan Teman Kerja
Dalam penjelasan sebelumnya, saya telah membahas tentang tat cara membangun
hubungan dengan orang lain. Salah satu sub bahasanya ialah tentang bagaimana
berinteraksi dengan orang lain, sehingga kita dapat meraih kepercayaan mereka,
sekaligus menguatkan hubungan yang sudah terbangun. Setiap teman kerja
memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri yang berbeda satu sama lain.
Namun dengan keunikan yang berbada-beda tersebut, bukan kendala bagi kita
untuk tetap menjalin hubungan baik dan harmonis dengan mereka. Sebab,

hubungan yang terbangun dengan baik terkait erat dengan kesuksesan dalam
pekerjaan.
Untuk merealisasikan keberasilan itu, maka ada beberapa langkah yang
harus ditempuh:
1. Bersungguh-sungguhlah melaksanakan pekerjaan Anda. Amanah berupa tugas
yang diembankan pada Anda agar dihormati oleh kawan-kawan.
2. Berperilakulah dengan akhlak terpuji dan lurus saat berinterasi dengan kawankawan Anda. Tampakkan wajah berseri-seri, ucapan yang senantiasa terjaga,
memaafkan yang bersalah, dan memuji orang yang berbuat baik kepada Anda.
3. Jagalah kebersihan pakaian dengan aroma tubuh yang wangi agar orang-orang
senang berada di sekitar Anda.
4. Tunjukkan kesungguhan Anda dalam ber-muamalah dengan kawan-kawan.
Libatkan diri Anda dalam suasana yang menyenangkan dan menyediakan
mereka. Sampaikan pendapat, nasihat, dan hadiah bagi mereka pada momenmomen tertentu. Berikan bantuan materi bagi siapa saja yang membutuhkan,
bila Anda dan keadaan mereka, khususnya bila Anda adalah atasan mereka.
Jangan ragu mengulurkan bantuan kepada mereka, karena bisa saja mereka
menghadapi kesulitan dalam pekerjaan.
5. Ikut sertalah dalam aktivitas alah raga atau acara wisayang diadakan di luar
suasana kerja, namun jangan melebihi kadar yang seharusnya.
6. Jangan menampakkan diri sebagai orang berkepribadian tertutup di tengah
teman-teman Anda. Bicaralah pada mereka tetang diri, kehidupan, pemikiran,
dan kondisi hidup Anda. Namun pembicaraan seperti itu jangan terlalu sering
diucapkan, agar Anda tidak nampak seperti orang yang senang berbicara dan
egois. Juga jangan terlalu mendalam dan menyentuh hal-hal yang sifatnya
privacy dan rahasia, sehingga mereka menjadi ibah dan kasihan terhadap Anda,
namun tidak memperoleh kepercayaan dari mereka.
7. Hindarilah pembicaraan yang sifatnya sensitif yang dapat menyinggung
perasaan mereka di tempat kerja. Misalnya, menyidir dengan menyebut nama
suku, keluarga, dan dairahtempat tinggal mereka. Atau, apa saja yang
bersumber dari mereka dan keluarganya, yang menyangkut aip dan cacat
dirinya. Sindiran dan celaan seperti di atas, biasanya akan menciptakan
kemarahan dan dendam. Walaupun kemarahan itu dapat tutupi, namun pada
akhirnya akan menimbulkan perilaku negatif dalam diri orang tersebut
terhadap orang yang menyidir dan menghinanya.
8. Jangan biarkan perasaan Anda lepas tampa kendali untuk selalu menasihati
kawan-kawan dalam hal-hal yang negatif atau positif. Sebaiknya Anda berlaku
bijak dalam melakukan sesuatu. Karena Anda takkan tahu bahwa Allah Azza
wa Jalla akan menentukan sesuatu yang lain dari peristiwa itu.
Bergaul dengan Orang yang Suka Berselisih di Tempat Kerja
Walaupun seseorangmemiliki berkepribadian terpuji, berusaha meraih
kepercayaan orang lain dengan beragam cara. Bangunlah hubungan erat dengan

mereka, meskipun akan tetap menjumpai sekelompok orang yang bertipe


melelahkan. Baik terhadap dirinya atau kepada orang lain. Tentu kita ingin
mengetahui kiat terbaik yang dapat dilakukan saat menghadapi seseorang dengan
prototipe seperti ini di tempat kerja.:
a. Membiasakan diri menanggung beban masalah, bersabar atas setiap gangguan,
dan kesiapan menghadapi godaannya melalui kiat-kiat berikut ini:
1. Membangun kepercayaan diri sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.
2. Membekali diri dengan fisik yang tetap prima melalui konsumsi maknan
begizi, tidur dan olah raga yang cukup. Penjelasan masalah ini telah
dijelaskan sebelumnya.
3. Menciptakan dalam diri kebiasaan positif, konsisten, dan optimis.
4. Membiasakan diri bercakap-cakap dan bedialog dengan oarang lain secara
konsisten.Tidak berpaling dari masalah yang menghadang, tapi
menghadapinya dengan cara yang ilmiah, tetang, dan rasional.
5. Menghindari terjadinya ledakan dan kobaran emosi dari dalam jiwa Anda
saat menghadapi suatu masalah.
b. Mempelajari masalah yang terjadi, lalu menyusun strategi penyelesaiannya
melalui kiat-kiat berikut ini:
1. Sebelum memikirkan masalah tersebut, ambilah air wudhu dan perbanyak
mengingat Allah Azza wa Jalla. Lakukan shalat sunah dua rakaat, lalu
mintalah pada-Nya semoga Ia mencurakan pertolongan dan taufik-Nya
untukmu.
2. Manfaatkan sejenak waktu Anda untuk menenangkan diri dan relaksasi
tubuh, jauh dari suara bising.
3. Mulailah memikirkan masalah yang muncul dari kawan dekat Anda.
Cobalah perhatikan bentuk perilakunya yang menjadi masalah bagi Anda
dan dorongan yang menyebabkan dirinya berperilaku seperti itu. apakah
masalah yang muncul akibat dari ucapan dan sindirannya terhadap orang
lain, atau kerena kritikkannya yang terus menerus kepada mereka, atau
karena kedengkiannya terhadap kontribusi mereka, dan lain sebagainya.
Yang penting adalah bahwa Anda mampu memastikan jenis masalah
tersebut dengan teliti.
4. Merasakan adanya pengaruh pada diri dan pekerjaan Anda akibat dari
masalah yang diciptakan oleh kawan tersebut. Misalnya, apakah Anda
mulai merasa tertekan dalam suasana kerja yang dipenuhi masalah,
sehingga Anda berpikir untuk pinda agar dapat menghindar dari masalah
yang melelahkan itu? Apakah Anda mulai sering absen dari pekerjaan?
Apakah Anda mulai lupa tujuan menjalani pekerjaan ini? Apakah
produktivitas kerja Anda mulai menurun atau kian melemah? Dan, lain
sebagainya yang tak dapat dipertanyakan dalam lembaran singkat ini.
5. Setelah melalui tahapan ini, cobalah tentukan solusi terbaik dan alternatif
yang paling mungkin dilalui untuk keluar dan menjauh dari masalah yang

mengganggu diri dan pekerjaan Anda itu. cobalah bersikap tenang dan
rasional saat memilih alternatif dari solusi yang ada, dengan
mempertimbangkan maslahat dan madharat sesudahnya. Salah satu solusi
yang mungkin dapat menyelesaikan masalah yang Anda hadapi ialah
bersikep cuek terhadap masalah itu dan oknum pelakunya. Atau, berusaha
memindahkan oknum tersebut ke tempat kerja lain. Atau, Anda sendiri yang
pindah kerja. Atau, Anda menghadapi langsung orang itu dan berdialog
dengannya.
6. Anggaplah solusi alternatif yang Anda pilih ialah memutuskan untuk tetap
bertahan di tempat kerja dan berusaha menghadapi pembuat masalah
tersebut, bedialog dengannya agar perilakunya dapat berubah. Saat Anda
memilih alternatif di atas langkah berikutnya yang harus dilakukan ialah
menyusun pikiran-pikiran strategis. Siapkan bukti dan alasan Anda untuk
menghadapinya. Rancang dengan baik bahasa Anda, mantapkan tatapan
mata intonasi suara saat berbicara dengannya nanti. Dengan demikian,
Anda dapat meraih apa yang diinginkan sekaligus menciptakan perubahan
pada diri orang tersebut.
7. Asumsikan adanya reaksi balik setelah Anda berbicara dengannya. Asumsi
yang dibangun itu berdasar pada pengetahuan Anda terhadap kepribadian
dan perilakunya selama ia bergaul dengan orang lain.
8. Seimbangkan strategi yang disusun dengan asumsi Anda tentang reaksi
yang akan dilakukan oleh orang tersebut. Hendaknya tujuan Anda adalah
menghilangkan atau meminimalisasi pengaruh yang muncul dari masalah
tersebut. Hati-hatilah, agar usaha yang Anda lakukan tidak menciptakan
pertengkaran dan masalah baru yang lebih besar.
9. Setelah rancangan strategi Anda mencapai final, tulislah dalam lembaran
khusus dan lakukanlah evaluasi beberapa kali. Jangan hanya mengandalkan
memori Anda untuk mengingat masalah tersebut serta jalan
penyelesaiannya. Kecuali, bila Anda telah pernah mencobanya dan berhasil.
10. Anda mungkin dapat menerima saran dan nasihat dari kawan kerja, atau
seseorang yang bisa dipercaya akhlak dan buah pikirannya. Catatlah
masukan dan saran yang ia berikan, kemudian pikirkan secara matang
kemungkinan adanya solusi dari advice (nasehat) yang ia sampaikan.
c. Langkah Penyelesaian Masalah Dengan Pelakunya
Setelah Anda menyiapkan diri untuk menghadapi langsung masalah tersebut,
dan mematangkan strategi yang cocok untuk menyelesaikannya, maka ada
beberapa langkah aplikatif untuk merealisasikannya:
1.

Pilihlaah waktu dan tempat yang cocok untuk bercakap-cakap dengan


pelaku tentang masalah yang ingin Anda sampaikan. Sebaiknya orang
tersebut dalam keadaan lapang, tenang, dan siap untuk berdialog. Usahakan

2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

agar dia dapat memahami masalah yang ingin Anda katakan sekaligus
mengerti kebutuhan orang lain.
Mintalah dengan hormat kepada orang lain agar dia dapat membantu
dan menggantikan posisi Anda untuk menemui orang tersebut.
Sampaikan dengan cara yang baik apa yang menurut Anda sebagai
solusi untuk keluar dari masalah yang terjadi. Jelaskan juga manfaat yang
terdapat dalam usulan dan saran Anda itu.
Terimalah dengan lapang hati saran positif yang ia sampaikan.
Tampaknya kelembutan Anda padanya saat ia menyampaikan kebutuhan
dan kelemahan yang ia miliki. Usulkan pula alternatif pengganti dari
sesuatu yang selama ini ia sangka bermanfaat namun kenyataan jadi
masalah.
Tutuplah pertemuan itu dengan menentukan poin-poin penting yang
telah disepakati bersama dan kemungkinan mencapainya. Jelaskan juga
kewajiban yang harus ditunaikan oleh Anda berdua.
Tentukan pertemuan berikutnya apabila masih ada masalah yang belum
terselesaikan pembahasannya.
Awasi pelaksanaan keputusan yang telah Anda sepakati bersama dan
evaluasi sejauh mana kemajuan yang telah dicapai.
Suasana hati Anda harus tetap tenang. Begitu juga dengan tubuh Anda,
usahakan rileks saat sedang berdialog. Dan lebih baik lagi bila Anda telah
beristirahat dengan cukup.
Berilah upah tambahan atau bonus bagi seseorang yang turut
berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang muncul. Tampaknya rasa
kasih, hormat, dan senyum Anda padanya. Puji apa yang telah ia lakukan
dihadapan kawan-kawan kerjanya yang lain. Bila memungkinkan beri ia
hadiah yang pantas. Apabila ia ditimpa masalah, bantulah dalam
penyelesaiannya.

Meningkatkan Produktivitas Kerja


Memperbaiki kualitas dan meningkatkan produktivitas kerja merupakan tujuan
setiap orang yang menjalankannya. Karena itu, apabila ada sebuah usaha yang
tidak menghendaki adanya produktivitas yang bersinambungan, maka itu adalah
jenis usaha yang aneh. Selain menyia-nyiakan energi, juga menghilangkan potensi
sumber daya manusia. Oleh karena itu, bagian terpenting yang ingin dicapai secara
berkesinambungan dan kontinu oleh setiap perusahaan, lembaga, atau yayasan
manapun adalah meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sebab, hal ini akan
berimbas kepada setiap institusi.
Sehubungan dengan hal ini, saya ingin memberikan beberapa petunjuk dasar
yang semoga dapat menjadi bekal bagi para pekerjaan. Dengan meningkatkan
produktivitas kerja mereka, maka secara otomatis akan mengangkat kualitas hidup.
Faktor-faktor Mempengaruhi Produktivitas

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Harta
Pemikiran yang inovatif
Manajemen yang sukses
Tangan yan teramoil dan terlatih
Kebutuhan-kebutuhan dasar
Fasilitas yang tersedia
Pemasaran yang sukses

Bagaimana Maningkatkan Produktivitas?


1. Hal pertama yang harus dilakukan ialah menyepakati kontrak kerja antara
Anda dan tempat di mana Anda bekerja. Hal ini menuntut dilakukan.
Dengan demikian Anda merasa puas dan mengetahui dengan baik betapa
pentingnya pekerjaan itu, dan dapat menjadikan pekerjaan tersebut sebagai
tujuan pribadi yang harus diraih.
2. Memahami tipe pekerjaan dan mengetahui kebutuhan serta tabiat
merupakan salah satu syarat untuk mengembangkan diri bersama pekerjaan
tersebut.
3. Menyiapkan hal-hal mendasar yang dibutuhkan oleh usaha yang dijalani.
Misalnya, menyediakan tenaga terampil melalui pelatihan serta fasilitas
penunjang seperti, peralatan dan perlengkapan kerja, serta kebutuhankebutuhan mendasar lainnya. Di sini juga diperlukan keyakinan bahwa
rintangan yang menghadang adalah ringan, dan dapat diselesaikan dengan
baik, insya Allah.
4. Fokus dan kosongkan pikiran Anda dari hal-hal lain saat sedang
menghadapi pekerjaan.
5. Salah satu metode menarik yang bisa dilakukan oleh pimpinan perusahaan
untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan ialah memberi insentif
atau bonus bagi mereka yang memiliki prestasi dan produktifitas tinggi
dalam pekerjaannya. Insetif atau bonus ini bisa berupa fasilitas perusahaan
dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka melalui pelatihan.
Juga bisa dalam bentuk materi, tunjangan, atau ucapan terima kasih dan
penghargaan. Yang jelas, perlu ada sistem dan mekanisme yang teliti dan
obyektif dalam mengevaluasi produktivitas kerja para karyawan, jauh dari
unsur KKN.
6. Para karyawan merasakan adanya keamanan kerja, dan jaminan masa depan
bagi mereka serta keluarga. Sebab, tidak jaminan rasa aman pada hati setiap
karyawan (misalnya, menjadi sasaran wewang-wewenang dan
ketidakpedulian dari aturan yang dibuat oleh perusahaan) akan menjadi
faktor penghalang bagi mereka untuk fokus dan berkonsentrasi dalam
melakukan pekerjaan. Akibatnya, produktifitas kerja pun tidak terjadi.
7. Berusahalah agar Anda tidak terbias menghabiskan waktu pada aktivitas
yang tak terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Selain karena waktu
kerja Anda itu merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan

dihadapan Allah, juga karena itu hal itu akan mempengaruhi produktivitas
kerja secara negatif.
8. Belajarlah dari pengalaman dan pengetahuan senior Anda dengan
menghubungi mereka secara pribadi. mintalah masukan pada masalahmasalah tertentu yang ia kuasai.
9. Ikutilah perkembangan yang terjadi dalam pekerjaan Anda dan usahakan
agar dapat memanfaatkannya dengan baik. banyak cara untuk mengikuti
perkembangan baru yang terjadi, di antaranya dengan senantiasa membaca
majalah, koran, dan bulentin yang secara khusus membahas hal tersebut,
mencatat alamat pusat-pusat pelatihan, penelitian, lokasi pameran dan
berusaha mengunjunginya bila memungkinkan.
10. Prioritaskan peningkatan kreativitas dan pengembangan kepribadian Anda
secara umum dan yang terkait pada pekerjaan secara khusus. Caranya bisa
melalui membaca, pelatihan, mengikuti seminar, dan ceramah-ceramah
penting yang berhubungan dengan pengembangan potensi Anda.
11. Tunaikan hak tubuh Anda dengan liburan, wisata atau istirahat yang cukup.
12. Jaga dan pererat hubungan Anda dengan kawan kerja, atasan, dan bawahan.
Tanda Melemah Produktivitas Kerja
1. Tidak adanya program yang efektif dan jelas dalam melakukan pekerjaan.
Bahkan, program itu hanya menekan para karyawan.
2. Program tidak berjalan sesuai rencana, bahkan tergantikan oleh ijtihad dan
pendapat pribadi.
3. Sibuk melakukan aktivitas lain saat berada di kantor.
4. Datang terlambat dan pulang secepatnya sebelum waktu kerja resmi
berakhir.
5. Banyak udzur, libur, dan tetap berusaha melakukan hal itu dengan berbagai
cara.
6. Tidak suka bertemu dengan atasan untuk berdialog dan berbicang-bincang
mengenai urusan pekerjaan.
7. Sering lupa apa yang ditugaskan kepada karyawan atau pekerja.
Penyebab Berkurang Produktivitas Kerja
1. Karyawan tidak puas dan senang pada pekerjaannya.
2. Tidak memahami jenis pekerjaan yang ia lakukan.
3. Ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan sesuai yang diinginkan
disebabkan oleh faktor individu, kurang tersedianya fasilitas kerja, atau
karena adanya rintangan yang belum dapat diselesaikan.
4. Tidak adanya kesungguhan dalam dirinya karyawan saat melaksanakan
pekerjaan.
5. Karyawan tidak merasa dihargai atas kreativitas, prestasi, dan produktivitas
yang ia hasilkan dalam pekerjaannya. Padahal, prestasi tersebut
memberikan keuntungan bagi perusahaan tempat ia bekerja.

6. Adanya masalah yang terjadi antara sesama kawan kerja, atasan, atau
bawahan.

MANAJEMEN
Tak ada satu jenis pekerjaan pun yang tidak membutuhkan sistem menajemen.
Sebab, sistem manjemen sudah menjadi kebutuhan bagi setiap individu, lembaga
atau perusahaan. Sebagai orang bahkan keluarga, pegawai, pedagang, petani dan
sebagainya, membutuhkan ilmu manejemen dalam menjalankan roda usahanya.
Berikut ini beberapa gagasan umum tentang masalah manajemen, yang dalam
hal ini terkait dengan memenej karyawan dalam melakukan tugas dan
pekerjaannya.
Apakah Manajemen Itu?
Manajemen adalah strategi yang diikuti dengan aplikasi melalui pemanfaatan
seluruh fasilitas yang dimiliki, lalu, menggabungkan keduanya guna mencapai
tujuan yang diinginkan dengan melakukan pengawasan, supervisi, dan evaluasi.
Jenis Manajemen
Hasil dari perkembangan llmu manajemen selalu disertai dengan makin
banyaknya penelitian dan pembahasan tentang hal ini. Itu sebebnya, para pakar
pada bidang ini akhirnya dapat mengklasifikasi jenis-jenis manajemen dalam
beberapa bagian.
Pembagian ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan secara mendalam
terhadap fakta aplikasi sistem manajemen yang terjadi dalam kehidupan manusia.
1. Manajemen tata tertib, yaitu manajemen yang berlebihan dalam menerapkan
aturan dan tata tertib lembaga atau perusahaan, tanpa memperhatikan
konsekuensi yang ditimbulkan. Misalnya, dari tata tertib yang ketat dan kaku,
maka mungkin membahayakan nasib para karyawan. Bahkan, justru akan
menghancurkan tujuan sebuah usaha, lembaga, yayasan, atau perusahaan.
Manajemen yang seperti ini juga akan melenyapkan semangat inovasi,
kreativitas, dan berlawan dengan semangat pertumbuhan dan kemajuan. Inilah
yang disebut dengan manajemen taklid.
2. Manajemen reaksi, yaitu manajemen yang selalu menanti dan menunggu apa
yang dilakukan oleh orang lain. Setelah itu, ia lalu beraksi terhadap apa yang
telah terjadi, manajemen seperti ini hanya terpengaruh dengan apa yang ada di
sekelilingnya. Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun ia selalu menjadi
pengikut, tanpa strategi, aturan, dan tata tertib. Tidak mengutamakan
perkembangan dan pembaruan.
3. Manajemen konflik, yaitu manajemen yang khusus menghadapi masalah dan
konflik yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga pada saat-saat tertentu.

4. Manajemen Pesona Keperibadian (figuritas), yaitu manajemen yang tegak


di atas pesona, daya tarik, dan kekuatan pemimpinnya. Manajemen ini berjalan
di samping seorang direktur, bukan di samping pekerjaan, aturan, strategi, dan
tujuan yang hendak dicapai.
5. Manajemen pasrah, yaitu manajemen yang selalu mundur dalam
memperjuangkan hak-haknya, rela dengan apa yang terjadi, takut menghadapi
masalah, dan selalu khawatir meminta kerelaan orang lain.
6. Manajemen berita gembira, yaitu manajemen yang selalu mengada-ada,
membesar-besarkan berita gembira, dan hasil yang diperoleh kepada para
karyawan atau lembaga. Sistem manajemen semacam ini tidak mempedulikan
kesulitan yang dihadapi dan memandang segala sesuatu secara irrasional.
Akibatnya, muncul penyakit dalam tubuh lembaga tersebut.
7. Manajemen pendelegasian total, yaitu manajemen yang dijalankan
berdasarkan pada penyerahan kendali masalah dan setiap urusan secara mutlak
kepada karyawan, tanpa melakukan pengawasan dan evaluasi.
8. Manajemen partisipasi, yaitu manajemen yang berdiri di atas keterlibatan
seorang direktur dan karyawan dalam memikul tanggung jawab, pengambilan
keputusan, dan pelaksanaanya.
9. Manajemen tujuan, yaitu manajemen yang dilakukan secara transparan dalam
penyampaian tujuan dan sasarannya kepada seluruh karyawan. Pola
manajemen ini juga membagi proses pelaksanaan capaian tujuannya, dan
memotivasi setiap karyawan agar meraih sasaran yang menjadi bagian dari
tujuan perusahaan atau lembaga di mana mereka bekerja.
Syarat Sukses Menerapkan Manajemen
1. Tersedianya informasi secara sistematis dan tersusun dengan baik atas seluruh
jenis pekerjaan yang ada.
2. Memudahkan hubungan antara sesama karyawan dalam lembaga atau yayasan
tersebut, dan tidak membuat jarak antara penanggungjawab dan karyawan.
3. Adanya motivasi dan penghargaan atas karyawan yang berprestasi, dengan
tidak mengabikan mereka yang lemah.
4. Adanya rasa saling percaya antara karyawan dengan pihak penanggung jawab,
diserai dengan hubungan persaudaraan yang kental dan kasih sayang antara
mereka. Namun, tetap menjaga kedisiplinan dan ketaatan terhadap aturan yang
berlaku dalam pekerjaan. Karena, suasana kerja semacam ini akan menciptakan
semangat kerjasama tim yang solid.
5. Mengetahui kemampuan dan potensi setiap karyawan dan mengarahkan
mereka dengan cara yang baik.
6. Memastikan wilayah kekuasaan dan wewenang serta tidak ragu
menerapkannya.
7. Teguh menghadapi masalah dan saat pengambilan keputusan.

8. Dan yang paling utama adalah, tujuan setiap lembaga, yayasan atau perusahaan
harus jelas bagi setiap karyawan, sehingga mereka bekerja dengan arah dan
tujuan yang jelas.
Beberapa Tipe Direktur
1. Direktur yang serius memperhatikan pekerjaan, namun mengabaikan hak para
karyawan. Dia sangat memperhatikan jam kerja dengan baik dan dapat
merealisasikan secara ketat aturan dan tata tertib yang berlaku untuk
memproteksi pekerjaan. Namun, direktur bertipe demikian ini tidak terlintas
dalam benaknya sedikitpun hal-hak para karyawan, kebutuhan mereka,
bagaimana mendapatkan cinta mereka, atau bahkan tidak memperhatikan
kondisi mereka. Direktur semacam ini dalam waktu singkat mungkin akan
meraih kesuksesan. Namun selanjutnya dia akan menuai ledakan masalah dan
kegagalan kerja.
2. Direktur yang hanya memperhatikan karyawan sesuai standar pekerjaan yang
ia lakukan.
3. Direkturnya dengan kepribadian negatif yang hanya memperhatikan diri
sendiri. Ia tidak memikirkan pekerjaan dan para karyawannya, kecuali bila hal
itu dapat mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri.
4. Direktur yang bersikap secara seimbang, yang mengetahui dan menunaikan
hak setiap pekerjaan dan karyawan secara adil. Dalam kesibukan kerja itu, ia
tetap memperhatikan hak dirinya yang harus ia tunaikan. Inilah direktur yang
sukses.
Ciri Direktur yang Sukses
1. Amanah, ini adalah syarat pertama kesuksesan setiap pekerjaan yang
dilakukan. Khususnya, bagi setiap penanggungjawab pekerjaan, supervisor,
manager, atau direktur. Karena, dialah yang diberi amanah untuk mengurus hak
lembaga dan karyawan sekaligus. Apabila seorang penanggung jawab tak
memiliki kriteria ini, maka hak-hak karyawan dan lembaga pun terabaikan.
Pekerjaan menjadi gagal dan manajemen yang diterapkan tak akan berfungsi.
Bila keikhlasan dalam bekerja adalah syarat kesuksesan, maka keikhlasan itu
tak akan diperoleh, kecuali bila disertai dengan sifat amanah.
2. Berilmu dan pengalaman. Pekerjaan yang menerapkan sistem manajemen
yang baik dan ilmu dengan spesialisasi, tentunya harus didukung dengan
pengalaman ilmiah yang nyata. Tanpa ilmu, maka seorang direktur hanya akan
mentaklid (meniru) dalam melakukan tugasnya sepanjang masa, sesuai dengan
apa yang ia pelajari. Tanpa pengalaman, ilmu seorang direktur hanya menjadi
sebuah teori yang tidak dapat membantu dirinya saat membutuhkan untuk
menghadapi beragam situasi di lapangan kerja.
3. Memiliki power dan kemampuan eksekusi. Seorang direktur yang tidak
memiliki power tak akan mampu mengendalikan para karyawannya. Karyawan
bahkan yang menyetir dirinya, sehingga mereka dapat berbuat sesuai dengan

4.

5.
6.
7.

8.
9.

keinginan dan kepentingan masing-masing. Karena itu, seorang direktur yang


tidak memiliki wewenang dan kemampuan dalam mengeksekusi setiap
keputusan, ia tak lebih dari sebuah dekorasi indah yang menghiasi interior
kantor Anda, atau hiasan yang diletakkan di atas meja.
Tawadhu. Bersifat tawadhu dan rendah hati dalam bergaul dengan sesama
pegawai dan publik yang memiliki hubungan kemitraan dengan lembaga
tersebut. Selain memiliki power dan kemampuan sebagai eksekutor, bersikap
keras dan tegas, seorang direktur juga harus rendah hati tanpa bersifat lemah.
Dengan sifat itu dia akan merebut hati setiap karyawannya dan berjalan
bersama mereka menuju tangga kesuksesan.
Santun dan sabar. Keduanya merupakan syarat bagi setiap pemimpin dalam
kehidupan ini. Tanpa keduanya, maka tak ada kepemimpinan.
Jujur. Seorang pendusta tak akan dipercaya oleh siapapun juga. Apabila
seorang pemimpin adalah pendusta, maka dia sesungguhnya meruntuhkan
penghormatan dan pertolongan orang lain pada dirinya.
Suka bermusyawarah. Seorang yang diktator bisa saja dengan mudah
mengendalikan fisik orang lain untuk tetap bekerja. Namun tanpa kesertaan
hati, keikhlasan dan potensi mereka, pekerjaan yang dilakukan akan
menciptakan banyak kesalahan.
Berani mengakui kesalahan. Meminta maaf dan segera memperbaiki diri
tanpa menyebarluaskan kesalahan yang dilakukan.
Cerdas dan intuitif: Seorang direktur dengan mudah diperdaya, walau
kejujurannya akan tetap menghalangi dirinya dari menipu orang lain.

Seni Berdiplomasi
Diplomasi dan dialog merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
manusia. Mereka membutuhkan dua hal ini dalam rumah tangga, keluarga, dan
saat melakukan pekerjaan bersama dengan kawan-kawan atau kelompoklain.
Mempelajari cara berdoplomasi dan sialog untuk mendapatkan hasil lebih baik,
sudah menjadi bagian dari ilmu yang tengah dipelajari di berbagai perguruan
tinggi. Dalah hal ini, orang-orang Barat telah berhasil mendalami dan
mengaplikasikan dengan baik ilmu ini, serta meraih kesuksesan besar dengan
menguasai bumi ini. Khususnya, apa yang disebut dengan diplomasi politik dan
ekonomi.
Pada masa-masa perkembangan Islam, kaum muslimin sangat menguasai seni
deploamasi, dialog, dan debat. Mereka juga menyusun dan menulis banyak buku
yang terkait dengan ilmu ini. Dalam penulisannya mereka memisakan antara satu
seni dengan seni lainnya, sesuai dengan klasifikasinya masing-masing. Namun,
tetap berlandasan pada sumber seni itu sendiri, yaitu Al-Quran dan Sunah

Rasulullah saw. tetapi, generasi berikutnya pada abat-abat terakhir masa kejayaan
Islam, kaum muslimin tak lagi antusias mempelajari dan menguasai ilmuini,
sebagaimana juga terjadi pada ilmu-ilmu lainnya yang menjadi penyebab
munculnya banyak berselisihan.
Dalam waktu yang relatif singkat, kita tentu tak mampu menjelaskan panjang
lebar tentang bagaimana cara berdeplomasi dan berdialog yang baik. namun ada
beberapa bagian penting yang mungkin dapat dibahas disini. Semoga dengan
pejelasan singkat ini, para pembaca dapat memperbaiki kemampuan mereka saat
berdeplomasi atau berdialog dengan orang lain.
Beberapa bagian penting itu ialah:
A.
Persiapan deplomasi, yaitu dengan mempelajari masalah yang dihadapi dan
strategi melakukan deplomasi. Persiapan awal ini akan sempurna melalui
unsur-unsur berikut ini:
1.
Membatasi masalah dengan jelas yang menjadi pangkal perbedaan antar
Anda dengan kelompok lain yang akan berdeplomasi dengan Anda.
Karena,tampa mengetahui hakikat permasalahan secara mendalam saat
memasuki arena diplomasi, akan menyebabkan kekalahan dan kegagalan.
2.
Mengetahui setiap kelompok yang berbeda dengan Anda. Ketidaktahuan terhadap kelompok lain yang akan berdiplomasi dengan Anda akan
menciptakan keterkejutan saat diplomasi itu berlansung. Karena, bisa saja
Anda akan menghadapi satu atau lebih dari satu kelompok yang masingmasing mempunyai kepentingan dan pemikiran masing-masing.
3.
Mengetahui secara spesifik opini setiap kelompok, titik apa saja yang
dapat disepakati bersama dan apa saja yang mungkin tetap akan berbeda?
Sejauh mana kemungkinan munculnya kesepahaman dengan salah satu
kelompok yang ada walaupun tetap akan berbeda dengan kelompok lain.
4.
Meneliti kepribadian orang yang bertindak sebagai guru bicara bagi
kelompok lain. Karen, seperti apapun opini dan kepentingan setiap
kelompok, perbedaan secara pribadi antara juru bicara setiap kelompok
akan mempengaruhi jalannya perudingan, dan tentu saja hasil akhirnya.
Penelitian yang dilakukan harus memenuhi seluruh aspek kepribadian
mereka; biografi, perilaku, pemikiran, wawasan, mentalnya, dan sisi apapun
yang harus diketahui dari kepribadian seseorang juru bicara. Seseorang atau
kelompok yang lebih memahami dengan baik kepribadian juru bicara yang
menjadi bakal lawan diplomasinya, berpeluang lebih besar untuk
menguasai lawan dan memenangkan perundingan.
B.

Merancang strategi yang cocok dalam melakukan perundingan. Setiap


melakukan persiapan diplomasi dengan mempelajari hal-hal di atas, maka
perlu dirancang strategi terapan saat perundingan itu berlansung. Adapun
unsur-unsur strategi itu antara lain:
1.
Menentukan tujuan yang diinginkan dari perundingan yang Anda
lakukan. Tujuan yang Anda susun ini sebagai atas tujuan tertinggi yang

2.
3.
4.

5.
6.
7.

8.

9.
C.

ingin dicapai, dan sasaran terenda yang mungkin diperoleh. Terkait dengan
hal ini, saya menyarankan agar Anda kembali membaca bahasan pertama
dalam buku ini tentang Bagaimana Menyusun Tujuan Anda.
Prediksikan sasaran yang juga diinginkan orang alin melalui jalur
diplomasi dan sasaran minimal yang mungkin mereka raih.
Adanya pilihan alternatif yang memuaskan dan dapat diterima oleh
kelompok lain pada saat Anda tak dapat menerima apa yang mereka
inginkan.
Menyusun metode yang dapat mempengaruhi mereka agar mereka
merasa puas pada saat menerima tujuan yang Anda inginkan. Anda juga
berusaha menenangkan mereka dengan mengatakan bahwa tujuan yang
Anda raih sesunggunya mendukung kepentingan dan tidak merugikan
mereka. Anda juga harus berhati-hati agar mereka tidak terprovokasi secara
pribadi saat melakukan perundingan.
Meraih simpati lawan diplomasi Anda adalah langkah awal
menyelesaikan masalah dan memenangkan jalur diplomasi.
Memfokuskan perhatian pada sasaran dan tujuan tampa peduli pada
hal-hal yang sifatnya formalitas apabila tidak terkait dengan tujuan dasar
yang diinginkan.
Prediksi segala kemungkinan yang akan terjadi saat diplomasi
berlansung, sekaligus menyiapkan solusi yang tepat bila terjadi deadlock
(mentok, tidak ada kesepakatan), namun solusi itu ditawarkan saat
dibutuhkan.
Menyusun solusi seimbang yang dapat diterima keduabelah pihak bila
tak ada kata sepakat. Sehingga, salah satu kelompok dapat menerima solusi
alternatif tersebut dengan syarat tidak berbeda jauh dari tujuan yang
diinginkan.
Diperlukan latihan yang cukup ndalam menerapkan strategi yang
telah dirancang sebelum dimulainya perundingan.

Segera melakukan proses perundingan dengan tahapan-tahapan sebagai


berikut:
1.
Tahap mengenal dan memahami lawan diplomasi serta friksi yang
terjadi dengannya, sekaligus meyakinkan kembali kebenaran dari hasil
penelitihan yang dilakukan. Strategi yang akan digunakan serta
mengevaluasi, dan memodifikasi kembali hal-hal yang perlu dimodifikasi.
2.
Tahap menghadapi masalah, membahas, dan berdialog tentang
masalah tersebut. Ini adalah bagian terpenting dari tahapan diplomasi. Pada
tahapan ini rangkaian isi pikiran telah tersunsunsecara sistematis.
Memfokuskan pendengaran dan bersabar atas sambutan yang tidak
menyenangkan, atau sifat kasar yang dilakukan oleh kelompok lain. Namun
demikian, Anda harus menerima hak yang patut ia peroleh serta kesalahan
yang diakui, sekaligus memperhatikan tingkat pendidikan dan wawasan

mereka. Variasikanlah metode dialog Anda khususnya pada saat


menyampaikan masalah. Cobalah memahami ucapannya yang mungkin
tidak jelas bagi Anda, sebelum Anda menjawabnya. Pada saat seperti itu,
usahakan agar dapat menemukan titik persamaan antara Anda dengannya,
walaupun itu kecil. Jadikan hal itu sebagai titik tolak untuk menemukan
kesepahaman dan kesepakatan yang lebih besar dan mendalam.
3.
Tahap pengambilan keputusan saat kesepakatan atas apapun
dilakukan. Namun apabila terjadi deadlock dan solusi tidak ditemukan,
maka perundingan itu harus dihentikan. Pembahasan tentang solusi dan
kesepakatan bersama sebaiknya ditunda ke waktu lain.
4.
Tahap evaluasi dan mempelajari hasil perundingan, lalu melakukan
persiapan untuk putaran diplomasi berikutnya apabila ada. Atau,
berusahalah merealisasikan apa yang telah disepakati. Hal lain yang patut
disebutkan bahwa persiapan dan rancangan strategi diplomasi dapat
dikuasai oleh kelompok atau tim yang sempurna. Bukan tim yang
melakukan diplomasi , tapi hanya melakukan satu bagian dari tahapan
diplomasi.
Mengembalikan pekerjaan
(Membangun visi)
Setiap orang yang sedang merancang sebuah usaha, khususnya usaha bisnis
dengan beragam jenis dan bentuknya, tentu membutukan strategi jangka panjang
dan waktu lama untu meningkatkan dan mengembangkan usaha tersebut. Apalagi
jika rancangan tersebut dilakukan oleh lembaga-lembaga besar, organesasi tersebut
akan senantiasa melangkah maju sasaran, melakukan diversivikasi usaha,
memimpin medan kompetisi, inofatif, dan kereatif.
Oleh karena itu, setiap orang yang menjalani usaha seperti ini harus memiliki
penguasaan mendalam tentang bagaimana membangun pandangan dan visi masa
depan terhadap usaha yang ditekuni. Inilah yang membedakan antara para
pengusaha yang pionir, konsisten, tetap tumbuh dan berkembang, dengan para
pengusaha yang telah mencapai keberhasilan sementara, meskipun dengan nilai
kecil. nAmun setelah itu, mereka menghentikan langkahnya mengikuti
perkembangan zaman.
Berikut ini adalah beberapa kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh
para ilmuwan di bidang ini:
Perbedaan Antara Tujuan Tetap (tsabit) dan berubah (mutaghayyir)
Setiap usaha yang dilakukan secara perorangan atau kelompok harus memiliki
cita-cita dan tujuan. Tujuan dan cita-cita itu sendiri ada yang tsabit ( tetap) dan
abadi seiring dengan berjalannya usaha itu. ada pula yang berubah (mutaghayyir)
secara bertahap sesuai dengan waktu dan target yang ditentukan. Apabila sebuah
tahapan tujuan berasil diraih, maka langkah selanjutnya ialah beralih kepada
tahapan tujuan berikutnya.

Tujuan yang dirancang secara bertahap ini ibarat terminal sementara pada
sebuah jalan panjang yang dilalui secara konsisten untuk merealisasikan sebuah
tujuan yang lebih besar dan agung. Oleh karena itu, salah satu syarat sukses dalam
membangun visi masa depan terletak pada kemampuan Anda membedakan antara
kedua tujuan tersebut.
Denfinisi tentang Visi Masa Depan
Visi adalah perkembangan yang terjadi secara berkesinambungan terhadap
tujuan-tujuan mutaghayyir (variabel) dalam rangka mencapai tujuan tsabit (utama)
yang komprehensif. Oleh karena itu kita perlu membahas apa yang dimaksud
dengan tujuan tsabit dalam sebuah usaha, dan setelah itu tentang AlMutaghayyirat.
Nilai dan Tujuan yang Permanen dan Menetap
Setiap usaha yang dilakukan akan berdiri tegak dengan sebuah tujuan dan citacita permanen. Setiap tujuan, nilai, dan cita-cita yang menetap secara kuantitas
harus sedikit. namun, ia sangat signifikan dalam mengarahkan dan menjustifikasi
setiap pekerjaan yang dilakukan pada setiap waktu dan tempat. Lalai dan tidak
peduli terhadap tujuan atau cita-cita, sama saja dengan menghentikan setiap
pembenaran yang menjadi alasan terwujutnya usaha tersebut.
Sebuah cotoh yang mungkin dapat dipahami oleh setiap muslim melalui
sebuah pernyataan, bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah menyembah dan
beribada kepada Allah swt. Ini sesuai dengan firman-Nya:
Dan tidaklah Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk
menyembah kepada-Ku. (Adz-Dzaariyaat:56)
Apabila tujuan penciptaan ini dilalaikan oleh manusia, atau mereka tidak
menyembah Allah. Baik karena mereka melepaskan diri dari beribada kepadaNya, atau karena menyembah selain Allah, maka keberadaan mereka saat itu
sesungguhnya tidak punya arti sama sekali.
Tujuan dan cita-cita ini terus berjalan selama hayat masih dikandung badan.
Inilah yang disebut dengan tujuan yang tsabit dan abadi yang takkan mengalami
perubahan.
Sembahlah Tuhanmu, hingga datang kepada al-yakin (kematian)(Al-hijr:99)
Bila kita mencoba untuk menerapkan hal ini dalam sebuah dunia usaha, maka
kita perlu mengatakan bahwa, Bila ada sekelompok orang yang mendirikan
sebuah perusahaan untuk menjalakan salah satu aktivitas bisnis,maka satu hal
yang harus melekar dengan jelas dalam pikiran mereka ialah adanya tujuan dan
cita-cita yang tsabit dan menetap selama perusahaan itu tetap berdiri dan
melakukan aktivitas bisnisnya.

Anggaplah perusahaan ini akan berjalan selama 50 tahun, maka tujuan yang
ditargetkan tidak boleh hanya untuk 10 tahun. Lantas setelah itu, dicari kembali
tujuan yang lain, karena pada saat dia menjadi tujuan yang mutaghayyir dan tidak
tsabit. Padahal tujuan yang tsabit harus menjadi petunjuk permanen bagi setiap
karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut.
Layaknya bintang kutub yang selalu terlihat oleh para musafir di arah Utara
kemanapun arah perjalanan mereka. Maka tujuan yang menetap dan permanen
pada setiap usaha apapun akan menjadi pengikat setiap bagian dalam perusahaan.
Juga, menyatukan para karyawa dalam perjalanannya meraih tujuan dan cita-cita
yang diinginkan.
Inilah yang disebut dengan tujuan yang berkesinambungan dan harus dalam
jumlah terbatas. Sebab, tujuan utama yang tsabit dalam jumlah besar akan
mengisyaratkan perubahan. Dalam sebuah dunia usaha, tujuan yang tsabit
biasanya tidak lebih dari empat poin. Sangat sedikit orang yang merancang hingga
enam tujuan.
Oleh karena itu, harus dibedakan antara tujuan yang mulia berkesinambungan,
pengalaman terapan, strategi, dan kebijakan umum dalam setiap jenis usaha.
Setiap tujuan yang tasbit harus mampu menghadapi tantangan zamannya. Oleh
karena itu, ada satu pertanyaan yang patut dilontarkan atas setiap tujuan yang telah
Anda tentukan, Apakah mungkin pada suatu saat nanti saya melepaskan diri dari
tujuan ini, walaupun usaha ini tetap berjalan?
Apabila Anda menjawab, Ya, maka pindahkanlah tujuan ini dari bingkai
tujuan yang tasbit kedalam bingkai tujuan mutghayyir yang bisa menerima
perkembangan dan perubahan. Salah satu cara yang kerap dilakukan untuk
mengetahui cita-cita atau tujuan yang tsabit bagi perusahaan atau yayasan Anda
adalah dengan mengetahui spesifiksi usaha yang Anda lakukan. Setelah itu,
jawablah pertanyaan ini, mengapa? Kemudian, buatlah kembali pertanyaan dari
jawaban pertama Anda, demikian seterusnya hingga Anda dapat menyusun lima
pertanyaan dari setiap jawaban.
Salah satu contoh jawaban dari pertanyaan di atas adalah, Dalam perusahaan
ini kami bekerja dalam rangka melayani para karyawan dalam proses kebersihan
tempat tinggal mereka. Mengapa? Untuk meningkatkan peradaban bangsa
ini! Mengapa? Supaya kekuatan dan efektivitas mereka dalam kehidupan ini
semakin bertambah Mengapa? Demi kebahagiaan seluruh umat manusia
Mengapa? Agar kami dapat meraih Ridha Allah swt.
Dari beberapa pertanyaan di atas akhirnya dapat diketahui bahwa tujuan utama
kami adalah meraih ridha Allah, melalui usaha-usaha yang disebutkan oleh
jawaban di atas. Kita juga boleh mengatakan, Yayasan kami bergerak dalam
bidang pelatihan komputer. Mengapa? Untuk mempersiapkan Sumber Daya
manusia yang dapat memanfaatkan hasil-hasil produksi peradaban masa kini
Mengapa? Sebagai kesertaan kami dalam membangun kekuatan bangsa ini
Mengapa? Agar kami dapat hidup sebagai bangsa yang merdeka dan
berdaulat Mengapa? Supaya kami memperoleh kebahagiaan.

Dari sini kita dapat mengatakan bahwa tujuan utama bagi yayasan ini adalah
menciptakan kebahagiaan bagi umat manusia. Dalam hal ini Anda dapat
mengetahui bahwa bertambahnya harta dan kekayaan tak dapat dijadikan sebagai
tujuan utama Anda. Sebab, harta dan kekayaan sesungguhnya adalah sarana dan
bukan tujuan inti. Pada saat tujuan Anda lurus dan benar, mka kekayaan akan
Anda peroleh, dan mungkin saja Anda menginvestasikan kembali untuk meraih
tujuan Anda.
Tujuan inti dan tsabit bagi sebuah perusahaan atau yayasan sesungguhnya
merupakan sumber ilham. jUga, merupakan petunjuk bagi setiap orang yang
bekerja di dalamnya. Bukan sekedar tanda yang membedakan dengan yayasan
lain. Mungkin saja ada beberapa yayasan yang rancangan tujuan akhirnya sama
dengan milik Anda, namun sarana mereka dalam mencapai tujuan inti itu yang
berbeda. Perbedaan mendasar tersebut terletak pada kejujuran dan pengorbanan
mereka yang bekerja dalam perusahaan atau yayasan itu, guna meraih tujuan
utamanya.
Salah satu manfaat ditentukannya dengan jelas tujuan inti bagi yayasan,
karena inti merupakan salah satu faktor yang dapat menarik bagi setiap orang
untuk terlibat dan bekerja di dalamnya. Hal itu terjadi bila ilmu, pengalaman,
kepribadian, dan tujuan hidupnya sejalan dengan tujuan inti yayasan. Sebaliknya,
hal ini akan memaksa orang yang tidak sejalan dengan tujuan yayasan untuk
segera meninggalkan tempat ini dan mencari institusi lain.
Cita-cita dan Tujuan Marhaliyah (Bertahap)
Dalam upaya menuju tujuan yang tsabit, maka sebuah yayasan atau perusahaan
perlu merancang tujuan tahapan yang disusun secara bertingkat dan sistematis.
Kemudian, dimulai dari tujuan awal yang harus digambarkan dengan jelas dan
teliti mengikuti standar yang telah disebutkan pada bagian pertama buku ini. Perlu
disebutkan pula fasilitas pendukung yang diperlukan dan masa kerja yang
dibutuhkan. Dari sinilah para karyawan itu memulai pekerjaan mereka hingga
garis akhir yang telah ditentukan dari tujuan tahapan tersebut. Setelah itu,
berpindah kepada tujuan lainnya.
Selain harus rinci dan detail, tujuan yang dirancang juga harus realistis.
Beberapa perusahaan besar internasional biasanya merancang sebuah tujuan besar,
berat dan berani untuk rentang waktu sepuluh hingga tiga puluh tahun. Dari situ
mereka bertolak menuju tujuan utamanya. Setelah itu, mereka lalu berpindah
kepada tujuan tahapan berikutnya, demikian seterusnya. Adanya pemisahan antara
tujuan yang tsabit dan mutaghayir dalam pekerjaan Anda akan memperjelas
tingkat kemajuan Anda, sehingga dapat merealisasikan visi jauh kedepan.
Setelah satu masalah besar yang dihadapi oleh para perencana ialah mereka
mencanpuradukan antara tujuan tsabit dan mutaghayyir dalam lembaga atau
yayasan mereka. Misalnya, mereka mengalihkan tujuan yang tsabit kepada tujuan
yang mutaghayyir. Akibat dari itu, yayasan tersebut tak dapat dibenarkan lagi
keberadaan dan kelangsungan hidupnya. Atau, perusahaan tersebut mengalihkan

tujuan mutaghayyir dengan memberi kualifikasi tsabit dan berkesinambungan.


Akibatnya, yayasan tersebut menjadi jumud, lemah, dan akhirnya lenyap. Apapun
yang mereka lakukan, hasilnya sama saja.
Yang lebih berbahaya ialah pada saat mereka sukses merealisasikan sebuah
tujuan tahapan yang sementara, mereka diam di tempat dan tak mampu lagi
menyusun tujuan sementara lainnya. Mereka hanya dapat membanggakan
keberhasilan masa lalu.
Berhati-hatilah selalu agar sebelum yayasan Anda mencapai salah satu puncak
kesuksesannya, Anda telah menentukan puncak tujuan lain yang akan digapai.
Ketahuilah bahwa syarat terpenting kesuksesan sebuah visi adalah akal yang
kreatif, eksekutor yang semangatnya selalu berkobar, dan planning yang unggul.
Bila semua syarat ini terpenuhi, maka Anda akan dapat meyakini berapa lama
rentang waktu minimal dari perjalanan usaha Anda.

Kalimat Perpisahan
Para pembaca yang budiman, saya merasa telah mengerahkan segala
kemampuan untuk menyampaikan saran dan nasihat ini buat Anda. Maka
kebenaran apapun yang Anda peroleh dalam buku ini kesemuanya itu karena
karunia Allah swt. semata. Apabila Anda menemukan kesalahan, maka saya
memohon ampun pada-Nya, dan saya berharap agar Anda dapat memberi
masukan, saran, dan perbaikan demi kesempurnaan buku ini.
Selain itu,saya juga mengharap bahwa setelah selesai membaca buku ini, Anda
mampu merancang tujan dan visi, mengatur kehidupan melalui perencanaan yang
matang atas seluruh aktivitas yang dilakukan, dan mempu memanfaatkan waktu
agar lebih ekfektif dan berdaya guna.
Dengan demikian Anda bisa menguasai pribadi Anda dan memenejnya dengan
penuh kepecyaan diri, tanpa terpengaruh oleh kritikan-kritikan dari luar. Anda juga
dapat lebih memfokuskan perhatian dan konsentrasi dengan tetap menjaga unsur
keseimbangan dalam kehidupan.
Dari sini juga saya berharap Anda mampu mengambil keputusan-keputusan
yang tepat dan brillian, serta berupaya mengembangkan kemampuan akal dengan
membaca buku-buku yang bvrmanfaat. Selain itu, Anda tak lalai lagi menjaga
kesehatan tubah agar tetap prima, meningkatkan kemampuan komunikasi dan
kekuatan pengaruh Anda terhadap orang lain. Juga, tetap menjalin hubungan yang
lebih kuat dan harmunis dengan mereka setelah mengetahui tepi dan karakter
mereka masing-masing.
Semoga kesemuanya ini mampu membibing ke arah kesuksesan usaha yang
dijalani setelah Anda menyempurnakan syarat-syaratnya, mnajemennya dengan
lebih baik, berhasil melakukan proses pendelegasian, dan sukses dalam setiap
pertemuan yang dilakukan. Dan, mampu berinteraksi secara positif dengan kawan

yang sering menciptakan perselisihan di tempat kerja. Karena, keberhasilan Anda


pada semua sisi ini berperan besar dalam meningkatkan produktivitas dan
kemampuan Anda dalam bernegosiasi dengan orang lain, sekaligus membangun
visi dalam setiap usaha yang dijalani.
Bila semua atau sebagian dari langkah-langkah menuju sukses ini dapat diraih,
maka itulah sesungguhnya impian dan harapan jiwa Anda. Namun apabila belum
mencapainya, maka bersabar dan berusahahalah.
Yakinlah bahwa Allah swt. senantiasa menjaga dengan kekuasaan-Nya,
mencurahkan nikmat-Nya, mengampuni segala dosa dan kesalahan kita. Ya Allah,
segala puji hanya untuk-Mu semata. Kupanjatkan pada penghujung tilisan ini
sebagaimana yang kulakukan pada awalnya. Semoga lisan ini akan tetap
melantunkan pujian pada-Mu dan pena di tanganku selalu jelas menuliskannya.
Segala puji bagi-Mu ya Allah, atas segala nikmat tak terhitung yang Engkau
limpahkan pada kami, dan nikmat yang telah kami manfaatkan dalam kehidupan
ini. Segala puji hanya untuk-Mu semata, ya Allah.

~o0o~

Anda mungkin juga menyukai