LP BBL
LP BBL
DEFINISI
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu sampai 42
minggu dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Kementrian Kesehatan RI (2010)
bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0-28 hari.
B. TANDA BAYI LAHIR SEHAT
Kementrian Kesehatan RI (2010) menyebutkan bahwa tanda-tanda bayi lahir sehat
adalah:
1. Berat badan bayi 2500-4000 gram
2. Umur kehamilan 37-40 minggu
3. Bayi segera menangis
4. Bergerak aktif, kulit kemerahan
5. Mengisap ASI dengan baik
6. Tidak ada cacat bawaan
C. TATALAKSANA BAYI BARU LAHIR
Kementrian Kesehatan RI (2010) menyebutkah tatalaksana bayi baru lahir meliputi:
1. Asuhan bayi baru lahir pada 0-6 jam:
Asuhan bayi baru lahir normal, dilaksanakan segera setelah lahir, dan
dilaksanakan
di
tenaga kesehatan
Pemeriksaan neonates dilaksanakan di dekat ibu, bayi didampingi ibu atau
keluarga pada saat diperiksa atau diberikan pelayanan kesehatan
4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk bayi
dalam keadaan bersih
5. Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2 lainnya
akan bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi setelah
digunakan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal dip aha kiri
Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB0) dosis tunggal dip aha kanan
Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotic dosis tunggal
Memberikan obat tetes mata/salep, diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu:
eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%, yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/
neosporin & langsung diteteskan pd mata bayi segera setelah bayi lahir.
Pemeriksaan bayi baru lahir
Pemberian ASI eksklusif
2
Keadaan Normal
Posisi tungkai dengan lengan fleksi
Bayi sehat dan bergerak aktif
Wajah, bibir dan selaput lender, dada
harus berwarna merah muda, tanpa
stetoskop
di
dada
suhu
dengan thermometer
Lihat dan raba bagian kepala
kiri
160x/menit
kepala
terkadang
asimetris
besar
rata
atau
tidak
bayi menangis
Tidak ada kotoran/secret
Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak
Nilai
kekuatan isap bayi. Bayi akan
Masukkan satu jari yang menggunakan
3
Lihat
punggung
belakang
Pemeriksaan
dan
raba
ekstremitas
atas
bawah
Hindari memasukkan alat atau jari Terlihat lubang anus dan periksa apakah
dalam memeriksa anus
mekonium sudah keluar
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
BAB
Lihat dan raba alat kelamin luar
setelah lahir
Bayi perempuan kadang terlihat cairan
kembali
Mengukur panjang dan lingkar kepala Panjang lahir normal 48-52 cm
Lingkar kepala normal 33-37 cm
bayi
F. APGAR SCORE
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5
variabel (pernafasan, frekuensi jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek),
ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950). Dilakukan pada: 1 menit kelahiran yaitu
untuk memberi kesempatan pada bayi untuk memulai perubahan, menit ke-5, dan
menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu
Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan.
Jumlahkan hasilnya
tindakan resusitasi
Nilai 0 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi
7. Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat
pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadangkadang dapat dilihat pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada
bayi perempuan, kelenjar tyroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan
sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.
8. Susunan Saraf Pusat.
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah
cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.
9. Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari
antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin
gamma G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat
molekulnya kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus,
taksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat
terjadi dengan pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G,
gamma M, imunologi dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam
traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa strain E. Colli.
H. REFLEKS BAYI BARU LAHIR
I.
(tunggal/gemeli)
Nilai APGAR
Pengkajian fisik
Status neurologi
Nutrisi
Data lain yang menunjang
J. PATHWAY
Bayi baru lahir
Pemotongan tali
pusat
Tekanan mekanis
dari toraks
Perubahan suhu
lingkungan
Diskontinuitas
jaringan
Penurunan PaO2
dan peningkatan
PaCO2
Masuk ke saluran
pernafasan
Adaptasi tubuh
BBL
Menyumbat
saluran pernafasan
Penghasilan panas
belum maksimal
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
Hipotermi
Terbukanya port
de entry kuman
Resiko infeksi
Merangsang
pernafasan
Inspirasi dan
ekspirasi tidak
maksimal
Ketidakefektifan
pola nafas
K. MASALAH KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Hipotermia
4. Resiko infeksi
L. INTERVENSI
1. Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan
:
Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan pola nafas BBL
kembali efektif
Kriteria hasil :
BBL menunjukkan
RASIONAL
Sianosis
menunjukkan
adanya
gangguan pada pernafasan BBL
Mengetahui perkembangan kondisi
BBL
Mengetahui adanya kelainan dalam
pernafasan BBL
Secret
yang
menumpuk
dapat
mengakibatkan ketidakefektifan pola
nafas
Memenuhi kebutuhan oksigen BBL
RASIONAL
Mengevaluasi keberhasilan terapi yang
diberikan
Bunyi
tambahan
seperti
ronkhi
mengindikasikan adanya secret yang
9
Memudahkan
sekret
dalam
pengeluaran
3. Hipotermia
Tujuan
:
Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan hipotermia tidak
terjadi
Kriteria hasil :
RASIONAL
Pada jam pertama setelah bayi lahir,
metabolism basal lebih besar, sehingga
panas yg dihasilkan lebih sedikit
Suhu tubuh bayi baru lahir mudah
mengalami penurunan
Suhu tubuh bayi baru lahir mudah
mengalami penurunan
Pemahaman tentang kondisi hipotermi
dapat mencegah terjadinya hipotermi
Mencegah kehilangan panas
Mencegah kehilangan panas
Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat
4. Resiko infeksi
Tujuan
10
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko infeksi tidak
menjadi aktual
Kriteria hasil
RASIONAL
Mengetahui tanda infeksi secara dini
memungkinkan pencegahan terhadap
infeksi dan mengurangi keparahan
infeksi yg mungkin sudah terjadi
Faktor pemberat dapat mengakibatkan
infeksi berkembang leboh cepat
Perubahan
hasil
laboratorium
mengidentifikasikan adanya infeksi
Cuci tangan dengan benar
mencegah transmisi organism
Perubahan hasil laboratorium
mengindikasikan adanya infeksi
dapat
dapat
Mencegah infeksi
11
PATHWAY
Adaptasi Bayi Baru Lahir
Respirasi
Teknis mekanis
di thoraks saat
melahirkan
PaO2 menurun,
PaCO2
meningkat
Merangsang
kemoreseptor
di sinus
karotikus
Secret pada
jalan nafas
Ketidakefe
ktifan
bersihan
jalan nafas
Rangsangan
dingin pada
kulit
Merangsang
saraf nafas
Gerakan
pernafasan
Kardiovaskular
Ekspansi paru
Alveolus terisi
O2
Resistensi
vascular paru
menurun
Endokrin
Sisa
hormone
estrogen
dari ibu
Pembesaran
kelenjar air
susu
Darah paru
mengalir
GIT
Produksi
ADH <<
Sering
berkemih
Dehidrasi
Deficit
volume
cairan
Tekanan arteri
pulmonalis
menurun
Ekspansi paru
tidak maksimal
Tekanan
atrium kiri
meningkat
Gangguan
pola nafas
Penutupan
foramen oval
Membatasi
penyerapan
asam lemak
Adaptasi
hangat ke
dingin
Foramen
oval tidak
menutup
Defek
septum
atrium
Hipotermi
Diskontinuitas
jaringan
Kegagalan
peningkatan
panas
Port de entry
kuman
Aktivitas otot
Metabolisme
Gangguan
sekresi
Menangis,
menggigil
Nonshivering
thermogenesis
Oksidasi
metabolik dari
glukosa, lemak,
protein
Pembakaran
lemak coklat
Kebutuhan
asupan gizi
meningkat
Hipoksia
jaringan
Resiko
infeksi
Menghangatkan tubuh
Pengeluaran ASI
belum maksimal
Diare
Percampuran
darah yg kaya
O2 dan CO2
Pemotongan
tali pusat
Inflamasi usus
Feses cair
Tekanan
atrium kiri
tidak
adekuat
Proses
kehilangan panas
(konduksi,
evaporasi,
kenveksi, radiasi)
Mengingkatkan
panas
Gangguan
absorbsi
Tekanan
atrium kanan
menurun
Aliran darah
paru masuk
jantung
Termoregulasi
Gangguan
perfusi
jaringan
perifer
13
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan
Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak.
NANDA Intl. 2012. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2002-2014.
Jakarta. EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.
14