12 306 103
Herba Sihombing
12 306 087
Reza Fazli
11 306 087
Ardiansyah
12 306 031
Sumaidi Permai
12 306 017
Zuhri Rajab
12 306 057
Andri Siagian
12 306 023
Ramal Sihombing
12 306 075
12 306 077
Freddy Sihotang
12 306 007
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Survei Geologi
2.1.1 Studi Literatur
Studi literatur merupakan kegiatan pengumpulan dan analisa data pustaka tentang:
1.
Geologi Regional.
2.
Peta Topografi.
3.
Melakukan identifikasi
Satuan batuan utama/formasi
Struktur regional
Lokasi manifestasi
Tektonik dan vulkanisme
Bentang alam
Batas litologi
Kelulusan kelulusan topografi
Batas wilayah administrasi
Tata guna lahan
Tingkat erosi
Pola
dan
daerah
aliran sungai
5.
Geografi
6.
2.
Pengamatan
siingkapan
batuan
dilakukan
secara
langsung
dengan
4.
5.
6.
Penentuan
koordinat
lokasi
manifestasi
dan
sampel
batuan
dengan
Survei Geofisika
Pemetaan dan pendugaan geolistrik untuk mengetahui sebaran tahanan jenis batuan
secara lateral dan vertikal bawah permukaan.
a.
b.
Survei Geomagnet
Untuk memperoleh sebaran anomali magnetik yang mencerminkan adanya
struktur geologi atau batuan ubahan bawah permukaan
c.
Survei Magnetotelurik
Untuk mendapatkan informasi mengenai struktur bawah permukaan berdasarkan
harga tahanan jenis batuan dengan penetrasi yang lebih dalam dibandingkan
dengan metode penyelidikan geolistrik (DC-Resistivity).
2.3
Survei Geokimia
Survei geokimia dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi fisis dan kimia dari
tiga unsur utama yaitu air, gas, dan tanah. Kegiatan ini terdiri atas studi literature dan
survei lapangan. Survei lapangan meliputi kegiatan pengamatan pengukuran dan
pengambilan sampel terhadap air (panas dan dingin), gas, dan tanah (termasuk udara
tanah).
2.3.1 Kegiatan Lapangan
Kegiatan lapangan meliputi studi literatur, analisa dara sekunder, dan penyiapan
peralatan dan pereaksi, serta penentuan titik ukur. Studi literature dan analisis data
sekunder merupakan kegiatan pengumpulan dan analisa data pustaka melalui
identifikasi
terhadap
hasil
penyelidikan
terdahulu
yang
berkaitan
dengan
geokimia, berdasarkan informasi geologi regional, peta topografi, foto udara, citra
satelit dan geografi daerah penyelidikan yang ada atau pernah dilakukan di daerah yang
akan diselidiki. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan
titik ukur.
1) Penentuan titik ukur harus memperhatikan kondisi geologi dan keberadaan
manifestasi panas bumi, misalnya posisi lintasan titik ukur memotong arah
strukutur geologi
dengan
mempertimbangkan
faktor
kesulitan
medan
(topografi)
2) Sebaran titik ukur dapat berbentuk grid atau acak dengan spasi berkisar antara 2502000 meter
3) Penentuan titik ukur dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur
topografi yang dapat memenuhi akurasi ketinggian maksimal 1 meter dan akurasi
koordinat maksimal 5 meter, seperti Theodolite (TO), Laser Beam (Electronic
Distance Measurment), dan GPS (system diferensial).
4) Sisitem koordinat titik ukur harus diproyeksikan ke dalam sistema koordinat
geodetic yang umum dipakai di Indonesia, misalnya Universal Traverse Mercartor
(UTM) World Geodetic System (WGS) 84 dan Latitude/Longitude WGSS4
2.3.2 Pengamatan Manifestasi
Manifestasi panas bumi sangat penting untuk mengetahui keberadaan aktivitas dari
gunung api. Sehingga, dengan ditemukannya manifestasi maka akan dapat ditentukan
kelayakan/prospek untuk eksplorasi/eksploitasi panas bumi. Bersamaan dengan
meningkatnya temperatur, volumenya bertambah dan dampaknya tekanan fluida
semakin naik. Secara umum, tekanan di sekitar permukaan bumi lebih rendah dari pada
tekanan dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kejadian ini, air panas maupun uap
panas yang terperangkap dibawah permukaan bumi akan berupaya mencari jalan
terobosan supaya bisa keluar ke permukaan bumi.
a.
Mata air panas adalah Batuan dalam dapur magma lama dapat masih panas sampai
ribuan tahun, air tanah yang turun dan bersentuhan dengan batuan panas, maka
terpanaskan dan cenderung naik ke permukaan melalui rekahan-rekahan pada batuan
yang membentuk sumber mata air panas.
b.
Fumarol merupakan lubang asap tempat keluarnya gas-gas yang dihasilkan oleh
gunung api. Umumnya terletak di sekitar gunung api atau terobosan melalui rekahanrekahan.
c.
Solfatar adalah fumarol yang mengeluarkan gas belerang (sulfur), sering juga
dijumpai belerang yang mengendap sebagai kristal dan melapisi rekahan-rekahan pada
batuan yang dilaluinya.
d.
Geyser Adalah air tanah yang tersembur keluar sebagai kolam uap air panas, yang
terbentuk oleh adanya celah yang terisi air. Makin besar akumulasi air dalam celah
maka makin tinggi tekanan air di bawahnya, sehingga saat air di bawah mendidih,
terbentuk uap air yang menekan di atasnya. Naik air akan mengurangi tekanan, sehingga
titik didih turun, dan giliran air yang di atas mendidih dan tersembur keluar serentak
sebagai geyser.
e.
Kawah adalah Pada puncak atau daerah sekitar puncak gunung api kebanyakan ada
kawah, yaitu suatu bentuk depresi berbentuk corong, terbuka ke atas yang merupakan
tempat disemburkannya gas-gas, tefra dan lava.
f.
Mud Pool adalah Lumpur selalu berair karena adanya kondensasi steam.
2.3.4
Geotermometer Na-K-Mg.
Kombinasi kedua rumusan tersebut berdasarkan rasio Na/K yang berkurang dengan
meningkatnaya temperatur, K-Mg lebih cepat bereaksi, lebih sensitif terhadap mixing
atau kondensasi. Persamaan ini baik digunakan untuk sampel yang tidak baik/layak,
valid untuk suhu reservoir < 35 0C dan tidak dapat digunakan pada fluida dengan Ca
tinggi.
2.3.5 Diagram Segitiga Cl - SO4 HCO3
Penggunaan komponen anion yang berupa CL, SO4, HCO3 bermanfaat untuk
mengetahui komposisi fluida panasbumi karena anion-anion tersebut merupakan zat
terlarut yang paling banyak dijumpai dalam fluida panasbumi. CL, SO4, dan HCO3 dapat
digunakan untuk menginterpretasi kondisi dan proses yang berlangsung di dekat
permukaan (kurang dari 1 km), (Herdianita, 2006).
Konsentrasi Cl tinggi dalam mata air mengindikasikan air berasal langsung dari
resrvoir, dengan minimal pencampuran atau pendinginan secara konduksi. Kadar Cl
rendah pada air (yang tidak menunjukkan karakteristik uap-panas) dari mata air panas
adalah karakteristik dari penegenceran air tanah. Konsentrasi dapat berkisar dari < 10
sampai > 100000 mg/kg, namun nilai-nilai orde 1000 mg/kg adalah khas dari kloridajenis air.
magmatic brine. Apabila fluida mendingin HCL terkonversi menjadi NaCL, B tetap
berada pada fase uap dan Li bergabung pada larutan. Li sering terserap klorit, Qz, dan
min lempung, sehingga pada zona uphlow rasio B/Li rendah sedang pada zona outflow
rasio B/Li tinggi (Aribowo, 2011).
B (boron) bentuk H3BO3 dan HBO2 merupakan unsur diagnostik. Air klorida dari mata
air atau sumur biasanya mengandung 10 50 ppm B. Kandunga B yang sangat tinggi
(hingga ratusan ppm) biasanya mencirikan asosiasi sistem panasbumi dengan batuan
sedimen yang kaya zat organik atau evaporit rasio B/CL sering dipakai untuk prediksi
asal-usul fluida (Nicholson, 1993).
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1. Luas Reservoir Daerah Penelitian
Penentuan luas daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan MapInfo, maka di
dapat luas daerah penelitian 408200 m2 .
Total
Anion
Cl
SO4
HCO3
Lokasi
t (C)
pH
Cl
SO4
HCO3
45
5.2
52.1
182.1
345
579.2
9%
31%
60%
48
84.8
711.9
132.4
929.1
9%
77%
14%
55
3.5
12.2
560.3
572.5
2%
98%
0%
40
4.5
11
597.5
608.5
2%
98%
0%
60
5.5
89
631.4
121.6
842
11%
75%
14%
Lokasi
t (C)
pH
Na
Ca
Mg
A
B
C
D
E
45
48
55
40
60
5.2
6
3.5
4.5
5.5
65.7
103.7
17.8
15.3
93.1
16.2
26.5
10.5
8.5
25.8
23.4
123
0.9
0.6
31.1
56.6
72.6
3.2
1.2
67
Na/1000 K/100 Mg
0.0657
0.162
0.1037
0.265
0.0178
0.105
0.0153
0.085
0.0931
0.258
Total
Kation
28.3 28.5277
36.3 36.6687
1.6 1.7228
0.6 0.7003
33.5 33.8511
%
Na/1000 % K/100 % Mg
0%
0%
1%
2%
0%
1%
1%
6%
12%
1%
99%
99%
93%
86%
99%
Dari pengolahan data di atas didapat bahwa semua mata air yang ada di daerah
penelitian banyak mengandung magnesium (Mg) dan tergolong dalam immature waters,
yang artinya air dari sistem panas bumi yang ada belum mengalami kesetimbangan. Di
bawah ini merupakan hasil perhitungan geotermometer berdasarkan metode-metode di
atas.
No
Fournier
giggenbach
tK-MG
334.8285
316.47002
57.73876
339.3729
320.37481
65.85425
469.3065
429.29307
80.85388
458.1857
420.17262
87.87366
349.9385
329.42792
66.1568
jumlah
1951.632
1815.7384
358.4773
rata-rata
390.3264
363.14769
71.69547
Dari semua metode di atas, temperatur yang digunakan sebagai acuan adalah temperatur
hasil perhitungan Na-K (fournier) karena metode ini tidak dipengaruhi oleh proses
dilusi pada semua mata air panas. Dengan metode tersebut, maka temperatur reservoir
adalah 334.83C.
Parameter
Satuan
2
Luas area
Tebal reservoar
m
m
Volume reservoar
Porositas
saturasi air
saturasi uap
densitas batuan
Cp batuan
Temperatur reservoir
desnsitas air
densitas uap
energi dalam air
energi dalam uap
Panas pada batuan
Panas pada fluida
Energi panas reservoir
Energi maksimum yg dapat
dimanfaatkan
Recovery Factor (RF)
Keadaan
awal
akhir
408200
1490
608218000
0.1
0.9
0.1
kg/m
0.3
0.7
2400
kj/kg K
0
kg/m
3
3
kg/m
kj/kg
kj/kg
kj
kj
kj
1
334
180
629.2834539
887.0053173
82.82848202
1531.003757
2486.554581
4.38793E+14
5.39908E+13
4.92784E+14
5.158318993
762.057639
2582.847064
2.36475E+14
1.2901E+13
2.49376E+14
kj
2.43407E+14
0.25
6.08519E+13
lifetime
year
kj/s
30
64319.98882
0.1
Mwe
Mwe
6.43
Dari hasi perhitungan di atas diperoleh nilai potensial listrik daerah Samosir sebesar
6,43 Mwe.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di daerah Tinggi raja Kab.Siloukahean maka dapat
diberi kesimpulan sebagai berikut:
1. Potensi sumber panas bumi dengan estimasi kedalaman sekitar 1490 m dibawah
permukaan bumi.
2. Temperatur reservoir berada pada kisaran suhu 334C dengan kedalaman berada
pada kisaran 1490 m.
3. Besar potensial listrik yang dihasilkan dari reservoar adalah sebesar 6,43Mwe.