Anda di halaman 1dari 6

SINTESIS NON SCALING AGENT UNTUK PRODUKSI PVC

A. Zainal Abidin, Ferdinand Romuli dan Y. Andre Situmorang


Program Studi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung
zainal@che.itb.ac.id

ABSTRAK
Non-Scaling Agent (NSA) dibutuhkan dalam produksi PVC sebagai bahan pelapis dinding
reaktor dari sistem polimerisasi PVC. Kontak langsung antara sistem polimerisasi tersebut
dengan dinding reaktor dapat menyulitkan proses pembersihan reaktor antar batch yang
selanjutnya dapat menyebabkan cacat produk. Parameter produk NSA yang baik adalah dapat
mencegah terbentuknya scaling, tidak berwarna, mudah dioleskan pada permukaan logam
dan cepat mengering. Proses sisntesis NSA dilakukan dengan mereaksikan rongalite (sodium
hydroxymethylsulfinate) dengan 1-naphtol, 2-naphtol, resorcinol, dan catechol sebagai
variasi bahan baku. Pelarut yang digunakan berupa aqua DM dengan kadar 65%-w, dan
perbandingan massa rongalite dengan reaktan lain sebesar 1,5:1. Reaksi dilangsungkan
selama 4 jam dengan rentang temperatur 50-60 0C. Uji yang dilakukan berupa uji viskositas,
tegangan permukaan, kecepatan mengering, dan potensi pencegahan scaling. Dari hasil
pengujian oles dan waktu pengeringan, diperoleh produk hasil percobaan (water base) lebih
mudah dioles daripada sampel industri tetapi lebih sulit untuk mengering.Dari hasil
percobaan, hanya 1-naphtol yang mempunyai warna yang paling transparan, sedangkan 2naphtol memberikan hasil yang paling keruh.Hasil uji menunjukkan produk menggunakan 1naphtol memberikan hasil pengujian yang paling baik.
Kata kunci: PVC, scaling, NSA
ABSTRACT
Non-Scaling Agent (NSA) is required in the production of PVC to protect the inner layer of
reactors of PVC. Direct contact between polymerization system of PVC and the reactor wall
can cause difficulties in the inter-batch cleaning phase which can ruin the product. A good
NSA prevents scaling, is transparent, is easy to apply onto metal surface and dries quickly.
Synthesis process of NSA is done with variating reactants. Rongalite (sodium
hydroxymethylsulfinate) were reacted with 1-naphtol, 2-naphtol, resorcinol, and cathecol,
resprectively. Distilled water is used to dissolve the reactants into a 35%-w solution. The
mass ratio of rongalite and the other reactant used is 1.5:1. Reaction is conducted in 4 hours
with a temperature range of 50-60oC. Analysis is done by comparing the product obtained
from experiments with commercial product. From the spread test to determine the ease in
applying product and the time required for product to dry, it was concluded that the waterbased product from the experiment is easiestto apply compared to the commercial product
but takes more time to dry. From the results of the analysis, commercial product needed 4.32
minutes to dry while the product obtained from experiments (from 1-naphtol) required 7.73
minutes. From the various reactants used, 1-naphtol gives the most transparent product while
2-naphtol gives the most opaque product. From observation, NSA produced from rongalite
and 1-naphtol shows potential. It is transparent and can be applied onto surface easily,
although it took a longer time to dry compared to commercial NSA.

Key words : PVC, scaling, NSA


PENDAHULUAN
Penggunaan polimer di seluruh dunia terus
mengalami peningkatan. Salah satu
polimer yang banyak digunakan adalah
polyvinylchloride (PVC) yang umumnya
digunakan untuk bahan pakaian, kabel
listrik, pipa, dan alat-alat elektronik.
Dalam menyintesa PVC, dibutuhkan bahan
untuk melindungi alat-alat produksi dari
sifat adesif PVC yang dikenal dengan
namanon-scaling agent (NSA). NSA
berfungsi
untuk
menahan
sistem
polimerisasi PVC agar tidak menempel
pada dinding peralatan proses. NSA
dioleskan pada setiap peralatan proses
yang akan terkontak dengan aliran PVC.
Namun, sampai saat ini belum terdapat
pabrik di Indonesia yang memproduksi
NSA, sehingga industri polimer masih
mengimpor bahan tersebut.
NSA disintesis dari berbagai turunan
phenol dan aldehid. Turunan bahan-bahan
tersebut memiliki sifat fisik dan kimia
yang berbeda satu dengan yang lainnya,
sehingga NSA yang dihasilkan juga
memiliki perbedaan sifat yang dihasilkan.
Selain senyawa turunan yang digunakan,
sifat fisik dari NSA juga bergantung pada
komposisi bahan yang digunakan serta
kondisi reaksi. Dengan memvariasikan
variabel variabel tersebut, diharapkan
dapat diperoleh NSA yang memiliki sifat
mudah mengering, hanya perlu dioleskan
tipis pada dinding peralatan proses, serta
mampu menahan scaling akibat sifat adesif
PVC.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
membuat NSA berbahan baku turunan
phenol dan aldehid yang baik digunakan
dalam produksi PVC, mengetahui garis
besar properties dari produk yang
dihasilkan,
dan
mengetahui
efek
perubahan reaktan terhadap sifat produk.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian
ini akan bertumpu pada variasi jenis dan
komposisi bahan utama yang direaksikan

pada tekanan ruang untuk menghasilkan


NSA.
PERCOBAAN
Bahan
Bahan yang digunakan adalah reaktan
utama berupa hydroximethanesulphinic
acid dan beberapa zat turunan phenol 1naphtol.Digunakan juga bahan pencegah
terbentuknya radikal yang merupakan
produk samping dari reaksi yang
dilangsungkan
dengan
penambahan
sodiumbisulphite.Gas nitrogen digunakan
untuk membuat kondisi reaksi bebas
oksigen (inert).Untuk member suasana
basa pada reaksi digunakan NaOH 1M
yang juga berperan sebagai katalis pada
reaksi. Variasi bahan yang akan dipakai
adalah 1-naphtol, catechol, 2-naphthol dan
resorcinol.
Bahan-bahan
ini
akan
direaksikan
dengan
hydroxymethansulphinic acid atau yang
lebih dikenal dengan nama dagang
rongalite. Reaksi dilakukan dalam fasa
cair dengan menggunakan air 65 %-berat
sebagai pelarut.
Alat
Peralatan
yang
digunakan
selama
penelitian dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
peralatan untuk pereaksian reaktan
(reaktor) dan peralatan untuk media
penyimpanan.
a.

Reakor
Reaktor yang digunakan wadah gelas
atau plastik yang mampu menahan
temperatur sampai 1500C dan
memiliki saluran untuk menyalurkan
gas
nitrogen.Labu
Erlenmeyer
berleher 3 bisa digunakan sebagai
reaktor pada percobaan ini.

cresol, maupun resorcinol yang


berperan sebagai reaktan diencerkan
terlebih dahulu dalam air (H2O) sampai
kadar air mencapi 65% wt.

Gambar 1:Skema Alat


b.

Penyimpanan
Wadah sebagai media penyimpanan
yang digunakan merupakan wadah
yang terbuat dari bahan PET
(polyethylene terephtalate).

c. Pelengkap
Peralatan pelengkap yang dibutuhkan
dalam percobaan adalah water bath dan
electric heater.Water bath dan electric
heater yang dilengkapi dengan magnetic
stirrer dipakai untuk proses pemanasan
dalam mereaksikan reaktan.
Prosedur Percobaan
Pereaksian Reaktan
a. Tahap persiapan
Tahap pereaksian diawali dengan tahap
persiapan alat dan bahan. Labu
Erlenmeyer berleher 3 yang akan
dipakai diatur dalam sebuah rangkaian
dalam water bath atau di atas sebuah
electric heater dan salah satu leher
labu Erlenmeyer dihubungkan dengan
tabung berisi nitrogen yang akan
diinjeksikan secara kontinyu ke dalam
labu selama reaksi berlangsung dan
pada leher yang lain diletakkan
termometer
untuk
mengamati
temperatur reaksi. Ujung termometer
dipastikan
terletak
di
bawah
permukaan air.Temperatur water bath
dan electric heater dapat dianaikkan
dan diturunkan tetapi tetap dipantau
dengan menggunakan thermometer.
Selain mempersiapkan alat, bahan
reaktan juga perlu disiapkan. Naphtol,

b. Tahap pereaksian
Setelah peralatan dirangkai dan reaktan
diencerkan, pereaksian dapat dilakukan
dengan memasukkan terlebih dahulu
rongalite kemudian diikuti pemasukan
reaktan lainnya secara perlahan.Setelah
temperatur konstan pada temperatur
reaksi yang diinginkan selanjutnya
dimasukkan sodium bisulphite.Setelah
reaksi mencapai waktu reaksi yang
telah ditetapkan yakni 4 jam, alat
pemanas dimatikan dan produk
dikeluarkan dari labu dan dimasukkan
pada tempat penyimpanan yang telah
disiapkan.
Variasi
Variasi yang dilakukan dalam percobaan
ini
adalah
jenis
reaktan
selain
rongalite.Reaktan yang digunakan selain
1-naphtol adalah 2-naphtol, resorcinol, dan
catechol.Selain itu juga terdapat variasi
temperatur pada rentang 50-60 0C. Untuk
perbandingan massa zat dalam air dan
perbandingan
antar
reaktan
tidak
dilakukan variasi dalam percobaan ini.
Variasi diperlihatkan pada Tabel 3.
Tabel 1: Variasi Percobaan
Jenis variasi
Keterangan
Jenis
1-napthol,
2-napthol,
reaktan
catechol, dan resorcinol
Temperature Antara 50-60 0C
Analisis
Parameter-parameter yang akan diuji dari
hasil percobaan ini adalah kemudahan
pengolesan produk, kemudahan produk
untuk mengering setelah pengolesan,
kemudahan produk mengelupas setelah
pengolesan, kekentalan produk, dan
kemampuan produk dalam mencegah
terbentuknya scale akibat sifat adhesive

PVC pada dinding reaktor pembuatan


PVC.
a. Pengukuran kemudahan pengolesan
dilakukan dengan mengoleskan produk
hasil penelitian pada batang logam
tipis berukuran 15 x 5 cm2 dengan
sekali pengolesan. Parameter hasil
dilihat secara visual saat pengolesan
dilakukan. Dilihat apakah produk dapat
dioleskan dengan mudah dan merata
pada satu kali pengolesan pada
permukaan logam. Parameter lain yang
menunjukkan kemudahan pengolesan
dilihat dari hasil uji viskositas
menggunakan viskometer Oswald
b. Pengukuran
kemudahan
produk
mengelupas
dilakukan
dengan
mengorek lapisan kering
yang
terbentuk pada logam hasil uji
pengolesan kemudian efek yang terjadi
dibandingkan secara visual terhadap
masing-masing produk. Parameter lain
yang digunakan untuk mengetahui
kemudahan produk menempel pada
permukaan logam adalah uji tegangan
permukaan menggunakan tensiometer
Du Nuoy.
c. Kemudahan
produk
mengering
menggunakan
waktu
sebagai
pembanding dengan cara mengoleskan
produk pada permukaan logam
kemudian dihitung berapa lama waktu
yang
dibutuhkan
masing-masing
produk untuk mengering setelah
dioleskan
d. Pengukuran
kemampuan
produk
mencegah
pembentukan
scale
dilakukan pada laboratorium pilot plan
PT. Asahimas dengan langsung
mengoleskan produk pada reaktor uji
kemudian
dilakukan
reaksi
polimerisasi dalam skala laboratorium.
Kemampuan pencegahan scaling dapat
dilihat melalui kondisi reaktor dan
produk PVC yang dihasilkan setelah
reaksi polimerisasi selesai dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Efek perubahan reaktan
Hasil dari reaksi antara phenol dan
formaldehid seperti produk yang biasa
digunakan dalam industri PVC seharusnya
menghasilkan cairan berwarna hitam pekat
berbau seperti alkohol. Hasil reaksi yang
telah dilakukan dalam penelitian ini
menghasilkan cairan berwarna kemerahan
dan cukup encer.
Dari hasil reaksi antara rongalite dan 1napthol yang telah dilakukan selama
penelitian diperoleh hasil cairan kuning
bening dengan sedikit endapan. Pada hasil
reaksi yang lain, dilakukan variasi reaktan
utama yakni mengganti posisi reaktan 1naphtol dengan 2-naphtol, resorcinol, dan
cathecol. Hasil yang diperoleh tidak sebaik
reaksi antara rongalite dan 1-naphtol.Hasil
reaksi rongalite dan 2-naphtol berwarna
merah muda dan sangat kental.Cairan yang
dihasilkan sangat sulit dialirkan.
Hasil produk yang berbeda mungkin
disebabkan reaksi yang terjadi antar
reaktan tidak menghasilkan produk yang
sama atau membutuhkan kondisi reaksi
yang berbeda seperti temperatur dan
komposisi reaktan. Mekanisme reaksi yang
pasti saat ini belum dapat ditentukan
sehingga penyebab terjadinya perbedaan
mencolok dalam produk yang dihasilkan
belum dapat dianalisis secara memadai.
Kemudahan mengering dan mengelupas
Untuk pengujian kemudahan mengering,
produk dioleskan dengan menggunakan
kuas STAYERS 699 pada permukaan
logam besi dengan ukuran 15 x 5
cm2.Pengolesan dilakukan dengan sekali
oles.Permukaan
logam
yang
telah
dioleskan bahan kemudian dibiarkan
mengering pada temperatur ruang (250C)
dan tekanan atmosfer. Hasil pengujian
dapat dilihat pada tabel 4

Tabel 4. Hasil uji kemudahan mengering


Durasi Durasi
Zat
Mulai
Akhir
(s)
(menit)
28,97
Resorcinol 10:12:45 10:41:43 1738
10:52:16 11:07:18 902
15,03
Phenol
14,67
1-Naphtol 10:26:15 10:40:55 880
10:45:20 10:53:04 464
7,73
Catechol
10:36:36 10:40:55 259
4,32
Sampel
Selain itu, hasil dari uji pengolesan juga
dapat
menentukan
karakteristik
kemudahan produk untuk menempel pada
bahan logam.Setelah dilakukan uji
pengolesan, terlihat bahwa produk yang
dihasilkan dan setelah bahan mengering
kemudian bahan logam digaruk untuk
mengetahui kemudahan bahan untuk
menempel pada logam.

No

1
2
3
4

Parameter lain yang mampu menunjukkan


kemudahan bahan untuk dioleskan
kemudaian menempel pada permukaan
logam adalah nilai viskositas dan tegangan
permukaan. Hasil uji viskositas dan
tegangan permukaan dapat dilihat pada
tabel 5.

Tabel 5. Hasil uji viskositas dan tegangan permukaan


Reaktan Utama
Viskositas
Inter
Densitas
(cP)
Facial
(gr/mL)
Tensions
(dyne/cm)
Fenol+Formaldehid
0,792
36,60
1,2674
Resorcinol
0,846
41,00
1,1855
Cathecol
2,946
37,00
1,4353
Sampel Industri
1,539
36,20
1,1814

Viskositas besar menunjukkan bahan sulit


dioleskan dan tegangan permukaan besar
menunjukkan
bahwa
bahan
mudah
menempel
pada
permukaan
logam.Rongalite-cathecol
paling
sulit
dioleskan, sedangkan fenol-formaldehid
paling
mudah
dioleskan.Rongaliteresorcinol paling mudah menempel pada
permukaan logam, sedangkan sample
industri paling sulit.Hal ini sesuai dengan
hasil uji secara visual.
Potensi anti scaling
Setiap produk yang dihasilkan melalui
reaksi antara turunan formaldehid dan
turunan fenol seharusnya dapat menjadi
bahan NSA untuk reaktor polimerisasi PVC
(Raspanti, et al., 2001). Hasil reaksi antara
bahan baku lain yakni rongalite dan

1-naphtol ternyata juga mampu mencegah


terbentuknya scale pada saat polimerisasi
PVC terjadi. Variasi reaktan menggunakan
2-naphthol, resorcinol, dan cathecol pun
seharusnya mampu menangani scaling yang
terjadi.
Pengujian untuk memastikan hal ini telah
dilakukan di laboratorium pilot plan PT.
Asahimas. Hasil pengujian tersebut
menyatakan bahwa hasil penelitian yang
merupakan hasil reaksi adri rongalite dan 1naphthol memiliki kualitas yang sama
dengan NSA yang biasa digunakan dalam
produksi PVC oleh PT. Asahimas. Produk
hasil reaksi memiliki kadar air yang lebih
tinggi dibandingkan produk-produk pada
umumnya sehingga harus dipekatkan
hingga 30% kadar airnya menguap.

Pembentukan endapan

LITERATUR

Pada setiap produk yang merupakan hasil


reaksi dengan rongalite menghasilkan
endapan.Pada proses pemekatan produk
untuk membuat produk lebih kental pun
terbentuk endapan. Pada proses pemanasan
saat reaksi, reaktor tidak mendapat panas
yang merata; bagian bawah reaktor
mendapat panas yang lebih besar
dibandingkan
bagian
lainnya.
Dari
pengamatan di sini sepertinyaproduk akan
membentuk endapan apabila dipanaskan
pada temperature yang tinggi. Menurut
Raspanti dkk, endapan mungkin terbentuk
akibat reaksi samping dari reaktan yang
menghasilkan produk radikal yang tidak
stabil.Pencegahan terhadap produk seperti
ini sebenarnya telah dilakukan dengan
penambahan sodium bisulfit saat reaksi
berlangsung, tetapi panas berlebih yang
diperoleh saat reaksi berlebih mungkin
memicu terbentuknya produk radikal ini.

Build-up suppressor agents, compositions


containing them and method of use in
polymerization processes [Paten] /
penemu Raspanti Guiseppe, Russo dan
Zanotti Matteo. - US, May 2001.
Paint [Laporan] / pengar. Jansssen
LPBM. - Groningen : [s.n.], 2010.
Procedure for the anti-scaler production
for coating the polymerizing reactor and
respective resultant product [Paten] /
penemu Sattin Mario. - US, June 2000.
http://www.chemsystems.com/reports/searc
h/docs/abstracts/0708_7_abs.pdf
http://msds.chem.ox.ac.uk/SO/sodium_form
aldehydesulfoxylate.html
http://msds.chem.ox.ac.uk/CR/cresol.html
http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/n
0840.htm
http://msds.chem.ox.ac.uk/NA/2naphthol.html
http://www.carolina.com/category/teacher+
resources/material+data+safety+sheets+(ms
ds)/msds-+a-c/catechol.do
Saeki, Y and Emura, T. Technical
Progesses for PVC Production, Elsevier
http://www.pvc.org/PVC.org/What-isPVC/PVC-s-physical-properties
http://www.designinsite.dk/htmsider/m0013
.htm
http://www.lenntech.com/PolyvinylChloride-PVC.htm
http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/kimia_material/130_ta
hun_pvc/
http://msds.chem.ox.ac.uk/PH/phenol.html
http://msds.chem.ox.ac.uk/PH/2phenylphenol_sodium_salt_tetrahydrate.ht
ml
http://www.britannica.com/EBchecked/topi
c/142657/cresol
http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?Nam
e=1-naphthol&Units=SI
http://www.rdchemicals.com/chemicals.php
?mode=details&mol_id=4331
http://www.inchem.org/documents/jecfa/jec
mono/v46je09.ht

KESIMPULAN
1. Bahan NSA dapat diperoleh dari hasil
reaksi antara turunan formaldehid dan
turunan fenol, juga dari hasil reaksi
antara rongalite dan 1-naphthol
2. Terbentuk endapan pada setiap produk
hasil reaksi pada penelitian ini
3. NSA yang paling mudah dioles adalah
produk hasil reaksi rongalite-catechol,
sedangkan yang paling sulit dioles
adalah produk hasil reaksi fenolformaldehid
4. NSA yang paling sulit terkelupas adalah
produk hasil reaksi rongalite-resorcinol,
sedangkan yang paling mudah
terkelupas adalah sampel industri
5. Produk hasil reaksi yang paling mudah
mengering adalah hasil reaksi antara
rongalite dan cathecol.

Anda mungkin juga menyukai