1. Peserta dan peninjau dapat berbicara dalam rapat paripurna dan rapat
komisi
2. Pimpinan rapat mendaftarkan peserta dan peninjau yang akan berbicara
3. Pimpinan rapat tidak mengijinkan peserta dan peninjau yang belum
mendaftarkan namanya untuik berbicara setelah mendapat izin dari
pimpinan rapat barulah peserta dan peninjau daapat berbicara dan
selama berbicara ia tidak boleh diganggu
Pasal 20
1. Peserta dan peninjau dapat mengajukan interupsi untuk :
a. Meminta penjelasan tentang pokok materi yang akan dibicarakan
b. Mengajukan usul tata cara pemb ahasan materi mengenai hal yang
sedang dibicarakan
c. Mengajukan usul penundaan rapat
2. Interupsi tidak boleh melebihi 3 menit dan terhadap pembicaraan
sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a tidak diadakan perdebatan
Pasal 21
Apabila peserta dan peninjau dalam menggunakn hak berbicara telah
menlanggar peraturan tata tertib ini sehingga mengganggu jalannya rapat,
pim[inan rapat dapat melakukan tindakan sebagai berikut :
1. Memberikan peringatan pertama
2. Memberikan peringatan kedua
3. Memberikan hak berbicara untuk sebagaian atau keseluruhan acara
yang bersangkutan
4. Mempersilahkan untuik meninggalkan ruangan rapat
Pasal 22
1. Apabila pimpinan rapat menganggap perlu untuk menunda jalan rpat,
maka ia dapat menunda rapat dengan persetujuan peserta rapat yang
hadir
2. Lamanya penundaan rapat tidak boleh melebihi waktu 1 jam
Pasal 23
1. Rapat rapat pada dasarnya bersifat tertutup
2. Pembicaraan dalam rapat tertutup hanya boleh diumumkan oleh
pimpinan rapat
3. Atas usul pimpinan rzapat atau peserta rapat dapat memutuskan bahwa
pembicaraan dalam rapat tertututup dan bersifat rahasia
4. Rahasia sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus dipegang teguh
oleh semua peserta rapat serta berhubugabn dengan tugasnya
mengetahui materi yang akan dibicarakan
BAB VIII
QOURUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 24
1. Setiap rapat memerlukan quorum
2. Rapat dinyatakna quorum apabila dihadiri oleh setengan jumlah hak
suara ditambah 1
Pasal 25
1. Apabila quorum tidak tercapai mka rapat ditunda paling lama 15 menit
2. Setelah rapat ditunda sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal 25 dan
quorum belum juga dicapai maka rapat ditunda paling lama 15 menit
3. Setelah dua kali penundaan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 pasal
25 tetapi quorum belum juga tercapai, maka rapat dapat diteruskan dan
dinyatakan sah
Pasal 26
1. Pengambilan putusan diusahakan sedapat mungkin dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat
2. Setelah musyawarah untuk mencapai mufakat yang diupayakan dengan
sungguh sungguh tidak berhasil, maka putusan dengan suara terbanyak
melalaui pemungutan suara dapat dilakukan
3. Putusan yang diambil dengan pemungutan suara terbanyak sah apabila
disetujui oleh lebih setengah jumlah peserta yang hadir kecuali putusan
untuk membentuk formatur atau putusan untuk memilih ketua umum.
Putusan yang diambil dengan pemungutan suara sah apabila dihadiri /
disetujui oleh sekurang kurangnya dua pertiga dari jumlah peserta yang
hadir
4. Pemungutan suara yang menyangkut orang dilakukan secara rahasia
dan tertutup
Pasal 29
Pemilihan ketua umum DPP LPM
1. Pemilihan ketua umum dpp lpm dilaksnaakan secara langusung
2. Tahap pemilihan sebagai berikut :
a. Balon Ketua Umum DPP LPM didukung minimal 10 DPD LPM Tingkat
Provinsi
b. Balon Ketua Umum atau yang mendukungnya melaporkan pada
pimpinan Munas III dengan melampirkan surat pernyataan bersedia
dipilih menjadi Ketua Umum DPP LPM sekaligus melaksanakan
AD/ART serta hasil Mnas III
c. Bila Balon Ketua Umum lebih dari 1 orang, maka Balon Ketua Umum
memberikan visi dan misi dalam paripurna selama 10 menit
d. Pemilihan langsung dengan memberikan suara untuk setiap DPD LPM
Tingkat Provinsi dan DPD LPM Tingkat Kab/Kota
3. Komposisi formatur terdiri dari :
a. Ketua terpilih Hasil Muinas III otomatis menjadi ketua formatur
b. Wakil ketua 1 orang
c. Sekretaris 1 orang
d. Anggota 4 orang
Pasal
1.
2.
3.
4.
30 keteria Pengurus
Pernah menjadi pengurus pada DPD LPM Tingkat Provinsi
Mampu melaksanakan AD/ART
Menjalankan hasil Munas III
Dapat hadir di DPP LPM
Pasal 27
Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pasal
.. dilakukan secara berjenjang dalam 2 tingkat
1. Masing masing unsure peserta melakukan permusyawaratan untuk
mengambil keputusan sesuai dengan permasalahan
2. Keputusan unsure peserta seperti yang dimaksud ayat 1 merupakan
suara dari masing masing unsur peserta yang akan membawa dalam
rapat paripurna
Pasal 28
Setiap keputusan baik sebagai hasil mufakat maupun berdasarkan suara
terbanyak harus diterima dan dilaksanakan dengan kesungguhan, keikhlasan
hati, kejujuran dan penuh tanggung jawab
BAB IX
PEMILIHAN PENGURUS DPP LPM
Pemilihan dpengurus DPP LPM dilakukan dengan
1. Pemilihan ketua Umum DPP LPM Dilakukan melalui pemilihan secara
langsung langsung
2. Ketua Umum terpilih selanjutnya sebagai ketua formatur bersama sama
formatur menentukan dan menyusun menyusun kelengkapan
kepengurusan dpp lpm periode 2015-2020 selambat lambatnya dalam
waktu 1 bulan
3. Formatur berjumlah 7 orang terdiri dari 1 orang unsure DPP LPM
demisioner , 5 orang mewakili DPD Provinsi yang merupakan perwakilan
Indonesia bagian Timur, bagian tengah dan bagian Barat dan Ketua
Terpilih
4. Pengambilan keputusan dalam hal pemilihan anggota formatur dilakukan
dengan cara musyawarah mufakat
5. Apabila dalam ayat 3 pasal ini tidak terpenuhi mufakat maka pemilihan
formatur dilaksanakan melalui pemungutan suara
6. Komposisi formatur terdiri dari :
a. Ketua Formatur : Ketua terpilih hasil Munas III
b. Wakil ketua
: 1 orang
c. Sekretaris
: 1 orang
d. Anggota
; 4 orang
Pasal 30
Criteria penguruis DPP LPM
Setiap peserta MUNas III LPM berhak untuk dipilih sebagai Ketua Umum DPP
LPM criteria sebagai berikut :
1. Mampu melaksanakan amanat AD/ART
2. mampu menjalankan hasil Munas III DPP LPMsanggup hadir, bekerja dan
menjalankan roda organisasi
pasal 30