Homogenitas linear berarti kenaikan semua input (variabel bebas) sebanyak j kali lipat akan selalu
menaikkan output (nilai fungsi) tepat sebesar j kali lipat pula.
Sifat-sifat khas fungsi produksi homogen secara linear :
Sifat I
Jika fungsi produksi homogen secara linear Q=f ( K , L) , rata-rata produk buruh secara
APP
fisik(average phsycal of labor) ( L) , dan rata-rata produk modal secara fisik (average physical
product of capital ( APP K ) , maka dapat dinyatakan sebagai fungsi dari rasio modal-buruh ,
k=
K
L
saja.
Sifat II
Bila diberikan fungsi produksi homegen secara linear Q=f ( K , L ) , maka produk marjinal secara
fisik (marginal physical product)
MPP L dan
saja. Seperti produk rata-rata, produk marjinal akan tetap sama selama rasio modal buruh
dipertahankan konstan; mereka adalah homogen berderajat nol pada variabel K dan L.
Sifat III (Dalil Euler) Bila Q=f ( K , L ) homogen secara linear, maka
K
Q
Q
+L
=Q
K
L
Apa yang dinyatakan oleh sifat ini adalah bahwa nilai sebuah fungsi yang homogen secara linear selalu
dapat dinyatakan sebagai suatu penjumlahan dari suku-suku yang masing-masing adalah hasil kali
salah satu variabel bebas dan derivative parsial orde pertama terhadap variabel itu, tanpa
memperhatikan besarnya kedua input yang sungguh-sungguh digunakan. Secara ekonomi, sifat ini
berarti bahwa kondisi hasil yang konstan terhadap skala, bila setiap factor input dibayar sesuai dengan
jumlah produksi marjinalnya, produksi total akan sepenuhnya terbagi di antara semua faktor input, atau
secara ekuivalen, keuntungan ekonomi yang murni akan nol. Karena situasi ini merupakan gambaran
ekuilibrum jangka panjang pada persaingan murni, pernah dianggap bahwa hanya fungsi produksi
yang homogen secara linear yang akan mempunyai arti ekonomi. Tentu saja bukan inilah masalahnya.
Keuntungan ekonomi sebesar nol dalam ekuilibrum jangka panjang itu merupakan hasil kekuatan
persaingan melalui masuk dan keluarnya perusahaan, tanpa memperhatikan sifat fungsi produksi
khusus yang sungguh-sungguh berlaku. Jadi, tidaklah diharuskan untuk mempunyai fungsi produksi
yang menjamin pemakaian produk untuk masing-masing keseluruh pasangan
( K , L ) . Selanjutnya
pada kondisi persaingan tidak sempurna dalam pasar faktor produksi, pemberian balas jasa kepada
faktor produksi bias tidak sama dengan produksi marjinal, yang akibatnya, dalil Euler menjadi tdak
relevan untuk gambaran tentang distribusinya. Namun, fungsi produksi yang homogen secara linear
seringkali sesuai untuk digunakan karena didukung oleh adanya berbagai sifat matematiknya yang
baik.
Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Salah satu bentuk khusus fungsi produksi yang dipakai secara luas dalam analisis ekonomi adalah
fungsi produksi Cobb- Douglas:
Q= A K L1
Di mana A adalah konstanta positif dari
Q= A K L
Di mana
adalah pecahan positif lainnya yang dapat sama dengan atau tidak sama dengan
1 . Beberapa ciri utama fungsi ini adalah: (1) homogen berderajat (+ ) ; (2) dalam kasus
( + ) =1, fungsi tersebut adalah fungsi homogen secara linear; (3) isokuannya mempunyai
kemiringan yang negative dan cembung sempurna untuk setiap nilai positif dari
kuasi cekung sempurna untuk nilai
Perluasan Hasil
Selanjutnya, kita dapat memperluas hasil-hasil ini sampai pada kasus dengan lebih dari dua variabel.
Dengan fungsi homogen secara linear
y=f ( x 1 , x 2 , , x n)
Kita dapat membagi setiap variabel dengan
dapatkan
1
x 1 ) dan kita
y=x 1
x 2 x3
xn
, ,,
[ Homogenitas berderajat 1 ]
x 1 x1
x1
untuk memenuhi pesanan khusus seorang pelanggan. Di sini kita akan menggunakan fungsi produksi
yang umum; namun demikian, pada gilirannya nanti kita akan dihubungkan dengan fungsi produksi
yang homogen.
Syarat Orde-Pertama
Dengan mengasumsi suatu fungsi produksi yang mulus dengan dua variabel input,
Q=Q(a , b) ,
dimana Qa ,Q b>0 , dan diasumsikan bahwa kedua harga input adalah eksogen (walaupun subskrip
nol dihilangkan), kita dapat memformulasikan masalahnya sebagai masalah peminimuman biaya
C=a Pa +b Pb
Dengan kendala output
Q ( a , b )=Q0
Sehingga fungsi Lagrangiannya adalah
Z =a Pa +b Pb + [ Q0Q ( a , b ) ]
Untuk memenuhi syarat orde pertama pada harga C yang minimum, tingkat input (variabel pilihan)
harus memnuhi persamaan simultan sebagai berikut:
Z =Q 0Q ( a , b )=0
Z a =Pa Qa=0
Z b =Pb Qb=0
Syarat Orde Kedua
Untuk menjamin tercapainya biaya minimum, kita cukup memiliki suatu Hessian terbatas yang negative
(setelah orde pertama dipenuhi), yaitu:
Qa
Qb
mana persamaan dalam tanda kurung adalah negative jika dilihat pada titik E.
Jalur Ekspansi
Kini kita beralih ke salah satu aspek statis-komparatif dari model ini. Dengan mengasumsikan rasio
yang tetap dari harga-dua input, kita ikuti peningkatan Q0 (ke isokuan-isokuan yang lebih tinggi) dan
b
a . Tentu saja, tiap pergerakan isokuan
akan menghasilkan titik singgung baru dengan isokus yang lebih tinggi. Tempat kedudukan dari titik-titik
singgung tersebut, yang disebut jalur ekspansi (expansion path) dari perusahaan, berguna untuk
menunjukkan kombinasi-kombinasi biaya terkecil yang diperlukan untuk memproduksi berbagai tingkat
Q0 .
Fungsi Homotetik
Telah dijelaskan bahwa, untuk sekumpulan harga-harga input tertentu,homogenitas (berapa pun
derajatnya) dari fungsi produksi menghasilkan jalur ekspansi yang linear. Tetapi, jalur ekspansi yang
linear tidak hanya dihasilkan oleh fungsi produksi yang homogen; karena kelompok fungsi yang lebih
umum, yang dikenal sebagai fungsi homotetik (homothetic functions), juga dapat menghasilkan.
Sebuah fungsi homotetik dapat merupakan sebuah fungsi komposit dalam bentuk
H=h [ Q ( a , b ) ] [ h` ( Q ) 0]
Di mana Q(a , b) adalah homogen berderajat r . Walaupun diturunkan dari sebuah fungsi
homogen, fungsi
H=H ( a ,b) secara umum bukanlah homogen dalam variabel a dan b. Namun
adalah bahwa, pada sembarang titik pada bidang ab, isokuan H memiliki kemiringan atau lereng yang
sama seperti isokuan Q:
Kemiringan isokuan H=
'
H a h ( Q ) Q a
= '
Hb
h ( Q ) Qb
Qa
=Kemiringan isokuan Q
Qb
Kini, linearitas jalur ekspansi Q(a , b) menunjukkan, dan dipenuhi oleh kondisi
Qa
b
=konstanuntuk setiap tertentu
Qb
a
Namun, berdasarkan Kemiringan isokuan Q kita juga memperoleh
H a
b
=konstan untuk setiap tertentu
Hb
a
Dan ini menunjukkan bahwa
Konsep homotetisitas adalah lebih umum daripada homogenitas. Sebenarnya, setiap fungsi homogen
secara otomatis merupakan anggota rumpun homotetik, tetapi sebuah fungsi homogen dapat saja
merupakan fungsi di luar rumpun homogen.
Elastisitas Substitusi
Aspek lain dari statika komparatif berhubungan erat dengan pengaruh perubahan rasio
Pa
Pb
b
a
tertentu yang sama (yaitu, jika kita tetap berada pada isokuan yang sama).
Pada saat rasio harga input
b
a , karena input b (yang sekarang relatif lebih murah) akan
cenderung menggantikan input a, Arah substitusinya sudah jelas. Besarnya substitusi input dapat
diukur dengan rumus elastisitas titik yang disebut elastisitas substitusi(elasticity of substitution) dan
diberi notasi
b
b
d
(
)
d( )
a
a
P
b
b
d( a)
perubahan relatif ( )
Pb
a
a
=
=
=
Pa
Pa
b
perubahan relatif ( ) d ( )
a
Pb
Pb
Pa
Pa
Pb
Pb
Nilai
substitusi kedua input. Kasus pembatas =0 akan terjadi bila kedua input harus digunakan dalam
proporsi yang tetap sebagai pelengkap dari masing-masing input.
Fungsi Produksi CES
Bentuk fungsi produksi lain yang sering dipakai yang walaupun ditandai dengan elastisitas substitusi
yang konstan (CES= constant elasticity of substitution), dapat menghasilkan
dengan nilai
(konstan) selain 1. Persamaan fungsi ini.yang dikenal sebagai fungsi produksi CES, adalah
1 /
Q= A [ K + ( 1 ) L ]
dan
adalah tiga parameter. Parameter A (parameter efisiensi) mempunyai peranan yang sama seperti
koefisien A pada fungsi Cobb-Douglas; hal itu menunjukkan indicator dari tingkat teknologi.
Fungsi Cobb-Douglas sebagai suatu kasus khusus dari fungsi CES
Kasus
karakteristik fungsi Cobb-Douglas. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi (homogeny secara linear) CobbDouglas adalah kasus khusus dari fungsi (homogeny secara linear) CES. Kesulitannya adalah bahwa
1 /
didefinisikan jika
Untuk demonstrasi ini, kita akan menggunakan teknik yang dikenal sebagai aturan LHopital. Aturan ini
m( x )
berhubungan dengan evaluasi limit dari fungsi f ( x )= n( x )
jika
terhingga atau tak terhingga), jika pembilang m(x) dan penyebut n(x ) baik (1) keduanya
cenderung ke arah nol jika
dalam bentuk
dievaluasi pada keadaan-keadaan tersebut di atas, namun nilainya dapat dicari dengan menggunakan
rumus
lim
x a
m(x)
m'( x )
=lim
[aturan L' Hoptal ]
n(x ) x a n '( x)