Setya Novanto
Ak.
Masa jabatan
2 Oktober 2014 16 Desember 2015
Presiden
Wakil
Fadli Zon
(B. Politik & Keamanan)
Agus Hermanto
(B. Industri & Pembangunan)
Taufik Kurniawan
(B. Ekonomi & Keuangan)
Fahri Hamzah
(B. Kesejahteraan Rakyat)
Didahului oleh
Marzuki Alie
Digantikan oleh
Informasi pribadi
Lahir
Partai politik
Golkar
Suami/istri
Luciana Lily H
Deisti Astriani Tagor, S.H.
Anak
Alma mater
Pekerjaan
Politisi
Agama
Islam[2]
Drs. Setya Novanto, Ak. (lahir di Bandung, 12 November 1954; umur 61 tahun[2]) adalah politikus
asal Jawa Barat, Indonesia yang diusung oleh Partai Golkar.[3] Ia menjabat Ketua DPR
RI periode 2014 - 2019 dan telah menjadi anggota DPR RI sejak 1999 hingga masa
jabatan 2019 (tanpa putus) sebagai perwakilan Golkar dari dapil Nusa Tenggara Timur Dua, yang
meliputi wilayah Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba. [3] Namun pada tanggal 16 Desember 2015, Ia
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI terkait kasus pencatutan nama Presiden
RI Joko Widodo dalam rekaman kontrak PT. Freeport Indonesia.[4] Ia juga menjabat sebagai Ketua
Fraksi Golkar periode 2009-2014.[5]
Daftar isi
[sembunyikan]
1Riwayat hidup
1.4Kehidupan pribadi
2Kontroversi
o
2.1Bank Bali
2.2KTP Elektronik
2.3PON XVII
2.4Kasus Freeport
3Riwayat pendidikan
4Riwayat pekerjaan
5Referensi
6Pranala luar
dan terpilih jadi pria tampan Surabaya (1975)[6]. Dimasa masa ini Setya Novanto dikenal sebagai
orang yang ulet dan banyak sahabat. [6]Selepas kuliah di Widya Mandala, Setya bekerja untuk PT
Aninda Cipta Perdanayang bergerak sebagai perusahaan penyalur pupuk PT Petrokimia
Gresik untuk wilayah Surabaya dan Nusa Tenggara Timur.[3] PT Aninda dimiliki oleh Hayono Isman,
teman sekelas Setya di SMA Negeri 9 Jakarta. [3] Pertemanan dengan Hayono Isman inilah yang
menjadi awal mula persinggungan Setya dengan dunia politik.[3] Kembali ke Jakarta di tahun 1982,
Setya meneruskan kuliah jurusan akuntansi di Universitas Trisakti. [3] Selama kuliah ia tinggal di
rumah teman dan atasannya, Hayono, di Menteng, Jakarta dan tetap bekerja di PT Aninda Cipta
Perdana.[3] Selain menjadi staf, ia juga mengurus kebun, menyapu, mengepel, hingga menyuci mobil
dan menjadi sopir pribadi keluarga Hayono. [7] [3] Semasa kuliah Setya diingat oleh temannya
sebagai seseorang yang rapi dan rajin, namun minim kegiatan sosial dan politik saat mahasiswa.
[8]
Sebagai pengusaha, ia dikenal sebagai salah satu binaan konglomerat Sudwikatmono dan oleh
Sudwikatmono, Setya diakui memiliki kemampuan lobi diatas rata rata walaupun kurang
matang. [9] Dalam wawancaranya dengan tabloid SWA ditahun 1999 Setya mengaku,
Sudwikatmono adalah pembina usaha saya, Hayono Isman membina saya dala
anggota DPR salah satunya Setya Novanto. Setya diperkirakan menerima Rp300.000.000.000,00
dari proyek e-KTP.[13]
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi (1979)[2]
SD Negeri 5 Bandung[2]
Anggota DPR-RI dari Partai Golkar (1999 - 2004, 2004 - 2009, 2009 - 2014, 2014 - 2019) [2]
3.
4.
^ a b Setya Novanto Akhirnya Mundur dari Jabatan Ketua DPR Tempo.co, tanggal 16
Desember 2015. Diakses tanggal 16 Desember 2015.
5.
^ Vivanews: Siapa Setya Novanto, Ketua DPR RI Terpilih. Setya Novanto terpilih dalam rapat
paripurna DPR RI2 Oktober 2014
6.
7.
8.
^ a b c d Batam Pos: Mengenal Setya Novanto, Ketua DPR RI yang Disebut-Sebut Catut Nama
Presiden di itu bermukim di Kota Kembang.
9.
^ a b c d e f g Majalah SWA SWA - Sajian Khusus 02: Setya Novanto, Episode Kelabu Setya.
Edisi 16 Tahun 19999
10.
^ "Sah! Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR". detikNews. 2 Oktober 2014. Diakses tanggal
Oktober 2014.
11.
^ "Setya Novanto Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua DPR". beritasatu. 2 Oktober 2014. Diakses
tanggal Oktober 2014.
12.
^ a b Setya Novanto dan Deisti Astriani Tagor: Rutin Berdiskusi di Kamar Mandi
13.
^ a b c d e f g N., Basuki Rahmat (17 November 2015). "Jejak Kontroversi Ketua DPR Setya
Novanto". cnnindonesia.com. Diakses tanggal 3 Desember 2015.
14.
^ Utami, Ranny Virginia (15 Mei 2015). "Jokowi Tak Jelaskan Pertemuan dengan Kerabat
Buron Bank Bali". Diakses tanggal 3 Desember 2015.
15.
^ Dalam cnnindonesia.com tertulis Bank Dagang Negara Indonesia, namun di artikel lain yaitu
Bank Dagang Nasional Indonesia