DISUSUN :
Oleh :
Arisman
Komisariat Fkip Unidayan
Segala puja dan puji saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan seru sekalian
alam, Sang maha benar, Sang maha baik dan Sang maha indah.
Shalawat serta salam tak lupa pula saya haturkan kepada Baginda Rasulullah
SAW, Sang pembawah risalah kebenaran, kebaikan dan keindahan.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat dan menembah wawasan dan
membuka cakrawala pengetahuan demi menjalankan mandat mulia dari Allah
SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Halaman Judul
Kata Pengantar……………………………………………….............................
Daftar Isi……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………
D. Manfaat……………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..
A. Kesimpulan……..………………………………………………….
B. Kritik Dan Saran……..…………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam situasi kehidupan politik yang ditandai dengan propaganda
ideologis, sebagai organisasi mahasiswa saat itu yakni Perserikatan
Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dalam pergerakannya cenderung condong
pada ideologi Komunis, hal demikian memicu semua mahasiswa
khususnya mahasiswa islam bersepakat untuk mendirikan organisasi baru
karena didalam kehidupan mahasiswa telah merasakan adanya ketidak
puasan terhadap organisasi PMY. Disisi lain, rasa tidak senang yang
dirasakan oleh mahasiswa Yogyakarta lainnya terhadap organisasi PMY
tentang adanya gaya hidup pergaulan hedonis yang mulai jauh dari nilai
nilai islami. Olehnya itu, mahasiswa yang beragama islam semakin
menguatkan niatnya untuk mendirikan organisasi mahasiswa islam itu
sendiri. Sehingga pada tanggal 14 Rabiul awal 1366 Hijriah atau 5
Februari 1947 di Sekolah Tinggi Islam (STI) dan saat ini telah menjadi
Universitas Indonesia tepatnya di yogyakarta berdirilah organisasi
mahasiswa yang bernama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang
terkenal dengan sebutan Hijau hitam yang diprakasai oleh heroic seorang
mahasiswa yang bernama lafran pane.
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan Ikhtiar Hmi
Lahirkan Generasi Muda Islam.
D. Manfaat
1. Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca
selanjutnya yang tentu ada relevansi dengan isi makalah ini.
2. Praktis
Bagi penulis mengharapkan hasil makalah ini dapat dijadikan sebagai
acuan sumber untuk mengembangkan dan menembah khazanah
pengetahuan tentang keislaman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. IKHTIAR DALAM ISLAM
1. Pengertian Ikhtiar dan islam
Ikhtiar dapat dilihat dari beberapa jenis antara lain sebagai berikut.
a. Kerja keras
Kerja keras memiliki arti bahwa pekerjaan dikerjakan dengan sungguh
sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target tercapai. untuk
mencapai sebuah target maka perlu dibanggunya komitmen.
Seabagaimana yang diterangkan dalam QS AL-Insyiqaaq ayat 6 “ hai
manusia! Kau sungguh bekerja keras menuju tuhanmu, dank kau akan
bertemu dengannya.
b. Pantang menyerah
Adapun penegertian pantang menyerah ialah sikap yang tidak muda
pantang semangat dalam menghadapi berbagai rintangan, selalu bekerja
keras untuk mewujudkan tujuan, menganggap rintangan/ hambatan selalu
ada dalam setiap kegiatan yang dihadapi. Sesulit apapun dan sekeras
apapun perjalananmu dalam menyongsong sendi sendi kehidupan ini,
meski kadang segala carut marut pergolokan dan segala kepahitan yang
kita alami itu,dan apabila kita telah melewati itu semua, maka percayalah
tuhan telah menyiapkan sebongkah kebahagiaan dan sejuta kemewahan
setelah kian lama kita berada pada zona melelahkan itu. Jadi apapun
rintangan dan hambatan yang menghampiri jangan sekali kali kita
menyerah atau berpaling lalu jatuh akan tetapi lawan semua itu sekalipun
langit akan runtuh.
c. Tanggung Jawab
Tanggung jawab ialah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu
menjadi akibat. Tentu, apapun tindakan yang kita lakukan baik dalam
keadaan sadar maupun tidak kita akan mempertanggung jawabkan semua
itu entah didunia ataupun di akhirat. Jadi perbuatan kita harus tetap pada
koridor islamiyah amar maaruf nahi mungkar
d. Tekun dan rajin belajar.
Tekun ialah mengarahkan pemikiran dan perasaan pada kegiatan yang
dilakukan dengan sungguh sungguh. Segalah perbuatan dan tindakan itu
harus dilakukan dengan sungguh sungguh untuk mencapai cita cita atau
visi dan misi dalam hidup atau biasa dikenal dengan penetapan misi
(mission statement).
a. Aliran jabariyah
Aliran jabariyah muncul pada saat rezim muawiyah bin abi sofyan pada
masa daulah umayah. Aliran jabariyah sebagaimana asal katanya jabara yang
artinya memaksa. Artinya bahwa tindakan atau perbuatan manusia
digerakpaksakan oleh allah sementara manusia hanya bisa menerima itu untuk
berbuat (fatalism). Hal inilah yang membuat kalangan umat islam kala itu
tidak berdaya, ekonomi semakin memburuk, semua sistem serba melemah,
semuanya hanya bisa menunggu apa yang diberikan Allah, maka tidak perlu
bekerja. Orang-orang terdoktrin dan tertekan paham jabariyah yang dianut
oleh bani umayah. Ditambah lagi rezim umayah muawiyah bin abi sofyan
yang dipandang tirani oleh umat islam terutama umat yang tidak sepaham
dengan kekuasaanya. Maka paham jabariyah semakin menjadi-jadi dikalangan
umat islam. Demikian peristiwanya hingga tiba adanya kelompok yang
melakukan perlawanan dengan menentang paham jabariyah. Aliran ini
dipelopori oleh ghalian dimasky yakni aliran Qadariah.
b. Aliran Qadariah
Sejak maraknya paham jabariyah dikalangan umat islam yang membuat
orang-orang lemah tidak berdaya sebab doktrinya, maka munculah qadariyah
aliran yang berlawanan balik dengan jabariyah. Qadariyah sebagaimana asal
katanya dari qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan. Menurut
terminology qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala
perbuatan manusia tidak di intervensi oleh tuhan. Jadi tiap-tiap orang adalah
pencipta dari perbuatanya.
c. Aliran Mutazilah
Kata mutazilah berasal dari bahasa arab yaitu I’tazala yang artinya
berpisah atau memisahkan diri. Yang berarti juga menjauh atau menjauhkan
diri. Aliran mutazilah dipelopori oleh wasil bin atha. Beberapa versi tentang
pemberian nama mutazilah ini merujuk pada peristiwa yang terjadi antara
washil bin atha dengan hasan al basri di basrah. Ketika itu wasil bin atha
mengikuti pengajaran yang diberikan oleh hasan al-basri tentang dosa besar.
Ketika itu wasil bin atha mengemukakan pendapatnya dengan mengatakan,
bahwa orang berdosa besar bukanlah mukmin juga bukan kafir tetapi
keduanya berada dalam posisi diantara keduanya (al-amzilah bain al-
manzilatin). Kemudian wasil bin atha pergi dan menjauhkan diri dari majelis
hasan al-basri dan kemudian wasil mengulangi pendapatnya diantara orang-
orang pengikutnya. Dengan peristiwa ini hasan al-basri berkata,’’ wasil bin
atha menjauhkan diri dari kita (I’tazaala anna). Menurut asy-syahrastani yang
dijelaskan oleh harun nasution dalam bukunya teologi islam, bahwa kelompok
yang menjauhkan diri inilah yang kemudian disebut sebagai mutazilah.
d. Ajaran Al-asy’ari
Penamaan Aliran al-asy’ariyah diambil dari nama pendirinya yakni abu
hasan al-asy’ari. Aliran al-asy’ariyah lahir atas respon terjadinya pergolakan
islam yang mempersoalkan ilmu kalam. Dimana antara khawarij dengan
murjiah, jabariyah dengan qadariyah dan mutazilah yang masing-masing
aliran tersebut mengklaim benar. Lebih spesifiknya persoalan tentang
kedudukan yang melakukan dosa besar apakah masih sebagai mukmin atau
kafir. Hal ini juga terdapat perbedaan antara al-asy’ari dengan salah satu imam
besar mutazilah seklagus gurunya yaitu Muhammad bin abdul wahab al-jabai.
“Pembaca jangan salah, yang dimaksud bukan abdul wahab pendiri aliran
wahabi”. Perdebatan panjang antara keduanya pada persoalan kedudukan
ketika diakhirat kelak antara anak bayi, orang dewasa yang tidak berdosa (taat,
patuh) dan yang berbuat dosa (durhaka). Pendapat mutazilah pada orang
dewasa yang tidak berdosa akan masuk surge karna ketaatanya dan orang
dewasa yang berdosa dineraka karna durhakanya sementara kedudukan anak
bayi mutazilah berpendapat bahwa kedudukan anak bayi berada diantara surga
dan neraka, karena anak belum berbakti dan mengabdi kepada tuhan dalam
arti belum beramal baik dan membuat dosa.
Coba kita bercermin pada layar belakang yang pernah terjadi di era-era
lalu seperti pada saat agresi militer I pada tahun 1947 itu, HMI tampil di garda
terdepan dan mengangkat senjata untuk berjihad melawan belanda. Mereka
dilatih langsung secara kilat oleh TNI Angkatan Darat. Lalu kemudian belum
lama meredenya Agresi militer itu timbul satu masalah lagi yaitu
pemberontakan PKI di madiun 18 September 1948. Lagi dan lagi HMI tampil
di permukaan dan menunjukan eksistensinya sebagai pemuda yang cinta tanah
air. Dengan peristiwa ini secara tidak langsung kita bisa katakana bahwa
mereka telah tuntas dengan persoalan semangat kebangsaan dan serta
pemahaman keislaman. Dengan semangat kebangsaan dan pemahaman
keislamannya itu, sehingga mereka bisa membuktikan bahwa HMI memang
betul-betul seperti apa yang dikatakan oleh Jendral Soedirman bahwa HMI itu
adalah Harapan Masyarakat Indonesia. Semenjak usai kejadian itu banyak
Mahasiswa yang berminat untuk masuk dalam organisasi HMI. Selain dari itu
budaya kajian dan membaca juga tak terlepas, kemana-mana mereka selalau
membawa buku bacaan baik dalam kampus ataupun diluar kampus dan
apabila mereka mendengar adzan dimesjid apapun pekerjaan dan
kesibukannya pasti mereka lepas dulu nanti selesai sholat baru dilanjutkan
kembali. Itu juga yang menambah minat mahasiswa lainnya untuk masuk di
Organisasi HMI.
Peristiwa diatas khususnya perlawanan agresi militer dan pemberontakan
PKI itu, kalau disandingkan di zaman ini barangkali sudah tidak relevan lagi
karena sekarang ini bukan lagi zaman perang angkat senjata melainkan perang
Ideologi. Apalagi di Negara kita ini, pergumulan ideologi sangat kental. .Nah
tentu kita merindui hal-hal itu bahkan kita ingin menginginkan budaya HMI
itu kembali. Ada perktaan yang mengatakan “ jika engkau ingin melihat
bintang fajar dipagi hari maka engkau harus lalui kerikil tajam yang ada
pada malam hari”. Dalam arti jika digambarkan kepada HMI maka masa
depan HMI cerah dan gemilang bukan hanya menguasai dan berada pada satu
faktor saja, melainkankan HMI juga harus tetap berada pada berbagai
penguasaan lini kehidupan. Dan yang lebih terpenting ialah tetap berada pada
koridor islam yang sesungguhnya yakni islam rahmatan lil alamin. HMI harus
diperdayakan untuk berperan dan berkiprah aktif untuk menjadikan anak
bangsa sebagai generasi yang beramar maruf nahi mungkar. Kegemilangan
HMI dilakukan dengan kerja keras pantang menyerah. Seluruh anggota dan
pengurus harus bersatu padu memajukan HMI yang mulai dari tingkat
komisariat, korkom, cabang, badko dan pengurus besar termaksud para
alumni. Dengan demikian bila kita menginginkan HMI tetap eksis dan
memberikan sumbangsih yang bermakna bagi kehidupan umat islam, maka
kita harus kerja keras, tekun, tabah, ulet, terencana semuanya harus di
ikhtiarkan dengan kerja keras.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
; Perpustakaan nasional
Abad Demokrasi.
Http://eprints.umpo.ac.id
Https://www.pikiran-rakyat.com
https://brainly.co.id