Anda di halaman 1dari 7

MUSYAWARAH NASIONAL III

LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


TENTANG RANCANGAN TATA TERTIB
TAHUN 2016
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :
a. Musyawarah Nasional adalah musyawarah tertingg untuk menentapkan
Susunan Pengurus, Program serta laporan pertanggung jawaban dan
keputusan-keputusan lainnya
b. Organisasi adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c. Peserta adalah peserta Musyawarah Nasional sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
d. Peninjau terdiri dari
e. Rapat Paripurna adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh peserta dan
peninjau Musyawarah Nasional
f. Rapat Komisi adalah rapat yang dihadiri oleh peserta dan peninjau dari
komisi yang bersangkutan
g. Rapat Formatur adalah rapat yang dihadiri oleh semua anggota Formatur
Pasal 2
1. Kedaulatan organisasi ada ditangan anggota dan dilaksanakan
sepenuhnya dalam Musyawarah Nasional
2. Musyawarah Nasional dilaksanakan berlandaskan
pada ketentuan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
BAB II
NAMA, TEMPAT, WAKTU DAN THEMA
Pasal 3
Musyawarah NAsional ini dinamakan Musyawarah Nasional III Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 4
Musyawarah Nasional III LPM diselenggarakan di..dari tanggal..
sampai dengan tanggal..
BAB III
TUGAS, TUJUAN DAN THEMA
Pasal 5
Musyawarah Nasional III LPM mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Musyawarah Naional III LPM merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
dalam organisasi
2. Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional III LPM adalah :
a. Menetapkan dan mengesahkan penyempurnaan/perubahan AD/ART
b. Menetapkan Program Umum Organisasi
c. Menetapkan kebijakan-kebijakan Organisasi
d. Menetapkan Keputusan-keputusan permasalahan Organisasi dan
amsalah-masalah lainnya
e. Memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggung jawaban
DPP
f. Memilih dan menetapkan Kepengurusan DPP LPM
Pasal 6
Thema
Thema dalam Musyawarah Nasional III ini adalah :
Revitalisasi peranan aparat desa/kelurahan dan LPM untuk mewujudkan desa
modern sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang berdasarkan
Pancasila dan UUD Tahun 1945 dalam Kerangka NKRI yang Berbhineka Tunggal
Ika
Dengan Sub thema adalah :

LPM merupakan inisiator dan motivator antara Pemerintah Desa/Kelurahan


dengan masyarakat dalam rangka membangun desa/kelurahan yang maju
dan mandiri
BAB IV
PESERTA, PENINJAU DAN NARA SUMBER
Pasal 7
1. Peserta Musyawarah Nasional II terdiri dari :
a. Unsur Pengurus DPP LPM
b. Unsur Pengurus DPD LPM Provinsi sebagnyak 4 orang
c. Unsur Pengurus DPD LPM Kab/Kota sebanyak 2 orang
2. Peninjau terdiri dari :
a. Dewan pakar dan Dewan Fasilitator
b. Utusan dari DPD Provinsi diluar ketentuan seperti yang tersebut pada
pasal 1 butir a pasal ini
c. Anggota Luar Biasa
d. Pejabat Pemerintah (terdaftar)
e. Tokoh masyarakat (terdaftar)
f. Lembaga-lembaga yang dibentuk DPP LPM dengan membawa
mandate dari lembaga masing-masing
3. Musyawarah Nasional III LPM dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung
jawab DPP LPM
4. Nara Sumber adalah wakil pemerintah dan tokoh masyarakat yang
diundang oleh panitia Musyawarah Nasional III karena jabatannya atau
karena keahliannya
Pasal 7
Undangan
Undangan/peninjau adalah para undangan/p[eninjau yang telah ditetapkan
oleh panitia Musyawarah Nasional III
BAB V
HAK PESERTA PENINJAU DAN NARA SUMBER
Pasal 8
1. Seluruh peserta Musyawarah Nasional III mempunyai hak untuk
mengikuti /menghadiri sidang-sidang selama Munas III berlangsung
2. Peninjau dan Nara Sumber mempunyai hak menghadiri dan mengikuti
siding-sidang selama Munas III LPM berlangsung
Pasal 9
HAK SUARA HAK BICARA SERTA KEWAJIBAN PESERTA
Dalam Munas yang memiliki hak suara adalah :
1. Peserta, yang mempunyai hak suara adalah
a. Unsur DPP LPM
b. Unsur DPD LPM Provinsi
c. Unsur DPD LPM Kab/Kota
Masing-masing tersebut di atas memiliki satu suara
2. Peserta memiliki :
a. Hak suara dan
b. Hak bicara
c. Dalam pemilihan formatur peserta yang memiliki hak suara adalah
sebagaimana yang tercantum dalam pasal 9 di atas
d. Peminjau/undangan hanya memiliki hak bicara
Pasal 10
1. Setiap peserta, peninjau dan undangan berhak mengajukan pendapat,
saran, dan tanggapan baik secara lisan maupun tertulis dalam rapatrapat
2. Pendapat, saran, dan tanggapan yang diajukan hatus disusun secara
singkat dan jelas dan disampaikan /ditujukan kepada pimpinan rapat
Pasal 11
1. Setiap peserta, peninjau dan undangan mengajukan usul perubahan
terhadap materi rancangan keputusan yang disipkan oleh panitia munas
III LPM

2. Pokok-pokok usulan perubahan dapat dikemukakan


dalam rapat
paripurna atau rapat komisi-komisi
Pasal 12
Setiap pesertapeninjau berkewajiban
1. Mematuhi ketentan-ketentuan yang diatur dalam peraturan tata tertib ini
2. Menghadiri rapat paripurna dan rapat komisi sebagaimana diatur dalam
peraturan tata tertib ini
3. Memelihara kelancaran dan ketertiban munas III LPM
BAB VI
ALAT KLENGKAPAN MUNAS III L PM
Pasal 13
Munas II LPM mempunyai alat kelengkapan sebagai berikut :
1. Panitia Pelaksana Munas
2. Pengarah Acara munas
3. Pimpinan SIdang-sidang
4. Komisi-komisi
5. Formatur
Pasal 14
1. Pimpinan sidang sementara munas III LPM adalah pengurus DPP LPM
dengan kewajiban :
a. Men gesahkan rancangan jadual aara munas III
b. Mengesahkan Tata Tertib Munas III setelah disetujui oleh peserta
Munas III
c. Menetapkan pimpinan munas III LPM
d. Memimpin persidngan dengan sebaik-baiknya
e. Menjaga ketertiban dan kelancaran jalannya persidangan
f. Mengatur, membrikan persetujuan/izin dan menentukan batasan
waktu berbicara
g. Mengetahui, memberikan atauy tidak memberikan ijin peserta yang
menhadiri ataupun meninggalkan persidangan
h. Menegur dan memberhentikan pembicara yang melampai batas
waktu yang diberikan atau pembicara yang keluar dari topic
permasalahan
i. Mengesahkan hasi; keputusan siding
2. Pemimpin munas III berjumlah 5 orang terdiri dari :
a. unsur DPP demisioner 1 orang
b. Unsure DPD Provinsi 2 orang
c. Unsure DPD KAb/Kota 2 Orang
Yang berkewajiban untuk :
1) Memimpin jalannya persidangan Munas III dengan sebaik-baiknya
2) Menjaga ketertiban dan kelancaran
3) Mengatur, memberikan persetujuan /ijin dan menntukan batas
berbicara
4) Berupaya mempertemjukan pendapat-pendpat yang berbeda,
menyimpulkan pembicaraan, mendudukan permasalahan dengan
sebenar-benanrnya
5) Mengetahui, member iji atau tidak member ijin kepada peserta,
peninjau dan undangan yang menghadiri atau yang akan
meninggalkan ruang persidangan
6) Menegur pembicara yang melalmpaui batas waktu yang telah
disediakan atau keluar dari topic permasalahan yang sedang dibahas
7) Apabila diperlukan pemimpinan siding Atas persetujuan siding ,
pemimpin siding dapat menunda persiding an selama 45 (empat
puluh lima) menit
8) Mengesahkan hasil-hail keputusan siding Munas III LPM
BAB VII
SIDANG-SIDANG DAN PIMPINAN SIDANG
Pasal 16
Siding dan Pimpinan Sidang

1. Sidang Paripurna, siding komisi-komisi munas III dihadiri oleh peserta,


peninjau dan didampingi oleh nara sumber
2. Seluruh keputusan sidang paripurna merupakan keputusan munas III
LPM
3. Pimpinan siding paripurna, siding siding lainnya adalah pimpinan siding
Munas III LPM hasil pemeilihan peserta Munas III LPM
4. Pimpinan siding komisi dipilih oleh peserta siding komisi masing masing
secara demokrasi dengan komposisi seorang ketua, seorang wakil ketua
dan seorang sekreatris dan apabila diperlukan dapat mengangkat notulis
Pasal 17
Komisi
1. Sidang sidang komisi dibentuk dan terdiri dari :
a. Komisi organisasi dan kelembagaan
b. Komisi program kerja
c. Komisi rekomendasi
2. Setiap peserta munas dan peninjau wajib menjadi salah satu anggota
komisi dan memiliki hak bicara
a. Nara sumber dapat menjadi anggota salah satu komisi dan tidak
mempunyai hak suara
b. Setiap sidang komisi didampoingi oleh seorang atau lebih Panigtia
Pengarah (SC) yang ditunjuk oleh panitia pengarah yang mmepunyai
tugas melancarkan jalannya sidang komisi
c. Komiksi komisi mempunyai tugas untuk memusyawarahkan dan
menyarankan pemecahan masalah tentang soal soal yang menjadi
bahasan ditiap komisi
BAB VII
SIDANG SIDANG DAN PIMPINAN SIDANG
Pasal 15
Dalam Munas III rapat rapatdilakukan antara lain :
a. Rapat paripurna
b. Rapat pimpinan
c. Rapat komisi
d. Rapat formatur
Pasal 16
1. Sebelum menghadiri rapat setiap peserta dan peninjau menandatangani
daftar hadir dan menyerahkan daftar hadir kepada panitia Munas III
2. Tepat pada waktu yang telah ditentukan, keytua rapat membukan rapat
dan menghitung quorum
3. Setelah rapat dibuka sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal 16 dan
ternyata quorum belum tercapai maka pimpinan rapat dapat
mengundurkan siding
Pasal 17
1. Setelah rapat dinyatakan sah, pimpinan rapat menjelaskan secara
singkatt pokok acara rapat
2. Pimpinan rapat memberikan kesempatan yang cukup kepda setiap
peserta dan peninjau musda III untuk berperan serta dalam setiap rapat
dengan menggunakan hak dan kewajiban secara tertib
3. Pimpinan rapat dapat menentukan urutan dan lamanya berbicara
4. Pimpinan rapat dapat memperingatkan pembicaraan yang menyimpang
dari pokok pembicaraan dan meminta supaya kembali ke pokok
pembicaraan
5. Apabila pimpinan rapat hendak berbicara selaku peserta, maka untuk
sementara fungsi pimpinan rapat diserahkan kepada salah seorang
anggota pimpinan rapat
Pasal 18
1. Pimpinan rapat mencatat pendapat yang diajukan oleh peserta Munas III
2. Apabila pimpinan rapat menganggap pendapat peserta Munas III belum
jelas kepada yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk
mengulanginya dengan singkat
3. Pimpinan rapat mengambil kesimpulan berdasarkan pendapat pendapat
yang diaujukan dalam rapat
Pasal 19

1. Peserta dan peninjau dapat berbicara dalam rapat paripurna dan rapat
komisi
2. Pimpinan rapat mendaftarkan peserta dan peninjau yang akan berbicara
3. Pimpinan rapat tidak mengijinkan peserta dan peninjau yang belum
mendaftarkan namanya untuik berbicara setelah mendapat izin dari
pimpinan rapat barulah peserta dan peninjau daapat berbicara dan
selama berbicara ia tidak boleh diganggu
Pasal 20
1. Peserta dan peninjau dapat mengajukan interupsi untuk :
a. Meminta penjelasan tentang pokok materi yang akan dibicarakan
b. Mengajukan usul tata cara pemb ahasan materi mengenai hal yang
sedang dibicarakan
c. Mengajukan usul penundaan rapat
2. Interupsi tidak boleh melebihi 3 menit dan terhadap pembicaraan
sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a tidak diadakan perdebatan
Pasal 21
Apabila peserta dan peninjau dalam menggunakn hak berbicara telah
menlanggar peraturan tata tertib ini sehingga mengganggu jalannya rapat,
pim[inan rapat dapat melakukan tindakan sebagai berikut :
1. Memberikan peringatan pertama
2. Memberikan peringatan kedua
3. Memberikan hak berbicara untuk sebagaian atau keseluruhan acara
yang bersangkutan
4. Mempersilahkan untuik meninggalkan ruangan rapat
Pasal 22
1. Apabila pimpinan rapat menganggap perlu untuk menunda jalan rpat,
maka ia dapat menunda rapat dengan persetujuan peserta rapat yang
hadir
2. Lamanya penundaan rapat tidak boleh melebihi waktu 1 jam
Pasal 23
1. Rapat rapat pada dasarnya bersifat tertutup
2. Pembicaraan dalam rapat tertutup hanya boleh diumumkan oleh
pimpinan rapat
3. Atas usul pimpinan rzapat atau peserta rapat dapat memutuskan bahwa
pembicaraan dalam rapat tertututup dan bersifat rahasia
4. Rahasia sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus dipegang teguh
oleh semua peserta rapat serta berhubugabn dengan tugasnya
mengetahui materi yang akan dibicarakan
BAB VIII
QOURUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 24
1. Setiap rapat memerlukan quorum
2. Rapat dinyatakna quorum apabila dihadiri oleh setengan jumlah hak
suara ditambah 1
Pasal 25
1. Apabila quorum tidak tercapai mka rapat ditunda paling lama 15 menit
2. Setelah rapat ditunda sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal 25 dan
quorum belum juga dicapai maka rapat ditunda paling lama 15 menit
3. Setelah dua kali penundaan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 pasal
25 tetapi quorum belum juga tercapai, maka rapat dapat diteruskan dan
dinyatakan sah
Pasal 26
1. Pengambilan putusan diusahakan sedapat mungkin dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat
2. Setelah musyawarah untuk mencapai mufakat yang diupayakan dengan
sungguh sungguh tidak berhasil, maka putusan dengan suara terbanyak
melalaui pemungutan suara dapat dilakukan
3. Putusan yang diambil dengan pemungutan suara terbanyak sah apabila
disetujui oleh lebih setengah jumlah peserta yang hadir kecuali putusan
untuk membentuk formatur atau putusan untuk memilih ketua umum.
Putusan yang diambil dengan pemungutan suara sah apabila dihadiri /

disetujui oleh sekurang kurangnya dua pertiga dari jumlah peserta yang
hadir
4. Pemungutan suara yang menyangkut orang dilakukan secara rahasia
dan tertutup
Pasal 29
Pemilihan ketua umum DPP LPM
1. Pemilihan ketua umum dpp lpm dilaksnaakan secara langusung
2. Tahap pemilihan sebagai berikut :
a. Balon Ketua Umum DPP LPM didukung minimal 10 DPD LPM Tingkat
Provinsi
b. Balon Ketua Umum atau yang mendukungnya melaporkan pada
pimpinan Munas III dengan melampirkan surat pernyataan bersedia
dipilih menjadi Ketua Umum DPP LPM sekaligus melaksanakan
AD/ART serta hasil Mnas III
c. Bila Balon Ketua Umum lebih dari 1 orang, maka Balon Ketua Umum
memberikan visi dan misi dalam paripurna selama 10 menit
d. Pemilihan langsung dengan memberikan suara untuk setiap DPD LPM
Tingkat Provinsi dan DPD LPM Tingkat Kab/Kota
3. Komposisi formatur terdiri dari :
a. Ketua terpilih Hasil Muinas III otomatis menjadi ketua formatur
b. Wakil ketua 1 orang
c. Sekretaris 1 orang
d. Anggota 4 orang
Pasal
1.
2.
3.
4.

30 keteria Pengurus
Pernah menjadi pengurus pada DPD LPM Tingkat Provinsi
Mampu melaksanakan AD/ART
Menjalankan hasil Munas III
Dapat hadir di DPP LPM

Pasal 27
Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pasal
.. dilakukan secara berjenjang dalam 2 tingkat
1. Masing masing unsure peserta melakukan permusyawaratan untuk
mengambil keputusan sesuai dengan permasalahan
2. Keputusan unsure peserta seperti yang dimaksud ayat 1 merupakan
suara dari masing masing unsur peserta yang akan membawa dalam
rapat paripurna
Pasal 28
Setiap keputusan baik sebagai hasil mufakat maupun berdasarkan suara
terbanyak harus diterima dan dilaksanakan dengan kesungguhan, keikhlasan
hati, kejujuran dan penuh tanggung jawab
BAB IX
PEMILIHAN PENGURUS DPP LPM
Pemilihan dpengurus DPP LPM dilakukan dengan
1. Pemilihan ketua Umum DPP LPM Dilakukan melalui pemilihan secara
langsung langsung
2. Ketua Umum terpilih selanjutnya sebagai ketua formatur bersama sama
formatur menentukan dan menyusun menyusun kelengkapan
kepengurusan dpp lpm periode 2015-2020 selambat lambatnya dalam
waktu 1 bulan
3. Formatur berjumlah 7 orang terdiri dari 1 orang unsure DPP LPM
demisioner , 5 orang mewakili DPD Provinsi yang merupakan perwakilan
Indonesia bagian Timur, bagian tengah dan bagian Barat dan Ketua
Terpilih
4. Pengambilan keputusan dalam hal pemilihan anggota formatur dilakukan
dengan cara musyawarah mufakat
5. Apabila dalam ayat 3 pasal ini tidak terpenuhi mufakat maka pemilihan
formatur dilaksanakan melalui pemungutan suara
6. Komposisi formatur terdiri dari :
a. Ketua Formatur : Ketua terpilih hasil Munas III
b. Wakil ketua
: 1 orang
c. Sekretaris
: 1 orang

d. Anggota
; 4 orang
Pasal 30
Criteria penguruis DPP LPM
Setiap peserta MUNas III LPM berhak untuk dipilih sebagai Ketua Umum DPP
LPM criteria sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan amanat AD/ART
2. mampu menjalankan hasil Munas III DPP LPMsanggup hadir, bekerja dan
menjalankan roda organisasi
pasal 30

Anda mungkin juga menyukai